Anda di halaman 1dari 13

TAFSIR DARI AYAT 151-162

No. Tafsir Terjemah Ayat

ُ ً ُ ْ َ ٓ َ
Sebagaimana pengalihan kiblat, pengutusan Sebagaimana (Kami telah ‫ك َما ا ْر َسل َنا ِف ْيك ْم َر ُس ْول ِم ْنك ْم‬
ُ ٰ ُ َ ُ
‫َي ْتل ْوا َعل ْيك ْم ا ٰي ِت َنا َو ُي َز ِك ْيك ْم‬
seorang nabi dari bangsa Arab juga menyempurnakan nikmat
1. Kami kepadamu) Kami telah
merupakan suatu kenikmatan yang besar. َ ْ ْ ْ ُ
mengutus kepadamu Rasul ‫َو ُي َع ِل ُمك ُم ال ِك ٰت َب َوال ِحك َمة‬
Kenikmatan yang besar itu adalah َ َ ُ َ ُ
sebagaimana Kami telah mengutus diantara kamu yang ‫َو ُي َع ِل ُمك ْم َّما ل ْم َتك ْو ُن ْوا ت ْعل ُم ْو َن‬
membacakan ayat-ayat Kami
kepadamu seorang Rasul, yakni Nabi
kepada kamu dan mensucikan
Muhammad, dari kalangan kamu. Di antara
kamu dan mengajarkan
tugasnya adalah membacakan ayat-ayat
kepadamu Al Kitab dan Al-
Kami, yaitu Al-Qur'an yang menjelaskan Hikmah, serta mengajarkan
perkara yang hak dan yang batil, atau tanda- kepada kamu apa yang belum
tanda kebesaran Allah, kenabian Nabi kamu ketahui.
Muhammad, dan adanya hari kebangkitan.
Rasul itu juga kami tugasi untuk menyucikan
kamu dari kemusyrikan, kemaksiatan, dan
akhlak yang tercela. Dia juga mengajarkan
kepadamu Kitab Al-Qur'an dan hikmah, yakni
sunah, serta mengajarkan apa yang belum
kamu ketahui, yaitu segala pengetahuan yang
terkait dengan kebaikan di dunia dan akhirat.
Al-Qur'an juga menuturkan kisah para nabi
terdahulu. Hal ini tidak mungkin didapat
kecuali melalui wahyu.
Di antara penyempurnaan nikmat itu ialah
dengan mengutus seorang rasul, yaitu
Muhammad saw, yang membacakan ayat-
ayat Allah, membebaskan umat dari penyakit
syirik dan kejahatan-kejahatan jahiliyah,
mengajarkan Al-Qur'an serta hikmah, dan
mengajarkan apa yang belum mereka
ketahui, sehingga umat Islam menjadi umat
yang memimpin manusia ke arah kemajuan
dan kebahagiaan.

ُ ْ ُ َُْ ُْ َ
Atas semua kenikmatan itu, Allah menyuruh Maka ingatlah kepada-Ku, Aku ‫فاذك ُر ْو ِن ْٓي اذك ْرك ْم َواشك ُر ْوا ِل ْي‬
َْ َ
‫َول تك ُف ُر ْو ِن‬
kaum muslim untuk selalu mengingat-Nya. pun akan ingat kepadamu.
2. Bersyukurlah kepada-Ku, dan
Maka ingatlah kepada-Ku, baik melalui lisan
dengan melafalkan pujian, melalui hati janganlah kamu ingkar
dengan mengingat kekuasaan dan kepada-Ku.
kebijaksanaan Allah, maupun melalui fisik
dengan menaati Allah. Jika kamu
mengingatku, Aku pun pasti akan ingat
kepadamu dengan melimpahkan pahala,
pertolongan, dan kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Bersyukurlah pula kepada-Ku atas
nikmat-Ku dengan menggunakannya di jalan-
Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku,
kepada nikmatnikmatku, dan
mempergunakannya untuk berbuat maksiat.
Maka dengan nikmat yang telah
dianugerahkan Allah kepada kaum Muslimin,
hendaklah mereka selalu ingat kepada-Nya,
baik di dalam hati maupun dengan lisan,
dengan jalan tahmid (membaca al-
hamdulillah), tasbih (membaca Subhanallah),
dan membaca Al-Qur'an dengan jalan
memikirkan alam ciptaan-Nya untuk
mengenal, menyadari dan meresapkan tanda-
tanda keagungan, kekuasaan dan keesaan-
Nya.

Apabila mereka selalu mengingat Allah, Dia


pun akan selalu mengingat mereka pula.
hendaklah mereka bersyukur kepada-Nya
atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-
Nya dengan jalan melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan-Nya dan
dengan jalan memuji serta bertasbih dan
mengakui kebaikan-Nya. Di samping itu,
janganlah mereka mengkufuri nikmat-Nya
dengan menyia-nyiakan dan
mempergunakannya di luar garis-garis yang
telah ditentukan-Nya.

Tidak saja melimpahkan nikmat-Nya, Allah Wahai orang-orang yang


juga menimpakan berbagai cobaan kepada beriman! Mohonlah
3. pertolongan (kepada Allah) ْ ‫ٰٓي َا ُّي َها َّالذ ْي َن ٰا َم ُنوا‬
‫اس َت ِع ْي ُن ْوا‬
orang yang beriman. Karena itu, Allah ِ
‫ه‬
َ ‫الصلوة ا َّن‬ ٰ
meminta mereka bersabar dan terus dengan sabar dan shalat. ‫ّٰللا َم َع‬ ِ ِ َّ ‫الص ْب ِر َو‬ َّ ‫ب‬
ِ
melaksanakan salat. Wahai orang-orang yang Sungguh, Allah beserta orang- َ‫الصبرْين‬ ‫ه‬
orang yang sabar. ِِ
beriman! Mohonlah pertolongan kepada
Allah, baik dalam rangka melaksanakan
kewajiban, menjauhi larangan, maupun
menghadapi cobaan, yaitu dengan sabar dan
salat yang disertai rasa khusyuk, Sungguh,
Allah beserta orang-orang yang sabar dengan
memberikan pertolongan dan keteguhan hati
dalam menghadapi segala cobaan.
Perjuangan menegakkan kebenaran harus
diiringi dengan kesabaran dan
memperbanyak salat, sehingga menjadi
ringan segala kesukaran dan cobaan, karena
Allah senantiasa beserta orang-orang yang
sabar. Dia akan menolong, menguatkan dan
memenangkan orang-orang yang berjuang
menegakkan kebenaran agamanya.
‫ه‬ َ َ ْ ْ َ ْ ُْ ُ َ ََ
Di antara cobaan yang dihadapi orang Dan janganlah kamu
ِ ‫ول تقولوا ِِلن ُّيقت ُل ِف ْي س ِب ْي ِل‬
‫ّٰللا‬
mengatakan orang-orang yang َّ ٰ ۤ َ ٌ ‫َا ْم َو‬
4.
mukmin dalam mempertahankan keimanan
‫ات َب ْل ا ْح َيا ٌء َّول ِك ْن ل‬
mereka adalah berperang melawan kaum terbunuh di jalan Allah ْ َ
(mereka) telah mati. ‫تش ُع ُر ْو َن‬
kafir. Dan jangan-lah kamu mengatakan
bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Sebenarnya (mereka) hidup,
tetapi kamu tidak
Allah, mereka telah mati. Sebenarnya mereka
menyadarinya.
hidup, tetapi kamu tidak menyadari-nya.
Mereka hidup di alam yang lain. Mereka
mendapat kenikmatan yang demikian besar
dari Allah.
Mempertahankan agama Islam suatu
perjuangan. Setiap perjuangan akan meminta
pengorbanan. Akan ada yang kehilangan
harta benda atau keluarga dan akan ada yang
gugur di medan perang dan sebagainya.

Mereka yang gugur di medan perang adalah


syuhada di jalan Allah. Mereka itu menduduki
tempat yang amat mulia. Maka janganlah
dikira bahwa mereka itu mati, tetapi mereka
itu hidup di alam lain. Hanya saja manusia
tidak menyadari kehidupan mereka itu dan
tidak mengetahui hakikatnya. Mereka hidup
dalam alam gaib di mana arwah para syuhada
diistimewakan dari arwah manusia lainnya.
Semangat dan cita-cita perjuangan mereka itu
akan dilanjutkan oleh generasi-generasi
sesudahnya sehingga akan tetap hidup
selama-lamanya.

Kehidupan manusia memang penuh cobaan. Dan Kami pasti akan menguji
Dan Kami pasti akan menguji kamu untuk kamu dengan sedikit
َ ْ َ ُ ُ َ
mengetahui kualitas keimanan seseorang ketakutan, kelaparan, ‫الخ ْو ِف‬ ‫َول َن ْبل َو َّنك ْم ِبش ْي ٍء ِم َن‬
َْ ْ ‫َو ْال ُج ْوع َو َن‬
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
‫ال ْم َو ِال‬ ‫ص ِم َن‬ ٍ ‫ق‬ ِ َْ
buah-buahan. Dan َّ َ ُْ َ
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
sampaikanlah kabar gembira
‫َو َب ِش ِر‬ ٰ َ
‫س والثمر ِت‬ ِ ‫والنف‬
Bersabarlah dalam menghadapi semua itu.
kepada orang-orang yang ‫الص ِب ِرْي َن‬
‫ه‬
Dan sampaikanlah kabar gembira, wahai
sabar
Nabi Muhammad, kepada orang-orang yang
sabar dan tangguh dalam menghadapi
cobaan hidup, yakni orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, apa pun bentuknya,
besar maupun kecil, mereka berkata,
Inna lilla hi wa inna ilaihi ra ji'un
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-
Nyalah kami kembali). Mereka berkata
demikian untuk menunjukkan kepasrahan
total kepada Allah, bahwa apa saja yang ada
di dunia ini adalah milik Allah; pun
menunjukkan keimanan mereka akan adanya
hari akhir. Mereka itulah yang memperoleh
ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk sehingga mengetahui kebenaran.
Allah akan menguji kaum Muslimin dengan
berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan (bahan
makanan). Dengan ujian ini, kaum Muslimin
menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh
keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan
menghadapi ujian dan cobaan. Mereka akan
mendapat predikat sabar, dan merekalah
orang-orang yang mendapat kabar gembira
dari Allah.
ُٓ َ ٌ َ ‫َا َّلذ ْي َن ِا َذ ٓا َا‬
Kehidupan manusia memang penuh cobaan. (yaitu) orang-orang yang ‫ص َاب ْت ُه ْم ُّم ِص ْي َبة قال ْوا‬ ِ
Dan Kami pasti akan menguji kamu untuk apabila ditimpa musibah, َ‫َّ ه َ َّ ٓ َ ْ ٰ ُ ْ ن‬
‫ّلِل وِانا ِالي ِه ر ِجعو‬ ِ ِ ‫ِانا‬
mengetahui kualitas keimanan seseorang mereka berkata "Inna lillahi wa
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, inna ilaihi raji‘un"
(sesungguhnya kami milik
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Allah dan kepada-Nyalah kami
Bersabarlah dalam menghadapi semua itu.
kembali).
Dan sampaikanlah kabar gembira, wahai
Nabi Muhammad, kepada orang-orang yang
sabar dan tangguh dalam menghadapi
cobaan hidup, yakni orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, apa pun bentuknya,
besar maupun kecil, mereka berkata,
Inna lilla hi wa inna ilaihi ra ji'un
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-
Nyalah kami kembali). Mereka berkata
demikian untuk menunjukkan kepasrahan
total kepada Allah, bahwa apa saja yang ada
di dunia ini adalah milik Allah; pun
menunjukkan keimanan mereka akan adanya
hari akhir. Mereka itulah yang memperoleh
ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk sehingga mengetahui kebenaran.
Allah memerintahkan kepada Nabi
Muhammad saw agar memberitahukan ciri-
ciri orang-orang yang mendapat kabar
gembira yaitu orang yang sabar, apabila
mereka ditimpa sesuatu musibah mereka
mengucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi
raji'un ) (Sesungguhnya kami adalah milik
Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).

Kabar gembira itu ialah berita bahwa orang yang


َ َ ْ ْ َ َ َ ٰۤ ُ
sabar itu mendapat berkat, ampunan, rahmat dan Mereka itulah yang ‫صل ٰو ٌت ِم ْن َّ ِرب ِه ْم‬ ‫اول ِٕىك علي ِهم‬
ْ ٰۤ ُ
pujian dari Allah, dan mereka orang-orang yang memperoleh ampunan dan ‫َو َر ْح َم ٌة َواول ِٕى َك ُه ُم اِلُ ْه َت ُد ْو َن‬
mendapat petunjuk kepada jalan yang benar. rahmat dari Tuhannya, dan
mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk.

‫َّ َّ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ۤ ه‬
Pada ayat ini kabar gembira itu ditegaskan Sesungguhnya Safa dan
ِ ‫الصفا واِل ْروة ِمن شعا ِٕى ِر‬
ۚ ‫ّٰللا‬ ‫ِان‬
kembali dengan menjelaskan bahwa Safa dan Marwah merupakan sebagian َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َ َ
‫فمن حج البيت ا ِو اعتمر فل‬
Marwah adalah salah satu tempat ibadah dan syi‘ar (agama) Allah. Maka َ َّ َ َ َ َ ُ
barang siapa ingin mengerjakan ibadah haji, barangsiapa beribadah haji ke ‫اح َعل ْي ِه ا ْن َّيط َّوف ِب ِه َما َو َم ْن‬ ‫جن‬
َ ‫ه‬ َ َ َ
َ ‫َتط َّوع خ ْي ًرا فا َّن‬
َ
haruslah ia melakukan sa'i antara Safa dan Baitullah atau berumrah, tidak ‫ّٰللا ش ِاك ٌر َع ِل ْي ٌم‬ ِ
Marwah. Dengan demikian nyatalah bahwa ada dosa baginya mengerjakan
kaum Muslimin pasti akan berhasil menaklukkan sa‘i antara keduanya. Dan
kota Mekah, karena Mekah adalah tempat barangsiapa dengan kerelaan
melakukan ibadah haji yang menjadi rukun hati mengerjakan kebajikan,
kelima dalam Islam yang harus dikerjakan oleh maka Allah Maha Mensyukuri,
setiap Muslim yang mampu menunaikannya. Maha Mengetahui.
Karena itu, Masjidilharam dan sekelilingnya
harus dibersihkan dari berhala serta
kemusyrikan.

Meskipun ada perbedaan pendapat antara imam-


imam mazhab mengenai hukum sa'i ini; ada yang
menganggapnya sebagai rukun haji seperti Imam
Malik dan Imam Syafi'i dan ada pula yang
menganggapnya sebagai wajib haji seperti Imam
Abu Hanifah, namun jelas bahwa sa'i itu harus
dikerjakan dalam menunaikan ibadah haji.

Secara umum, tidak ada perbedaan antara rukun


dan wajib, tetapi khusus dalam masalah haji
dibedakan antara keduanya. Rukun ialah yang
harus dikerjakan atau tidak dapat diganti atau
ditebus. Wajib ialah yang mesti dikerjakan tapi
jika tertinggal harus diganti dengan membayar
denda (dam). Yang menjadi pertanyaan di sini
ialah mengapa dalam ayat ini disebutkan "tidak
ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara
keduanya" padahal itu adalah suatu rukun yang
wajib, dan tidak mungkin seseorang yang
menunaikan rukun atau wajib akan berdosa.

Hal ini untuk menghilangkan keragu-raguan


kaum Muslimin tentang mengerjakan sa'i, karena
kaum musyrikin juga mengerjakan sa'i dalam
ibadah mereka, seakan-akan apa yang dikerjakan
kaum musyrikin itu tidak boleh dilakukan oleh
kaum Muslimin dan mereka akan berdosa bila
mengerjakannya. Jadi harus dipahami bahwa
maksud mengerjakan sa'i kaum musyrikin
berbeda dari kaum Muslimin. Mengerjakan sa'i
itu adalah bukti atau perwujudan dari keimanan
kepada Allah serta kepatuhan pada perintah-Nya.

Kemudian Allah menjelaskan bahwa barang


siapa yang berbuat kebajikan atau amal ibadah
lebih daripada yang diwajibkan kepadanya
(mengerjakan yang sunah-sunah), Allah akan
mensyukuri amal kebaikan itu dan Allah Maha
Mengetahui semua amalan hamba-Nya. Maka
janganlah ragu-ragu berbuat kebaikan, karena
semua amal itu akan dibalas dengan berlipat
ganda oleh Allah.

ْ َْ ٓ َ ْ َّ
Ayat ini turun mengenai pendeta-pendeta Sungguh, orang-orang yang ‫ِا َّن ال ِذ ْي َن َيك ُت ُم ْون َما ان َزل َنا ِم َن‬
ْۢ ْ ٰ ْ
‫ال َب ِين ِت َوال ُه ٰدى ِم ْن َب ْع ِد َما َب َّي هن ُه‬
Yahudi. Mereka menyembunyikan kepada kaum menyembunyikan apa yang

ُ‫ِل َّلناس فى ْال ِك ٰتب ُا ٰۤول ِٕى َك َي ْل َع ُن ُهم‬


mereka tentang sifat-sifat Nabi Muhammad yang telah Kami turunkan berupa
tersebut dalam kitab suci mereka, agar orang keterangan-keterangan dan ِ ِ ِ
َ‫ه ُ َ َ ْ َ ُ ُ ُ ه ُ ْ ن‬
Yahudi jangan masuk Islam. Ahli Kitab selalu petunjuk, setelah Kami ‫ّٰللا ويلعنهم الل ِعنو‬
menyembunyikan kebenaran Islam serta jelaskan kepada manusia
kebenaran Nabi Muhammad saw padahal yang dalam Kitab (Al-Qur'an),
demikian itu telah tertulis dengan nyata dan jelas mereka itulah yang dilaknat
dalam kitab mereka. Orang-orang itu wajar Allah dan dilaknat (pula) oleh
mendapat laknat dari Allah dan dijauhkan dari mereka yang melaknat
rahmat serta kasih sayang-Nya dan wajar pula
bila laknat dimintakan untuk mereka oleh
malaikat dan manusia seluruhnya. Hukum
mengenai kutukan bagi orang yang
menyembunyikan ilmu pengetahuan yang
sebenarnya mesti disiarkan dan dikembangkan
tidak hanya terbatas pada Ahli Kitab, bahkan
mencakup semua orang yang bersikap seperti itu.
Hal ini dikuatkan oleh sebuah hadis Rasulullah
saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau
bersabda:
Siapa ditanya tentang suatu ilmu yang
diketahuinya tetapi tidak mau menerangkannya
kepada penanya itu maka Allah akan
membelenggunya dengan belenggu dari api
neraka pada hari Kiamat. (Riwayat Ibnu Majah
dari Abu Hurairah).

Abu Hurairah berkata, "Kalau tidak karena takut


akan ancaman Allah dalam ayat ini (ayat 159)
tentu saya tidak akan meriwayatkan suatu hadis
pun dari Rasulullah." Karena itu seorang Muslim
berkewajiban menyampaikan ilmu yang
dimilikinya, baik yang berupa pengetahuan
agama maupun berupa pengetahuan umum,
yang bermanfaat bagi masyarakat. Bila diketahui
akan ada pelanggaran terhadap hukum agama,
atau penyelewengan dari akidah yang benar,
seperti tersiarnya bid'ah dari aliran-aliran
kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid,
para ulama harus bangun serentak untuk
mencegahnya, baik dengan lisan maupun tulisan.
Dengan demikian kesucian agama dan
kemurniannya akan tetap terpelihara.
Orang Yahudi mendapat laknat karena mereka
selalu menyembunyikan kebenaran. Bila mereka
melihat sesuatu yang mungkar atau yang tidak
benar, mereka diam saja dan tidak berusaha
untuk mencegah atau memperbaikinya.

َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْ َّ َّ
Allah mengimbau umat Islam untuk ‫صل ُح ْوا َو َب َّي ُن ْوا‬ ‫ِال ال ِذين تابوا وا‬
menyampaikan kebenaran. Sungguh, orang-
‫اب‬ ُ ‫و‬ َّ َّ
‫الت‬ ‫ا‬‫ن‬
َ َ
‫ا‬ ‫و‬َ ۚ ‫َف ُا ٰۤولى َك َا ُت ْو ُب َع َل ْيه ْم‬
kecuali mereka yang telah ِ ِٕ
orang yang menyembunyikan apa yang telah ُ ْ َّ
bertobat, mengadakan ‫الر ِحيم‬
Kami turunkan, yakni kitab-kitab samawi perbaikan dan
sebelum Al-Qur'an, dengan tidak menjelaskan(nya), mereka
memaparkannya kepada masyarakat atau itulah yang Aku terima
menggantinya dengan yang lain, berupa tobatnya dan Akulah Yang
keterangan-keterangan tentang satu Maha Penerima tobat, Maha
kebenaran dan petunjuk, seperti sifat-sifat Penyayang.
Nabi Muhammad atau hukum syariat
tertentu setelah Kami jelaskan kepada
manusia dalam Kitab Al-Qur'an, mereka
itulah orang yang dilaknat Allah, dijauhkan
dari rahmat-Nya, dan dilaknat pula oleh
mereka yang melaknat: para malaikat dan
kaum mukmin. Ayat ini berlaku bagi setiap
orang yang sengaja menyembunyikan
kebenaran dari Allah. Laknat itu akan selalu
meliputi mereka, kecuali mereka yang telah
bertobat dan menyesali dosa mereka, dan
mengadakan perbaikan dengan berbuat
saleh, dan menjelaskan-nya; mereka itulah
yang Aku terima tobatnya, dan Akulah Yang
Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati
dalam keadaan kafir akan mendapat empat
macam pembalasan. Pertama, mereka itu
mendapat laknat Allah, para malaikat dan
manusia seluruhnya; kedua, mereka kekal di
dalamnya, di dalam laknat itu, dan karenanya
mereka akan masuk neraka untuk selamanya;
ketiga, mereka tidak akan diringankan
azabnya; dan keempat, mereka tidak diberi
penangguhan sebagaimana pada saat mereka
di dunia.
Orang yang tobat dari kesalahan dan
kelalaiannya serta memperbaiki dirinya
dengan cara mendekatkan diri kepada Allah,
menerangkan serta menyebarkan ilmu yang
dimilikinya, berani menegakkan kebenaran
serta memerangi kemungkaran dikecualikan
dan dibebaskan dari laknat Allah. Bagi orang-
orang yang seperti itu walaupun mereka telah
terlanjur berbuat kesalahan, namun Allah
tetap menyediakan ampunan, karena Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Jadi
janganlah seseorang berputus asa dari rahmat
Allah dan petunjuk-Nya bagaimanapun besar
dan banyaknya kesalahan serta dosanya,
karena pintu tobat dan rahmat Allah terbuka
selebar-lebarnya bagi orang yang insaf dan
ingin memperbaiki dirinya.

ُ ُ َ َّ
Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati Sungguh, orang-orang yang ‫ِا َّن ال ِذ ْي َن ك َف ُر ْوا َو َمات ْوا َو ُه ْم ك َّف ٌار‬
dalam keadaan kafir akan mendapat empat kafir dan mati dalam keadaan َ ٰۤ َ ْ ‫ُ ٰۤ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ُ ه‬
‫ّٰللا َواِلل ِٕىك ِة‬
ِ ‫اول ِٕىك علي ِهم لعنة‬
macam pembalasan. Pertama, mereka itu kafir, mereka itu mendapat َ
‫اس ا ْج َم ِع ْي َن‬ِ ‫والن‬
َّ َ
mendapat laknat Allah, para malaikat dan
manusia seluruhnya; kedua, mereka kekal di laknat Allah, para malaikat dan
dalamnya, di dalam laknat itu, dan karenanya manusia seluruhnya
mereka akan masuk neraka untuk selamanya;
ketiga, mereka tidak akan diringankan
azabnya; dan keempat, mereka tidak diberi
penangguhan sebagaimana pada saat mereka
di dunia.
Orang-orang kafir, termasuk para Ahli Kitab
yang tidak bertobat, kemudian mati dalam
kekafiran, mereka tetap mendapat laknat
Allah, malaikat dan manusia seluruhnya.
Mereka kekal di dalam neraka, tidak akan
diringankan siksaan mereka dan tidak akan
ditangguhkan. Demikian nasib mereka kelak
pada hari kiamat, tidak ada kesempatan lagi
untuk bertobat dan mengerjakan amal saleh,
dan andaikata mereka sanggup memberikan
emas sebesar bumi untuk menebus kesalahan
mereka, pasti tidak akan diterima Allah
sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati


dalam kekafiran, tidak akan diterima
(tebusan) dari seseorang di antara mereka
sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi,
sekiranya dia hendak menebus diri
dengannya. Mereka itulah orang-orang yang
mendapat azab yang pedih dan tidak
memperoleh penolong. (Ali 'Imran/3: 91)

ُ َّ َ ُ َ َ ْ َ ْ ٰ
Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati mereka kekal di dalamnya ‫ف َع ْن ُه ُم‬ ‫خ ِل ِدين ِفيها ۚ ل يخف‬
dalam keadaan kafir akan mendapat empat (laknat), tidak akan َ ْ ُ َ ْ ُ ْ ُ َ َ ُ َ َ ْ
‫العذاب ول هم ينظرون‬
macam pembalasan. Pertama, mereka itu diringankan azabnya, dan
mendapat laknat Allah, para malaikat dan mereka tidak diberi
manusia seluruhnya; kedua, mereka kekal di penangguhan.
dalamnya, di dalam laknat itu, dan karenanya
mereka akan masuk neraka untuk selamanya;
ketiga, mereka tidak akan diringankan
azabnya; dan keempat, mereka tidak diberi
penangguhan sebagaimana pada saat mereka
di dunia.
Orang-orang kafir, termasuk para Ahli Kitab
yang tidak bertobat, kemudian mati dalam
kekafiran, mereka tetap mendapat laknat
Allah, malaikat dan manusia seluruhnya.
Mereka kekal di dalam neraka, tidak akan
diringankan siksaan mereka dan tidak akan
ditangguhkan. Demikian nasib mereka kelak
pada hari kiamat, tidak ada kesempatan lagi
untuk bertobat dan mengerjakan amal saleh,
dan andaikata mereka sanggup memberikan
emas sebesar bumi untuk menebus kesalahan
mereka, pasti tidak akan diterima Allah
sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati


dalam kekafiran, tidak akan diterima
(tebusan) dari seseorang di antara mereka
sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi,
sekiranya dia hendak menebus diri
dengannya. Mereka itulah orang-orang yang
mendapat azab yang pedih dan tidak
memperoleh penolong. (Ali 'Imran/3: 91)

Anda mungkin juga menyukai