Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dina Kamaladuri Wardani

NIM : 5302420076
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pendidikan
TUGAS BAB 3 PENDALAMAN MATERI
1. Coba anda diskusikan mengapa landasan filosofis Pendidikan, landasan sosiologis
Pendidikan, landasan kKultural Pendidikan,landasan Psikologis Pendidikan, dan
landasan ilmiah dan teknologis Pendidikan perlu dijadikan pertimbangan dalam
proses pembelajaran di sekolah!
2. Coba anda indentifikasi beberapa alasan perlunya Pendidikan seumur hidup dan
program wajib belajar dasar Sembilan tahun!
3. Jelaskan landasan Pendidikan nasional di Indonesia!
4. Jelaskan asas-asas pelaksanaan Pendidikan nasional di Indonesia menurut Komisi
Pembaharuan Pendidikan Nasional!
5. Mengapa asas Tut wuri handayani dijadikan logo department Pendidikan Nasional?
Jawaban :
1. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,
karena di mana pun dan kapan pun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada
hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu
untuk membudayakan manusia atau untuk memuliakan manusia. Untuk terlaksananya
pendidikan dengan baik dan tepat, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara
mendalam bagaimana harusnya pendidikan itu dilaksanakan. Ilmu yang menjadi dasar
tersebut haruslah yang telah teruji kebenaran dan keampuhannya. Ilmu tersebut adalah
ilmu pendidikan. Pendidikan tanpa ilmu perndidikan akan menimbulkan kecelakaan
pendidikan. Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat
bertumpu atau dasar dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan
kenyataan tentang kebijakan dan praktik pendidikan. Kajian analisis kritis terhadap
kaidah dan kenyataan tersebut dapat dijadikan titik tumpu atau dasar dalam upaya
penemuan kebijakan dan Pratik pendidikan yang tepat guna dan bernilai guna.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa landasan pendidikan merupakan dasar bagi
upaya pengembangan kependidikan dalam segala aspeknya. Landasan pendidikan
terdiri dari beberapa jenis, yaitu landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan
hukum, landasan kultural, landasan psilokogis, lndasan ilmiah dan ternologi, landasan
ekonomi, landasan sejarah, dan landasan religius.

2. Pendidikan seumur hidup bertujuan untuk memaksimalkan potensi seseorang sesuai


dengan esensi dan esensinya (yaitu semua aspek kepribadian). Oleh karena itu,
potensi manusia secara keseluruhan penuh dengan kebutuhan pembangunan alam.
 Alasan sifat pekerjaan : Dalam meningkatkan potensi sumberdaya manusia
harus memenuhi beberapa persyaratan-persyaratan baru yaitu kemauan selalu
meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta ketrampilan secara terus
menerus.
 Alasan Faktor Sosial :Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dinegara
berkembang memiliki dampak yang besar terhadap perubahan-perubahan
kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. Ketidaksingkronan berikutnya adalah
usia, batasan usia yang diberlakukan dari dulu sampai sekarang adalah ketika
anak muda dilarang masuk dalam kehidupan orang dewasa, sehingga pendapat
dan kosep yang diterapkan seringkali dibantah oleh beberapa kalangan.
Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi banyak hal yang
dulunya hak istimewa kelompok dewasa, seperti hak untuk membuat
keputusan atas sesuatu yang menjadi pilihan anak, telah beralih menjadi
kelompok anak dan remaja sendiri. Kesenjangan tersebut dapat diatasi melalui
penyelenggara pendidikan sepanjanng hidup yang sifatnya menembus batas-
batas kelembagaan.
 Alasan Perkembangan IPTEK :Banyak sekali inovasi yang dilakukan dalam
pendidikan meliputi pendekatan baru dan perubahan orientasi didalam proses
belajar mengajar, konsep pengembangan tingkah laku, perubahan peran guru
dan siswa, munculnya berbagai tenaga pendidikan nonguru, pendaya gunaan
sumber belajar yang semakin bervariasi dan lain-lain.
 Alasan Ekonomi :Suatu tantangan di negara berkembang dalam
penyelenggaraan pendidikan adalah biaya pendidikan. Tantangan yang
dihadapi di negara berkembang adalah adanya pembangunan infrastruktur
yang dilakukan dan pemebuhan pendidikan dalam peningkatan sumberdaya
manusia.Dalam menangapi permsalahan ekonomi para pendukung PSH
menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh ketika menggunakan
pendidikan seumur hidup adalah peningkatan kualitas hidup, kemaknaan diri ,
melepaskan dari belengg kebodohan, kemiskinan dan eksploitasi, kalaupun
bukan peningkatan produksi kerja dan GNP.
Sedangkan Program pendidikan wajib belajar 9 tahun pada hakekatnya
berfungsi memberikan pendidikan dasar bagi, setiap warganegara agar
masing-masing memperoleh sekurang-kurangnya pengetahuan clan
kemampuan dasar yang diperlukan untuk dapat berperan serta dalam
kehiclapan bermasyarakat, berbangsa clan bernegara. Dalam konteks
pembangunan nasional wajib belajar 9 tahun adalah suatu usaha yang Harus
dilakukan, untuk meningkatkan kualitas cumber daya manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan untuk memahami dunianya,mampu menyesuaikan
diri dengan perubahan, mampu menambah kualitas hidup dan
martabatnya,wajib belajar 9 tahun sendiri merupakan perwujudan konstitusi
serta tekat pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Wajib belajar
pada hakekatnya untuk memenuhi hak asasi setiap warganegara untuk
memperoleh pendidikan sesuai dengan prinsip pendidikan untuk semua
(education for all). Tujuan adalah agar setiap warga negara memperoleh
pengetahuan dan kemampuan dasar yang diperlukan untuk berperan serta
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Sesuai dengan dasar dan falsafah NKRI 17 Agustus 1945, maka dasar hukum
pembangunan pendidikan nasional di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Landasan Ideal : Pancasila
Filsafat pendidikan nasional indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang
terkandung pada pancasila.nilai pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta
didik melalui penyelenggaraan pedidikan nasional dalam semua level dan jenis
pendidikan. Nilai- nilai tersebut bukan hanya mewarnai muatan pelajaran dalam
kurikulum tetapi juga dalam corak pelaksanaan. Dua pandangan yang
dipertimbangkan dalam menentukan landasan filosofis dalam pendidikan nasional
indonesia. Pertama, adalah pandangan tentang manusia indonesia.
Kedua,pandangan tentang pendidikan nasional itu sendiri. Dengan dua pandangan
tentang pendidikan nasional ini menjadikan tugas penyelenggaraan pendidikan
menjadi urusan dan kewajiban semua pihak sehingga pendidikan dibangun dengan
komitmen yang kuat oleh semua unsur bangsa.dalam perpestif pandangan
filosofis, peserta didik indonesia dipandangan sebagai makhluk yang berharkat
dan bermartabat yang berkembang dengan dukungan pendidikan.

2. Landasan Konstitusional : UUD 1945


Sebagai penyelenggaraan pendidikan nasional yang utama,perlu pelaksanaan
berdasar pada perundangan sehngga bangunan pendidikan nasional yang sah
menurut undang-undang. Hal ini sangan penting karna hakekatnya pendidikan
nasional adalah perwujudan dari kehendak UUD 1945. Landasan yuridis bukan
semata dijadikan landasan bagi penyelenggaraan pendidikan namun sekaligus
dijadikan alat untuk mengatur sehingga bagi penyelenggaraan pendidikan yang
menimpah, maka dengan landasan yuridis tersebut dikenakan sanksi. Dalam
praktek penyelenggaraan pendidikan tidak sedikit penyimpangan. Memang sering
kali penyimpangan tersebut tidak begitu langsung di rasakan sebaga kerugian,
namun dalam jangkau panjang bahkan dalam skala nasonal dapat menimbulkan
kerugian besar bukan hanya material tetapi juga mental spiritual. Itulah sebabnya
disamping dasar regulasi sangat penting juga harus pula dilandasi dengan dasar
yuridis untuk sanksi.

 UUD 1945 dan UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
merupakan dua bentuk landasan yuridis pendidikan nasional.
 Pasal 31 UUD 1945 menjamin hak setiap warga negara untuk mendapat
pendidikan, mewajibkan setiap warga negara untuk mengikuti pendidikan dasar
dan mewajibkan pemerintah untuk membiayaninya.
 Pasal 31 UUD 1945 juga mengamanatkan agar pemerintah Landasan Yuridis
Pendidikan Tatang Sy. File 2010 253 mengusahakan dan menyelenggarakan
sistem pendidikan nasional, memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kuranya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional, serta memajukan Ilmu pengetahuan dan
Teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
3. Landasan Operasional : UUSPN
Landasan yuridis pendidikan yang bersumber dari UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional - yang dikaji dalam kegiatan pembelajaran ini - antara
lain meliputi:
O Pasal 1 Ketentuan Umum; Penjelasan mengenai visi, misi, dan strategi pendidikan
nasional;
O Pasal 2 mengenai dasar pendidikan nasional;
O Pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan nasional;
O Pasal 4 mengenai prinsip penyelenggaraan pendidikan;
OPasal 5 s.d.Pasal 11 mengenai hak dan kewajiban warga negara, orang tua,
masyarakat dan pemerintah;
O Pasal 32 mengenai Pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus; serta
O Pasal 34 mengenai wajib belajar

4. Asas-asas pelaksanaan Pendidikan nasional di Indonesia menurut Komisi


Pembaharuan Pendidikan Nasional
1. Asas ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang
berarti di depan pendidik member contoh, di tengah member dorongan, di belakang
memberi pengaruh agar menuju kebaikan).
2. Asas pendidikan sepanjang hayat, yang berarti pendidikan dimulai dari lahir
sampai mati
3. Asas semesta, menyeluruh dan terpadu. Semesta artinya pendidikan itu terbuka
untuk seluruh rakyat, menyeluruh artinya mencakup semua jalur, jenjang dan jenis
pendidikan. Terpadu artinya saling berkaitan antara pendidikan dengan pembangunan
nasional.
4. Asas manfaat, yang berarti pendidikan harus mengingat kemanfaatanya bagi masa
depan peserta didik, bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
5. Asas usaha bersama, yang berarti bahwa pendidikan menekankan kebersamaan
antara keluarga sekolah dan masyarakat.
6. Asas demokratis, yang berarti bahwa pendidikan harus dilaksanakan dalam
suasana dan hubungan yang proposional antara pendidik dan peserta didik, ada
keseimbangan antara hak dan kewajiban pada masing-masing pihak.
7. Asas adil dan merata yang berarti bahwa semua kepentingan berbagai pihak harus
mendapat perhatian dan perlakuan yang seimbang.
8. Asas perikehidupan dalam keseimbangan, yang berarti harus mempertimbangkan
segala segi kehidupan manusia, misalnya jasmani rokhani, dunia akherat, individual
dan sosial, intelektual, kesehatan, keindahan dan lain sebangainya.
9. Asas kesadaran hukum, dalam arti bahwa pendidikan harus sadar dan taat pada
peraturan yang berlaku serta menegakkan dan menjamin kepastian hukum.
10. Asas kepercayaan pada diri sendiri, yang berarti bahwa pendidik dan peserta didik
harus memiliki kepercayaan diri sehingga tidak ragu dan setengah-setengah dalam
melaksanakan pendidikan.
11.Asas efisiensi dan efektifitas, dalam arti bahwa dalam pendidikan harus
ditumbuhkan keaktifan, kreativitas, inisiatif, ketrampilan, kelincahan, dan sebagainya,
12. Asas fleksibelitas, dalam arti bahwa dalam pendidikan harus diciptakan
keluwesan (fleksibel) baik dalam materi maupun caranya, sesuai dengan keadaan,
waktu dan tempat (Anonim, 1980: 18-19).

5. Dalam buku pengumuman Lambang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang


diterbitkan pada 1978, diceritakan bahwa lambang ini tercipta setelah ada sayembara.
(Semenjak Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945,
lembaga yang mengemban sebagian tugas umum pemerintahan di bidang pendidikan
dan kebudayaan, berawal dengan bentuk Kementerian Pengajaran hingga sekarang
menjadi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, belum pernah memiliki sebuah
lambing) tulis Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan T Umar
Ali waktu itu. Maka, para pegawai Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
terdorong untuk menciptakan lambang di lingkungannya masing-masing. Perlu
adanya lambang yang mewadahi seluruh instansi.
Oleh karena itu, pada 14 Februari 1977 dibentuklah Panitia Sayembara Pembuatan
Lambang Departemen. Sayangnya tak ada yang terpilih menjadi lambang Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Dari kesepuluh gambar terbaik, dibuat modifikasinya
yang akhirnya melahirkan lambang Tut Wuri Handayani. Lambang itu ditetapkan
pada 6 September 1977 melalui SK Menteri Nomor 0398/M/1977.Penggunaan Tut
Wuri Handayani sebagai logo merupakan penghargaan bagi Ki Hajar Dewantara dan
jasa-jasanya.

Anda mungkin juga menyukai