DI SUSUN OLEH :
Leon Emdika Putra 20045051
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia
selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
untuk menetap.
B. Faktor-Faktor PenyebabKemiskinan
1. Tingkat Pendidikan Rendah
Faktor penyebab kemiskinan yang pertama bisa dikarenakan tingkat pendidikan yang
rendah. Tingkat pendidikan yang rendah bisa membuat seseorang kurang memiliki keterampilan,
wawasan, serta pengetahuan yang memadai untuk kehidupannya.
Jika dilihat lebih jauh lagi, dalam dunia kerja atau dunia usaha, pendidikan adalah modal
untuk bersaing jika ingin mendapatkan kesejahteraan nantinya. Maka tidak heran, jika banyak
pengangguran yang dikarenakan faktor penyebab kemisikinan yaitu tingkat pendidikan rendah.
2. Kualitas Kesehatan Rendah
Faktor penyebab kemiskinan bisa dikarenakan kualitas kesehatan suatu negara yang buruk.
Pasalnya, akses layanan kesehatan yang sulit dan mahal bisa jadi masalah utama bagi masyarakat
ekonomi rendah.
3. Sumber Daya Alam Tidak Ada
Faktor penyebab kemiskinan ini banyak terjadi di tiap negara, terutama negara berkembang
serta negara dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Saat sumber daya alam tidak ada atau tidak
dapat diolah, maka hal ini bisa jadi salah satu faktor penyebab kemiskinan.
4. Masih Terbatasnya Lapangan Pekerjaan Keterbatasan lapangan pekerjaan akan
membawa konsekuensi penyebab kemiskinan pada masyarakat. Bisa saja seseorang menciptakan
lapangan kerja baru, tetapi kemungkinannya akan sangat kecil untuk masyarakat miskin karena
keterbatasan keterampilan maupun modal. Banyaknya pengangguran di suatu negara bisa juga
menjadi patokan kemiskinan di suatu negara. Semakin besar jumlah pengangguran maka
semakin bertambah pula penyebab kemiskinan di negara tersebut. Hal ini juga bisa disebabkan
oleh ketidakstabilan ekonomi dan ketidakpastian arah politik dan kebijakan negara tersebut.
C. Kemiskinan Di Dunia
Kemiskinan adalah salah satu dari sekian banyak permasalahan yang menghantui negara-
negara di dunia.Realitas ini didasari atas situasi umum yang ada di negara-negara
tersebut.Meraka terus berkutat dengan masalah penganguran,rendahnya tingkat
Pendidikan,ketimpangan kesejahteraan dan rendahnya tingkat pendapatan.Konsentrasi
masyarakat miskin yang berada dinegara-negara dunia ketiga (Afrika,Asia dan Amerika Latin)
senantiasa menjadi perhatian masyarakat dunia.
Di ketiga benua tersebut kemiskinan menjadi semacam lingkaran setan yang sulit dicari
penyelesaiannya.Tanpa menutup kenyataan bahwa di negara-negara maju juga terdapat
konsentrasi masyarakat miskin,kemiskinan didunia ketiga telah berkembang sedemikian
kompleks sehingga menuntut pemecahan yang komprehensif.Terlepas dari usaha negara-negara
maju untuk membantu penyelesaian masalah kemiskinan di dunia ketiga,disengaja atau tidak
ekspansi ekonomi-politik negara maju memiliki kontribusi dalam proses terjadinya kemiskinan
itu sendiri,atau dapat dikatakan terjadi proses kemiskinan global yang menyebabkan semakin
memburuknya kondisi masyarakat miskin dinegara-negara dunia ketiga.Ada beberapa sebab
terjadinya kemiskinan dinegara yang sedang berkembang,salah satunya adalah faktor
ketidakberuntungan.Ada 5 ketidakberuntungan yang melingkari kehidupan orang atau keluarga
miskin ialah:
Kemiskinan (poverty)
Fisik yang lemah (physical weakness)
Kerentaaan (vulnerability)
Keterisolasian (isolatioan)
Ketidakberdayaan (powerlessness)
D. Kemiskinan di Indonesia
Secara persentase, tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 10,14% pada Maret 2021, turun
0,05% poin dibandingkan pada September 2020. Namun, angkanya naik 0,36% poin dari Maret
2020. Sejumlah faktor melatarbelakangi perubahan angka kemiskinan pada September 2020
hingga Maret 2021.
Mengacu hal tersebut, lanjut Muhammad, ada enam indikator untuk mengukur kemiskinan
yang terjadi yakni kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pangan, air minum dan perumahan. Selain
itu, lanjutnya, jika memasukan sejumlah indikator tersebut, terdapat 51,8 persen penduduk
Indonesia masuk dalam kategoris hidup tidak layak.
Pemerintah China telah membuat rencana matang yang mampu mengubah nasib rakyatnya.
Upaya memberantas kemiskinan telah dilakukan sejak lama dan sukses. Sepanjang jalan menuju
'nol' kemiskinan itu, mereka mengalami lika-liku penuh onak duri, rela berproses dalam luka
derita. Dalam komunike yang diumumkan Sidang Komite Sentral Ke-18 Partai Komunis China
(PKC), ada 5 gagasan sebagai skema umum pembangunan ekonomi yang sangat penting guna
mewujudkan target perjuangan abad pertama, yaitu pembangunan masyarakat sejahtera di tahun
2020. Pengentasan kemiskinan adalah program prioritas.Program ini merupakan salah satu misi
terpenting PKC. Selama 8 tahun, Presiden Xi Jinping tidak kurang dari 50 kali mengadakan
inspeksi dan penelitian tentang masalah kemiskinan ke 14 daerah tertinggal. Penanggung jawab
utama PKC di lebih dari 20 provinsi menandatangani surat tanggung jawab untuk pengentasan
kemiskinan dengan pemerintah pusat.Dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-75 lalu, ia optimis
dapat mewujudkan kesejahteraan sosial secara menyeluruh sesuai target, bahkan 10 tahun lebih
cepat dari yang ditargetkan PBB yaitu pada 2030.
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah geografi social yang diampu oleh :
Rery Novio,S.Pd,M.Pd
4. Lakukan refleksi terkait proses dan pola aktivitas harian dan bulanan yang Ananda lakukan.
Keterangan
Proyek 2
3. Pandemi, Istilah yang berarti bahwa pengakit sudah menyebar ke seluruh dunia dan sulit
untuk dikendalikan
4. ODP, Orang Dalam Pemantauan
14. Swab test, Suatu pemeriksaan medis untuk mengetahui virus corona dalam tubuh dengan
mengambil sambel lendir pada saluran pernapasan
15. Isolasi, Suatu tindakan yang memisahkan orang yang belum terjangkit virus Covid-19
dengan pasien yang positif Covid-19
Proyek 3
Melakukan Mini Riset
1. Nama : Doni
TTL : Padang / 27 Oktober 1993
Suku : Koto
c. Apa bentuk dukungan keluarga terhadap anak atau anggota keluarga yang
belajar rumah/daring?
Jawaban : Kalau untuk protocol Kesehatan di masa sekarang, 50% daring dan 50%
luring, karena akibat dari media social yang berdampak buruk terhadap anak-anak.
d. Apakah ada anggota keluarga yang terpapar COVID-19 selama ini? Jika ada,
apakah ada bantuan dan simpati dari tetangga dan keluarga? Jika ada seperti
apa?
Jawaban : Alhamdulillah tidak, karena memtingkan penggunakan prokes jika berada
di luar
2. Nama : Warni
3. Apa bentuk dukungan keluarga terhadap anak atau anggota keluarga yang
belajar rumah/daring?
Jawaban : Setuju dalam melakukan sekolah luring karena anak-anak akan lebih
mudah mengerti jika belajar dengan tatap muka dan jika di rumah anak-anak lebih
sering untuk bermain-main dari pada belajar dan proses pembelajaran lebih menjadi
tanggung jawab orang tua terkadang orangtua sibuk dalam bekerja dari pada
membantu anaknya belajar, sehingga orang tua menjadi terbebani dan orang tua dan
anak-anak tidak terlalu mengerti dalam memahami materi pembelajaran.
4. Apakah ada anggota keluarga yang terpapar COVID-19 selama ini? Jika ada,
apakah ada bantuan dan simpati dari tetangga dan keluarga? Jika ada seperti
apa?
Jawaban : Alhamdulillah tidak ada, karena telah mentaati jalannya prokes
3. Nama : Delvi
Suku : Koto
TTL : Bukittinggi / 15 Oktober 1983
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
3. Apa bentuk dukungan keluarga terhadap anak atau anggota keluarga yang
belajar rumah/daring?
Jawaban : Pembelajaran secara online tidak terlalu efektif dan lebih setuju pada
pembelajaran tatap muka karena anak-anak lebih focus dalam bermain hp dari pada
mengikuti pembelajaran
4. Apakah ada anggota keluarga yang terpapar COVID-19 selama ini? Jika ada,
apakah ada bantuan dan simpati dari tetangga dan keluarga? Jika ada seperti
apa?
Jawaban : Alhamdulillah secara diperiksa tidak ada tetapi semua anggota keluarga
belum melakukan vaksin karena itu kami sekeluarga lebih berhati-hati agar tidak
terpapar covid-19
Suku : Chaniago
TTL : Batu Banyak / 9 Juli 1967
Pekerjaan : Pedagang
3. Apa bentuk dukungan keluarga terhadap anak atau anggota keluarga yang
belajar rumah/daring?
Jawaban : Dalam segi Kesehatan pada masa pandemic ini bagi saya lebih setuju
untuk di rumah dan dalam segi efektifnya materi pembelajarannya kurang dapat
dipahami
4. Apakah ada anggota keluarga yang terpapar COVID-19 selama ini? Jika ada,
apakah ada bantuan dan simpati dari tetangga dan keluarga? Jika ada seperti
apa?
Jawaban : Alhamdulillah, belum ada sampai saat sekarang ini
Suku : Melayu
TTL : Jakarta / 15 Juni 1970
3. Apa bentuk dukungan keluarga terhadap anak atau anggota keluarga yang
belajar rumah/daring?
Jawaban : Tidak setuju dalam pembelajaran daring karena di rumah orangtua lebih
menjadi pengajar bagi anak-anaknya tetapi orangtua lebih sibuk dengan pekerjaannya
sampai tidak ada waktu untuk mendampingi anak-anak
4. Apakah ada anggota keluarga yang terpapar COVID-19 selama ini? Jika ada,
apakah ada bantuan dan simpati dari tetangga dan keluarga? Jika ada seperti
apa?
Jawaban : Untuk saat sekarang ini belum ada, dan semoga untuk kedepannya hal
demikian tidak terjadi
3. Apa bentuk dukungan keluarga terhadap anak atau anggota keluarga yang
belajar rumah/daring?
Jawaban : Kebetulan saya belum mempunyai anak, tetapi dilihat dari adik saya yang
semenjak pandemic ini hanya berfokus dalam bermain Bersama teman-temannya dan
kurang bersemangat dan memamhami pembelajaran yang diberikan guru di sekolah.
4. Apakah ada anggota keluarga yang terpapar COVID-19 selama ini? Jika ada,
apakah ada bantuan dan simpati dari tetangga dan keluarga? Jika ada seperti
apa?
Jawaban : Sejauh ini belum ada sampai sekarang