Anda di halaman 1dari 2

Khutbah I

،ُ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن َوااَل ه‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬،ِ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َرس ُْو ِل هللا‬ َّ ‫ َوال‬، ‫اَ ْل َح ْم ُد هّٰلِل‬
‫ي‬َّ ِ‫ اَل نَب‬،ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬،ُ‫ْك لَه‬ َ ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِري‬
‫ َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم‬:‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْالقَ ِدي ِْر ْالقَاِئ ِل فِ ْي ُمحْ َك ِم ِكتَابِ ِه‬ ِ ‫ فَِإنِّي ُأ ْو‬،‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬،ُ‫بَ ْع َده‬
)١٥٥( ‫ين‬ َ ‫ت َوبَ ِّش ِر الصَّابِ ِر‬ ِ ‫س َوالثَّ َم َرا‬ ِ ُ‫ال َواَأْل ْنف‬ ِ ‫ص ِم َن اَأْل ْم َو‬ ٍ ‫ُوع َونَ ْق‬ ِ ‫ف َو ْالج‬ ِ ‫بِ َش ْي ٍء ِم َن ْال َخ ْو‬
‫ات ِم ْن‬ ٌ ‫صلَ َو‬ َ ‫ك َعلَ ْي ِه ْم‬َ ‫) ُأولَِئ‬١٥٦( ‫ُون‬ َ ‫اجع‬ ِ ‫صيبَةٌ قَالُوا ِإنَّا هَّلِل ِ َوِإنَّا ِإلَ ْي ِه َر‬ َ ‫ين ِإ َذا َأ‬
ِ ‫صابَ ْتهُ ْم ُم‬ َ ‫الَّ ِذ‬
)١٥٧-١٥٥ :‫) (البقرة‬١٥٧( ‫ون‬ َ ‫ك هُ ُم ْال ُم ْهتَ ُد‬َ ‫َربِّ ِه ْم َو َرحْ َمةٌ َوُأولَِئ‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Pertama Saya berwasiat kepada diri pribadi dan juga kepada
hadirin jamaah sekalian, untuk mari Bersama senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara selalu berusaha melaksanakan semua
kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Kaum Muslimin yang berbahagia, Dalam beberapa ayat tersebut, Allah subhanahu wa ta’ala
memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. Mereka diberi kabar gembira akan
mendapatkan shalawat dan rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Shalawat yang dimaksud dalam
ayat di atas adalah rahmat (kasih sayang) yang disertai dengan kemuliaan derajat dan keagungan
(ta’zhim) dari Allah ta’ala.
Rahmat tersebut adalah rahmat yang khusus, bukan sekadar rahmat. Karena dalam kehidupan dunia,
rahmat Allah terbagi menjadi dua: rahmat umum dan rahmat khusus. Rahmat yang sifatnya umum
diberikan oleh Allah di dunia ini tidak hanya kepada orang-orang yang mukmin, namun juga diberikan
kepada siapa pun. Semua manusia, mukmin atau pun kafir, orang yang taat maupun pelaku maksiat, di
dunia semuanya mendapatkan rahmat Allah yang umum. Di antara rahmat yang sifatnya umum itu
adalah kesehatan, kekayaan, nikmat bernapas dan menghirup udara segar serta nikmat-nikmat
duniawi lainnya. Hal-hal itu adalah rahmat Allah yang diberikan secara umum kepada semua orang
tanpa memandang agama dan keyakinannya, tanpa memandang akhlak dan perilakunya. Semuanya
diberi. Semuanya dapat. Semuanya merasakan.

Adapun rahmat yang khusus, yaitu rahmat yang disertai dengan kemuliaan derajat dan keagungan,
tidaklah Allah anugerahkan di dunia ini kecuali kepada orang-orang yang beriman, bersabar dan ridha
terhadap segala apa yang Allah takdirkan kepada mereka.  Jadi syarat pertama dan paling utama untuk
mendapatkan rahmat khusus itu adalah iman, yaitu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Beriman
kepada Allah artinya meyakini dengan pasti dan sepenuh hati bahwa Allah ada tapi tidak serupa
dengan segala yang ada, serta tidak menentang Allah dalam segala apa yang Ia tentukan bagi para
hamba, baik ketentuan itu manis atau pun pahit, baik maupun buruk, menyenangkan atau pun
menyusahkan, membahagiakan atau pun menyengsarakan.

Sedangkan beriman kepada Rasul artinya percaya dengan pasti dan sepenuh hati tentang segala apa
yang beliau beritakan, baik berkaitan dengan hukum di dunia atau pun berkaitan dengan apa yang akan
terjadi di alam barzakh dan akhirat kelak.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Ayat-ayat di atas juga menjelaskan kepada kita bahwa rahmat
Allah yang disertai kemuliaan derajat akan diberikan kepada orang-orang yang pada saat ditimpa
musibah, mereka mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” serta meyakini maknanya.

“Inna lillah” artinya ridha dan menerima segala ketentuan Allah dan tidak protes atau menentangnya.
Baik ketentuan itu sesuai dengan apa yang kita inginkan atau pun tidak. Baik ketentuan itu membuat
kita senang atau pun susah. Yang demikian itu karena kita harus meyakini secara pasti bahwa diri kita
dan apa yang kita miliki adalah milik Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu, Allah berhak bertindak
apa saja yang Ia kehendaki terhadap segala apa yang menjadi milik-Nya.
Hadirin rahimakumullah, Diri kita, anak kita, pasangan hidup kita, rumah, harta bahkan nyawa kita
sejatinya adalah milik Allah ta’ala. Jika Allah sebagai pemiliknya mengambil semuanyanya dari kita,
maka kita wajib ridha dan sabar.

Kaum Muslimin rahimakumullah, “Wa Inna ilaihi raji’un” artinya kita semua pada akhirnya akan
memperoleh balasan dari Allah ta’ala. Balasan yang diperoleh tentu sesuai dengan kadar iman dan
amal shalih masing-masing. Orang yang imannya sempurna, begitu keluar dari dunia dan memasuki
alam barzakh, maka tidak ada sedikit pun yang membuatnya susah dan sengsara. Setiap saat, setiap
detik ia akan merasakan kenikmatan dan kebahagiaan. Keadaannya bagaikan orang yang pada awalnya
hidup susah dan merasakan pengapnya penjara yang sempit lalu keluar dari penjara dan menghirup
udara bebas dan merasakan kelapangan hidup. Atau ibarat orang yang awalnya kelaparan di musim
paceklik lalu hidup sejahtera dan sentosa. Begitulah alam barzakh bagi seorang mukmin. Lebih-lebih
seorang mukmin yang imannya sempurna.

Salah satu kenikmatan terbesar yang dirasakan oleh seorang mukmin di alam barzakh adalah melihat
bagian dari surga yang akan ia tempati kelak di kehidupan akhirat sebanyak dua kali setiap hari, pagi
dan petang. Nikmat ini melebihi seluruh kenikmatan yang pernah ia rasakan sewaktu hidup di dunia. Ia
juga akan merasakan berbagai nikmat lain di alam barzakh. Nikmat-nikmat kubur tersebut hanyalah
secuil dari sekian banyak kenikmatan yang akan Allah anugerahkan kepadanya kelak di akhirat.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh
keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

ِ ‫ ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُ ْو ُر الر‬،ُ‫ فَا ْستَ ْغفِر ُْوه‬،‫َأقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي ٰه َذا َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َولَ ُك ْم‬
‫َّح ْي ُم‬
Khutbah II
.‫ َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‬،‫طفَى‬ َ ْ‫صلِّ ْي َوُأ َسلِّ ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ْال ُمص‬ َ ‫ َوُأ‬،‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‬
‫ فَيَا‬،‫َأ َّما بَ ْع ُد‬  ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬،ُ‫ْك لَه‬ َ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِري‬
،‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعلَ ُم ْوا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر َع ِظي ٍْم‬ ِ ‫ ُأ ْو‬،‫َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
‫ يَا َأيُّهَا‬،‫ون َعلَى النَّبِ ِّي‬ َ ُّ‫ُصل‬َ ‫ ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬:‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَقَا َل‬ َّ ‫َأ َم َر ُك ْم بِال‬
ٰ
‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ اَللّهُ َّم‬،‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ‫ين آ َمنُوا‬ َ ‫الَّ ِذ‬
ِ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
‫آل‬ ِ َ‫آل َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم َوب‬ِ ‫ْت َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ َ ‫صلَّي‬َ ‫َك َما‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ َ َّ‫ فِ ْي ْال َعالَ ِمي َْن ِإن‬،‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫ت َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى‬ َ ‫ار ْك‬ َ َ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما ب‬
ٰ
‫ اللهم‬،‫ت‬ ِ ‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأْل ْم َوا‬ ِ ‫وال ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬ ْ ‫ت‬ ِ ‫ اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما‬.‫َم ِج ْي ٌد‬
‫ف ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّش َداِئ َد‬ َ ‫ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْالغَاَل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسي ُْو‬
‫ك َعلَى‬ َ َّ‫ ِإن‬،ً‫ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َعا َّمة‬ ِ ‫صةً َو ِم ْن ب ُْل َد‬ َّ ‫ ِم ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا َخا‬،‫ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن‬،‫َو ْال ِم َح َن‬
‫ان َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى َع ِن الفَحْ َشا ِء‬ ِ ‫إن هللاَ يَْأ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس‬ َّ ،‫هللا‬ ِ ‫ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر ِعبَا َد‬
‫ فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬.‫ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‬،‫َو ْال ُم ْن َك ِر َوالبَ ْغ ِي‬
Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, PD Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/123740/khutbah-jumat--sikap-bijak-menghadapi-musibah

Anda mungkin juga menyukai