Anda di halaman 1dari 13

HISTORIOGRAFI ISLAM : Sejarah dalam arti subyektif adalah cerita atau tulisan tentang

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DARI MASA suatu kejadian dan sering disebut History as Written atau
KLASIK-MODERN Historiografi.
Dwi Susanto1 Dalam bahasa Arab, untuk menunjukkan sejarah, sering
digunakan terma tarikh dan qishah dan untuk biografi sering
Abstract: Historiography is essentially a representation of menggunakan terma sirah. Al Qur’an lebih banyak menggunakan
consciousness in the era historian and cultural environment in the
terma qishah untuk menunjukkan sejarah dengan pengertian
historian's life. The views historian of the historical events that
poured in writing will be influenced by the circumstances of the sebagai eksplanasi terhadap peristiwa sejarah yang dihadapi oleh
times and the culture in which historians alive. In other words, the
para Rasul. Dalam bahasa Indonesia, sejarah sebagai istilah
historian necessarily represent the views of the times and culture.
In Islamic historiography seen the efforts of the Muslims to realize diangkat dari terma bahasa Arab ’syajaratun’ yang berarti pohon.
the Islamic ideal fit between the model and reality. Islamic ideal
Kata ini memberikan gambaran pertumbuhan peradaban manusia
model contains universal values as a benchmark and so powerful
stimulant in the dynamic history of the Islamic Ummah. Rose and dengan ”pohon”, yang tumbuh dari biji yang kecil menjadi pohon
fell, then rose again so mesmerizing Muslim history.
yang rindang dan berkesinambungan. Pengertian sejarah ini yang
Keywords: Historiography, Islamic, historian dikaitkan dengan masalah syajarah (pohon) juga tertuang dalam
ayat-ayat A1 Quran: A1 Baqarah (2):35; Al-A'raf (7):10,22;
A. Pendahuluan Ibrahim(14): 24,26; Al Isra' (17):60; Thaha (20):120; Al
Secara terminologi sejarah berasal dari bahasa Arab, Mu'minun (23):20; An Nur (24):35; A1-Qashash (28):30;
syajaratun yang berarti pohon. Perkataan sejarah memiliki dua Luqman (31):27; Ash-Shafat (37):62,64,146; Ad-Dukhan (44):43.
arti yang dapat membedakan antara kejadian sejarah dan Dari petunjuk Al Qur'an di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
penulisan sejarah. Sejarah dalam arti obyektif adalah kejadian pengertian syajarah sangat berkaitan erat dengan "perubahan"
sejarah yang sebenarnya, terjadi hanya sekali dan bersifat unik. (change).Oleh karena itu dalam Al Quran manusia diperintahkan
1
Penulis adalah dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya
untuk menyiapkan masa depannya dengan mempelajari sejarah historiografi, umat manusia dapat melihat perkembangan dunia,
yang telah dilaluinya. termasuk didalamnya masalah peradaban, sosial, ekonomi,
Dalam penuturan kembali kisah umat-umat terdahulu, A1 kebudayaan, agama dan sebagainya. Sedangkan historiografi
Quran berkali-kali mengingatkan bahwa dalam kisah-kisah dalam arti luas adalah perkembangan penulisan sejarah, yang
tersebut terkandung ibrah (pelajaran) yang dapat diambil oleh didalamnya juga memuat teori dan metodologi sejarah.
umat Islam. Pelajaran atau mau'idzah yang terdapat dalam Al Historiografi pada hakikatnya merupakan representasi dari
Quran adalah "hukum sejarah" yang terpolakan dalam 25 kesadaran sejarawan dalam zamannya dan lingkungan kebudayaan
peristiwa kerasulan. Dari peristiwa kerasulaan tersebut di tempat sejarawan itu hidup. Pandangan sejarawan terhadap
disimpulkan lagi menjadi 5 peristiwa sejarah kerasulan. Kelima peristiwa sejarah yang dituangkan didalam tulisannya akan
peristiwa sejarah ini dialami oleh Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim dipengaruhi oleh situasi zaman dan lingkungan kebudayaan dimana
a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s, dan terakhir adalah Nabi sejarawan itu hidup. Dengan kata lain, pandangan sejarawan itu
Muhammad Saw. selalu mewakili zaman dan kebudayaannya.
Umat Islam dituntut untuk menangkap pesan-pesan sejarah
yang terumuskan dalam peristiwa Ulul Azmi 2 tersebut, sehingga B. Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Sejarah Islam
umat Islam tidak saja mengetahui "guna sejarah" tetapi sekaligus Dalam tradisi keilmuan Islam, ilmu sejarah dianggap sebagai
"akan mampu memanfaatkannya" -sesuai dengan fungsinya ilmu-ilmu keagamaan ('ulum an-naqliyyah) karena pada awalnya
masing-masing. terkait dengan ilmu Hadits3. Seperti diketahui, pada masa pra-Islam
Historiografi dalam arti sempit adalah perkembangan dan awal Islam bangsa Arab tidak mencatat sejarah mereka. Mereka
penulisan sejarah dalam peradaban dunia. Dengan adanya menyimpan catatan itu dalam bentuk hafalan. Hal ini bukan karena

3
Hadits adalah berita yang meliputi tingkah laku perbuatan, cara hidup
2
Ulul ’Azmi adalah sebutan bagi 5 Rasul yang diberi kelebihan dan dan ketetapan yaitu persetujuan (dengan atau tanpa ucapan) Nabi atas
mukjizat khusus yang berbeda dari Rasul yang lain. Ke-5 Rasul Ulul tingkah laku perbuatan sahabat-sahabat yang dikerjakan di depan maupun
’Azmi itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad SAW. di belakang Nabi.
mereka tidak mengenal tulisan, tetapi karena tradisi lisan (hafalan) Akan tetapi masa jahiliyah tidak meinggalkan literatur tertulis
lebih dihargai dan diutamakan dibanding tradisi tulisan. Sejarah cukup berarti, karena ia merupakan zaman kebudayaan lisan.
awal bangsa Arab hanya berupa ungkapan mengenai berbagai Kebutuhan bangsa Arab akan pencatatan mulai muncul
peristiwa dan peperangan yang disimpan dalam bentuk ingatan pada akhir abad ke-2 dan awal abad ke-3 H, ketika bangsa Arab
kolektif dan ditransfer ke pihak lain melalui tradisi lisan. sangat membutuhkan penulisan dan penyalinan hadits-hadtis nabi.
Historiografi awal Islam pada hakikatnya merupakan Inilah perkembangan embrional dari Historiografi Islam.
historiografi Arab yang berkembang dalam periode sejak Islam Sebagian besar sejarah Arab awal bersumber dari periwayatan
pertama kali disampaikan Nabi Muhammad SAW. sampai abad ke- (as-sima ) dan kesaksian (almusyahadah). Para sejarawan pada
3 H, ketika historiografi Islam awal mengambil bentuk relatif masa ini lebih banyak mencatat data-data yang terekam oleh
mapan. Perkembangan historiografi Islam awal tidak bisa hafalan lewat periwayatan individu-individu yang otoritatif.
dipisahkan dari perkembangan ajaran Islam maupun komunitas Inilah yang dikenal dengan istilah asanid (bentuk jamak dari kata
muslim itu sendiri. sanad) yang berarti menghubungkan suatu pernyataan kepada
Sebelum kedatangan Islam, beberapa kabilah Arab yang menyatakan. Di sini para penghafal menjadi mediasi antara
tertentu, khususnya kabilah Himyar dan Saba di Yaman, suatu informasi dengan sejarawan. Metode ini digunakan untuk
memelihara semacam bentuk riwayat tertulis mengenai dokumen, menyepakati validitas suatu informasi yang juga telah ditempuh
catatan genealogis dan riwayat tentang kejadian-kejadian di pada saat proses kodifikasi hadits-hadits Rasulullah SAW agar
lingkungan kabilah mereka. Sebagian orang Arab di kawasan para pengumpul hadits meyakini kesinambungan sanad hadits-
utara juga mempunyai riwayat lisan atau cerita tentang tuhan- hadits dengan rasul. Hal ini semakin menjelaskan bahwa sejarah
tuhan dan para penguasa mereka, tentang masalah sosial dan menggunakan metode hadits pada tahap awal pencatatannya.
penghidupan mereka. Bagian pokok dari riwayat seperti ini Bahkan sejarah me ngambil berita dari suatu rangkaian riwayat
berkenaan dengan ekspedisi militer dan peperangan, yang otoritatif yang juga diambil hadits. Disisi lain, sejarah
kemudian menjadi unsur penting dalam tulisan sejarah awal. menganggap dirinya sebagai salah satu metode hadits dalam
mengkritisi para periwayat melalui pengungkapan pertanyaan- Namun setelah tradisi tulisan berkembang dan ilmu sejarah
pertanyaan periwayat hadits dan membedakan antara mereka telah mapan, maka riwayat otoritatif yang semula dinilai sebagai
yang pelupa, sering ragu-ragu, lemah hafalan, suka berdusta atau bagian dari agama tidak lagi dianggap memadahi untuk
mengarang cerita. menyampaikan fakta sejarah karena ia tidak mampu
Kemunculan historiografi awal Islam berkaitan erat dengan menampilkan seluruh isi fakta akibat keterbatasan kemampuan
perkembangan doktrinal dan sosial Islam itu sendiri. Para hafalan manusia. Dari situ para sejarawan muslim mulai berubah
penulis historiografi paling awal hampir secara keseluruhan dari sekadar sebagai informan (yang semata-mata berorientasi
adalah Muhadditsun. Kesadaran dan kepedulian mereka terhadap pada penguasaan informasi dan penjagaan kesinambungan
kemurnian dan kelestarian misi historis nabi Muhammad rangkaian periwayatnya), ke arah pengkajian riwayat itu sendiri
mendorong mereka untuk mengabdikan diri pada studi hadits. untuk mengungkapkan fakta secara utuh. Dengan demikian,
Hadits inilah yang pada gilirannya memberikan bahan melimpah muncul perkembangan baru pada historiografi karena manusia
untuk penulisan sejarah kehidupan Nabi dalam bentuk Maghazi mulai melepaskan diri dari metode ilmu hadits ke wilayah yang
dan Sirah, yang selanjutnya diikuti dengan pengumpulan riwayat lebih luas dimana metodologinya lebih mandiri dan berkembang.
orang-orang yang terlibat dalam proses transmisi hadits.
Di awal abad ke-3 H / 9 M perkembangan historiografi
Maghazi, Sirah dan Asma' AI-rijal4 merupakan bentuk
pada bangsa Arab terlihat semakin pesat. Hal ini disebabkan
historiografi paling awal dalam sejarah Islam.
oleh beberapa faktor seperti:
1. Ketersediaan bahan-bahan kesejarahan sebagai akibat
4
Maghazi berasal dari kata ghazwah (ekspedisi militer) yang dari sudut pandang pendirian lembaga-lembaga pemerintahan, pada Dinasti
sejarah berarti perang. Dalam perkembangannya makna kata ini diperluas untuk
mencakup seluruh misi kerasulan Muhammad SAW. Maghazi merupakan studi
Abbasiyah terutama lembaga administrasi, kemiliteran,
paling awal tentang sejarah kehidupan nabi yang dilakukan oleh beberapa sahabat. perpajakan, dan pos. Para sejarawan dapat memanfaatkan
Terdapat hubungan yang erat antara Maghazi dan Sirah. Sedangkan Asma' Al Rijal
berisi biografi para sahabat, tabi'un dan tabi' al-tabi'in. data-data yang tersedia di lembaga tersebut, seperti:
dokumen perjanjian resmi, korespondensi politik, dan banyak berbentuk syair yang relatif mudah dihafal, kini beralih
hasil sensus kependudukan ditambah data-data dari para ke bentuk prosa bebas yang lebih ekspresif dan tidak terikat oleh
pejabat pemerintahan, panglima perang dan gubernur. kaidah-kaidah puisi. Perbedaan ini akan tampak dari buku Sirah
2. Maraknya aktivitas penerjemahan karya-karya dari Ibnu Hisyam apabila kita bandingkan dengan karya Ibnu
bahasa Persia, Yunani, dan latin ke dalam bahasa Arab. Khaldun Muqadimah. Bersamaan dengan itu para sejarawan
3. Ketersediaan sarana mobilitas di berbagai wilayah kontemporer tidak dapat lagi menulis sejarah tanpa
Islam sehingga mendorong para pelajar dan sejarawan mencantumkan sumber-sumber kutipannya. Mereka harus
untuk melakukan perjalanan guna mencari riwayat, menyebutkan karya-karya rujukannya sebagai pengganti dari
melihat keajaiban-keajaiban daerah lain dan peninggalan penyebutan rangkaian individu para periwayat. Sebagai
sejarahnya. pengganti dari penyebutan individu-individu yang menjadi
Sumber-sumber sejarah pada bangsa Arab di abad ke-3 H/9 sumber informasi, muncul cara baru yang dikenal dengan istilah
M., mencakup empat hal, yaitu karya-karya sirah dan akhbar, 'asanid al kutub'. (rangkaian referensi). Model
dokumen-dokumen resmi, karya-karya terjemahan, kesaksian- penyebutan individu-individu periwayat kemudian menjadi
kesaksian dan sejarah lisan. Pada saat bahan-bahan kajian semacam catatan kaki sebagaimana dikenal saat ini. Berbagai
sejarah semakin melimpah, banyak para ulama dan fuqaha yang perkembangan di atas, membuktikan kontribusi kaum muslim
terdorong mengkaji dan menulis sejarah. Dari sini ilmu sejarah dalam meletakkan dasar-dasar ilmu sejarah sebagaimana dalam
pun semakin berkembang dan merupakan ilmu umat yang paling disiplin ilmu-ilmu lainnya.
dihormati dan disegani sehingga pamor para sejarawan pun
semakin tinggi diantara para ulama didiplin ilmu lainnya.
Perubahan sejarah dari sekadar kodifikasi peristiwa ke
arah penelitian peristiwa itu sendiri juga diikuti oleh perubahan
corak historiografi. Jika pada mulanya catatan sejarah lebih
C. Sejarawan dan Historiografi Islam dari Klasik Hingga memfokuskan tema kajian pada tema-tema yang lebih spesifik.
Modern Namun karya-karya semacam ini belum dapat diterima oleh
Pada awalnya mayoritas karya sejarah yang ditulis para kalangan ulama klasik karena dianggap " mengamputasi bagian-
sejarawan muslim lebih berorientasi pragmatis, sebagai bahan bagian tubuh yang utuh". Mayoritas karya-karya yang berupa
perenungan dan pencarian pengalaman menulis. Sejarawan ringkasan ini menggunakan judul seperti Mukhtasar, Syarh, dan
muslim pada fase ini banyak mengisahkan berbagai cerita umat- Hasyiyah untuk menunjukkan bahwa karya-karya tersebut merujuk
urnat terdahulu (sebagaimana diceritakan di dalam A1 Qur'an) pada sumber terdahulu.
sebagai bahan peringatan dan renungan. Karya-karya awal para Di sisi lain, sejarah juga ditulis untuk mengabadikan kenangan
sejarawan muslim biasanya berkisar pada sejarah penciptaan bumi, terhadap tokoh-tokoh tertentu. Mereka menganggap bahwa
keadaan bangsa-bangsa terdahulu, kisah-kisah para nabi, biografi kenangan terhadap tokoh-tokoh lewat pembangunan gedung-gedung
Rasulullah SAW, masalah kiamat dan tanda-tanda kedatangannya. tidak dapat menyamai catatan nama sejarah mereka. Karya-karya
Mayoritas karya dengan tema-tema dan sistematika seperti diatas yang difokuskan pada kajian semacam ini umumnya menggunakan
biasanya, sejak Mu’jam Al Buldan karya Yakut ( Kairo: 1323 H/ judul seperti: AZ- Ansab, At Tarajim, At- Thabaqat, Al-Wafayat,
1906 M halaman 1-11) menggunakan judul Akhbar, Siyar, Magazi, dan Al Ma'ajim. Karya-karya seperti tersebut diatas sebagian besar
Tarikh, Futuh dan disusun secara tematis dan mengikuti kronologi mencatat biografi para tokoh.
tahun. Dalam perkembangan lebih lanjut kaum muslimin mulai
Setelah itu dikalangan sejarawan muslim muncul mengaitkan antara sejarah dengan ilmu-ilmu lainnya seperti
kecenderungan untuk meringkas karya-karya yang metodenya sastra, politik, sosiologi, fiqh, geografi dan catatan-catatan
terlalu luas dan umum. Karena sebagian besar karya itu mencatat perjalanan sehingga sejarah benar-benar menjadi ilmu yang
peristiwa secara berulang-ulang atau rincian rangkaian riwayat yang mandiri. Relasi sejarah dengan disiplin ilmu yang lain di satu
tidak perlu, maka dilakukan perubahan sistematika, penambahan sisi akan semakin memperkaya kajian sejarah, namun di sisi lain
atau reduksi. Selain itu, muncul pula kecenderungan untuk juga melahirkan musuh-musuh yang mengecam sejarah dan
menuduhnya bukan sebagai ilmu yang jelas metodenya dan penting adalah Ibnu Khaldun (wafat 1406 M) dengan karya
manfaat utamanya sebatas uraian kisah-kisah dan peristiwa yang monumentalnya "Muqaddimah"5.
berujung pada pengetahuan mengenai ungkapan-ungkapan dan
nama-nama.
Sejarawan muslim terkemuka berikutnya adalah Al Maqrizi
Sementara itu di dalam artikel ini, penulis tidak akan
(wafat 1442M) yang menulis tentang Sejarah Mesir, sejarah
membahas seluruh sejarawan muslim dan karya-karya mereka.
Dinasti Fatmiyah, Ayubiyah dan Mamalik. Al Maqhizi dikenal
Biografi para sejarawan muslim yang diuraikan di sini dimulai
sebagai sejarawan paling populer dibidang kajian sejarah
dari generasi awal para sejarawan muslim yang muncul pada
ekonomi. Melalui karyanya" Al Azwan wa Al -Akhyal As-
abad ke-2 H. Karya-karya mereka sebagian besar tidak diketahui
Syar'iyyah dan I'anah Al Ummah bi Kasyf Al Ghummah, Al
meskipun para sejarawan generasi berikutnya banyak mengutip
Maqrizi membahas krisis pangan dan wabah penyakit yang
karya-karya tersebut. Tema-tema kajian sejarawan muslim
melanda Mesir sejak masa Klasik hingga tahun 1405 M. Abad ke-
generasi awal ini meliputi Sirah Nabi, peperangan dan
I5 melahirkan sejarawan lbnu Hajar (wafat 1448M) yang menulis
penaklukan-penaklukan wilayah tertentu. Diantara tokoh-tokoh
Anba Al Gumr fi Abna Al Umr yang merupakan referensi primer
sejarawan muslim generasi ini adalah 'Urwah bin A1-Zubair dan
Ibnu Ishaq yang menulis Sirah Nabawiyah. Pada periode
selanjutnya muncul nama sejarawan A1 Waqidi (w 823M), Ibnu 5
" Muqaddimah merupakan contoh klasik total history yang menyajikan
pandangan clan teori yang dikemukakan Ibnu Khaldun tentang sejarah
jarir A1 Thabari(wafat 923M), Ibn Miskawaih (wafat 1027M), clan sosiologi. Di dalam bidang sejarah terlihat pandangan filsafat Ibnu
Khaldun yaitu bahwa gerak sejarah berpangkal pada kehendak Tuhan,
Rasyiduddin (wafat 1318M) yang menulis tentan sejarah bangsa namun orientasi dari jalannya sejarah bukan untuk akherat, tetapi untuk
Mongol, Persia maupun Eropa melalui karyanya Yang berjudul kehidupan duniawiyah. Lebih jelasnya bias dibaca di Muqaddimah tulisan
Ibnu Khaldun yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan penerbit
Jami' At- Tawarikh. Sejarawan muslim lain yang tidak kalah Pustaka Firdaus.
berisi informasi-informasi penting mengenai berbagai peristiwa yang aslinya berjudul A History of Islamic Societies (dalam edisi
pemerintahan dan kebijakannya. Indonesia berjudul Sejarah Sosial Umat Islam) merupakan
Dalam perkembangan modern, penulisan sejarah Islam tulisan sejarah masyarakat-masyarakat Muslim yang lengkap dan
dilakukan oleh para sejarawan Muslim modern seperti: komprehensif karena juga mencakup pembahasan Islam
Muhammad Husein Haikal dengan ” Sejarah Hidup Muhammad" kontemporer tahun 1980-an dan membahas sejarah umat Islam
, Dr Ramadhan Al Buthi dengan karyanya " Fiqhus Sirah: di wilayah - wilayah diluar kawasan Timur Tengah.
Dirasat Manhajiah 'Ilmiah li- Siratil Musthafa 'alaihish
shalatu was-Salam ", Murtadha Muthahhari yang menulis D. Historiografi Islam : Dari " Siyasah Oriented" Menuju
" Society and History, Akbar S Ahmed menulis karyanya yang Sejarah Total
sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berjudul: "Citra Pertumbuhan historiografi Islam sejak fase-fase awal
Muslim Tinjauan Sejarah dan Sosiologi " dan "Rekonstruksi banyak berkaitan dengan dan dipengaruhi oleh perkembangan
Sejarah Islam Di Tengah Pluralitas Agama dan Peradaban ". politik diantara kaum muslimin. Petersen (1964) dalam studinya
Pada era modern ini, Historiografi Islam juga diwarnai oleh tentang asal-usul dan pertumbuhan historis Islam, berkesimpulan
penulisan sejarah para sarjana barat seperti terlihat dari karya bahwa terdapat hubungan antara perkembangan politik-
H.AR Gibb yang mengupas tentang Islam dalum Lintasan keagamaan dengan pembentukan tradisi historiografi Islam.
Sejarah. Karya sarjana barat lain adalah Philip K. Hitti yang Kebanyakan historiografi yang muncul dan berkembang
berjudul: berjudul The Arabs, A Short History (dalam edisi bersamaan dengan pecahnya al fitnah al kubra diantara kaum
Indonesia berjudul Sejarah Ringkas Dunia Arab). Karya Marshal muslimin ditulis untuk mendukung kepentingan-kepentingan
GS . Hodgson , The Venture of Islam : Iman dan Sejarah dalam
Peradaban Dunia yang diterjemahkan oleh Mulyadi Kertanegara,
rnerupakan contoh yang cukup baik tentang penulisan sejarah
kaum muslimin setelah Perang Dunia II. Karya Ira M. Lapidus
politik tertentu. Historiografi semacam ini bisa disebut sebagai " merupakan kompilasi dari berbagai peristiwa yang dilihat dalam
historografi politik partisan 6". kerangka sejarah universal.
Perkembangan historiografi partisan ini terus berlanjut Pada kurun waktu antara abad ke-XII dan XV Masehi
pada masa Abbasiyah. Tulisan-tulisan sejarah yang muncul pada muncul suatu bentuk historiografi Islam yang coraknya agak
masa generasi pertama Dinasti Abbasiyah ditandai dengan berbeda dengan historiografi generasi Al-Tabari. Historiografi
beberapa fase perkembangan: koalisi antara kekuatan Abbasiyah baru ini pada segi tertentu sama dengan historiografi zaman Ali
dengan kelompok Syiah, dan kemudian persaingan antara Dinasti dan Muawiyah yang ditempatkan sepenuhnya dibawah kebijakan
Abbasiyah dengan kelompok Syiah. Sejak pertengahan abad ke-9 politik dinasti yang berkuasa. Historiografi baru ini dapat disebut
M, khalifah-khalifah Abasiyah yang berkuasa, khususnya dimulai sebagai kronik birokratis kesultanan. Puncak dari perkembangan
oleh Khalifah Al-Mutawakkil berusaha untuk menciptakan historiografi Islam yang siyasah oriented ini terlihat dalam
kompromi antara kaum Sunni dengan kelompok Syiah moderat. kronik-kronik Kesultanan Mamluk. Kronik zaman Kesultanan
Upaya mencapai kompromi ini selanjutnya juga terrefleksi pada Mamluk ini ternyata juga melanjutkan tradisi penulisan sejarah
historiografi yang berkembang pada masa-masa itu, seperti universal sebelumnya dengan beberapa penambahan aspek-aspek
terlihat dalam karya A1-Tabari dan Al-Mas'udi. Historiografi dan ruang lingkup kajian. Historiografi baru ini bergerak ke arah
pada masa ini muncul dalam bentuk karya-karya sejarah yang yang lebih luas dengan memasukkan aspek-aspek lain seperti
aspek sosial dan ekonomi. Selain itu terdapat kajian historis
tentang satu topik tertentu dalam perjalanan sejarah kaum
6
Istilah Historiografi politik partisan dikemukakan oleh Petersen
dengan mengambil kasus konflik antara Ali Bin Abi Thalib dan muslimin atau kawasan tertentu di dunia Islam, yang
Muawiyah Ibn Abi Sofyan, dimana terlihat historiografi yang muncul
pada saat itu cenderung berpihak kepada kelompok-kelompokyang memunculkan berbagai macam monograf sejarah. Dengan
terlibat dalam konflik. Pembahasan mengenai hal ini diulas oleh perkembangan ini maka muncullah semacam micro history dan
Azyumardi Azra, Historiografi Islam Kontemporer Wacana Aktualitas
dan Aktor Sejarah. (Jakarta: Gramedia, 2002) h.47. local history dalam perkembangan historiografi Islam. Kedua
bentuk tulisan ini dalam perkembangannya tetap memberikan
penekanan yang khas pada perkembangan politik dan dinasti- kepemimpinan Islam pun menjadi lemah. Beruntung masih
dinasti yang ada. ditemukan beberapa aktivitas ilmiah berupa penyusunan karya
Historiografi Islam pada dasarnya merupakan refleksi dari kompilasi dan ensiklopedi dalam berbagai disiplin ilmu 7.
perkembangan sosiopolitik masyarakat Islam pada zamannya. Di tengah ketidakberdayaan ini, muncullah nama tokoh-
Historiografi Islam juga berhubungan erat dehgan pemikiran tokoh besar dunia Arab yang mendobrak stagnasi dalam bidang
Islam (dalam bidang fikih maupun syariah). Arus pemikiran sosial politik ummat dengan terobosan intelektualnya. Mereka
siyasah syar'iyah yang didasarkan pada madzab Hambali dan mengkompilasikan semua rekaman kejayaan umat Islam, sejarah
Syafi'i, sekitar awal abad 11 M semakin menyatu guna pemikiran dan biografi tokoh. Munculnya perkembangan
mengakomodasi kekuasaan Dinasti Abbasiyah di dalam kerangka intektual baru ini bisa dibagi dari tiga babak. Karya intelektual
pemikiran Islam Tradisional. Maka jadilah karya-karya sejarah yang muncul pada babakan pertama berupa karya-karya besar
yang muncul pada masa ini sebagai apologi bagi satu dinasti yang dan ensiklopedi dari beberapa tokoh seperti: Ibn Hajar Al
bangkit dan tenggelam. Asqalani (wafat 752H) yang menulis Ad- Durar Al-Kaminah, Al-
Kondisi politik Dunia Islam di Timur dan Barat pada Maqrizi (wafat 745) menulis Al- Khithath. Pada babakan kedua
zaman pertengahan begitu memprihatinkan. Keruntuhan Baghdad karya yang muncul mempunyai kecenderungan ke arah filsafat
dan lepasnya kekuasaan Islam di Spanyol memberi implikasi sejarah, dipelopori oleh:Ibnu Al-Thaq'thaqi (wafat 702H)
yang begitu besar terhadap perkembangan sosio-politik umat penulis Al-Fakhri, Ibn Khaldun (wafat 808 H) penulis AI-
Islam. Prof Mahmud Mustafa dalam bukunya Tarikh Al-Adab Al Muqadimmah. Setelah itu pada babakan ketiga muncul trend
Arab menggambarkan kondisi intelektual masa itu: " Pada masa penulisan karya bercorak kompilasi-ensiklopedis dengan
ini Dunia Islam terpecah-pecah antara Tartar dan Mongol di tokohnya: lbn Manzhir AI Ifriqi penulis Lisan Al-Arab, Ibn
bagian timur, Dinasti Mamalik di Mesir dan Syam serta suku
barbar di wilayah Afrika hingga Samudera Atlantik. Dunia Islam
Baca Yusri Abdul Ghani Abdullah . Kistoriografi Islam Dari Klasik Hingga
7

dikuasai oleh bangsa asing non Arab sehingga bangsa Arab dan Modern. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.198.
Fadhullah Al-Umri penulis Masalik Al Abshar, An Nuwairi dikalangan lslamis barat dan sebagian sarjana Muslim "Timur
penulis Nihayah Al -Arb8. Tengah. Ira M Lapidus Guru besar sejarah Islam University
Mencermati perjalanan historiografi Islam memang California melalui karyanya yang berjudul A History of Islamic
menarik. Historiografi Islam seiring dengan perkembangan Societies telah memberikan contoh yang baik tentang transisi
zaman juga terus berkembang secara dinamis. Model dan penulisan sejarah kaum muslimin dari sejarah politik ke sejarah
pendekatan dalam pengkajian sejarah Islam pun terus masyarakat dan juga dari sejarah Islam yang selama ini
berkembang. Karya Marshall GS Hodgson The Venture of Islam cenderung too Middle Eastern Oriented menjadi sejarah muslim
:Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia merupakan contoh mondial. Karya Lapidus ini menyajikan sejarah masyarakat
penggunaan civilization approach untuk menempatkan kembali Islam dalam perspektif sejarah sosial atau dalam bahasanya
peradaban sebagai sebuah konsep yang berguna dalam kajian- Lapidus dinyatakan sebagai sejarah sosial dialogis.
kajian historis. Karya Hodgson ini merupakan salah satu model
general atau total history9 . Upaya lebih akhir untuk E. Penutup
menyajikan sejarah Islam dalam bentuk total history bisa dilihat Demikianlah kita telah melihat perkembangan historiografi
dari karya Ira M Lapidus, A History of Islamic Societies (1988) Islam dari zaman klasik hingga modern. Ada beberapa hikmah
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan yang bisa dipetik dari pengkajian ini. Dalam historiografi Islam
judul Sejarah Sosial Ummat Islam (1999). Dalam tulisannya terlihat adanya upaya kaum muslimin untuk mewujudkan
Lapidus memfokuskan pembahasannya pada "totalitas" sejarah kesesuaian antara model ideal Islam dengan kenyataan. Model
masyarakat-masyarakat Islam itu sendiri. Lapidus berusaha ideal Islam berisi nilai-nilai universal sebagai tolak ukur dan
melakukan revisi terhadap paradigma yang telah mapan stimulan yang begitu kuat dalam dinamika sejarah ummat Islam.

8
Bangkit dan jatuh, kemudian bangkit lagi demikianlah irama
Yusri Abdul Ghani Abdullah. op cit, h.186.
9
Mulyadhi Kartanegara dalam kata pengantar bukunya MGS sejarah muslim.
Hodgson. The Venture of Islam: Iman dan Sejarah dalam
Peradaban Islam. Jakarta: Paramadina. 2002, halaman: XXII
Dari uraian di atas, kita dapat menangkap urgensi sejarah yang menjadikan tantangan yang mengharuskan umat
bagi pembangunan peradaban umat Islam. Namun masih ada
Islam untuk menyusun kembali sejarahnya. Sejarawan
problem ketika umat Islam menatap kembali sejarahnya, ada
Islam hendaknya juga bisa menampilkan sisi lain dari
beberapa kendala yang menghalangi pandangan tersebut.
Sehingga tidak dihasilkan suatu pandangan yang benar-benar sejarah ummat Islam yang demikian banyak, sehingga
jernih. Hal ini dikarenakan :
tercipta sejarah ummat Islam yang universal.
1. Kitab-kitab sejarah umat Islam, yang ditulis oleh
DAFTAR PUSTAKA
ulama-ulama terdahulu, merupakan sebuah kompilasi

sejarah yang demikian besar. Namun, ia hanya cocok Abdullah, Yusri Abdul Ghani. 2004. Historiografi Islam Dari
untuk para peneliti, bukan untuk orang awam. Klasik Hingga Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
2. Jika kita membaca buku-buku sejarah yang ditulis oleh Ahmed, Akbar S. 1992. Citra Muslim Tinjauan Sejarah dan
Sosiologi. Jakarta: Erlangga
para orientalis, kita dapati bentuk maupun penyajian buku
--------------------.2003. Rekonstruksi Sejarah Islam Di Tengah
tersebut menarik. Namun bila dicermati akan didapati
Pluralitas Agama dan Peradaban. Yogyakarta : Fajar
banyak terjadi pemutar balikkan fakta atau penarikan Pustaka Baru
Ali Mustafa Yaqub. 2000. Kritik Hadist. Jakarta: Pustaka Firdaus
kesimpulan yangsalah.
Azyumardi Azra. 2002. Historiografi Islam Kontemporer
3. Penulisan sejarah masih didominasi oleh penekanan
Wacana, Aktualitas dan Aktor Sejarah. Jakarta:
sisi politik dan mengesampingkan sisi lainnya, seperti Gramedia.
Hasan, Abdulqodir. 1966. 'Ilmu Hadiets ". Bangil: FA Al-
akidah, pemikiran, peradaban, ilmiah, sosial. Hal inilah Muslimun
Hitti, Philip K. 2001. Sejarah Ringkas Dunia Arab. Yogyakarta:
Pustaka lqra

Hodgson. 2002. The Venture of Islam. Iman dan Sejarah dalam


Peradaban Duni. I dan II . Jakarta: Paramadina
Khaldun, Ibnu. 2000. Muqaddimah. Jakarta: Pustaka Firdaus
Lapidus, Ira. M. 1999. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Muthahari, Murtadha. 1995. Masyarakat dan Sejarah. Bandung:
Mizan.

Rosenthal, Frans. 1985. "Historiografi Islam" dalam Taufik


Abdullah dan Abdurrachman Surjomihardjo (ed). Ilmu
Sejarah dan Historiografi Arab dan Perspektif Jakarta :
Gramedia.

Said Ramadhan A1 Buthi, Muhammad. 2004. Sirah Nabawiyah:


Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan Islam di
Masa Rasulullah SAW. Jakarta: Robbani Press.

Anda mungkin juga menyukai