Segala puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala
nikmatnya, sehingga kita dapat berkumpul untuk melaksanakan kewajiban kita di hari yang penuh
berkah ini. Tentu, khatib berwasiat kepada jamaah sekalian dan khususnya untuk diri khatib pribadi,
marilah sama-sama kita menjaga kualitas ketakwaan kita sembari berusaha secara perlahan untuk
meningkatkannya. Sebab dengan ketakwaan, Allah akan memberikan jalan kemudahan di setiap
problem kehidupan yang kita alami.
Di penghujung tahun 1444 H ini marilah kita berintrospeksi apakah tahun ini kita lalui dengan penuh
kebaikan, peningkatan ketakwaan serta amal ibadah kita. Apakah pada tahun ini hubungan kita
dengan orang-orang sekitar kita semakin harmonis atau sebaliknya.
Begitu pun hubungan kita dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Pada tahun ini, sudah berapa banyak
kita belanjakan harta kita di jalan Allah? Atau kita hanya larut dalam ketamakan dan nafsu mengejar
dunia tanpa tersentuh hati kita untuk menyedekahkan rezeki yang kita dapat.
Begitu pun dengan ragam amal ibadah yang kita lakukan, apakah sudah kita sempurnakan dengan
ibadah sunah lainnya?, apakah diri kita tergerak karena mengejar rida Allah? Atau sejauh ini karena
hanya untuk menggugurkan kewajiban saja.
Sebagai seorang muslim kita mesti memperhatikan perbuatan yang kita lakukan sebab di akhirat nanti
akan dipertanggungjawabkan. Jangan sampai kita lalai dan lupa bahwa setelah kehidupan dunia ada
kehidupan akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Quran surah al-Hasyr ayat 18:
ْ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ْلتَ ْنظُ ْـر نَ ْفسٌ َما قَ َّد َم
َت لِ َغ ٍد ۖ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ ِإ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون
Artinya, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS al-Hasyr: 18)
Ayat yang tadi dibacakan perlu kita renungi sebagai pengingat di penghujung tahun ini. Bukan hanya
sebagai pengingat sehingga diri kita melakukan muhasabah, akan tetapi untuk memperbaiki diri kita
di tahun selanjutnya. Bukan sekadar motivasi yang dibutuhkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik,
namun kita dituntut untuk bergerak dan melakukan perubahan sedikit demi sedikit dengan usaha yang
nyata. Jamaah yang berbahagia, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki diri.
Pertama, niatkan diri kita untuk menjadi lebih baik sejak saat ini. Dengan niat, seorang muslim dapat
memelihara tujuan yang ingin dicapainya. Itulah mengapa ibadah-ibadah dalam Islam diawali dengan
niat. Di sisi lain, Rasululullah shallahu alaihi wa sallam pernah bersabda:
Hadits tersebut menegaskan bahwa niat lebih baik daripada perbuatan yang kita lakukan, oleh
sebab itu perlu kita mengawali perubahan diri kita kepada yang lebih baik dengan niat yang
baik. Hadis ini, tidak sama sekali mendukung seseorang untuk merencanakan sesuatu
kemudian tidak merealisasikannya. Karena niat adalah suatu kehendak yang disertai dengan
perbuatan.
Yang kedua, melakukan tobat atas kemaksiatan yang kita lakukan di tahun lalu dan
berkomitmen untuk berusaha tidak mengulanginya di tahun depan. Mungkin untuk bertobat
saja adalah hal yang tidak begitu sulit, namun komitmen untuk tidak mengulanginya butuh
usaha yang gigih dari diri seorang muslim. Jamaah sekalian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam sehari melakukan tobat seratus kal, kendati beliau sudah dijamin masuk surga.
Beliau pernah bersabda:
َم َّر ٍة،َ فِي ْاليَوْ ِم ِإلَ ْي ِه ِماَئة، ُ فَِإنِّي َأتُوب،ِيَا َأيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا ِإلَى هللا
Artinya, “Wahai sekalian manusia, bertobatlah kepada Allah, karena sesungguhnya aku juga bertobat
kepada-Nya sehari seratus kali.” (Hadis riwayat Imam Muslim)
Lantas bagaimana kita melakukan tobat? Cobalah dengan tahapan-tahapan yang ringan. Pertama niat
untuk meninggalkan perbuatan tersebut, kedua memohon ampunan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
atas perbuatan yang selayaknya tidak kita lakukan. Bacalah lafaz-lafaz istigfar seperti astagfirullahal
‘azhim, dan sejenisnya. Lebih utama lagi, apabila mengamalkan sayyidul istigfar yang pernah Nabi
ajarkan:
Di penghujung tahun 1444 H ini, semoga kita dapat mempersiapkan diri untuk menjadi lebih baik dan
lebih saleh untuk menyambut datangnya tahun Baru 1445 H, dengan memperbanyak Muhasabah,
membaca istighfar, solawat, mujahadah, istighosah dan Sodakah, Semoga poin-poin yang telah
disampaikan di atas dapat sama-sama kita jalankan. Janganlah menunda-nunda diri untuk melakukan
kebaikan.
Mudah-mudahan dari khotbah singkat ini mendapatkan Barokah manfaat, mendapatkan Rahmat dan
ridho Allah SWT. Aminn ya Robbal a’lamin.
Khutbah II