Anda di halaman 1dari 66

HISTORY OF THE ARABS

KARYA PHILIP K HITTI

Makalah ini Kami ajukan sebagai bahan diskusi mata kuliah Bibliografi
Dosen Pengampu : Agus Permana, M.Ag.

DISUSUN OLEH :

RIRI RINDIANI TANIA MUSTOFA : 1225010168


RIZAL ABDUL GHANI : 1225010170
SANTI PRADINA AGUSTIN : 1225010176
SYIFA MUTMAINAH KUSUMA : 1225010190
TEGAR FEBRIAN : 1225010192

SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANGUNG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Berkat limpahan karunia nikmat-Nya hingga kami dapat menyelesaikan Makalah
tentang arab pada masa pra-islam sampai masa penaklukan dengan lancar.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Bibliografi.

Dalam proses penyusunan tidak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan,
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan banyak terimakasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan


kekeliruan di dalam penulisan proposal ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa,
maupun isi. Sehingga kami secara terbuka menerima segala kritik dan saran
positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya khususnya sebagai
penyusun.

Bandung, Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3 Tujuan ........................................................................................................1
1.4 Manfaat ......................................................................................................2
1.5 Metode ........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
2.1 Biografi Buku .................................................................................................3
2.1.1 Blibiliografis Buku......................................................................................... 3
2.1.2 Biografi Penulis.............................................................................................. 4

2.2 Kajian Buku ...............................................................................................8


2.2.1 Kata Pengantar .............................................................................................. 8
2.2.2 Bab 1 Masa Pra Islam ................................................................................... 8
2.2.3 Bab 2 Kelahiran Islam dan kekhalifahan.................................................. 15
2.2.4 Bab 3 Dinasti Ummayah dan Abbasiyah................................................... 26
2.2.5 Bab 4 Orang Arab di Eropa: Spanyil dan Sisilia (italia) ......................... 31
2.2.6 Bab 5 Negara-negara Muslim Terakhir Pada abad pertengahan........... 38
2.2.7 Model Penulisan........................................................................................... 49
2.2.8 Metode Penulisan......................................................................................... 51

2.3 Faktor – Faktor Penulisan Buku ................................................................53


2.3.1 Latar Belakang Penulisan ........................................................................... 53
2.3.2 Faktor Internal ............................................................................................ 55
2.3.3 Faktor eksternal........................................................................................... 57

BAB III PENUTUP ..................................................................................60


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................62

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buku yang menjadi rujukan utama yaitu “History of the Arabs”


karya Philip K. Hitti menjelaskan tentang seluruh sejarah dari Arab,
baik daerahnya maupun bangsanya, baik sebelum islam maupun setelah
munculnya islam. Akan tetapi pembahasan pada makalah ini
mempunyai batasan, yaitu dari Arab sebelum Islam sampai sesudah
Islam pada masa atau periode penaklukan sampai daerah Mesir.

Jazirah dalam bahasa Arab berarti pulau, jadi Jasirah Arab berarti
“Pulau Arab”. Sebagian ahli sejarah menamai tanah Arab itu dengan
“Shibhul Jazirah” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Semenanjung”
Jasirah Arab terbagi menjadi dua bagian yang lebih kecil yaitu: Bagian
Utara yang disebut Nejad dan bagian Selatan yang disebut AlAhqaf.
Bagian tepi inilah yang didiami oleh orang atau penduduk kota.

Semenanjung Jazirah Arab kira-kira seperempat Eropa atau


sepertiga Amerika, namun justru di kawasan inilah bangsa Arab
mampu menguasai dunia saat itu. Arab adalah tempat kelahiran bangsa
Semit yang dikenal dalam sejarah sebagai orang Babilonia, Asiria,
Fenisia, dan Ibrani. Wilayah ini juga merupakan tempat lahirnya agama
Yahudi dan Kristen, yang bersama-sama membentuk ciri khas bangsa
Semit. Dalam perkembangan sejarahnya, bangsa Arab dianggap sebagai
penakluk dunia dan menjadi penguasa kerajaan-kerajaan yang
wilayahnya terbentang dari pesisir Atlantik hingga perbatasan Cina.
Kondisi geografis daerah ini penuh dengan gurun yang sangat kering
dan tidak ada tumbuhan yang tumbuh disana, cuaca dan iklim sangat
panas.

Selain itu, ada kerajaan-kerajaan terkenal seperti kerajaan Saba,


Minea, Qataban, Hadramaut. Kerajaan-kerajaan itu adalah kerajaan-
kerajaan di

1
1

wilayah Arab Selatan. Selain kerajaan-kerajaan yang terletak di


Arabia selatan, terdapat juga kerajaan-kerajaan di Arabia utara dan
Arabia tengah. Kerajaan-kerajaan Arab utara ini, seperti yang ada di
Arabia selatan, memperoleh kekuatan mereka dari perdagangan, bukan
militer, baik selama berdirinya maupun selama perkembangannya.

Kemudian dimulailah era Islam dan Khilafah yang diakhiri


dengan penaklukan di berbagai tempat untuk menyebarkan Islam.
Sebagai mahasiswa sejarah peradaban islam buku ini adalah sumber
untuk dikaji lebih mendalam guna sebagai literatur meningatkan
pengetahuan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik mengkaji


tentang buku History of the arab, untuk menjadi bahan menambah
wawasan dengan judul “history of the arabs”.

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka dapat ditarik


beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Biografi dan bibliografi Buku History of arab


2. Apa isi buku yang ditulis serta menggunakan metode, model
penulisan seperti apa pada buku history of arab?
3. Apa saja faktor faktor dalam penulisan history of arab?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah:

1. Mengetahui biografi dan bibliografi buku history of arab


2. Mengetahui isi, motode dan model pebulisan buku history of
arab
3. Menegetahui faktor faktor dalam penulisan hidtory of arab
2

1.4 Manfaat

Dari tujuan makalah tersebut, maka manfaat makalah ini adalah


sebagai berikut:

a. Manfaat akademik

Secara akademis melalui penelitian ini mahasiswa/i mendapatkan


kesempatan untuk meambah wawasa berfikir dalam
mengidentifikasikan, menganalisis dan tentang buku history of arab.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi


pembaca memahami dan mengenal serta sebagai kritikan bagi kami
mengenai kajian buku histori of arab

1.5 Metode

Adapaun pengumpulan data-data yang dipergunakan untuk


menyusun makalah ini dari sumber utama yaitu buku history of arab
untuk dikaji secara lebih mendlam dengan dukungan referensi lainnya
dalam artikel dan karya ilmiah yang bersumber dari internet berdifat
kualitatif.
Metode penulisan berdifat literasi buku history of arab dan studi
pustka lainnya, data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai topik
kajian secara sistematis bersifat deskriftif argumentatif.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Biografi Buku

2.1.1 Blibiliografis Buku

 Judul : History of The Arabs


 Pengarang : Philip K. Hitti
 Edisi : Ke-3
 Cetakan 1
 Kota Terbit : London, Inggris
 Penerbit : Macmillan and CO
 Tahun Terbit 1946
 Jumlah Halaman : 789 halaman

Buku History of The Arabs edisi ke 3 yang diterbitkan oleh


Macmillan Press ini terdiri dari 789 halaman yang terdiri dari: (a)
17 halaman pembuka yang berisi kata pengantar mulai edisi
pertama hingga edisi terakhir, daftar isi, daftar ilustrasi, daftar
gambar, dan daftar peta; (b) 712 halaman isi; dan (c) 60 halaman

3
4

index nama tokoh, tempat dan kota yang di ulas dalam


buku.
Buku ini terdiri dari 49 bab (chapter) yang terpecah ke
dalam lima bagian (parts). Bagian pertama sampai dengan ke lima
merupakan inti dari buku ini karena bagian- bagian tersebut
membahas periode Arab yang utama yakni mulai masa pra Islam
hingga akhir kerajaan Mamaluk. Dapat dikatakan bahwa sekitar
90 persen bagian di buku ini membahas periode Arab -Islam.

2.1.2 Biografi Penulis

Philip K. Hitti

Philip Khoury Hitti adalah seorang Orientalis yang


mempresentasikan bangsa Arab dan peradabannya serta kajian
doktrin Timur ke dunia Barat (Eropa dan Amerika). Ia keturunan
Lebanon, lahir pada 22 Juni 1886 di kota Shimlan. Philip adalah
seorang Kristen Maronit, anggota Gereja Maronit Lebanon,
denominasi Kristen terbesar di negara itu.

Perjalanan pendidikannya dimulai saat ia masuk ke


American University di Presbyterian di Suq al-Gharb. Ia
kemudian melanjutkan perjalanannya ke universitas Amerika di
kota Beirut untuk mendapatkan gelar sarjana. Setelah lulus pada
tahun 1908, dia mengajar di American University of Beirut,
sebelum akhirnya pindah ke Universitas Columbia, di mana dia
menjadi Dosen Bahasa Smith, di mana dia menerima gelar PhD
pada tahun 1915.

Setelah Perang Dunia I dia kembali ke Universitas


Amerika di Beirut dan mengajar lagi sampai tahun 1926. Pada
bulan Februari 1926 dia ditawari posisi rektor di Universitas
5

Princeton di New Jersey. Ia diterima oleh Hitii dan menjabat


selama kurang lebih 28 tahun hingga pensiun pada tahun 1954.
Selain itu, ia juga memegang posisi penting, yaitu Profesor
Sastra Smith dan Ketua Departemen Bahasa Oriental (Bahasa
dan Sastra Timur). Setelah resmi pensiun, dia memegang posisi
di Universitas Harvard dan juga mengajar sekolah musim panas
di Universitas Utah dan Universitas George Washington di
Washington, dan kemudian menjadi peneliti di Universitas
Minnesota.

Philip adalah seorang sejarawan dan orientalis


Lebanon yang memfokuskan bidang studinya pada dunia Timur,
khususnya peradaban Arab dan sekitarnya, meskipun ia juga
terlibat dalam bidang sejarah lain, tetapi studi tentang dunia
Arab adalah fokus utamanya. Hal ini tercermin dari pengakuan
yang diterimanya dari para sarjana Barat, yang banyak di
antaranya berterima kasih atas kontribusi Hitti dalam sejarah
dunia Arab. Ia juga seorang sejarawan yang bukti produktifnya
adalah bahwa karyanya sangat fenomenal, dan referensi utama
para sarjana orientalis yang ingin mempelajari dunia Arab, baik
pra-Islam maupun pasca-Islam, adalah buku berjudul History of
the Arabs1.

Dapat dikatakan bahwa Philip Hitti menciptakan disiplin


studi Arab di Amerika Serikat tanpa bantuan siapapun. Satu lagi
gelar Doktor (Honoris Causa) didapatkan oleh Hitti dari
Princeton University pada 1966, yakni Doktor Sastra la
meninggal pada tahun 1978 di Princeton New Jersey.

Karya Hitti

1
Iis makshisob mudjib “history of the arabs” . 8 april 2022.
https://www.academia.edu/40129876/History_of_The_Arabs_karya_Philip_K_Hitti
6

 History of the Arabs

 The Syrians in America,, (1924)

 The origins of the Druze people and religion: with


extracts from their sacred writings (1928)

 An Arab-Syrian Gentlemen in the Period of the


Crusades: Memoirs of Usamah ibn-Munqidh (1929)

 History of Syria: including Lebanon and Palestine,, (1957)

 The Arabs (1960)

 Lebanon in History (1967)

 Makers of Arab History (1968)

 The Near East in History (1961)

 Islam and the West (1962)

 Islam: A Way of Life (1970)

 Capital cities of Arab Islam (1973)

2.1.2 Geografis Tempat Buku ditulis


Tahun 1970 merupakan tahun ke-33 penerbitan Sejarah
Arab, ditandai dengan terbitnya edisi kesepuluh. Inisiatif
penulisan karya ini diprakarsai oleh Daniel Macmillan yang
mengirimkan surat kepada penulisnya pada awal tahun 1927 dan
mengusulkan untuk menulis buku yang sebanding dengan karya
Ameer Ali. A Short History of the Saracens, pertama kali
diterbitkan oleh Macmillan and Co. 1900. Kata "Saracens" pada
7

judul buku mau tidak mau membuat buku itu menjadi usang.
Dengan antusias, saya menandatangani kontrak pada tahun 1927
untuk mengerjakan naskah ini selama tiga tahun. (Seorang
perwakilan Macmillan yang kemudian melakukan perjalanan ke
dunia Arab menyarankan versi bahasa Arab dari buku tersebut,
dan saya pikir saya akan mengerjakannya dua tahun kemudian.)
Ketika buku itu akhirnya diterbitkan pada tahun 1937, penerbit
New York (sebelumnya St. Martin's Press ). ) bertanya berapa
eksemplar manuskrip yang harus dibawa, dan ketika saya
meniup seratus eksemplar, dia bertanya pada dirinya sendiri:
"Siapa yang akan membeli begitu banyak?"

Faktanya, masyarakat Amerika yang paling terpelajar pun


hanya tahu sedikit tentang orang Arab dan Muslim. Kursus di
bidang ini jarang diajarkan, kecuali di beberapa universitas di
mana mereka ditawarkan sebagai kursus tambahan dalam Studi
Semit dan sebagai mata pelajaran tambahan dalam Filologi atau
Linguistik. Tidak ada universitas yang menawarkan kursus ini
untuk dirinya sendiri atau sebagai kunci untuk studi lebih lanjut
tentang sejarah Arab. Islam dan budaya Islam. Ini adalah situasi
sampai Perang Dunia Kedua. Baru setelah perang pemerintah
AS dan publik menyadari bahwa jumlahnya jutaan. Muslim dan
puluhan ribu negara Arab perlu mereka pahami untuk
berkomunikasi dengan mereka.

Setelah penerbitan edisi bahasa Inggris pertama,


kebutuhan untuk menerjemahkannya - tidak hanya ke dalam
bahasa Arab, tetapi juga ke beberapa bahasa Asia dan Eropa -
menunjukkan bahwa karya tersebut tepat waktu dan mampu
memenuhi kebutuhan pembaca. Saya harus bersyukur bahwa
sejak edisi kesembilan muncul empat tahun lalu, beberapa versi
baru telah muncul dalam bahasa Italia, Serbia- Kroasia, dan
8

Polandia.2

2.2 Kajian Buku

2.2.1 Kata Pengantar

Bagian kata pengatar terbagi menjadi 3 bagian pada setiap edisi


tepatnya pada halam 3 sampai 5 dengan menjelaskan pada edisi ketiga
ini philip mengatakan bukunya dilengkapi koreksi atas
ketidakkonsistenan atau kesalahan kecil dan klarifikasi atas ambiguitas
tertentu dalam teks.
Pada edisi kedua ia menjelaskan kontribusi komentar Profesor
George Levi della Vida dalam Journal of the American Oriental Society
mengenai tulisan philip George F. Hourani memberikan beberapa saran
mengenai hubungan Bizantium dan Floris L. Ferwerda berkolaborasi
dalam merekonstruksi dua peta. Dr. AR Nykl, dari Madrid,
membacakan bab-bab tentang Spanyol.
Pada edisi pertama ia memaparkan menceritakan kisah bangsa
Arab dan orang-orang yang berbahasa Arab dari masa-masa awal
hingga penaklukan Utsmaniyah pada awal abad ke-16. Buku ini
merupakan hasil penelitian dan pengajaran selama bertahun-tahun di
Universitas Columbia, Universitas Amerika di Beirut, dan Universitas
Princeton, dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan para mahasiswa
serta orang awam yang tertarik.

2.2.2 Bab 1 Masa Pra Islam

 Bagian 1 “Masa Pra Isalam”


 Bab ini terdiri dari 105 halaman yaitu dimulai dari halaman 3 – 108
 Bab ini memiliki 7 subab yang diantaranya sebagai berikut :
I. Bangsa Arab Sebagai Ras Semit
II. Semenanjung Arab
III. Kehidupan Badui

2
Hitti K. Philip, History Of Arab, edisi 3. (london: Macmillan, 1946) hlm 5
9

IV. Hubungan Internasional Awal


V. Sabakan Dan Negara Bagian Selatan Arabia Lainnya
VI. Orang Nabasia Dan Kerajaan Kecil Linnya Arabia Utara
Dan Tengah
VII. Al-Hijaz Pada Malam Kebangkitan
A. Bangsa Arab Sebagai Ras Semit
 Beberapa Fenomena Dunia Arab
Dari semua negara yang ukurannya sebanding dengan Arab,
dan dari semua klaim yang mendekati Arab dalam hal
kepentingan sejarah dan pentingnya peran kita, tidak ada negara
atau bangsa yang menerima begitu sedikit perhatian dan
penelitian di zaman modern seperti Arab dan kepentingannya.
Aran. Ini adalah negara sekitar seperempat ukuran Eropa,
sepertiga ukuran Amerika Serikat, tetapi apa yang diketahui
tentang itu artinya jika dibandingkan dengan apa yang tidak
diketahui. Secara relatif, kita mulai mengetahui lebih banyak
tentang wilayah Kutub Utara dan Antartika daripada sebagian
besar Arab.
Arab sebagai kemungkinan tempat kelahiran ras Semit
Sulla mengasuh orang-orang yang kemudian bermigrasi ke Bulan
Sabit Subur dan kemudian menjadi orang Babilonia, Asiria,
Fenisia, dan Ibrani dalam sejarah. Sebagai sumber Semitisme
murni yang kredibel, tanah berpasir di semenanjung adalah
tempat unsur-unsur Yudaisme primitif, dan karena itu
Kekristenan, harus dicari, serta asal usul fitur-fitur tersebut yang
kemudian berkembang menjadi karakter Semit yang digambarkan
dengan baik.
Pada Abad Pertengahan, Arab melahirkan sebuah bangsa
yang menaklukkan sebagian besar dunia beradab dan sebuah
agama - Islam - yang masih menjadi anggota tidak kurang dari
dua ratus empat puluh enam juta orang, mewakili hampir semua
10

ras dan banyak iklim yang berbeda. Satu dari delapan orang di
dunia kita saat ini adalah pengikut Muhammad, dan azan
berkumandang hampir 24 jam sehari, berputar mengelilingi yang
terbesar.3
Pewaris peradaban kuno yang berkembang di tepi sungai
Tigris dan Efrat, tanah Nil, dan pantai Mediterania timur, mereka
juga mengadopsi dan mengadopsi ciri-ciri utama budaya Yunani-
Romawi, dan kemudian berfungsi sebagai sarana transmisi
banyak pengaruhnya di Eropa abad pertengahan. Para intelektual
ini pada akhirnya menciptakan kebangkitan dunia Barat dan
meletakkannya di jalan menuju kebangkitan modern. Selama
Abad Pertengahan, tidak ada yang memengaruhi perkembangan
manusia sekuat orang Arab dan orang-orang berbahasa Arab.
Agama Arab adalah agama monoteistik ketiga dan terakhir
setelah Yudaisme dan Kristen. Secara historis itu adalah
keturunan dari dua lainnya dan dari semua agama itu mungkin
kerabat terdekat mereka. Ketiganya adalah produk kehidupan
spiritual, kehidupan Semit. Seorang Muslim yang berkomitmen
dapat mengikuti sebagian besar prinsip kekristenan tanpa banyak
perlawanan. Islam dulu dan sekarang adalah kekuatan hidup dari
Maroko hingga India dan cara hidup bagi jutaan orang.
Bahasa Arab saat ini menjadi sarana ekspresi sehari-hari
bagi sekitar 45 juta orang. Selama berabad-abad selama Abad
Pertengahan, itu adalah bahasa pembelajaran, budaya, dan
pemikiran maju di seluruh dunia yang beradab. Antara abad ke-9
dan ke-12, lebih banyak karya filosofis, medis, sejarah, agama,
astronomi, dan geografis yang ditulis dalam bahasa Arab daripada
bahasa lain mana pun. Bahasa-bahasa Eropa Barat masih
mengandung jejak pengaruhnya dalam bentuk banyak kata
serapan. Di samping bahasa Latin, alfabet adalah sistem yang

3
Hitti K. Philip, History Of Arab,edisi 3. (London :Macmillan,1946) hlm 3
11

paling tersebar luas di dunia. 4

 Ekspolorasi Modern
Eropa Klasik mengenal Arab Selatan:Antara lain,
Herodotus menyebutkan pantai baratnya. Minat utama orang
Yunani dan Romawi adalah orang Arab selatan, yang mendiami
tanah dupa dan rempah-rempah dan berfungsi sebagai
penghubung ke pasar India dan Somaliland. Namun, Eropa akhir
abad pertengahan dan awal modern sebagian besar melupakan
bahasa Arab dan baru-baru ini harus menemukannya kembali.
Pelopor mereka adalah para petualang, misionaris Kristen,
pedagang, perwira Prancis dan Inggris yang berpartisipasi dalam
ekspedisi Mesir tahun 1811-1836, utusan politik, dan peneliti
ilmiah.
Penjelajah modern pertama yang mendeskripsikan daratan
tersebut adalah Carsten Niebuhr, seorang anggota ekspedisi
ilmiah yang dikirim oleh Raja Denmark pada tahun 1761. Al-
Yaman di Arabia selatan, bagian paling terkenal dari Eropa
klasik, adalah yang pertama ditemukan kembali. Bagian utara
semenanjung, termasuk al-Hijaz, tetap berada di ujungnya
meskipun secara geografis lebih dekat ke Eropa. Sejauh ini hanya
selusin orang Eropa yang meninggalkan catatan berhasil

4
Hitti K. Philip, History Of Arab,edisi 3. (London :Macmillan,1946) hlm 4
12

menembus pasir utara ini.5

B. Hubungan etnis bangsa-bangsa semit dan kondisi geografis


semenanjung Arab
Arabia adalah semenanjung Timur Tengah, semenanjung
terbesar di peta dunia. Namun terlepas dari ukurannya, total
populasinya diperkirakan 6-7 juta, di mana sekitar satu juta
tinggal di al-Hijāz, dua setengah di al-Yaman, dua di Najd dan al-
Hasa (al-Baḥrayn) yang bergantung padanya. , ke -Jawf dan
'Asirin di utara, dan satu juta di 'Asir.
Ahli geologi memberi tahu kita bahwa negara itu dulunya
merupakan kelanjutan alami dari Sahara (sekarang dipisahkan
darinya oleh celah Lembah Nil dan Teluk besar Laut Merah) dan
sabuk pasir yang memotong Asia melalui Persia tengah dan gurun
Gobi.
Laut Atlantik bagian barat, yang dulu mengairi dataran
Suriah dan Palestina, harus mencapai Arabia tanpa air mengalir,
dan selama sebagian Zaman Es daerah gurun yang sama itu harus
menjadi padang rumput yang sangat layak huni. Karena lapisan es
tidak pernah meluas ke selatan pegunungan besar Asia Kecil,
pencairan tidak pernah membuat Arab tidak dapat dihuni. Dasar
wadi yang dalam dan kering terus menjadi saksi kekuatan
destruktif dari air hujan yang mengalir melewatinya.
Batas utara tidak jelas tetapi dapat dianggap sebagai garis
imajiner yang ditarik ke timur dari ujung Teluk al-'Aqabah di
Laut Merah ke Efrat. Padahal, secara geologis, seluruh gurun
Siro-Mesopotamia adalah milik Arab.Semenanjung menurun dari
barat ke Teluk Persia dan Depresi Mesopotamia. Puncaknya
adalah barisan pegunungan yang membentang sejajar dengan

5
Hitti K. Philip, History Of Arab,edisi 3. (London :Macmillan,1946) hlm 6
13

pantai barat, menjulang lebih dari 9.000 kaki di Midian di utara


dan lebih dari 12.000 kaki di al-Yaman di selatan.¹ Al-Sarah di al-
Hijaz mencapai ketinggian 10.000 kaki. Dari puncak ini kejatuhan
timur bertahap dan panjang; ke barat, menuju Laut Merah, terjal
dan pendek. Sisi selatan semenanjung tempat laut berada6
Dari segi cuaca, Arab adalah salah satu daerah terkering dan
terpanas. Meski dibatasi oleh lautan di sebelah barat dan timur,
namun terlalu kecil untuk mempengaruhi kondisi cuaca. Tidak
ada satu sungai besar di Arabia yang mengalir dan mengalir ke
laut setiap dua musim. Alih-alih sungai, Arabia memiliki danau
wadi (wades), yang menerima banyak curah hujan yang cukup
deras.7Udara kering dan tanah yang beragam mengurangi
kemungkinan tumbuhnya tanaman hijau. Hijaz ditumbuhi pohon
kurma.
Gandum tumbuh di Yaman dan oasis tertentu. Barley
ditanam sebagai pakan kuda. Sereal ditanam di daerah tertentu,
dan beras ditanam di Oman dan Hasa. Kopi, ciri khas Yaman,
dibawa ke Arab dari Abyssinia pada abad ke-14. Salah satu jenis
tumbuhan yang menjadi primadona pertanian di Arab yaitu
kurma. Kurma dikenal, dicari dan dihargai di seluruh dunia.
Minuman yang terbuat dari kurma yang dipres disebut Nabidhi
dan sangat populer. 8
Hewan peliharaan utama adalah unta, keledai, anjing
penjaga umum, bulldog (slugi), kucing, domba, dan kambing.
Dikatakan bahwa setelah Hijrah, bagal dibawa dari Mesir oleh
Muhammad, yang lebih suka menungganginya daripada
menunggang kuda. Gurun menghasilkan belalang, yang disukai
orang Badui, terutama saat dipanggang dalam garam. Wabah
belalang yang terkenal terjadi setiap tujuh tahun. Reptil itu,

6
Hitti K. Philip, History Of Arab,edisi 3. (London :Macmillan,1946) hlm 14
7
Hitti K. Philip, History Of Arab,edisi 3. (London :Macmillan,1946) hlm 17
8
Hitti K. Philip, History Of Arab,edisi 3. (London :Macmillan,1946) hlm 19
14

sesumbar Nufud, memang ular berbisa bertanduk. Lawrence


berbicara dengan ngeri tentang pengalamannya dengan ular di
Wadi Sirḥān. Sama terkenalnya dengan literatur Islam, kuda tetap
menjadi impor terakhir ke Arab kuno. Hewan yang membuat
Najda terkenal ini tidak dikenal oleh orang Semit awal. Itu
dijinakkan pada zaman kuno oleh penggembala Indo-Eropa
nomaden di suatu tempat di sebelah timur Laut Kaspia, kemudian
dalam skala besar oleh dan melalui Kassites dan Het dua
milenium SM. berhasil dibawa ke Asia Barat 9

2.3 Metode Dan Model Penulisan

 Model penulisan yang digunakan dalam bab yang saya kaji menggunakan
model tematik karena semua pembahasan yang dijelaskan dalam bab ini
sesuai dengan tema.

 Metode penulisan yang digunakan dalam bab yang saya kaji ialah metode
penulisan sejarah modern karena didalam pembahasannya sesuai dengan
peristiwa yang terjadi.Dan terdapat rujukan-rujukan yang tercantum dalam
catatan kaki.

9
Hitti K. Philip, History Of Arab,edisi 3. (London :Macmillan,1946) hlm 20
15

2.2.3 Bab 2 Kelahiran Islam dan kekhalifahan

Bagaian 2 ini memiliki 9 subab dari halaman 111-178 yang


diantaranya :
a. Muhammad Rasulullah (halaman 111 – 122)
Bagian ini menceritakan perjalanan Nabi Muhammad dari
lahir sampai dakwahnya rasulullah ke madinah. Pada sekitar tahun
571 M, seorang anak lahir dari suku Quraisy di Mekkah dan
diberikan oleh ibunya sebuah nama Muhammad. Sukunya
memanggilnya al-Amin' (yang setia). Lalu dijelaskannya silsalah
rasulullah dari suku Quraisy hingga adanya Ali bin Abi thalib.
Seperti yang telah kita ketahui kelahiran hingga perjuangan
Rasulullah SAW ini sama halnya seperti pada penulisan sirah sirah
nabawiyah lainnya yang philip kisahkan dari halaman 111 - 122.
Yang philip kuatkan dengan referensinya dari beberapa jurnal dan
Al – qur’an, seperti pada gambar dibawah ini.
16

Metode diatas merupakan metode dirayah yang penulis


paparkan untuk melengkapi argumen nya metode dirayah adalah
penafsiran Al-Qur‟an atau hadits yang bersumber dari hasil
pemikiran.
Sama halnya dengan studi pustka yakni
metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data
dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
foto-foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang dapat
mendukung dalam proses penulisan. Jika dilihat dari gamabar
diatas phillip mengambil pernyataan dari buku Mingana pada
bukunya Sources Syiaque hal 146 mengenai rujukan tentang
penulisan nabi muhammad berbahasa suriah.
Adupun metode priodesasi / tematik yakni salah satu proses
strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa
babak, zaman atau periode. Pada Bab ini diurutkan berdasarkan
peristiwa yang terjadi di masa munculnya islam sampai
kekhalifakahan yakni seperti gambar dibawah ini.
17

model deskripsi naratif merujuk pada model narasi yang


mengungkap informasi implisit mengenai apa yang terjadi,
menjelaskan peristiwa atau fenomena sejarah secara rinci, juga
menggambarkan bagaimana peristiwa tersebut berkembang dari
waktu ke waktu. Hal ini terbukti pada gambar dibawah ini.

Pada hal 147 tersebut merupakan subab ke 12 yang


menjelaskan secara deskriftif mengenai pemanaparan tentang
Pertempuran Mu'tah adalah upaya menaklukan Suriah di masa
hidup Nabi. Ekspedisi Tabük pada tahun berikutnya (H. 9/630)
yang dipimpinnya secara langsung tidak berdarah, meskipun
menjaring beberapa oasis Yahudi dan Kristen. Pada akhir perang
Riddah pada musim gugur tahun 633. Yang dimana penulis secara
narasi menceritakan kejadian yang terjadi saat pertermpuran
tersebut dipimpin zayd dengan maksud membalas atas
pembunuhan utusan rasulullah terhadap heraclius.
model dokumentatif yakni penulis banyak mencantumkan
bukti bukti gambar dan peta disetiap subab pembahasannya seperti
pada gambardibawah ini.
18

Adapun ia mencantumkan gambaran isra miraj rasulullah SAW


pada halaman 115 seperti pada gambar dibawah ini.

b. Al- Qur’an kitab Allah ( 123 – 127 )


Setelah wafatnya Rasulullah SAW terjadilaj kodifikasi Al –
Qur’an dan kedudukannya di antara kitab suci lain dimulainya pada
khalifah umar yang memerintahkan mengumpulkan bagian bagian
Al – Qur’an dar potongan ayat yang tertuls di pelepah kurma,
lempengan batu, serta para hafidz hafidzah. Di percayanya zayd
ibn tsabit untuk tugas ini. Penggumpulnya secara mekanis dari
surat makkiyah hingga madaniah.
Buku paling muda dalam sejarah in sebaga pondasi umat
muslim yang diterjemahkan ke dlam 40 bahasa. Merupakan firman
Allah yang tidak diciptakan, menjadi landasan kurikulum dan
karya terbaik pada penulisan arab masa itu.
c. Islam Agama kepasrahan kepada kehendak Allah (128 – 138)
Tiga prinsip islam yaitu iman, ibadah, dan ihsan yang
tercakup dalam makna din pada qur’an surat ali imran ayat 17 allah
berfirman “sesunnguhnya agama disisi allah adalah islam”. Prinsip
iman melibatkan keyakinan kepada Allah, para malaikat, kitab-
19

kitabNya, para rasul, dan hari akhir. Iman adalam penegasan la


ilaha illallah yang menempati posisi tertinggi, lalu pengakuan iman
kepada rasulullah dan Al – Qur’an sebagi pedoman.
Rukun islam merupakan pilar pertama yang terdiri dari lima
pilar yakni syahadat, sholat, zakat, puasa dan ibadah haji yang
philip jelaskan kelimanya dan rukun iman merupakan keyakinan
terhadap ketentuan” allah. Philip mendokumntasikan jemaah haji
untuk menguatkan penjelasannya seperti pada gamabr dibawah ini.

d. Periode penaklukan, pentebaran, dan kolaborasi ( 139 – 146 )


Kekhalifahan
1. Abu bakar : 632 - 634
2. Umar : 634 - 644
3. Utsman : 644 – 656
4. Ali : 656 - 661
Selama rasulullah SAW hidup beliau menjalaknnya
perannya sebagi nabi, pembuat hukum, pemimpin agam, hakim,
komandan dan kepala pemerintahan. Setelah rasulullah wafat
kepemimpinan digantikan oleh para sahabatnya yang dimulai
20

dengan perselisihan pemilihan ali dan bani ummayah, dan


terpilihlah abu bakar yang menduduki kekhalifahan (632-634)
yang terkenal dengan keyegasahnnya dalam membayar pajak saat
pemerintahannya, ekspedisi islam pun tersebar luas saat pasukan
dipimpin khalid bin walid. Dengan Islam, Timur Dekat tidak
hanya merebut kembali seluruh bekas domain politiknya, tetapi
juga merebut kembali keunggulan intelektual kunonya di ranah
budaya.
e. Penaklukan suriah ( 147 – 154 )
Pada saat Heraklius pemimpin kerajaan timur, pasukan
yordania melaporkan adanya pasukan arab di mut’ah yang
dipimpin zaid ibn haritsah yang gugur dan digantikan khalid ibn al
walid, penyerangan bertujuan menuntut balas kematian seorang
utusan nabi dan m engamankan pedang – pesang masyrafiyah yang
akan menyerang mekah.
Pertempuran Mu'tah adalah satu-satunya pertempuran dengan
Suriah yang terjadi pada masa hidup Nabi. Ekspedisi Tabuk pada
tahun berikutnya (9 H./630 M) yang dipimpin langsung oleh
Muhammad tidak menumpahkan darah sedikit pun, namun berhasil
menguasai beberapa daerah oasis Yahudi dan Kristen.
Seusai Perang Riddah pada musim gugur pada 633, tiga pa-
sukan yang masing-masing terdiri atas sekitar 3.000 orang, yang
masing-masing dipimpin oleh Amr ibn al-'Ash. Peta penaklukan
pada gambar dibawah ini.
21

Perolehan yang begitu cepat dan mudah atas wilayah yang


begitu strategis dari penguasa pertama di zaman itu memberikan
prestise kekuatan Islam yang baru bangkit di mata dunia dan, yang
lebih penting, keyakinan akan takdirnya sendiri. Dari Suriah,
gerombolan itu menyapu Mesir dan dari sana membuat jalan
kemenangan mereka melalui seluruh Afrika utara. Dengan Suriah
sebagai basis, dorongan maju ke Armenia, Mesopotamia utara,
Georgia, dan Adhar bayjän menjadi mungkin, begitu pula
penggerebekan dan serangan yang selama bertahun-tahun akan
dilakukan terhadap Asia Kecil. Dengan bantuan pasukan Suriah,
Spanyol di Eropa yang jauh, dalam waktu kurang dari seratus tahun
sejak kematian Nabi dibawa ke dalam lingkaran Islam yang
semakin meluas.
f. Al- Iraq dan Persia ditaklukan ( 155 – 159 )
Pasukan khalid pada 634 menaklukan irak pada suku badui
semnatara itu persia sedang menyiapkan serangan balasan dan
hampir memusnahkan pasukan arab di Hirah. Khalfah umar yang
22

mengurum sad bin abi waqqash ke irak, pada perang yarmuk suriah
sudah ditaklukan.
Penaklukan Persia yang awal dan tidak meyakinkan ini
membutuhkan waktu sekitar satu dekade untuk dicapai; senjata
Muslim bertemu dengan perlawanan yang jauh lebih keras kepala
daripada di Suriah. Dalam kampanye tersebut, sekitar 35.000-
40.000 orang Arab, termasuk wanita, anak-anak, dan budak, pasti
ikut ambil bagian.
ekspansi Arab yang tak tertandingi ini sekarang telah
tumbuh menjadi sebuah kerajaan sejauh yang terbentang dari
Alexander, dengan khalifah di al-Madinah mencoba untuk
mengatur aliran sumber yang anak sungainya, terus meningkat di
jumlah dan ukuran, membengkakkan arus di luar kendali.
g. Mesir, tripoli dan barqah diakusisi ( 160 – 167)
Penaklukan Mesir dilakukan dengan cara penyerbuan yang
sistematis, tidak sporadis. Mencari daerah baru untuk mengungguli
pamor saingannya, yaitu Khalid. 'Amr ibn al-'Ash, yang pada masa
Jahiliah sering melakukan perjalanan dagang ke Mesir dan 48
mengenal kota-kota beserta jalan-jalannya, memanfaatkan keda-
tangan 'Umar ke Yarusalem untuk mempertegas otoritasnya untuk
menyerang tanah Firaun. Berikut peta penaklukan Mesir.
23

Pada awal 646, Iskardariyah untuk kedua kalinya berhasil


dikuasai. Dinding kota yang kokoh itu runtuh dan ibu kota Mesir
kuno itu kembali beraca dalam kekuasaan orang Islam.
Jatuhnya Mesir membuat provinsi-provinsi Bizantium yang
berbatasan dengan wilayah baratnya menjadi tidak berdaya; pada
saat yang sama, pendudukan Aleksandria yang terus berlanjut
membuat penaklukan provinsi-provinsi tersebut harus dilakukan.
penyerahan diri dari suku-suku Berber di Tripolis, termasuk suku
Lawätah."
Utsman memperluas bahkan kepada kaum pagan Berber,
yang tidak termasuk dalam kategori Ahli Kitab, hak-hak istimewa
yang sama seperti yang dimiliki oleh kaum Dhimmah. Upaya-
upaya juga dilakukan di Nubia (al- Nübah) di selatan, yang dengan
padang rumputnya lebih mirip dengan Arab dan lebih baik
beradaptasi dengan cara hidup nomaden daripada Mesir.
Selama berabad-abad sebelum Islam, infiltrasi Arab yang
kurang lebih terus-menerus ke Mesir dan bahkan ke Sudan telah
berlangsung. Pada tahun 652, 'Abdullah menjalin perjanjian dengan
orang-orang Nubia, yang pada saat itu masih jauh dari kata takluk.
Selama berabad-abad berikutnya, kerajaan Kristen Nubia, dengan
Dongola sebagai ibu kotanya dan dengan populasi campuran antara
orang Libya dan orang negro, berdiri sebagai penghalang terhadap
serbuan Islam yang lebih jauh ke selatan.

h. Administrasi di Wilayah Baru ( 169 – 177 )


Pengorganisasian wilayah pendudukan baru yang begitu luas,
dan penerapan ketentuan masyarakat Arab primitif yang belum di-
kodifikasi terhadap tuntutan masyarakat kosmopolitan yang hidup
dalam berbagai kondisi, menjadi tugas berat yang kini harus di-
hadapi oleh penguasa Islam. 'Umar adalah orang pertama yang
menyadari persoalan ini. Dalam berbagai riwayat, ia ditampilkan
24

sebagai penguasa yang berhasil mengatasi persoalan itu, sehingga


ia dipandang sebagai pendiri kedua teokrasi Islam-sejenis Utopia
Islam-yang ditakdirkan tidak berusia lama.
daerah taklukan, penduduknya di- biarkan beraktifitas dan
bercocok tanam, dengan status yang lebih rendah dan dipandang
sebagai sumber keuntungan orang-orang Islam (maddah al-
muslimin
Ketika seorang penduduk yang ditaklukkan memeluk Islam,
maka berdasarkan sistem kuno yang diriwayatkan berasal dari
"Umar, ia terbebas dari semua kewajiban membayar pajak
Angkatan Perang Islam Semua anggota pasukan perang
adalah orang Islam dari seluruh bangsa dan suku Pasukan itu
dipimpin oleh seorang komandan, dan panglima tertinggi (amir)
adalah khalifah di Madinah, yang menyerahkan otoritasnya kepada
jendral-jenderalnya
Peradaban Arab Melalui penaklukan kawasan Bulan Sabit
Subur, juga Persia, dan Mesir orang-orang Arab telah menguasai
bukan saja wilayah gro- grafisnya, tapi juga pusat-pusat peradaban
tertua di dunia.
Dalam bidang seni dan arsitektur, filsafat, kedokteran. ilmu
pengetahuan, sastra, dan pemerintahan, orang-orang Arab tidak
memiliki banyak hal yang bisa diajarkan dan dipelajari
Watak dan Prestasi Khulafa' al-Rasyidún Penaklukan dunia
yang diawali pada masa Abu Bakar mencapai titik tertingginya
pada masa Umar dan relatif terhenti pada masa ali
Abu Bakar (632-634), penakluk dan penjaga Semenanjung
Arab, menjalani hidup dengan kesederhanaan patriarkhis
Bergaya hidup sederhana dan hemat, penerusnya yang
energik dan berbakat, 'Umar (634-644). yang berperawakan tinggi,
kua dan agak keras
Usman. yang membukukan firman Tuhan dan yang pada
25

pemerintahannya menyaksikan penaklukan Iran. Azerbaizan dan


sebagian Armenia, juga merupakan sosok manusia yang saleh dan
bijak, tapi ia terlalu lemah untuk menolak tuntutan kerabat dekat-
nya yang serakah.

i. Perjuangan antara ‘ali dan mu’awiyah untuk kekhalifahan ( 178 –


186 )
Istilah khalifah Rasûl Alláh (Penerus Rasul Allah), yang dalam
hal ini dinisbahkan kepada Abu Bakr, tidak ia gunakan untuk
gelarnya. Umar, kandidat khalifah setelah Abu Bakr, ditunjuk olet
Abu Bakr sebagai penerusnya dan diriwayatkan pernah meng
gunakan gelar khalifah.
Pada akhir abad ke-18, berkembang suatu pandangan di Eropa
bahwa khalifah Islam mirip dengan Paus dalam Kristen. la peran
memiliki kewenangan spiritual atas para pengikut Muhammad di
seluruh dunia.
pemerintahan Islam, istilah amir al- muminin, pemimpin kaum
beriman, meniscayakan bahwa penguasa memiliki kekuasaan
militer yang penuh.
Dibawah ini Bagan kekhalifahan Islam
26

Dengan meninggalnya Ali (661), pemerintahan yang dapat kita


sebut sebagai periode kekhalifahan republik-dimulai sejak
kekhalifahan Abu Bakr (632)-telah berakhir. Empat khalifah pada
masa ini dikenal oleh para sejarawan Arab sebagai al-Rasyidün
Pendiri kekhalifahan kedua. Mu'awiyah dari keluarga Umayyah,
menunjuk putranya sendiri, Yazid, sebagai penerusnya sehingga ia
menjadi seorang pendiri sebuah dinasti. Dengan demikian, konsep
pewarisan kekuasaan mulai diperkenalkan dalam suksesi
kekhalifahan, dan sejak saat itu tidak pernah sepenuhnya
ditinggalkan.
ketika karisma Nabi dan kesucian Madinah masih menjadi
kekuatan penggerak aktif dalam kehidupan para penerus
Muhammad. berakhir dengan pertumpahan akibat perebutan ke-
kuasaan yang kini kosong, pertama antara 'Ali dan saingan dekat-
nya. Thalhah dan Zubayr, kemudian antara 'All dan penantang
baru, Mu'awiyah, tokoh yang dijagokan oleh keluarga Umayyah

2.2.4 Bab 3 Dinasti Ummayah dan Abbasiyah

Bagian ini merupakan bagian terpanjang dari buku ini.


Bagian ini terdiri dari 16 bab yang membahas secara rinci dua
dinasti utama Islam, yaitu dinasti Umawiyah I dan dinasti
Abbasiyah. Seperti buku-buku sejarah Islam lainnya, Hitti terlebih
dahulu menyajikan pembahasan tentang Dinasti Umawiyah,
kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang Dinasti
Abbasiyah.
Yang membedakan buku Hit dengan buku-buku lain adalah
detail yang tampak dalam penyajian berbagai buku sejarah yang
ditulis oleh para sarjana Muslim dan non-Muslim. Hal ini terlihat
pada bab-bab yang disajikan, misalnya, tentang puncak kejayaan
27

dan kekuasaan Dinasti Umawiyah. tidak hanya membahas manfaat


dan kemajuan di berbagai bidang, namun Hitti juga secara khusus
melukiskan gambaran Kerajaan Islam hampir seabad setelah
wafatnya Muhammad SAW. Secara khusus, perbandingan antara
kedua periode tersebut jarang ditemukan dalam buku-buku sejarah
Islam.
 BAGIAN 3 Kekhalifahan Umayyah dan Kekhalifahan Abbasiyah
 Jumlah Halaman: 296 Halaman halaman 189-484)
 Pembahasan isi buku di bagian(part) ke 3 ini terbagi menjadi 17 sub
bagian(chapter)-
(sub bagian 17-33).
Sub bagian 17:Kekhalifahan Umayyah: Muawiyah
mendirikan sebuah dinasti
Sub bagian 18: Permusuhan dengan Bizantium
Sub bagian 19: Puncak kejayaan dinasti Umayyah
Sub bagian 20: Kebijakan politik dan kondisi sosial dinasti
Umayyah
Sub bagian 21: Perkembangan Intelektual dinasti Umayyah
Sub bagian 22: Kemunduran dan keruntuhan dinasti
Umayyah
Sub bagian 23: Berdirinya dinasti Abbasiyah
Sub bagian 24: Masa keemasan dinasti Abbasiyah
Sub bagian 25: Struktur pemerintahan Abbasiyah
Sub bagian 26: Sosial masyarakat dinasti Abbasiyah
Sub bagian 27: Perkembangan sains ilmiah dan sastra
Sub bagian 28: Pendidikan
Sub bagian 29: Perkembangan seni rupa
Sub bagian 30: Mazhab dan ragam pemikiran Muslim
Sub bagian 31: Pemecahan dinasti kecil di barat
Sub bagian 32: Ragam dinasti di timur
Sub bagian 33: Keruntuhan dinasti Abbasiyah
28

Di bagian ke-3 ini secara garis besar sebagaimana judulnya, memberikan


informasi tentang kekhalifahan Umayyah juga kekhalifahan Abbasiyah dalam
pendiriannya, kebijakan politik, sosial masyarakat, masa keemasan, serta
perkembangan intelektual ilmiah dan sastra. Walaupun demikian buku ini disusun
secara ilmiah dengan mengambil referensi dari data sejarawan muslim dan
sejarawan barat pakar orientalis, tidak bisa dipungkiri bahwa kekurangan ada dan
perlunya koreksi menurut Hitti sendiri dalam kata pengantarnya.

Saya ambil sedikit isi daripada bagian ke- 3 ini, dimulai pada hal 189.
Diperlihatkan silsilah Muawiyah yang masih memiliki hubungan kekeluargan
dengan Rasulullah Muhammad SAW. Hitti kemudian memaparkan lika-liku
berdirinya dinasti Umayyah yang muncul melalui peristiwa arbitrase antara Ali
dan Muawiyah. Muawiyah dinobatkan sebagai khalifah di Aelia(Yerusalem) dan
kemudian menetapkan Damaskus sebagai ibu kota kerajaan Islam, bersamaan
Amr bin al-Ash sebagai tangan kanan Muawiyah mengambil Mesir dari pengaruh
pendukung Ali. Namun Iraq telah memantapkan pandangan untuk mendukung
keturunan Ali yaitu al-Hasan. Akan tetapi sebenarnya mayoritas masyarakat
Mekah dan Madinah kurang loyal terhadap ketokohan kedua belah pihak sebab
mereka bahkan baru mengakui Rasulullah Muhammad, itupun untuk menjaga
29

kehormatannya. be rlanjut di halaman 190 hingga pertengahan 191 proses alih


kuasa dari penerus Ali yaitu al-Hasan dan al-Husain.

Di penghujung halaman 191-193 dilanjutkan. Sementara berhasil mengamankan


posisi, dinasti Umayyah masiih dibayangi dau penentang lainnya yaitu Abdullah
keponakan Ummul Mukminin Aisyah dan Ibn Zubayr. Digambarkan maneuver
politik yang hingga menimbulkan peperangan, terbunuhnya al-Husain pada
kepemimpinan Yazid ibn Muawiyah. Kisah luluh lantaknya kota Mekah dan
Madinah disebutkan belum dapat dipastikan kebenarannya namun. Dalam masa
pengepungan para penentang di Haramain, Yazid wafat.Sehingga kekuasaan
sedikit goyah dengan Ibn Zubayr berhasil diangkat menjadi khalifah , namun
kemudian senior keluarga Umayyah, Marwan ibn al-Hakam, sepupu khalifah
Utsman, menjadi pengganti Muawiyah II, anak dari Yazid ibn Muawiyah yang
sakit-sakitan dan hanya memerintah selama 3 bulan, didukung penuh oleh
pasukan Kalb berhasil meredam perlawanan para penentang. Hingga akhirnya di
masa penerus Marwan yaitu Abdul Malik melalui tangan kanannya yaitu Al-
Hajjaj anak dari putri Abu Bakar, Asma. berhasil memangkas kepemimpinan
penentang dengan membunuh Ibn Zubayr dalam peperangan. Setelahnya para
penentang pun terpencar ke berbagai wilayah dan sejarah Arab lebih
menggambarkan pengaruh dunia luar terhadap semenanjung Arab, bukan
sebaliknya.
30

Model penulisan

Dalam bagian tiga ini diberi judul Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah yang
kemudian dalam tiap sub bagian diberi judul berdasar tema seperti sub bagian 17
berjudul berdirinya kekhalifahan Umayyah kemudian sub bagian 18 berjudul
perseteruan dinasti Umayyah dengan Bizantium. Dapat diambil kesimpulan
dengan melihat daftar isi bahwa penulisan buku ini menggunakan model tematik.
Yang dimana pembahasan tiap bagiannya terbagi dan terfokus pada sub bagian
berdasarkan suatu tema atau peristiwa bukan tahun

Metode penulisan
31

Dengan memperhatikan bahwa dalam kepenulisannya Hitti menggunakan banyak


referensi data sejarah dari para ilmuwan Islam timur hingga barat juga melalui
proses pemikiran panjang serta kritik dan perbaikan untuk dapat menyusun
karyanya. Dapat diambil kesimpulan bahwa penulisan buku ini menggunakan
metode dirayah yang lekat dengan analisis interpersonal dengan kajian kritis dan
rasioanal serta metode deskriptif-naratif-eksplanatif dengan melihat bahwa data-
data yang dirangkum oleh Hitti disampaikan secara runut dan penelusuran sebab-
akibatnya.

2.2.5 Bab 4 Orang Arab di Eropa: Spanyil dan Sisilia (italia)

 Bagian ini terdiri dari 9 sub bab yang membahas secara rinci tentang
penaklukan umat islam terhadap eropa. Bangsa Arab memiliki pengaruh
yang signifikan di Eropa, terutama di Spanyol dan Sisilia, selama periode
penaklukan dan pemerintahan mereka di abad ke-8 hingga ke-15.
 Jumlah halaman : 223 halaman, dari hal 493-614
 Pembahasan isi buku pada bagian 4 ini terdiri menjadi 9 sub bagian
A. Sub 1 (hal 493-503): pada bagian ini menjelaskan tentang
penaklukan dan priode awal kekuasaan islam di spanyol, dari sisi
kecepatan operasi dan kadar keberhasilannya, ekspedisi ke Spanyol
memiliki kedudukan yang unik dalam sejarah militer Abad
Pertengahan.
Pengintaian pertama dilakukan pada bulan Juli 710 ketika
Tharif, orang kepercayaan Mûsâ ibn Nushair, gubernur terkemuka
di Afrika Utara pada periode Umayyah, mendarat di semenanjung
32

kecil membawa balatentara berkekuatan seratus pasukan kavaleri


dan empat ratus pasukan infanteri yang terletak hampir di ujung
paling selatan benua Eropa.
Semenanjung ini, sekarang disebut Tarifa, sejak saat itu
menyandang namanya, Jazirah (kepulauan) Tharif. Mûsâ, yang
telah menguasai kegubernuran kira-kira sejak 700, berhasil
memukul mundur pasukan Bizantium selamanya dari wilayah barat
Kartago dan perlahan-lahan meluaskan penaklukannya sampai ke
Atlantik sehingga memberikan batu loncatan kepada Islam untuk
menyerang Eropa.
Terdorong oleh keberhasilan Tharif dan melihat adanya
konflik penguasa di kerajaan Spanyol Gotik Barat. juga didorong
oleh hasrat untuk memperoleh barang rampasan bukan hasrat untuk
menaklukkan, Mûsâ mengutus seorang budal Berber yang sudah
dibebaskan, Thâriq ibn Ziyad, pada tahur 711 ke Spanyol
memimpin 7.000 pasukan, yang sebagian besa terdiri atas orang-
orang Berber. Thâriq mendarat dekat gunung; batu besar yang
kelak mengabadikan namanya, Jabal (gunung, Thariq (Gibraltar).
Kapal-kapal mereka, menurut sejumlah riwayat. disediakan oleh
Julian, pangeran Ceuta,' yang namanya cukup melegenda, meski
lebar selat itu hanya sekitar tiga belas mil.

B. Sub 2 (hal 505-510) : bagian ini menjelaskan saat Tahun 750 Bani
Abbasiyah meraih tampuk kekuasaan dengan ditandai pembantaian
massal terhadap anggota keluarga Umayyah.' Meski demikian, ada
segelintir orang yang luput dari pembantaian salah satunya adalah
'Abd al-Rahman ibn Mu'awiyah, cucu Hisyam, khalifah kesepuluh
Damaskus.
Kisah rentang selamatnya pemuda berusia dua puluh tahun
ini, yang lima tahun menyamai dalam pengembaraan melewati
Palestina, Mesir dan Afrika Utara serta beberapa kali lolos dari
33

ketajaman telik sandi Abbasiyah telah membentuk salah satu


episode paling dramatis dalam sejarah Arab. Pelariannya dimulai
dari sebuah perkemahan orang Arab badui di tepian kiri sungai
Efrat, tempat ia tinggal beberapa saat untuk menyelamatkan diri
dari kejaran penguasa Abbasiyah.

C. Sub 3 (512-518): Bagian ini menjelaskan adanya kerusuhan sipil,


Kekacauan bermula pada 805, ketika pada suatu hari sang amir
melintasi jalanan, masa menyerangnya dengan batu, sementara
para teolog bertepuk-tangan. 72 pentolan yang kemudian diketahui
terlibat dalam konspirasi untuk menggulingkan al-Hakam, ditahan
dan disalib. Setelah itu, satu demi satu muncul pemberontakan
yang dilakukan oleh para pembelot.
Puncaknya adalah pertempuran sengit pada 814 di bawah
pimpinan seorang faqih. Pihak pemberontak didukung oleh massa
yang marah berhasil mengurung al-Hakam di dalam istananya,
meski kemudian pasukan kavalerinya berhasil mengusir mereka.
Massa pemberontak yang kebanyakan menghuni pinggiran kota itu
diperlakukan dengan kejam. Para pemimpinnya, yang jumlahnya
mencapai tiga ratus orang, dipaku ke papan salib dengan kepala di
bawah. Seluruh penduduk diperintahkan agar meninggalkan
Spanyol dalam tiga hari dan dataran yang mereka tinggali diratakan
dengan tanah. Siapa pun dilarang membangun kembali di sana.

D. Sub 4 (520-524): bagian ini menjelaskan tentang ke khalifahan


umayyah yang berada di kordova, Khalifah Umayyah pertama
yang memperluas kekuasaannya ke Kordova adalah Abdul Rahman
I pada tahun 756 M. Ia melarikan diri dari Konflik Sipil di Timur
Tengah dan berhasil mendirikan emirat otonom yang mandiri di
Kordova.
Kordova kemudian berkembang menjadi pusat pemerintahan
34

yang penting bagi Kekhalifahan Umayyah di Semenanjung siberia.


Selama masa kekuasaan Khalifah Umayyah di Kordova, kota
tersebut menjadi pusat kebudayaan, ilmiah, dan politik yang
penting. Khalifah Umayyah di Kordova mengadopsi banyak aspek
budaya Arab dan Islam ke dalam masyarakat mereka.
Mereka membangun masjid-masjid megah, istana-istana, dan
pusat-pusat pendidikan yang terkenal seperti Universitas Kordova,
yang menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan terkemuka pada
zamannya.

E. Sub 5 (526-535): bagian ini menjelaskan tentang keadaan politik,


ekonomi, dan pendidikan. Pada awal kekuasaan Umayyah, wilayah
yang sekarang disebut Spanyol merupakan bagian dari
Kekhalifahan Umayyah dan diperintah oleh penguasa Umayyah
yang berbasis di Damaskus, Suriah. Namun, pada pertengahan
abad ke-8, terjadi pemberontakan di Spanyol yang dipimpin oleh
Abdul Rahman I, yang mendirikan Emirat Otonom Umayyah di
Kordova.
Wilayah tersebut menjadi independen secara de facto,
meskipun masih mengakui kekuasaan khalifah Umayyah di
Damaskus. Secara ekonomi wilayah-wilayah yang diperintah oleh
Umayyah di Eropa mengalami perkembangan yang signifikan.
Spanyol, khususnya Kordova, menjadi pusat perdagangan penting
antara Timur dan Barat. Kordova dikenal sebagai pusat produksi
tekstil, kerajinan, dan pertanian yang makmur.
Selain itu, Umayyah juga memperkenalkan sistem irigasi
yang canggih, yang meningkatkan produktivitas pertanian dan
perdagangan. Dan yang terakhir Pendidikan di bawah kekuasaan
Umayyah di Eropa sangat berkembang pesat. Kordova menjadi
pusat kebudayaan dan ilmiah yang penting. Universitas Kordova,
didirikan pada abad ke-9, menjadi salah satu institusi pendidikan
35

terkemuka di dunia pada masanya. Universitas tersebut


menawarkan program studi dalam berbagai bidang, termasuk ilmu
pengetahuan, filsafat, matematika, kedokteran, dan astronomi.
Banyak pengetahuan dan karya-karya klasik Yunani dan Romawi
dipelajari, diterjemahkan, dan dikembangkan di sana.

F. Sub 6 (537-556): bagian ini menjelaskan tentang kejatuhan


granada, Kejatuhan Granada pada era Umayyah tidak tepat
mengacu pada periode sejarah yang tepat. Granada, yang terletak di
Spanyol modern, merupakan ibu kota terakhir dari Kesultanan
Nasrid yang berlangsung dari abad ke-13 hingga abad ke-15.
Kesultanan Nasrid adalah salah satu kerajaan Muslim terakhir
yang tersisa di Semenanjung siberia setelah invasi oleh bangsa
Moor. Era Umayyah, di sisi lain, merujuk kepada periode
kekuasaan Kekhalifahan Umayyah yang berlangsung dari tahun
661 hingga 750. Kekhalifahan Umayyah tidak meliputi wilayah
Spanyol atau Granada pada saat itu.
Pada akhirnya, Kekhalifahan Umayyah jatuh pada tahun 750
dan digantikan oleh Kekhalifahan Abbasiyah. Pada tahun 1492,
Granada akhirnya jatuh ke tangan Raja Ferdinand II dari Aragon
dan Ratu Isabella I dari Castilla, yang dikenal sebagai Reconquista.
Penaklukan ini menandai akhir dominasi Muslim di Semenanjung
Iberia dan pendirian negara-negara Katolik yang bersatu menjadi
Kerajaan Spanyol.

G. Sub 7 (557-590): pada bagian ini menjelaskan bahwa banyak


kontribusi yang di sumbangkan islam pada spanyol yaitu ilmu
pengetahuan dan kedokteran, bidang pendidikan dan perpustakaan,
sastra dan syair, filosofi dan teologi, hingga arsitektur dan seni.
36

H. Sub 8 (591-601): pada bagian ini mejelaskan tentang warisan yang


banyak di berikan umat muslim, termasuk arsitektur dan seni.
Orang arab spanyol menyebarkan dan mengembangkan hampir
semua bidang seni dan kerajinan yang dikenal oleh umat islam di
daerah daerah lainnya. Banyak yang di sumbangkan dalam bidang
seni, termasuk kaligrafi, seni keramik, seni ukir dan seni lainnya.

I. Sub 9 (602-614): Penaklukan umat Islam atas kepulauan Sisilia


(bahasa Arab. Sigilliyah) merupakan buih terakhir dari gelombang
serbuan yang dibawa bangsa Arab ke Afrika Utara dan Spanyol.
Para pemimpin ekspansi ke kepulauan itu, dan ke daratan Eropa
Tengah adalah panglima-panglima perang Dinasti Aglabiyah dari
Kairawan yang menyerang wilayah itu pada abad ke-9 M..

Meski demikian, upaya-upaya sporadis yang dilakukan oleh


para pengembara muslim, tentara-tentata bayaran, dan para
perompak telah dilakukan jauh sebelum itu. Faktanya, ketika pada
652 angkatan laut Bizantium di Aleksandria mendapat serangan
dan kekuatan maritim beralih ke tangan orang Arab, pada saat yang
sama terjadi serangar atas kekuatan Bizantium di Sisilia yang
dilakukan oleh panglim perang khalifah Mu'awiyah.
Kejayaan Siracuse (Saraqusah, sara qushshab) tenggelam
dalam serangan pertama ini. Rampasan perang, muslim, termasuk
para wanita, kekayaan gereja, dan benda benda berharga lainnya,
mengundang para pengembara muslim untuk kembali ke daerah itu
pada paruh kedua abad ketujuh. Pada abad kedelapan, kaum Berber
dan para pejuang Arab dari Afrik Utara, serta umat Islam Spanyol
mulai merambah pulau-pulau di bagian utara dan timur serta
menebarkan ketakutan di antara penduduk Sisilia, Corsica dan
Sardinia.
Mesti diingat bahwa pada saat itu, perompakan dan
37

penjarahan dianggap sebagai alat-alat sah untuk hidup, baik oleh


penduduk muslim maupun Kristen. Tetapi tidak ada kebijakan
politis yang terrencana dalam gerakan gerakan ekspansi yang
pertama ini.

 Model penulisan: bagian ini mengunakan model penulisan tematik yang


dimana pembahasan tiap bagiannya terfokus pada sub bagian yang
berdasarkan suatu tema atau peristiwa

Metode penulisan : untuk metode penulisannya, hitti


mengunakan metode diroyah yang lekat dengan analisis
interpersonal dengan kajian kritis dan rasional, juga mengandalkan
keilmuan yang di kuasai penulis.
38

2.2.6 Bab 5 Negara-negara Muslim Terakhir Pada abad pertengahan

- Judul “Negara-negara Muslim Terakhir Pada abad pertengahan”


- Bab ini terdiri dari 89 halaman (dari halaman 617-705)
- Terdapat 7 sub bab, di antaranya:
• Sub bagian 43: Kekhalifah syi’ah di mesir: fatimiyah
• Sub bagian 44: Kehidupan Fatimiyah di mesir
• Sub bagian 45: Kontak militer antara timur dan barat: perang
salib
• Sub bagian 46: Kontak budaya
• Sub bagian 47: Mamluk, dinasti terakhir dunia arab di abad
menengah
• Sub bagian 48: Aktivitas intelektual dan artistik
• Sub bagian 49: Akhir kekuasaan mamluk
Saya ambil sedikit isi dari bab 5 ini, dimulai dari halaman
617-624.
a. Kekhalifah syiah di mesir: dinasti fatimiyah (hal. 617-624)
39

Kekhalifahan Fatimiyah didirikan pada tahun 909 di Tunis


sebagai tantangan terhadap kepemimpinan dunia Islam yang
diwakili oleh Abbasiyah di Baghdad. Pendirinya, Sa'id ibn-Husayn,
mungkin merupakan keturunan pendiri kedua sekte Ismaili,
Abdullah ibn-Maymun. Kenaikan yang spektakuler dari Sa'id
adalah puncak dari propaganda Ismaili yang terorganisir dengan
baik dan merupakan gerakan yang sebanding dengan gerakan
sebelumnya yang menyebabkan keruntuhan kekhalifahan
Umayyah. Da'i utama, abu-'Abdullah al-Husayn al-Shi'i,
memainkan peran penting dalam kesuksesan Fatimiyah, yang pada
akhir abad kesembilan menyatakan dirinya sebagai pendahulu
Mahdi dan menaburkan bibit pemberontakan di antara suku Berber
di Afrika Utara.
Pada saat itu, Ifriqiyah berada di bawah pemerintahan
Aghlabid, perwakilan terakhir Islam Sunni di Afrika Utara. Al-Shi'i
berhasil memenangkan suku Kitamah di wilayah yang jauh dan
memberikan sinyal kepada Sa'id untuk meninggalkan markas
Ismaili-nya di Salamyah dan menyamar sebagai pedagang ke
Afrika Barat Laut. Sa'id ditahan di penjara di Sijilmāsah atas
perintah Aghlabid Ziyadat-Allah (903-9), tetapi kemudian
dibebaskan oleh al-Shi'i. Pada tahun 909, al-Shi'i menghancurkan
dinasti Aghlabid yang berusia satu abad dan mengusir penerus
terakhirnya, Ziyadat-Allah, dari negeri itu.
Keberhasilan yang mencolok dari al-Shi'i di wilayah yang
jauh ini merupakan awal dari kejayaan Fatimiyah, yang menjadi
satu-satunya kekhalifahan besar Syi'ah dalam Islam. Meskipun
kurang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan sastra,
era Fatimiyah ditandai dengan karya seni dan arsitektur yang
sangat penting. Kekayaan yang dinikmati negara di bawah
kekuasaan kekhalifahan Fatimiyah, terutama di bawah dua vizir
keturunan Armenia, mencerminkan kebesaran zaman Firaun atau
40

Aleksander Agung, dan tercermin dalam bidang seni.10


Sa'id diangkat menjadi penguasa bergelar Imam' Ubaydullah
al-Mahdi dan diakui oleh al-Husain dan Isma'll sebagai penerus
Fatimah. Dinasti yang didirikannya sering disebut sebagai al-
'Ubaydiyah, terutama oleh orang-orang yang tidak mempercayai
dugaan silsilahnya.
Sejarawan Muslim terbagi dalam pertanyaan tentang
legitimasi asal-usul Fatimiyah mereka. Pengikut dan musuhnya
memberinya setidaknya delapan silsilah yang berbeda, beberapa
bahkan mengklaim bahwa dia adalah putra seorang Yahudi. Di
antara para pendukung legitimasi keturunan mereka, ibn-al-Athir,
ibn-Khaldun dan al-Maqrizi menonjol. Di antara mereka yang
meragukan atau menolak silsilah dan menganggap Said sebagai
penipu adalah ibn-Khallikan, ibn-'Idhāri, al-Suyuti' dan ibn-Taghri-
Birdi. Namun, perlu dicatat bahwa perselisihan tentang keaslian
garis keturunan Fatimiyah baru muncul pada tahun 1011, ketika
khalifah Abbasiyah al-Qadir menerbitkan sebuah manifesto yang
aneh di Baghdad, yang ditandatangani oleh berbagai Sunni dan
Syiah, yang menyatakan bahwa saingannya dari Mesir al. -Qadir-
Hakim tidak berasal dari Ne el Fatima, tetapi dari kaum Daysan
yang sesat.
'Ubaydullah (909-34) pertama kali menetap di pemukiman
Aghlabid Raqqadah, pinggiran kota al-Qayrawan. Dia terbukti
menjadi penguasa yang sangat cakap. Dua tahun setelah merebut
kekuasaan tertinggi, dia membunuh al-Syiah, komandan misinya,
dan segera memperluas kendalinya ke seluruh Afrika, dari Idrisid
Maroko hingga perbatasan Mesir. Pada tahun 914 dia menaklukkan
Aleksandria; dua tahun kemudian dia menghancurkan Delta. Di
Sisilia dia mengirim seorang gubernur baru dari suku Kitamah dan
menjalin hubungan persahabatan dengan pemberontak ibn-Ḥafşün

10
History of the Arabs (hal. 617)
41

di Spanyol. Malta, Sardinia, Corsica, Kepulauan Balearic, dan


pulau-pulau lain merasakan kekuatan armada yang diwarisi dari
Aghlabids. Sekitar 920 dia menetap di ibu kota baru, al-Mahdiyah,
yang dia dirikan enam belas mil tenggara al-Qayrawani di pantai
Tunisia dan disebut miliknya.11
Para pengikut Ubaydullah melanjutkan kebijakan agresi dan
ekspansi. Putranya, Abu-al-Qasim Muhammad al-Qa'im (934-46)
mengirim armada yang menjarah pantai selatan Prancis pada tahun
934 atau 935, menaklukkan Genoa dan mengejar Calabria,
membawa pulang budak dan barang rampasan lainnya. Namun,
tidak semua ekspedisi ini menghasilkan penaklukan yang bertahan
lama. Diperintahkan oleh cucu Al-Qa'im, Abu-Tamim Ma'add al-
Mu'izzi (952-75), armada Mesir menyerang pantai Spanyol dengan
unit baru yang berbasis di Maqs, pendahulu Bulaq sebagai
pelabuhan Kairo , dibangun. pada tahun 955, yang khalifahnya
adalah al-Nasir yang berkuasa. Tiga tahun kemudian, tentara
Fatimiyah maju ke barat hingga mencapai Samudra Atlantik, dari
mana komandan tentara mengirimkan ikan hidup dalam botol ke
khalifahnya. Pada 969, Mesir ditaklukkan oleh penguasa Ikhshidid.
Pahlawan dari kejahatan terakhir itu adalah Jawhar al-Şiqilli
(orang Sisilia), juga disebut al-Rumi (orang Yunani), yang awalnya
adalah seorang Kristen yang lahir di wilayah Bizantium, mungkin
Sisilia, dari mana dia dibawa sebagai budak ke al . -Qairawani. .
Begitu dia mencapai ibu kota kemenangan al-Fusṭāt pada tahun
969, Jawhar mulai membangun kota baru yang dia beri nama al-
Qahirah. Kota ini, sekarang menjadi kota terpadat di Afrika,
menjadi ibu kota Fatimiyah pada tahun 973. Setelah mendirikan ibu
kota baru, Jawhar membangun masjid agung al-Azhar pada tahun
972, yang dikhalifahan oleh al-'Aziz. Jawhar kemudian menjadi
pendiri kedua kerajaan Fatimiyah, setelah al-Syiah, yang meliputi

11
History of the Arabs (Hal. 618)
42

seluruh Afrika Utara. Arab Saudi Barat mewarisinya dari Ikhshidid,


yang kepadanya Abbasiyah mempercayakan kendali atas Kota
Suci. Setelah Jawhar menetap di tanah Mesir, dia mengirim utusan
ke Suriah, yang mencapai dan menduduki Damaskus untuk
sementara pada tahun 969. Lawan utamanya adalah suku
Qarmațian, yang secara bertahap menguasai banyak sektor di
Suriah. Selama pemerintahan damai Abu-Mansür Nizar al-'Aziz
(975-96), khalifah kelima dari dinasti itu dan yang pertama
memulai implementasi.12
Pada masa pemerintahan Fatimiyah, kekhalifahan Mesir
mencapai puncaknya. Nama khalifah disebutkan dalam sholat
Jumat dari Atlantik ke Laut Merah dan di al-Yaman, Mekah,
Damaskus, dan bahkan al-Mawsil. Setidaknya secara nominal,
pemerintahannya mencakup wilayah yang luas. Di bawah
kepemimpinannya, kekhalifahan Mesir tidak hanya menjadi
saingan terkuat Baghdad, tetapi bahkan menduduki posisi negara
Islam terbesar di Mediterania timur. Al-'Aziz bahkan membangun
sebuah istana di Kairo senilai dua juta dinar untuk menampung
saingan Abbasiyahnya yang ingin ditaklukkannya setelah
menaklukkan Bagdad. Seperti pendahulunya, dia sangat antusias
terhadap Spanyol, tetapi Khalifah Córdoba yang bangga bereaksi
tajam setelah menerima sepucuk surat dari penguasa Fățimid:
"Kamu menertawakan kami karena kamu telah mendengar dari
kami. Jika kami mendengar dari kamu, kami pasti akan membalas
dendam."
Dari khalifah Fatimiyah, al-'Aziz mungkin yang paling
bijaksana dan paling populer. Dia hidup mewah, membangun
beberapa masjid baru, istana, jembatan dan kanal di dalam dan
sekitar Kairo dan memberikan toleransi yang belum pernah terjadi
sebelumnya kepada orang-orang Kristen di bawah

12
History of the Arabs (Hal. 619)
43

pemerintahannya. Sikapnya tidak diragukan lagi dipengaruhi oleh


wazir Kristennya Isa ibn-Natur dan istri Rusianya, ibu dari
putranya dan pewaris al-Hakim dan saudara laki-laki dari dua
patriark Melkian di Aleksandria dan Yerusalem.
Kekuatan yang lelah mulai menurun segera setelah
pemerintahan al-'Aziz yang baik. Dia adalah khalifah pertama dari
dinastinya yang menggunakan kebijakan naas Abbasiyah untuk
memperkenalkan tentara bayaran Turki dan kulit hitam. Kurangnya
disiplin dan pertengkaran terus-menerus dengan para prajurit ini
dan Pengawal Berber adalah salah satu alasan utama runtuhnya
kekaisaran. Pasukan dan budak Turki dari Kaukasus kemudian
mengambil alih dan mendirikan dinasti independen.
Penerus al-'Aziz, abu-'Ali Manşür al-Hakim (996-1021), baru
berusia 11 tahun ketika ia naik tahta. Pemerintahannya adalah salah
satu kekejaman yang mengerikan. Dia membunuh beberapa
wazirnya, menghancurkan beberapa gereja Kristen termasuk Gereja
Makam Suci (1009), memaksa orang Kristen dan Yahudi untuk
memakai jubah hitam, hanya menunggang keledai dan harus
menunjukkan salib di leher mereka ketika orang Kristen mandi dan
kayu. ketika orang Yahudi mandi gambar anak sapi jika itu adalah
seorang Yahudi.13
Al-Hakim adalah khalifah Islam ketiga setelah al-Mutawakkil
dan Umar II yang menerapkan tindakan tegas terhadap non-
Muslim. Namun, pemerintahan Fatimiyah sangat menguntungkan
kaum dhimmi. Keputusan untuk menghancurkan Makam Suci
ditandatangani oleh sekretaris Kristennya, Ibn-'Abdun, dan
tindakan itu adalah salah satu alasan Perang Salib. Akhirnya,
khalifah misterius berkulit biru ini, setelah mengembangkan ajaran
Ismaili yang ekstrem, menyatakan dirinya sebagai inkarnasi Tuhan
dan diterima oleh sekte baru yang disebut Druze, setelah misionaris

13
History of the Arabs (Hal. 620)
44

besar pertama mereka, al-Daraz († 1019). Pada 13 Februari 1021,


al-Hakim dibunuh di Muqattam, kemungkinan oleh konspirasi yang
dipimpin oleh saudara perempuannya Sitt al-Muluk, yang dituduh
tidak senonoh oleh khalifah.
Setelah Al-Hakim, pemuda yang belum dewasa dinyatakan
sebagai khalifah, dengan kekuasaan nyata di tangan wazir, yang
kemudian bahkan mengangkat gelar kerajaan malik. Putra dan
penerus Al-Hakim, al-Zahir (1021-1035), berusia enam belas tahun
ketika dia naik tahta. Inilah khalifah yang mendapat izin dari
Kaisar Konstantin VIII untuk menyebut namanya di masjid-masjid
di wilayah kaisar dan untuk memperbaiki masjid di Konstantinopel
dengan imbalan izin khalifah untuk membangun kembali Gereja
Makam Suci.' Al-Zahir berhasil. tentang putranya yang berusia
sebelas tahun, Ma'add al-Mustansir (1035-94), yang masa
pemerintahannya hampir enam puluh tahun merupakan masa
terlama dalam sejarah Islam.Wanita Yahudi menikmati kekuasaan
bersama para pedagangnya. Pada saat itu, kekuasaan Fatimiyah
telah jatuh ke Mesir itu sendiri. Setelah 1043, kekayaan Fatimiyah
di Suriah, yang selalu dikaitkan dengan Mesir, mulai runtuh dengan
cepat. Warga Palestina sering mengalami pemberontakan terbuka.
Sebuah kekuatan besar yang menyerang dari timur, Seljuk
Turkmen sekarang mendominasi Asia barat. Sementara itu,
provinsi-provinsi di Afrika Fatimiyah memutuskan ikatan upeti
mereka dan beralih ke kemerdekaan terbuka atau kembali ke
kesetiaan lama mereka kepada "Abbasiyah".14
Suku Bani Hilal dan Sulaym, berasal dari Najd dan sekarang
Mesir Hulu, dimobilisasi pada tahun 1052 untuk pindah ke barat, di
mana mereka menjarah Tripoli dan Tunisia selama bertahun-tahun.
Sisilia, yang untuk sementara mengakui kedaulatan setelah
Fatimiyah-Aghlabids, sebagian besar berkecil hati. 1071 orang

14
History of the Arabs (Hal. 621)
45

Normandia, yang kemudian bahkan menaklukkan sebagian daratan


Afrika. Arab Saudi sendiri tetap setia kepada Syiah. Melawan
cakrawala yang suram, satu-satunya secercah harapan adalah
keberhasilan sementara jenderal Turki dan pemberontak al-Basäsir
(†1060) di Bagdad, yang pada masa pemerintahannya nama
Khalifah Mesir disebutkan empat puluh hari Jumat berturut-turut di
masjid-masjid Bagdad. Wăsit dan al-Başrah mengikuti contoh
Baghdad. Khalifah 'Abbasid al-Qa'im, yang bahkan melepaskan
semua hak kekhalifahan demi saingan Fatimiyah, sorban, pakaian
Nabi dan jendela-jendela indah istananya dibawa ke Kairo sebagai
hadiah. Şalāḥ-al-Din mengembalikan sorban dan jubah, serta
dokumen turun tahta, ke Baghdad sekitar satu abad kemudian,
tetapi jendela itu digunakan di istana demi istana sampai sultan
Mamluk Baybars al-Jashnakir menambahkannya ke makam di
mana dia terletak. dimakamkan pada tahun 1309.
Di dalam negeri, kerusuhan antara batalyon Turki, Berber,
dan Sudan berlanjut, dan otoritas negara lumpuh. Tujuh tahun
kelaparan telah menghabiskan sumber daya ekonomi negara. Pada
tahun 1073 khalifah yang bimbang memanggil Badr al-Jamal,
seorang mantan budak Armenia, dari posisi gubernur militer Akka
untuk bertindak sebagai wazir dan panglima tertinggi." - Amir baru
al-Juyush mengambil komando dengan semangat sedemikian rupa
sehingga dia mengecualikan ketertiban membawa cahaya yang
terlihat pada kekacauan dan menghembuskan kehidupan baru ke
dalam pemerintahan Fatimiyah, tetapi kebangkitan itu berumur
pendek. Baik upaya Badr maupun putra dan penerusnya al-Malik
al-Afdal, yang mengambil alih kekuasaan tertinggi setelah
kematian ayahnya pada tahun 1094, tidak dapat menghentikan
penurunan tersebut. Tahun-tahun terakhir pemerintahan Fatimiyah
ditandai dengan pertempuran terus-menerus antara para wazir, yang
didukung oleh faksi-faksi militer. Setelah al-Mustanşir meninggal,
46

al-Malik al-Afḍal melantik khalifah di atas takhta.15


Di bawah ini adalah tabel kekhalifahan masa dinasti fatimiyah.

Selama pemerintahan Fatimiyah, al-Mustansir memilih putra


bungsunya bernama al-Musta'li, dengan harapan dapat
mempengaruhi kepemimpinan putranya. Setelah al-Musta'l, al-
Afdal memproklamirkan putranya yang berusia lima tahun sebagai
Khalifah dengan gelar kehormatan al-Amir (1101-30). Ketika al-
Hafiz (1130-1149) meninggal, kekuasaannya nyaris tidak sampai
ke istana khalifah. Putra dan penerusnya al-Zafir (1149-54) masih
muda dan digantikan oleh wazir Kurdi ibn-al-Sallar, yang
menyandang gelar al-Malik al-'Adil. Kisah dari memoar Usama,
yang menghabiskan tahun 1144-1154 di istana Fatimiyah,
menunjukkan bahwa tidak ada pengadilan yang penuh dengan
intrik, perselisihan, dan kecemburuan. pembunuhan ibn-al-Sallar
(1153) oleh cucunya Nasr ibn-'Abbas, yang kemudian didorong
oleh khalifah untuk mencoba membunuh ayahnya 'Abbas, yang
kemudian menggantikan ibn-al-Sallar sebagai wazir, dan akhirnya

15
History of the Arabs (Hal. 622)
47

The pembunuhan al-Zafir oleh Nasr sendiri adalah salah satu bab
paling kelam dalam sejarah Mesir. Dua hari setelah hilangnya
khalifah, 'Abbas memproklamasikan putra khalifah al-Zafir al-Fa'iz
yang berusia empat tahun (1154-60). Khalifah muda meninggal
pada usia sebelas tahun, dan digantikan oleh sepupunya yang
berusia sembilan tahun, al-'Adid.16
Keempat belas dan terakhir dalam rangkaian yang berlangsung
lebih dari dua setengah abad. Pada saat yang sama, kelaparan dan
wabah yang sering terjadi membuat kehidupan orang-orang yang
bergantung pada nilai mereka yang membengkak menjadi tidak
aman. Hasilnya adalah pajak yang lebih tinggi dan penindasan yang
lebih umum untuk memberi makan keserakahan khalifah dan
pasukannya yang tak terpuaskan. Masalah ini diperparah dengan
kedatangan Tentara Salib dan serangan berulang kali oleh Raja
Amalric dari Yerusalem, yang berada tepat di luar Kairo pada
tahun 1167. Keadaan ini diakhiri oleh Ṣalaḥ-al-Din, yang
menggulingkan khalifah Fatimiyah terakhir pada tahun 1171.17

Model dan Metode Penulisan


 Menurut saya bab ini menggunakan model penulisan tematis
karena semua pembahasan yang dijelaskan itu sesuai dengan
tema.

16
History of the Arabs (Hal. 623)
17
History of the Arabs (Hal. 624)
48

 Metode Penulisan
Menurut saya bab ini menggunakan metode sejarah karena
aspek di dalamnya membahas tentang kekhalifahan syiah di mesir:
dinasti fatimiyah. Penulis kemudian mecari sumber sejarah dari
materi yang dikaji dari sumber-sumber yang telah di cantumkan
dan kritisi Kembali.
49

2.2.7 Model Penulisan

 Model deskriptif naratif

Seperti yang diketaui sebelumnya, beberapa metode penulisan


sejarah yang disebutkan adalah heuristik, kritik, interpretasi dan
hitoriografi. Keempat hal ini lah yang menjadikan sebuah sejarah itu
kuat riwayatnya dan dianggap berkualitas hasil penelitian sejarahnya.

bibliografi karya yang dikutip dan bab yang merangkum tren


keilmuan dan hasil baru yang muncul sejak revisi terakhir. Kedua
operasi ini, meskipun tidak mengganggu teks, mungkin akan sesuai
dengan semangat penulisnya, yang tidak hanya selalu berusaha
memperhitungkan hasil penelitian baru, tetapi juga awalnya
bermaksud memilih bibliografi untuk muncul di akhir setiap bab
secara deskriptif naratif.

Jika di perjelas Of the two surviving representatives of the


Semitic people, the Arabians, in a larger measure than the Jews, have
preserved the characteristic physical features and mental traits of the
family. Their language, though the youngest among the Semitic group
from the point of view of literature, has, nevertheless, conserved more
of the peculiarities of the mother Semitic tongue -including the
inflection-than the Hebrew and its other sister languages. It therefore
affords the best key for the study of the Semitic languages. Islam, too,
in its original form is the logical perfection of Semitic religion. In
50

Europe and America the word "Semite" has come to possess a


primarily Jewish connota- tion, and that on account of the wide
dispersion of the Jews in these continents. The "Semitic features" often
referred to, including the prominent nose, are not Semitic at all. They
are exactly the characteristics which differentiate the Jew from the
Semitic type and evidently represent an acquisition from early
intermarriages between the Hittite-Hurrians and the Hebrews

Ephraim A. Speier, Merepotensen Org: The Basic Population of


the New East (Philadelphos, 1930, pp. 134, 147, 153-5-

Ini menjelaskan bawa penyusunan buku ini tidak terlepas dari


mendeskripskan dan referesinya dari suatu sumber, yang mana pada
teks tersebut isinya menjelaskan mengenai ciri ciri spesifik mengenai
bangsa arab yang penjelasan tersebut diambil dari buku milik Ephraim
mengenai Populasi Dasar Timur Baru

 Model Eksplanasi
Eksplanasi merupakan perluasan pertanyaan faktual untuk
mengetahui alasan dan jalannya sebuah peristiwa. Mengapa dan
bagaimana merupakan pertanyaan analisis-kritis yang juga menuntut
jawaban analisis-kritis yang bermuara pada penjelasan atau sintesis
sejara (wahyudin, 2018, hal. 247)

Dalam bagian teks analisis History of The Arabs menyajikan


penjelasan berupa beberapa pertanyaan dan keingintahuan ilmuwan
dari dunia barat untuk menggali lebih dalam informasi dunia Arab
yang kerap kali terlewat.

 Model Generaliasi

Generalisasi adalah pekerjaan penyimpulan dari yang khusus


kepada yang umum. Generalisasi disebut juga kesimpulan umum.
Generalisasi dapat dipakai sebagai hipotesis deskriptif yaitu sebagai
dugaan sementara (Madjid & Wahyudi , 2018, hal. 236).
51

Sebab informasi yang memang minim akan dunia Arab


menjadikan kesimpulan akan fenomena yang terjadi tidak dapat
dihindari berasal dari kesimpulan yang ada di dunia Barat bukan dari
sudut pandang dunia Arab sendiri

2.2.8 Metode Penulisan

 Metode dirayah

Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis dalam buku


“History Of The Arabs” ini menggunakan metode dirayah, yang
menaruh perhatian terhadap pengetahuan secara langsung dari
satu segi, dan interpretasi rasional dari segi lain. Dalam buku
“History of the Arabs” yang kami kaji, pemaparan yang
dilakukan oleh penulis sangat sarat dengan analisis historis
dengan wawasannya yang sangat luas. Historiografi dengan
dirayah juga menaruh perhatian terhadap isi teks sejarah yang
dituturkan, tetapi isi teks itu baru diterima setelah melalui kritik
intelektual dan rasional.
52

Dilihat dari penulisan tersebut tidak terlepas phillip


memeparkan mengenai peristiwa rasulullah menerima wahyu di
gua hira yang ia ambil penjelasan tersebut dari al Bukhari
begitupan setiap penjelasannya akan ditukilkan pada
referensinya.

 Metode maudhuiyyat
Maudhu’iyyat adalah metode yang menjelaskan peristiwa
sejarah yang terjadi pada tahun yang bersangkutan dan
berkelanjutan pada tahun-tahun berikutnya. Atu bisa disebut juga
metode periodesasi memparkan peristiw yang bersangkutan dalam
suatu waktu dan berkaitan. Bisa dilihat dari daftar isinya penulisan
bab merupakan satu peristiwa bear yang dijelaskan disetiap
subabnya peristiwa – peristiwa yang terjadi pada judul bab tersebut.
Contonya
Bab 2 Kelahiran Islam dan kekhalifahan
Bagaian 2 ini memiliki 9 subab yang diantaranya :
a) Muhammad Rasulullah
b) Al- Qur’an kitab Allah ( 123 – 127 )
c) Islam Agama kepasrahan kepada kehendak Allah (128 –
138)
d) Periode penaklukan, pentebaran, dan kolaborasi ( 139 – 146)
e) Penaklukan suriah ( 147 – 154 )
f) Al- Iraq dan Persia ditaklukan ( 155 – 159 )
g) Mesir, tripoli dan barqah diakusisi ( 160 – 167)
h) Administrasi di Wilayah Baru ( 169 – 177 )
i) Perjuangan antara ‘ali dan mu’awiyah untuk kekhalifahan
(178 – 186 )
Bab 1 masa pra Islam Dengan 7 subab
Bab 2 kelahiran Islam dan kekhalifahan Dengan 9 subab
53

Bab 3 dinasti ummayah dan Abbasiyah Dengan 17 subab


Bab 4 orang Arab di Eropa : Spanyol dan sisilia Dengan 9 subab
Bab 5 negara negara muslim terakhir pada abad pertengahan
Dengan 7 subab

2.3 Faktor – Faktor Penulisan Buku

2.3.1 Latar Belakang Penulisan

Buku History of Arabs ditulis oleh Philip K. Hitti, Dia adalah


Profesor William Emeritus Sastra Semit dan Annie S. Paton, Universitas
Princeton di Distrik Barat ia dianggap sebagai ahli Islam. Tujuan buku ini
adalah menggambarkan bagaimana Islam dilihat dari perspektif Barat.

Sebagimana yang dipaparkan dalam bukunya ini adalah upaya


sederhana untuk menceritakan kisah orang-orang Arab dan orang-orang
berbahasa Arab dari masa paling awal hingga penaklukan Utsmaniyah
pada awal abad keenam belas. Ini mewakili bertahun-tahun belajar dan
mengajar di Universitas Columbia, Universitas Amerika di Beirut dan
Universitas Princeton, dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan siswa
serta orang awam yang berbudaya18

18
Hitti K. Philip, History Of Arab, edisi 3. (london: Macmillan, 1946) kata pengantar
54

Hitti dalam penelitiannya berfokus pada sejarah Arab pra-Islam


hingga saat itu dimana Islam membuka diri terhadap modernisasi yang
terjadi di ke arah barat Hitti memahami bahwa sejarah Arab adalah
peradaban pra-Islam budaya yang melegitimasi sarana kekerasan saat
Anda menerimanya bertahan hidup, meskipun masyarakat Arab
mengenal Islam agama mereka menyebarkan Islam melegalkan sarana
serangan militer untuk menaklukkan wilayah tidak hanya di Arabia tetapi
juga di Afrika, Asia dan Eropa. Ini dilakukan hanya agar Islam diakui
sebagai agama di dunia yang memberikan pengaruh ke daerah yang
islam taklukan.

Dalam persiapan bab-bab tertentu dari buku tersebut diserahkan


kepada berbagai ulama untuk dikritik. Di antara mereka yang
memberikan kontribusi nyata adalah Profesor A.T. Olmstead, dari
University of Chicago; Dr. Walter L. Wright, Jr., sekarang presiden
Robert College, Istanbul; Dr. Costi Zurayq, dari American University of
Beirut, Syria; dan dua rekan saya, Profesor Henry L. Savage dan Profesor
Albert Elsasser, dari Departemen Bahasa Inggris.19

Setelah dikeluarkan buku pertamanya ini banyak kritikan dari


berbagai sarjana dan sejarawan. Penulisan ini tak jauh beda dengan
Edmudnd yang membedakannya yaitu gaya penulisan banyak
mengunakan ayat ayat al kitab sebagi rujukan dan ia memulainya dari
pasca perang dunia dunia lalu menulis tentang arab dan segala aspeknya.

Adapun latar belakang yang di kemukakan R. Cecep & Dedi


Slamet (2013) buku ini tepat untuk para pembaca di eropa dan amerika.
Disaat runtuhnya perang dingin perhatian orang barat tertuju pada islam.
Yang memunculkan berbagai pemikiran sejarah peradaban tentang islam
yang minim dilakangan orang barat. Khusunya di Amerika terhadap
karya ilmiah otoritatif tentang orang arab dan islam yang memaparkan

19
Hitti K. Philip, History Of Arab, edisi 3. (london: Macmillan, 1946) kata pengantar.
55

secara berlebihan dan timpang. 20

History of the Arabs adalah sebuah buku yang ditulis oleh Philip
Khuri Hitti dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1937. Hitti
menghabiskan 10 tahun menulis buku ini

Menurut keterangan Hitti sendiri, pada tahun 1927 editor Daniel


Macmillan, saudara laki-laki Harold Macmillan, menulis kepada Philip
Hitti memintanya untuk menulis sejarah bangsa Arab. Hitti setuju,
memperkirakan bahwa dia membutuhkan waktu tiga tahun untuk
menyelesaikan buku tersebut, tetapi tugas tersebut sebenarnya
membutuhkan waktu 10 tahun. Meskipun editornya awalnya ragu-ragu
untuk menerbitkan bahkan seratus eksemplar buku ini, sejak itu buku

Dalam History of the Arabs-nya, Philip Hitti menyangkal gagasan


tentang tentara Arab yang dihancurkan oleh Charles Martel, menekankan
bahwa khalifah baru saja meninggal dan bahwa orang- orang Arab ini
lebih menyukai Spanyol daripada wilayah yang lebih utara. Baginya,
bukan kekalahan Arab yang memungkinkan terjadinya Barat, seolah-olah
Arab harus dikalahkan agar Barat bisa eksis. Alih- alih, transmisi
pengetahuan tentang cekungan Mediterania dan sekitarnya, dan dengan
demikian dialog antara dua tepi Mediterania, yang mengarah ke dasar
Barat.

History of the Arabs telah dideskripsikan sebagai karya yang luar


biasa sambil mengingat bahwa sebagian besarnya ditulis pada tahun 1937
membuat kutipan sulit untuk digunakan.21

2.3.2 Faktor Internal

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diketahui faktor


internalnya yaitu Sejarah Arab menjadi penting bagi orang-orang Arab

20
Dedi Slamet & Cecep, History Of the arabs, edisi 1 (JakartaL PT serambi ilmu semesta) 2013
hal v-vi
21
A talk with philip hitti
https://archive.aramcoworld.com/issue/197104/a.talk.with.philip.hitti.htm
56

untuk memahami warisan dan identitas mereka, serta untuk memahami


peran mereka dalam sejarah dunia.
Banyak faktor yang mendorong penulisan buku-ini. Beberapa faktor
termasuk keinginan untuk memperkuat identitas Arab, meneliti peran dan
kontribusi orang Arab dalam sejarah dunia, dan keinginan untuk
memahami asal-usul agama Islam dan pengaruhnya pada sejarah dan
kebudayaan Arab.
Seperti yang dipaparkan hitti dalam bukunya membahas sejarah
Arab dari masa pra-Islam hingga abad ke-20. Ia memperkenalkan pembaca
dengan budaya, masyarakat, dan politik Arab, serta memberikan gambaran
tentang kontribusi orang Arab dalam berbagai bidang seperti sastra, seni,
ilmu pengetahuan, dan matematika.
Karya Hitti juga membahas peran agama Islam dalam membentuk
identitas Arab dan pengaruhnya dalam sejarah dan kebudayaan Arab.
Buku ini diakui karena analisis sejarah yang mendalam dan penggunaan
sumber-sumber Arab yang asli, serta memberikan gambaran yang objektif
tentang peradaban Arab.22
Seiring dengan perkembangan teknologi, termasuk pencetakan,
buku-buku tentang sejarah Arab menjadi lebih mudah diproduksi dan lebih
mudah diakses oleh orang banyak. Penulisan buku tentang sejarah Arab
juga menjadi bagian penting dari penelitian akademis di universitas dan
institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia.23
Sebagimana pemaparannya Princeton, saat ini, telah menjadi tempat
penyimpanan koleksi manuskrip Arab yang menarik yang dibeli oleh
Robert Garrett. Garrett lulus dari Princeton pada tahun 1897. Saat itu ada
seorang arkeolog di universitas bernama Howard Crosby Butler yang
membawa Garrett muda bersamanya ke Suriah dalam ekspedisi arkeologi.
Garrett kemudian menjadi bankir kaya di Baltimore tetapi dia tetap tertarik

22
Osti, Letizia (2003-05-01), Review of Hitti, Philip K., History of the Arabs, H-Mideast-
Medieval, H-Review, retrieved 2020-10-15
23
0 A talk with philip hitti
https://archive.aramcoworld.com/issue/197104/a.talk.with.philip.hitti.htm
57

pada arkeologi dan mulai membeli manuskrip dan menyimpannya di


universitas, sampai dia mengumpulkan salah satu koleksi manuskrip Arab
terkaya di dunia.

2.3.3 Faktor eksternal

Adapun faktor eksternanya Penerbitan kembali karya besar ini pada


tahun kedua abad ke-21 juga sangat tepat waktu bagi para pembaca
berbahasa Inggris di Eropa dan Amerika. Seiring dengan runtuhnya Uni
Soviet dan berakhirnya perang dingin, perhatian orang Barat semakin
tertuju pada Islam. Gelagat ini memunculkan banyak teori yang sejenis
dengan Teori Benturan Peradaban. Gerakan fundamentalisme dalam
semua agama besar di dunia tumbuh subur.
Kelompok-kelompok minoritas muslim dan kelompok Arab lainnya
kian bertambah di beberapa negara Eropa dan Amerika Utara.
Ketergantungan Barat terhadap pasokan minyak dari negara-negara Arab
dan negara- negara muslim akan terus berlanjut hingga masa yang belum
bisa diprediksi. Pelbagai konflik regional di dunia Arab atau dunia muslim
belakangan ini telah memancing intervensi militer Barat secara besar-
besaran di Libanon, Bosnia, Somalia, Irak, Kosovo, dan Afganistan.
Meskipun sejumlah perjanjian damai telah digalang antara Israel dengan
Yordania dan Mesir, begitu juga konferensi perdamaian yang disponsori
dunia internasional di Madrid pada 1991, konflik Israel-Palestina di Tanah
Suci masih belum reda.
Saya melihatnya sebagai kelanjutan dari periode renaisans yang
dimulai pada abad ke-18, dengan suntikan dari Barat setelah invasi
Napoleon. Orang-orang Arab sedang dalam perjalanan ketika konflik
Israel mengalihkan begitu banyak energi mereka dari kemajuan menuju
kehancuran pertempuran dan perang. Tapi waktu ada di pihak Arab
.Tentara Salib datang dan menaklukkan Palestina. Mereka mendirikan
Kerajaan Latin Palestina pada tahun 1099. Mereka memiliki kerajaan di
Tripoli, satu lagi di Antiokhia dan satu lagi di Edessa. Tapi Kerajaan Latin
58

bergantung pada keberadaannya pada rekrutan dari luar negeri, orang-


orang datang dari seluruh penjuru, perbekalan dikirim masuk. Itu buatan,
seperti hidup dari transfusi darah, dan hanya bertahan 88 tahun. Tanah itu
dikembalikan kepada umat Islam dan sekarang kita membaca tentang
Kerajaan Latin hanya di buku-buku sejarah.
Peristiwa tragis 11 September di New York dan Washington telah
memicu perang global yang dipimpin Amerika melawan terorisme yang
secara keliru-atau mungkin juga benar-diyakini oleh sebagian orang
sebagai perbuatan orang Islam atau Arab. Pada saat yang sama, tingkat
pemahaman masyarakat Barat secara umum tentang sejarah dan peradaban
Arab dan Islam ternyata masih sangat rendah.
Gejala ini terlihat hampir setiap hari dalam sajian media, baik cetak
maupun elektronik, dan sering tercermin dalam generalisasi menyesatkan
yang disampaikan oleh para pemegang otoritas dan pejabat senior Barat.
Singkatnya, belum perah muncul sebelumnya kebutuhan yang demikian
besar di dunia Barat, khususnya di Amerika terhadap karya ilmiah yang
ororitatif tentang orang Arab dan Islam yang memaparkan secara jujur apa
adanya tanpa sikap yang berlebihan atau berat sebelah.
Memang benar bahwa, hari ini bahkan lebih mendesak daripada di
masa lalu, Barat perlu tahu lebih banyak tentang orang Arab, dan fakta
bahwa kebutuhan ini tetap ada mungkin membuat orang merenungkan
seberapa efektif pengaruh keilmuan yang serius dalam melawan legenda
dan stereotip. pada subjek ini. Juga benar bahwa, enam puluh lima tahun
sejak edisi pertamanya, History of the Arabs tetap merupakan karya yang
luar biasa, yang kelengkapan, objektivitas, dan pengetahuannya sulit
ditentang. Namun, buku tersebut tidak dapat digunakan hari ini tanpa
mengingat bahwa sebagian besar ditulis pada tahun 1937 dan terakhir
diperbarui lebih dari tiga puluh tahun yang lalu. Ini melibatkan beberapa
masalah bagi pembaca hari ini.
Daniel Macmillan, saudara laki-laki Harold yang adalah Perdana
Menteri dan sekarang menjadi kepala perusahaan penerbitan Macmillan,
59

menulis surat kepada saya pada tahun 1927 menanyakan apakah saya
dapat menyiapkan sejarah orang Arab. Nah, dalam semangat muda saya,
saya berkata, "Tentu. Dalam tiga tahun saya akan memberikannya kepada
Anda." Saya membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk mempersiapkan
buku itu. Saya memberinya waktu dan dia sabar dengan saya. Tepat
sebelum buku itu muncul pada tahun 1937 Orang yang paling
menginspirasi saya, menurut saya, adalah putri Pak Hardin, kepala sekolah
SMA tempat saya bersekolah. Effie Hardin, kepada siapa saya
mendedikasikan salah satu buku saya
Effie Hardin pernah belajar di Northfield Seminary for Girls di
Northfield, Massachusetts. Dia datang untuk mengajar di sekolah ayahnya
selama tahun kedua saya di sana. Dia mengajari saya bahasa Inggris. Saya
telah memulai bahasa Inggris di bawah seorang Lebanon yang tidak tahu
banyak bahasa Inggris sendiri. Dia juga mengenalkan saya pada bahasa
Prancis. Dia tidak cantik sama sekali. Dia pemalu dan tinggi dan dia
membawa dirinya dengan cara yang canggung. Tapi dia membuatku
terkesan. Seorang wanita yang mulia. Dia tidak jauh lebih tua dariku. Dia
pasti berusia 19 atau 20 tahun dan saya 13 atau 14 tahun.
Ingatlah bahwa Islam, Kristen, dan Yudaisme terkait erat secara
historis, ideologis, dan teologis. Ingatlah bahwa Muslim adalah pewaris
tradisi filosofis Hellenic dari Aristoteles dan Plato, dan sampai batas
tertentu mereka adalah pewaris hukum dan budaya Romawi. Islam dan
para pesaingnya harus dapat memainkan peran yang konstruktif dan
kooperatif, jika mereka mau mengingat warisan bersama mereka. Dari
semua bangsa di dunia, Muslim paling dekat dengan Kristen dan Yahudi.24

24
A talk with philip hitti
https://archive.aramcoworld.com/issue/197104/a.talk.with.philip.hitti.htm
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Philip Khoury Hitti sebagai seorang sejarawan serta pengajar
merasakan bahwa di dunia Arab sebagai tempat kelahiran peradaban manusia
serta tempat kelahiran banyak peradaban besar lainnya justru mendapat
sedikit sorotan pengetahuan. Maka Hitti pun berusaha meneliti serta
menyusun sebuah karya yang dapat memaparkan sejarah dunia Arab itu
secara ilmiah. Kemudian buku History of The Arabs ini tersusun atas 789
halaman yang terdiri atas 5 bab dan 49 sub bagian dengan Inti dari buku ini
membahas periode Arab yang utama, yakni mulai masa pra-Islam hingga
akhir kerajaan Mamaluk dengan memaparkan fakta secara rinci mulai dari
pengenalan istilah, geografis wilayah, masyarakat, keadaan sosial, hingga
politik.
Dengan menggunakan model tematik yang berfokus pada tiap tema atau
peristiwa serta jika ditinjau secara ilmu sejarah keislaman metode dirayah
dan dengan metode modern yang walaupun Hitti menyusun karya tulisnya
sesederhana mungkin agar mudah dipahami, namun juga tidak meninggalkan
analisis, kajian kritis, dan kejelasan informasi.
Tidak meninggalkan fakta bahwa buku ‘History of the Arabs’ ditulis
atas dasar rasa “prihatin” atas pengetahuan yang kurang dari dunia Barat
terhadap dunia “Timur” terkhusus Jazirah Arab yang menelurkan banyak
peradaban besar namun justru menjadi kecil bahkan tidak ada informasi
dalam waktu yang lama, hingga akhirnya rasa “prhitain” ini direalisasikan
oleh para ilmuwan serta pemerhati sejarah dengan Hitti sebagai tonggaknya
untuk menelusuri, menjelajahi dunia Arab untuk menggali informasinya
hingga terbit pertama kalinya pada tahun 1937.
Walaupun juga di masa-masa sekarang pun, tidak hanya di dunia
“Barat” bahkan dunia “Timur” yang lebih dekat dan seharusnya lebih terikat
dengan dengan Jazirah Arab justru kurang informasi dari tempat tersebut
hingga jamak terjadi miskonsepsi, namun bukan sebab informasi itu kurang

60
secara fisik namun kurang secara penyebaran di kepala tiap individu yang
menelurkan banyak konflik dengan atas nama yang keliru.
Informasi serta fakta yang disusun oleh para ilmuwan ini tentu perlu
kita hargai dan apresiasi sebagai manusia yang sadar bahwa hidupnya
sekarang dibangun atas kehidupan yang ada di masa lampau, dengan
demikian bukan hanya untuk pengetahuan namun juga sebagai refleksi untuk
dapat memandang berbagai peristiwa dan berniat “menciptakan” peristiwa
dengan “kacamata” dan “timbangan” terbaik, sehingga menempatkan sesuatu
tidak hanya berdasar benar ataupun salah sebab benar ada saat dibenarkan dan
salah ada saat disalahkan, namun lebih kepada yang membawa manfaat
dengan fitrah manusia yang masuk diakal dan menenangkan hati.

61
DAFTAR PUSTAKA

A talk with philip hitti

https://archive.aramcoworld.com/issue/197104/a.talk.with.philip.hitti.htm

Dedi Slamet & Cecep, History Of the arabs, edisi 1 (JakartaL PT serambi ilmu
semesta) 2013 hal v-vi

Hitti K. Philip, History Of Arab, edisi 3. (london: Macmillan, 1946)

Iis makshisob mudjib “history of the arabs” . 8 april 2022.


https://www.academia.edu/40129876/History_of_The_Arabs_karya_Philip_
K_Hitti

Osti, Letizia (2003-05-01), Review of Hitti, Philip K., History of the Arabs, H-
Mideast-Medieval, H-Review, retrieved 2020-10-15

62

Anda mungkin juga menyukai