A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Manusia sangat membutuhkan pendidikan dalam mengrungi
hidup dan kehidupananya. Karena pendidikan adalah usaha manusia
agar manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya
melalui proses pembelajaran. Untuk menjamin akan pencapaian dan
pemerataan hal tersebut, pemerintah wajib untuk membuat suatu
aturan yaitu hukum. Aturan itulah yang dinamakan undang-undang
maupun peraturan lain yang menunjang.
Sebagaimana dalam pembukaan UUD 45 alinea keempat
bahwa tugas dan kewajiban naegara kepada rakyat adalah salah
satunya “mencerdaskan kehidupan bangsa” dan dalam UUD 1945
Republik Indonesia Pasal 31 ayat (1) menyebutakan bahwa “setiap
warga Negara berhak mendapatkan pendidikan” dan ayat (3)
menegaskan bahwa “pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu system pendidikan nasional, dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam undang-undang”.
Untuk itu seluruh komponen bangsa,pemerintah,masyarakat dan
keluarga serta pengusaha lainnya, wajib ikut serta dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan
dari Negara dan bangsa Indonesia.
Setiap Negara memiliki aturan perundang-undangan sendiri.
Tindakan dan keputusan Negara itu harus berdasarkan Undang-
undang Negara tersebut. Bila ada suatu tindakan yang bertolak
belakang dengan perturan perundang-undangan Negara tersebut,
maka tindakan itu bias dikatakan sebagai tindakan yang melanggar
hukum dan orang yang melakukan hal itu aajib diadili.
Para pendidik dan tenaga kependidikan perlu memahami dan
mengetahui berbagai landasan Para pendidik dan tenaga
kependidikan perlu memahami dan mengetahui berbagai landasan
Yuridis (hukum) system pendidikan yang ada di Negara Indonesia
dan menjadikannya sebagai titik tolak atau barometer dalam
pelaksanaan perananannya sebagai seorang pendidik dan tenaga
kependidikan.
Oleh sebab itu kami memandang sangat perlu seorang yang
berhubungan dengan pendidikan untuk mengetahui landasn hukum
pendidikan di Indonesia. Dan kami insya Allah akan membahas dan
memparkannya dalam makalah kami yang berjudul “Landasan
hukum pendidikan di indonsia “.
B. Pembahasan
1. Pengertian Landasan Yuridis Pendidikan
Menurut Aris Junaidi dkk (2020) adalah landasan hukum yang
menjadi dasar atau rujukan pada tahapan perancangan,
pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi, serta sistem penjaminan
mutu perguruan tinggi yang akan menjamin pelaksanaan. kurikulum
dan tercapainya tujuan kurikulum. Landasan adalah dasar tempat
berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan. Dalam bahasa
inggris, landasan disebut dengan istilah foundation yang dalam
bahasa indonesia menjadi fondasi. Landasan sendiri, bagaikan
sebuah pijakan atau pondasi saat kita mendirikan sebuah bangunan,
bayangkan apabila landasan itu dibentuk tanpa sesuatu yang
menguatkan. Dapat diperkirakan, bangunan itu akan mudah untuk
roboh dan hancur saat ada gangguan dari luar seperti angin atau
badai. Sama seperti sebuah negara, dibutuhkan landasan. Sebab
tanpa landasan yang kuat negara akan mudah dihancurkan oleh pihak
luar. Oleh karena itu pancasila dijadikan dasar negara Indonesia,
yang telah disesuaikan dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Dengan adanya pancasila, negara Indonesia akan menjadi sebuah
negara yang kuat dan tidak mudah dihancurkan oleh negara lain. Bila
rakyat dan pemerintah bekerjasama mengamalkan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan, maka akan tercapai tujuan bangsa
Indonesia sesuai dengan pembukaan UUD 1945.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau sekelompok orang dalam upaya mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Hukum merupakan suatu aturan
baku sebagai tempat berpijak ataun titik tolak dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal ini adalah kegiatan pendidikan
dilandasi oleh aturan-aturan baku mengenai segala proses dan hal
yang berkaitan dengan pendidikan. Cukup bamnyak kegiatan
pendidikan yang dilandasi oleh aturan-aturan lain seperti aturan
kurikulum, aturan cara mengajar, cara membuat persiapan, supervise
dan lain sebagainya. Kata yuridis berkaitan dengan hukum, maka
yang menjadi asumsi dalam pendidikan adalah sumber-sumber hukm
yang menjadi pijakan dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia.
Landasan hukum pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber
dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang di jadikan
titik tolak dalam pendidikan. Terutama pendidikan nasional ( tatang
saripudin dan nuraini,2006:6) sedangkan menurut made Pidarta
(1997:40) landasan hukum diartikan sebagai suatu aturan baku
sebagai tempat berpijak dan titik tolak dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu dalam hal ini adalah kegiatan pendidikan.
Jadi, landasan hukum pendidikan adalah dasar atau pondasi
perundang-undangan yang menjadi pijakan dan pegangan dalam
pelaksanaan pendidikan di suatu Negara. Dalam hal ini aturan yang
menjadi dasar hukum pendidikan di Indonesia.
2. Konsep Penerapan Pendidikan
Menurut pasal 31 ayat (1) menyebutkan setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan. Oleh karena apabila suatu hal
seseorang atau sekelompok masyarakat tidak bisa mendapatkan
kesempatan belajar, maka mereka bisa menuntut haknya itu kepada
pemerintah. Atas dasar itulah pemerintah menciptakan sekolah-
sekolah yang bisa melayani kebutuhan warna negaranya tanpa
kecuali apakah warga negara tersebut normal ataupun tidak normal
dilihat dari aspek fisik dan mentalnya, baik yang tinggal
diperkotakan maupun yang diperkotakan, baik yang miskin maupun
yang kaya.
Sekolah-sekolah yang dimaksud antara lain SD Kecil, SD
Pamong, SMP Terbuka Sistem Belajar Jarak Jauh untuk mengatasi
warga negara yang mengalami sekulitan mendapatkan pendidikan
karena aspek geografis (termaktub dalam pasal 5 ayat 3), dan sekolah
luar biasa untuk memenuhi warga negara yang mempunyai
kebutuhan khusus (pasal 5 ayat 2). Namun demikian dengan
amendemen UUD 1945, pasal 31 ayat (2), dan Undang-Undang
Distikiasis pasal (1) bahwa sampai dengan pendidikan dasar,
pendidikan tidak hanya merupakan hak tapi sekaligus merupakan
kewajiban warga negara. Hal tersebut logis dan. dapat dipahami
sebab keberhasilan proses pendidikan tidak hanya ditentukan oleh
pemerintah tapi juga warga masyarakat. Sekalipun pemerintah telah
dengan sungguh- sungguh menangani pendidikan dan menyediakan
biaya pendidikan dan cukup tetapi kalau masyarakat tidak ikut serta
(terutama dalam hal kesadaran dan motivasi belajar) maka
pembangunan di bidang pendidikan tidak dapat berhasil dengan baik.
Lebih-lebih di era globalisasi yang menurut kualitas sumber daya
manusia yang memiliki daya saing yang tinggi adalah logis apabila
warga negara diwajibkan untuk menempuh pendidikan
dasar. Setelah membahas landasan hukum dalam pendidikan yang
dijabarkan dari UUD tahun 1945 dan beberapa peraturan perundang-
undangan yang ada di bawahnya, maka dampak terhadap konsep dan
pelaksanaan pendidikan adalah sebagai berikut:
3. Fungsi Pendidikan
1. Menurut Purwanto (2014: 59) fungsi dari pendidikan yaitu
sebagai berikut:Mempersiapkan masyarakat agar dapat
menjalani ke- hidupan yang lebih baik dan mandiri.
2. Proses penanaman nilai-nilai dan pengembangan minat atau
bakat peserta didik, baik untuk kepuasan pribadi maupun
untuk kepentingan masyarakat secara luas.
3. Sebagai perilaku perlindungan budaya masyarakat itu
sendiri.
4. Proses penanaman keterampilan yang mereka butuhkan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan demokrasi.
5. Sebagai proses pemindahan budaya atau adat istiadat dari
generasi sebelumnya kepada generasi berikutnya.
6. Memilih dan mengajarkan keikutsertaan dalam peran sosial.
7. Bentuk integrasi sosial dalam masyarakat.
8. Melalui lembaga pendidikan dapat menjadi perantara untuk
mengajarkan tipe dan model kepribadian.
9. Menjadikan sumber inovasi bagi kehidupan sosial mas-
yarakat.
10. Menginformasikan kepada peserta didik tentang perbedaan
budaya di masyarakat luas, termasuk perbedaan agama, ras,
dan adat istiadat.
Pada saat yang sama, secara umum, fungsi pendidikan ialah
untuk menghilangkan segala bentuk kebodohan dan kemiskinan
masyarakat yang terbelakang. Dipahami juga bahwa kaum terpelajar
atau orang yang mengenyam pendidikan dapat terhindar dari
keterbelakangan dan kemiskinan, karena dengan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh melalui proses pendidikan, mereka
dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan yang mereka
rasakan. Kemampuan dan keterampilan seseorang tentunya
berbanding lurus dengan tingkat pendidikan yang diterimanya,
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya (Fathurrahman,
2012: 77).
Dari hal di atas tergambar jelas bahwa fungsi pendidikan
dapat meningkatkan kesejahteraan, dikarenakan orang yang
terpelajar atau yang mempunyai pendidikan tinggi dapat terhindar
dari keterbelakangan, ketertinggalan maupun kemiskinan. Oleh
karena itu, penekanan dari fungsi pendidikan adalah membimbing,
mengawasi serta mengarahkan anak untuk mencapai tujuan kepada
nilai yang tertinggi. Pendidikan yang ideal dan baik adalah yang bisa
membawa keberhasilan kepada anak untuk mencapai kepada tujuan
yang telah ditetapkan.Hal ini sesuai dengan pernyataan UUSPN
No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa fungsi pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
4. Tujuan Pendidikan