Anda di halaman 1dari 2

Melihat Kesenjangan Sosial dari Perspektif Sila Kelima Pancasila, “Keadilan

Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”

Sebagai salah satu negara dengan wilayah terluas di dunia, tentu bukanlah hal
yang mengherankan jika penduduk Indonesia tersebar di berbagai wilayah. Meskipun
sebagian besar populasi Indonesia berada di Pulau Jawa, namun masih cukup banyak
juga masyarakat Indonesia yang tinggal di pulau-pulau lainnya, seperti Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Papua, serta pulau lainnya yang berukuran lebih kecil. Seiring
dengan posisinya sebagai wilayah terpadat di Indonesia, pulau Jawa juga menjadi
wilayah dengan perkembangan yang paling pesat di Indonesia. Hal ini sejalan dengan
data yang dikeluarkan oleh BPS pada tahun 2020 yang menunjukkan bahwa pulau Jawa
merupakan kontributor utama dalam perkembangan perekonomian di Indonesia, dengan
kontribusi ekonomi sebesar 58.75%.
Ketimpangan perkembangan ekonomi antara Pulau Jawa dengan wilayah
lainnya menunjukkan kurang maksimalnya upaya pemerintah untuk mewujudkan
desentralisasi dan pemerataan ekonomi. Diawali dengan tidak meratanya perkembangan
ekonomi, masalah ini akan berkembang menjadi masalah sosial, seperti meningkatnya
angka kemiskinan yang akan meningkatkan kesenjangan sosial di masyarakat. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2014), dinyatakan bahwa salah satu bentuk
kesenjangan sosial lain yang cukup menonjol adalah kesenjangan struktural di mana
terdapat kelompok yang memperoleh sesuatu dalam jumlah yang banyak dan ada yang
hanya bisa mendapatkan sesuatu dalam jumlah yang sedikit. Fenomena ini kemudian
akan menginisiasi timbulnya jurang yang semakin lebar antara pihak yang sudah
berkecukupan dengan pihak-pihak yang masih kekurangan. Contoh nyata kesenjangan
sosial yang terjadi di Indonesia adalah fenomena kesenjangan yang terjadi di Papua.
Wujud ketidakadilan terlihat jelas dalam aspek pembangunan, di mana pemanfaatan
sumber daya alam di Papua tidak dapat dirasakan secara langsung manfaatnya oleh
rakyat Papua. Permasalahan ini kemuduian menjadi akar dari munculnya konflik lain
seperti potensi separatisme.
Dari contoh kasus di atas, dapat kita lihat bahwa masalah ketidakadilan
merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Fenomena
ini juga menjadi bukti bahwa bangsa kita belum bisa mengamalkan sila kelima
Pancasila; yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, secara penuh. Padahal,
sila keadilan sosial memiliki makna bahwa setiap warga negara Indonesia berhak untuk
mendapatkan perlakuan yang adil dalam bidang hukum, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan (Irawan & Sulistyo, 2022). Kesenjangan sosial ini bisa disebabkan oleh
beberapa hal, seperti kondisi demografis, tidak meratanya persebaran lapangan kerja,
ataupun rendahnya kualitas sumber daya manusia yang tersedia dalam wilayah tertentu.
Meminimalisir atau bahkan menghilangkan kesenjangan sosial bukan hanya
tugas pemerintah, namun dukungan dari kita sebagai masyarakat Indonesia juga pasti
berarti. Beberapa upaya pemerintah yang dapat kita dukung adalah pemerataan
distribusi pendapatan negara dan program bantuan; pembukaan kesempatan kerja;
maupun upaya untuk memaksimalkan potensi wilayah agar bermanfaat bagi penduduk
sekitarnya. Harapannya, sinergi antara masyarakat dengan pemerintah akan
menciptakan hasil yang positif untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Daftar Pustaka
Irawan AD, dan Sulistyo AQP. 2022. Pengaruh pandemi dalam menciptakan
ketimpangan sosial ekonomi antara pejabat negara dan masyarakat. Jurnal
Citizenship Virtues 2(1): 251-262
Siregar, C. 2014. Pancasila, keadilan sosial, dan persatuan Indonesia. Humaniora 5(1):
107-112

Anda mungkin juga menyukai