Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDU

ANALISIS BUTIR SOAL

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Nama : Yusron Nur Hadi


Kelas : XI/ Semester Gasal 2022-2023 NIM : 2103016009
Sekolah : SMA Negeri “X” Kota Semarang

A. Pengantar
Suatu instansi Pendidikan akan dikatakan berhasil apabila di instansi itu telah
melaksanakan suatu proses pembelajaran yang berkualitas dan efisien. Dalam mengukur
suatu keberhasilan proses pembelajaran disini diperlukan evaluasi & Proses Analisis dari
evaluasi yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Selain itu dari analisis evaluasi
sendiri kita akan mengetahui kekuatan dan kelemahan dari pembelajaran itu sendiri
dalam rangka peningkatan proses pembelajaran dalam suatu instansi. Karena itu begitu
pentingnya seorang guru atau calon pendidik berlatih untuk mengadakan analisis butir
soal yang meliputi Reliabilitas, Keberfungsian Distractor Tingkat Kesukaran, dan Daya
Beda Soal.
Kegiatan menganalisis butir soal ini merupakan suatu kegiatan yang harus
dilakukan oleh seorang guru untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Rangkaian
kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi
dari jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian. Tujuan
Penelaahan Soal adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh
soal yang bermutu sebelum soal digunakan, dan untuk membantu meningkatkan kualitas
butir tes melalui beberapa revisi dan membuang soal yang tidak efektif. Soal yang
bermutu adalah soal yang dapat memberikan informasi setepat-tepatnya sesuai dengan
tujuannya, di antaranya dapat menentukan peserta didik mana yang sudah atau belum
menguasai materi yang telah diajarkan oleh guru. Dalam melaksanakan kegiatan Analisis
butir soal ini, para penulis soal dapat menganalisis secara kualitatif, dalam kaitan dengan
isi dan bentuknya, serta kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya atau
prosedur peningkatan secara judgment dan prosedur peningkatan secara empirik.
Pada laporan analisis kali ini, peneliti menggunakan Software Anates V4 dan
Anbuso. Dan Peneliti mengambil sampel data dari Nilai Ulangan Harian 1 Siswa dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI MIPA 1 di salah satu SMA Negeri
Kota Semarang, Dengan Kompetensi Dasar Membiasakan Akhlak Terpuji dalam
Kehidupan Sehari-hari, Pelaksanaan UH ini pada tanggal 12 Oktober 2022.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Hasil analisis Reliabilitas dalam Software Anates V4?
b. Bagaimana Hasil analisis Daya beda dalam Software Anates V4 & Anbuso?
c. Bagaimana Hasil analisis Tingkat Kesukaran dalam Software Anates V4 &
Anbuso?
d. Bagaimana Hasil analisis keberfungsian distractor dalam Software Anates V4 &
anbuso?
e. Bagaimana Hasil analisis Pengolahan Nilai & Pembagian Remedial menurut
Software Anbuso?
C. Deskripsi Data
a. Identitas Tes & Instansi
Tabel 1. Identitas Tes & Instansi
Nama Sekolah SMA Negeri "X" Kota Semarang
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas/Program XI IPA 1
Nama Tes Ulangan Harian 1
Pokok Bahasan KD.3.1 (Membiasakan Akhlak Terpuji)
Nama Guru Musa Al Hadi, S. Ag.
NIP -
Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2022/2023
Tanggal Tes 12 Oktober 2022
Tanggal Diperiksa 26 Oktober 2022
Skala Penilaian 100
KKM 70
Dari Tabel diatas, dapat diketahui bahwa Nama Sekolah adalah SMA Negeri “X”
Kota Semarang, Mata Pelajaran yang dijadikan Penelitian disini adalah Pendidikan
Agama Islam, Kelas XI IPA 1. Jenis Tes yang dilaksanakan adalah Ulangan Harian 1
dengan KD 3.1 (Membiasakan Akhlak Terpuji), Tes dilaksanakan pada tanggal 12
Oktober 2022. Sedangkan Skala Penilaian yang digunakan adalah 100 dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 70.
b. Hasil Jawaban Siswa
Tabel 2. Hasil Jawaban Siswa
N Nama JK B Data Hasil Jawaban
o Testee S
1 Achmad L 1 CBBABADACDCCABACCACAAEAEDEBAACEEEDBDBDBA
Damsiri
2 Ahmad L 2 CBBABADACDCCEEACCACAAECEDEEAADEECDBDBDBA
Septiyan
3 Alex L 3 CBBCBEDECDDCABCCCDCACEDEEECCACEEACBDDBBA
Purnomo
4 Ana Zuliana P 4 CBBABEBBCBDCABCCCACACEDBBECCEEEECCBDDBBA
5 Budi Cahyo L 5 CBBABABECBDBBEACCBEBABAEEEBCACBBACBDBDBA
Saputro
6 Edres L 6 CBAABCDACDCBACBACEEADCCEDEDCEEEACABCEDCB
Setiyawan
7 Endah P 7 CBBABABADBDABEACCBEAACAEEEBAACBBACBDBDBA
Rachmayani
8 Erma P 8 CBBABABADBBEAEACCACAACABCAEAACEBADBBB
Agustina DBA
Andriyani
9 Hanggoro L 9 CBAABEDADDDCBCCCCAEEACCCCEBAAAEDADEDDDBA
Adi Tiyoso
10 Hesti P 10 CBAABEDADDDCBCCCCACEACCCEAEAABEDCDBDDDBA
Lantika Sari
11 Inayatul P 11 CBBABADADBDABCACCACAECCDBEEAACEDCAB?DDBA
Fitri
12 Kartini P 12 CBBABADADBDABCACCACAACCDBEBAACEEEDBDBDBA
13 Linda P 13 CBBABADACEDBBCACCACAACAEBEBAADEECDBDBDBA
Widiya
Ciptakasari
14 Mu'awanah P 14 CBAABEDADDCCBCCCCACEBCCCDAEAABEAADEDDAAA
15 Muhammad L 15 CBBABEDACBBBDDACCBCACCCEEABAABEAEBBBADBA
Safiul
Umam
16 Qurrotu P 16 CBBABEBADDDCDEACDACACCCDEABABBEECDBDBDBA
A'yun
17 Rifki L 17 CBBABABADDDCDDACDACBCCCDEAEADCEECDBDEDBA
Andrean
Putra
18 Siti Anisari P 18 ABBABADACDDCDDACCACBCCCDCABABAEEAABBEDBA
19 Solichatun P 19 CDBABDBDDBDCDDAECACCCEAEDADAABCDAABCBACD
20 Tri Anjani P 20 CBBABADECBBADCABCCCCCCCEDEBCACEADBBBADBA
21 Umi Dhahlia P 21 CDBABADADEDBBEACCBCACBCEBEBAADEBCDBDBDBA
Noor Janah
22 Zaenal L 22 CDBABADACEDBBCACCBCACCAEBEBAADEECDBDBDBA
Mu'arif
23 Ahmad Eko L 23 CBBABADACBCBBCACCBCAACAEBEBAADEEEDBDBDBA
Budiono
24 Akhmad L 24 CBBCDAEC?DECB?ACCACBD??ECE??CC??EBBBBCBB
Saifullah
25 Alida P 25 CBBCBEDADBECACADCACBAECA?E?AAC??EEB???BD
Nihayah
26 Ayu Lestari P 26 CDDADCBADBDCDCABCCCACCEADECAECEBDAADBDBA
27 Diyah P 27 ABBEBBDADDCEACACCCCCDCBBBAEABEBDEBAB?CB?
Kurniati
28 Eka Ariyanti P 28 ABBEBADAEDCBADBECAEEDCABCEEABCDAE?ABCABC
29 Erfana Santy P 29 CDBEBBDACBDBCEBECACECCABCEEDECEADABBDEBB
30 Fita Amik P 30 CBBEDBDABBDEACA?CCEABDAEECBEACEBCCCABCBE
Suyati
31 Hartatik P 31 CBBABDDACEDCACDECCCCDAAEEECCACEBBBBCDCBD
32 Ike Putri P 32 CBBEBBDADDAABBADCCCCAAEECA?C?CBDAABCDEAC
Noviati
33 Inike P 33 CBBCBEDCADEEECDA?BCCDAADEACBECBDAAABBCDA
Oktaviani
34 Khoridatul P 34 CBBAEADDDDEEDCA?CECCAAAEAECBCCECD?CBBEDA
Chumairoh
35 Mirna P 35 CBBAEADAEDDCBCACCACBBCACAABAAEEBACBDECDB
Susanti
36 Muhamad L 36 CBBEBABABDBABBACCACDAACCAEEABCEBACCACDBE
Subandrio
37 Nur L 37 CCBABEDABDDCABBCCAECAEAEDADAECEAAACBBCCE
Rochman
38 Retna Ayu P 38 CBBABDDCEBADAEBBCACAEBCCEADAACABCADDDCCE
Lestari
39 Rubik P 39 EBBCBBBADD?CADCBCACAECADEAAECCCBCABBDABA
Indriani
40 Siti P 40 EBBCBBDADBBAADCACBCEDEAEBEACCDBEDABBDABA
Mardhiyah
41 Sri Mulyani P 41 CBB??BDADBBEDCCCDACBDCCEEECCACBEACABAEBB
42 Tri Ernawati P 42 DBBACBBADDBBBACBCACADCAEEEBCECBDACABCEBB
43 Yogie L 43 DBBABEDADBADBADCBACBDCAECEDEECADACBABCBC
Prasetiya
44 Sony L 44 ADBAACEADDDEDCAACACBAECEDADAAEBECDEDDCDE
Harsono
45 Rahmah P 45 CBBABAEABDDACDACCAEBDCACDEDAACEBECABDCDE
Syarifah
46 Hana Sejati L 46 CBBABADADBACECBBCBCCB?ACDEBAACCBCCADEADC
Lukito
Kunci Jawaban: CBDABADECDBCEEACCACAAECEDEEAADEECDBDBD BA
Dari Tabel diatas, dapat diketahui bahwa Peserta didik kelas XI MIPA 1
yang mengikuti Ulangan Harian 1 KD.3.1. (Membiasakan Akhlak
Terpuji) Mapel PAI adalah 46 Peserta didik. Dengan Perincian 15 Peserta
didik berjenis kelamin Laki-Laki, dan 31 lainnya berjenis kelamin
Perempuan. Jenis Tes yang digunakan oleh Guru Pengampu, adalah
Multiple Choice (Pilihan Ganda), dengan Jumlah Alternatif Jawaban 5
(A,B,C,D, dan E).
D. Hasil Analisis & Pembahasan
a. Software Anates V4
1. Reliabilitas
Menurut Sukadji (2000) reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat
tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas
dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien
tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam (2003) Reliabilitas
adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau
kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang
berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama
memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. Secara Umum
Tujuan dari adanya reliabilitas dalam suatu tes adalah untuk menunjukkan
konsistensi skor-skor yang diberikan skorer satu dengan skorer lainnya.
Gambar 1. Perhitungan Reabilitas menggunakan Anates V4
Dari Gambar diatas menunjukan bahwa reliabilitas dari soal ini masih
tinggi dengan reliabilitas ganjil genap tesnya adalah 0,81 dengan rata-rata
18,74, dan Korelasi 0,68.. Hal Ini dapat disimpulkan bahwa soal ini masih
layak untuk diujikan kepada peserta didik.
2. Daya Pembeda
Menurut Daryanto (2010 :183), Daya Pembeda merupakan Kemampuan
soal untuk membedakan Peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan Siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Dalam menentukan
Daya Beda Soal. Rumus yang digunakan untuk mengukur Daya Beda Soal
adalah :

𝐵𝑈 −𝐵𝐴
DP = x 100%
𝑁𝑈
Keterangan :
DP = Indeks daya pembeda butir soal tertentu (satu butir soal)
BU = jumlah jawaban benar pada kelompok unggul atau atas BA
= jumlah jawaban benar pada kelompok asor atau bawah
NU = jumlah siswa pada salah satu kelompok U atau kelompok A

Kriteria daya pembeda sebagai berikut.


Negatif – 9% = sangat rendah
10% - 19% = rendah
20% - 29% = cukup baik
30% - 49% = baik
50% ke atas = sangat baik
Gambar 2. Daya Beda Soal
Gambar di atas menunjukkan hasil dari perhitungan daya pembeda tiap
butir soal pilihan ganda. Variasi tingkat daya pembeda yang didapat dari
perhitungan diantaranya sangat rendah, rendah, cukup baik, baik, dan
sangat baik. Sebanyak 12 soal memiliki tingkat daya pembeda sangat
rendah dikarenakan Soal tersebut memiliki presentase daya beda berkisar
dari Negatif – 9%, 2 soal memiliki tingkat daya pembeda yang rendah,
dikarenakan soal tersebut memiliki presentase daya beda berkisar dari
10% - 19%, 4 soal memiliki tingkat daya pembeda yang cukup baik, hal
ini dikarenakan soal tersebut memiliki presentese daya beda berkisar dari
20% - 29%, 2 soal tingkat daya pembedanya baik, dikarenakan memiliki
presentase daya beda berkisar dari 30 – 49%, dan 20 soal tingkat daya
pembedanya sangat baik, dikarenakan memiliki Presentase daya beda
berkisar dari 50 – 100%.
Indeks daya pembeda item soal ini mulai dari cukup sampai sangat baik
dapat dikategorikan baik. Sedangkan untuk Indeks daya pembeda mulai
dari sangat rendah sampai rendah dikategorikan rendah. Jadi sebanyak 65
% soal pada tes pilihan ganda ini memiliki indeks daya pembeda yang
baik, yang artinya soal tersebut mampu membedakan peserta didik mana
yang belajar dan tidak belajar atau dengan kata lain dapat membedakan
antara peserta didik yang menguasai dan yang tidak menguasai materi.
Sedangkan sebanyak 35 % soal pada tes pilihan ganda ini memiliki indeks
daya pembeda yang rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa soal-soal
tersebut tidak dapat membedakan antara peserta didik yang menguasai
materi yang disampaikan oleh guru dengan yang tidak.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam
bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 - 1,00 (Aiken (1994: 66).
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda yakni:

𝐵𝑈 −𝐵𝐴
TK = x 100%

𝑁𝑈 - NA

Ket:
TK = Indeks tingkat kesukaran butir soal tertentu (satu butir soal)

BU = jumlah jawaban benar pada kelompok unggul atau atas

BA = jumlah jawaban benar pada kelompok asor atau bawah

NU = jumlah siswa pada kelompok unggul

NA = jumlah siswa pada kelompok asor

Kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut.

0% - 15% = sangat sukar


16% - 30% = sukar
31% - 70% = sedang
71% - 85% = mudah
86% - 100% = sangat mudah
Gambar 3. Tingkat Kesukaran Software Anates
Berdasarkan gambar di atas, menunjukan tingkat variasi indeks tingkat
kesukaran pada tes pilihan ganda ini terdiri dari sangat mudah, mudah, dan
sedang. Sebanyak 4 soal memiliki indeks tingkat kesukaran sangat mudah,
5 soal memiliki indeks tingkat kesukaran mudah, dan 20 soal memiliki
indeks tingkat kesukaran sedang, 5 Soal memiliki indeks tingkat
kesukaran Sukar, dan 6 Soal memiliki Indeks tingkat kesukaran sangat
sukar.
Persentase tingkat kesukaran pada soal-soal tes pilihan ganda ini yaitu 10
% soal sangat mudah, 12,5% soal mudah, dan 50% soal sedang, 12,5%
soal sukar, dan 15% Soal sangat sukar.
4. Keberfungsian Distraktor
Keberfungsian Distraktor disini dapat diartikan sebagai kemampuan suatu
opsi pengecoh dalam mengecohkan Testee agar Testee tertarik untuk
memilih jawaban tersebut. Distractor ini berfungsi untuk mengecoh
peserta tes untuk memilih jawaban yang benar, karena distractor yang
memiliki tingkat kemiripan yang tinggi dengan jawaban yang benar, dapat
membuat peserta tes merasa bingung dan kesulitan ketika memilih
jawaban yang benar. Menurut Daryanto (2010) menyatakan bahwa
distractor berfungsi dengan baik apabila dipilih 5% oleh pengikut tes.
𝑛𝑃𝑐 x 100%
IPc =
𝑁 −𝑛𝐵 /(𝐴𝑙𝑡 −1)

Ket : IPc = indeks pengecoh/ option


nPc = jumlah siswa yang memilih pengecoh/ option itu
N = jumlah seluruh subjek yang ikut tes
nB = jumlah subjek yang menjawab benar pada butir soal itu
Alt = banyak alternatif jawaban/ option (3, 4, atau 5)

Keterangan kualitas pengecoh/ option :


** kunci jawaban
++ sangat baik (IPc = 75% - 125% atau mendekati 100%)
+ baik (IPc = 50% - 74% atau 126% - 150%)
- kurang baik (IPc = 26% - 50% atau 151% - 175%)
-- buruk (IPc = 0% - 25% atau 176% - 200%)
--- sangat buruk (IPc = lebih dari 200%)
Gambar 4. Kualitas Pengecoh Software Anates
Dari gambar diatas, dapat diambil data, yang pertama terkait dengan kualitas
pengecoh ada beberapa kriteria yaitu
 Jika pilihan jawaban itu tanpa ada kolom warna merah maka pengecoh itu
berfungsi dengan baik seperti pada nomor (5, 6, 12, 16, 21, 24, 25, dan
40). Nomor-nomor tersebut adalah memiliki kualitas pengecoh yang baik
dan masih layak untuk digunakan lagi.
 Jika pilihan jawaban itu terdapat kolom warna merah maka pengecoh itu
tidak berfungsi dengan baik seperti pada nomor
(1,2,3,4,7,8,9,10,11,15,18,19,20,22,26,27,29,30) / Nomor-nomor tersebut
adalah tidak memiliki kualitas pengecoh yang baik, namun ada sebagian
nomor yang masih layak digunkan dengan catatan harus direvisi pilihan
jawabannya agar kualitas pengecohnya menjadi baik.
 Jika pilihan jawaban itu terdapat tanda negatif dan tidak ada yang memilih
maka pilihan jawaban tersebut sia-sia dan kualitas pengecohnya buruk.
Apalagi dengan kriteria diatas yaitu jika terdapat (-) tanda negatifnya satu
maka disebut kurang, jika (--) tanda negatifnya dua maka disebut buruk,
dan jika (---) tanda negatifnya tiga maka kualitasnya sangat buruk.
Terkait dengan hasil Penelitian tentang Kualitas Pengecoh (Distraktor)
menggunakan Anates V4, dapat di deskripsikan contoh hasilnya :
 Untuk Soal No. 1, Kunci Jawaban yang benar adalah C dengan Total
Responden yang berhasil menjawab dengan benar 38, Jadi Status Opsi A,
B, D, dan E itu adalah sebagai Pengecoh/Distraktor. Sebagaimana
dikatakan oleh Daryanto tadi, bahwa Distraktor yang baik adalah apabila
opsi tersebut dipilih 5% oleh pengikut tes atau setidaknya sesuai dengan
Ketentuan yang ada dalam rumus.
o Untuk Opsi A dan B, di dalam Anates V4 dilambangkan dengan
warna merah, hal itu terjadi dikarenakan penyebaran distractor
yang tidak merata, dan hanya memiliki nilai 1% untuk Opsi A, dan
0% untuk Opsi B. Sehingga dapat dikatakan untuk Opsi A dan B
merupakan Distraktor yang buruk, dikarenakan mempunyai Indeks
Distraktor yang berkisar antara 0% - 25%.
o Sedangkan untuk Opsi D dan E, di dalam Anates V4 dilambangkan
dengan tanda (+) di atas bilangannya, hal ini dikarenakan
Presentase Analisis Distraktornya baik, hal ini dibuktikan dengan
cara : (2/4 * 100% = 0,5 atau setara dengan 50%). Dapat
disimpulkan bahwa untuk Opsi D dan E merupakan Distraktor
yang baik, dikarenakan mempunyai indeks Distraktor yang
berkisar 50% - 74%
b. Anbuso
1. Daya Beda Soal
Daya pembeda item Soal adalah kemampuan suatu butir item tes hasil
belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara siswa yang
berkemampuan tinggi dan siswa bekemampuan rendah. Daya pembeda
item itu penting sekali bagi salah satu dasar untuk menyusun butir item tes
hasil belajar adalah adanya anggapan. Tes akan dikatakan tidak memiliki
daya pembeda apabila tes tersebut, jika diujikan kepada anak berprestasi
tinggi, hasilnya rendah tetapi bila diberikan kepada anak yang lemah
hasilnya lebih tinggi. Atau bila diberikan kepada kedua kategori siswa
tersebut hasilnya sama saja.

Kriteria daya pembeda menurut Software Anbuso sebagai berikut.


Negatif – 0,199 = Tidak baik
0,200 – 0,299 = cukup baik
0,300 – 0,599 = baik
0,600 – 1,000 = sangat baik

Tabel 3. Perhitungan Daya Beda menggunakan Software Anbuso


No Daya Beda No Daya Beda
Koefisie Keteranga Koefisie Keteranga
n n n n
1 0.373 Baik 21 0.395 Baik
2 -0.009 Tidak 22 0.156 Tidak
Baik Baik
3 -0.054 Tidak 23 0.327 Baik
Baik
4 0.502 Baik 24 0.077 Tidak
Baik
5 0.295 Cukup 25 0.111 Tidak
Baik Baik
6 0.488 Baik 26 0.174 Tidak
Baik
7 0.040 Tidak 27 0.124 Tidak
Baik Baik
8 0.111 Tidak 28 0.465 Baik
Baik
9 0.440 Baik 29 0.459 Baik
10 -0.127 Tidak 30 0.481 Baik
Baik
11 -0.099 Tidak 31 0.566 Baik
Baik
12 0.160 Tidak 32 0.505 Baik
Baik
13 0.067 Tidak 33 0.275 Cukup
Baik Baik
14 0.270 Cukup 34 0.709 Baik
Baik
15 0.396 Baik 35 0.450 Baik
16 0.565 Baik 36 0.601 Baik
17 0.130 Tidak 37 0.310 Baik
Baik
18 0.080 Tidak 38 0.753 Baik
Baik
19 0.131 Tidak 39 0.324 Baik
Baik
20 0.451 Baik 40 0.620 Baik
Berkaitan dengan perhitungan Daya Beda Soal menggunakan Software
Anbuso tersebut, ada sedikit perbedaan mengenai sistem yang digunakan
dalam software dan hasil perhitungannya. Perbedaan nya dikarenakan
Software Anbuso tidak menggunakan Sistem Klasifikasi
(Pengelompokan) Peserta didik yang nilainya di atas maupun bawah,
dimana kedua klasifikasi itu digunakan dalam software Anates V4.
Selain itu, Format perhitungan Daya Beda maupun tingkat kesukaran di
Software Anates berbeda satuannya dengan yang digunakan dalam
software Anbuso, Pada Software Anates menggunakan satuan persentase,
sedangkan dalam Anbuso sendiri menggunakan Satuan desimal.
Dari Hasil analisis Daya Beda menggunakan Anbuso diatas, dapat
ditemukan data sebanyak 16 Soal dikategorikan tidak baik, dikarenakan
Soal tidak dapat membedakan Siswa yang memahami materi dengan
Siswa yang tidak faham materi. 3 Soal dikategorikan Soal yang Cukup
baik, dan 21 Soal lainnya dikategorikan soal yang baik.

2. Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran soal yaitu suatu sistem mengkaji soal-soal tes
dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang
termasuk kedalam kategori soal yang mudah, sedang, dan sukar. Perlu
dipahami, bahwa Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau
kemampuan peserta didik dalam menjawab atau mengerjakan Soal, bukan
dilihat dari sudut guru/tendik sebagai pembuat soal. Persoalan yang
penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan
proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar.
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk
indeks.

Kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut.


0,000 – 0,299 = sukar
0,300 - 0,699 = sedang
0,700 – 1,00 = mudah

Tabel 4. Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal menggunakan Anbuso


No Tingkat Kesukaran No Tingkat Kesukaran
Koefisie Keteranga Koefisie Keteranga
n n n n
1 0.826 Mudah 21 0.348 Sedang
2 0.848 Mudah 22 0.196 Sulit
3 0.022 Sulit 23 0.391 Sedang
4 0.717 Mudah 24 0.522 Sedang
5 0.826 Mudah 25 0.239 Sulit
6 0.457 Sedang 26 0.630 Sedang
7 0.696 Sedang 27 0.217 Sulit
8 0.065 Sulit 28 0.630 Sedang
9 0.304 Sedang 29 0.587 Sedang
10 0.500 Sedang 30 0.130 Sulit
11 0.152 Sulit 31 0.630 Sedang
12 0.413 Sedang 32 0.304 Sedang
13 0.065 Sulit 33 0.326 Sedang
14 0.174 Sulit 34 0.304 Sedang
15 0.609 Sedang 35 0.652 Sedang
16 0.609 Sedang 36 0.457 Sedang
17 0.891 Mudah 37 0.413 Sedang
18 0.609 Sedang 38 0.457 Sedang
19 0.826 Mudah 39 0.739 Mudah
20 0.435 Sedang 40 0.565 Sedang

Berdasarkan data hasil Analisis Tingkat kesukaran Soal menggunakan


Software Anbuso yang dituangkan dalam Tabel diatas, diperoleh
Perbedaan dalam penyajian data-nya, yaitu terkait Format perhitungan
Tingkat kesukaran di Software Anates berbeda satuannya dengan yang
digunakan dalam software Anbuso, Pada Software Anates menggunakan
satuan persentase, sedangkan dalam Anbuso sendiri menggunakan Satuan
decimal.
Berdasarkan gambar di atas, menunjukan tingkat variasi indeks tingkat
kesukaran pada tes pilihan ganda ini terdiri dari sangat mudah, mudah, dan
sedang. 7 soal memiliki indeks tingkat kesukaran mudah, dan 24 soal
memiliki indeks tingkat kesukaran sedang, 9 Soal memiliki indeks tingkat
kesukaran Sukar.

3. Kualitas Pengecoh
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa yang dimaksud Distraktor adalah
pengecoh atau jawaban-jawaban yang mengecoh. Distraktor Ini bertujuan
untuk menarik testee dalam memilih jawaban padahal itu sendiri adalah
jawaban yang salah. Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan
terhadap fungsi distraktor tersebut maka distraktor yang sudah
menjalankan fungsinya dengan baik dapat dipakai lagi pada tesnya.
Tujuan utama pemasangan distraktor pada setiap butir itu adalah, agar dari
sekian banyak testee yang mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik
atau terangsang untuk memilihnya, sebab mereka menyangka bahwa
distraktor yang mereka pilih itu merupakan jawaban yang betul.

Tabel 5. Persentase Jawaban dalam Software Anbuso


Persentase Jawaban
No Butir
A B C D E Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 8.7 0.0 82.6* 4.3 4.3 0.0
2 0.0 84.8* 2.2 13.0 0.0 0.0
3 8.7 89.1 0.0 2.2* 0.0 0.0
4 71.7* 0.0 13.0 0.0 13.0 2.2
5 2.2 82.6* 2.2 6.5 4.3 2.2
6 45.7* 17.4 6.5 6.5 23.9 0.0
7 0.0 23.9 0.0 69.6* 6.5 0.0
8 80.4 2.2 6.5 4.3 6.5* 0.0
9 2.2 8.7 30.4* 50.0 6.5 2.2
10 0.0 41.3 0.0 50* 8.7 0.0
11 8.7 15.2* 15.2 50.0 8.7 2.2
12 17.4 21.7 41.3* 4.3 15.2 0.0
13 30.4 37.0 4.3 21.7 6.5* 0.0
14 4.3 13.0 45.7 17.4 17.4* 2.2
15 60.9* 13.0 19.6 6.5 0.0 0.0
16 8.7 13.0 60.9* 4.3 8.7 4.3
17 0.0 2.2 89.1* 6.5 0.0 2.2
18 60.9* 19.6 13.0 2.2 4.3 0.0
19 0.0 0.0 82.6* 0.0 17.4 0.0
20 43.5* 21.7 19.6 2.2 13.0 0.0
21 34.8* 8.7 26.1 23.9 6.5 0.0
22 10.9 6.5 56.5 2.2 19.6* 4.3
23 47.8 2.2 39.1* 4.3 4.3 2.2
24 4.3 10.9 17.4 15.2 52.2* 0.0
25 6.5 19.6 17.4 23.9* 30.4 2.2
26 34.8 0.0 2.2 0.0 63* 0.0
27 4.3 37.0 15.2 15.2 21.7* 6.5
28 63* 4.3 21.7 2.2 6.5 2.2
29 58.7* 10.9 8.7 2.2 17.4 2.2
30 4.3 10.9 60.9 13* 10.9 0.0
31 4.3 19.6 6.5 2.2 63* 4.3
32 15.2 28.3 2.2 19.6 30.4* 4.3
33 34.8 2.2 32.6* 10.9 19.6 0.0
34 26.1 10.9 26.1 30.4* 2.2 4.3
35 17.4 65.2* 8.7 2.2 6.5 0.0
36 6.5 34.8 8.7 45.7* 0.0 4.3
37 6.5 41.3* 6.5 30.4 10.9 4.3
38 13.0 4.3 23.9 45.7* 10.9 2.2
39 4.3 73.9* 8.7 13.0 0.0 0.0
40 56.5* 13.0 8.7 6.5 13.0 2.2

Di dalam Software Anbuso, terdapat layanan berupa Persentase Sebaran Jawaban,


dimana hal ini dapat menentukan Kualitas Distraktor dalam Suatu Soal,
Sebagaimana untuk menarik testee dalam memilih jawaban padahal itu sendiri
adalah jawaban yang salah. Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan terhadap
fungsi distraktor tersebut maka distraktor yang sudah menjalankan fungsinya
dengan baik dapat dipakai lagi pada tesnya.
Dalam Software Anbuso, Setelah saya Analisis & cermati, maka Distraktor
(Pengecoh) Jawaban dengan persentase 0%, maka perlu adanya revisi lebih lanjut
mengenai Alternatif Jawaban (Distraktor), dikarenakan Distraktor dalam Opsi
tertentu itu tidak laku atau jarang dipilih oleh peserta didik. Untuk sebaran
Alternatif Jawaban yang tidak efektif dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 6 Data Alternatif Jawaban yang Tidak Efektif


Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban
No Butir Keterangan No Butir Keterangan
Tidak Efektif Tidak Efektif
(1) (6) (7) (1) (6) (7)
1 B Revisi Pengecoh 1 - Baik
2 AE Tidak Baik 2 - Tidak Baik
3 CE Tidak Baik 3 - Baik
4 BD Revisi Pengecoh 4 - Tidak Baik
5 - Cukup Baik 5 - Tidak Baik
6 - Baik 6 BD Tidak Baik
7 AC Tidak Baik 7 - Tidak Baik
8 - Tidak Baik 8 - Baik
9 - Baik 9 - Baik
10 AC Tidak Baik 10 - Cukup Baik
11 - Tidak Baik 11 - Baik
12 - Tidak Baik 12 - Baik
13 - Tidak Baik 13 - Baik
14 - Cukup Baik 14 - Baik
15 E Revisi Pengecoh 15 - Baik
16 - Baik 16 E Revisi Pengecoh
17 AE Tidak Baik 17 - Baik
18 - Tidak Baik 18 - Baik
19 ABD Tidak Baik 19 E Revisi Pengecoh
20 - Baik 20 - Baik

Dari data yang tertera dalam Tabel diatas, maka kita akan menemukan suatu
Informasi yang terkait dengan Kualitas Pengecoh dalam Soal-Soal yang telah
diinput. Dari data tersebut, maka Opsi Alternatif Jawaban (Distraktor) yang
memiliki Persentase 0%, maka dapat disimpulkan harus di revisi terkait
pengecohnya, dikarenakan Pengecoh tidak dapat mempengaruhi testee dalam
menjawab soal, hal ini bisa terjadi dikarenakan jawaban yang terlalu singkat,
pilihan kata yang tidak seimbang & tepat.
Selanjutnya, mengapa No. 11 dikatakan Soal itu tidak baik? Padahal secara
Struktur Analisis Pengecoh (Distraktor), No. 11 tidak memiliki Alternatif Jawaban
yang tidak efektif, hal itu dikarenakan adanya ketidak seimbangan antar distractor
(pengecoh) yang dipilih oleh Testee. Dalam hal ini Alternatif Jawaban yang
dimaksud adalah Opsi Jawaban (D), dengan persentase mencapai 50%, padahal itu
jelas-jelas jawabannya salah. Mungkin dikarenakan Testee kurang teliti dalam
mengerjakan Soal-Soal tersebut, hingga ia terkecoh sangat jauh.
E. Kesimpulan
Dari Analisis Butir Soal yang sudah dilakukan dengan menggunakan Software
Anates V.4. dan Anbuso, maka dapat disimpulkan beberapa Perbandingan yang
mencolok :
 Daya Beda Soal, Dari hasil analisis menggunakan dua software diatas
dapat dilihat terdapat perbedaan, yaitu dimana nilai koefisien dalam
Anbuso dan AnatesV4 berbeda. Dalam hal ini, Software Anates V4
menggunakan Satuan Persentase dalam menentukan Daya Beda Soal,
sementara Anbuso menggunakan Satuan desimal dalam menentukan Daya
Beda Soal. Sementara itu juga, dalam Software Anates V4 di
klasifikasikan menjadi Kelompok Atas dan Bawah, sementara dalam
Software Anbuso tidak ada Pengklasifikasian Kelompok atas dan Bawah.
 Tingkat Kesukaran, Dari hasil analisis diatas yang menggunakan dua
software dapat dilihat perbedaanya yaitu pada penggunaan software
AnatesV4 menggunakan Persentase dalam menentukan nilai dari Tingkat
Kesukaran, sementara Anbuso menggunakan Satuan desimal dalam
menentukan Tingkat Kesukaran Soal.
 Kualitas Distraktor, Dari hasil analisis menggunakan dua software diatas
dapat dilihat terdapat perbedaan, yaitu dimana AnatesV4 hanya terdapat
persentase jawabannya saja & tidak dapat keterangan Soal ini perlu
direvisi atau baik. sedangkan Anbuso terdapat Fasilitas berupa Persentase
Jawaban yang menunjukan Sebaran Jawaban Siswa. Lalu dari Sebaran
Jawaban Siswa tersebut muncul suatu alternatif jawaban tidak efektif dan
terdapat keterangan.
F. Penutup
Pada tugas mini riset Analisis butir soal dengan menggunakan Software Anates
V4 dan Anbuso ini Penulis mengucapkan Jazakumullahi Khairan Katsiron kepada
segenap pihak yang telah berkontribusi untuk menyelesaikan tugas ini, baik itu berupa
masukan, kritik & saran dan bahkan Motivasi yang membuat Penulis mampu
menyelesaikan tugas tepat pada waktu yang telah ditentukan. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada Bapak Dr. H. Karnadi Hasan, M. Pd. Selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI FITK UIN Walisongo Semarang, yang telah
memberikan suatu Ilmu berupa ruang lingkup Evaluasi yang itu sangat penting kami
kuasai sebagai calon guru.
Dalam tugas ini, masih banyak beberapa kekeliruan dan kesalahan, oleh karena
itu, Penulis mengharapkan Kritik & Saran yang membangun untuk perbaikan Tugas ini
jauh lebih baik kedepan, dan dapat bermanfaat bagi khalayak civitas akademik yang
mengambil Kuliah di Fakultas Tarbiyah.
Akhir kata, Semoga Allah SWT. Senantiasa meridhoi setiap langkah kita, dalam
berkontribusi untuk pengembangan Dunia Pendidikan yang Insya Allah akan menjadi
Amalan Jariyah (Ilmu Bermanfaat) yang tidak akan terputus pahalanya, Aamiin Yaa
Robbal `Aalamiin

Anda mungkin juga menyukai