Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS GEOGRAFI

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Bima Nasarta (20045042)


2. Fadila (20045088)

Dosen Pengampu :

Dr. Syafri Anwar, M. Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

DEPARTEMEN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks
Geografi. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan,
sekecil apapun akan penulis perhatikan dan pertimbangkan guna penyempurnaan dalam
membuat makalah yang akan datang. Semoga makalah ini mampu memberikan nilai
tambah bagi pembacanya dan juga bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Padang, 8 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

C. Tujuan .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Keterkaitan Kurikulum dengan Pembelajaran ....................................................... 3

B. Fungsi dan Peranan Kurikulum ............................................................................. 6

C. Pembelajaran Abad 21 ........................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 13

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 13

B. Saran .................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan seluruh kegiatan-kegiatan pendidikan yang dibentuk oleh
pihak sekolah ataupun guru kepada murid, baik dilakukan didalam sekolah maupun
diluar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pembelajaran
adalah proses belajar dan mengajar dimana ada hubungan di antara guru dan siswa
dengan memakai segala komponen dan sumber yang ada untuk menciptakan situasi
belajar dan mengajar yang efektif dan efisien serta dapat tercapainya tujuan pendidikan.
Setiap pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas, selalu berangkat dari
landasan-landasan pembelajaran yang tertulis dalam kurikulum. Setiap pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru merupakan bagian utama dari pendidikan formal yang
syarat wajib dari pelaksanaannya adalah adanya kurikulum sebagai pedoman dari
terlaksananya proses belajar dan mengajar di kelas.
Proses pembelajaran akan selalu berpedoman teguh pada kurikulum yang telah
ditetapkan. Sehingga Guru dapat dikatakan sebagai pemegang peranan penting dalam
mengimplementasian kurikulum, baik dalam rancangan maupun dalam tindakannya.
Kurikulum dan pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan walaupun
keduanya memiliki kedudukan yang berbeda. Kurikulum berfungsi sebagai landasan
yang memberikan arah dan tujuan pendidikan, serta isi yang harus dipelajari, sedangkan
pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antara
guru dan siswa.
Pendidikan abad 21 dituntut untuk menekankan pada critical thinking dan
problem solving, creativity dan innovation, communication, collaboration, serta global
awarness (Marjohan, 2013:77). Dari ciri-ciri tersebut diketahui bahwa kemampuan
problem solving atau pemecahan masalah menjadi salah satu hal yang harus
diprioritaskan pada pendidikan masa kini. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah bergantung pada pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Siswa
dapat memiliki konsep yang baik jika pembelajaran yang diterimanya bermakna.
Pendidikan pada abad 21 sangat penting untuk ditingkatkan kualitasnya demi menjamin

1
peserta didik yang memiliki keterampilan belajar dan berinovasi (learning and
innovation skills), keterampilan menggunakan media, informasi dan teknologi (media,
information, and technology skills), serta dapat bekerja dan bertahan dengan
menggunakan keterampilan untuk hidup (life and career skills).
Dengan demikian, pendidikan tanpa kurikulum sebagai sebuah rencana, maka
pembelajaran atau pengajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum
dan pembelajaran merupakan sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan
yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya
peranan kurikulum dan pembelajaran di dalam pendidikan dan perkembangan
kehidupan manusia, maka dalam pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran tidak bisa
dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa keterkaitan kurikulum dengan pembelajaran?
2. Apa fungsi dan peranan dari kurikulum?
3. Bagaimana pembelajaran pada abad ke 21?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keterkaitan kurikulum dengan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui fungsi dan peranan kurikulum.
3. Untuk mengetahui pembelajaran pada abad ke 21.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Keterkaitan Kurikulum dengan Pembelajaran
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yaitu “Curricule” artinya jarak yang
harus ditempuh pada jangka waktu pendidikan ditempuh siswa yang bertujuan untuk
memperoleh ijazah. Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Pelaksanaan
kurikulum tidak akan pernah terlepas dari kegiatan pembelajaran karena kurikulum
merupakan usaha untuk mensukseskan tujuan pendidikan. Diperlukan pengelolaan,
penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih berkaitan dengan
pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan
pendidikan seoptimal mungkin.
Kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan gagasan-
gagasan yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Rencana tertulis itu kemudian
menjadi dokumen kurikulum yang membentuk suatu sistem kurikulum yang terdiri dari
komponen-komponen yang saling mempengaruhi satu sama lain, seperti misalnya
komponen tujuan yang menjadi arah tujuan dan komponen evaluasi. Komponen-
komponen yang membentuk sistem kurikulum selanjutnya melahirkan sistem
pembelajaran, dan sistem pembelajaran itulah yang menjadi pedoman guru dalam
pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas.
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai
pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar. Namun, dalam
memahami hakikat kurikulum sering terjadi perbedaan persepsi dan pemahaman.
Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program
pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun. Hubungan
kurikulum dan pembelajaran dalam tercapainya tujuan pendidikan, dilukiskan dengan
kurikulum sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang mencakup seluruh pengalaman belajar yang diorganisasikan dan
dikembangkan dengan baik serta disiapkan bagi murid untuk mengatasi situasi
kehidupan yang sebenarnya.

3
Walaupun antara kurikulum dan pembelajaran merupakan dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan, namun dalam proses pembelajaran pasti adanya pengajaran dari guru
kepada peserta didiknya. Peter F. Oliva (1992) menggambarkan kemungkinan
hubungan antara kurikulum dengan pengajaran dalam beberapa model sebagai berikut :

1. Model Dualistis (The Dualistic Model)


Pada model ini kurikulum dan pengajaran terpisah. Keduanya tidak bertemu.
Kurikulum yang seharusnya menjadi input dalam menata sistem pengajaran
tidak tampak. Demikian juga pengajaran yang semestinya memberikan balikan
dalam proses penyempurnaan kurikulum tidak terjadi, karena kurikulum dan
pengajaran berjalan sendiri. Pada model dualistik, implementasi proses belajar
mengajar yang dikendalikan oleh guru tidak dikaitkan dengan perencanaan
program kurikulum, walaupun mungkin sebenarnya berkaitan.

2. Model Berkaitan (The Interlocking Model)


Dalam model ini kurikulum dan pengajaran dianggap sebagai suatu sistem yang
keduanya memiliki hubungan. Kurikulum dan pengajaran maupun sebaliknya
pengajaran dan kurikulum menjadi dua hal yang berkaitan antara satu degan
yang lain, sehingga keduanya memiliki hubungan. Pada model interlocking,
kurikulum dan pembelajaran memiliki posisi yang sama.

4
3. Model Konsentris (The Concentric Model)
Pada model ini kurikulum dan pengajaran memiliki hubungan dengan
kemungkinan kurikulum bagian dari pengajaran atau pengajaran bagian dari
kurikulum. Di sini ada ketergantungan satu dengan yang lain. salah satu dari
keduanya merupakan sub-sistem dari yang lainnya. Pada model ini banyak ahli
berpendapat bahwa kurikulum lebih dominan dan pembelajaran sebagai sub-
ordinatnya. Sementara para ahli yang lain mengatakan bahwa pembelajaran
lebih dominan dan kurikulum sebagai sub-ordinatnya.

4. Model Siklus (The Ciclical Model)


Model ini menggambarkan hubungan timbal balik antara kurikulum dan
pengajaran. Keduanya dianggap saling mempengaruhi. Segala yang ditentukan
dalam kurikulum akan menjadi dasar dalam proses pelaksanaan pengajaran.
Sebaliknya yang terjadi dalam pengajaran dapat memengaruhi keputusan
kurikulum selanjutnya. Dalam model ini hubungan keduanya sangat erat meski
kedudukannya terpisah yang berarti dalam analisis juga terpisah.

5
Pembelajaran sangat erat kaitannya dengan kurikulum dimana kurikulum berfungsi
sebagai perencanaan tentang pengalaman belajar. Disatu sisi kurikulum adalah rencana
tertulis yang telah dibukukan oleh para pengembang kurikulum yang nantinya akan
menjadi tuntunan bagi para pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran, disisi lain
pembelajaran akan meberikan output berupa hasil belajar yang nantinya akan dievaluasi
dan berguna dalam perencanaan dan perancangan kurikulum selanjutnya.

B. Fungsi dan Peranan Kurikulum


1. Fungsi Kurikulum
a. Fungsi Penyesuaian
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar
mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial.

b. Fungsi Integrasi
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-
pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian
integral masyarakat.ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Fungsi Diferensiasi
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan layanan
terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan baik
dari aspek fisik maupun psikis.
6
d. Fungsi Persiapan
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memprsiapkan siswa
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih.

e. Fungsi Pemilihan
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.

f. Fungsi Diagnostic
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan
mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima potensi dan
kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya.

2. Peranan Kurikulum
a. Peranan Konservatif
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana
utuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya yang dianggap masih
relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa.

b. Peranan Kreatif
Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa
mendatang.

c. Peranan Kritis dan Evaluative


Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan
budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan,
sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang.

7
C. Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan pembelajaran dimana kurikulum
yang dikembangkan menuntun sekolah untuk mengubah pendekatan pembelajaran dari
teacher centred menjadi student centered. Hal ini sesuai dengan tuntutan masa depan
dimana peserta didik harus memiliki potensi berpikir dan belajar. Potensi tersebut antara
lain memecahkan masalah, berpikir kritis, kolaborasi, dan berkomunikasi.
Kemendikbud menyatakan beberapa prinsip pembelajaran yang digunakan pada
pembelajaran abad 21 yaitu :
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu.
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi.
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hard skills) dan
keterampilan mental (soft skills).
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran.
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat.
12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran.
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
8
Konsep pembelajaran abad 21 menggunakan 4C yaitu :
1. Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis & Pemecahan Masalah)
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang terarah dan jelas digunakan dalam
kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,
membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Kemampuan
berpikir kritis untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan
pendapat orang lain. Dalam konsep ini peserta didik belajar memecahkan
masalah yang ada dan mampu menjelaskan, menganalisis dan menciptakan
solusi bagi individu maupun masyarakat.

2. Creativity and Innovation (Daya Cipta dan Inovasi)


Anak-anak yang memiliki kreativitas tinggi mampu berpikir dan melihat suatu
masalah dari berbagai sisi atau perspektif. Hasilnya, mereka akan berpikiran
lebih terbuka dalam menyelesaikan masalah. Pada konsep ini peserta didik akan
diajak untuk bisa membiasakan diri dalam melakukan dan menjelaskan setiap
ide yang dipikirkannya. Ide ini akan dipresentasikan kepada teman kelas secara
terbuka sehingga nantinya akan menimbulkan reaksi dari teman kelas. Aktivitas
ini bisa menjadikan sudut pandang peserta didik menjadi luas dan terbuka
dengan setiap pandangan yang ada.

3. Collaboration (Kerjasama)
Kolaborasi adalah aktivitas bekerja sama dengan seseorang atau beberapa orang
dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.
Aktivitas ini penting diterapkan dalam proses pembelajaran untuk bekerja sama
dengan siapa saja dalam kehidupannya mendatang. Saat berkolaborasi bersama
orang lain, peserta didik akan terlatih untuk mengembangkan solusi terbaik
yang bisa diterima oleh semua orang dalam kelompoknya. Konsep kerjasama
akan mengajak peserta didik untuk belajar membuat kelompok, menyesuaikan
dan kepemimpinan. Tujuan kerjasama ini agar peserta didik mampu bekerja
lebih efektif dengan orang lain, meningkatkan empati dan bersedia menerima
pendapat yang berbeda. Manfaat lain dari kerjasama ini untuk melatih peserta

9
didik agar bisa bertanggung jawab, mudah beradaptasi dengan lingkungan,
masyarakat, dan bisa menentukan target yang tinggi untuk kelompok dan
individu.

4. Communication (Komunikasi)
Komunikasi sebagai kemampuan dalam menyampaikan ide dan pikirannya
secara cepat, jelas, dan efektif. Keterampilan ini terdiri dari sejumlah sub-skill
seperti kemampuan berbahasa yang tepat sasaran, kemampuan memahami
konteks, serta kemampuan membaca pendengar (audience) untuk memastikan
pesannya tersampaikan. Dalam hal ini peserta didik diminta untuk bisa
menguasai, mengatur, dan membangun komunikasi yang baik dan benar bail
secara tulisan, lisan, maupun multimedia. Peserta didik diberi waktu untuk
mengelola hal tersebut dan menggunakan kemampuan komunikasi untuk
berhubungan seperti menyampaikan gagasan, berdiskusi hingga memecahkan
masalah yang ada.

Model pembelajaran abad 21 yaitu :

1. Student Centered
Pembelajaran dipusatkan pada siswa. Pembelajaran akan mengikuti karakter
siswa. Baik itu minat maupun kemampuan belajar siswa. Guru hanya berperan
sebagai fasilitator.

2. Discovery Learning
Discovery learning adalah suatu metode pembelajaran yang mendorong siswa
untuk bisa menemukan pengetahuan secara mandiri. Siswa akan diarahkan
untuk bisa belajar secara aktif dan mandiri (self learning). Memanfaatkan
source yang ada untuk menggali, menyelidiki, hingga akhirnya menemukan
suatu konsep pengetahuan. Metode ini juga berguna untuk merangsang critical
thinking dan problem solving. Peserta didik juga akan terdorong untuk bisa
menjalankan life-long learning.
10
3. Flipped Classroom
Ide dasar dari metode ini adalah membalik pendekatan pada suatu kegiatan
pembelajaran. Siswa akan diberikan suatu akses terhadap materi pembelajaran.
Materi tersebut bisa diakses di rumah yang kemudian bisa dipelajari para siswa
sebelum pertemuan di kelas. Kemudian, ruang kelas berperan sebagai wahana
diskusi untuk mengatasi masalah, mengembangkan suatu konsep, dan juga
wadah untuk kolaborasi.

4. Project Based Learning


Melalui proyek, siswa bisa leluasa melakukan eksplorasi hingga akhirnya bisa
menemukan suatu hasil pembelajaran. Metode ini bisa mendorong siswa untuk
lebih kreatif.

5. Collaborative Learning
Salah satu ciri industri 4.0 yaitu menekankan budaya kerja yang kolaboratif.
Metode ini akan mempersiapkan siswa supaya terbiasa menjalankan budaya
kerja kolaboratif. Metode ini juga bisa merangsang kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dan menjalin hubungan sosial.

6. Blended Learning
Blended learning mengkolaborasikan metode pembelajaran online dan tatap
muka. Metode ini bisa mengatasi keterbatasan jarak dalam pembelajaran.
Dengan mengolaborasikan 2 metode pembelajaran, pencapaian pembelajaran
bisa dioptimalkan.

11
Abad ke-21 merupakan era berkompetisi, siswa dituntut untuk memiliki
kemampuan bagaimana belajar dan berfikir dengan cerdas dan selektif dalam memilih
informasi yang valid dan relevan (Halpern, 2003). Oleh sebab itu pada tahun 2013
kurikulum di revisi demi meningkatkan kualitas pendidikan nasional Indonesia yang
memiliki perhatian terhadap 3 hal spesifik yaitu mempersiapkan populasi anak muda
Indonesia yang besar untuk pasar tenaga kerja di masa depan, memperkuat kesadaran
siswa dan apresiasi terhadap masalah sosial budaya dan lingkungan di Indonesia serta
meningkatkan kinerja siswa Indonesia pada berbagai perbandingan internasional.
Selain melalui kuriklum 2013, pemerintah indonesia juga mengimplementasikan
pembelajaran abad 21 dari program penguatan pendidikan karakter disekolah yang
diharapkan dapat menumbuhkan karakter siswa untuk dapat berpikir kritis, kreatif,
mampu berkomunikasi, dan berkolaborasi, yang mampu bersaing di abad 21.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan seluruh kegiatan-kegiatan pendidikan yang dibentuk oleh
pihak sekolah ataupun guru kepada murid, baik dilakukan didalam sekolah maupun
diluar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pembelajaran
adalah proses belajar dan mengajar dimana ada hubungan di antara guru dan siswa
dengan memakai segala komponen dan sumber yang ada untuk menciptakan situasi
belajar dan mengajar yang efektif dan efisien serta dapat tercapainya tujuan pendidikan.
Proses pembelajaran akan selalu berpedoman teguh pada kurikulum yang telah
ditetapkan. Sehingga Guru dapat dikatakan sebagai pemegang peranan penting dalam
mengimplementasian kurikulum, baik dalam rancangan maupun dalam tindakannya.
Kurikulum dan pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan walaupun
keduanya memiliki kedudukan yang berbeda.
Pendidikan abad 21 dituntut untuk menekankan pada critical thinking dan problem
solving, creativity dan innovation, communication, collaboration, serta global
awareness. Kemampuan pemecahan masalah menjadi salah satu hal yang harus
diprioritaskan pada pendidikan masa kini. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah bergantung pada pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Dengan
demikian, pendidikan tanpa kurikulum sebagai sebuah rencana, maka pembelajaran atau
pengajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum dan pembelajaran
merupakan sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis
dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum
dan pembelajaran di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, berkat usaha dan juga bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung atau tidak langsung. Penulis menyadari bahwasanya dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, meminta kepada semua rekan-

13
rekan semua agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun agar dalam
penulisan makalah yang selanjutnya akan menjadi lebih baik dikemudian hari.

14
DAFTAR PUSTAKA
Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Daryanto, Karim, S. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto, S. 2017. Pembelajaran Abad 21. Gava Media.

Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja


Rosda Karya.

Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.

Reksoatmodjo, Tedjo Narsono. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung:


Refika Aditama.

15

Anda mungkin juga menyukai