Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN


ASSESMEN FORMATIF DAN SUMATIF
DALAM PIRINSIP PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU

Disusun oleh:
Eny Rahmiani
NIM 858076746

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Bidang Ilmu
Universitas Terbuka
2022
BAB I
PENDAHULUAN

Dewasa ini, Pendidikan terus mengalami perubahan – perubahan yang signifikan.


Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dari perubahan zaman, perubahan
kebiasaan dan masih banyak lagi. Seperti hal nya pada kondisi pandemi, pendidikan
mengalami perubahan agar dapat beradaptasi dan tetap terjaga keberlangsungan nya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar
didik (mendidik), yaitu: memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian: proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara
mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk
memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan
masyarakatnya.
Dari sudut pengertian Pendidikan tersebut, dapat disimpulkan praktik pendidikan
yang selama ini berlangsung di sekolah ternyata sangat jauh dari hakikat pendidikan yang
sesungguhnya, yaitu pendidikan yang menjadikan siswa sebagai manusia yang memiliki
kemampuan belajar untuk mengembangkan potensi dirinya dan mengembangkan
pengetahuan lebih lanjut untuk kepentingan dirinya sendiri.
Ciri praktik pendidikan di Indonesia selama ini adalah pembelajaran berpusat pada
guru. Guru menggunakan metode ceramah sementara para siswa mencatatnya pada buku
catatan. Program pengajaran dianggap sebagai proses penyampaian fakta-fakta kepada
para siswa. Siswa dianggap berhasil dalam belajar apabila mampu mengingat banyak
fakta, dan mampu menyampaikan kembali fakta-fakta tersebut kepada orang lain, atau
menggunakannya untuk menjawab soal-soal dalam ujian.
Paradigma baru pendidikan lebih menekankan pada peserta didik sebagai sesorang
yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang. Peserta dituntut aktif dalam
pencarian dan pengembangan pengetahuan. Guru harus menjadi fasilitator yang
membimbing siswa ke arah pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri. Melalui
paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif berdiskusi,
berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain, dan memiliki
kepercayaan diri yang tinggi.
Begitu pula dalam sistem penilaian, selama ini sistem penilaian lebih dipahami
sebagai suatu proses pengumpulan dan pengolahan informasi. Hasil penilaian yang
dilakukan lebih berfokus kepada produk yang bersifat angka-angka. Jika peserta didik
mendapatkanan nilai yang tinggi, maka peserta didik tersebut sudah mampu mencapai
kompetensi yang diinginkan oleh guru. Dalam hal ini guru hanya fokus pada hasil akhir
tanpa mempertimbangkan proses peserta didik untuk mencapai nilai (angka) tertinggi.
Dalam Panduan Teknis Penilaian di SD menyatakan bahwa penilaian merupakan
serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan.
Dalam melakukan proses belajar mengajar, penilaian sangat penting untuk
mengukur kemampuan siswa dalam mecapai kompetensi yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan pada paradigma baru Pendidikan, sangat penting sekali bagi guru untuk
menilai proses yang dilakukan oleh peserta didik daripada hanya melihat hasil akhir yang
diberikan siswa. Adakalanya hasil akhir tidak menggambarkan secara keseluruhan proses
yang dilalui oleh peserta didik dikarenakan kondisi fisik ataupun psikis seorang siswa
ketika melakukan penialaian akhir. Jadi alangkah lebih adil jika proses dan hasil akhir
menjadi pertimbangan guru untuk memberikan penilaian.
Dalam makalah ini, pemakalah akan menjelaskan tentang penilaian yang dapat
dilakukan oleh guru yaitu penilaian formatif dan sumatif. Penilaian formatif berfungsi
untuk memberikan umpan balik terhadap kemajuan belajar peserta didik. Sedangkan
penilaian sumatif berfungsi untuk menilai pencapaian siswa selama satu periode waktu
tertentu. Harapannya dengan menerapkan sistem penilaian seperti ini akan mendukung
proses penanaman kesadaran bahwa proses lebih penting dari pada hasil akhir.
BAB II
PEMBAHASAN

Menilai pencapaian hasil belajar siswa merupakan tugas pokok seorang guru sebagai
konsekuensi logis dari pelakasanaan perencanaan pembelajaran yang telah disusun setiap
awal semester. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengambil keputusan tentang keberhasilan
siswa dalam dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Agar penilaian yang dilakukan benar – benar dapat memberikan gambaran yang
sebenarnya tentang pencapaian hasil belajar siswa maka dalam melakukan penilaian ada
beberapa prinsip – prinsip penilaian yang harus diperhatikan, yaitu berorientasi pada
pencapaian kompetensi, valid, adil, objektif, berkesinambungan, menyeluruh, terbuka dan
bermakna.
Berikut ini adalah penjelasan tentang jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran
pada prinsip paradigma baru pembelajaran yaitu penilaian formatif dan sumatif.
A. Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa setelah
siswa menyelesaikan satu unti pembelajaran. Tes formatif tidak dimaksudkan untuk memberi
nilai kepada siswa tetapi hasil tes akan dimanfaatkan untuk memonitor apakah proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan mencapai tujuan pembelajaran atau belum.
Penilaian formatif yang biasa disebut assessment for learning adalah proses
mengumpulkan data/informasi/bukti – bukti mengenai sejauh mana kemajuan peserta didik
dalam menguasai kompetensi, menginterpretasikan data/informasi tersebut, dan memutuskan
kegiatan pembelajaran yang paling efektif bagi peserta didik agar dapat menguasai
materi/kompetensi secara optimal. Penilaian formatif merupakan bagian dari langkah-langkah
pembelajaran, dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung yang merupakan
bagian dari praktik keseharian pendidik dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar di
kelas
Penilaian formatif yang dilakukan pendidik tidak hanya penilaian untuk pembelajaran
(assessment for learning) tetapi juga penilaian sebagai pembelajaran (assessment as
learning). Penilaian sebagai pembelajaran yaitu proses penilaian yang dilakukan pendidik
yang memungkinkan peserta didik melihat capaian dan kemajuan belajarnya untuk
menentukan target belajar, misalnya dalam bentuk penilaian diri atau penilaian antarteman.
Hasil penilaian formatif ini bermanfaat bagi guru dan siswa. Manfaat bagi guru yaitu
guru akan mengetahui sejauh mana bahan pelajaran dikuasai dan dapat memperkirakan hasil
penilaian sumatif. Jika guru mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi
pelajaran, maka guru dapat membuat keputusan, apakah suatu materi pembelajaran perlu
diulang atau tidak. Jika harus diulang, guru juga harus memikirkan strategi pembelajaran
yang akan ditempuh. Penilaian formatif merupakan penilaian hasil belajar dari kesatuan-
kesatuan kecil materi pelajaran. Beberapa hasil penilaian formatif dapat dipergunakan
sebagai bahan untuk memperkirakan penilaian sumatif. Manfaat bagi siswa yaitu mengetahui
susunan tingkat bahan pelajaran, mengetahui butir-butir soal yang sudah dikuasai, dan butir-
butir soal yang belum dikuasai. Hal ini merupakan umpan balik yang sangat berguna bagi
siswa, sehingga dapat diketahui bagian – bagian yang harus dipelajari kembali secara
individual.
Ada banyak teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh (mengelisitasi)
informasi/data mengenai kemajuan penguasaan kompetensi peserta didik baik pada ranah
sikap, pengetahuan, maupun keterampilan yang dapat dipakai dalam penilaian formatif.
McCharty (2017) merekomendasikan siklus penilaian formatif sebagai berikut

Siklus Penilaian Formatif (McCharty, 2017)

Penilaian formatif melibatkan proses mencari dan menginterpretasikan bukti-bukti


yang digunakan siswa dan guru untuk memutuskan posisi siswa dalam pembelajarannya,
kemana siswa perlu melangkah dan bagaimana cara terbaik untuk mencapainya 3. Lebih lanjut
ditekankan bahwa agar penilaian formatif lebih efektif, guru harus terampil dalam
menggunakan strategi penilaian yang bervariasi. Strategi penilaian tersebut dalam penilaian
formatif bisa berupa observasi, diskusi siswa, umpan balik, self-assessment (penilaian
diri) dan peer assessment (penilaian antarteman).
Keberhasilan penggunaan penilaian formatif sangat tergantung pada kemampuan guru
mengorganisasi siswa dalam pembelajaran. Terdapat lima faktor kunci yang dapat
meningkatkan pembelajaran melalui penilaian formatif. Kelima faktor kunci tersebut adalah:
a. menyediakan umpan balik yang efektif untuk siswa,
b. secara aktif melibatkan siswa dalam pembelajaran,
c. mengatur pembelajaran yang memungkinkan siswa memperoleh nilai baik ketika
dilakukan penilaian,
d. memperkenalkan pengaruh besar penilaian terhadap motivasi,
e. mempertimbangkan kebutuhan siswa untuk menilaidirinya sendiri dan untuk memahami
bagaimana cara meningkatkan hasil belajarnya.
Umpan balik adalah informasi tentang kesenjangan kondisi siswa sekarang dengan
tujuan-tujuan dan standar pembelajaran. Siswa menghasilkan umpan balik internal dalam
kegiatan pembelajaran dan penilaian. Umpan balik formatif terkait erat dengan penilaian
formatif tetapi juga dapat berpotensi untuk digunakan sebagai penghubung antara penilaian
sumatif dan pengembangan formatif.
Umpan balik merupakan elemen yang penting dalam penilaian formatif. Kriteria
umpan balik yang baik sebagai berikut.
1. Membantu menjelaskan kinerja yang baik
2. Memfasilitasi pengembangan self-assessment (refleksi) dalam belajar
3. Memberikan informasi yang berkualitas tinggi kepada siswa tentang hasil belajar mereka
4. Mendorong guru untuk berdialog dengan siswa selama pembelajaran
5. Memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran
6. Menyediakan kesempatan untuk menutup kesenjangan antara kinerja saat ini dan yang
diinginkan
7. Memberikan informasi kepada guru yang dapat digunakan untuk membantu membentuk
pengajaran.

Guru menggunakan umpan balik untuk membuat keputusan program sehubungan


dengan kesiapan, diagnosis dan remedial. Siswa menggunakannya untuk memantau hasil
belajar. Pentingnya umpan balik siswa yaitu untuk belajar, menutup kesenjangan pemahaman
konsep mereka, mempersiapkan diri dalam penilaian sumatif, memotivasi untuk belajar,
menghargai standar akademik, dan untuk refleksi.

B. Penilaian Sumatif
Jika tes formatif dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran maka tes sumatif
merupakan jenis tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran yang dimaksudkan untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai keseluruhan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Butir – butri soal yang dikembangkan pada tes sumatif harus dapat mengukur
ketercapaian seluruh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran setiap
mata pelajaran akan mencakup pengembangan tiga Kawasan yang ada pada diri siswa yaitu
pengembangan Kawasan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor
(keterampilan) walaupun dengan penekanan pengembangan kawasan yang berbeda. Sebagai
konsekuensi dari pembelajaran tiga Kawasan tersebut, maka penilaian hasil belajarnya harus
menggunakan alat ukur atau instrument yang dapat dengan tepat mengukur masing – masing
Kawasan yang akan diukur.
Penilaian sumatif berkaitan dengan menyimpulkan prestasi siswa, dan diarahkan pada
pelaporan di akhir suatu program studi. Penilaian sumatif tidak memberikan dampak secara
langsung pada pembelajaran, meskipun sering kali mempengaruhi keputusan yang mungkin
memiliki konsekuensi bagi siswa dalam belajar. Fungsi penilaian sumatif yaitu pengukuran
kemampuan dan pemahaman siswa, sebagai sarana memberikan umpan balik kepada siswa,
untuk memberikan umpan balik kepada pendidik sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran,
akuntabilitas dan standar pemantauan pendidik, dan sebagai sarana untuk memotivasi siswa.
Penilaian sumatif memberikan manfaat tidak hanya bagi siswa dan guru namun juga
bagi orangtua dan kepala sekolah. Bagi siswa penilaian sumatif bermanfaat untuk menilai
keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran. Bagi guru
penilaian sumatif bermanfaat untuk menjadi bahan renungan untuk menganalisis kembali
proses pembelajaran yang sudah dilakukan sehingga dapat ditemukan apa yang menjadi
factor penyebab adanya siswa yang tidak mencapai tujuan pembelajaran. Bagi orang tua
penilaian sumatif bermanfaat untuk memperoleh gambaran tentang prestasi anakn di sekolah.
Sedangkan bagi kepala sekolah penialaian sumatif ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh
mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP), lebih jaug hasil penilaian sumatif dapat digunakan sebagai pembanding
dengan hasil serupa yang dicapai oleh sekolah lain.

C. Bentuk Assesmen Formatif dan Sumatif

Penilaian sumatif dan penilaian formatif dapat dilakukan secara tidak tertulis maupun
tertulis.

Contoh bentuk assesmen tidak tertulis


1. Diskusi kelas
 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi siswa di depan publik dan
mengemukakan pendapat.
 Melatih siswa untuk belajar berdemokrasi, mendengarkan dan menerima pendapat
orang lain yang mungkin berbeda dengannya, juga merespons pendapat tersebut
dengan cara yang sopan dan simpatis.
2. Produk
 Membuat model miniatur 3 dimensi (diorama), produk digital, produk seni, dll.
 Mengembangkan kreativitas,
 Menanamkan pengertian mengenai sebuah peristiwa
3. Drama
 Mengembangkan kemampuan seni peran dan berkomunikasi siswa.
 Mendorong siswa untuk melihat sebuah masalah dari perspektif yang berbeda
sehingga dapat menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran kritis.
4. Presentasi
 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi,
 Mendorong siswa untuk memahami topik presentasi dengan mendalam.
5. Tes Lisan
 Kuis tanya jawab secara lisan,
 Mengonfirmasi pemahaman siswa
 Menerapkan umpan balik

Contoh bentuk assesmen tertulis


1. Refleksi
 Melatih siswa untuk berperan aktif dalam mengevaluasi pembelajaran mereka
sendiri dan memikirkan bagaimana cara mereka dapat memperbaiki diri,
 Hasil refleksi ini dapat digunakan guru untuk melihat sisi lain proses
pembelajaran siswa.
2. Essai
 Mengasah keterampilan menulis akademis siswa, seperti mengembangkan
argumen, menyajikan bukti, mencari sumber terpercaya untuk mendukung
argumen, dan menggunakan referensi dengan tepat,
 Mengembangkan cara berpikir kritis dan daya analisis siswa.
3. Jurnal
 Melatih kemampuan siswa untuk mengorganisasi dan mengekspresikan
ide/pemikiran mereka dalam bentuk tulisan.
 Biasanya ditulis dengan bahasa yang kurang formal sehingga memberikan siswa
kebebasan berpikir kreatif,
 Menjadi alat untuk siswa merefleksikan perkembangan mereka secara
berkesinambungan.

4. Poster
 Mendorong kemampuan siswa untuk mengeksplorasi topik dan
mengkomunikasikan pemahaman mereka dengan cara semenarik mungkin.
5. Tes tertulis
 Kuis pilihan ganda
 Kuis pertanyaan
 Menerapkan umpan balik
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan tentang penilaian formatif dan sumatif, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode asesmen formatif yang dilakukan untuk evaluasi proses pemahaman siswa,
kebutuhan pembelajaran, dan kemajuan akademik selama pembelajaran. Asesmen
formatif memantau pembelajaran siswa dan memberikan umpan balik yang berkala,
dan berkelanjutan. Bagi murid, asesmen formatif berfungsi membantu murid
mengidentifikasi kekuatan dan aspek yang perlu dikembangkan. Bagi guru dan
sekolah, asesmen formatif berfungsi memberikan informasi mengenai tantangan apa
saja yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran sehingga dukungan yang
memadai dapat diberikan. Asesmen formatif dapat diberikan oleh guru, teman, atau
diri sendiri.
2. Metode assessmen sumatif adalah evaluasi yang dilakukan di akhir pembelajaran.
Asesmen sumatif seringkali memiliki taruhan tinggi karena berpengaruh terhadap
nilai akhir siswa sehingga sering diprioritaskan siswa daripada asesmen formatif.
Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini (sumatif) dapat digunakan untuk mengukur
perkembangan murid untuk memandu guru dan sekolah merancang aktivitas mereka
untuk pembelajaran berikutnya.
3. Persamaan dari asesmen formatif dan sumatif merupakan cara untuk menilai
pembelajaran siswa, merupakan kesempatan untuk menerima dan memberikan umpan
balik, merupakan cara untuk mengevaluasi keefektifan pengajaran dan pembelajaran.
4. Bentuk asesmen formatif dan sumatif tidak tertulis antara lain, diskusi kelas, drama,
penilaian produk, presentasi, dan tes lisan.
5. Bentuk asesmen formatif dan sumatif yang tertulis antara lain, refleksi, jurnal, esai,
poster, tes tertulis.
DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, Adi. 2021. Materi Pokok Evaluasi Pembelajaran di SD. Tangeran Selatan:
Universitas Terbuka.
Tim. 2019. Model Penilaian Formatif pada Pembelajaran Abad ke-21 untuk Sekolah Dasar.
Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan.
Abidin, Rahmat Zainul. 2016. “Penilaian Formatif dan Penilaian Sumatif”,
https://yudharta.ac.id/2016/11/penilaian-formatif-dan-penilaian-sumatif/, diakses pada
3 Mei 2022 pukul 10.15 WIB
Sukirman, 2022. “Paradigma Baru Penilaian oleh Pendidik”,
https://www.spiritsumbar.com/paradigma-baru-penilaian-oleh-pendidik-2/, diakses pada
4 Mei 2022 pukul 21.00 WIB
Nurbaity, Ajeung Laras dan Dewi, Dinie Anggaraini. Paradigma Baru Bagi Pendidikan
Masa Depan Indonesia. Bandung: Indonesian Journal of Islamic Studies. Vol. 2 No.
01:15-24.

Anda mungkin juga menyukai