M. Lukman Alifi
Abstrak:
Laporan belajar yang akurat akan menaikkan kualitas belajar di sekolah. Usaha
peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas
pembelajaran dan kualitas sistem penilaian. Keduanya saling terkait, penilaian hasil
belajar siswa dilakukan melalui dua kegiatan pokok, yaitu kegiatan esesmen dan evaluasi.
Esesmen diartikan sebagai kegiatan pengumpulan hasil belajar, sedangkan evaluasi
diartikan sebagai kegiatan penyetandaran atau pengolahan hasil belajar. Evaluasi dalam
pendidikan agama Islam cara atau langkah-langkah yang digunakan terhadap penilaian
tingkah laku siswa berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari
seluruh aspek-aspek kehidupan mental psikologis dan spiritual religius siswa.
Hasil dari implementasi isi laporan hasil belajar pendidikan agama Islam dalam bentuk
penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan
kemajuan belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Langkah-langkah, Implementasi.
PENDAHULUAN
1
Arikunto, S, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Bumi Aksara, 1999).
2
Douglas, B. H, Language Assessment Principle and Classroom Practices. (NY: Pearson
Education, 2004).
3
Ekawarna, D. R, Penelitian Tindakan Kelas, (Jambi: Gaung Persada, 2011).
4
Firman Mansir dan Muh Alamin, “5665-Article Text-19485-1-10-20220802 (2),” 4 (2022), 156–
168.
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dengan demikian guru memberikan banyak
metode, selalu memberikan perhatian penuh kepada peserta didik agar mau belajar dan
memotivasinya.5
Penilaian pembelajaran ini memberikan manfaat bagi pihak-pihak yanng berkaitan
dengan kegiatan belajar-mengajar seperti manfaat bagi peserta didik.6 Manfaat
yang diberikan kepada peserta didik dari penilaian ini ialah peserta didik dapat
mengetahui sejauh mana capaian hasil belajar dari pembelajaran yang telah dilakukan
selama ini, dan juga peserta didik dapat memaksimalkan lagi upayanya dalam
memahami materi dan mengikuti pembelajaran dengan baik.7 Manfaat bagi pendidik
berupa informasi mengenai pemahaman yang diperoleh oleh peserta didik dari
pengajaran yang telah dilakukannya. Selain itu hasil penilaian tersebut juga dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi bagi pendidik, apakah metode, materi dan
pendekatan yang dilakukan sudah sesuai dengan perkembangan peserta didik. Manfaat
bagi sekolah tentunya hasil penilaian terhadap peserta didik dan pendidik akan
memberikan pengaruh kepada pihak sekolah.8 Dengan itu pihak sekolah dapat
mengetahui bagaimana kondisi dan suasana kelas yang diciptakan oleh pedidik dan
peserta didik. Mengetahui peningkatan penilaian yang sudah dilakukan dari tahun ke
tahun untuk dijadikan acuan dalam meningkatkan pelayanan dan juga fasilitas-fasilitas
pendukung yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar-mengajar.9
PEMBAHASAN
5
Muh Anwar dan Fajri Basam, “Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah PEMBERIAN
PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK PADA PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (
PAI ) KELAS V,” 05.1 (2023), 27–34.
6
Jihad, A, Evaluasi pembelajaran, (Multi Pressindo, 2008).
7
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafinda, 2007).
Supratiknya, A, Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. (Yogyakarta:
8
2. Penilaian Autentik
Salah satu konsep penilaian yang sedang hangat diperbincangkan dalam
kurikulum 2013 adalah penilaian autentik atau biasa disebut penilaian alternatif.11
Penilaian autentik merupakan proses pengumpulan informasi yang meminta siswa
untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata.12 Penilaian ini sangat penting
dalam proses pembelajaran dan dapat memberikan informasi yang menunjukkan
kemampuan atau keterampilan peserta didik pada kondisi sebenarnya. 13 Kemampuan
peserta didik yang dinilai melipputi tiga aspek penting yaitu aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan.14 Kunandar menyatakan kurikulum 2013 mempertegas adanya
pergeseran penilaian dari berbasis tes menuju penilaian autentik yang meliputi tiga
aspek tersebut yang didasarkan pada pelaksanaan proses dan hasilnya.15
Penilaian pada pembelajaran PAI dapat juga menggunakan penilaian autentik.
Menurut Kunandar, dalam penilaian autentik tidak hanya memperhatikan beberapa
aspek yang sudah tertera, namun juga harus memperhatikan beberapa variasi
instrument serta alat test yang harus tetap memperhatikan beberapa langkah dari
input, proses dan output peserta didik. Adapun ciri-ciri penilaian autentik adalah.16
a. Harus mengukur semua aspek pembelajaran yaknikinerja dan hasil atau
produk. Artinya, dalam melakukann penilaian terhadap peserta didik
11
Lynch, B. K, Language program evaluation: Theory and practice. (Cambridge University Press,
1996).
12
Munadi, Y, Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008).
13
Sugiyono, D, Statistika untuk penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2006).
14
Nasution, S, Berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar. (PT. Bina Aksara, 2000).
15
Dinda Dwi Maghfirah, Sukarno, dan Desy Eka Citra Dewi, “Problematika Implemetasi Penilaian
Autentik Kurikulum 2013 dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SD Negeri 01
Kepahiang,” GHAITSA : Islamic Education Journal , 3.1 (2022), 34–48
<https://siducat.org/index.php/ghaitsa/article/view/434>.
16
M. Imamuddin A dan Khuriyah Khuriyah, “Penilaian Autentik Pembelajaran PAI dengan
Blended Learning,” JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6.3 (2023), 1563–69
<https://doi.org/10.54371/jiip.v6i3.1428>.
harus mengukur aspek kinerja (performance) serta karya yang dihasilkan.
b. Penilaian dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung. Artinya, dalam penilaian guru dituntut untuk melakukan
penilaian terhadap kemampuan dan atau kompetensi proses peserta didik
setelah melakukann kegiatan pembelajaran.
c. Menggunnakan berbagai cara dan sumber. Artinya dalam melakukan
penilaian terhadap peserta didik menggunakan berbagai teknik sesuai
tuntutan kompetensi, serta menggunakan berbagai sumber penilaian.
d. Test hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam
melakukan penilaian terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus
secara komprehensif yang tidak mengandalkan test semata.
e. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan
bagianbagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka
harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan
setiap hari.
f. Penilaian haris menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta
didik bukan keluasannya (kuantitas). Artinya dalam melakukan penilaian
terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap
penguasaan kompetensi tertentu secara objektif.
Dalam penilaian autentik peserta didik harus menerapkan teori atau konsep
dalam dunia nyata. Penilaian autentik mengacu pada pencapaian hasil belajar
berdasarkan skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).17 Sehingga
pencapaian kompetensi peserta didik dalam konteks pencapaian hasil belajar harus
menggunakan tahapan perbandingan dengan kriteria ketuntasan minmal (KKM)
serta harus memperhatikan penilaian level KD dan KI.18 Berikut rincian aspek-aspek
penilaian autentik.19
a. Penilaian Komepetensi Sikap
Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian
kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai
hasil pembelajaran. Bisa dilakukan melalui teknik penilaian observasi,
penilaian diri sendiri dan penilaian antar teman. Kurikulum membagi
kompetensi sikap menjadi dua yaitu sikap spiritual yang berkaitan dengan
pembentukan pribadi peserta didik yang iman, bertaqwa. Dan sikap sosial
yang berkaitan dengan pembentukan pribadi peserta didik yang berakhlak
mulia, mandiri demokratis dan bertanggung jawab.20
b. Penilaian kompetensi pengetahuan.
17
Subagia, I. W, Implementasi Pendekatan Ilmiah dalam Kurikulum 2013 untuk Mewujudnyatakan
Tujuan Pendidikan Nasional, (In Prosiding Seminar Nasional MIPA, 2013).
18
A dan Khuriyah, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan.......,h.160.
19
Dwi Maghfirah, Sukarno, dan Eka Citra Dewi,Islamic Education Journal.....,h.50.
20
Subagia, I. W., & Wiratma, I. G. L, Penilaian Kompetemsi Kepala Sekolah dan Guru dalam
Bekerja di Sekolah. (Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, 2012).
Dilakukan melalui beberapa cara yaitu tes tertulis, tes lisan dan
penugasan. Teknik tes dengan instrumen soal pilihan ganda, isian (esay),
benar-salah, menjodohkan dan uraian dapat dilakukan pada saat ulangan
harian setelah subtema selesai dipelajari. Teknik penilaian autentik pada
penilaian kompetensi pengetahuan yang dilakukan adalah tes tertulis, tes
lisan dan penugasan.
c. Penilaian kompetensi keterampilan Penilaian kompetensi keterampilan
sering disebut penilaian perbuatan, yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuannya dalam tuugas
tertentu. Penilaian ini meliputi ranah berfikir dan bertindak. Penilaian
keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain
penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek dan penilaian
portofolio.
10
11
12
13
C. Kesimpulan
Isi laporan hasil belajar tidak lepas dari proses penilaian meliputi aspek, kognitif dan
psikomotorik yang juga bisa disebut dengan penilaian autentik.
DAFTAR PUSTAKA