Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KURIKULUM DAN
IMPLEMENTASINYA (Konsep, Macam, atau Bentuknya)” dengan tepat waktu. Makalah
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan,
kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan
sehari - hari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Abdul Rohman, M.Ag.
selaku dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu agar terselesaikannya makalah ini dengan tepat
waktu. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ....................................................................................................................2
A. Kesimpulan ...........................................................................................................15
B. Saran .....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum pada hakikatnya merupakan suatu rekontruksi berkelanjutan yang
memaparkan beragam pengalaman belajar dari peserta didik melalui susunan yang tertata
dengan baik dan sistematis. Melihat dari definisi tersebut, maka untuk mencari
pengalaman belajar dari peserta didik kita perlu untuk mengimplementasikan nya di
sekolah atau madrasah.
Namun Akhir-akhir ini apabila kita memperhatikan perkembangan yang terjadi di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum, cukup memberikan nuansa
kelegaan pada diri kita bersama. Karena pada berbagai macam disipliner ilmu
pengetahuan tersebut seperti Ilmu Telekomunikasi, kesehatan, pertanian, dan lain-lain
telah terjadi perkembangan yang sangat pesat. Namun, apabila kita bandingkan pula
dengan perkembangan yang terjadi di dalam dunia pendidikan, khususnya pada sektor
keguruan atau tenaga kependidikan, maka kita akan merasakan kecewa dan sedih.
Apalagi kalau kita telusuri lebih lanjut ke pelosok-pelosok terpencil yang disana terdapat
sekolah-sekolah yang tidak mendapat perhatian secara khusus. Pada umumnya, hasil
pendidikan yang diharapkan oleh para orang tua dan kita bersama belum bisa dapat
dicapai, dimana dengan kondisi yang sebenarnya terjadi menunjukan bahwa sebagian
besar peserta didik memiliki tingkat pencapaian prestasi akademik yang belum
memuaskan.
Meskipun berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah pusat bekerja sama
dengan pemerintah daerah untuk memecahkan persoalan yang ada, namun ternyata masih
saja dijumpai kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan,
baik di tingkat dasar, menengah maupun di jenjang perguruan tinggi. Salah satu
problematika yang menjadi kelemahan atau kekurangan ini tampak mendasar pada
Implementasi Kurikulum, yang notabennya fungsi dan peranan ini berada dipundak para
guru (praktisi pendidikan). Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan dan keterampilan
tenaga kependidikan dalam mengimplementasikan suatu kurikulum dalam instansi
pendidikan dianggap masih perlu untuk ditingkatkan.
Oleh karena adanya latar belakang berupa cara implementasi kurikulum yang
harus ditingkatkan & di sosialisasikan, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
beberapa perspektif Kurikulum dan Implementasinya yang meliputi pembahasan Konsep
1
dasar Implementasi Kurikulum & Bentuk/macam Implementasi dalam Kurikulum.
Dengan informasi yang tersaji dalam makalah ini, diharapkan dapat dijadikan tolok ukur
atau rujukan dalam memahami konsep Implementasi dalam Kurikulum khususnya bagi
praktisi pendidikan yang ada di sekolah yaitu guru untuk menerapkan kurikulum pada
masing-masing satuan pendidikan, agar dapat mengemban tugas dan tanggung jawab
sebagai implementator kurikulum yang baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, dapat penulis rumuskan
masalah yang akan diteliti diantaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep implementasi kurikulum?
2. Apa saja bentuk/macam-macam model implementasi kurikulum?
3. Bagaimana contoh dari implementasi kurikulum?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui konsep implementasi kurikulum
2. Untuk mengetahui bentuk/macam model implementasi kurikulum
3. Untuk mengetahui contoh dari implementasi kurikulum
2
BAB II
PEMBAHASAN
Fulan dalam Hamalik (1991 : 65-66), mendefinisikan suatu gagasan, program atau
kumpulan kegiatan yang baru bagi orang-orang yang berusaha atau diharapkan untuk
berubah. 5Dengan demikian, Definisi Implementasi Kurikulum sendiri adalah penerapan
atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap-tahap
sebelumnya. Kemudian di uji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan oleh masing-
masing instansi lembaga dasar, menengah maupun lembaga perguruan tinggi yang
1
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum dalam Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 56.
2
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidika,n Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan
Perguruan Tinggi, (Depok : PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 132.
3
Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 98
4
Mulyasa, Implimentasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm
179
5
Din Wahyudin, Manajemen Kurikulum, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 44.
3
disesuaikan terhadap situasi dan kondisi lapangan dan karakteristik peserta didik baik
perkembangan intelektual, emosional serta fisik.
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teknik dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm. 34.
4
serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas,
dinamis dan menyenangkan.
b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar pelajar, yaitu: (a)
belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)
belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan
berguna pada orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan
jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan
yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang
berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan
prinsisp tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada
(di belakang memberikan daya dan kekutan, di tengah membangun semangat
dan prakarsa, di depan memberi contoh dan teladan).
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
alam sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru
(semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan
sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan
teladan).
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan serta muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan,
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan
jenis jenjang pendidikan.
5
B. Bentuk/Model Implementasi Kurikulum
Menurut para ahli, ada beberapa pendekatan dalam implementasi kurikulum yaitu:
Pendekatan Fidelity, Pendekatan Mutual Adaptive dan Enactment. Ketiga model
pendekatan implementasi kurikulum tersebut masing-masing mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda. Model Fidelity adalah implementasi kurikulum sesuai dengan desain
yg telah standar, artinya implementasi kurikulum beroreintasi pada rumusan yang telah
disusun sebelumnya. Model Mutual Adaptive adalah implementasi kurikulum dengan
melakukan perubahan-perubahan atau penyesuaian-penyesuaian yang disesuaikan dengan
kondisi, kebutuhan serta tuntutan masyarakat sebagai pengguna lulusan. Model
Enactment adalah implementasi kurikulum dengan mengoptimalkan pelaksanaan
kurikulum. Implementasi kurikulum dapat dilihat dari 3 aspek pendekatan yaitu:7
6
yang sama dipadukan menjadi suatu bidang studi (broadfield). Pendekatan seperti itu
disebut dengan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner terdiri dari tiga
jenis pendekatan, yaitu: pendekatan struktural, pendekatan fungsional, dan
pendekatan daerah (interfield). Pendekatan struktural bertitik tolak dari struktur suatu
disiplin ilmu tertentu. Pendekatan fungsional bertitik tolak dari suatu masalah tertentu
dalam masyarakat atau lingkungan sekolah. Masalah yang dipilih dan akan dipelajari
tersebut adalah masalahmasalah yang bermakna bagi kehidupan manusia.
Berdasarkan masalah tersebut, maka dipelajarilah aspek-aspek dari berbagai
disiplin ilmu yang berada dalam suatu bidang studi yang sama, yang dinilai relevan
dengan masalah yang sedang dipelajari. Pendekatan daerah bertitik tolak dari
pemilihan suatu daerah tertentu sebagai subjek pelajaran. Berdasarkan daerah itu,
kemudian dipelajari biografinya, ekonominya, antropologinya, adat istiadatnya,
bahasanya, dan sebagainya. Aspek-aspek yang dipelajari tentu saja adalah hal-hal
yang relevan dengan daerah tersebut dan berada dalam bidang studi yang sama.
c. Pendekatan Integratif
Pendekatan ini bertitik tolak dari suatu keseluruhan atau suatu kesatuan yang
bermakna dan berstruktur. Bermakna artinya bahwa setiap keseluruhan itu memiliki
makna, arti, dan faedah tertentu. Keseluruhan bukanlah penjumlahan dari bagian-
bagian, melainkan suatu totalitasyang memiliki maknanya sendiri. Pendekatan ini
berasumsi bahwa setiap bagian yang ada dalam keseluruhan itu berada dan berfungsi,
dalam suatu struktur tertentu. Manusia bukanlah jumlah dari bagian-bagian tubuh atau
penjumlahan dari badaniah dan rohaniah, melainkan merupakan sesuatu yang utuh.
Pendidikan anak adalah pendidikan yang menyeluruh dalam rangka pembentukan
pribadi siswa yang terintegrasi. Karena itu kurikulum harus disusun sedemikian rupa
sehingga mampu mengembangkan pribadi yang utuh. Mata pelajaran atau bidang
studi hanyalah merupakan sebagian saja yang mempengaruhi perkembangan anak.
Pendekatan terpadu dewasa ini banyak dikembangkan dalam persekolahan di negara
kita, dan dikenal dengan istilah integrated curriculum dengan sistem penyampaian
yang menggunakan konsep pembelajaran terpadu. Semua mata pelajaran atau bidang
studi tidak terlepas-lepas ataupun terpisah satu sama lain, melainkan semuanya
merupakan suatu kesatuan tiada batas satu sama lain.
Maka dapat kita pahami bahwa dalam penyusunan suatu kurikulum sangatlah
penting ditentukan terlebih dahulu jenis pendekatan apa yang akan dipergunakan.
7
Tetapi tidaklah berarti bahwa dalam penyusunan kurikulum tersebut hanya digunakan
suatu pendekatan saja. Kita dapat menerapkan beberapa jenis pendekatan sekaligus.
d. Pendekatan Rekonstruksionisme
Pendekatan rekonstruksionisme disebut juga rekonstruksi sosial, karena
memfokuskan kurikulum pada masalah penting yang dihadapi masyarakat, seperti:
polusi, ledakan penduduk, tsunami, malapetaka akibat tujuan teknologi dan
sebagainya. Dalam gerakan ini, terdapat dua kelompok yang sangat berbeda
pandangan terhadap kurikulum, yaitu (1) Rekonstruksi konservatif, yaitu pendekatan
yang menganjurkan agar pendidikan ditujukan kepada peningkatan mutu kehidupan
individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah-masalah yang
paling mendesak dihadapi masyarakat., (2) Rekonstruksionalisme dan radikal, yaitu
pendekatan yang menganjurkan agar pendidik formal maupun non-formal
mengabdikan diri demi terciptanya tatanan sosial berdasarkan pembagian kekuasaan
dan kekayaan yang lebih adil dan merata. Golongan radikal ini berpendapat bahwa
kurikulum yang sedang mencari pemecahan masalah sosial ini tidaklah memadai.
Kelompok ini ingin menggunakan pendidikan untuk merombak tata sosial dan
lembaga sosial yang ada dan membangun struktur sosial dan lembaga sosial yang ada
dan membangun struktur sosial baru.8
e. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik adalah kurikulum yang berpusat pada siswa (student
centered) dan mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan
sebagai bagian integral dari proses belajar. Para pendidik humanistik yakin, bahwa
kesejahteraan mental dan emosional siswa harus dipandang sentral dalam kurikulum,
agar belajar itu memberikan hasil maksimal. Prioritasnya adalah pengalaman belajar
yang diarahkan pada tanggapan minat, kebutuhan, dan kemampuan anak.9
f. Pendekatan Akuntabililitas
Pendekatan akuntabilitas atau pertanggungjawaban lembaga pendidikan
tentang pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat akhir-akhir ini menjadi hal yang
penting dalam dunia pendidikan. Akuntabilitas yang sistematis pertama kali
diperkenalkan Frederick Tylor dalam bidang industri pada permulaan abad ini.
Pendekatannya yang dikenal sebagai scientific management atau manajemen ilmiah,
8
Nasution, Pengembanga Kurikulum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993), hal.48.
9
Mulyani Sumantri, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: P2LPTK, Dirjen Dikti, Depdikbud, 1988), hal.
28.
8
menetapkan tugas-tugas spesifik yang harus diselesaikan pekerja dalam waktu
tertentu. Tiap pekerja bertanggungjawab atas penyelesaian tugas itu.10
Suatu sistem yang akuntabel menentukan standar dan tujuan spesifik yang
jelas serta mengatur efektivitasnya berdasarkan taraf keberhasilan siswa untuk
mencapai standar itu. Gerakan ini mulai dirasakan di perguruan tinggi ketika
universitas di Amerika Serikat dituntut untuk memperhatikan dan membuktikan
keberhasilannya yang berstandar tinggi. Agar memenuhi tuntutan itu, para
pengembang kurikulum terpaksa mengkhususkan tujuan pelajaran agar dapat
mengukur prestasi belajar. Dalam banyak hal, gerakan ini menuju kepada ujian
akademis yang ketat sebagai syarat.
Implementasi kurikulum dapat dilihat dari 3 tahapan-tahapan yaitu:
a. Tahap Perencanaan Implementasi
Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi atau mengembangkan
tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Usaha ini mempertimbangkan
metode (tehnik), sarana dan prasarana pencapaian yang akan digunakan, waktu yang
dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang terlibat dan sistem evaluasi, dengan
mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi serta faktor
internal dan eksternal.
10
Nasution, Pengembangan Kurikulim, hal.50
9
Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan
yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai
dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan.
Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai.
Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan
terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana
dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam tahap
perencanaaan.
Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu;
a. karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi,
sifat dan sebagainya.
b. strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi kurikulum
seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum
dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di
lapangan.
c. karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta
nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.
Sedang Marsh (1980) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum yaitu : dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat
guru, dan dukungan internal dalam kelas.11Dalam implementasi kurikulum, terdapat
beberapa prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu :
10
Seluruh pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan, mulai dari
taman kanak – kanak hingga kelas I sampai kelas XII. Pendekatan yang digunakan
dalam pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik
yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan
pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari
peserta didik, guru, sekolah, perguruan tinggi, dunia kerja dan industri, orang tua dan
masyarakat.
d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
Standar kompetensi disusun oleh pusat dengan cara pelaksanaannya disesuaikan
dengan kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau sekolah.
11
dalam satu pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan disatuan pendidikan.
Komponen-komponen RPP:
1. Identitas mata pelajran
2. Standar Kompetensi
3. Kompetensi Dasar
4. Indikator pencapaian kompetensi
5. Tujuan pembelajraan
6. Materi ajar
7. Alokasi waktu
8. Metode pembelajraan
9. Kegiatan Pembelajraan
10. Penilaian hasil belajar
11. Sumber Belajar.
12
c) Buku teks pembelajaran
d) Pengelolaan kelas
13
Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaraan sesuai dengan
kompetensi guru.12
BAB III
12
Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 105-112
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Implementasi Kurikulum merupakan suatu penerapan kosong ide program atau tatanan
kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau berbagai kreativitas baru sehingga
terjadinya perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Disini
adalah guru merupakan kunci utama dalam keberhasilan dala penerapan kurikulum.
Dalam pelaksanaan implementasi kurikulum didasari pada permen 22 tahun 2006. Yang
perlu diperhatikan dalam satuan Pendidikan.
B. Saran
15
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah yang mengacu pada
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karea itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA
16
Hamalik, Oemar. (2007). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum dalam Pendidikan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Masykur. (2013). Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Bandar Lampung: CV.
Anugrah Utama Raharja.
Sumantri, Mulyani. (1988). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: P2LPTK, Dirjen Dikti,
Depdikbud.
17