Anda di halaman 1dari 12

Tugas Personal ke-1

(Minggu 2 / Sesi 3)

Buatlah sebuah deskripsi 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12, spasi: 1,5.

1. Coba uraikan apa akar persoalan yang sering kali menghambat implementasi
kebijakan pembangunan bidang (pendidikan, politik, ekonomi, pertahanan dan
keamanan) di Indonesia sehingga belum sesuai dengan nilai-nilai Pancasila itu?

2. Bagaimana caranya hambatan implementasi pembangunan itu diatasi, sehingga


pelaksanaan pembangunan di Indonesia ini semakin sesuai dengan Pancasila dan
tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945?
Bidang Pendidikan Masalah lain yang memperlihatkan ketidakadilan dalam dunia pendidikan yaitu
ketidakmampuan warga miskin untuk memperoleh pendidikan yang layak, sehingga banyak anak-anak
Indonesia yang tidak mampu untuk sekolah karena biaya sekolah yang dirasa memberatkan. Oleh sebab itu
pemerintah seharusnya memprioritaskan warga miskin Indonesia dengan memberikan pendidikan. Sehingga
anak-anak yang kurang mampu tersebut dapat mengenyam pendidikan yang layak dibangku sekolah seperti
anak-anak pada umumnya. Selain masalah tersebut terdapat masalah-masalah yang lain yang harus
diperhatikan oleh pemerintah salah satunya adalah pendidikan untuk anak-anak di daerah pedalaman atau di
daerah perbatasan, pemerintah dinilai hanya memprioritaskan pendidikan untuk daerah-daerah yang sudah maju
saja, sementara untuk pendidikan di daerah-daerah pedalaman cenderung diabaikan. Banyak anak-anak di
daerah pedalaman yang membutuhkan pendidikan formal, bahkan hanya untuk sampai kesekolahan saja
mereka sampai harus rela berjalan atau menyeberangi sungai yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggalnya.

Bidang Ekonomi Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum bisa terwujud sebagaimana yang telah
diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Justru masalah yang paling miris di bidang
ekonomi yaitu masalah kemiskinan. Kemiskinan ini menjadi bukti dari penegakkan keadilan yang tidak sempurna
padahal dalam konstisusi telah ditetapkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara,
tapi pada kenyataanya malah menyimpang dari apa yang telah ditetapkan pada konstitusi, fakir miskin dan anak-
anak terlantar dibiarkan keliaran dijalan-jalan untuk mengemis, bahkan mereka tidur di bawah kolong jembatan
hanya dengan beralaskan kardus bekas. Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya keadilan dalam bidang
ekonomi adalah pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja selama berjam-jam tetapi dengan
tingkat upah yang sangat rendah. Sehingga dari eksploitasi tersebut perusahaan memperoleh keuntungan yang
sangat besar, karena perusahaan bisa mempekerjakan buruh yang murah dan yang mau bekerja keras untuk
kemajuan perusahaanya. Itulah sedikit potret mengenai bukti dari implementasi dari sila ke-5 yang tidak sesuai
dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/joko_untoro/implementasi-sila-ke-5-yang-tidak-sesuai-harapan-
rakyat_54f73ef7a3331158148b45dc

CHAR6019 Character Building: Pancasila


Upaya Pemecahan Diperlukan upaya yang tidak mudah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera,
paling tidak untuk menciptakan hal tersebut perlu ada kesadaran dari masing-masing individu untuk
merubahnya, jika perubahan itu bisa terlaksana dengan baik tentunya keadilan itu akan dapat dengan mudah
tercipta, baik dalam bidang hukum, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain-lainnya. Untuk menciptakan
keadilan yang merata seperti yang tercermin dalam Pancasila tepatnya sila ke-5, peran dari pemerintah untuk
mengupayakan hal tersebut sangat diperlukan. Agar implementasi dari sila tersebut dapat benar-benar dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat dan bukan malah merugikan masyarakat. Sebagai contoh dalam bidang
kesehatan, pemerintah membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan pelayanan kesehatan terhadap
warga yang kurang mampu, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi warga yang kurang
mampu serta meningkatkan partisipasi dan konsultasi kesehatan terhadap warga yang kurang mampu.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/joko_untoro/implementasi-sila-ke-5-yang-tidak-sesuai-harapan-
rakyat_54f73ef7a3331158148b45dc

Pancasila merupakan sebuah landasan ideologi bangsa Indonesia. Perumusan dasar negara ini digagas oleh
beberapa orang negarawan pada masa kemerdekaan Indonesia. Pancasila dibuat mewakili seluruh originalitas
moral bangsa. Dimulai dari sila ketuhanan, sila kemanusiaan, sila persatuan, sila kerakyatan dan
permusyawaratan serta sila keadilan. Dengan begitu, secara keseluruhan asas-asas yang terkandung dalam
Pancasila diharapkan menjadi suatu cerminan dari bangsa Indonesia itu sendiri. Penerapan nilai Pancasila,
merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap warga negara asli Indonesia. Tidak peduli apakah ia seorang
negarawan, politisi, aktivis, pegawai negeri, pegawai swasta, mahasiswa/pelajar, petani, selebritis bahkan kaum
pekerja. Penerapan ini berlaku universal diseluruh wilayah kedaulatan Indonesia. Bangsa Indonesia akan
kehilangan jati dirinya jika tidak mampu menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kesehariannya. Namun tidak bisa
kita pungkiri, penerapan nilai-nilai pancasila secara utuh tersebut terasa sangat utopis jika kita lihat keadaan
sosial masyarakat Indonesia saat ini. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi dan
menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang berfikir lebih subjektif. Pengaruh tersebut, terbagi
pada dua faktor utama. Yang pertama adalah faktor internal dan kedua merupakan faktor eksternal. Faktor
internal yang menyebabkan minimnya penerapan nilai Pancasila bisa disebabkan berbagai hal. Salah satu
contoh, sistem pendidikan Indonesia yang kurang memperhatikan pembelajaran moral dan etika. Kita bisa
melihat bahwasanya standar pendidikan dan kelulusan sekolah-sekolah ditentukan oleh pelajaran-pelajaran
seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan Bahasa Inggris. Tidak satupun dari seluruh pelajaran tersebut
yang menitik beratkan pembelajaran kepada aspek moral dan etika. Sehingga dari pembelajaran tersebut, hanya
akan melahirkan siswa-siswa yang materialistis. Sedangkan dari faktor eksternal adalah banyaknya pengaruh
budaya dan peradaban luar negeri yang menyebabkan anjlok dan luruhnya jati diri bangsa yang telah dirangkum
dalam Pancasila. Kita sangat menyayangkan penyalahgunaan kebebasan seperti yang telah didengungkan oleh
negara lain tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Sebenarnya, HAM tersebut sudah termasuk kedalam Pancasila,
yaitunya dalam sila keadilan sosial. Saat ini, kebebasan HAM telah salahgunakan menjadi sebuah alibi dan
pembenaran atas kesalahan yang telah dilakukan oleh seseorang. Misalnya saja, alasan kebebasan HAM dan
hak ber-ekspresi yang seakan-akan ingin memperbolehkan masyarakat untuk berpakaian buka-bukaan.
Mereka membuat seolah-olah apa yang mereka lakukan adalah merupakan kebebasan yang hakiki. Tentusaja
hal ini sangat bertentangan dengan prinsip yang tertuang dalam sila ke-dua Pancasila Kemanusiaan yang adil
dan BERADAB. Dan hal tersebut bukanlah budaya dan kebiasaan bangsa Indonesia. Penerapan nilai-nilai
Pancasila harus tetap dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Indonesia agar tetap menjadi Bangsa Indonesia
yang benar-benar Indonesia. Karena pada dasarnya Pancasila adalah pondasi dasar negara yang terus
dipegang erat oleh bangsa Indonesia yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dan etika.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/rigosempati/hambatan-penanaman-nilai-
pancasila_567bb61d8ffdfd3e105692bc

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari di Masyarakat :


Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang

CHAR6019 Character Building: Pancasila


sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti
negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi
manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki
cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan
pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan
kepribadian bangsa.

Implementasi pancasila dalam kehidupam bermasyarakat pada hakikatmya merupakan suatu


realisasi praksis untuk mencapai tujuan bangsa. Adapun pengimplementasian tersebut di rinci
dalam berbagai macam bidang antara lain POLEKSOSBUDHANKAM.

1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik


Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasarkan pada dasar ontologis
manusia. Hal ini di dasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia adalah sebagai subjek
Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi
harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi
dewasa ini harus mendasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila
dam esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus segera
diakhiri.

2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi


Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga lazimnya
pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang mementingkan
moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang lebih tertuju kepada
ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi
kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar
pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat.
Maka sistem ekonomi Indonesia mendasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa.

3. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya


Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas
sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat tersebut.
Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan reformasi di segala bidang dewasa ini.
Sebagai anti-klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai
social budaya dalam masyarakat sehingga tidak mengherankan jikalau di berbagai wilayah
Indonesia saat ini terjadi berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk
massa yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat satu dengan yang
lainnya yang muaranya adalah masalah politik.

CHAR6019 Character Building: Pancasila


Oleh karena itu dalam pengembangan social budaya pada masa reformasi dewasa ini kita
harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-
nilai pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik,
artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan


Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak-hak
warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan negara, baik dalam rangka
mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya.

Implementasi / penerapan nilai-nilai dari sila-sila Pancasila adalah sebagai berikut :

Implementasi / penerapan Sila Ke-1 :


1) Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah Tuhan. Setiap
umat harus mempelajari agama dan mengamalkannya;

2) Walaupun berbeda agama, rakyat Indonesia harus dapat bekerjasama dalam bidang
sosial, perekonomian, dan keamanan lingkungan;

3) Setiap pemeluk agama tidak boleh menghalangi ibadah agama lain;

4) Mengembangkan toleransi agama sejak dini;

5) Tidak menyebarkan agama kepada manusia yang sudah ber-Tuhan.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu :

1. Kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama serta untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannnya;
3. Negara menghendaki adanya toleransi dari masing-masing pemeluk agama dan aliran
kepercayaan yang ada serta diakui eksistensinya di Indonesia;
4. Negara Indonesia memberikan hak dan kebebasan setiap warga negara terhadap agama dan
kepercayaan yang dianutnya.
Arti dan Makna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah :

Manusia sebagai makhluk yang ada di dunia ini seperti halnya makhluk lain diciptakan oleh
penciptanya. Manusia sebagai makhluk yang dicipta wajib melaksanakan perintah Tuhan dan
menjauhi larangan-Nya.

Implementasi / penerapan Sila Ke-2 :

CHAR6019 Character Building: Pancasila


1) Sesama manusia tidak boleh saling melecehkan;

2) Sesama manusia punya rasa memiliki (mau berkorban);

3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;

4) Tidak semena-mena terhadap orang lain;

5) Mengakui adanya masyarakat majemuk; melakukan musyawarah dan kompromi;


mempertimbangkan moral; berbuat jujur; tidak curang;

6) Gemar kegiatan kemanusiaan: donor darah, menyantuni anak yatim dll ;

7) Mentaati hukum dan tidak diskriminatif.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kemanusiaan yang adil dan beradab,
antara lain :

1. Pengakuan negara terhadap hak bagi setiap bangsa untuk menentukan nasib sendiri;
2. Negara menghendaki agar manusia Indonesia tidak memeperlakukan sesama manusia dengan
cara sewenang-wenang sebagai manifestasi sifat bangsa yang berbudaya tinggi;
3. Pengakuan negara terhadap hak perlakuan sama dan sederajat bagi setiap manusia;
4. Jaminan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta kewajiban menjunjung
tinggi hukum dan pemerintahan yang ada bagi setiap warga negara.
Arti dan Makna Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah :

Manusia ditempatkan sesuai dengan harkatnya.

Hal ini berarti bahwa manusia mempunyai derajat yang sama di hadapan hukum.

Implementasi / penerapan Sila Ke-3 :


1) Menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan ;

2) Berkorban demi negara: bekerja keras, taat membayar pajak, tidak KKN;

3) Cinta tanah air: meningkatkan prestasi di segala bidang ;

4) Bangga sebagai bangsa Indonesia: percaya diri sebagai Orang Indonesia.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Persatuan Indonesia, yaitu :

1. Perlindungan negara terhadap segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia;
2. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiba dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;

CHAR6019 Character Building: Pancasila


3. Negara mengatasi segala paham golongan dan segala paham perseorangan, serta pengakuan
negara terhadap kebhineka-tunggal-ikaan dari bangsa Indonesia dan kehidupannya.
Implementasi / penerapan Sila Ke-4 :
1) Aktif dalam musyawarah, memberikan hak suara, dan mengawasi wakil rakyat ;

2) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;

3) Mengutamakan musyawarah dengan menggunakan akal sehat;

4) Menerima hasil musyawarah apapun hasilnya dan melaksanakan dengan tanggungjawab;

5) Mempunyai itikad baik dalam melakukan sesuatu.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawarata perwakilan, yaitu :

1. Penerapan kedaulatan dalam negara Indonesia yang berada di tangan rakyat dan dilakukan
oleh MPR;
2. Penerapan asas musyawarah dan mufakat dalam pengambilan segala keputusan dalam negara
Indonesia, dan baru menggunakan pungutan suara terbanyak bila hal tersebut tidak dapat
dilaksanakan;
3. Jaminan bahwa seluruh warga negara dapat memperoleh keadilan yang sama sebagai
formulasi negara hukum dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka, serta penyelenggaraan
kehidupan bernegara yang didasarkan atas konstitusi dan tidak bersifat absolute.
Arti dan Makna Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan adalah :

Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang diambil


secara bulat.

Kebijaksaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu memang bermanfaat
bagi kepentingan rakyat banyak.

Implementasi / penerapan Sila Ke-5 :


1) Mengembangkan perbuatan luhur: saling membantu dan gotong royong;

2) Berbuat adil: tidak pilih kasih ;

3) Menghormati orang lain: tidak menghalangi orang lain hidup lebih baik ;

4) Suka memberi pertolongan: tidak egois dan individualistis;

5) Bekerja keras: tidak pasrah kepada takdir Tuhan;

CHAR6019 Character Building: Pancasila


6) Menghargai karya orang lain: tidak membajak dan membeli produk bajakan;

7) Tidak merusak prasarana umum dan menjaga kebersihan ditempat umum.

Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Keadlan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, antara lain :

1. Negara menghendaki agar perekonomian Indonesia berdasarkan atas asas kekeluargaan;


2. Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara serta menguasai hajat hidup
orang banyak oleh negara, negara menghendaki agar kekayaan alam yang terdapat di atas dan
di dalam bumi dan air Indonesia dipergunakan untuk kemakmuran rakyat banyak;
3. Negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia mendapat perlakuan yang adil di
segala bidang kehidupan, baik material maupun spiritual;
4. Negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia memperoleh pengajaran secara
maksimal;
5. Negara Republik Iindonesia mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional yang pelaksanaannya diatur berdasarkan Undang-Undang;
6. Pencanangan bahwa pemerataan pendidikan agar dapat dinikmati seluruh warga negara
Indonesia menjadi tanggungjawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga;
7. Negara berusaha membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Arti dan Makna Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah :

Keadilan berarti adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain.

Jadi seseorang bertindak adil apabila dia memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai
dengan haknya.

Implementasi atau penerapan nilai-nilai dari sila-sila Pancasila menurut hasil dari
wawancara terhadap beberapa warga negara Indonesia sebagai sampel :
Nilai-nilai dari sila-sila Pancasila dari dulu sampai sekarang tidak berubah. Nilai tersebut
mengantarkan kita untuk melakukan segala sesuatunya dalam rangka menjalankan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia. Nilai tersebut akan bermanfaat apabila nilai itu diterapkan atau diimplementasikan
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi tersebut dapat diwujudkan dengan
perilaku kita sebagai masyarakat selaku subyek pelaku implementasi.

Implementasi nilai-nilai Pancasila dapat dijabarkan melalui sila-silanya. Contohnya adalah


penerapan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu dengan shalat berjamaah, toleransi
antar umat beragama, dan membina kerukunan antar umat beragama. Contoh penerapan sila
kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yaitu tolong menolong dalam masyarakat.
Contoh penerapan sila ketiga Persatuan Indonesia yaitu tidak membuat kerusuhan atau

CHAR6019 Character Building: Pancasila


perang antar suku. Contoh sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan adalah ikut serta dalam Pemilu. Contoh
penerapan sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah berlaku adil
dalam semua aspek dalam kehidupan.

Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa satu kegiatan dapat mencerminkan
implementasi dari semua sila Pancasila. Seperti contoh membantu sesama itu dapat
mencerminkan penerapan sila 1,2,3,4, dan 5 dari Pancasila, karena antar sila-sila dalam
Pancasila itu terdapat suatu keterkaitan yang kuat yang tak terpisahkan dimana apabila salah
satu nilai dari sila tersebut diamalkan, maka nilai-nilai sila yang lainpun akan teramalkan
pula.

Indonesia kini berada di era globalisasi yang memungkinkan segala sesuatunya dapat diakses
dengan begitu mudahnya, dimanapun, kapanpun, oleh siapapun. Hal tersebut menyebabkan
banyak informasi dam budaya dari luar Imdonesia dapat masuk dengan mudah. Tentu
masuknya hal tersebut memiliki dampak positif dan dampak negatif sebagai konsekuensi
yang harus diterima oleh semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
komunikasi. Apabila produk globalisasi tersebut membawa dampak yang baik dalam artian
positif, kita bisa menerima dan menyambut baik serta menyesuaikan hal tersebut untuk dapat
diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Akan tetapi apabila itu membawa dampak
yang tidak baik dalam artian dapat menimbulkan pengaruh negatif, kita sebagai warga negara
Indonesia tidak boleh langsung menerimanya begitu saja. Kita harus melakukan penyaringan
secara selektif agar dampak negatifnya tidak masuk ke dalam masyarakat Indonesia. Filter
yang dapat kita gunakan adalah Pancasila. Apabila hal tersebut sudah sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila maka hal tersebut boleh diterapkan.

Walaupun sudah ada Pancasila yang berfungsi sebagai filter, tetapi kenyataan bahwa nilai-
nilai dari sila-sila Pancasila yang sudah mulai tidak diterapkan atau dalam artian sudah
banyak terjadi penyimpangan terhadap implementasi nilai-nilai Pancasila tidak dapat
dipungkiri lagi. Hal ini terjadi kebanyakan pada kalangan muda. Banyak generasi muda yang
terkena dampak negatif dari globalisasi yang akhirnya melakukan tindakan negatif seperti
minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba, seks bebas, kurang santun dalam bertindak,
dan lain sebagainya. Di kalangan masyarakat umum juga tejadi banyaktindak kriminal,
korupsi, dekadensi moral, dan hal negatif lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Implementasi dari nilai-nilai Pancasila akan dapat terlaksana dengan baik dengan adanya
kemauan kita untuk mengimplementasikan nilai-nilai tersebut untuk perbaikan kehidupan di
masyarakat dan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup. Penanaman akan pentingnya
implementasi nilai-nilai Pancasila yang baik harus ditanamkan sejak dini. Penanaman itu

CHAR6019 Character Building: Pancasila


dapat dimulai dengan pemberian contoh perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila di
lingkungan keluarga, lalu diterapkan di masyarakat. Penanaman akan pentingnya Pancasila
juga dapat dilakukan baik melalui pendidikan formal maupun non formal, contohnya adalah
dengan adanya pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) di tingkat sekolah dan mata
kuliah Pendidikan Pancasila di tingkat perguruan tinggi.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Nilai-nilai luhur dari sila-sila Pancasila dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah, yang
mewakili kepribadian bangsa Indonesia. Akan tetapi dewasa ini penerapan atau implementasi
nilai-nilai Pancasila sudah mulai luntur, yang diakibatkan semakin pesatnya arus globalisasi,
dekadensi moral, dan sebagainya. Sebenarnya akan dapa tercipta kehidupan masyarakat
Indonesia yang baik apabila nilai-nilai Pancasila tersebut diamalkan sebgan baik pula.
Apabila salah satu sila Pancasila diterapkan, maka nilai dari sila yang lain akan terlaksana
juga karena antar sila yang satu dengan sila yang lain dalam Pancasila memiliki keterkaitan
yang kuat. Pancasila dapat berfungsi sebagai filter untuk menyaring pengaruh buruk dari luar
agar tidak masuk kedalam masyaraka Indonesia. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah
penanaman nilai-nilai Pancasila sejak dini, bisa melalui keluarga dan masyarakat, ataupun
melalui pelajaran PKn dan kuliah Pendidikan Pancasila.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia termasuk juga dasar pendikan di


Indonesia. Implementasi nilai-nilai sila pancasila dalam pendidikan antara lain sebagai
berikut.
1. Implementasi sila Ketuhanan dalam pendidikan

Di dalam suatu sekolah biasanya guru mengajarkan mengenai pendidikan agama.


Dari situ kita dapat memahami lebih dalam mengenai sila ini. Melalui pembelajaran
keagamaan seseorang hanya memiliki Tuhan yang Esa. Dari pembelajaran keagamaan
ini juga kita dapat lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan kita. Seperti yang
dijelaskan dalam Al-Quran surah Al-Kafirun yaitu untukmu agamamu dan untukku
agamaku. Untuk itu melalui pembelajaran ini kita belajar tentang agama kita masing-
masing agar kita dapat bertaqwa kepada Tuhan kita.

CHAR6019 Character Building: Pancasila


Selain melalui pembelajaran juga ada praktek langsung dalam kehidupan sehari-
hari dimana seorang guru mencontohkan pada muridnya bagaimana cara beribadah
kepada Tuhan kita. Namun bukan hanya sekedar contoh namun guru mengajak secara
langsung kegiatan praktiknya kepada murid-muridnya.

Selain itu implikasi sila tersebut dalam pendidikan di sekolah adalah tersedianya
fasilitas tempat beribadah yang kebanyakan adalah tempat beribadah untuk umat Islam
yang setiap hari digunakan untuk shalat.

2. Implikasi sila kemanusiaan dalam pendidikan

Implementasi nilai kemanusiaan dalam pendidikan ini adalah pemerintah


megusahakan pendidikan di Indonesia dengan tanpa adanya kekerasan dalam
pembelajarannya. Termasuk juga kekerasaan saat penerimaan murid baru yang
biasanya terjadi masa orientasi sekolah yang sering diwarnai dengan kekerasaan.
Sekarang kebanyakan sekolah-sekolah melarang hal yang demikian.

Di sekolah biasanya tidak hanya diajarkan mengenai materi pengetahuan saja


namun juga diajarkan bagaimana saling tolong menolong dengan teman kita. Selain itu
dalam suatu pembelajaran seorang guru harus memperhatikan nilai kemanusiaan, yaitu
dengan tidak menggunakan kekerasan dan menghargai muridnya. Seorang guru
dilarang menggunakan kekerasan pada muridnya saat pengajaran.

Implementasi sila kemanusiaan dalam pendidikan juga dilakukan oleh murid-


muridnya. Seorang murid kini diajarkan oleh gurunya dalam pengaplikasian nilai-nilai
pancasila bahkan sejak anak duduk di bangku SD. Pengajaran nilai kemanusiaan ini
dapat membiasakan anak untuk memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesama manusia
lainnya.

Dengan pengajaran yang demikian maka anak akan tergugah hatinya untuk
mencintai sesamanya. Hal ini terlihat dengan perwujudan dari anak yang mau peduli
dengan temannya, membantu temannya yang membutuhkan, menjenguk temannya
yang sakit, saling menyayangi dengan temannya, dan lain sebagainya.

Dari contoh yang sederhana demikian, maka kelak anak tersebut akan memiliki
jiwa kemanusiaan yang nantinya akan bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, ia tidak
akan menjadi pribad yang egois yang hanya mementingkan diri sendiri, namun ia akan
memperhatikan dan ikut merasakan kesusahan orang lain, terutama temannya sendiri.

3. Implikasi sila persatuan dalam pendidikan

Implementasi sila persatuan dalam pendidikan di Indonesia ini terwujud melalaui


tujuan pendidikan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dimana kurikulum
yang disusun oleh pemerintahlah yang menyamakan sistem pendidikan di Indonesia.
Dengan adanya alat pemersatu pendidikan tersebut maka diharapkan tujuan pendidikan
dapat tercapai dengan mudah.

Di sekolah, sekolah tidak mengajarkan persaingan pada setiap muridnya, namun


sekolah mengajarkan muridnya untuk bekerja sama dan mengajarkan untuk selalu tetap

CHAR6019 Character Building: Pancasila


kompak walaupun ada perbedaan dintara mereka. Perbedaan diantara mereka akan
mengantarkan mereka dalam kerukunan jika mereka saling menghargai dan saling
bersatu satu dan yang lainnya.

Implikasi sila persatuan dalam pendidikan ini terwujud juga dengan adanya
upacara yang dapat mempersatukan mereka. Selain itu kegiatan-kegiatan di sekolah
yang melatih mereka untuk saling bersatu juga akan mengajarkan mereka tentang
makna persatuan. Contoh kegiatan yang diadakan sekolah tersebut adalah saat kegiatan
pramuka, lomba-lomba saat class meeting, pertukaran pelajar antar sekolah, perayaan
ulang tahun sekolah, kemudian dalam ekstrakurikuler juga dapat mengajarkan siswa
tentang pentingnya bekerja sama dan bersatu dalam pembentukan kegiatan serta acara
yang diadakan agar berjalan sukses. Dari ekstrakurikuler tersebut juga siswa diajarkan
untuk bersatu agar ekskul tersebut dapat berjalan lancar dan sukses.

Selain penerapan dari siswanya, guru beserta staff sekolah yang lainnya juga
harus bekerja sama agar membentuk siswa yang unggul serta mencintai tanah airnya.
Agar kelak setelah dewasa nanti siswa diharapkan bekerja sama dengan orang lain
dalam menghadapi persaingan dan masalah yang akan timbul dalam kehidupan
nantinya. Selain itu penerapan nilai persatuan ini terwujud dengan adanya Persatuan
Guru Republik Indonesia yang disingkat PGRI.

4. Implikasi sila kerakyatan dalam pendidikan

Implementasi sila kerakyatan tersebut dalam pendidikan adalah dimana adanya


usulan-usulan pendidikan dari sekolah-sekolah kepada pemerintah untuk memajukan
sistem pendidikan di Indonesia. Melalui usulan dari sekolah-sekolah tersebut jika
disetujui oleh pemerintah maka diharapkan sekolah mampu menjalankan pembelajaran
guna mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai apa yang telah dicita-citakan bangsa
Indonesia.

Implementasi yang demikian terwujud melalui permusyawarahan yang dilakukan


oleh guru-guru di sekolah. Kemudian perwakilan dari guru di sekolah tersebut
bermusyawarah dengan sekolah lain dan seterusnya yang kemudian perwakilan dari
beberapa sekolah tersebut bermusyawarah dengan menteri pendidikan dan pihak lain
yang terkait untuk membentuk suatu kurikulum dan kebijakan pendidikan yang nantinya
digunakan untuk kepentingan dan kesuksesan pendidikan di Indonesia.

Sedangkan implementasi kerakyatan bagi murid dalam pendidikan ini adalah


dimana terdapat contoh sederhana. Contoh tersebut adalah dimana anak diajarkan
untuk bertanya kepada gurunya apa yang tidak ia pahami. Selain itu anak juga
diperbolehkan untuk menanggapi apa yang diajarkan oleh guru.

Pendidikan sekarang ini bukanlah pendidikan yang hanya ketika seorang guru
mengajarkan kepada muridnya tentang suatu materi yang kemudian murid menerima
begitu saja apa yang diberikan oleh gurunya. Namun pendidikan yang sekarang ini
adalah dimana seorang murid berhak menerima atau menyanggah, serta
mengemukakan pendapatnya. Karena sekarang biasanya murid lebih pintar dari guru,
dan pengetahuan yang diterima siswa bukan hanya dari guru semata. Saat ini guru

CHAR6019 Character Building: Pancasila


bukanlah figur yang selalu benar, karena guru juga seorang manusia biasa yang dapat
juga berbuat salah.

5. Implikasi sila keadilan dalam pendidikan

Implikasi sila keadilan dalam pendidikan dari segi pemerintah adalah dimana
pemerintah memberikan bantuan operasional yang sama kepada setiap sekolah sesuai
dengan jenjang pendidikannya masing-masing. Pemerintah memberikan bantuan yang
sama rata dan adil agar sekolah dapat melengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas
yang kurang guna kesejahteraan sekolah.

Di sekolah juga sekarang sekolah tidak membedakan muridnya dari kalangan


yang tidak mampu atau mampu. Sekolah menerima murid baru sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya, bukan karena uang sumbangan yang
lebih besar dari yang lainnya seorang murid diterima. Apabila seorang murid memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan namun ia kurang mampu, maka sekolah akan
membantu murid tersebut agar tetap dapat melanjutkan sekolah.

Kini di sekolah-sekolah juga dilengkapi dengan ruang BK dimana setiap siswa


yang bermasalah baik akademik, biaya atau lainnya boleh meminta bantuan kepada
sekolah. Hal ini menunjukkan betapa sekolah mencoba berlaku adil kepada setiap
muridnya.

Implikasi sila tersebut dalam pendidikan bagi muridnya sendiri adalah, dimana
tidak hanya seorang murid yang tidak memilih-milih teman, dia mau berteman dengan
siapa saja dan berlaku adil kepada semua temannya.

Diposting oleh Trisna Setiyaningsih di 17.26

Label: Pendidikan dan Konsep Dasar Kewarganegaraan

CHAR6019 Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai