Anda di halaman 1dari 8

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 339 - 346

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN


DI SULAWESI UTARA

Jusak Salayang
Olly Esry Harryani Laoh
Gene H. M. Kapantow

ABSTRACT
This study aims to analyze the factors that influence poverty levels in North Sulawesi. This research
was conducted for three months from February to April 2018. The data used were secondary data
obtained from the Central Bureau of Statistics, North Sulawesi Province and also from local bookstores,
the internet through Google Scholar, to access scientific journal articles and thesis from other
universities related to factors that influence poverty levels. Data collected in this study using data from
January 2005 to December 2016 and presented in table form are then described and analyzed using
multiple linear regression analysis. The results of the study show that the unemployment variable is a
factor that significantly influences the level of poverty in North Sulawesi Province. While the level of
education, the growth of Gross Regional Domestic Product (GRDP) and inflation did not significantly
influence the level of poverty.*ghmk+eprm*

Keywords: poverty, education, unemployment, Gross Regional Domestic Product (GRDP), inflation,
multiple linear regression analysis, North Sulawesi

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan
di Sulawesi Utara. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Februari sampai dengan bulan
April 2018. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik,
Provinsi Sulawesi Utara dan juga dari toko buku lokal, internet melalui google cendekia, untuk
mengakses artikel jurnal ilmiah dan skripsi dari perguruan tinggi lain yang berkaitan dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat kemiskinan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan data
dari Januari 2005 sampai dengan Desember 2016 dan disajikan dalam bentuk tabel kemudian
dideskripsikan dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel pengangguran merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan
terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara. Sedangkan tingkat Pendidikan, pertumbuhan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kemiskinan. *ghmk+eprm*

Kata Kunci : kemiskinan, pendidikan, pengangguran, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), inflasi, analisis regresi linear berganda, Sulawesi Utara

PENDAHULUAN Pada alinea ke empat Pembukaan


Undang-Undang Dasar 1945 tercantum tujuan
Latar Belakang pembangunan nasional dari negara Indonesia,
Indonesia kini terdapat berbagai yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum.
permasalahan yang menyangkut mengenai Dengan meningkatkan kinerja perekonomian
kehidupan bermasyarakat, antara lain masalah agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan
kemiskinan,pengangguran, lingkungan hidup dan menata kehidupan yang layak bagi
dan lain-lain. Permasalahan tersebut timbul seluruh rakyat Indonesia. Sehingga sasarannya
akibat terjadinya ketidak merataan hasil adalah menurunkan tingkat kemiskinan yang
pendapatannya. ada.

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 339
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Sulawesi Utara............(Jusak Salayang, Esry Laoh, Gene Kapantow)

Kemiskinan muncul ketika seseorang atau Sulawesi Utara merupakan salah satu
sekelompok orang tidak mampu mencukupi provinsi di Indonesia yang tak pernah lepas dari
tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap masalah kemiskinan. Hal ini dikarenakan
sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup hampir semua kabupaten kota yang ada di
tertentu. Kemiskinan lahir bersamaan dengan provinsi ini memiliki penduduk miskin. Berikut
keterbatasan sebagian manusia dalam ini tabel jumlah penduduk miskin dan persentase
mencukupi kebutuhannya. Kemiskinan telah yang ada di Sulawesi Utara.
ada sejak lama pada hampir semua peradaban
manusia. Kemiskinan merupakan masalah yang Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin dan Persentasenya
di Sulawesi Utara
paling kompleks yang terjadi hampir semua No Tahun Jumlah Penduduk Miskin Persentase (%)
negara di dunia. Kemiskinan juga merupakan (ribu / jiwa)
1. 2012 177,40 7,63
masalah multidimesional. Artinya, bukan hanya 2. 2013 201,10 8,50
menyangkut masalah ekonomi tetapi juga sudah 3. 2014 197,56 8,26
4.. 2015 208,54 8,64
menyangkut ke masalah sosial, budaya dan 5. 2016 202,82 8,34
politik. Sumber : BPS Propinsi Sulawesi Utara
Berbagai kondisi yang mendiskripsikan
masyarakat miskin seperti masih banyak anak- Tabel 1, menunjukkan bahwa persentase
anak menderita kekurangan gizi, tingkat penduduk miskin di Propinsi Sulawesi Utara
kesehatan yang buruk, tingkat buta huruf yang periode tahun 2005– 2016 mengalami fluktuasi.
tinggaldi lingkungan yang buruk dan masi Pada tahun 2016, mengalami penurunan untuk
kurangnya akses infrastruktur maupun jumlah penduduk miskin dibandingkan deng nan
pelayanan publik. Daerah kantong-kantong tahun sebelumnya menjadi 8,3%. Secara bertahap
kemiskinan tersebut menyebar di seluruh pemerintah Provinsi Sulawei Utara sudah
wilayah indonesia dari dusun-dusun di dataran melakukan upaya-upaya untuk mengurangi
jumlah pendudukmiskin. Pelaksanaan program-
tinggi, masyarakat tepian hutan, desa-desa kecil
program pro-rakyat dan memberikan fasilitas
yang miskin, masyarakat nelayan ataupun
yang memadai agar mampu memenuhi dan
daerah-daerah kumu di perkotaan. Dan sebagian mengakses berbagai pelayanan kebutuhan
besar pendapat manusia mengenai kemiskinan masyarakat. Sehingga penulis tertarik untuk
pada intinya mereka berpendapat bahwa meneliti tentang faktor-faktor yang
kemiskinan mengambarkan sisi negatif. mempengaruhi tingkat kemiskinan di Sulawesi
Sehingga permasalahan yang paling besar Utara.
yang selalu terjadi di Sulawesi Utara adalah
permaslahan kemiskinan di mana dengan Rumusan Masalah
adanya kemiskinan menyebabkan ekonomi Berdasarkan uraian latar belakang
masyarakat menurun dan pendapattan permasalahan di atas, dapat diketahui bahwa di
masyarakat juga menurun, berbicara kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara, angka kemiskinan setiap
di Sulawesi Utara, biasanya ada yang Tahun nya memiliki perubahan – perubahan, itu
menyebabkan terjadinya kemiskinan atau ada berarti setiap tahun nya pemerintah sudah dapat
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat berupaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan di
kemiskinan di Indonesia faktor- faktor tersebut Sulawesi Utara tetapi kembali naik lagi tingkat
adalah : kemiskinan pada tahun 2016. Angka kemiskianan
1. Kurangnya penguasaan teknologi yang tinggi ini mengakibatkan semakin banyak
2. Pendidikan nya tingkat kemiskinan di Sulawesi Utara.
3. Investasi Besarnya Tingkat kemiskinan dipengaruhi
4. Pengangguran oleh berbagai hal antara lain adalah Tingkat
5. Upah minimum Pendidikan, pengangguran, pertumbuhan PDRB
6. Pertumbuhan ekonomi dan Inflasi. Oleh karena itu, diperlukan analisis
7. Demokrasi mengenai tingkat kemiskinan di Provinsi Sulawesi
8. Inflasi Utara yakni untuk mengetahui faktor – fakror
9. Penganguran terbuka yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di
10. Pendapatan Provinsi Sulawesi Utara.

340
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 339 - 346

Atas dasar permasalahan tersebut maka Konsep Operasional Variabel Penelitian


maka pertanyaan penelitian yang akan dipecahkan Dalam penelitian ini digunakan dua jenis
dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh variabel, yaitu variabel dependen (terikat) dan
faktor tingkat Pendidikan, tingkat penganggura, variable independen (bebas)
pertumbuhan PDRB dan inflasi terhadap tingkat 1. Tingkat Kemiskinan (%)
kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara? 2. Pendidikan di ukur dengan lamanya
bersekolah (Tahun)
Tujuan Penelitian 3. Tingkat Pengangguran (%)
Tujuan dari penelitian adalah untuk 4. Tingkat Pertumbuhan PDRB atau Laju
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan PDRB (%)
tingkat kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara. 5. Tingkat Inflasi (%)
Manfaat Penelitian Variabel Terikat (Dependent Variable)
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
Variabel terikat yang di gunakan dalam
berikut :
penelitian ini adalah tingkat kemiskinan, yaitu
Bagi Masyarakat adalah dengan adanya
jumlah penduduk miskin, yang ada di Sulawesi
penulisan ini dapat membantu masyarakat untuk
lebih mengetahui faktor – faktor apa saja yang Utara.
mempengaruhi kemiskinan di Sulawesi Utara, dan
masyarakat juga dapat mengantisipasi faktor – Variabel Bebas (Independent Variable)
faktor yang membuat terjadi nya kemiskinan Dalam penelitian ini yang menjadi
sehingga dapat membantu generasi yang akan variabel bebas adalah:
datang. a. Lamanya bersekolah (X1)
Bagi Pemerintahadalah di mana dengan Pendidikan merupakan jumlah penduduk
adanya penulisan ini dapat memberikan motivasi yang menempuh pendidikan. Sebagai indikator
baru bagi para pemerintah untuk lebih mengetahui pendidikan digunakan lama sekolah). Umur
bagai mana cara menangulangi tingkat penduduk berusia 15 sampai 25 tahun. Adapun
kemiskinan di Selawesi Utara, sehingga dapat satuan dari variabel pendidikan ini adalah
menguranggi tingkat kemiskinan di Sulawesi Tahun.
Utara. b. Pengangguran (X2)
Pengangguran merupakan jumlah
menganggur atau tingkat pengangguran, yang
METODE PENELITIAN termasuk angkatan kerja namun tidak
melakukan pekerjaan atau sedang mencari
Waktu dan Tempat Penelitian kerja. Variabel jumlah pengangguran yang
Penelitian ini dilaksanakan KUR PT. Bank digunakan adalah jumlah pengangguran
Mandiri (Persero) Tbk KC Manado Dotulolong terbuka yang terjadi di Provinsi Sulawesi Utara
Lasut (nasabah). Selama empat bulan dari bulan dengan Tingkat pengangguran.
September sampai dengan Desember 2016 yang c. Pertumbuhan PDRB (X3)
dimulai dari persiapan sampai penyusunan Tingkat pertumbuhan PDRB
laporan penelitian. merupakan gambaran pertumbuhan ekonomi
suatu wilayah/region tertentu. PDRB
Metode Pengumpulan Data (Produk Domestik Regional Bruto)
Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan nilai tambah yang dihasilkan
adalah data sekunder dimana data sekunder adalah oleh semua unit usaha dalam suatu wilayah,
data yang diperoleh dari pihak lain (sudah atau merupakan semua nilai barang dan jasa
tersedia) yaitu data yang diperoleh dalam bentuk akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
jadi dan telah diolah oleh pihak lain, yang ekonomi dari suatu wilayah dalam jangka
biasanya dalam bentuk publikasi. Jenis data yang waktu satu tahun. Dalam penelitian ini
digunakan adalah time series (rutun waktu). digunakan laju pertumbuhan PDRB Provinsi
Sumber data yang di peroleh dari Badan Pusat Sulawesi Utara menggunakan perhitungan
Statistika (BPS) Provinsi Sulawesi Utara. yang digunakan oleh BPS.
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 341
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Sulawesi Utara............(Jusak Salayang, Esry Laoh, Gene Kapantow)

d. Inflasi (X4) b. Apabila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan


Inflasi merupakan kenaikan harga H1 di terima.
keseluruhan dan terjadi secara berkelanjutan
serta mempengaruhi harga barang dan jasa yang Uji t
lainnya (Boediono, 2001). Tingkat inflasi yang Uji t digunakan untuk menguji signifikasi
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat hubungan antara variabel X dan Y, apakah
inflasi Kota Manado dengan satuan persen. varibel X1, X2, X3,X4 benar-benar
berpengaruh terhadap variabel Y (tingkat
Metode Analisis Data
kemiskinan) secara terpisah atau parsial.
Hipotesis yang digunakan dalam
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis dimaksudkan untuk mengetahui pengujian ini adalah :
besarnya pengaruh tingkat kemiskinan di provinsi a. Ho : variabel-variabel bebas (tingkat
Sulawesi Utara dengan menggunakan Analisis pendidikan, timgkat pengangguran,
Regresi Linear Berganda. pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (tingkat
kemiskinan),
Di mana: b. H1 : Variabel-variabel bebas (tingkat
Y = Tingkat Kemiskinan Pendidikan, tingkat pengangguran,
X1 = Pendidikan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi
X2 = Pengangguran mempunyai pengaruh yang signifikan
X3 = Pertumbuhan Ekonomi terhadap variabel terikat (tingkat
X4 = Inflasi kemiskinan).
Dasar pengambilan keputusan dengan
Uji Asumsi Klasik mengunakan t tabel, yaitu :
Multikolinearitas a. Apabila t hitung > t tabel, maka H0 di tolak
Multikolinearitas adalah sebuah situasi yang dan H1 diterima.
menunjukan adanya korelasi atau hubungan kuat b. Apabila t hitung < t tabel,maka H0 diterima
antara dua variabel bebas atau lebih dalam sebuah dan H1 ditolak.
model regresi berganda. Dan jika tidak terjadi
korelasi maka dapat melanjutkan ke analisis
berikutnya. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien diterima (R2) digunakan untuk
Uji F mengetahui sejauh mana ketetapan atau
Menurut Ghozali dalam Hardiyati (2010) kecocokan garis regresi yang terbentuk dalam
mengatakan bahwa uji F digunakan untuk mewakili kelompok data hasil observasi.
mengetahui tingkata signifikansi pengaruh variabel- Koefisien determinasi mengambarkan bagian dari
variabel independen secara Bersama-sama variasi total yang dapat diterangkan oleh model.
(simultan) terhadap dependen. Dalam penelitian ini, Semakin besar nilai R2 (mendekati 1), maka
hipotesis yang digunakan adalah : ketetapannya dikatakansemakin baik (Setiawan
Ho : variabel-variabel bebas yaitu tingkat dan Kusrini 2010).
pendidikan, tingkat pengangguran, pertumbuhan
ekonomi dan tingkat inflasi tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan secara bersama-sama HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap variabel terikatnya yaitu kemiskinan.
H1 : variabel-variabel bebas yaitu tingkat Deskripsi Daerah Penelitian
pendidikan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi Desa Sea adalah salah satu desa dari 14 desa
dan tingkat inflasi mempunyai pengaruh yang yang bereada di wilayah Kecamatan Pineleng,
signifikan secara bersama-sama terhadap variabel Kabupaten Minahasa. Desa Sea terletak pada 1º
terikatnya yaitu kemiskinan. Dasar pengambilan 25’40.15”U dan 124º 48’03.18”T, dengan
keputusan adalah dengan mengunakan f tabel, yaitu ketinggian 284 DPL dan luas kemiringan lahan 316
a. Apabila F hitung < F tabel, maka H0 diterima Ha. Desa Sea memiliki suhu rata-rata 29-32 ºC dan
dan H1 di tolak. curah hujan 2000-3000 mm.

342
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 339 - 346

Provinsi Sulawesi Utara dengan Ibukota gunung yang ada tadi adalah beberapa yang
Manado terletak di ujung utara Pulau Sulawesi masi aktif seperti diantaranya, Gunung Soputan
dan merupakan Provinsi maju di Kawasan timur di Minahasa Selatan dengan ketingian mencapai
Indonesia yang juga berada di tepian pasifik 1.783 M, Gunung Ambang di Kabupaten
yang merupakan Kawasan yang cukup strategis. Bolaang Mangondow, serta Gunung Lokon di
Kedudukannya membujur dari timur ke barat Kota Tomohon. memiliki dataran tinggi yang
dengan daerah paling utara adalah kepulauan cukup luas, kesuburan tanah yang ada dan
Sangihe yang secara geografis terletak diantara keberadaan beberapa gunung api yang masih
00 ° 15` - 05 ° 34‘ lintang utara dan antara 123° aktif sehingga menjadikan Sulawesi Utara
07` - 127 ° 10` bujur timur, Provinsi Sulawesi sebagai salah satu penghasil komoditi pertanian
Utara memiliki luas total hanya mencapai 13 yang seharusnya dapat menjadi sector
,851.64 (km2) tergolong luas yang kecil unggulan.
dibandingkan dengan total luas pulau Sulawesi. Potensi pariwisata alam yang dimiliki
Secara administratif, Provinsi Sulawesi utara Provinsi Sulawesi Utara juga cukup besar dan
terdiri dari atas 11 kabupaten dan 4 kota, beragam diantaranya potensi pantai – pantai
administratif pemerintahan kabupaten dan kota yang ada di Kabupaten Minahasa Utara potensi
ini terdiri atas 167 kecamatan dan 1.951 alam kota Tomohon dan kabupaten minahasa
desa/kelurahan. Sebelum diberlakukannya yang meliputi : Danau Linau, Danau Tondano
Undang – undang Nomor 38 Tahun 2000 dan masih banyak lagi yang seharusnya dapat
tentang pemerintah daerah, Sulawesi Utara juga menarik wisatawan dari seluruh dunia bukan
terdiri atas Kabupaten Gorontalo. Namun, sejak hanya dari Kawasan tiongkok saja.
diberlakukanya otonomi daerah tahun 2001
kabupaten kabupaten Gorontalo tersebut Analisis Deskriptif
dihapus dan menjadi provinsi baru yaitu Penelitian ini menganalisis faktor –
Provinsi Gorontalo. faktor yang mempengaruhi kemiskinan di
Batas Provinsi Sulawesi Utara meliputi : Provinsi Sulawesi Utara. Data yang digunakan
1. Di sebelah utara dengan Laut Sulawesi, mengunakan data rentang waktu analisis mulai
Samudera Pasifik dan Republik Filipina tahun 2005 – 2016 mengunakan analisis
2. Di sebelah timur dengan Laut Maluku Regresi Linear Berganda yang bertujuan untuk
3. Di sebelah selatan dengan Teluk Tomini mengetahui pengaru dari beberapa variabel
4. Di sebelah barat dengan Provinsi Gorontalo independent (variabel bebas) terhadap variabel
Secara geografis Provinsi Sulawesi Utara dependen (variabel terikat). Alat pengolahan
memiliki daerah yang bervariasi, mulai dari data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dataran rendah sampai pegunungan dengan perangkat lunak (software) computer SPSS
dataran tingginya. Secara umum memiliki iklim version 21. Maka oleh karena itu perlu dilihat
tropis dengan suhu rata – rata sekitar 26,6 ° C bagaimana gambaran perkembangan secara
dan rata – rata curah hujan yang terjadi antara umum dari tingkat Pendidikan, pengangguran,
2000 – 2400 mm per tahun dengan rata – rata pertumbuhan PDRB, inflasi dan tingkat
jumlah hari hujan sepanjang tahun adalah 20 kemiskinan.
hari, dan bulan januari merupakan bulan paling
sering hujan yakni 28 hari hujan (BPS Sulawesi Tingkat Kemiskinan Sulawesi Utara
Utara, 2015). Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sulawesi Utara memiliki 41 menjadikan persoalan kemiskinan sebagai fokus
buah gunung dengan ketinggian berkisar 1.112 utama mereka untuk dituntaskan.
– 1.995 M diatas permukaan laut. Kondisi Penanggulangan kemiskinan dilaksanakan
geologi sebagian besar adalah wilayah vulkanik. dalam bentuk penyuluhan dan bimbingan sosial,
Semua vulkanik ini membentuk pegunungan pelayanan sosial, penyediaan akses kesempatan
(otogenisa) menghasilkan morfologi yang kerja dan berusaha, penyediaan akses pelayanan
berbukit – bukit dengan perbedaan relief kesehatan dasar, penyediaan akses pelayanan
topografi yang cukup besar. Dari jumlah pendidikan dasar, pelayanan akses pelayanan

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 343
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Sulawesi Utara............(Jusak Salayang, Esry Laoh, Gene Kapantow)

perumahan dan pemukiman dan/atau Tabel 3 menujukkan bahwa pendidikan


penyediaan akses pelatihan, modal usaha dan dengan lamanya bersekolah setiap tahun selalu
pemasaran hasil usaha. Berikut ini adalah tabel mengalami perubahan-perubahan. Rata-rata
jumlah dan persentase penduduk miskin di lamanya bersekolah yang paling tinggi ada pada
Provinsi Sulawesi Utara. Dapat dilihat pada tahun 2012 sebesar 9,00 tahun sedangkan yang
Tabel 2. paling rendah pada tahun 2005 sebesar 8,8 tahun.

Tabel 2. Tingkat Kemiskinan Sulawesi Utara (%) Tingkat Pengangguran Sulawesi Utara
Tahun 2005 – 2016 Pengangguran adalah seorang yang
No Tahun Tingkat Kemiskinan
1 2005 9,34
digolongkan kedalam angkatan kerja dan mencari
2 2006 11,54 pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu secara
3 2007 11,42 aktif, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan
4 2008 9,8
5 2009 9,32 yang diinginkan. Pengangguran mempunyai
6 2010 9,59 hubungan dengan kemiskinan jika seorang
7 2011 8,46
8 2012 7,63 menganggur atu tidak bekerja maka seseoang atau
9 2013 8,5 sekelompok orang tidak dapat menghidupkan
10 2014 8,26
11 2015 8,65 dirinya sendiri atau keluarganya. Tingkat
12 2016 8,34 pengangguran dapat dilihat pada Tabel 4.
Sumber: BPS Sulawesi Utara

Tabel 4. Tingkat Pengangguran Sulawesi Utara (%)


Tabel 2 menunjukkan bahwa kemiskinan Tahun 2005-2016
Sulawesi Utara selama tahun 2005 – 2016 No Tahun Tingkat Pengangguran %
1 2005 14,05
berarti kemiskinan setiap tahun selalu 2 2006 14,62
mengalami perubahan-perubahan. Peningkatan 3 2007 13,35
4 2008 10,65
kemiskinan paling tinggi pada tahun 2006, yaitu 5 2009 10,65
11,54% sedangkan kemiskinan paling rendah 6 2010 9,61
7 2011 10,10
terjadi pada tahun 2012, sebesar 7,63%. 8 2012 7,98
9 2013 6,79
Pendidikan Lamanya Bersekolah (Tahun) 10 2014 7,54
11 2015 9,03
Pendidikan adalah untuk 12 2016 6,12
mengembangkan potensi peserta didik agar Sumber: BPS Sulawesi Utara

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa


kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq Tabel 4 menunjukkan bahwa
mulia, sehat berilmu, cakap, kratif, dan menjadi pengangguran Sulawesi Utara selama tahun
warga negara yang demokratis, serta 2005 – 2016 selalu mengalami penurunan yang
bertanggung jawab sehingga dapat dikatakan baik. Peningkatan pengangguran paling tinggi
Pendidikan sangat berperan dalam menangulangi tahun 2006, 14,05 % sedangkan pengangguran
terjadinya kemiskinan. Dengan tabel rata-rata paling rendah tahun 2016, sebesar 6,12%.
lamanya Bersekolah.
Tingkat Pertumbuhan PDRB
Tabel 3. Lamanya Bersekolah Sulawesi Utara (Tahun) Merupakan proses kenaikan kapasitas
Tahun 2005-20016
No Tahun Tingkat Pendidikan (Tahun) produksi dalam suatu perekonomian secra
1 2005 8,8 berkesinambungan menuju arah yang lebih baik
2 2006 8.80 yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
3 2007 8,80
4 2008 8,80 pendapatan daerah (Produk Domestik Regional
5 2009 8,82 Bruto) dalam jangka panjang. Sehingga
6 2010 8,89
7 berhubungan dengan ini pertumbuhan ekonomi
2011 8,92
8
2012 9,00 merupakan indikator untuk melihat
9
10
2013 8,79 keberhasilan pembangunan dan merupakan
11 2014 8,86 syarat bagi, pengurangan tingkat kemiskinan.
12 2015 8,88
2016 8,96 Jumblah PDRB dengan harga konstan dapat
Sumber: BPS Sulawesi Utara dilihat pada Tabel 5.

344
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 339 - 346

Tabel 5. Tingkat PDRB Dengan Harga Konstan Analisis dan Pembahasan


Provinsi Sulawesi Utara (%) Tahun
2005 - 2016
No Tahun Pertumbuhan PDRB % Hasil Uji Asumsi Klasik
1 2005 5,35 Multikolinearitas
2 2006 5,72 Untuk mengetahui ada tidaknya
3 2007 6,47
4 2008 10,86 multikolinearitas dalam penelitian ini
5 2009 7,85 menggunakan nilai variance inflation factor
6 2010 7,16
7 2011 7,39
(VIF). Berdasarkan hasil analisis menggunaka
8 2012 6,86 SPSS menunjukan Tabel 7 dapat menunjukan
9 2013 6,38 bahwa tidak terdapat multikolinearitas ganda,
10 2014 6,31
11 2015 6,12 antara variabel bebas yang diteliti (VIF < 10).
12 2016 6,17
Sumber: BPS Sulawesi Utara Hasil Analisis Regresi
Untuk menguji dari penelitian ini
Tabel 5 menunjukkan bahwa PDRB dengan digunakan analisis Regresi linear berganda,
harga konstan tahun 2005-2016 setidaknya sehingga dapat mengetahui pengaruh Pendidikan,
mengalami kenaikan dari pada tahun sebelum nya. Pengangguran, PDRB, Inflasi terhadap
Peningkatan PDRB yang paling tinggi tahun Kemiskinan. Berikut hasil perhitungan regresi
2008, 10,86% sedangkan PDRB paling rendah linear berganda dengan mengunakan SPSS..
tahun 2005 sebesar 5,35%. Y= X1 + X2 + X3 + X4

Tingkat Inflasi
Pengertian inflasi secara umum dapat Setelah dilakukan pengujian pada Hasil
diartikan sebagai kenaikan harga-harga umum analisi Regresi ini, sehingga dapat dilihat atau
secara terus-menerus dalam suatu periode tertentu diketahui faktor yang paling berpengaruh terhadap
sehingga inflasi adalah suatu proses meningkatnya kemiskinan adalah pengangguran atau X2 (Jika
harga-harga secara umum yang berkaitan dengan pengangguran naik maka tingkat kemiskinan naik
mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh juga) maka dalam hal dapat dijelaskan bahwa
berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat secara parsial variabel pengangguran berpengaruh
yang meningkat, sampai termasuk juga akibat terhadap tingkat kemiskinan.
adanya ketidak lancaran distribusi barang. Jumlah
inflasi Kota Manado dapat dilihat pada Tabel 6. Hasil Uji Statistik
a. Uji F-Statistik
Tabel 6. Tingkat Inflasi Sulawesi Utara (%) Tahun Dalam konteks penelitian ini, pengujian secara
2005 – 2016
No Tahun Tingkat Inflasi % serentak ini ingin melihat apakah variabel
1 2005 18,73 pendidikan (lamanya bersekolah), tingkat
2 2006 5,09 pengangguran, pertumbuhan PDRB, dan
3 2007 10,13 tingkat inflasi berpengaruh terhadap tingkat
4 2008 9,71
5 2009 2,31
kemiskinan. nilai sig = 0,004 < 0,05, sehingga
6 2010 6,28 Ho ditolak, yang berarti variabel-variabel
7 2011 0,67 independent secara Bersama-sama
8 2012 6,04 berpengaruh signifikan terhadap variabel
9 2013 8.12
10 2014 9,67 dependen.
11 2015 5,54 b. Uji t (Uji Parsial)
12 2016 0,35 Untuk mengetahui pengaruh parsial masing-
Sumber: BPS Sulawesi Utara masing variabel bebas terhadap variabel terikat
maka digunakan Uji t. Variabel yang
Tabel 6 menunjukkan bahwa inflasi Kota digunakan adalah Pendidika, Pengangguran,
Manado setiap tahun selalu mengalami PDRB, dan Inflasi yang diukur dalam satuan
perubahan-perubahan. selama tahun 2005 – 2016. persen serta penduduk miskin yang diukur
Peningkatan Inflasi yang paling tinggi tahun 2005, dengan dalam satuan jiwa. Hasil pengujian
18,73% sedangkan Inflasi paling rendah tahun dengan menggunkan SPSS di peroleh hasil
2016 sebesar 0,35%. pengujian secara parsial.
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 345
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Sulawesi Utara............(Jusak Salayang, Esry Laoh, Gene Kapantow)

1. Pengaruh Pendidikan Terhadap Jumlah KESIMPULAN DAN SARAN


Penduduk Miskin.
Pengujian terhadap pengaruh Kesimpulan
pendidikan terhadap tingkat kemiskinan.
Diketahui nilai sig. 0,174 > 0,05 maka Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan data yang telah dilakukan maka dapat
menolak Ha artinya tingkat pendidikan disimpulkan, dari keempat faktor yakni tingkat
tidak berpengaruh terhadap tingkat Pendidikan, pengangguran, pertumbuhan PDRB,
kemiskinan dengan persentase sebesar dan inflasi, faktor yang berpengaruh nyata
82,6% terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sulawesi
2. Pengaruh Jumlah Pengangguran Terhadap Utara adalah tingkat pengangguran, sedangkan
Kemiskinan. tingkat pendidikan, pertumbuhan PDRB, dan
Pengujian terhadap pengaruh inflasi tidak berpengaruh nyata.
pengangguran terhadap tingkat kemiskinan.
Diketahui nilai sig. 0,003 < 0,05 maka maka Saran
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
menerima Ha artinya tingkat pengangguran Berdasarakan hasil penelitian yang
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan dilakukan, maka dapat dikemukakan masukan
dengan persentase 99, 97%. sebagai berikut:
3. Pengaruh PDRB Dengan Harga Konstan
1. Faktor tingkat pengangguran memiliki
Terhadap Kemiskinan
pengaruh terhadap tingkat
Pengujian terhadap pengaruh PDRB
terhadap tingkat kemiskinan. Diketahui nilai Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara,
sig. 0,621 > 0,05 maka dapat disimpulkan yakni memiliki hubungan negatif dan
bahwa Ho diterima dan menolak Ha artinya signifikan. Dengan adanya hubungan
tingkat pertumbuhan PDRB tidak peningkatan pengangguran terhadap
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan kenaikan tingkat kemiskinan, tentunya kita
dengan persentase sebesar 37,9% harus menitikberatkan kepada pemerintah
4. Pengaruh Inflasi Terhadap Kemiskinan daerah yang diharapkan dapat lebih banyak
Pengujian terhadap pengaruh Inflasi membukan lapangan pekerjaan bagi
terhadap tingkat kemiskinan. Diketahui masyarakat yang ada di Sulawesi Utara agar
nilai sig. 0,743 > 0,05 maka dapat supaya dapat menguranggi tingkat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan kemiskinan.
menolak Ha artinya tingkat inflasi tidak 2. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar
berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan menambah lebih banyak variabel – variabel
dengan persentase sebesar 25,7%. lain yang diduga berpengaruh terhadap
Menurut uji serentak Uji F bahwa tingkat kemiskinan.
terdapat ada signifikan setelah di uji parsial.
Uji t yang hanya sifnifikan adalah
pengangguran sedangkan yang lain tidak DAFTAR PUSTAKA
signifikan, tetapi secara pengolahan dapat
dilihat pendidikan, pertumbuhan PDRB dan Hardiyati, R. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas
inflasi menunjukkan negatif.
Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
c. Koefisien Determinasi (R2)
Menggunakan Jasa Penginapan (Villa)
Koefisien determinasi (R2) digunkan
Agrowisata Kebut The Pangilaran. Skripsi
untuk mengukur kebaikan sesuai model dapat
fakultas ekonomi universitas Diponegoro.
menerangkan variasi variabel terikat nilai R2
Semarang.
dapat di lihat pada tabel berikut. Dari lampiran
dapat dilihat bahwa koefisisen determinasi (R
Setiawan dan Dwi E. K. 2010. Ekonometrika.
Square) sebesar 0,864. Hal ini berarti 86,4%
CV . ANDI OFFSET. Yogyakarta.
variasi tingkat kemiskinan dapat dijelaskan
oleh empat variabel independen, sedangkan
sisanya sebesar 18,4% dijelaskan oleh faktor-
faktor yang lain di luar model.

346

Anda mungkin juga menyukai