Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KURIKULUM DAN IMPLEMENTASINYA (Konsep, Macam, atau Bentuknya)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu: Dr. H. Abdul Rohman, M.Ag.

Disusun oleh:

Yusron Nur Hadi (2103016009)


Ikrimah Dwi Noviyasari (2103016044)
Ikrima Putri Amharina (2103016049)
Ulfatu Asyifa (2103016050)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN WALISONGO SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KURIKULUM DAN
IMPLEMENTASINYA (Konsep, Macam, atau Bentuknya)” dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan,
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan
sehari - hari.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Abdul Rohman, M.Ag.
selaku dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu agar terselesaikannya makalah ini dengan tepat
waktu. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 1 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................2

C. Tujuan ....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................3

A. Konsep Implementasi Kurikulum ..........................................................................3

B. Bentuk/Model Implementasi Kurikulum................................................................6

C. Contoh Implementasi Kurikulum..........................................................................11

BAB III PENUTUP ........................................................................................................15

A. Kesimpulan ...........................................................................................................15

B. Saran .....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum pada hakikatnya merupakan suatu rekontruksi berkelanjutan yang
memaparkan beragam pengalaman belajar dari peserta didik melalui susunan yang tertata
dengan baik dan sistematis. Melihat dari definisi tersebut, maka untuk mencari
pengalaman belajar dari peserta didik kita perlu untuk mengimplementasikan nya di
sekolah atau madrasah.
Namun Akhir-akhir ini apabila kita memperhatikan perkembangan yang terjadi di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum, cukup memberikan nuansa
kelegaan pada diri kita bersama. Karena pada berbagai macam disipliner ilmu
pengetahuan tersebut seperti Ilmu Telekomunikasi, kesehatan, pertanian, dan lain-lain
telah terjadi perkembangan yang sangat pesat. Namun, apabila kita bandingkan pula
dengan perkembangan yang terjadi di dalam dunia pendidikan, khususnya pada sektor
keguruan atau tenaga kependidikan, maka kita akan merasakan kecewa dan sedih.
Apalagi kalau kita telusuri lebih lanjut ke pelosok-pelosok terpencil yang disana terdapat
sekolah-sekolah yang tidak mendapat perhatian secara khusus. Pada umumnya, hasil
pendidikan yang diharapkan oleh para orang tua dan kita bersama belum bisa dapat
dicapai, dimana dengan kondisi yang sebenarnya terjadi menunjukan bahwa sebagian
besar peserta didik memiliki tingkat pencapaian prestasi akademik yang belum
memuaskan.
Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah pusat bekerja sama
dengan pemerintah daerah untuk memecahkan persoalan yang ada, namun ternyata masih
saja dijumpai kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan,
baik di tingkat dasar, menengah maupun di jenjang perguruan tinggi. Salah satu
problematika yang menjadi kelemahan atau kekurangan ini tampak mendasar pada
Implementasi Kurikulum, yang notabennya fungsi dan peranan ini berada dipundak para
guru (praktisi pendidikan). Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan dan keterampilan
tenaga kependidikan dalam mengimplementasikan suatu kurikulum dalam instansi
pendidikan dianggap masih perlu untuk ditingkatkan.
Oleh karena adanya latar belakang berupa cara implementasi kurikulum yang
harus ditingkatkan & di sosialisasikan, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
beberapa perspektif Kurikulum dan Implementasinya yang meliputi pembahasan Konsep

1
dasar Implementasi Kurikulum & Bentuk/macam Implementasi dalam Kurikulum.
Dengan informasi yang tersaji dalam makalah ini, diharapkan dapat dijadikan tolok ukur
atau rujukan dalam memahami konsep Implementasi dalam Kurikulum khususnya bagi
praktisi pendidikan yang ada di sekolah yaitu guru untuk menerapkan kurikulum pada
masing-masing satuan pendidikan, agar dapat mengemban tugas dan tanggung jawab
sebagai implementator kurikulum yang baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, dapat penulis rumuskan
masalah yang akan diteliti diantaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep implementasi kurikulum?
2. Apa saja bentuk/macam-macam model implementasi kurikulum?
3. Bagaimana contoh dari implementasi kurikulum?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui konsep implementasi kurikulum
2. Untuk mengetahui bentuk/macam model implementasi kurikulum
3. Untuk mengetahui contoh dari implementasi kurikulum

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Implementasi Kurikulum


Dalam Okvord Advance Learner`s Dictionary dikemukakan bahwa Pengertian dari
Implementasi adalah “Outsome thing into effect”, atau di definisikan sebagai penerapan
sesuatu yang memberi efek timbal balik yang menyebabkan terjadinya evaluasi terhadap
suatu program. Implementasi Kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi
kurikulum dalam pembelajaran secara tertulis (written curicculum). 1
Hal ini sejalan
dengan apa yang diungkapkan Milier dan Seller (1985), bahwa “in some case
implementation has been identifed with instruction”, lebih lanjut dijelaskan bahwa
Implementasi Kurikulum merupakan suatu penerapan kosong ide program atau tatanan
kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau berbagai kreativitas baru sehingga
terjadinya perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.2

Majone dan Wildavky (1979) yang mengemukakan bahwa implementasi adalah


perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (dalam pressma. dan Wildavzky, 1984).
Implementasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan ide dan konsep.
Adapun kurikulum dapat diartikan dokumen kurikulum (kurikulum potensial). 3
Dikemukakan juga bahwa implementasi kurikulum merupakan proses interaksi antara
fasilitator sebagai penegembangan kurikulum , dan peserta didik sebagai subjek belajar.4

Fulan dalam Hamalik (1991 : 65-66), mendefinisikan suatu gagasan, program atau
kumpulan kegiatan yang baru bagi orang-orang yang berusaha atau diharapkan untuk
berubah. 5Dengan demikian, Definisi Implementasi Kurikulum sendiri adalah penerapan
atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap-tahap
sebelumnya. Kemudian di uji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan oleh masing-
masing instansi lembaga dasar, menengah maupun lembaga perguruan tinggi yang

1
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum dalam Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 56.
2
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidika,n Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan
Perguruan Tinggi, (Depok : PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 132.
3
Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 98
4
Mulyasa, Implimentasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm
179
5
Din Wahyudin, Manajemen Kurikulum, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 44.

3
disesuaikan terhadap situasi dan kondisi lapangan dan karakteristik peserta didik baik
perkembangan intelektual, emosional serta fisik.

Menurut Nana Syodih, untuk mengimplementasikan suatu kurikulum agar sesuai


dengan rancangan dan harapan, dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan
pelaksana. Guru adalah kunci utama keberhasilan dalam penerapan kurikulum.
Kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai oleh guru dalam implementasi kurikulum
adalah sebagai berikut :6

a) Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum.


Disini timbul pertanyaan, Apakah tujuannya diarahkan pada penguasaan ilmu,
teori, atau konsep. Penguasaan kompetensi kerja, atau penguasaan kemampuan
dalam memecahkan masalah (problem Solving). Disini penguasaan akan esensi
dari tujuan kurikulum sangat memengaruhi penjabarannya, baik dalam
penyusunan rancangan pengajaran maupun dalam pelaksanaan kurikulum
(pengajaran).
b) Kemampuan menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut menjadi suatu
kurikulum (pengajaran).
c) Kemampuan untuk menerjemahkan tujuan khusus kepada kegiatan
pembelajaran. Disini suatu Konsep atau aplikasi perlu untuk diterjemahkan ke
dalam aktivitas pembelajaran, bagaimana pendekatan atau metode yang
digunakan dalam pembelajaran untuk menguasai konsep atau melatih
kemampuan menerapkan konsep. Kompetensi menunjukan suatu kecakapan,
keterampilan, kebiasaan, oleh karena itu model atau metode yang
dikembangkan adalah model atau metode yang bersifat kegiatan atau
perbuatan.
Dalam Pelaksanaan Implementasi Kurikulum, didasari pada permen 22 tahun 2006.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu di perhatikan di setiap satuan Pendidikan sebagai
berikut :

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi


peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam
hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu,

6
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teknik dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm. 34.

4
serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis dan menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar pelajar, yaitu: (a)
belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)
belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan
berguna pada orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan
jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prinsisp tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada
(di belakang memberikan daya dan kekutan, di tengah membangun semangat
dan prakarsa, di depan memberi contoh dan teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
alam sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru
(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan
teladan).
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan serta muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan
jenis jenjang pendidikan.

5
B. Bentuk/Model Implementasi Kurikulum
Menurut para ahli, ada beberapa pendekatan dalam implementasi kurikulum yaitu:
Pendekatan Fidelity, Pendekatan Mutual Adaptive dan Enactment. Ketiga model
pendekatan implementasi kurikulum tersebut masing-masing mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda. Model Fidelity adalah implementasi kurikulum sesuai dengan desain
yg telah standar, artinya implementasi kurikulum beroreintasi pada rumusan yang telah
disusun sebelumnya. Model Mutual Adaptive adalah implementasi kurikulum dengan
melakukan perubahan-perubahan atau penyesuaian-penyesuaian yang disesuaikan dengan
kondisi, kebutuhan serta tuntutan masyarakat sebagai pengguna lulusan. Model
Enactment adalah implementasi kurikulum dengan mengoptimalkan pelaksanaan
kurikulum. Implementasi kurikulum dapat dilihat dari 3 aspek pendekatan yaitu:7

a. Pendekatan Mata Pelajaran (Subject Matter)


Setiap mata pelajaran merupakan suatu disiplin ilmu yang terpisah antara satu
dan lainnya. Mata pelajaran tersebut tidak saling berhubungan dan tidak ada kaitan
satu sama lain. Pola kurikulum dari pendekatan ini merupakan kurikulum yang
terpisah- pisah. Implementasinya juga terpisah-pisah dengan sistem pembagian
tanggung jawab guru sebagai "guru mata pelajaran". Guru hanya bertanggung jawab
terhadap mata pelajarannya tanpa ada keharusan mengkorelasikan atau menghubung-
hubungkan dengan mata pelajaran yang lain. Pendekatan mata pelajaran dikenal
dengan istilah separate subject centered curriculum atau isolated curriculum.
b. Pendekatan Interdisipliner
Masalah-masalah sosial yang ada dalam kehidupan nyata tidak mungkin
ditinjau hanya dari salah satu segi saja. Suatu peristiwa yang terjadi dalam masyarakat
yang akan mempengaruhi segi-segi kehidupan harus ditinjau dari berbagai segi.
Selain itu, untuk mempelajari suatu disiplin ilmu yang telah ditersusun secara
sistematis dan logis diperlukan kematangan intelektual tertentu, di mana siswa
sekolah tampaknya belum sepenuhnya memiliki kematangan tersebut. Dengan
pendekatan mata pelajaran ternyata para siswa sekolah tidak memiliki kesempatan
membahas masalah-masalah sosial yang ada di lingkungannya. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, sebaiknya kurikulum sekolah tidak disusun berdasarkan mata
pelajaran yang terpisah, melainkan sejumlah mata pelajaran yang memiliki ciri-ciri
7
Masykur, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, (Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama
Raharja, 2013), hal.84.

6
yang sama dipadukan menjadi suatu bidang studi (broadfield). Pendekatan seperti itu
disebut dengan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner terdiri dari tiga
jenis pendekatan, yaitu: pendekatan struktural, pendekatan fungsional, dan
pendekatan daerah (interfield). Pendekatan struktural bertitik tolak dari struktur suatu
disiplin ilmu tertentu. Pendekatan fungsional bertitik tolak dari suatu masalah tertentu
dalam masyarakat atau lingkungan sekolah. Masalah yang dipilih dan akan dipelajari
tersebut adalah masalahmasalah yang bermakna bagi kehidupan manusia.
Berdasarkan masalah tersebut, maka dipelajarilah aspek-aspek dari berbagai
disiplin ilmu yang berada dalam suatu bidang studi yang sama, yang dinilai relevan
dengan masalah yang sedang dipelajari. Pendekatan daerah bertitik tolak dari
pemilihan suatu daerah tertentu sebagai subjek pelajaran. Berdasarkan daerah itu,
kemudian dipelajari biografinya, ekonominya, antropologinya, adat istiadatnya,
bahasanya, dan sebagainya. Aspek-aspek yang dipelajari tentu saja adalah hal-hal
yang relevan dengan daerah tersebut dan berada dalam bidang studi yang sama.
c. Pendekatan Integratif
Pendekatan ini bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan yang
bermakna dan berstruktur. Bermakna artinya bahwa setiap keseluruhan itu memiliki
makna, arti, dan faedah tertentu. Keseluruhan bukanlah penjumlahan dari bagian-
bagian, melainkan suatu totalitasyang memiliki maknanya sendiri. Pendekatan ini
berasumsi bahwa setiap bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi,
dalam suatu struktur tertentu. Manusia bukanlah jumlah dari bagian-bagian tubuh atau
penjumlahan dari badaniah dan rohaniah, melainkan merupakan sesuatu yang utuh.
Pendidikan anak adalah pendidikan yang menyeluruh dalam rangka pembentukan
pribadi siswa yang terintegrasi. Karena itu kurikulum harus disusun sedemikian rupa
sehingga mampu mengembangkan pribadi yang utuh. Mata pelajaran atau bidang
studi hanyalah merupakan sebagian saja yang mempengaruhi perkembangan anak.
Pendekatan terpadu dewasa ini banyak dikembangkan dalam persekolahan di negara
kita, dan dikenal dengan istilah integrated curriculum dengan sistem penyampaian
yang menggunakan konsep pembelajaran terpadu. Semua mata pelajaran atau bidang
studi tidak terlepas-lepas ataupun terpisah satu sama lain, melainkan semuanya
merupakan suatu kesatuan tiada batas satu sama lain.
Maka dapat kita pahami bahwa dalam penyusunan suatu kurikulum sangatlah
penting ditentukan terlebih dahulu jenis pendekatan apa yang akan dipergunakan.

7
Tetapi tidaklah berarti bahwa dalam penyusunan kurikulum tersebut hanya digunakan
suatu pendekatan saja. Kita dapat menerapkan beberapa jenis pendekatan sekaligus.
d. Pendekatan Rekonstruksionisme
Pendekatan rekonstruksionisme disebut juga rekonstruksi sosial, karena
memfokuskan kurikulum pada masalah penting yang dihadapi masyarakat, seperti:
polusi, ledakan penduduk, tsunami, malapetaka akibat tujuan teknologi dan
sebagainya. Dalam gerakan ini, terdapat dua kelompok yang sangat berbeda
pandangan terhadap kurikulum, yaitu (1) Rekonstruksi konservatif, yaitu pendekatan
yang menganjurkan agar pendidikan ditujukan kepada peningkatan mutu kehidupan
individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah-masalah yang
paling mendesak dihadapi masyarakat., (2) Rekonstruksionalisme dan radikal, yaitu
pendekatan yang menganjurkan agar pendidik formal maupun non-formal
mengabdikan diri demi terciptanya tatanan sosial berdasarkan pembagian kekuasaan
dan kekayaan yang lebih adil dan merata. Golongan radikal ini berpendapat bahwa
kurikulum yang sedang mencari pemecahan masalah sosial ini tidaklah memadai.
Kelompok ini ingin menggunakan pendidikan untuk merombak tata sosial dan
lembaga sosial yang ada dan membangun struktur sosial dan lembaga sosial yang ada
dan membangun struktur sosial baru.8
e. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik adalah kurikulum yang berpusat pada siswa (student
centered) dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan
sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik humanistik yakin, bahwa
kesejahteraan mental dan emosional siswa harus dipandang sentral dalam kurikulum,
agar belajar itu memberikan hasil maksimal. Prioritasnya adalah pengalaman belajar
yang diarahkan pada tanggapan minat, kebutuhan, dan kemampuan anak.9
f. Pendekatan Akuntabililitas
Pendekatan akuntabilitas atau pertanggungjawaban lembaga pendidikan
tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat akhir-akhir ini menjadi hal yang
penting dalam dunia pendidikan. Akuntabilitas yang sistematis pertama kali
diperkenalkan Frederick Tylor dalam bidang industri pada permulaan abad ini.
Pendekatannya yang dikenal sebagai scientific management atau manajemen ilmiah,

8
Nasution, Pengembanga Kurikulum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993), hal.48.
9
Mulyani Sumantri, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: P2LPTK, Dirjen Dikti, Depdikbud, 1988), hal.
28.

8
menetapkan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan pekerja dalam waktu
tertentu. Tiap pekerja bertanggungjawab atas penyelesaian tugas itu.10
Suatu sistem yang akuntabel menentukan standar dan tujuan spesifik yang
jelas serta mengatur efektivitasnya berdasarkan taraf keberhasilan siswa untuk
mencapai standar itu. Gerakan ini mulai dirasakan di perguruan tinggi ketika
universitas di Amerika Serikat dituntut untuk memperhatikan dan membuktikan
keberhasilannya yang berstandar tinggi. Agar memenuhi tuntutan itu, para
pengembang kurikulum terpaksa mengkhususkan tujuan pelajaran agar dapat
mengukur prestasi belajar. Dalam banyak hal, gerakan ini menuju kepada ujian
akademis yang ketat sebagai syarat.
Implementasi kurikulum dapat dilihat dari 3 tahapan-tahapan yaitu:
a. Tahap Perencanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan
tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Usaha ini mempertimbangkan
metode (tehnik), sarana dan prasarana pencapaian yang akan digunakan, waktu yang
dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang terlibat dan sistem evaluasi, dengan
mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi serta faktor
internal dan eksternal.

b. Tahap Pelaksanaan Implementasi


Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun dalam
fase perencanaan, dengan mengunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada
dan telah ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat
bervariasi sesuai dengan kondisi yang ada.
Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian
kegiatan, pihak yang terlibat serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam
tahap perencanaan diterjemahkan kembali dalam praktik. Pelaksanaan dilakukan oleh
suatu tim terpadu menurut departemen/divisi/seksi masing – masing atau gabungan,
bergantung pada perencanaan sebelumnya.
Hasil dari pekerjaan ini adalah tercapainya tujuan – tujuan kegiatan yang telah
ditetapkan. Secara umum, hasilnya akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan
kurikulum.
c. Tahap Evaluasi Implementasi.

10
Nasution, Pengembangan Kurikulim, hal.50

9
Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan
yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai
dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan.
Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai.
Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan
terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana
dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam tahap
perencanaaan.
Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu;
a. karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi,
sifat dan sebagainya.
b. strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi kurikulum
seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum
dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di
lapangan.
c. karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta
nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.
Sedang Marsh (1980) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum yaitu : dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat
guru, dan dukungan internal dalam kelas.11Dalam implementasi kurikulum, terdapat
beberapa prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu :

a. perolehan kesempatan yang sama.


Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan semua
peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik berasal dari berbagai kelompok,
termasuk kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial yang
memerlukan bantuan khusus.
b. Berpusat pada anak.
Upaya untuk memandirikan peseta didik untuk belajar, bekerjasama dan menilai
diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan,
pemahaman dan pengetahuannya.
c. Pendekatan dan kemitraan.
11
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),
hlm. 239

10
Seluruh pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan, mulai dari
taman kanak – kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan yang digunakan
dalam pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik
yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan
pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari
peserta didik, guru, sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua dan
masyarakat.
d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
Standar kompetensi disusun oleh pusat dengan cara pelaksanaannya disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau sekolah.

C. Contoh dari Implementasi Kurikulum


Adapun implementasi kurikulum dalam bentuk pembelajaran berdasar Standar
Nasional Pendidikan terutama Standar Proses, sebagaimana dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mencakup perencanaan proses
pembelajaraan, pelaksanaan proses pembelajraan, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran.

1) Perencanaan Proses Pembelajaran


Perencanaan proses pembelajaraan meliputi silabus dan rencana
pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar isi (SK),
kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
a. Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran
atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajraan, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilain, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar isi dan
Standar Kopetensi Kelulusan.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan peserta didik dan
upaya mencapai KD. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan

11
dalam satu pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan.
Komponen-komponen RPP:
1. Identitas mata pelajran
2. Standar Kompetensi
3. Kompetensi Dasar
4. Indikator pencapaian kompetensi
5. Tujuan pembelajraan
6. Materi ajar
7. Alokasi waktu
8. Metode pembelajraan
9. Kegiatan Pembelajraan
10. Penilaian hasil belajar
11. Sumber Belajar.

c. Prinsip-prinsip penyusunan RPP


1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
2. Mendorong partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran yang
dirancang berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi.
3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.
4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. RPP memuat rancangan
pemberiaan umpan balik positif, penguatan,pengayaan, dan remedi.
5. Keterkaitan dan keterpaduan. RPP disusun dengan memperhatikan
keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, dan materi pembelajaran,
kegiatan pembelajran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan
sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

2) Pelaksanaan Proses Pembelajaran


Persayaratan pelaksanaan proses pembelajaran:
a) Rombongan belajar
b) Beban kerja minimal guru

12
c) Buku teks pembelajaran
d) Pengelolaan kelas

3) Penilaian Hasil Pembelajraan


Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai lahan
penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisiten, sistematik, dan terprogram
dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilain hasil karya berupa tugas, proyek
atau produk, portofolio, dan penilain diri. Penilain hasil pembelajaran
menggunakan standar penilain pendidikan dan panduan penilain kelompok mata
pelajaran.

4) Pengawasan Proses Pembelajaran


a. Pemantauan
Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan dan penilain hasil belajar. Pemantauan juga dilakukan dengan cara
diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman wawancara
dan dokumentasi. Sedangakan kegiatan pemantauan dilaksankan oleh kepala
sekolah dan pengawas satuan pendidikan.
b. Supervisi
Sepervisi merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan
tahapan-tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembelajaran. Supervisi pembalajaran diselenggarakan dengan cara pemberian
contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi dan juga supervisi dalakukan oleh
kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan.
c. Evaluasi
Evaluasi proses pembelajaran untuk menentukan kualitas pembelajaran
secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaraan dan penilaian hasil pemebalajaran. Evaluasi
proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara: (a). Membendingkan
proses pembelajaran yang dilaksanakan guru satandar proses, (b).

13
Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaraan sesuai dengan
kompetensi guru.12

BAB III

12
Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 105-112

14
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Implementasi Kurikulum merupakan suatu penerapan kosong ide program atau tatanan
kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau berbagai kreativitas baru sehingga
terjadinya perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Disini
adalah guru merupakan kunci utama dalam keberhasilan dala penerapan kurikulum.
Dalam pelaksanaan implementasi kurikulum didasari pada permen 22 tahun 2006. Yang
perlu diperhatikan dalam satuan Pendidikan.

2. Model Implementasi Kurikulum


d. Pendekatan Akuntabililitas
e. Pendekatan Mata Pelajaran (Subject Matter)
f. Pendekatan Interdisipliner
g. Pendekatan Integratif
h. Pendekatan Rekonstruksionisme dan
i. Pendekatan Humanistik
3. Tahapan-tahapan implementasi kurikulum
a. Tahap Perencanaan Implementasi
b. Tahap Pelaksanaan Implementasi dan
c. Tahap Evaluasi Implementasi

4. Implementasi kurikulum dipengaruhi


a. karakteristik kurikulum
b. strategi implementasi
c. karakteristik pengguna kurikulum,

5. Contoh implementasi kurikulum


a. Perencanaan Proses Pembelajaran
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
c. Penilaian Hasil Pembelajraan
d. Pengawasan Proses Pembelajaran

B. Saran

15
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah yang mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karea itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

DAFTAR PUSTAKA

16
Hamalik, Oemar. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum dalam Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hidayati, Wiji. (2012). Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Pedagogia.

Masykur. (2013). Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Bandar Lampung: CV.
Anugrah Utama Raharja.

Muhaimin. (2016). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,


Madrasah dan Perguruan Tinggi. Depok : PT. Raja Grafindo Persada.

Mulyasa. (2009). Implimentasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi


Aksara

Nasution. (1993). Pengembanga Kurikulum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Sukmadinata. (2010). Pengembangan Kurikulum. Teknik dan Praktek,

Sumantri, Mulyani. (1988). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: P2LPTK, Dirjen Dikti,
Depdikbud.

Wahyudin, Din. (2014). Manajemen Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

17

Anda mungkin juga menyukai