Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, di antara siswa
pengelolah sekolah, lingkungan, kualitas pengajaran, kurikulum dan
sebagainya. Usaha peningkatan pendidikan biasa di tempuh dengan dengan
peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang baik. Keduanya
saling berkaitan system pembelajaran yang bai akan menghasilkan kualitas
pendidikan yang baik. Selanjutnya system penilain yang baik akan mendorong
guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa
untuk belajar yang lebih baik. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk
kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan
bersama. Dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuan itu perlu
diketahui apakah usaha yang dialakukan sudah sesuai dengan tujuan?
Jika iya, sudah sejauh mana ditempuh? Apakah anak didiknya
mengalami kemunduran didalam belajar atau peningkatan, dan kalau
mengalami kemunduran apakah penyebabnya?
Sehubungan dengan itu, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan
sehubungan dengan itu, maka di dalam pembelajaran di butuhkan guru yang
tidak hanya mengajar dengan baik, namun mampu melakukan evaluasi
dengan baik.kegiatan evalusi sebagai begaian dari program pembelajaran
perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil
belajar, namun perlu penilaian terhadap input, output dan kualitas proses
pembelajaran itu sendiri.
Dalam makalah ini, kami menyajikan beberapa hal tentang tujuan,
manfaat, prinsip-prinsip, alatt, objektivitas,pendekatan dan penilaian evaluasi

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 1


B. Tujuan
1. Apa tujuan, manfaat dan prinsip evaluasin pembelajaran ?
2. Apa alat,strategi dan objektivitas evaluasi pembelajaran ?
3. Bagaimana pendekatan dan penilaian evaluasi pembelajaran ?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui tujuan, manfaat dan prinsip evaluasin pembelajaran
2. Untuk mengetahui alat,strategi dan objektivitas evaluasi pembelajaran.
3. Untuk mengetahui pendekatan dan penilaian evaluasi pembelajaran.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 2


BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan, Manfaat dan Prinsip Evaluasi Pembelajaran


1. Tujuan evaluasi pembelajaran
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
mengetahui efektifitas proses pembelajran yang telah dilaksakan.
Indicator efektifitas dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang
terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah laku itu dibandingkan
dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan
kompetnsi, tujuan dan isi program pembelajaan. Adapun secara khusus
tujuan evaluasi adalah untuk :
a. Mengetahui tingkat penguasaan peseta didik terhadap
kompetensi yang telah ditatapkan
b. Mengetahu kesulitan- kesulitan yang dialami peserta didik
dalam proses belajar, sehingga dapan dilakukan diagnosis dan
kemungkinan memberikan remedial teaching.
c. Mengetahui evisiensi dan efektifitas strategi pembelajran yang
digunakan guru, baik yang menyangkut metode, media
maupun sumber-sumber belajar.

Dep diknas (2003.26) mengemukakan tujuan evaluasi pembelajar


adalah untuk :
a. Melihat produktifitas dan efektifitas kegiatan belajar mengajar
b. Memperbaiki dan menyeumpamakan kegiatan guru
c. Memperbaiki, menyempurnakan dan mengembangkan program
belajar mengajar.
d. Mengetahui kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa
selama kegiatan belajar dan mencarikan jalan keluarnya.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 3


e. Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat
sesuai dengan kemampuanya.

2. Manfaat evaluasi pembelajaran


Adapun manfaat evaluasi adalah :
a. Secara psikologis , peserta didik perlu mengetahui prestasi
belajarnya sehingga ia merasakan kepuasan dan ketenangan.
Untuk itu guru/instruktur perlu melakukan penilaian terhadap
prestasi belajar peserta didiknya.
b. Secara sosiologis, untuk mengetahui apaka peserta didik sudah
cukup mampu uttuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti
dapat berkomunikasi dan beradaptasi dengan seluruh lapisan
masyarakat dengan segala karakteristiknya.
c. Menurut didaktis–metodis, eveluasi berfungsi untuk membantu
guru/instruktur dalam menempatkan peserta didik pada
kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecekapanya
masing-masing.
d. Untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-
temanya, apakah ia termaksut anak yang pandai, sedang atau
kurang.
e. Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam
menempuh program pendidikannya.
f. Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan
seleksi baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan,
jurusan, maupun kenaika tingkat atau kelas.
g. Secara administrative, eveluasi berfungsi untuk memberikan
laporan tentang kemajuan peserta didik kepada pemerintah,
pimpian atau kepala sekolah, guru/instruktur, termasuk peserta
didik itu sendiri.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 4


Disamping itu, manfaat evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis
evaluasi itu sendiri, yaitu :
a. Formatif, yaitu memberikan feedback bagi guru atau instruktur
sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
mengadakan program remedial bagi peserta didik yang belum
menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.
b. Sumatif, yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik
terhadap materi pembelajaran, menentukan angka (nilai)
sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan laporan
perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi
belajar.
c. Diagnostic, yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta didik
(sikologis, fisik, dan lingkungan ) yang mengalami kesulitan
belajar.
d. Seleksi dan penempatan, yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan
dasar untuk menyeleksi dan menempatkan peserta didik sesuai
dengan minat dan kempuannnya

3. Prinsip evaluasi pembelajaran


Untuk memperoleh hasil evaluasi yang lebih baik, Anda harus
memperhatikan prinsip-prinsip umum evaluasi sebagai berikut :
a. Kontinuitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental,
karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang
kontinu. Oleh sebab itu, Anda harus melakukan evaluasi
secara kontinu. Hasil evaluasi yang diperoleh pada suatu
waktu harus senantiasa dihubungkan dengan hasilhasil
pada waktu sebelumnya, sehingga dapat diperoleh
gambaran yang jelas dan berarti tentang perkembangan

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 5


peserta didik. Perkembangan belajar peserta didik tidak
dapat dilihat dari dimensi produk saja tetapi juga dimensi
proses bahkan dari dimensi input.
b. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek,
Anda harus mengambil seluruh objek itu sebagai bahan
evaluasi. Misalnya, jika objek evaluasi itu adalah peserta
didik, maka seluruh aspek kepribadian peserta didik itu
harus dievaluasi, baik yang menyangkut kognitif, afektif
maupun psikomotor. Begitu juga dengan objek-objek
evaluasi yang lain.
c. Adil dan objektif
Dalam melaksanakan evaluasi, Anda harus berlaku adil
tanpa pilih kasih. Semua peserta didik harus diperlakukan
sama tanpa “pandang bulu”. Anda juga hendaknya
bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Sikap like and dislike, perasaan,
keinginan, dan prasangka yang bersifat negatif harus
dijauhkan. Evaluasi harus didasarkan atas kenyataan (data
dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau
rekayasa.
d. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi, Anda hendaknya
bekerjasama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta
didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan
peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua
pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak
tersebut merasa dihargai.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 6


e. Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik
bagi Anda sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun
orang lain yang akan menggunakan alat tersebut. Untuk
itu, Anda harus memperhatikan bahasa dan petunjuk
mengerjakan soal.

B. Alat, strategi dan Objektivitas eveluasi pembelajaran


1. Alat evaluasi pembelajaran
Secara keseluruhan teknik dan bentuk evaluasi pendidikan
dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Teknik Non-tes
Nontes dapat digunakan untuk mengukur semua ranah
yang dimiliki oleh masing-masing individu yang tentunya
berbeda. Teknik nontes sangat penting dalam mengevaluasi
siswa pada ranah afektif dan psikomotor, berbeda dengan
teknik tes yang lebih menekankan asfek kognitif. Ada
beberapa macam teknik nontes, yaitu: pengamatan
(observation), wawancara (interview), kuisioner/angket
(questionanaire), dan analisis dokumen yang bersifat unobtrusiv.
1) Pengamatan (Observation)
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung
terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakuya.
Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-
bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan
sasaran pengamatan.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 7


Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat
misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah
pada waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olah
raga, upacara dan lain-lain.
2) Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu tehnik penilain yang
dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik secara
langsung (face to pace relition) secara langsung apabila
wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya
kepada orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan
wawancara sebagai alat penilaian angat dipengaruhi oleh
beberapa hal :
a) Hubungan baik pewawancara dengan anak yang
diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya
pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang
yang diwawancarai
b) Keterampilan pewawancara
Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya
terhadap hasil wawancara yang dilakukan, karena
guru perlu melatih diri agar meiliki keterampilan
dalam melaksanakan wawancara.
c) Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat
dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru
sebelum guru melaksanakan wawancara harus
membuat pedoman-pedoman secara terperinci, tentang
pertanyaan yang akan diajukan

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 8


3) Angket (Questionave)
Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur
(responden)
Pada umumnya tujuan penggunaan anngket atau
kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah
untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta
didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah
laku dan proses belajar mereka.
Angket sebagai alat penilaian nontes dapat
dilaksanakan secara langsung maupun secara tidak
langsung.Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu
diberikan kepada anak yang dinilai atau dimintai
keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak langsung
apabila nagket itu diberikan kepada orang untuk dimintai
keterangan tentang keadaan orang lain. Misalnya diberikan
kepada orangtuanya, atau diberikan kepada temannya.

b. Teknik Tes
Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif
sehingga dapat digunakan secara meluas untuk mengukur
dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku
individu. Dapat dipastikan akan mampu memberikan
informasi yang tepat dan obyektif tentang obyek yang
hendak diukur baik berupa psikis maupun tingkah lakunya,
sekaligus dapat membandingkan antara seseorang dengan
orang lain.
Menurut pendapat saya setuju bahwa tes adalah
suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 9


berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga
menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa
tersebut.
Sebagai alat evaluasi hasil belajar, tes minimal
mempunyai dua fungsi, yaitu:
1) Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap
seperangkat materi atau tingkat pencapaian
terhadap seperangkat tujuan tertentu.
2) Untuk menentukan kedudukan atau
seperangkat siswa dalam kelompok, tentang
penguasaan materi atau pencapaian tujua
pembelajaran.
Tes menurut tujuannya: Tes kecepatan(Power Test), tes
kemampuan (power test), teshasil belajar (achievement test),
tes diagnostoik (diagnostik test), tes kemauan belajar( gains/
achievement), tes formatif, tes sumatif.
Dengan mempertimbangkan kriteria- kriteria dapat
dihasilkan alat tes (soal-soal) yang berkualitas memenuhi
syarat- syarat diantaranya:
 Shahih (valid) yaitu mengukur yang harus diukur,
sesuai dengan tujuan.
 Relevan yaitu diuji sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
 Spesifik, soal hanya dapat dijawab oleh peserta didik.
 Representif, soal mewakili materi ajar secara
keseluruhan.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 10


2. Strategi dalam evaluasi pembelajaran
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam kegiatan
evaluasi adalah membuat perencanaan. Perencanaan ini penting
karena akan mempengaruhi langkah-langkah selanjutnya, bahkan
mempengaruhi keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh.
W.James Popham (1974:159) mengemukakan maksud perencanaan
evaluasi adalah”to facilitate gathering data, thereby making possible
valid statements about the effect or out comes of the program, practice,
or policy under study”.
Jika di dalam evaluasi itu jelas-jelas akan menggunakan tes,
maka ada baiknya kita simak pendapat Norman E.Gronlund (1985)
tentang langkah-langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan
suatu tes sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan tes (detrermine the purpose of the test).
b. Mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur melalui
tes (identify the learning outcomes to be measured by the test).
c. Merumuskan hasil belajar dalam bentuk perilaku yang
spesifik dan dapat diamati (define the learning outcomes in
the terms of specific, observable behavior).
d. Menyusun garis besar materi pelajaran yang akan diukur
melalui tes (outline the subject matter to be measurred by the
test).
e. Menyiapkan suatu tabel yang spesifik atau kisi-kisi
(prepare a table of specifications).
f. Menggunakan tabel spesifik sebagai dasar untuk persiapan tes
(use the table of specifications as basis for preparing test.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 11


Berdasarkan uraian di atas, maka dalam perencanaan evaluasi,
ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan, seperti : tujuan, kisi-
kisi, menulis soal, uji-coba dan analisis soal, revisi dan merakit soal.

3. Objektivitas evaluasi pembelajaran


Menurut Siregar (2001:66) bahwa untuk mengukur objektivitas
pemberitaan pada dasarnya menakar sejauh mana wacana fakta sosial
identik dengan wacana fakta media. Sebab berita adalah fakta social
yang direkontruksikan untuk kemudian diceritakan. Cerita tentang
fakta social itulah yang ditampilkan di media cetak. Motif khalayak
menghadapi media cetak adalah untuk mendapatkan fakta sosial.
Untuk itu, prinsip utama dalam journalism
a. Tipe objektivitas
1) Pendekatan eksperimental
Penilaian yg berorientasi pada penggunaan
experimental science dalam program evaluasi ini berarti
menggunaka control eksperimen yang biasanya
dilakukan dalam penelitian akademik
2) Pendekatan berorientasi pada tujuan
Pendekatan ini menggunakan tujuan program
sbg kriteria untuk menentukan keberhasilan. penilai
mencoba mengukur sampai di mana pencapaian tujuan
telah tercapai.
3) Pendekatan berfokus pada keputusan
Evaluasi yg berfokus pd keputusan menekankan
pada peranan informasi yang sistematik untuk
pengelola program dlm menjalankan tugasnya.
4) Pendekatan berorientasi pada pemakai

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 12


Keterlibatan langsung para pemegang kunci
keputusan, waktu informasi, dan kepekaan terhadap
konteks organisas
5) Pendekatan yang responsive
Penilaian dpt berarti mencari pengertian suatu
isu dari berbagai sudut pandangan dari semua yang
terlibat yang berminat, dan yang berkepentingan
terhadap program
6) Pendekatan bebas tujuan
Program hanya merupakan formalitas, atau
jarang menunjukan yang sebenarnya, atau tujuan
menjadi berubah.
b. Kualitas objektivitas suatu tes dibedakan menjadi tiga
tingkatan, yaitu :
1) Objektivitas tinggi ialah jika hasil-hasil tes itu
menunjukkan tingkat kesamaan yang tinggi.
2) Objektivitas sedang ialah seperti tes yang sudah di
standarisasi, tetapi pandangan subjektif skor masih
mungkin muncul dalam penilaian dan interpretasinya
3) Objektivitas fleksibel ialah seperti beberapa jenis tes
yang digunakan oleh LBP untuk keperluan konseling

C. Pendekatan dan hambatan dalam evaluasi


1. Pendekatan pembelajaran
Pembelajaran adalah merupakan kegiatan dalam proses
implementasi kurikulum yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar.
Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan
ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instructional
untuk suatu satuan instrusional tertentu

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 13


Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus
mennggunakan pendekatan tertentu, tetapi sifatnya lugas dan
terencana. Artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan
materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran
Macam-macam pendekatan
a. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan pembelajaran
yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep
itu diperoleh. (Syaipul sagala, 2007).
Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman,
melalui generalisasi dan berfikir abstrak
b. Pendekatan Proses
`Pendekatan proses adalah suatu pendekatan
pengajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut
menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep
sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan ini dilatar belakangi oleh konsep-konsep
belajar menurut teori Naturalisme-Romantis”dan teori kognitif
gestal. Naturalisme-romantis menekankan kepada aktifitas
siswa. Dan teori kognitif gestal menekankan pemahaman dan
kesatu paduan yang menyeluruh
c. Pendekatan deduktif.
Pendekatan ini adalah proses penalaran yang bermula
dari umum kekeadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran
yang bermula dengan menyajukan aturan prinsip umum diikuti
dengan contoh-contoh

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 14


d. Pendekatan Induktif.
Pendekatan ini pertama dikemukakan oleh ilosof
Inggris PrancisBacon (1561) yang menghendaki agar
penarikan kesimpulan di dasarkan dari fakta yang konkrit
sebanyak mungkin.

e. Pendekatan Pembelaiaran Berbasis Kompetensi


Fokus pelaksanaan pembelajaran ini antara lain :
1) Kegiatan pembelajaran adalah penguasaan
kompetensi oleh peserta.
2) Proses pembelajaran harus memiliki kesepadanan
dengan kondisi dimana kopetensi tersebut
digunakan.
3) Aktivitas pembelajaran bersifat perseorang antara,
antara satu peserta dengan peserta lain tidak
ketergantungan.
4) Harus tersedia program pengayaan (enricmen) bagi
peserta yang lebih cepat dan program perbaikan
(remedial) bagi peserta yang lebih lamban.
2. Hambatan dalam eveluasi pembelajaran.
Setiap guru dalam melaksanakan evaluasi harus paham dengan
tujuan dan manfaat dari evaluasi atau penilaian tersebut. Tetapi
ada juga guru yang tidak menghiraukan tentang kegiatan ini, yang
penting ia masuk kelas, mengajar, mau ia laksanakan evaluasi diakhir
pelajaran atau tidak itu urusannya. Yang jelas pada akhir semester ia
telah mencapai target kurikulum. Ini yang menjadi permasalahan
dalam dunia pendidikan saat ini. Apa penyebab hal ini bisa terjadi ?
a. instruktur kurang menguasi materi pelajaran, sehingga
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 15


kalimatnya sering terputus-putus ataupun berbelit-belit yang
menyebabkan anak menjadi bingung dan sukar mencerna
apa yang disampaikan oleh guru tersebut. Tentu saja di
akhir pelajaran mereka kewalahan menjawab pertanyaan
atau tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Dan
akhirnya nilai yang diperoleh jauh dari apa yang diharapkan.
b. instruktur kurang menguasai kelas. instruktur yang kurang
mampu menguasai kelas mendapat hambatan dalam
menyampaikan materi pelajaran, hal ini dikarenakan
suasana kelas yang tidak menunjang membuat anak yang
betul-betul ingin belajar menjadi terganggu.
c. instruktur enggan mempergunakan alat peraga dalam
mengajar. Kebiasaan instruktur yang tidak mempergunakan
alat peraga memaksa anak untuk berpikir verbal sehingga
membuat anak sulit dalam memahami pelajaran dan
otomatis dalam evaluasi di akhir pelajaran nilai anak
menjadi jatuh.
d. instruktur kurang mampu memotivasi anak dalam belajar,
sehingga dalam menyampaikan materi pelajaran, anak
kurang menaruh perhatian terhadap materi yang
disampaikan oleh instruktur, sehingga ilmu yang terkandung
di dalam materi yang disampaikan itu berlalu begitu saja
tanpa ada perhatian khusus dari anak didik.
e. instruktur menyamaratkan kemampuan anak di dalam
menyerap pelajaran. Setiap anak didik mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam menyerap materi
pelajaran. instruktur yang kurang tangkap tidak mengetahui
bahwa ada anak didinya yang daya serapnya di bawah rata-
rata mengalami kesulitan dalam belajar.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 16


f. instruktur kurang disiplin dalam mengatur waktu. Waktu
yang tertulis dalam jadwal pelajaran, tidak sesuai dengan
praktek pelaksanaannya,. Waktu untuk memulai pelajaran
selalu telat, tetapi waktu istirahat dan jam pulang selalu
tepat atau tidak pernah telat.
g. instruktur enggan membuat persiapan mengajar atau
setidaknya menyusun langkah-langkah dalam mengajar,
yang disertai dengan ketentuan-ketentuan waktu untuk
mengawali pelajaran, waktu untuk kegiatan proses dan
ketentuan waktu untuk akhir pelajaran.
h. instruktur tidak mempunyai kemajuan untuk nenambah atau
menimba ilmu, misalnya membaca buku atau bertukar
pikiran dengan rekan instruktur yang lebih senior dan
profesional guna menambah wawasannya.
i. Dalam tes lisan di akhir pelajaran, instruktur kurang
trampil mengajukan pertanyaan kepada siswa, sehingga
murid kurang memahami tentang apa yang dimaksud oleh
instruktur.
j. Instruktur selalu mengutamakan pencapaian target
kurikulum.instruktur jarang memperhatikan atau menganalisa
berapa persen daya serap anak terhadap materi pelajaran
tersebut

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 17


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan baru terhadap pandangan pelaksanaan belajar mengajar
membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan
kompetensinya, karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa
sebagian besar ditentukan oleh peran guru yang kompeten. instruktur yang
kompeten akan lebih mampu memciptakan lingkungan belajar yang efektif
dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat optimal. Salah satu peran guru dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai evaluator.
Dalam satu kali proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi
seorang evalutor yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah
materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan
dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian
tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan
metode mengajar. Tujuan lain dari penilaian diantaranya adalah untuk
mengetahui kedudukan siswa, di dalam kelas atau kelompoknya. Dengan
penilaian, guru dapat mengkalsifikasikan apakah seoarang siswa termasuk
kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya
jika dibandingkan dengan teman-temannya.
Penelaahan pencapaian tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dapat diketahui, apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif
memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Jadi jelaslah
bahwa guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian, karena
dengan penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa
setelah ia melaksanakan proses belajar.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 18


B. SARAN
Dari pembahasan di atas, maka menandakan bahwa evaluasi
pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang instruktur sendirian
namun berlaku untuk semua instruktur. Untuk itu, pemahaman tentang konsep
dasar evalusi pembelajaran sangat diperlukan oleh instruktur demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang baik, efektif, dan efisien.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 19


DAFTAR PUSTAKA
Brown, Douglas H. 2004. Language Assessment: Principles and Classroom Practices.
New York: Pearson Education.
Brown, Douglas H. 2001. Teaching by Principles. New York: Addison Wesley
Longman.
Brown, James Dean. 1994. Elements of Language Curriculum: A Systematic
Approach to Program Development. Boston: Heinle and Heinle.
Hughes, Arthur. 2003. Testing for Language Teachers. 2nded. Cambridge:
Cambridge University Press.
Pandjaitan, Mutiara O. 2003. Penilaian Berbasis Kelas dengan Portfolio. A Seminar
paper presented at Indonesia University of Education.
Suherdi, Didi and Cece Rakhmat. 1998. Evaluasi Pengajaran. Proyek BP3GSD.
Depdikbud RI.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Jakarta : Tamita Utama.

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN | 20

Anda mungkin juga menyukai