Anda di halaman 1dari 6

Kitab Riyadhus sholihin

Bab 8 Istiqomah
Ayat pertama :
ۡ ُٓ ۡ ۡ
َ َ‫فَٱستقِ َمَكماَأمِرت‬
Maka tetaplah kamu pada jalan yang lurus ( Istiqomah lah ) , sebagaimana diperintahkan kepadamu (
Hud : 112 )

1. “Maka istiqomahlah” : Tegak, kokoh diatas Agama Allah ( Syeikh utsaimin )


Istiqomah adalah pemuliaan termulia yang berikan kepada hamba Nya
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, beliau berkata :

ُ ‫َِلز‬
‫ومَاالستقام َة‬ ُ ‫أعظمَالكرامة‬
ُ

“ Karomah yang paling mulia adalah berpegang teguh dengan istiqomah”.

2. “sebagaimana diperintahkan kepadamu”


Istiqomah bukan dengan cara sendiri, dibuat buat, tapi dengan syari’at

َ َ‫َأطلبَاإلقامةَيلعَدينَاَلل‬:َ!َ‫استقم‬
Istiqomahlah, carilah ketetapan keteguhan diatas jalan Allah
Lurus : Tidak berlebihan, dengan ghuluw dan tidak bid’ah ( jangan ditambah tambah )
Tidak dikurangi, dengan kemaksiatan dan kemungkaran

Ayat Kedua :

ُ ‫ت َ ُك‬ ۡ ْ ُ ۡ ْ ُ ۡ ْ ُ ُ َٰٓ ۡ ُ ْ ُ َٰ ۡ ُ ُ ْ ُ
َ‫نت ۡم‬ ِ ‫وا َتتَنلَعل ۡي ِه ُم َٱلملئِك َة َأالََتافواَوالََتزنواَوأب‬
َ ِ ‫ِشواَ َب ِٱۡلنةِ َٱل‬ َ ‫لل َثم َٱستقم‬ َ ‫ِين َقالواَر ُّبنا َٱ‬
َ ‫إِنَ َٱَّل‬
ُ ُ ُ ٓ ۡ ُ ۡ ُّ ۡ ۡ ُ ُٓ ۡ ُ ۡ ُ ُ
َ‫ِهَأنف ُسك ۡمَولك ۡمَ فِيهاَماَتد ُعون‬ ِ ‫َِفَٱۡلي َٰوَة َِٱدلنيَاَو ِِفَٱٓأۡلخِرَة َِولك ۡمَ فِيهاَماَتشت‬
ِ ‫توعدونََننَأو ِِلاؤكم‬
ُ ْ ‫ُُا‬
َ ‫ِيم‬
ٍَ ‫ورَرح‬ ٍ ‫نزالَمِنَغف‬
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang
telah dijanjikan Allah kepadamu".
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh
apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Fushilat : 30-
32 )

Pembahasan

Tentang ayat di atas, al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata, ”Mereka mengikhlaskan amal semata-
mata karena Allâh dan melaksanakan ketaatan sesuai dengan syari’at Allâh.”[ Tafsîr Ibni Katsîr,
VII/175.]
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat akan turun menuju kepada orang-orang yang istiqamah
ketika kematian menjemput, di dalam kubur, dan ketika dibangkitkan. Para malaikat itu memberikan
rasa aman dari ketakutan ketika kematian menjemput, menghilangkan kesedihannya dengan sebab
berpisah dengan anaknya karena Allâh adalah pengganti dari hal itu, memberikan kabar gembira
berupa ampunan dari dosa dan kesalahan, diterimanya amal, dan kabar gembira dengan surga yang
belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati
manusia.[ Tafsîr Ibni Katsîr (VII/177) dengan diringkas dan Qawâ’id wa Fawâ-id (hlm. 186-187)]

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat ini:

ُ ْ ُ ْ ُ
❖ (‫ة‬
َ ‫“ ) تتَنلَعلي ِهمَالمَلئِك‬Maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka,” yakni di saat

kematian sambil berkata,


ُ
❖ (‫“ ) أالَ َتافوا‬janganlah kamu merasa takut,” yaitu dari perkara-perkara akhirat yang akan

mereka hadapi,

❖ (‫تَحْ زَ نُ ْوا‬ ‫“) َو ََل‬dan janganlah kamu bersedih hati,” yaitu dari perkara-perkara dunia yang telah
kalian tinggalkan, seperti anak-anak, keluarga, harta, agama, karena sesungguhnya Kami akan
menggantinya.
ْ ُ ُْ ْ ُْ ُ ْ ْ ُ ْ
ْ ‫“)واب ِِشواَبِاۡلنةَِال‬Dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang
❖ (َ‫تَكنتمَتوعدون‬ِ
telah dijanjikan kepadamu,” lalu mereka diberi kabar gembira dengan hilangnya keburukan dan
tercapainya kebaikan.

َٰ ْ ْ ُّ
❖ (ِ‫َِفَاۡليوة َِادلنياَو ِِفَاالخِرَة‬
َٰ ْ ْ ُ ُ ْ ُْ
ِ ‫“)َننَاو ِِلاۤؤكم‬Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan
dunia dan akhirat,” yaitu para malaikat berkata kepada orang-orang mukmin ketika kematian,

❖ (‫م‬
ْ ُ ُ ْ ُْ
َ ‫“ )َننَاو ِِلاۤؤك‬Kamilah pelindung-pelindungmu“; yakni pendamping-pendamping kalian di

dalam kehidupan dunia, kami menunjukkan, mengarahkan, dan melindungi kalian dengan
perintah Allâh. Begitu juga kami akan bersama kalian di akhirat, menemani kesendirian kalian
di alam kubur, ketika ditiupnya sangkakala, dan mengamankan kalian pada hari kebangkitan
dan berkumpulnya manusia, serta membawa kalian melintasi ash-shirâth al-mustaqîm, dan
menyampaikan kalian ke surga yang penuh nikmat.

❖ (‫م‬
ْ ُ
َ ‫انفسك‬ ْٓ ِ ‫ك ْمَ فِيْهاَ ماَ ت ْشت‬
ُ ُ ْ َ‫ِه‬ ُ
‫“)ول‬di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu
inginkan,” yaitu di dalam surga kalian akan memperoleh segala yang kalian pilih yang
diinginkan oleh jiwa kalian dan disenangi oleh diri kalian.
ُْ ْ ْ ُ
❖ (َ‫“ )ولكمَ فِيها َماَتدعون‬Dan memperoleh apa yang kamu minta ( akui ),” yaitu apapun yang
kalian minta akan kalian dapatkan dan tersedia di hadapan kalian, sebagaimana yang kalian
inginkan.

ْ ْ ُ ْ ‫ُُا‬
❖ Firman Allâh, (‫م‬
ٍَ ‫“)نزالَمِنَغفو ٍرَرحِي‬sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allâh) Yang Maha

Pengampun, Maha Penyayang,” yaitu hidangan, pemberian, dan kenikmatan dari Rabb Yang
Maha Pengampun atas dosa-dosa kalian, Maha Mengasihi kalian serta Maha lembut, di mana
Dia mengampuni, memaafkan, menyayangi, dan mengasihi (kalian).[ Tafsîr Ibni Katsîr (VII/177-
179) dengan ringkas]

❖ Jamuan ini adalah nikmat pembuka, puncak nikmat adalah melihat wajah Allah.

❖ Dimaafkan dosa dosa yang tidak bisa dihindari

ْ ْ ُ ْ ۡ
َ‫ِين َأ ۡحس ُنوا‬
َ ‫ِين َأ َٰٓس ُـواَ بِماَع ِملواَوي ۡج ِزي َٱَّل‬
َ ‫ۡرض َ ِِل ۡج ِزي َٱَّل‬
َ ِ ‫اَِف َٱۡل‬ َِ َٰ ‫اَِف َٱلسمَٰو‬
ِ ‫ت َوم‬ ِ ‫للِ َم‬
َِ‫و‬
ۡ ُ ۡ ُ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ ُ ۡ ‫َبٱ‬
َ ‫ۡل ۡسنَ َٱَّل‬
َ‫ِين ََيتن ُِبونَك َٰٓبئِر َٱ ِإلث َِم َ َوٱلفوَٰحِشَ َإِال َٱللممَ َإِنَربكَوَٰس ُِع َٱلمغفِرَة َِهوَأعل ُمَ بِك ۡمَ إِذ‬ ِ
ۡ ُ ُ ُ ْ ُّ ُ ُ ُ ُ ُ ٞ‫نت ۡمَأجنة‬ ۡ
ُ ‫ِإَوذَأ‬ ۡ ُ
ََٰٓ ‫ونَأمهَٰت ِك ۡمَۖۡفَلَتزك ٓواَأنفسك ۡمَۖۡهوَأعل ُمَبِم ِنَٱت‬
َ َ‫ق‬ ِ ‫َِفَبط‬
ِ ِ َ ِ ‫أنشأكمَمِنَٱۡل‬
َ‫ۡرض‬

Dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka
kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang
lebih baik (surga). (Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang
selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu maha luas ampunan-Nya. Dan
Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika
kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah
yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa. ( An Najm : 31 – 32 )

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu, bahwa Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

ْ ُّ ُ ُْ
َ‫ َُكنا َنكرَُه‬،ِ‫ َيار ُسولَ َالل‬:َ ‫قلنا‬.َ )َ ُ‫الل َل ِقاء َه‬
َُ َ ‫للَِك ِرَه‬ َْ ‫ َوم‬،ُ‫َالل َ ل ِقاءه‬
َ ‫ن َك ِرَه َل ِقاءَ َا‬ ُ ‫م ْنَأحبَ ل ِقاءَاللَِأحب‬

ُ ْ ْ ْ ْ ْ ْ
ََ‫للَِعزوجلََبِماَه َوَصائِر‬
َ ‫ِنَا‬
َ ‫يَم‬ َ ِ ‫ِنَإِذاَ ُح‬
َُ ِ‫ضَجاء َهَُالبش‬ ِ ‫َ(ليسََذاكََكراهِيةََالم ْو‬:َ‫َقال‬.َ‫الم ْوت‬
َ ‫َولكِنََال ُمؤم‬،‫ت‬
ْ ْ ُ ْ ْ ْ
َ‫جرََأ َوَِالَكف ِرََإِذَا‬ ُ َُ َ‫ب‬
ِ ‫َِإَونََالفا‬.‫اللَل ِقاء َه‬ َ ِ ‫نَيكونََق َْدَل‬
َ ‫َفأح‬،‫قَاللََعزوجل‬ َ ‫ِنَأ‬
َ ‫بَإِِل َهَِم‬ ْ ََ‫َفليْس‬،ِ‫إِِلْه‬
َ ‫َشءََأح‬

ُ ُ
).‫رهَاللَل ِقاء َه‬
ُ ْ ْ ْ ُ ُ ُ
ِ ‫َوك‬،ِ‫َفك ِرهَل ِقاءالل‬،‫َالِش‬
ِ ‫َالِشَأوَمايلقاهَمِن‬
ِ ‫ِن‬
َ ‫ضَجاء َهَبِماَه َوَصائِرََإِِل َهَِم‬
َِ ‫ح‬

Barangsiapa menyukai perjumpaan dengan Allâh, niscaya Allâh suka untuk menjumpainya. Dan
barangsiapa membenci perjumpaan dengan Allâh, niscaya Allâh benci menjumpainya.” Kami bertanya,
”Ya Rasûlullâh, kami semuanya benci kepada kematian.” Rasûlullâh H menjawab, ”Bukan itu yang
dimaksud benci kematian. Akan tetapi jika seorang Mukmin berada dalam detik kematiannya, maka
datanglah kabar gembira dari Allâh Ta’ala tentang tempat kembali yang ditujunya. Maka tidak ada
sesuatu pun yang lebih dicintainya daripada menjumpai Allâh Ta’ala, maka Allâh pun suka
menjumpainya. Dan sesungguhnya orang yang jahat atau kafir jika berada dalam detik kematiannya,
maka datanglah berita tentang tempat kembali yang dituju berupa keburukan atau apa yang akan
dijumpainya berupa keburukan, lalu dia benci bertemu dengan Allâh, maka Allâh pun benci
menemuinya.[ Shahîh: HR Ahmad, III/107]

Ayat ketiga :

ۡ ُ
ََۢ‫ۡلن َةَِخ َٰ ِِلِينَفِيهاَجزآء‬ ۡ َٰٓ ْ ُ ُ ۡ ۡ ُ ْ ُ َٰ ۡ ُ ُ ْ ُ
‫واَفَلَخ ۡوفَعل ۡي ِه ۡمَوالَهمََيزنونَأولئِكَأصحبَٱ‬
َٰ َ ‫ِينَقالواَر ُّبناَٱ‬
َ ‫للَثمَٱستقم‬ َ ‫إِنََٱَّل‬
ُ ْ ُ
َ َ‫بِماََكنواَي ۡعملون‬

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap
istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka
itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah
mereka kerjakan. ( Al Ahqaf : 13 – 14 )

Hadist pertama :

ُْ ُْ ْ ُ ْ
َِ ‫اإل‬
َ‫سَلم‬ ِ َ‫لَِف‬
َ ِ َ‫ل‬
َ ‫اللَِق‬ َُ ‫َقل‬:‫َبنَعبدَاللَريضَاللَعنهَقال‬
َ َ‫َياَرسول‬:َ‫ت‬ ِ ‫يان‬ ‫ف‬ ‫َوقيلَأيبَعمرةَس‬،َ‫َع ْنَأيبَعمرو‬

ْ ََ‫َ ُثم‬:ِ‫بالل‬ ْ ُْ ْ َ‫حدا ا‬ ْ ُ ‫ا‬


‫استق َِْمَ»َرواهَمسل َم‬ َ َ‫ت‬ َ ‫َآمن‬:َ‫ل‬
َ ‫َ«َق‬:‫َقال‬.َ‫ك‬
َ ‫غي‬ َ ‫والَالَأ ْسأ َلَعنهَأ‬
َ ‫ق‬

Dari Abu ‘Amr, ada yang mengatakan namanya Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdullah radhiyallahu anhu,
katanya: “Saya bertanya: Ya Rasulullah, katakanlah padaku dalam Islam tentang suatu ucapan yang
saya tidak akan menanyakan lagi pada seorang selain Tuan.” Rasulullah shalallahu alaihi wasalam
bersabda: “Katakanlah, saya beriman kepada Allah kemudian bertindak luruslah -berpegang teguhlah-
pada kebenaran.” (Riwayat Muslim).
Hadist kedua :

ُ ُ
َ، َُ ََ‫ َقال َقال َرسول َاللَ َصل‬:َ ‫وعنَأيبَهريْرةَريضَاللَعنه‬
َ َ ‫َ« َقارِ ُبوَا َوسدِدوَا‬:َ ‫الل َعليْ َهَِوسلم‬ ْ

ْ ُ َ‫َوالَأنْتَيَا‬:َ‫ك َْمَبعمل َهَِ»َقالوَا‬


ُ ْ ُ ْ‫نَين‬ ْ
ََ‫َ«َوالَأناَإالَأن‬:َ‫رسولََالل؟َقال‬ ‫جوَأحدََمن‬ َْ ‫واعل ُموَاَأنهَل‬

ْ ْ ْ
‫لَ»َرواهَمسلم‬
ٍَ ‫يتغمدينَاللََبرْح ٍَةَمنهَوفض‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, katanya: Rasulullah shalallahu alaihi wasalam
bersabda: “Biasakanlah kalian dalam mendekatkan diri kepada Allah dan berpegang teguhlah
kepada keyakinan kalian. Ketahuilah! Bahwasanya tidak seorangpun yang dapat selamat
karena amal perbuatannya.” Para sahabat bertanya: “Sekalipun Tuan sendiri juga tidak -dapat
diselamatkan oleh amalnya- ya Rasulullah.” Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab:
“Sayapun tidak dapat, kecuali jikalau Allah menutupi diriku -memberikan karunia padaku-
dengan kerahmatan dariNya serta dengan keutamaanNya.” (Riwayat Muslim). .
ْ ُ ُ ‫ قالَالْ ُعلم‬.‫ن‬
ُ ُ ‫ َل‬:َ ِ‫ َمعنَاالستقامة‬:َ ‫اء‬ ُ ُ ْ‫ين َ» َيُل‬
َ‫َوِه‬،‫ِم‬
ِ ‫ َو ِِهَ م ِْنَجوامِعِ َاللك‬:َ ‫َقالوا‬،َ‫زومَطاعِةَاللَِتعال‬ َ ‫بسنَ َوي ْسُت‬ َ ‫« َيتغمد‬

ُ
‫َوباللَاتلوفيق‬،َِ‫نظامَاۡلمور‬

Istiqomah 2 cara

ْ ُ ْ ُ ْ
َ ‫َالق ْص َُدَاَّليَالَغلوََفيهََوالَتق‬:َ»ََ‫«َال ُمقاربة‬
1. .َ‫صي‬

Mendekati : ini baik selama niatnya tepat sasaran, namun tidak tercapai,
ُ ُ
2. َ‫اإلصابة‬
ِ ‫امةَو‬
َ ‫االستق‬ َُ ‫«َالس‬
ْ َ:َ»َ‫داد‬

Tepat / kena sasaran ( yang terbaik )

Anda mungkin juga menyukai