MAKALAH
Diajukan sebagai Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Syuaeb Kurdie, M.Pd
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon
Disusun Oleh:
IKRIMA ADISTIYA
NIM : 20086030007
1
BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil
belajar dan evaluasi pembelajaran. Dalam makalah ini hanya dibicarakan
masalah konsep dasar evaluasi hasil belajar meskipun dalam pembicaraan
tentang evaluasi hasil belajar ini juga disinggung masalah konsep dasar
evaluasi pembelajaran. Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap
saat kita selalu melakukan pekerjaan evaluasi. Dalam beberapa kegiatan
sehari-hari, kita jelas-jelas mengadakan pengukuran dan penilaian.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tentang pengertian evaluasi, tujuan, dan kegunaan evaluasi ?
2. Jelaskan tentang jenis-jenis evaluasi ?
3. Jelaskan obyek evaluasi ?
4. Jelaskan prinsip-prinsip, karakteristik, cara dan teknik evaluasi ?
5. Jelaskan teknik evaluasi tes dan nontes ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi tujuan, dan kegunaan evaluasi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis evaluasi
2
3. Untuk mengetahui obyek evaluasi
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip, karakteristik, cara dan teknik evaluasi
5. Untuk mengetahui teknik evaluasi tes dan nontes
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
4
(cognitives), keterampilan (skills) yang menghasilkan berupa suatu
tindakan dan dalam bentuk yang lain adalah values dan attitudes atau
yang mana bisa dikategorikan dikelompokkan ke dalam affective domain.2
Jadi evalusi adalah suatu proses yang harus ditempuh dalam rangka
pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, sehingga dari data hasil
pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah
laku atau prestasi
1. Tujuan umum
a. Untuk mengumpulkan data yang akan dijadikan sebagai bukti
mengenai taraf perkembangan atau kemajuan yang dialami siswa
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu.
b. Untuk memungkikan para guru menilai aktivitas atau pengalaman
mengajar yang telah dilaksanakan.
c. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode
pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran
selama jangka waktu tertentu.
2. Tujuan khusus
a. Untuk merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program
pendidikan. Artinya, tanpa adanya evaluasi, maka tidak akan
mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri siswa untuk
memperbaiki dan meningkatkan prestasinya.
b. Mencari dan menentukan faktor-faktor penyebab keberhasilan atau
kegagalan siswa dalam mengikuti program pendidikan pada
umumnya dan program pembelajaran pada khususnya.
2
Ibid., Hlm 1-2
5
c. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan,
perkembangan, dan bakat siswa yang bersangkutan.
d. Untuk memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa
yang diperlukan oleh orang tua siswa dan lembaga pendidikan.
e. Untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran, baik cara belajar
siswa maupun metode yang digunakan dalam mengajar.
f. Memotivasi belajar siswa, evaluasi harus dapat memotivasi siswa.
Guru harus menguasai bermacam-macam teknik motivasi. Guru
dapat membangkitkan semangat siswa untuk tekun belajar secara
kontinu.
g. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dara perubahan kurikulum,
perubahan kurikulum didasarkan pada hasil evaluasi dengan skop
yang lebih luas. Pengalaman kerja siswa, analisis
kebutuhanmasyarakat, dan analisis pekerjaan merupakan teknik
konvensional yang sering digunakan untuk mengubah kurikulum.3
3
Ibid., Hlm 10
6
Guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan
dan kelemahan siswa. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan
tersebut, maka akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
7
beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana
dan sistem kurikulum.4
C. Jenis-jenis Evaluasi
4
Daryanto, 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hlm 14-16
8
penilaian demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Unsur-
unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain:
a. Kurikulum/materi
b. Metode dan cara penilain
c. Saran pendidikan/media
d. System administrasi
e. Guru dan personal lainnya.
3. Output, Penilaian terdapat lulusan suatu sekolah dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar mereka
selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur
pencapaian ini disebut tes pencapaian atau achievement test. Output
dapat dilihat dari aspek kognitif, aspek psikomotorik, dan aspek
afektif. Langkah yang selanjutnya yang harus ditempuh oleh guru
dalam mengadakan evaluasi adalah menetapkan apa yang menjadi
sasaran evaluasi tersebut. Pada umumnya ada tiga sasaran pokok
evaluasi yakni:
a. Segi tingkah laku peserta didik.
b. Segi pendidikan
c. Segi-segi yang menyangkut proses belajar dan mengajar itu
sendiri.
E. Prinsip-prinsip Evaluasi
1. Keterpaduan
5
Ibid., Hlm 19-21
9
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program
pengajaran di samping tujuan instruksional dan materi serta metode
pengajaran. Tujuan instruksional, materi dan metode pengajaran serta
evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan.
Karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan pada waktu
menyusun satuan pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara
harmonis dengan tujuan instruksional dan materi pengajaran yang
hendak disajikan.
2. Keterlibatan siswa
3. Koherensi
4. Pedagogis
10
Di samping sebagai alat penilai/hasil pencapaian belajar,
evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan
tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis. Evaluaasi dan hasilnya
hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam
kegiatan belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai
ganjaran (reward) yakni sebagai penghargaan bagi yang berhasil tetapi
merupakan hukuman bagi yang tidak/kurang berhasil.
5. Akuntabilitas
6
Muhaimin, at-al. Ilmu Pendidikan Islam. Surabaya : Karya Abdi Tama. Hlm 229-234
11
tertentu, maka evaluasi pendidikannya harus dilakukan secara continue
(terus-menerus), dengan memperhatikan prinsip pertama, kedua dan
ketiga
F. Karakteristik Evaluasi
7
M. Sukardi, 2009. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta : Bumi Aksara.
Hlm 3-4
12
4. Kegiatan evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data dalam
kegiatan pengajaran data yang dimaksud berupa perilaku atau
penampilan siswa selama mengikuti pelajaran, hasil ulangan, tugas-
tugas pekerjaan rumah, nilai ujian akhir. Sehingga diambil keputusan
sesuai dengan maksud dan tujuan evaluasi yangs edang dilaksanakan.
5. Menentukan tujuan pembelajaran. Tanpa menentukan tujuan terlebih
dahulu tidak mungkin menilai sejauh mana pencapaian hasil belajar
siswa. Karena setiap kegiatan penilaian memerlukan suatu kriteria
tertentu sebagai acuan dalam menentukan batas ketercapaian objek
yang dinilai.
8
Udin S winataputra, 1994. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam dan
Universitas Terbuka. Hlm 79
13
terjadi. Oleh karena itu, setiap orang atau instansi yang memiliki
keterkaitan dengan lembaga pendidikan harus mengadakan evaluasi,
diantaranya ialah guru, kepala sekolah, dan seluruh lembaga yang terkait
dengan hal tersebut.
Selama ini evaluasi yang dilakukan dirasa kurang efektif, hal ini
dikarenakan kegiatan evaluasi kadang-kadang hanya sampai pada domain
kognitif saja, dan itupun masih terbatas pada sejauh mana siswa mampu
mengingat atau menghafal sejumlah materi yang telah disampaikan oleh
guru. Sedangkan pada domain afektif dan psikomotorik masih jauh dari
proses evaluasi. Dari uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa selama ini merupakan proses belajar mengajar hanya
mengedepankan pemberian/penumpukan materi dan informasi saja. Inilah
yang kemudian dikenal dengan model bank education atau pendidikan
gaya bank.
14
bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”,
“percobaan”.9
b. Secara istilah
Menurut Anne Anastsi yang mana dalam karya tulisnya
berjudul Psycholoical Testing, yang dimaksud dengan tes
adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif
sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-
betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan
keadaan psikis atau tingkah laku individu.
Menurut Lee J. Cronbach, tes merupakan suatu prosedur yang
sistematis untuk membandingkantingkah laku dua orang atau
lebih.
Menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian
tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok
individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan
mereka satu sama lainnya.10
Dari denifisi-denifisi tersebut dapat dipahami bahwa dalam
dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah
cara atau prosedur yang perlu ditempuh dalam rangka
pengukuran dan penilaian dalam dunia pendidikan, yang
berbentuk pemberian tugas berupa pertanyaan-pertanyaan atau
perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga
atas dasar data tersebut dapat dijadikan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.
2. Unsur-Unsur Tes
a. Tes itu berbentuk suatu tugas yang terdiri dari pertanyaan-
pertanyaan atau perintah-perintah.
b. Tes itu diberikan pada seorang anak atau sekelompok anak untuk
dikerjakan.
9
Sudijono, Anas, 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hlm 66
10
Ibid., Hlm 6-7
15
c. Respon anak atau kelompok anak tersebut dinilai.11
3. Fungsi Tes
a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini tes
berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang
telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui tes tersebut akan dapat diketahuisudah berapa jauh
program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.
4. Penggolongan Tes
a. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur
perkembangan/kemajuan belajar peserta didik.13
Tes seleksi, Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan
calon siswa baru, di mana hasil tes digunakan untuk memilih
calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian
banyak calon yang mengikuti tes.
Tes awal, Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang
akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jadi tes
awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran
diberikan kepada peserta didik. Contohnya, sebelum murid
diberi pelajaran Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu
dites pengetahuan mereka tentang rukun iman, nama-nama
Rasul Allah, dll.
Tes akhir, Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong
11
Nurkancana, Wayan & Sumartana, P.P.N, 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya. : Usaha
Nasional. Hlm 25
12
Ibid.,
13
Ibid., Hlm 67
16
penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh
peserta didik.
Tes diagnostic, Tes jenis ini dilaksanakan untuk menentukan
secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta
didik dalam suatu semata pelajaran tertentu.
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk
mengetahui, sejauh manakah peserta didik telah terbentuk
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Di sekolah-sekolah tes formatif ini biasa
dikenal dengan istilah “ulangan harian”.
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan.
Disekolah tes ini dikenal dengan istilah “ulangan umum” atau
“EBTA”.
b. Penggolongan berdasarkan banyaknya orang yang mengikuti tes,
tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
Tes individual, yakni tes di mana tester hanya berhadapan
dengan satu orang testee saja.
Tes kelompok, yakni tes di mana tester berhadapan dengan
lebih dari satu orang testee.14
c. Penggolongan berdasarkan responnya, dapat dibedakan menjdi
dua golongan yaitu:
Verbal tes, yakni suatu tes yang menghendaki respon
(jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau
kalimat, baik secara lisan maupun secara tertulis.
Nonverbal tes, yaitu tes yang menghendaki respon (jawaban)
dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat,
melainkan berupa tindakan atau tingkah laku.15
14
Ibid., Hlm 74
15
Ibid., Hlm 75
17
d. Ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara
memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
Tes tertulis, yaitu tes di mana tester dalam mengajukan butir-
butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan
testee memberikan jawabannya juga secara tertulis.
Tes lisan, yaitu tes di mana tester di dalam mengajukan
pertanyaan-pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan
testee memberikan jawabannya secara lisan pula.
e. Ditinjau dari bentuk pertanyaan yang diberikan
Tes obyektif, Tes obyektif terdiri dari item-item yang dapat
dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif yang benar
dari sejumlah alternatif yang tersedia.16
Tes essay, Tes essay adalah suatu bentuk tes yang terdiri dari
suatu pertanyaan atau suatu berupa suruhan yang mana
menghendaki jawaban yang berupa uraian yang relatif
panjang.
I. Teknik Nontes
1. Pengamatan (Observation)
18
sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi
banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Observasi dapat
mengukur atau menilai hasil dan proses belajar, misalnya tingkah laku
peserta didik pada waktu guru menyampaikan pelajaran di kelas,
tingkah laku peserta didik pada jam-jam istirahat, dll.
2. Wawancara
19
Macam-macam kuesioner:18
BAB III
18
Arikunto, Suharsimi., 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm 25
20
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
21
Arikunto, Suharsimi., 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara
22