Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

SMART CAMPUS DAN PENERAPANNYA

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah: Statistika Pendidikan

Dosen Pengampu: Dwi Yunitasari, M.Si.

Disusun oleh Kelompok 02

Asnafu Raidah 1903016143 Kalimatus Sa’diyah 2103016035


Farich Rahman Hakim 2103016003 Nifa Hanum Maulani 2103016042
Yusron Nur Hadi 2103016009 Taufik Hidayat 2103016043
Zidni Elma Nafia 2103016010 Sinta Widiyanti 2103016046
Erlina Hikmatul Firda 2103016013 Muhammad Alwi Waffa 2103016047
Niken Ayu Khoirun Nisa’ 2103016015 Ikrima Putri Amharina 2103016049
Fathin Nur Faizah 2103016024 Billy Room Miyarrobbi 2103016051
Dyah Tri Setyorini 2103016031

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “SMART CAMPUS DAN
PENERAPANNYA” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Statistika Pendidikan. Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan, kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Yunitasari, M.Si. selaku dosen
mata kuliah Statistika Pendidikan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu agar terselesaikannya makalah ini dengan tepat waktu. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 11 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Data Science


B. Pentingnya Data Science
C. Pilar Data Science
D. Proses Data Science
E. Contoh Penerapan Data Science
F. Pekerjaan yang Berkaitan dengan Data Science

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi berdampak pada kehidupan sehari-hari manusia.
Segala sesuatu pada saat ini tidak lepas dari penggunaan teknologi terutama pada
bidang pendidikan. ICT (Information Communication Technology) yang merupakan
perkembangan teknologi di bidang komunikasi telah dimanfaatkan dalam peningkatan
mutu pendidikan, terutama pada tingkat perguruan tinggi. ICT digunakan untuk
memperbaiki atau meningkatkan efektivitas dalam belajar dan mengajar, riset atau
penelitian, perpustakaan dan layanan informasi, dan manajemen perguruan tinggi.1
Proses yang memanfaatkan perkembangan teknologi dalam peningkatan mutu
pelayanan serta pendidikan dalam universitas ini tergabung dalam program smart
campus. Program smart campus berasal dari bahasa inggris yang berarti kampus
pintar, hal ini merujuk pada sistem informasi pengelolaan berbagai sumber daya
kampus baik secara internal maupun eksternal secara sistematis, efektif dan efisien
berbasis IoT (Internet of Thinks) dan menggunakan AI (Artificial Intelligent) dalam
optimalisasi kualitas pelayanan dan kegiatan belajar mengajar di lingkungan
universitas. Tujuan dari program ini adalah agar semua sivitas akademika baik
mahasiswa, dosen, dan elemen akademik lainnya dapat mengakses informasi yang ada
di universitas dengan cepat, mudah, dan transparan. Selain itu dengan program ini,
informasi yang ada di lingkungan universitas dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
Program smart campus memudahkan akademika dalam menginput data dan
meminimalisir terjadinya kesalahan input data yang dapat terjadi (human eror). Data
mentah yang telah diperoleh dapat langsung diolah kemudian dimasukkan ke
database agar memudahkan akademika dalam mencari suatu data apabila suatu saat
data tersebut dibutuhkan. Program ini juga memiliki sistem yang terintegrasi sehingga
tiap sistem dapat saling terhubung sehingga memudahkan akademika dalam berbagi
data dan informasi.
Pelaksanaan program ini merupakan wujud usaha universitas dalam memenuhi
Tri Dharma pendidikan yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian

1
Edy Susena, dkk. “Perencanaan Strategis Sistem Informasi Smart Campus Untuk Meningkatkan Pelayanan Di
Politeknik Indonusa Surakarta”. Jurnal Saintech Politeknik Indonusa Surakarta. Vol. 1. No. 3. (2015). Hlm. 1.
masyarakat. Kinerja bagus universitas akan berdampak pada tingkat keberhasilan
universitas dalam memenuhi Tri Dharma pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, dapat penulis


rumuskan masalah yang akan diteliti, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk konsep smart campus?


2. Apa saja fasilitas pendukung smart campus?
3. Apa saja manfaat yang diperoleh dari smart campus?
4. Bagaimana penerapan smart campus?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bentuk konsep smart campus
2. Untuk mengetahui fasilitas pendukung smart campus
3. Untuk mengetahui manfaat smart campus
4. Untuk mengetahui penerapan smart campus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Smart Campus
1. Arti dan Pengertian
Smart Campus atau kampus cerdas merupakan sistem informasi pengelolaan
dengan berbagai sumber daya kampus (internal dan eksternal) secara sistematis, efektif
dan efisien berbasis Solusi Cerdas (Internet of Thinks/IoT dan Artificial Intelligent),
dengan memanfaatkan seperangkat teknologi cerdas dalam sebuah lingkungan
akademis yang menghubungkan perangkat keras dan lunak dengan para penggunanya,
baik mahasiswa, dosen, dan seluruh sivitas akademika untuk menunjang proses belajar-
mengajar yang lebih baik.
Smart campus adalah system informasi pendidikan dengan tingkat yang lebih
tinggi, merupakan evolusi dari smart campus yang dibangun dan dikembangkan
berdasarkan digital campus. Munculnya Smart campus karena telah mengalami tiga
fase, yaitu tradisional kampus, e-kampus, dan kampus digital. Smart campus
merupakan tren yang muncul karena terinspirasi dari konsep smart city yang
memanfaatkan infrastruktur secara efisien.2 Tabel 1 menunjukkan perbandingan konsep
antara digital campus dengan smart campus.3
Tabel 1. Perbandingan konsep digital campus dengan smart campus

Digital campus Smart csmpus


Technical Local Area Network Internet IOT Cloud computing Wireless network
environment (Internet Jaringan Area Mobile terminal RFID
(Lingkungan Lokal) (Internet Of Things Cloud Computing
Teknis) jaringan nirkabel terminal seluler RFID,
Konsep IoT bertujuan untuk membuat
internet semakin berkembang dan meluas
Radio Frequency Identification (RFID)
sebagai alat pengenal dan pengidentifikasi
benda dan lokasi, teknologi web.)
IoT – real time, lebih cepat, aksesibilitas
2
Andre Yonata, “Perancangan Arsitektur Sistem Smart Campus Berbasis Cloud Di Kampus XYZ”, Jurnal
Media Informatika, Vol.21 No. 1 (2022), hlm 3-4.

3
Xiao Nie, “Constructing Smart Campus Based on the Cloud Computing Platform and the Internet of
Things,” Jurnal ICCSEE vol. 1, no. 2 (2015), hal. 157.
tinggi, borderless
Artificial Intelligent – decision support
system
Application Digital teaching resources, Smart sensory system Interop ability
Distance education, Digital Control capabilities. (Sisitem sensorik
library, Network pintar, kemampuan interop, kemampuan
administrator control).
(Sumber daya pengajaran
digital, pendidikan jarak jauh,
perpustakaan digital,
administrator jaringan)
System Isolated system (Sistem System sharing, Intelligent system, Push
management terisolasi) notification system

Smart campus mengacu pada fasilitas-fasilitas kampus pendukung semua


kegiatan sivitas akademika dalam melaksanakan kewajiban Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang menggunakan teknologi informasi sebagai tulang punggung pendukung.4
Smart campus dalam implementasinya tidak mudah karena melibatkan banyak sarana
yang mesti diwujudkan. Implementasi teknologi smart campus secara miniatur akhirnya
muncul, seperti smart class room, smart laboratory, smart building, smart department
atau smart faculty.
Penerapan smart campus diperlukan sebagai perkembangan dari keadaan
pengelolaan kampus konvensional atau yang biasa kemudian beralih ke dengan
menerapkan sistem menggunakan teknologi. Kampus yang berkembang baik mampu
mengimplementasikan kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai tanggung
jawab terhadap keilmuan, masyarakat dan lingkungannya. Kewajiban Tri Dharma
Perguruan Tinggi memiliki domain penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat.
Pengembangan Smart Campus tidak dapat dipisahkan dari perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sangat pesat. Teknologi ini
dimanfaatkan untuk memudahkan segala kegiatan manusia di segala bidang. Konsep

4
Muhammad Cordiaz, "Penerapan Smart Campus Sebagai Pendukung Kegiatan Pendidikan Dalam Tri
Dharma Perguruan Tinggi", Jurnal Informatika vol. 2. no.2. (2017), hlm. 77.
Smart Campus tidak hanya terfokus pada infrastruktur TIK. Peran manusia, pendidikan,
sosial dan lingkungan juga turut andil dalam mewujudkan Smart Campus.5
Jadi Smart Campus merupakan salah satu bidang implementasi dari Smart City
pada lingkungan perguruan tinggi (Campus). Smart Campus muncul sebagai respon
dari keterkaitan antara sebuah kota (City) dengan sebuah institusi pendidikan berupa
perguruan tinggi (Campus).6 Implementasi Smart Campus, diharapkan dapat
mewujudkan Smart Citizen. Smart Citizen adalah salah satu modal untuk
mewujudkan Smart City, sehingga dapat dikatakan bahwa Smart Campus
merupakan ruang inkubator di dalam mewujudkan Smart City pada suatu kota/ daerah.
Faktor utama dari Smart campus adalah memberikan ayanan berkualitas tinggi,
melindungi lingkungan dan menghemat biaya. 7 Sejalan dengan perkembangan
tersebut, pusat inovasi EBTIC mengembangkan secara holistik dan interaktif mengenai
iCampus. Dimana iCampus terdiri dari 6 pilar yang digunakan sebagai pedoman dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi. Keenam pilar tersebut
yaitu:
1. iLearning
iLearning holistik, sistem perawatan siswa kolaboratif, pembelajaran jarak
jauh real-time, pengiriman & penilaian kursus sesuai permintaan pengguna,
kuliah lintas universitas interaktif dan materi online, program kursus yang
disesuaikan, analisis jalur pembelajaran siswa, einfo push / pull. Ebook, &
sumber daya lainnya, dll.
2. iGovernance
Tata kelola internal & eksternal kampus, visibilitas proses, kemampuan
beradaptasi, konfigurasi mandiri, pengaturan & pelaporan otomatis, dll.
3. iGreen
TIK (Teknologi, Informasi, dan Komunikasi) yang ramah lingkungan dan
keberlanjutan, pemanenan energi secara cerdas, sistem manajemen sensor
cerdas, desain pasif & aktif, dll.

4. iHealth
5
Gde Sastrawangsa, "Pemanfaatan Telegram Bot Untuk Automatisasi Layanan Dan Informasi Mahasiswa
Dalam Konsep Smart Campus", Jurnal Konferensi Nasional, vol. 1 no. 2. (2017), hlm. 772.
6
I Putu Agus Eka Pratama, " Smart City, Smart Campus, dan Jalan Bagi Universitas Udayana untuk
Mewujudkannya" , Jurnal Scientific vol. 1 no. 2. (2016), hlm. 3.
7
Alghamdi dan Shetty, S, “Survey Toward a smart campus using the internet Of things’, Jurnal IEEE
4 International Conference on Future Internet of Things and Cloud, 2016, hlm. 235–239.
th
Perawatan kesehatan preventif proaktif, sistem perawatan kesehatan jarak
jauh, kesehatan seluler, telecare, telemedicine, catatan eHealth terpusat,
cerdas, Bioinformatika, platform peringatan epidemi dini, dll.
5. iSocial
Jejaring & komunikasi sosial, berbagi info, kolaborasi kerja, lokalisasi sosial,
analisis pola, pengelompokan minat, dll.
6. iManagement
Manajemen dan pemeliharaan gedung terpusat, sistem darurat otomatis,
pengawasan otomatis, akses & kontrol keamanan, dll.
Sehingga idealnya smart campus harus mencakup seluruh pilar tersebut.8
2. Teknologi Smart Campus
Pengembangan smart campus tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya inovasi
teknologi. Dalam literatur, teknologi utama yang mendukung revolusi smart campus
termasuk cloud komputing (komputasi awan), IoT, AR, dan AL. Prinsip dari teknologi
tersebut dan manfaatnya bagi smart campus diulas di bagian ini.
a. Cloud computing (komputasi awan)
Cloud computing adalah model komputasi terdistribusi yang
memungkinkan akses jaringan sesuai permintaan yang nyaman ke kumpulan
sumber daya komputasi yang dapat dikonfigurasi (seperti jaringan,
penyimpanan, dan aplikasi) yang dapat dengan cepat diskalakan, disediakan,
dan dirilis atas permintaan pengguna dengan biaya minimum. Platform
berbasis cloud telah diidentifikasi sebagai tren utama dalam domain
pembelajaran cerdas yang ditingkatkan teknologi. Dibandingkan dengan
infrastruktur komputasi konvensional di mana perangkat keras dan perangkat
lunak dimiliki dan disimpan oleh organisasi di tempat mereka, cloud
computing memungkinkan aktivitas pembelajaran di lingkungan yang tidak
terstruktur. Hal ini memungkinkan pelajar untuk mendapatkan akses cepat ke
sumber belajar online dan layanan kapan saja dan di mana saja, dengan
skalabilitas tak terbatas, peningkatan kenyamanan, dan biaya lebih rendah.
Dengan menggunakan platform pembelajaran berbasis cloud di smart
campus, materi pembelajaran virtual dapat dibuat dan dibagikan secara mulus,

8
J. W. P. Ng, Azarmi, N., Leida, M., Saffre, F., Afzal, A. and Yoo, P. D., “The Intelligent campus
(iCampus): End-to-end Learning lifecycle of a knowledge Ecosystem”1, Jurnal IEEE 6th International
Conference on Intelligent Environments, IE 2010, hlm. 332–337.
juga memperluas dimensi ruang dan waktu pengajaran dan pembelajaran dan
memfasilitasi kegiatan pembelajaran kolaboratif antara instruktur dan siswa.
b. Internet-of-things (IoT)
Tertanam dengan elektronik, perangkat penginderaan cerdas, internet,
dan teknologi komunikasi canggih, IoT memperluas konektivitas internet ke
perangkat fisik dan objek sehari-hari. Diperkirakan bahwa paradigma
komputasi masa depan akan melampaui mode seluler tradisional seperti ponsel
pintar dan portabel, dan berkembang menjadi lingkungan yang dikelilingi oleh
objek cerdas dan jaringan.
Manfaat dari penerapan teknologi IoT pada smar center terutama terletak
pada tiga aspek. Pertama, IoT menyediakan platform informasi bagi instruktur
untuk melacak kemajuan belajar siswa dan mengambil tindakan berdasarkan
informasi. Kedua, IoT mengotomatiskan operasi smart campus dan
memperlancar proses belajar/mengajar. Kemudahan tersebut berarti bahwa
para pemangku kepentingan dapat lebih fokus pada kegiatan pembelajaran
daripada tugas-tugas rutin manajemen/administrasi. Ketiga, pengenalan emosi
atau psikologis berbasis teknologi IoT, jika diadopsi di smart campus, dapat
melacak kognisi siswa dalam aktivitas belajar mereka dan dengan demikian
mengarahkan perhatian siswa berdasarkan kondisi mental mereka.
c. Augmented reality (AR)
AR adalah bentuk pengalaman yang muncul di mana dunia nyata
ditambah dengan konten virtual dari komputer, yang memungkinkan overlay
tanpa batas dan campuran antara konten yang dihasilkan komputer dan
persepsi dunia nyata kita. Berfungsi sebagai antarmuka generasi berikutnya,
AR menyediakan cara interaksi yang berbeda dan mendapatkan pengalaman
untuk memperkuat lingkungan belajar/mengajar. Pada smart campus dengan
teknologi AR, siswa cenderung mendapatkan pengetahuan dan pemahaman
yang lebih baik tentang apa yang terjadi di sekitar mereka, yang meningkatkan
pengalaman belajar mereka. Seperti yang diulas dalam literatur, teknologi AR
dapat membawa manfaat berikut untuk pendidikan:
 Memotivasi siswa untuk mengeksplorasi materi kelas dari sudut yang
berbeda.
 Memfasilitasi pengajaran mata pelajaran di mana siswa tidak mungkin
mendapatkan pengalaman langsung di dunia nyata.
 Meningkatkan pembelajaran kolaboratif antara siswa dan instruktur.
 Meningkatkan kognisi dan konsentrasi siswa pada tugas belajar
mereka.
 Meningkatkan kreativitas dan imajinasi siswa.
 Membantu siswa mengendalikan pembelajaran mereka di jalur mereka
sendiri.
 Ciptakan lingkungan belajar autentik yang cocok untuk gaya belajar.
d. Artificial intelligence (AI)
Al (kecerdasan buatan) adalah ilmu komputasi yang membuat mesin
atau sistem untuk belajar dari pengalaman, beradaptasi dengan input baru, dan
melakukan tugas seperti manusia, yang akan menjadi teknik yang cocok untuk
memecahkan masalah di mana solusi hampir tidak dapat dihasilkan melalui
analisis analitik. Berdasarkan lingkungan yang dirasakan, algoritma AI yang
diterapkan harus dapat memaksimalkan peluang agen untuk berhasil mencapai
tujuannya melalui interaksi dengan lingkungan atau mengekstraksi informasi
penting dari data statistik. AI baru-baru ini memperoleh kesuksesan yang
signifikan di banyak aplikasi dunia nyata, seperti pengenalan pola, peramalan,
terjemahan] kontrol, permainan, dll.
Pada smart campus, karena komputasi awan dan IoT telah menyediakan
platform untuk solusi cerdas, Al kemudian menjadi teknik yang menambahkan
atribut kecerdasan ke perangkat dan sistem. Untuk menominasikan beberapa,
AI membawa manfaat berikut ke kampus pintar:
 Secara otomatis menyesuaikan konten pembelajaran.
 Mengajar siswa secara virtual dengan basis satu-satu.
 Kesadaran konteks instruktur dan kondisi.
 Memprediksi kondisi masa depan.9

3. Strategi Mewujudkan Smart Campus


Smart campus merupakan kunci untuk memenangkan persaingan di era digital
bagi institusi perguruan tinggi. Untuk mendapatkan manfaat yang optimal dalam
9
Zhao Yang Dong, dkk, “Smart campus: definition, framework, technologies, and services”, Jurnal
IET Smart Cities, 2020, hlm. 2.
penerapan smart campus diperlukan sebuah analisis strategis yang integral dan
menyeluruh. Analisis strategi ini diperlukan mengingat kompleksitas aplikasi smart
campus.
Smart campus atau kampus cerdas mendukung penerapan teknologi
memungkinkan peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan proses belajar
mengajar. Teknologi smart campus di perguruan tinggi yang mungkin diterapkan
misalnya, penerapan sensor kehadiran mahasiswa dan dosen, tersedianya jaringan wifi
di dalam kampus, manajemen pendingin dan penerangan ruangan otomatis, aplikasi
mobile pendukung perkuliahan, jaringan cctv dan surveillance, sensor parking,
collaborative boards, interactive projectors, pembelajaran online (e-learning),
penerapan artificial intellegent, digital classroom, sistem informasi akademik dan web
conferencing. Seluruh teknologi smart campus yang diterapkan diharapkan dapat
mendukung pembelajaran dimana saja dan kapan saja karena materi perkuliahan dapat
diakses dari banyak saluran dengan berbagai macam konten.10
a. Kendala Penerapan Smart Campus
i. Kompleksitas lingkup kegiatan dengan implementasi jangka panjang,
berpotensi terhadap keberlanjutan pelaksanaan Proyek Perubahan.
Implementasi jangka panjang dapat terkendala apabila tidak ada arah
kebijakan yang jelas.
ii. Belum ada "prototype" Smart Campus yang ideal di Indonesia.
b. Strategi Penanganan
i. Penyusunan Kebijakan yang mengatur strategi pembangunan Smart
Campus diharapkan dapat menguraikan kompleksitas lingkup kegiatan,
serta sekaligus memberikan komitmen pelaksanaan kegiatan hingga
mencapai tujuan jangka panjang.
ii. Melakukan adopsi dan adaptasi penyelenggaraan sistem informasi
Smart Campus, baik dari kajian literatur maupun dari best practice
institusi yang sudah menerapkan pada saat ini.
c. Kunci Keberhasilan Smart Campus
i. Dukungan dan Komitmen

10
Muhammad Cordiaz, “Penerapan Smart Campus Sebagai Pendukung Kegiatan Pendidikan Dalam Tri
Dharma Perguruan Tinggi”, hlm 78-79.
Dukungan dan komitmen dari pimpinan, internal maupun
eksternal, sehingga berbagai kendala akan dapat diatasi serta
implementasi dapat dilaksanakan
ii. Ketersediaan Sumberdaya
Dukungan pemenuhan sarana dan prasarana, termasuk anggaran
sangat diperlukan agar tujuan jangka panjang dari proyek perubahan
ini dapat dicapai
iii. Kerjasama dan koordinasi
Kerjasama yang solid, baik internal maupun eksternal, akan
sangat membantu terwujudnya Proyek Perubahan ini. Setiap pihak
harus menyadari bahwa kerjasama yang dilakukan akan memberikan
manfaat positif bagi semua pihak yang terlibat.
4. Komponen-komponen Smart Campus
a. Komponen ICT Use
Komponen ini terdiri dari dimensi kebutuhan dan keselarasan serta
dimensi proses dan tata kelola. Komponen ini mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan analisis kebutuhan serta identifikasi kebutuhan terhadap
aspek-aspek pengembangan smart campus serta hal-hal yang berkaitan dengan
kebutuhan dan keinginan dari berbagai komponen di perguruan tinggi
terhadap keberadaan ICT dalam beragam kontek aktifitas di perguruan tinggi.
Komponen ini sangat erat hubungannya dengan kebijakan yang akan diambil
oleh pemangku kepentingan salah satunya adalah pimpinan perguruan tinggi.
Beberapa kebijakan tersebut diantaranya bagaimana perencanaan dan
pengorganisasian smart campus, pengadaan infrastruktur serta pembangunan
dan pengembangannya dan pengawasan terhadap kegiatan pengembangan
yang telah dan akan dilakukan.
b. Komponen ICT Readiness
Komponen ICT Readiness terdiri dari dimensi sumber daya teknologi
yang mencakup infrastruktur jaringan, hardwere dan kanal akses, data
informasi dan pengetahuan serta kompetensi sumber daya manusia.
c. Komponen ICT Capability
Komponen ICT capability mencakup dimensi komunitas yang akan
menjadi pengguna dari Smart campus yang terdiri dari pimpinan, dosen,
pengelola dan mahasiswa.
d. Komponen ICT Impact
Komponen ini terkait dengan “outcome” atau “value” yang dirasakan
oleh komponen-komponen di perguruan tinggi dengan telah
diimplementasikannya ragam aplikasi ICT dalam smart campus. Komponen
ini akan menjadi indikator akhir dari penerapan smart campus karena berhasil
atau tidaknya pengembangan smart campus akan terasa pada komponen ini.11
B. Fasilitas Pendukung Smart Campus
Smart Campus merupakan suatu konsep yang diterapkan oleh suatu universitas
dengan cara mengolaborasikan antara sistem pembelajaran yang berlaku dalam suatu
instansi Perguruan tinggi dengan penggunaan Teknologi Informasi yang semakin
digital.12 Dari sini bisa kita ambil kesimpulan, bahwa Smart Campus yang paling inti
disini adalah memadukan antara Sistem Pembelajaran yang sudah ada dengan
Teknologi Informasi yang sudah ada, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
sarana & prasarana yang ada, dan untuk menunjang kreativitas dari civitas akademika
suatu kampus dalam menguasai & memanfaatkan sistem Teknologi Informasi yang ada.
Penerapan smart campus diperlukan sebagai salah satu bentuk perkembangan dari
keadaan pengelolaan kampus konvensional atau yang biasa kemudian beralih dengan
menerapkan sistem menggunakan teknologi. Smart campus atau kampus cerdas
mendukung penerapan teknologi memungkinkan peningkatan efisien dan efektifitas
penyelenggaraan proses belajar mengajar. Teknologi smart campus di perguruan tinggi
yang mungkin diterapkan misalnya, penerapan sensor kehadiran mahasiswa dan dosen,
tersedianya jaringan wifi di dalam kampus, manajemen pendingin dan penerapan
ruangan otomatis, aplikasi mobille pendukung perkuliahan, jaringan cctv dan
surveillance, sensor parking, collaborativ boards, interactiv projectors, pembelajaran
online (e-learning), penerapan artificial intellegent, digitas classroom, sistem informasi
akademik dan web conferencing. Berikut ini akan membahas beberapa fasilitas
pendukung smart campus:
1. Jaringan WiFi
Jaringan wifi adalah nama populer untuk teknologi jaringan nirkabel dengan
menggunakan gelombang radio yang dapat menyediakan koneksi internet
berkecepatan tinggi hingga 54 Mbps. Berdasarkan dokumen Badan Akreditasi
Nasional (BAN), sistem informasi yang disediakan bagi mahasiswa dan dosen untuk
11
Supratman, dkk, “Indeks Kesiapan Perguruan Tinggi dalam Mengimplementasikan Smart Campus”,
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol. 6, No. 2, 2019, hlm 273-274.
12
Muhyar Fanani, Gagasan Smart & Green Campus, (Semarang : Walisongo Press, 2015), hlm. 45.
mengakses sumber informasi dapat berupa website institusi, fasilitas internet, jaringan
lokal dan jaringan nirkabel.
Jaringan WiFi ini merupakan Salah satu contoh penerapan dari jaringan WLAN.
Meski disebut sebagai jaringan nirkabel atau jaringan tanpa kabel, untuk bisa
mengakses WiFi yang merupakan WLAN ini, tetap dibutuhkan alat untuk
memancarkan sinyalnya. Alat yang digunakan untuk memancarkan sinyal ini disebut
juga sebagai router, yaitu alat penerima sinyal, yang kemudian akan menyebarkan
gelombang radio sebagai jaringan internet yang teman-teman dapatkan. Dalam
kehidupan sehari-hari, ada berbagai contoh penerapan teknologi jaringan WLAN pada
gadget yang sering kita jumpai & bahkan sering dipakai oleh khalayak umum.
Misalnya saja seperti smartphone, laptop, komputer, televisi pintar, perangkat game,
dan berbagai peralatan lain yang bisa menerima sinyal internet.
Selain itu, Jaringan Wifi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya dapat
digunakan di beberapa software atau gadget, dan Wifi ini lebih mudah diakses, karena
bisa dapat diakses dimana aja, selama area atau wilayah itu masih bisa menerima
sinyal dari Wifi yang dipancarkan. Oleh karena itu penyebab Jaringan Wifi ini
menjadi Fasilitas Penunjang Smart Campus adalah, dikarenakan Wifi ini memiliki
keunggulan-keunggulan yang telah disebutkan, dan dengan keunggulan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh civitas akademika universitas setempat, untuk dapat menciptakan
suasana perkuliahan yang efisien dan efektif dalam beberapa hal. Misal, dengan
adanya Wifi, civitas akademika akan mudah mengakses Situs website Internet resmi
yang digunakan untuk keperluan kampus, seperti Sistem Informasi Akademik, E-
Learning, Sistem Pengajuan Beasiswa, dsb.
2. Aplikasi Mobile e-Learning
Banyak universitas telah menerapkan e-learning atau pembelajaran melalui
media elektronik, biasanya mengacu pada media pembelajaran melalui internet atau
online-learning. Banyak aplikasi Learning Management System (LMS) yang
mendukung pembelajatan berbasis e-learning tersebut. Salah satu yang banyak
diimplementasikan adalam LSM Moodle. Mododle adalah aplikasi berbasis web yang
populer dan banyak digunakan untuk menerapkan e-learning berstandar internasional.
Moodle berlisensi open source dan didesain untuk membantu pengajar menerapkan
penbelajaran atau materi secara efektif melalui media online. Mahasiswa mudah
menggunakan dengan mengakses melalui smartphone, tablet, dan laptop. 13
13
Moodle. https://docs.moodle.org/35/en/Features. Diakses tanggal 9 November 2022
Sejak tahun 2010, Google telah menyatakan bahwa akan emakin banyak orang
mengakses internet menggunakan smartphone dibandingkan menggunakan laptop
atau PC desktop. Hal ini didasari dari perkembangan kebiasaan orang mengakses
internet menggunakan smartphone, misalnya dari 2/3 pengguna smartphone, sebanyak
68% nya yang tergolong generasi milenial akan memeriksa smartphone 15 menit
setelah bangun tidur. Golongan mahasiswa kebanyakan termasuk dalam generasi Y
atau milenial memiliki kebiasaan 87% dri mereka selalu membawa smartphone
epanjang hari. 14
data tersebut disediakan oleh Google untuk memperlihatkan betapa
pentingnya smarphone saat ini sehingga tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-
jari. Demikian juga dengan proses pendidikan melalui teknologi smart campus akan
mudah penetrasi dalam proes pembelajaran jika nyaman diakses menggunakan
smartphone atau secara mobile.

3. Aplikasi Web Conference


Aplikasi web conferencing system merupakan aplikasi berlisensi open source.
Aplikasi web conferencing ini memungkinkan dosen berbagi vidio, slide, chat dan
screen desktop. Banyaknya perangkat ini memungkinkan web conferencing seperti di
ruang kelas konvensional. Proses pembelajaran bisa efisien dengan menerapkan
sistem web conferencing ini (Bing Blu Button)
Selain sebagai tempat untuk berbagi video, slide, chat, dan screen desktop. Fitur
yang dimiliki oleh Aplikasi Web Conference ini sering dimanfaatkan maksimal oleh
instansi-instansi kampus, yaitu dalam bentuk video conference, Fitur ini memfasilitasi
mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan kuliah tidak hanya dengan sistem Full
Learning (Luring), namun juga dapat dilaksanakan secara Daring. Hal ini dapat
memudahkan Dosen tentunya, apabila beliau memiliki kesibukan yang tidak dapat
ditinggal, maka Dosen dapat memantau Mahasiswa-nya melalui Fitur yang disediakan
oleh Aplikasi Web Conference.
4. E-Learning
Perkembangan sistem komputer melalui jaringan semakin meningkat. Intemet
merupakan jaringan publik. Keberadaannya sangat diperlukan baik sebagai media
informasi maupun komunikasi yang dilakukan secara bebas. Salah satu pemanfaatan

14
Google. https://think.storage.googleapis.com/images/micromoments-guide-to-winning-shift-to-
mobile-download.pdf Diakses tanggal 9 November 2022.
internet adalah pada sistem pembelajaran jarak jauh melalui belajar secara elektronik
atau yang lebih dikenal dengan istilah E-Learning.
Electronic based learning adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi, terutama yang berupa elektronik. Artinya, tidak hanya
internet, melainkan semua perangkat elektronik seperti film, video, kaset, OHP, Slide,
LCD, projector, dan lain-lain.
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi
pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri peserta
didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk di akses
oleh peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun
soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam
rentangan waktu tertentu pula.15
5. Sistem Informasi Akademik
Perkembangan Sistem teknologi informasi yang semakin meningkat, memicu
adanya beberapa Kampus untuk beradaptasi dengan cara bertransformasi ke dalam
sistem digitalisasi dalam setiap hal, baik dalam hal pelayanan kepada mahasiswa,
dosen, maupun tenaga pendidik lainnya. Salah satu bentuk implementasi dari adanya
sistem digitalisasi ini adalah dengan memberlakukan Sistem Informasi Akademik.
Sistem Informasi Akademik (SIA) merupakan sebuah fitur aplikasi yang
menghubungkan serta mengintegrasikan seluruh proses inti dari sebuah bisnis
pendidikan ke dalam sebuah sistem informasi yang didukung oleh perkembangan
teknologi informasi terkini. Dengan penerapan SIA ini diharapkan akan
mempengaruhi mutu layanan secara keseluruhan, yaitu layanan yang berhubungan
dengan pihak-pihak di luar lembaga pendidikan dan satu lagi tentunya layanan yang
berhubungan dengan internal lembaga pendidikan itu sendiri.
Sebagai contoh dengan Sistem Informasi Akademik ini, Mahasiswa yang pada
awal mulanya harus datang ke universitas untuk keperluan administrasi persuratan
yang dibutuhkan, diganti dengan cara mengajukan lewat fitur pelayanan otomasi yang

15
Siahaan, Sudirman. 2001. E-learning (Pembelajaran Elektronik) sebagai Salah Satu Alternatif
Kegiatan Pembelajaran. Diambil dari http://www.depdiknas.go.id yang diakses pada tanggal 19 Maret 2011.
tersedia pada laman Sistem Informasi Akademik. Selain itu, dengan fitur ini para
civitas akademik kampus dapat melihat Transkrip dari prestasi yang telah dicapainya
selama perkuliahan, serta masih banyak lagi keunggulan dari adanya Sistem Informasi
Akademik ini.
Berikut Keunggulan dari adanya Sistem Informasi Akademik yang ada di
Kampus, adalah : 16
1.) Meningkatkan Kinerja : SIA mampu memberikan informasi yang real-time
dengan waktu respon interaktif yang cepat untuk kebutuhan banyak user.
2.) Mudah Disesuaikan: Modul SIA yang ada dapat di sesuaikan dengan
kebutuhan dan persyaratan yang beragam dari masing-masing perguruan
tinggi.
3.) Arsitektur Terbuka (Modular & Scalable): Aplikasi SIA dibangun dengan
Arsitektur Terbuka sehingga memungkinkan untuk peningkatan fleksibilitas
dan perkembangan teknologi kedepan.
4.) Integrasi Mudah: Aplikasi SIA yang ada mengintegrasikan seluruh proses
bisnis utama yang ada di perguruan tinggi yang dapat di akses dari seluruh
titik yang ada di dalam (intranet) dan dari luar (internet).
5.) Penerapan dan Pemiliharaan Relatif Mudah: Aplikasi SIA tidak menerapkan
skema lisensi sehingga dapat digunakan oleh banyak user. Karena sifatnya
adalah aplikasi client-server maka tidak perlu ada aplikasi yang harus diinstall
di PC user, hal ini sangat memudahkan pemeliharaan dan sangat minimal
terkena resiko crash atau terkena virus.
6.) Aman dan Handal: Aplikasi SIA mengunakan keamanan berlapis, mulai dari
proteksi di sistem operasi server, database dan aplikasi itu sendiri. Setiap user
yang akan mengakses suatu modul Sistem Informasi Akademik di berikan user
login dan password sesuai dengan kewenangan masing-masing.
6. EDOM (Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa)
Dalam Pelaksanaan Perkuliahan tentunya, banyak kita temui persoalan yang
menuai kejanggalan yang ada pada diri Mahasiswa terkait dengan dosen yang
mengajarnya memiliki karakteristik & pembawaan yang beraneka ragam, dengan
situasi yang demikian itu, banyak kampus yang membuat suatu laman web khusus

16
Mengenal lebih dekat apa itu Sistem Informasi Akademik, https://blog.ecampuz.com/mengenal-
sistem-informasi-akademik/, diakses 10 November 2022 Pukul 21.58 WIB
yang berisi terkait dengan Evaluasi Dosen yang diisi oleh Mahasiswa yang
diampunya sendiri.
Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa, adalah sebuah fitur yang diberikan oleh Pusat
Pengelolaan Informasi & Pangkalan data (PTIPD) suatu kampus yang berisikan suatu
lembar instrumen penilaian kinerja dosen dalam proses pembelajaran di akhir
semester. Dengan adanya Instrumen Penilaian ini diharapkan mahasiswa dapat
menilai kinerja dosennya selama perkuliahan berlangsung untuk dapat dievaluasi
guna meningkatkan kualitas mutu pengajaran di semester yang akan datang.17
Dengan mengisi lembar EDOM ini berarti mahasiswa telah berpartisipasi untuk
membantu meningkatkan mutu pembelajaran. EDOM bermanfaat bagi dosen untuk
memperbaiki diri bila memang masih terdapat kekurangan serta mengembangkan
potensi dan kelebihan yang dimilikinya. Bagi manajemen Universitas, fakultas, dan
departemen (program studi), hasil EDOM ini dapat dijadikan acuan dalam menyusun
program peningkatan mutu proses pembelajaran dan kinerja dosen yang
diselenggarakan oleh Gugus Pengendali Mutu (GPM) yang telah dibentuk
dilingkungan Fakultas & Program Studi. Dan yang terpenting bagi mahasiswa, dapat
merasakan peningkatan mutu proses pembelajaran yang terus menerus.
7. E-Library
Dalam dunia suatu perkuliahan, Keilmiahan suatu tulisan atau karya sangat
dinilai tinggi bahkan dihargai dalam setiap tulisan, sehingga suatu referensi menjadi
suatu hal yang sangat urgent untuk diakses oleh mahasiswa. Karena pelayanan
perpustakaan dalam mengayomi mahasiswa mungkin masih terbatas atau tidak bisa
24 Jam melayani, maka sebagian universitas telah membuka beberapa fasilitas yang
dapat dimanfaatkan, salah satunya adalah Fitur E-Library atau Perpustakaan digital.
Perpustakaan digital atau "digital library" (E-Library) adalah "perpustakaan
yang sebagian koleksinya maupun seluruhnya dalam bentuk digital dan dapat diakses
secara online melalui jaringan komputer (Network)" Bertolak dari pemikiran diatas
maka pada prinsipnya perpustakaan digital tidak jauh berbeda dengan perpustakaan
biasa yang membedakan dalam bentuk media koleksinya, pengembangan koleksinya,
organisasi informasinya, layanan dan preservasi koleksinya.
Secara umum tujuan dibukanya perpustakaan digital (E-Library) adalah sebagai
berikut:18
17
Yusufhadi Miarso (2010), Pengembangan Profesionalisme Dosen Dalam Rangka Peningkatan Mutu
Perguruan Tinggi, dalam http://yusufhadi.net. Diakses 10 November 2022 Pukul 22.08 WIB
18
Hartono. Manajemen perpustakaan eletronik (e-library). (Yogyakarta. Gava Media. 2019) hlm. 62
a. Mempercepat pengembangan secara sistematis terhadap kekayaan koleksi,
penyimpanan dan pengorganisasian informasi dan ilmu pengetahuan
dalam bentuk digital,
b. Meningkatkan efisiensi dan lebih ekonomis pemecatan informasi ke
berbagai sektor masyarakat.
c. Mendorong upaya kerjasama dalam penanaman modal sumber informasi,
riset, komputerisasi dan jaringan komunikasi.
d. Memperkuat komunikasi dan kolaborasi diantara riset, bisnis,
pemerintahan dan komunitas pendidikan.
e. Mengambil peran sebagai generasi pemimpin dunia dan pemencaran ilmu
pengetahuan di wilayah-wilayah penting yang strategis.
f. Berkontribusi dalam memberi kesempatan belajar sepanjang hayat.

Kaitannya dengan Smart campus, Fasilitas E-Library yang sekarang ini masih
dikembangkan oleh beberapa Perguruan tinggi ini sangat menunjang suatu
keberhasilan dari penerapan Smart Campus itu sendiri, dikarenakan dalam
Implementasi Fasilitas ini, civitas akademika universitas tersebut sangat diuntungkan,
karena dapat mengakses beberapa sumber buku & jurnal yang tersedia di koleksi
perpustakaan setempat tanpa harus berurusan dengan waktu dan tempat.

8. CBT
Pembelajaran tidak lagi terbatas dengan media kertas dan buku. Kita semakin
mudah menemukan informasi dan pengetahuan melalui internet begitu pula dengan
Kecanggihan teknologi tidak berhenti sampai di situ. Sebelumnya kita hanya
mengenal Paper Based Test. Sekarang kita mengenal yang namanya Computer Based
Test. Ujian dengan menggunakan kertas merupakan cara konvensional. Computer
Based Test menawarkan sesuatu yang baru dan modern.
CBT adalah suatu metode pembelajaran dan penilaian dengan menggunakan
komputer. Dalam penilaian hasil belajar, soal-soal disajikan melalui komputer dan
bisa jadi setiap peserta ujian mendapatkan soal yang berbeda. Jadi dalam hal ini,
peserta tes tidak memerlukan lagi lembar jawaban dari kertas, semua sudah di input
oleh sistem, Peserta ujian hanya mengerjakan CBT sesuai dengan intruksi yang ada.
9. Mesin Layanan Mandiri Perpustakaan (Library Self Service Machine)
Perpustakaan menjadi fasilitas vital dalam sebuah perguruan tinggi, dan harus
mempunyai tingkat kunjungan yang tinggi pada fasilitas yang satu ini. Dengan
menghadrikan Library Self Service Machine ini, mahasiswa, dosen atau yang lainnya
dapat dengan mudah dalam meminjam dan mengembalikan buku. Dan pihak
kampuspun tidak perlu menempatkan staff pegawai untuk proses peminjaman dan
pengembalian buku terseut, semua dilakukan secara mandiri.
10. Assembly Hall (Gedung Serbaguna)
Tentunya setiap kampus memiliki Gedung Serbaguna. Gedung ini sering
digunakan untuk berbagai kegiatan kampus yang melibatkan banyak peserta. Dari
mulai Seminar, Workshop, Pelatihan, Wisuda dan bisa saja disewa untuk jadi gedung
pernikahaan. Pada era saat ini tentunya ada beberapa hal yang bisa dilakukan upgrade
dari mulai fasilitas dan fungsinya. Dan ada beberapa perangkat digital yang bisa
diupgrade dan ditambahkan oleh pengelola dari gedung serbaguna ini. Ini adalah
beberapa yang bisa di upgrade atau ditambahkan pada gedung serba guna :
 Sistem Sound Sytem
 Sistem Camera
 Sistem Lighting
 Sistem Display
 Aula Software
11. Sistem Informasi Managemen Kampus
Sistem Informasi Manajemen Kampus (SIMaK) adalah suatu aplikasi yang
dibangun untuk mendukung proses administrasi dan pengelolaan manajemen di
perguruan tinggi yang mencakup sistem : 1. Decision support system, 2. Pengelolaan
keuangan, 3. Human resources, 4. Material resources planning, 5. Infrastructure and
assets management.
12. Learning Park
Pada sebuah kampus tentunya taman yang luas, rindang dan menghijau
merupakan spot yang sangat enjoy untuk dijadikan tempat belajar atau mengerjakan
tugas diluar kelas. Taman merupakan bagian dari fasilitas kampus yang tentunya
harus diperhatikan dan dibangun dalam rangkan menunjang proses belajar mengajar,
tidak hanya untuk memperindah kawasan kampus saja.
13. Studio Vidio
Era Digital saat sekarang ini, berbagai media pembelajaran bermunculan, tidak
hanya buku saja. Tapi sekarang media atau bahan ajar digital dunia online.
Keberadaan studio ini bisa dimanfaat oleh pihak kampus, mahasiswa dan stake holder
lainnya untuk membuat sebuah konten baik itu untuk bahan ajar ataupun untuk media
informasi dan promosi dari kampus tersebut. Dengan adanya studio ini juga bisa
memicu kreatifitas mahasiswa untuk ikut serta berperan aktif dalam mengisi konten
dari kegiatan belajar mengajar.
C. Manfaat Smart Campus
Salah satu manfaat smart campus yaitu memudahkan proses pembelajaran
menggunakan teknologi informasi. Menerapkan teknologi informasi dengan  smart
campus memiliki banyak keuntungan bukan hanya memudahkan proses belajar
mengajar namun juga dalam hal managemen kampus dan kegiatan mahasiswa.
Dengan menerapkan smart campus membuat semua elemen kampus menjadi
saling terhubung satu sama lain mulai dari dosen, pegawai, mahasiswa dan bagian
lain dalam lingkungan kampus. Salah satu contoh penerapan dengan menggunakan
Sistem Akademik Kampus sehingga data perkuliahan mahasiswa dapat digunakan
untuk pembayaran uang kuliah maupun perpustakaan kampus.
Input data mahasiswa bisa dilakukan hanya satu kali saat penerimaan
mahasiswa baru sehingga tidak perlu input data setiap semester. 19 Pegawai kampus
tidak perlu menginput data mahasiswa yang sama berulang-ulang, cukup sekali
input. Data input ini juga dapat diambil dari sistem SPMB (Sistem Penerimaan
Mahasiswa Baru) yang sebelumnya telah dimasukkan sendiri oleh calon mahasiswa
yang bersangkutan saat ingin mendaftar di Perguruan Tinggi tersebut sehingga pegawai
tidak perlu menginputkannya kembali.
Kemudian mengurangi duplikasi data. Data merupakan hal yang vital di
perguruan tinggi. Bisa, setiap tahun perguruan tinggi akan menerima cukup banyak
mahasiswa sehingga semakin lama data pada perguruan tinggi akan semakin
meningkat. Jika sistem informasi yang dibuat diperguruan tinggi tersebut tidak dibuat
secara terintegrasi antara satu sistem dengan sistem yang lainnya, maka bisa saja terjadi
duplikasi data dan ini akan membuat sistem informasi pada Kampus yang bersangkutan
menjadi kacau sehingga akan banyak mengeluarkan waktu, uang dan juga tenaga demi
mengelola data-data yang ganda. Untuk Itu Diperlukan Sistem Informasi Terintegrasi. 20
Jadi, Perlu sistem informasi yang terintegrasi sehingga tidak adanya data yang sama
setiap tahun. Selain itu data mahasiswa juga terintegrasi dengan data di PDDIKTI. 21
19
Sevima, Sudahkah Kampus Anda Menjadi Smart Campus?, https://sevima.com/sudahkah-kampus-anda-
menjadi-smart-campus/ diakses pada 10 November 2022
20
Grahafatta, Aplikasi Smart Campus, http://grahafatta.com/solusi-it/aplikasi-terapan/aplikasi-smart-campus/
diakses pada 10 November 2022
21
Sevima, Sudahkah Kampus Anda Menjadi Smart Campus?, https://sevima.com/sudahkah-kampus-anda-
menjadi-smart-campus/ diakses pada 10 November 2022
Penerapan teknologi Smart Campus menggunakan seperangkat teknologi cerdas
dalam sebuah lingkungan akademis, seperti universitas, institut, sekolah tinggi,
politeknik dan sejenisnya, yang menghubungkan hardware & software dengan para
penggunanya, baik mahasiswa, dosen, dan seluruh sivitas akademika untuk
menunjang proses belajar-mengajar yang lebih baik. Beberapa manfaat teknologi
Smart Campus:22
1. Integrasi sistem melalui teknologi Smart Campus
Penerapan teknologi Smart Campus mampu mewujudkan konsep dengan
sistem yang terintegrasi sehingga tiap sistem dapat saling terhubung satu sama
lainnya. Dengan demikian, tiap sivitas akademika yang meliputi mahasiswa, dosen
maupun rektorat kampus tidak hanya dipermudah dengan sharing data, melainkan
juga sharing informasi.
2. Integrasi data
Dengan adanya integrasi sistem, secara otomatis penerapan Smart
Campus akan menjadikan seluruh data tersentralisasi. Data yang sebelumnya
terpencar dapat diintegrasikan sehingga bisa digunakan untuk berbagai keperluan
dan setiap unit akan mengacu pada satu database yang sama.
3. Teknologi Smart Campus menghindari human error
Smart campus merupakan perwujudan lingkungan pendidikan berbasis
teknologi. Bila telah diterapkan dengan tepat, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan
secara manual akan minim sekali.
4. Meningkatkan efisiensi energi
Penerapan Smart Campus juga bisa meningkatkan efektivitas energi di
lingkungan kampus. Contoh sederhana adalah pemakaian saklar manual untuk
mengoperasikan lampu-lampu penerangan. Tidak sedikit, titik-titik lampu yang
masih menyala di tempat-tempat umum dalam lingkungan kampus pada siang hari.
5. Menurunkan biaya operasional
Mengimplementasikan teknologi Smart Campus juga dapat menghemat biaya
operasional. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya penggunaan kertas atau staf
yang bekerja dalam proses pencatatan atau pelaporan dalam operasional sehari-hari.
6. Memberikan pengalaman baru

22
Lintasarta, Apa Saja Manfaat Yang Anda Dapatkan Dengan Teknologi Smart Campus?,
https://blog.lintasarta.net/article/apa-saja-manfaat-yang-anda-dapatkan-dengan-teknologi-smart-campus
diakses pada 09 Maret 2020
Teknologi Smart Campus dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa
dalam lingkungan akademis. Dengan penggunaan augmented reality (AR) di ruang
kelas, misalnya, sehingga siswa dapat mendapatkan informasi atau pengajaran
dengan sudut pandang berbeda. Demikian halnya dengan pemasangan teknologi
kamera terintegrasi yang dapat memantau beragam aktivitas siswa serta para
pengujung di lingkungan kampus.

Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi PTIPD dirancang,


disesuaikan dan dilaksanakan agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
seluruh civitas akademika Perguruan Tinggi dari berbagai aspek kebutuhan masing-
masing pengguna manfaat sesuai dengan Profesinya sebagai berikut:23

1. Manfaat bagi pimpinan yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat menjadi alat
bantu pengambilan keputusan yang cepat, akurat dan terstruktur serta memberikan
kemudahan dalam berinteraksi kepada seluruh civitas akademika dan pengguna.
2. Manfaat bagi dosen yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi bermanfaat sebagai
instrumen dalam mempermudah dan mempercepat perkuliahan sekaligus dapat
mempermudah melakukan penelitian.
3. Manfaat bagi mahasiswa yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat dijadikan
sarana penunjang administratif dan pelaporan sehingga dapat meningkatkan kinerja
menjadi lebih produktif.
4. Manfaat bagi alumni yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat dijadikan
sarana bagi alumni untuk berinteraksi sesame alumni dan almamaternya.
5. Manfaat bagi umum yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi memudahkan setiap
individu “Melakukan aktifitas belajar dan mengajar, bersosial, berkomunikasi secara
efektif dan efisien” baik kegiatan di dalam maupun diluar kampus.

Sistem smart card yang diimplementasikan dalam smart campus memiliki


manfaat sebagai berikut:24

a. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen kampus

23
Fahruddin, Blueprint SIM Menuju Smart Campus, (Palembang : Raden Fatah Press, 2018), hlm 12
24
Elyas Palante dkk. Pengembangan dan Implementasi Smart Campus Berbasis Smart Card Di Institut Agama
Islam Negeri Bone. Jurnal Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019.
Hal 3
 Paperless, keseluruhan proses administrasi kampus dilakukan dengan
menggunakan data digital dan diolah dengan komputer. Hal ini mengakibatkan
proses lebih cepat, biaya lebih murah, data lebih akurat, mudah dikirim/diterima
dan lain sebagainya.
 Efisiensi SDM, waktu dan biaya operasional, karena data dapat diolah dengan
komputer dan tidak banyak diperlukan bukti fisik. Maka kebutuhan SDM untuk
mengolah data, dan pemrosesan kepesertaan seperti transaksi pembayaran, klaim
dan lain sebagainya.
 Pencatatan elektronik, akurasi data dan accountability.
 Meningkatkan availability, realibility dan accessability layanan. Dengan adanya
smart card maka ketersediaan data secara offline (informasi dalam kartu) dan
online akan lebih tinggi.
b. Meningkatkan keamanan aset
 Setiap orang hanya memiliki satu kartu (One Person One Card) dan satu nomor
kartu.
 Dapat diterapkannya sistem manajemen resiko (hilang, dicuri, rusak, tidak sesuai
prosedur).
c. Meningkatkan tingkat kepuasan konsumen
 Proses yang cepat dan mudah (tidak banyak bukti fisik).
 Dapat digunakan secara luas untuk mendapatkan berbagai akses fasilitas layanan
kampus dan mitra kampus.
d. Dapat menerapkan Value Added Service
 Memberikan manfaat bagi kampus dalam hal profit dan data sharing dengan
mitra.
 Peningkatan kepercayaan mitra kampus.
 Sebagai media promosi bagi kampus.

D. Penerapan Smart Campus


1. Tahap penerapan

Penerapan smart campus merupakan perkembangan dari pengelolaan yang


bersifat konvensional menjadi kampus yang menerapkan teknologi, walaupun dalam
implementasinya tidak mudah dikarenakan melibatkan banyak sarana yang harus
terwujud. Pada dasarnya penggunaan teknologi smart campus bertujuan untuk
memberikan kemudahan layanan bagi seluruh sivitas akademika. Untuk mewujudkan
kampus berbasis smart campus, tahapan penerapannya sebagai berikut:
a. Perancangan IT Master Plan yang baik.
IT Master Plan adalah sarana utama untuk mengelola informasi dan sumber daya
dalam organisasi. IT Master Plan adalah proses penyusunan rencana untuk pembuatan,
penerapan, dan penggunaan sistem informasi dan teknologi informasi secara
komprehensif dalam suatu organisasi. Dokumen IT Master Plan merupakan uraian
rencana strategi Teknologi Informasi (TI) secara rinci yang meliputi banyak aspek,
termasuk di dalamnya adalah aspek-aspek arsitektur teknologi, roadmap/ rencana kerja
untuk implementasinya, serta standar-standar pendukungnya.
Dalam mengembangkan sebuah IT Master Plan, dibutuhkan kerangka kerja /
framework yang sesuai agar mempermudah pengerjaan sebuah IT Master Plan.
Beberapa framework sudah banyak digunakan sebagai panduan dalam penyusunan IT
Master Plan, salah satunya TOGAF. Banyak penelitian mengenai IT Master Plan
dengan menggunakan kerangka kerja TOGAF.
Untuk menyusun IT Master Plan yang baik, sebelumnya organisasi perlu untuk
menganalisis kondisi proses bisnis saat ini yang sedang berjalan. Aktivitas persiapan
dan inisiasi yang diperlukan untuk merancang IT Master Plan terdapat pada fase
preliminary dari standar togaf. Dengan melakukan penelitian pada fase preliminary
sebagai tahap awal dalam melakukan perancangan IT Master Plan, diharapkan dapat
dijadikan dasar dalam menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem informasi dan
teknologi informasi selanjutnya.25
b. Infrastruktur
Penerapan smart campus diperlukan sebagai perkembangan dari keadaan
pengelolaan kampus konvensional atau yang biasa kemudian beralih ke dengan
menerapkan sistem menggunakan teknologi. Kampus yang berkembang baik mampu
mengimplementasikan kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai tanggung
jawab terhadap keilmuan, masyarakat dan lingkungannya. Kewajiban Tri Dharma
Perguruan Tinggi memiliki domain penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat. Smart campus dalam implementasinya tidak mudah
karena melibatkan banyak sarana yang mesti diwujudkan. Implementasi teknologi

25
Beri Noviansyah, Ifaldzi Alwi Hudhori, “Analisis Fase Preliminary Togaf 9.2 Untuk It Master Plan Dalam
Membangun Smart Campus”, Jurnal Ilmiah Indonesia, Vol. 7, No. 4, April 2022
smart campus secara miniatur akhirnya muncul, seperti smart class room, smart
laboratory, smart building, smart department atau smart faculty.
Smart campus atau kampus cerdas mendukung penerapan teknologi
memungkinkan peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan proses belajar
mengajar. Teknologi smart campus di perguruan tinggi yang mungkin diterapkan
misalnya, penerapan sensor kehadiran mahasiswa dan dosen, tersedianya jaringan wifi
di dalam kampus, manajemen pendingin dan penerangan ruangan otomatis, aplikasi
mobile pendukung perkuliahan, jaringan cctv dan surveillance, sensor parking,
collaborative boards, interactive projectors, pembelajaran online (e-learning),
penerapan artificial intellegent, digital classroom, sistem informasi akademik dan web
conferencing. Seluruh teknologi smart campus yang diterapkan diharapkan dapat
mendukung pembelajaran dimana saja dan kapan saja karena materi perkuliahan dapat
diakses dari banyak saluran dengan berbagai macam konten. Penerapan teknologi
smart campus dapat dilakukan secara modular dan bertahap. 26
c. Data integration
Penerapan teknologi Smart Campus mampu mewujudkan konsep dengan sistem
yang terintegrasi sehingga tiap sistem dapat saling terhubung satu sama lainnya.
Dengan demikian, tiap sivitas akademika yang meliputi mahasiswa, dosen maupun
rektorat kampus tidak hanya dipermudah dengan sharing data, melainkan
juga sharing informasi. Sistem pada unit kesiswaan, misalnya, dapat terhubung dengan
Smart Library. Dengan begitu, Smart Library dapat membagikan informasi mengenai
siswa yang belum mengembalikan buku perpustakaan kepada unit kesiswaan. Dengan
kata lain, Smart Library tidak lagi bersifat pasif, namun lebih aktif. Dengan adanya
integrasi sistem, secara otomatis penerapan Smart Campus akan menjadikan seluruh
data tersentralisasi. Data yang sebelumnya terpencar dapat diintegrasikan sehingga
bisa digunakan untuk berbagai keperluan dan setiap unit akan mengacu pada
satu database yang sama. Setiap civitas akademik dapat mencari berbagai data, mulai
dari data yang terkait Akademik maupun non-Akademik, dan memungkinkan data
tersebut untuk diintegrasikan ke pihak eksternal yang memerlukan, sesuai dengan
kebijakan yang ada.
d. Aplication

26
Muhammad Cordiaz. “PENERAPAN SMART CAMPUS SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PENDIDIKAN DALAM
TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI”, JURNAL INFORMATIKA UNIVERSITAS PAMULANG, Vol. 2, No. 2, Juni 2017,
hlm. 77-80
Sebagai contoh dari pengaplikasian Smart Campus adalah dengan penggunaan
Sistem Akademik Terintegrasi. Dengan menggunakan Sistem Akademik Terintegrasi
yang ada pada Smart Campus, pegawai dapat menggunakan data perkuliahan
mahasiswa untuk digunakan pada kepentingan sistem yang lainnnya. Kelebihan
menggunakan sistem seperti ini adalah : pegawai kampus tidak perlu menginput data
mahasiswa yang sama berulang-ulang, cukup sekali input. Inputan data ini juga dapat
diambil dari sistem SPMB (Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru) yang sebelumnya
terlebih dahulu telah diinput sendiri oleh calon mahasiswa yang bersangkutan saat
ingin mendaftar di Perguruan Tinggi tersebut sehingga pegawai tidak perlu
menginputkannya kembali. Kelebihan yang kedua yaitu mengurangi duplikasi data. 
e. Change management
Secara umum Perguruan Tinggi mempunyai tanggung jawab untuk menjalankan
fungsi layanan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pelayanan kepada masyarakat. Sistem manajemen perguruan tinggi
merupakan system yang unik, paduan antara kepentingan akademik dan bisnis jasa
pendidikan. Pengelolaan Perguruan Tinggi berfokus pada 3 (tiga) kelompok penting,
yaitu pengelolaan atas proses, isi (content), dan sumber daya (resources) yang
dipengaruhi oleh struktur organisasi dan system manajemen dan budaya organisasi,
nilai-nilai, dan ethos kerja. Perguruan Tinggi mempunyai pelanggan (mahasiswa) dan
masyarakat yang menggunakan lulusan dari Perguruan Tinggi. Setiap Perguruan tinggi
dituntut untuk melakukan perubahan dalam rangka peningkatan kualitas secara
berkelanjutan (quality continous improvement). Pelaksanaan perubahan sesuai dengan
tuntutan masyarakat terhadap lembaga pendidikan dan perkembangan kebijakan
politik sentralisasi dan desentralisasi. Implementasi manajemen perubahan pada
perguruan tinggi membutuhkan proses dan waktu. Setiap perubahan yang terjadi akan
menimbulkan dua hal, yaitu kondisi yang lebih baik atau kondisi semakin buruk. Akan
tetapi perlu diupayakan agar perubahan diarahkan ke arah yang lebih baik
dibandingkan sebelum terjadi perubahan. Tahapan-tahapan penerapan change
management antara lain, membangun rasa urgensi, menciptakan koalisi penuntun,
merumuskan visi dan strategi, mengkomunikasikan visi perubahan, memberdayakan
tingkat yang menyeluruh, menghasilkan kemenangan jangka pendek,
mengkonsolidasikan hasil dan mendorong perubahan yang lebih besar, menambahkan
pendekatan baru dalam budaya.27 Dalam sosialisasi smart campus akan dipaparkan
beberapa fitur yang akan digunakan sebagai sarana atau fasilitas dan juga dipaparkan
cara penggunaannya. Dengan sosilisasi ini diharapakan kemampuan dan ketepatan
tenaga pendidik dalam pengelolaan dan pelaporan data akan semakin baik, ini
merupakan bentuk pelayanan yang maksimal yang diberikan oleh kampus untuk
kelancaran proses akademik mahasiswa.
2. Tantangan dalam penerapan
Smart campus menghadapi tiga jenis hambatan: teknis, keuangan, dan hambatan
politik, yang mirip dengan yang dihadapi oleh pasar kota cerdas. Hambatan teknis
dapat diamati dari perspektif berikut: keselamatan, keamanan dan privasi,
interoperabilitas, standardisasi, dan configurasi. Sebelum mengadopsi teknologi apapun
yang akan mempromosikan layanan melalui kampus, teknologi ini harus aman untuk
digunakan bagi orang-orang di kampus dan masyarakat. Memenuhi persyaratan
keamanan dan privasi adalah sulit karena lingkungan yang heterogen, komunikasi
intensif, dan usia perangkat rendah energi.28 Adapun kendala yang biasanya dihadapi
jika ingin mendirikan smart campus adalah sebagai berikut:
a. Kesiapan infrastruktur smart campus
Hal utama apabila ingin menerapkan kampus digital adalah kesiapan infrastruktur
teknologi. Misalnya, ketika ingin menjadikan kampus digital, pemangku kepentingan
dalam lingkungan kampus harus memiliki teknologi penunjang dalam sistem
pembelajaran, seperti e-Learning yang konten materinya harus bisa diakses selama 7 x
24 jam oleh para mahasiswa ataupun dosen. Infrastruktur ini secara tidak langsung akan
membuat para pengajar tidak lagi perlu membawa buku, tetapi cukup memiliki soft
copy materi pembelajaran yang disimpan dalam sistem daring. Selanjutnya, perkuliahan
langsung dimulai dengan cara membuka dan memaparkan file tersebut yang telah
disiapkan kepada para mahasiswa.
b. Kesiapan dosen untuk mengajar secara online
Dosen perlu melakukan pengajaran secara online dengan menerangkan materi
atau modul setiap minggunya. Hal ini diperlukan agar mahasiswa dapat paham dan
bertanya langsung mengenai materi yang diterangkan sehingga proses belajar mengajar

27
Sigit Auliana, Iis Nuraisah, “Penerapan Change Management Sistem Informasi Di Universitas Bina Bangsa”,
Jurnal Bina Bangsa Ekonomika, Vol. 13, No. 01, Februari, 2020, hlm. 77-83.
28
Fitri Handayani, "Tren Masif Internet of Things (IOT) di Perpustakaan", Jurnal Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, Vol. 4 No. 2 2019, hlm 204-205
menjadi lebih optimal. Terdapat banyak dosen yang masih hanya mengunggah materi
di e-Learning, namun tidak menerangkan secara langsung terhadap mahasiswa. Hal ini
mengakibatkan mahasiswa menjadi kurang paham terhadap poin penting di dalam
materi.
c. Teknologi pengawasan ujian online
Proses ujian, baik untuk penerimaan mahasiswa baru ataupun saat semester
pembelajaran berlangsung, menjadi salah satu hal kendala bagi perguruan tinggi yang
ingin menerapkan kampus digital. Oleh karena itu, teknologi untuk memantau atau
mengawasi aktivitas tersebut sangat perlu diaplikasikan agar praktik-praktik
kecurangan tidak terjadi.
d. Akses Internet
Akses Internet menjadi kendala lain bagi beberapa perguruan tinggi yang ingin
menerapkan kampus digital. Jika berada di daerah-daerah besar, kendala ini mungkin
tidak terlalu terasa, namun fakta berbicara lain apabila perguruan tinggi berada di
pelosok daerah. Bahkan, dari beberapa survei, tercatat kondisi Internet yang tidak
lancar menjadi salah satu kendala ketika siswa menjalani pembelajaran jarak jauh
selama pandemi, tahun lalu.
e. Ancaman serangan siber
Ketika semua sistem beralih ke digital, serangan siber akan menjadi kendala yang
tidak dapat dipungkiri, termasuk dalam penggunaan teknologi untuk sektor pendidikan
di Indonesia. Oleh karena itu, ketika sudah memiliki infrastruktur yang baik dalam
mendirikan kampus digital, pihak perguruan tinggi perlu juga memastikan infrastruktur,
data-data yang tersimpan dalam sistem aplikasi aman dari serangan siber.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai