Npm:2113023071
Kelas:4A
A.Konsep dan prinsip dasar serta terminologi dalam asesmen pembelajaran kimia
a.pengertian asesmen
Assess berasal dari bahasa perancis yaitu “assidire” yang berarti “ tosit beside”
(duduk di samping), yang mempunyai makna mengenal perkembangan masing-
masing individu dari dekat (Herman, ct al., 1992). Menurut Firman (2000:05),
asesmen (penilaian) merupakan proses penentuan informasi yang dilakukan serta
penggunaan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan sebelum keputusan.
Suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik menggunakan tes dan non tes.
Asesmen adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetemsi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Asesmen menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Jadi dalam
asesmen, guru tidak hanya melakukan, penilaian, akan tetapi melihat proses kemajuan
belajar siswa, sehingga guru dengan mudah dapat memberikan bantuan secara individual
kepada masing-masingg siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Hasil
asesmen dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau
penentuan kuantitatif tersebut.
b.Instrumen Asesmen
Instrumen merupakan suatu alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi
(Arikunto, 2002:1), sementara itu penilaian merupakan proses penentuan
informasi yang diperlukan, pengumpulan serta penggunaan informasi tersebut
untuk melakukan pertimbangan sebelum keputusan (Firman, 2000:24).
Berdasarkan kedua pengertian tersebut maka instrumen penilaian dapat disebut
pula sebagai alat penilaian atau alat evaluasi.
d. Tujuan Asesmen
e.Fungsi Asesmen
1.kelebihan
2.Kekurangan
1. Konsep PBK Sulit Dilaksanakan, Sistem PBK merupakan konsep yang baru
dikenalkan sehingga dalam pelaksanaannya banyak mengalami kendala yang
disebabkan karena sulit dan rumitnya konsep tersebut. Hal ini menyebabkan
keterbatasan pemahaman guru terhadap konsep maupun cara melakukannya,
bahkan beberapa guru belum paham.
Guru berulang kali menyampaikan beragamnya teknik PBK yang dianggap
bagus padahal mereka belum sepenuhnya memahami isi dan cara
melaksanakannya. Salah satu sebabnya adalah karena mereka baru membaca,
mendengar, dan mendapatkan informasi secara sekilas tentang konsep PBK.
Dalam merespon adanya konsep baru ini mereka belum bertindak sampai pada
tataran pemahaman karena konsepnya cukup rumit dan sulit dipahami apalagi
untuk dilaksanakan. Selain itu mereka hanya memandang dari segi manfaatnya
yang seakan-akan menjanjikan adanya peningkatan kualitas proses dan hasil
pembelajaran karena keunggulannya. Implikasi dari rendahnya nilai
pemahaman mereka ini berakibat pada rendahnya intensitas penerapannya.
7
8