Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I

Oleh Kelompok 5:
Nama Anggota :
 Farah Faijah
 Maulidi Rahman
 Novi Nanda Laila hady
 Sri Muliana Rizeka
 Rizki Lestari

Kelas : A PGSD PPG Prajabatan Gel.1 2023

Mata kuliah : Pemahaman tentang Peserta Didik dan

Pembelajarannya

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Aslamiah, M.Pd., Ph.D

PPG PRAJABATAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
TAHUN 2023
A. PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN I
Pengertian Asesmen
Sebelum kita bahas lebih dalam, berikut adalah penjelasan dari pendapat para ahli dibawah
ini.

1. Menurut Richard I. Arends (2008), assessment adalah suatu proses pengumpulan


informasi tentang siswa dan kelas untuk maksud-maksud pengambilan keputusan
instruksional.
2. Menurut Terry Overtun (2008), “Assessment is a process of gathering information to
monitor progress and make educational decisions if necessary. As noted in my definition
of test, an assessment may include by a test, but also include methods such as
observations, interview, behavior monitoring, etc.” Assessment adalah suatu proses
pengumpulan suatu informasi untuk memonitor kemajuan dan bila disebutkan dalam
definisi saya tentang tes, suatu penilaian ini bisa saja terdiri dari tes, atau bisa juga terdiri
dari berbagai metode seperti obsevasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dan
sebagainya.
3. Menurut Bob Kizlik (2009), “Assessment is a process by which information is obtained
relative to some know objective or goal. Tests are assessment made under contrived
circumstances especially so that they are may be administered. In other words, all tests
are assessments, but not all of assessments are tests.” Assessment adalah suatu proses
dimana suatu informasi diperoleh berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Penilaian ini
adalah istilah yang luas yang mencakup tes (pengujian). Tes adalah suatu bentuk khusus
dari penilaian. Tes juga adalah salah satu bentuk penilaian. Dengan kata lain, semua tes
ini merupakan penilaian, namun tidak semua penilaian berupa tes.
4. Assessment adalah suatu kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan
kriteria maupun aturan-aturan tertentu. (Eko Putro Widoyoko, 2012).

Dengan demikian, dapat disimpulkan beberapa pengertian sebagai berikut :

1. Asesmen (assessment) adalah upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan
hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa, kelas/mata
kuliah, atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran
tertentu. Setelah diperoleh hasil asesmen maka dilakukan proses penilaian.
2. Penilaian (grading) adalah proses penyematan atribut atau dimensi atau kuantitas
(berupa angka/huruf) terhadap hasil asesmen dengan cara membandingkannya terhadap
suatu instrumen standar tertentu. Hasil dari penilaian berupa atribut/dimensi/kuantitas
tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi.
3. Evaluasi (evaluation) adalah proses pemberian status atau keputusan atau klasifikasi
terhadap suatu hasil assesmen dan penilaian.

Asesmen selalu terkait dan menjadi satu kesatuan dengan proses pembelajaran. Asesmen
dijadikan acuan untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran yang mendukung
pengembangan karakter peserta didik dan sebagai ruang bagi peserta didik agar mendapat umpan
balik atas proses belajar mereka. Pada bab ini Anda akan belajar beberapa jenis asesmen yang
dapat diberikan kepada peserta didik pada proses pembelajaran.

Prinsip-prinsip asesmen yang patut Anda pahami adalah sebagai berikut.

1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran,


dan penyedia informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik,
dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran
selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah sebagai dasar
untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang
tua/wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Jika kita
merujuk pada prinsip asesmen di atas, maka asesmen yang dirancang oleh guru harus
mempertimbangkan hasil pembelajaran yang dicapai pada saat asesmen diberikan dan
juga menjadi dasar bagi peserta didik untuk terus mengembangkan diri dan memperbaiki
proses belajar sehingga proses belajar pada pertemuan berikutnya dapat semakin
memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan diri.
Tujuan Asesmen
Menurut pendapat dari Chittenden (1994) ia menyatakan bahwa tujuan dari penilaian
“assessment purpose” merupakan “keeping track”, checking up, finding out and summing up.
Berikut adalah penjelasannya :
1. Keeping Track
Keeping track yaitu berguna dalam menelusuri dan melacak proses belajar dari peserta didik
yang mana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah diterapkan. Maka
dalam hal ini guru wajib mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu dari
berbagai jenis dan teknik penilaian agar mendapatkan gambaran suatu pencapaian dan
kemajuan belajar dari peserta didik.
2. Checking Up
Checking Up yaitu berguna dalam mengecek suatu pencapaian dan kemampuan dari peserta
didik dalam proses belajar dan kekurangan-kekurangan dari peserta didik pada saat
mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, dalam hal ini guru sangat penting dalam
melaksanakan penilaian sehingga mengetahui bagian mana dari materi yang telah dikuasai
peserta didik dan bagian dari materi yang belum dikuasai.
3. Finding Out
Finding Out merupakan suatu proses mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan
kesalahan atau kelemahan dari peserta didik dalam proses belajar, sehingga guru dapat
dengan tanggap dalam mencari alternatif untuk penyelesaiannya.
4. Summing Up
Summing Up merupakan suatu cara dalam menyimpulkan tingkat penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil dari penyimpulan ini yang mana dapat digunakan
oleh guru dalam menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang saling
membutuhkan.

jenis-jenis asesmen yang diterapkan pada proses pembelajaran. Pada praktiknya ada dua jenis
asesmen yang diterapkan, yaitu asesmen formatif dan asesmen sumatif.

1. Asesmen Formatif
Asesmen formatif merupakan asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen
formatif yang dilakukan di awal pembelajaran berfungsi untuk mengetahui kesiapan
peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran
yang direncanakan. Asesmen ini dapat digunakan oleh guru untuk merancang
pembelajaran. Selain dilakukan di awal, asesmen formatif dapat dilakukan juga selama
proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan pemberian
umpan balik kepada peserta didik. Asesmen ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar peserta didik, kendala atau kesulitan yang mereka hadapi, dan untuk
mendapatkan informasi perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, asesmen ini
merupakan umpan balik bagi peserta didik dan juga pendidik.
2. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif merupakan asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian
keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini merupakan alat ukur untuk mengetahui
pencapaian hasil belajar peserta didik dalam rentang waktu tertentu, misal dalam satu
semester atau satu tahun ajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran
dan menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, tahun ajaran, atau akhir
jenjang tingkat pendidikan. Selain itu, asesmen ini juga digunakan untuk menentukan
kelanjutan proses belajar peserta didik di kelas atau jenjang berikutnya.

Kedua jenis asesmen yang telah dipaparkan di atas merupakan asesmen yang diterapkan guru
dalam proses pembelajaran. Guru dapat memilih asesmen mana yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran berdasarkan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Oleh karena asesmen menjadi bagian yang padu dengan proses pembelajaran, maka penentuan
asesmen harus dapat mendukung pembelajaran menjadi bermakna, kontekstual, dan berpihak
pada peserta didik. Asesmen yang digunakan pada proses pembelajaran perlu
mempertimbangkan tahapan perkembangan peserta didik. Bayangkan jika pemberian asesmen
tidak sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik, apakah yang akan terjadi? Asesmen
bukan lagi menjadi alat ukur keberhasilan suatu proses pembelajaran pastinya. Selain
memperhatikan tahapan perkembangan peserta didik, asesmen yang dibuat juga perlu
memperhatikan lingkungan budaya dan karakteristik lingkungan sekitar. Hal ini menjadi penting
agar asesmen yang diberikan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik
karena penggunaan istilah dan contoh

kasus dalam asesmen sesuai dengan lingkungan dan budaya peserta didik. Hal lain yang perlu
diperhatikan ketika pemberian asesmen adalah mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.
Meskipun peserta didik berada di kelas yang sama, namun bukan berarti kemampuan mereka
berada di tingkatan yang sama. Mungkinkah jika dalam satu kelas Anda dapat memberikan
asesmen dengan tingkat kesulitan yang berbeda? Hal itu sangat mungkin terjadi. Anda dapat
memberikan asesmen dengan beragam tingkat kesulitan yang sesuai dengan kemampuan peserta
didik tersebut.

Kesimpulan :

Asesmen adalah suatu proses yang melibatkan pengumpulan informasi untuk memantau
kemajuan dan membuat keputusan pendidikan. Menurut berbagai ahli, asesmen melibatkan tes,
observasi, wawancara, dan monitoring perilaku. Prinsip-prinsip asesmen, seperti integrasi
dengan pembelajaran, fleksibilitas dalam desain, keadilan, dan penggunaan hasil untuk
perbaikan, penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif.

Tujuan asesmen adalah menjaga catatan, memeriksa kemajuan, menemukan kekurangan, dan
merangkum pencapaian peserta didik. Dua jenis asesmen utama adalah formatif (memberikan
umpan balik selama pembelajaran) dan sumatif (mengukur pencapaian akhir). Asesmen perlu
disesuaikan dengan tahapan perkembangan, lingkungan budaya, dan tingkat kemampuan peserta
didik untuk menjadi alat yang efektif dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai