Anda di halaman 1dari 8

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN

RAKYAT

A. LATAR BELAKANG

Pengertian pemerintah adalah sistem untuk menjalankan wewenang dan kekuasaan


dalam mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya.
Pengertian pemerintah yang lain adalah sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul
tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan. Pemerintah juga bisa diartikan sebagai
penguasa suatu negara atau badan tertinggi yang memerintah suatu negara. Istilah pemerintah
mungkin pernah kita dengar dalam kaitannya dengan kolonial yang membentuk kata pemerintah
kolonial. Pengertian pemerintah kolonial sendiri adalah pemerintah yang dibangun di bawah
inspirasi filsafat merkantilisme yang tercermin dalam pemerintahan wilayah yang di duduki.

Pengertian Negera Kesatuan Republik Indonesia - Keberadaan Negara Kesatuan


Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, karena melalui peristiwa proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil
mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu
telah ada negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apabila ditnjau dari sudut
hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Agustus
1945 belum sempurna sebagai negara, mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia
baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya
tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya negara yaitu berupa
pemerintah yang berdaulat dengan

mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk
negara. Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuan negara.

Para pendiri bangsa (the founding fathers) sepakat memilih bentuk negara kesatuan
karena bentuk negara kesatuan itu dipandang paling cocok bagi bangsa Indonesia yang memiliki
berbagai keanekaragaman, untuk mewujudkan paham negara integralistik (persatuan) yaitu
negara hendak mengatasi segala paham individu atau golongan dan negara mengutamakan

1
kepentingan umum. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang dibentuk
berdasarkan semangat kebangsaan (nasionlisme) oleh bangsa Indonesia yang bertujuan
melindungi segenap bangsa dan seluruh tampah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sehingga timbulah pertanyaan:

1. Apakah tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk mencapai kesejahteraan rakyat
dalam bidang ekonomi?
2. Apakah tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk mencapai kesejahteraan rakyat
dalam bidang pendidikan?

PEMBAHASAN

1. Tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk mencapai Kesejahteraan rakyat


yang mencakup bidang ekonomi

Negara Indonesia menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur, adil,
dan sentosa. Tujuan bangsa ini bisa dibilang kurang mendapat perhatian dari pemerintah sendiri.
Memang pemerintah banyak membuat kebijakan yang memudahkan masyarakat Indonesia
seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi-subsidi
bagi rakyat yang miskin, raskin (beras miskin), dan kebijakan lainnya yang bertujuan untuk
mencapai kesejahteraan bersama. Setiap negara pasti menginginkan rakyatnya sejahtera. Namun,
kesejahteraan yang dapat kita lihat di Indonesia sekarang ini hanya dinikmati oleh sebagian
masyarakat saja. Masih banyak masyarakat-masyarakat yang luput dari perhatian pemerintah.
Itulah sebabnya kesejahteraan di Indonesia belum dapat dikatakan adil merata. Disini tugas
pemerintah seharusnya mewujudkan tujuan tersebut dimana pemerintah berperan penting dalam
hal memudahkan masyaratnya dengan kebijakan – kebijakan yang ada. Untuk menilai kebaikan
seorang aparat pemerintah harus dipertanyakan agamanya yang biasa disebut dengan SQ
(Spiritual Question) dan dipilah-pilah keberadaan agamanya (Spiritual Quotient).

Namun keberadaan agama terkadang berlainan misalnya apabila seorang pejabat


pemerintah tersebut menempatkan kasih di atas segalanya-galanya, yang menjadi persoalan
adalah apakah pejabat pemerintah tersebut mengasihi pemerkosa dan perampok, dalam
pandangan agama walaupun memang harus mengasihi sesame umat manusia terutama orang-

2
orang seperti yatim piatu, fakir miskin, orang tua jompo, orang dalam perjalanan dan orang
menuntut ilmu, bahkan harus memperlakukan tumbuh-tumbuhan dan hewan sebagaimana yang
ditunjukkan Allah dan Rasul-Nya, jadi kasih itu ditujukan kepada kebaikan itu sendiri, jadi
bukan melindungi kejahatan dan dekadensi moral.

Keadaan masyarakat Indonesia pada saat ini dirasakan masih sangat memprihatinkan.
Banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan kesejahteraan yang layak untuk
keberlangsungan hidupnya, minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan yang tidak merata dan
kepadatan penduduk di masing-masing daerah menjadi salah satu contoh penyebab banyaknya
pengangguran di Indonesia. Rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM), masih belum bisa
mengembangkan potensinya terhadap SDA yang ada, sehingga SDA yang kita punya belum
dapat diolah sendiri. Hal itu disebabkan rendahnya mutu pendidikan yang ada di Indonesia.

Kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah


masyarakat, khususnya di Negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian
berbagai kalangan, baik para akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan
pendekatan pun terus menerus dikembangkan untuk menyibak tirai dan “misteri” kemiskinan
ini. Di Indonesia, masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk
dikaji terus-menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama dan masih
hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena kini gejalanya semakin meningkat
sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia.

Bila digunakan pendekatan jumlah keluarga yang masih layak mendapatkan Raskin
(beras untuk orang miskin) sebanyak 19,2 juta keluarga. maka dengan rata-rata anggota per
keluarga 4 orang, paling tidak saat ini jumlah orang miskin dan mendekati miskin minimal 40
juta orang. Lebih banyak dibanding data yang sebanyak 32,5 juta orang (2009) dengan batasan
pengeluaran Rp 200.262 per orang per bulan, atau Rp 6.675 (USD 0,725) per orang per hari.
Dengan kata lain, bila digunakan indikator internasional USD 2 per orang per hari, maka jumlah
orang Indonesia yang belum sejahtera akan jauh lebih besar.

Jika memang benar pertumbuhan ekonomi itu tinggi, maka sejatinya pengangguran dan
kemiskinan akan berkurang dan kesejahteran masyarakat meningkat. “Jika pertumbuhan
ekonomi Indonesia benar tinggi, maka tidak akan ada TKW yang bekerja di Arab dan Malaysia

3
ungkap Efendi Ghazali dalam tv one. Artinya memang benar bahwa pertumbuhan ekonomi saat
ini tidak ada pengaruhnya terhadap rakyat. Ini terlihat dari kemiskinan yang meningkat sangat
signifikan pada tahun 2010 yaitu dari 12,4 juta menjadi 43,4 juta penduduk miskin dari total
penduduk sebesar 234 juta(Pikiran Rakyat, 13/12/2010).

Kita dapat melihat dari data (1994; 2001; 2009) bahwa terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan ekonomi dengan kemiskinan, artinya di satu sisi pertumbuhan ekonomi naik, tetapi
kemiskinan pun ikut naik. Dengan demikian menarik untuk disimak pernyataan Neti Budiawati
dosen ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia, bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi saat
ini tidak ada korelasinya terhadap kesejahteraan masyarakat. Lebih baik pertumbuhan ekonomi
tinggi tapi pengangguran dan kemiskinan juga tetap tinggi atau pertumbuhan ekonomi rendah
tapi kesejahteraan masyarakat meningkat. Tentu kita sebagai orang yang “waras” lebih memilih
kesejahteraan masyarakat yang tinggi di bandingkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. apa
artinya pertumbuhan ekonomi tinggi jika masyarakatnya tetap miskin dan pengangguran tetap
bertambah.

2. Tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk mencapai Kesejahteraan rakyat


dalam hal pendidikan

Pendidikan bagi anak-anak usia pendidikan dasar di Indonesia hingga saat ini belum
digarap dengan sistematis oleh pemerintah. Padahal pembinaan pendidikan anak-anak usia
pendidikan dasar merupakan langkah strategis dan penting dalam membangun karakter dan
kemampuan intelektualitas seseorang. Hal ini terjadi karena jumlah laju pertumbuhan anak di
Indonesia tidak seimbang dengan laju pertumbuhan pembangunan sarana dan prasarana fisik
sekolah, meskipun saat ini anggaran pendidikan telah dinaikan menjadi 20% dari jumlah
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia.

Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai paket program pendidikan
sebagai impelementasi penggunaan anggaran pendidikan 20% dari APBN, utamanya di daerah-
daerah tertinggal masih sangat minim dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Program-
program yang dibuat oleh pemerintah seringkali hanya program tambal sulam (incremental) dan
tidak berkelanjutan (sustainable). Banyaknya sekolah, utamanya sekolah dasar yang dalam
kondisi rusak berat dan hanya direhabilitasi melalui Biaya Orientasi Sekolah (BOS) dan berbagai

4
paket program sejenis lainnya, tidaklah menjadikan sarana dan prasarana pendidikan tersebut
menjadi lebih baik. Banyaknya sekolah dasar yang rusak tersebut menyebabkan anak-anak usai
pendidikan dasar tidak merasa nyaman dalam proses pembelajaran. Padahal untuk anak-anak
usai tersebut, dukungan sarana dan prasarana yang memadai amat dibutuhkan guna menunjang
keberhasilan pendidikannya.

Pemerintah memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-


anak Indonesia, utamanya mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana minimal berupa gedung
sekolah yang layak, hingga sampai pada ketersediaan berbagai fasilitas pendukung pendidikan
lainnya. Bagi sekolah-sekolah yang berada di perkotaan, sekolah yang rusak berat dan masih
belum direhabilitasi sangat banyak ditemui, apalagi di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Dengan kata lain, sekolah-sekolah diperkotaan saja kondisinya masih demikian, apalagi di
pelosok Indonesia.

Selain ketersediaan sarana dan prasarana fisik dan berbagai fasilitas pendukung
pendidikan lainnya yang masih terbatas dan belum menjangkau seluruh wilayah NKRI,
kurikulum pendidikan dasar pun menjadi permasalahan. Kurikulum yang seringkali berubah
seiring dengan pergantian rezim pemerintahan menyebabkan anak-anak usia sekolah dasar
menjadi korbannya. Anak-anak usia sekolah dasar merupakan anak-anak yang mind set
berfikirnya belum terbentuk, anak-anak tersebut masih dalam tahap amati dan tiru, belum sampai
tahap modifikasi. Selain itu, beban kurikulum yang berat menyebabkan anak-anak kehilangan
kreativitasnya karena hanya dibebani dengan mata pelajaran yang terkonsep dan berpola baku
secara permanen. Artinya, apa yang di dapat di sekolah, itulah yang yang ada pada dirinya, tanpa
terkecuali.

Pemerintah harus menyadari bahwasannya anak-anak merupakan investasi masa depan


sebuah bangsa. Merekalah yang kelak akan mengisi ruang-ruang proses berbangsa dan
bernegara. Wajar saja ketika banyak orang menyerukan bahwa anak adalah bibit-bibit atau tunas
yang harus diperhatikan dan dirawat dengan baik. Merekalah pewaris masa depan, tulang
punggung dan harapan bangsa dan negara ada di pundak mereka. Namun, harapan itu ternyata
masih membentur tembok yang sangat besar. Ternyata masih banyak di temukan anak-anak
kurang mampu harus berhenti sekolah karena tidak memiliki biaya. Sering dijumpai bahwa anak-
anak Indonesia harus dipaksa mengemis demi menghidupi keluarga, melakukan tindak kriminal

5
dan terlantar karena ketimpangan ekonomi. Tidak jarang pula anak-anak seringkali menghadapi
bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun non fisik. Padahal, anak-anak Indonesia harusnya
berada di rumah, belajar dengan baik dan menikmati tugas-tugas bagi tumbuh kembang diri
mereka. Disinilah peran pemerintah harus ditingkatkan dalam rangka peningkatan pendidikan
anak-anak Indonesia.

6
B. KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk mencapai
kesejahteraan rakyat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan rakyat di Indonesia
belum terlaksana dengan baik mulai dari bidang ekonomi maupun dari bidang penndidikan.

Masa depan pendidikan anak-anak usia pendidikan dasar di Indonesia berada di tangan
pemerintah sebagai pemegang otoritas bernegara dan berbangsa. Di era globalisasi ini, investasi
modal finansial juga harus disertai dengan investasi sumber daya manusia. Mesin atau teknologi
yang di import dari luar negeri tidak akan bisa dijalankan oleh tenaga lokal ketika tidak ada
satupun anak negeri yang bisa mengoperasikannya. Sumber daya alam yang tersebar di seluruh
negeri tidak akan bisa digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat karena Indonesia
masih terus memakai tangan asing yang hanya peduli pada profit semata. Investasi finansial ada
di wilayah penguatan ekonomi, sedangkan peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama
kualitas anak-anak Indonesia berada dalam wilayah pendidikan.

Sejak Indonesia merdeka, baru beberapa tahun yang lalu politik anggaran berpihak pada
pendidikan dengan peningkatan anggaran sebesar 20% dari APBN. Namun, anggaran tersebut
pun diduga tidak penuh digunakan untuk pembiayaan pendidikan karena sebagian diantaranya
dibebankan bagi gaji tenaga kependidikan. Indikasi lainnya adalah gejala bagaimana cara
pemerintah dalam melakukan evaluasi belajar yang bermutu. Contohnya adalah Ujian Nasional
(UN), dimana UN hingga saat ini selalu menuai pro dan kontra. Bagaimana mungkin pendidikan
yang dilakukan oleh anak-anak selama bertahun-tahun, kelulusannya hanya ditentukan lewat UN
yang dilakukan secara terpusat tanpa lagi memperhatikan aspek afeksi dan kognitif.

7
C. SARAN

Banyak upaya yang telah membuahkan hasil dan tentunya dirasakan pula oleh
masyarakat umum. Namun, upaya tersebut belumlah sempurna. Masih banyak yang harus
dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan nasional. Dibutuhkan keselarasan antara
pemerintah dan rakyat guna mencapai tujuan dan cita-cita bersama tersebut. Pemerintah dan
rakyat harus memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong, bersama-sama membangun negara
tercinta kita Republik Indonesia. Karena hanya dengan kebersamaan, kekeluargaan dan gotong
royong bangsa ini akan berhasil sampai pada tujuan nasionalnya dan dapat mengembalikan jati
diri bangsa yang sesungguhnya.

Oleh karena itu, Pancasila dan amanah yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945
merupakan bagian penting dari strategi pembangunan budaya bangsa dan mengembalikan jati
diri bangsa yang sesungguhnya sehingga seharusnya pemerintah memikirkan cara lain untuk
membantu menyejahterakan rakyatnya karena menurut saya cara pemerintah untuk
menyejahterakan masyarakat masih belum tepat. Pemerintah masih bisa mencari cara lain selain
memberikan bantuan langsung kepada masyarakat, karena cara seperti itu belum efektif. Rakyat
bukan hanya butuh uang, tetapi juga butuh lapangan pekerjaan. Mungkin saja pemerintah bisa
mencari atau mengupayakan cara lain untuk menyejahterakan rakyatnya demi kelangsungan
bangsa di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai