Anda di halaman 1dari 10

K E L O M P O K 13

1 . Sy a r i f a h N u r A l i m a h ( 410 14 2 0 0 8 4 )
2. Az r i Ke ish a Ale a ( 410 14 2 0 16 3 )
3. Aniq Darmayanti ( 410 14 2 0 17 3 )
Asesmen pembelajaran merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses belajar-mengajar Asesmen dilakukan
guru sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses
pembelajaran
(Henson & Eller (1999:457)

Tiga kemampuan pokok yang harus dimiliki seorang guru :


a) merencanakan kegiatan pembelajaran
b) melaksanakan kegiatan pembelajaran
c) menilai proses & hasil belajar siswa
Asesmen adalah proses pengumpulan informasi guna
membuat keputusan (Anderson, 2003:xi)
Popham (1995:3) mempertegas, bahwa ‘Educational
assessment is a formal attempt to determine students’ status
with respect to educational variables of interest’
Asesmen dapat juga didefinisikan sebagai proses dari
pengumpulan dan pengujian informasi untuk meningkatkan
kejelasan pengertian tentang apa yang sudah dipelajari oleh
pebelajar dari pengalaman-pengalamannya (Huba dan Freed,
2000:8).
Asesmen berhubungan dengan setiap bagian dari proses
pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar peserta didik
saja, tetapi mencakup semua proses mengajar dan belajar
(Griffin & Nix (1991)
PP. No.19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 1 angka 17 : asesmen/penilaian adalah proses
pengambilan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan 4 hal
pokok terkait dengan tindakan asesmen:
Asesmen merupakan kegiatan
mengumpulkan informasi
karakteristik siswa yang
dilakukan secara sistematis
Tujuan utama untuk
menginterpretasikan perbedaan
dalam pola- pola belajar siswa
Asesmen dapat membantu
pengajar memfokuskan diri pada
strategi mengajar yang efisien
dan tepat
Asesmen pada dasarnya
merupakan proses yang
berlangsung terus-menerus
Popham (1995:4-13) asesmen bertujuan antara lain untuk:
mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam
belajar, memonitor kemajuan siswa, menentukan jenjang
kemampuan siswa, menentukan efektivitas pembelajaran,
dan mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas
pembelajaran.
Dengan melaksanakan asesmen pembelajaran, guru dapat
mendiagnosis kemudahan dan kesulitan belajar peserta
didik, sekaligus memantau kemajuan belajarnya, sehingga
secara tepat dapat menentukan peserta didik mana yang
perlu pengayaan dan peserta didik mana yang perlu
pengajaran remedial.
Hal ini dilakukan untuk mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan. Di samping itu, guru dapat
mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan
peserta didik dalam mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan. Dengan melaksanakan asesmen
pembelajaran, guru mengetahui kekuatan dan
kelemahan peserta didik dalam proses pencapaian
kompetensi, sehingga guru dapat secara langsung
memberikan umpan balik kepada peserta didik
Mendidik dan akuntabel

Komprehensif (Menyeluruh)

Berorietasi pada kompetensi

Terbuka, adil, dan objektif

Berkesinambungan

Bermakna

Terpadu, sistematis, dan menggunakan acuan patokan


Untuk memperoleh hasil asesmen yang maksimal
asesmen dilakukan sepanjang kegiatan pengajaran
ditujukan untuk memotivasi dan mengembangkan
kegiatan belajar, kemampuan mengajar guru dan
untuk kepentingan penyempurnaan program
pengajaran

Asesmen harus didasarkan pada tujuan


pembelajaran secara utuh, mengukur ranah kognitif,
afektif maupun psikomotorik mengacu pada
taksonomi Bloom yang telah direvisi.

Anda mungkin juga menyukai