Anda di halaman 1dari 4

Merenungkan Ciptaan Allah Ta’ala

‫ َوعَلَى آ ِل ِه َو َص ْح ِِ ِه‬،‫الس ََل ُم عَلَى ُم َح َّم ٍد َس ِ ِّي ِد َولَ ِد عَ ْدَنَ َن‬ َّ ‫الص ََل ُة َو‬َّ ‫ َو‬،‫ال َح ْمدُ ِل ّٰل ِّ ِه الْ َم ِل ِك الد َََّّّي ِن‬
‫ َو َآ ْشهَدُ َآ ْن ََّّل ا ّٰل َه ا ََّّل الل ُه َو ْحدَ ُه ََّل َش ِريْ َك لَ ُه الْ ُمنَ َّـز ُه َع ِن الْ ِج ْس ِم َّي ِة َوالْ ِجهَ ِة‬،‫َوَتَ ِب ِع ْي ِه عَلَى َم ِّ ِر َّالز َم ِان‬
ِ ِ
،‫ َو َآ ْشهَدُ َآ َّن َ ِ ِّيدَ ُم َح َّمدً ا َ ِْ ُه َو َر ُس ْول ُه الذ ْي ك َان ُخلق ُه الق ْرآ ُن‬،‫َو َّالز َم ِان َوالْ َم َك ِان‬
ُ ْ َ ُ َ ِ َّ ُ ُ‫د‬ ‫ع‬ َ‫َن‬ ‫س‬
‫ ِا َّن ِف ْي‬:‫ الْ َقائِ ِل ِفي ِك َتا ِب ِه الْ ُق ْرآ ِن‬،‫ فَا ِن ِّي ُآ ْو ِص ْي ُك ْم َون َ ْف ِسي ِب َت ْق َوى الل ِه ال َمنَّ ِان‬،‫ ِع َِا َد َّالر ْح ّٰم ِن‬، ُ‫َآ َّما ب َ ْعد‬
‫ ال َّ ِذ ْي َن ي َ ْذ ُك ُر ْو َن ال ّٰل ِّ َه ِق َيا ًما‬،‫الس ّٰم ّٰو ِت َو ْ َاَّل ْر ِض َوا ْخ ِت ََل ِف ال َّ ْي ِل َوالنَّه َِار َ َّٰليّٰ ٍت ِ ِّ َُّلو ِلى ْ َاَّللْ َِ ِاب‬
َّ ‫َخلْ ِق‬
‫ ُس ِْ ّٰحنَ َك‬،‫ َربَّنَا َما َخلَ ْق َت ه َّٰذا ََب ِط ًَل‬،‫الس ّٰم ّٰو ِت َو ْ َاَّل ْر ِض‬ َّ ‫َّوقُ ُع ْودًا َّوعَ ّٰلى ُجنُ ْو ِبه ِْم َوي َ َت َفكَّ ُر ْو َن ِف ْي َخلْ ِق‬
)٠٩٠ – ٠٩١ :‫فَ ِقنَا عَ َذ َاب النَّ ِار (آل عمران‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita
semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan senantiasa
berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dua ayat dalam surat Ali ‘Imran yang kami baca di atas
bermakna: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau
menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Ali
‘Imran: 190-191)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Orang yang memikirkan dan merenungkan tentang


makhluk Allah, maka dengan akalnya ia akan memahami dan mengetahui adanya Allah, keesaan
Allah dan tetapnya sifat Qudrah dan Iradah bagi-Nya. Kita diperintahkan untuk merenung dan
berpikir tentang penciptaan Allah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang
ayat di atas:

)‫َويْ ٌل ِلـ َم ْن قَ َر َآهَا َولَ ْم ي َ َت َفكَّ ْر ِف ْيهَا َ(ر َوا ُه ا ْب ُن ِحبَّ َان ِفي َص ِح ْي ِح ِه‬
Maknanya: “Sungguh celaka orang yang membacanya dan tidak berpikir tentang nya” (HR Ibnu
Hibban dalam Shahihnya).
Berpikir dan merenungkan mengenai makhluk ciptaan Allah akan mengantarkan kita pada
keyakinan tentang adanya sang Pencipta dan keesaan-Nya. Para ulama Ahlussunnah menegaskan
bahwa wajib bagi setiap mukallaf (baligh dan berakal) untuk mengetahui dalil aqli yang global
(dalil singkat) tentang adanya Allah. Dalil aqli yang singkat itu seperti apabila
dikatakan: “Masing-masing dari kita mengetahui bahwa dirinya awalnya tidak ada kemudian
menjadi ada dan tercipta. Hal yang keadaannya seperti itu pasti membutuhkan kepada yang
mengadakannya dan menciptakannya dari tiada menjadi ada. Karena akal yang sehat menetapkan
bahwa sesuatu yang awalnya tiada lalu menjadi ada pasti membutuhkan kepada yang
mengadakannya. Dan yang mengadakannya tiada lain adalah Allah ta’ala.” Atau dikatakan: “Alam
semesta ini berubah dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Angin kadang berembus kadang tidak.
Terkadang udara memanas di suatu waktu dan berubah menjadi dingin di waktu yang lain. Ada
tumbuhan yang tumbuh dan ada yang layu. Matahari terbit dari arah timur dan terbenam di arah
barat. Matahari tampak putih di tengah hari dan menguning di petang hari. Perubahan-perubahan
itu menunjukkan bahwa hal-hal tersebut adalah makhluk yang memiliki permulaan, tiada
kemudian ada. Pasti ada yang mengaturnya, mengubahnya dan menentukan perkembangannya.
Dan itu semua adalah bagian-bagian dari alam. Dengan demikian, alam beserta seluruh bagiannya
adalah makhluk yang memiliki permulaan, tiada lalu ada, dan pasti membutuhkan kepada yang
menciptakannya, yaitu Allah ta’ala.”

Diriwayatkan bahwa sebagian dari kalangan Dahriyyah yang mengingkari adanya Allah menemui
Imam Abu Hanifah radhiyallahu ‘anhu dan ingin membunuhnya. Hal itu dikarenakan beliau tidak
henti-hentinya membantah kesesatan mereka dan menyingkap penyimpangan mereka. Imam Abu
Hanifah berkata kepada mereka: “Jawablah satu pertanyaan dariku, lalu lakukanlah apa yang
kalian inginkan.” Mereka berkata: “Silakan.” Lalu Imam Abu Hanifah berkata: “Apa yang kalian
katakan jika ada seseorang yang menyampaikan kepada kalian: Aku melihat sebuah perahu yang
penuh dengan barang bawaan, penuh dengan beban, diterpa oleh gelombang yang dahsyat dan
badai yang tidak menentu arahnya di tengah lautan. Perahu itu ternyata berjalan terus seakan tiada
hambatan di tengah ombak dan badai tanpa ada nakhoda yang menjalankan dan
mengemudikannya. Apakah hal itu masuk akal?” Para ateis dari golongan Dahriyyah tersebut
menjawab: “Tidak mungkin. Tidak masuk akal.” Imam Abu Hanifah lantas berkata: “Subhanallah.
Jika akal tidak membenarkan adanya perahu yang berjalan tanpa nakhoda yang mengatur dan
menjalankannya, maka bagaimana bisa akal membenarkan tegaknya dunia ini dengan berbagai
perbedaan dan perubahan keadaannya serta berbagai kompleksitasnya tanpa ada yang menciptakan
dan mengaturnya?” Mendengar apa yang dikatakan Imam Abu Hanifah itu, para ateis tersebut
tersentuh dan menangis seraya berkata kepadanya: “Anda benar.” Mereka pun menyarungkan
kembali pedang-pedang mereka yang telah terhunus lalu langsung masuk Islam. Hadirin jamaah
shalat Jumat rahimakumullah, Allah ta’ala berfirman:

‫َو ِفى ْ َاَّل ْر ِض ِق َط ٌع ُّمتَ ّٰج ِو ّٰر ٌت َّو َج ّٰن ِّ ٌت ِ ِّم ْن َا ْعنَ ٍاب َّو َز ْر ٌع َّون َ ِخ ْي ٌل ِص ْن َو ٌان َّوغَيْ ُر ِص ْن َو ٍان ي ُّْس ّٰقى‬
)٤ :‫ ِا َّن ِف ْي ّٰذ ِل َك ََّلٰيّٰ ٍت ِل ِّ َق ْو ٍم ي َّ ْع ِقلُ ْو َن (الرعد‬،‫ َّون ُ َف ِِّض ُل ب َ ْعضَ هَا عَ ّٰلى ب َ ْع ٍض ِفى ْ ُاَّل ُك ِل‬،‫ِب َما ٍء َّوا ِح ٍد‬
Maknanya: “Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan yang tidak bercabang; disirami dengan air
yang sama, tetapi Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh,
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mengerti”
(QS ar-Ra’d: 4). Marilah kita renungkan!. Tanah yang diairi dengan air yang sama dan disinari
dengan sinar matahari yang sama. Namun tumbuhannya menghasilkan buah-buahan yang berbeda
rasa, warna, sifat, bentuk, bau, manfaat dan khasiatnya. Karenanya, andai wujudnya segala sesuatu
adalah dengan pengaruh tabiat seperti yang dikatakan oleh kalangan ateis, bukan dengan
penciptaan Allah, niscaya akan sama. Karena tabiat yang sama akan memberikan pengaruh pada
benda dengan pengaruh yang serupa.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Jadi ini semua menunjukkan bahwa wujudnya segala
sesuatu adalah dengan penciptaan Dzat yang Mahakuasa, Maha Berkehendak dan Maha
Mengetahui. Oleh karena itulah, Imam asy-Syafi’i berkata: “Daun Murbei: bau, rasa dan
warnanya sama. Dimakan oleh kijang lalu menghasilkan minyak misik, dimakan oleh ulat sutera
lalu menghasilkan sutera, dimakan oleh unta dan menghasilkan kotoran, dan dimakan oleh
kambing lalu mengeluarkan susu kambing.” Seorang arab Badui pernah ditanya tentang hal
serupa, ia menjawab: “Kotoran unta menunjukkan adanya unta, dan bekas-bekas kaki
menunjukkan adanya rombongan yang lewat. Oleh karenanya, alam ini tiada lain menunjukkan
adanya Dzat yang Maha Penyayang dan Maha Mengetahui.” Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan
semakin mengukuhkan keimanan kita kepada Allah ta’ala, Tuhan yang Maha Esa dan Mahakuasa.
Amin.

‫ ان َّ ُه ه َُو الْ َغ ُف ْو ُر َّالر ِح ْي ُم‬،‫ فَ ْاس َت ْغ ِف ُر ْو ُه‬،‫ َآقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي ّٰه َذا َو َآ ْس َت ْغ ِف ُر الل َه ِل ْي َولَ ُك ْم‬.
ِ
Khutbah
.‫ َوعَلَى آ ِل ِه َو َآ ْص َحا ِب ِه َآ ْه ِل الْ َوفَا‬،‫ َو ُآ َص ِلِّ ْي َو ُآ َس ِل ِّ ُم عَلَى َس ِ ِّي ِدَنَ ُم َح َّم ٍد الْ ُم ْص َط َفى‬،‫َالْ َح ْمدُ ِل ّٰل ِّ ِه َو َك َفى‬
‫ َآ َّما‬.ُ‫ َو َآ ْشهَدُ َآ َّن َس ِ ِّيدَ َنَ ُم َح َّمدً ا َع ِْدُ ُه َو َر ُس ْولُه‬،ُ‫َآ ْشهَدُ َآ ْن ََّّل ا ّٰل َه ا ََّّل الل ُه َو ْحدَ ُه ََّل َش ِريْ َك لَه‬
ِ ِ
‫ ُآ ْوص ْيك ْم َونَفس ْي ِب َتق َوى الله ال َعل ِّ ِي ال َعظ ْي ِم َوا ْعل ُم ْوا َآ َّن الل َه َآ َم َرك ْم ِبََ ْم ٍر‬،‫ فَ َيا َآيُّهَا الْ ُم ْسل ُم ْو َن‬، ُ‫ب َ ْعد‬
ُ َ ِ ْ ِ ْ ِ ْ ِ ْ ُ ِ ِ
‫ ََّي‬،‫ون عَلَى النَِّ ِِِّيي‬ َ ُّ ‫ ا َّن الل َه َو َم ََلئِ َكتَ ُه ي ُ َصل‬:‫الس ََل ِم عَلَى ن َ ِب ِيِّ ِه ْال َك ِريْ ِم فَ َقا َل‬
َّ ‫ َآ َم َر ُك ْم َِب َّلص ََل ِة َو‬،‫َع ِظ ْي ٍم‬
ِ
ٍ‫ َال ّٰل ِّه َُّم َص ِ ِّل عَلَى َس ِ ِّي ِدَنَ ُم َح َّم ٍد َوعَلَى آ ِل َس ِ ِّي ِدَنَ ُم َح َّمد‬،‫َآيُّهَا ال َّ ِذ َين آ َمنُوا َصلُّوا عَلَ ْي ِه َو َس ِل ِّ ُموا ت َ ْس ِلي ًما‬
‫َك َما َصل َّ ْي َت عَلَى َس ِ ِّي ِدَنَ ا ْب َرا ِه ْي َم َوعَلَى آ ِل َس ِ ِّي ِدَنَ ا ْب َرا ِه ْي َم َو ََب ِركْ عَلَى َس ِ ِّي ِدَنَ ُم َح َّم ٍد َوعَلَى آ ِل‬
ِ ِ
‫ ِف ْي الْ َعالَ ِميْ َن ان ََّك َح ِم ْي ٌد‬،‫َس ِ ِّي ِدَنَ ُم َح َّم ٍد َك َما ََب َر ْك َت عَلَى َس ِ ِّي ِدَنَ ا ْب َرا ِه ْي َم َوعَلَى آ ِل َس ِ ِّي ِدَنَ ا ْب َرا ِه ْي َم‬
ِ ِ ِ
ْ
‫ اللهم‬،‫ات َاْل ْح َيا ِء ِم ْنه ُْم َو َاْل ْم َو ِات‬ ْ ِ ‫ َال ّٰل ِّهُ َّم ا ْغ ِف ْر ِللْ ُم ْس ِل ِميْ َن َوالْ ُم ْس ِل َم‬.‫َم ِج ْي ٌد‬
ِ َ‫ات والْ ُم ْؤ ِم ِنيْ َن َوالْ ُم ْؤ ِمن‬
‫الس ُي ْو َف الْ ُم ْخ َت ِل َف َة َو َّ‬
‫الشدَ ائِدَ‬ ‫ا ْدفَ ْع َعنَّا الْ َِ ََل َء َوالْغ َََل َء َوالْ َو ََب َء َوالْ َف ْحشَ ا َء َوالْ ُم ْن َك َر َوالْ َِغ َْي َو ُّ‬
‫َوالْ ِم َح َن‪َ ،‬ما َظه ََر ِمنْهَا َو َما ب َ َط َن‪ِ ،‬م ْن بَلَ ِدَنَ َه َذا خ ََّاص ًة َو ِم ْن بُلْدَ ِان الْ ُم ْس ِل ِميْ َن عَا َّم ًة‪ ،‬ان ََّك عَلَى‬
‫ِ‬
‫ُك ِ ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر ِع َِا َد الل ِه‪ ،‬ا َّن الل َه يََْ ُم ُر َِبلْ َع ْد ِل َو ْاَّل ْح َس ِان َوايْ َتا ِء ِذي الْ ُق ْربَيى وي َ ْنهَيى َع ِن ال َف ْحشَ ا ِء‬
‫ِ‬
‫َوالْ ُم ْن َك ِر َوال َِ ْغ ِي‪ ،‬ي َ ِع ُظ ُك ْم ل َ َعل َّ ُك ْم ت ََذكَّ ُر ْو َن‪ .‬فَاذ ُك ُروا الل َه الْ َع ِظ ْي َم ي َ ْذ ُك ْر ُك ْم َول َ ِذ ْك ُر الل ِه َآ ْكبَ ُر‬

Anda mungkin juga menyukai