Anda di halaman 1dari 10

RADANG TELINGA LUAR

Mukhlis Imanto
Bagian Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL)
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
e-mail: mukhlisimantokhlis@yahoo.co.id

Abstract: Inflammation of the Outer Ear. Inflammation of the outer ear is the case that most often
causes the patient came to the clinic for treatment. The incidence is approximately 1: 100 and 1: 250 of
the entire population, with regional variations based on age and geographic location. On the Outer Ear
inflammation is inflammation of the skin or cartilage auricle, ear canal or tympanic membrane epithelial
layer caused by bacteria, fungi and viruses. This review will discuss the embryology, anatomy and
physiology of the ear, especially the outer ear, as well as classification, pathophysiology, diagnosis and
treatment of inflammation of the outer ear. This review is expected can help the reader to know and
understand the inflammatory diseases of the external ear where it is most useful in the further
management, especially for an ENT specialist.

Key words: Outer Ear Inflammation, Diagnosis, Treatment

Abstrak: Radang Telinga Luar. Radang pada telinga luar merupakan kasus yang paling sering
menyebabkan pasien datang ke klinik untuk mendapatkan pengobatan. Insidensinya sekitar 1:100 dan
1:250 dari seluruh populasi, dengan variasi regional berdasarkan usia dan letak geografis. Radang pada
Telinga Luar adalah radang pada kulit atau kartilago aurikula, liang telinga atau lapisan epitel membran
timpani yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Sari pustaka ini akan membahas mengenai
embriologi, anatomi dan fisiologi telinga terutama telinga luar, serta klasifikasi, patofisiologi, diagnosis
dan penatalaksanaan radang pada telinga luar. Diharapkan sari pustaka ini dapat membantu pembaca
dalam mengenal dan memahami penyakit radang pada telinga luar dimana hal ini sangat berguna dalam
penatalaksanaan selanjutnya terutama bagi seorang ahli THT.

Kata kunci: Radang Telinga Luar , Diagnosis, Penatalaksanaan

Radang pada Telinga Luar adalah radang pada mendapatkan pengobatan. Insidensinya sekitar 1:100
kulit atau kartilago aurikula, liang telinga atau dan 1:250 dari seluruh populasi, dengan variasi
lapisan epitel membran timpani yang disebabkan regional berdasarkan usia dan letak geografis.
oleh bakteri, jamur dan virus. Hampir 98% penyebabnya adalah bakteri, dengan
Radang dapat dikategorikan berdasarkan patogen terbanyak adalah Pseudomonas aeruginosa
penyebab dan lokasi, serta diklasifikasikan (20-60%) dan Staphylococcus aureus (10-70%),
berdasarkan waktu terjadi sebagai akut, subakut dan yang paling sering terjadi adalah infeksi
kronis. polimikroba.
Seorang ahli THT sangat sering menemukan
kasus radang pada telinga luar dalam praktek sehari- Klasifikasi
hari. Oleh karena itu sangat penting untuk Radang pada Aurikula
mengetahui embriologi, anatomi dan fisiologi Berdasarkan penyebabnya dibagi ke dalam:4
telinga, terutama telinga luar. Hal tersebut sangat 1. Bakteri: Selulitis dan perikondritis serta kondritis
berguna dalam penatalaksanaan selanjutnya. 2. Virus: Herpes zoster otikus.
Faktor yang mempermudah terjadinya radang
pada telinga luar adalah perubahan pH di liang Radang pada Kanalis Akustikus Eksternus
telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH Berdasarkan penyebabnya dibagi ke dalam:1
menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. 1. Bakteri: Otitis eksterna sirkumkripta (furunkel),
Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, bakteri otitis eksterna difus dan otitis eksterna maligna.
dan jamur mudah tumbuh. Predisposisi radang pada 2. Jamur: Otomikosis.
telinga luar yang lain adalah trauma ringan saat
mengorek telinga. Radang Pada Membran Timpani
Sebagaimana diketahui bahwa radang pada Penyakit yang paling sering ditemui adalah
telinga luar merupakan kasus yang paling sering yang disebabkan oleh bakteri, yaitu miringitis bulosa
menyebabkan pasien datang ke klinik untuk dan granular miringitis kronis.
201
202 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210

ISI puluh delapan. Saat lahir, liang telinga membentuk


tulang (osifikasi) dan ukuran dewasa. Proses
EMBRIOLOGI, ANATOMI DAN FISIOLOGI osifikasi ini baru sempurna pada usia 3 tahun dan
TELINGA LUAR mencapai ukuran dewasa pada usia 9 tahun.

Embriologi Anatomi
Secara embriologi, selama minggu keenam Telinga luar terdiri dari aurikula dan liang
masa gestasi, terjadi kondensasi mesoderem dari telinga sampai membran timpani. Aurikula terdiri
percabangan pertama dan kedua, membentuk enam dari tulang rawan (kartilago) dan kulit. Liang telinga
hillocks dari His. Tiga cabang pertama hillocks berbentuk huruf S, dengan kartilago pada sepertiga
dibentuk dari cabang pertama dan cabang kedua lateral, sedangkan duapertiga medial adalah tulang.
yang memberikan kontribusi pada tiga cabang Panjangnya sekitar 2,5-3 cm pada dewasa.
terakhir. Batas-batas liang telinga adalah anterior: fossa
mandibula, kelenjar parotis; posterior: mastoid;
superior: resesus epitimpani (medial), kavitas kranial
(lateral); inferior: kelenjar parotis.
Pada sepertiga lateral kulit liang telinga
terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi
kelenjar keringat=kelenjar serumen) dan rambut.
Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang
telinga.
Pada duapertiga medial hanya sedikit
dijumpai kelenjar serumen. Serumen adalah hasil
produksi kelanjar sebasea, kelenjar seruminosa,
epitel kulit yang terlepas dan partikel debu. Dalam
Gambar 2.1 Pembagian aurikula keadaan normal, serumen terdapat di sepertiga luar
liang telinga karena kelenjar tersebut hanya
Cabang pertama: hillocks pertama (tragus), ditemukan di daerah ini. Konsistensinya lunak,
hillocks kedua (krus heliks), dan hillocks ketiga tetapi kadang-kadang kering. Dipengaruhi oleh
(heliks). Cabang kedua: hillocks keempat faktor keturunan, iklim, usia dan keadaan
(antiheliks), hillocks kelima (antitragus), dan lingkungan.
hillocks keenam (lobula).
Pada minggu ketujuh, pembentukan kartilago
terus berlanjut. Pada minggu kedua belas, aurikula
dibentuk oleh fusi dari hillocks dan minggu
keduapuluh sudah mencapai bentuk seperti dewasa,
walaupun baru mencapai ukuran menjadi seukuran
dewasa sampai usia 9 tahun.
Konka dibentuk oleh tiga area yang
memisahkan bakal pertama (ektoderem):
1. Bagian tengah dari bakal pertama: kavum konka
2. Bagian atas dari bakal pertama: simba konka
3. Bagian bawah dari bakal pertama: insisor
intertragus
Selama minggu kedelapan masa gestasi,
permukaan ektoderem pada ujung bagian atas
(dorsal) dari bakal faringeal pertama menebal. Gambar 2.2 Pembagian liang telinga luar
Kepadatan inti epitelium ini terus berlanjut menuju
telinga tengah. Secara simultan, kavum konka Membran timpani berbentuk bundar dan
melekuk ke dalam membentuk sepertiga luar liang cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan
telinga. Pada awal minggu keduapuluh, inti ini mulai tampak oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian
teresobsi dan menembus keluar membentuk liang. atas disebut pars flaksida (membran Shrapnell) dan
Sisa bagian terdalam dari ektoderem menjadi bagian bagian bawah pars tensa (membran propria). Pars
superfisial dari membran timpani. Pembentukan flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar adalah
sempurna dari liang ini terjadi pada minggu kedua lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam
Imanto, Radang Telinga Luar 203

dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel saluran adalah tindikan anting, pukulan, luka bakar dan
napas. Pars tensa memiliki satu lapis lagi di tengah, iatrogenik. Insidensi meningkat pada cuaca panas.
yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan Penggunaan alkohol 70% efektif melawan hampir
sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di semua bakteri kulit kecuali jamur. Menjaga
bagian luar dan sirkuler pada bagian dalam. kebersihan, kekeringan dan proteksi terhadap trauma
dapat menurunkan insidensi.
Gejala dan tanda biasanya terdapat indurasi,
hangat, eritema, nyeri tekan dan demam. Dilaporkan
terjadinya sindrom syok toksik (demam, hipotensi,
diare, lidah stroberi, eritroderma) tercatat dalam
literatur terjadi setelah penindikan.

Gambar 2.3 Membran timpani

Fisiologi
Serumen dapat keluar sendiri dari liang
telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari
arah membran timpani menuju ke luar serta dibantu
oleh gerakan rahang saat mengunyah. Walaupun
tidak memiliki efek anti bakteri atau anti jamur,
serumen memiliki efek proteksi, mengikat kotoran,
menyebarkan aroma yang tidak disenangi serangga Gambar 3.1 Selulitis pada aurikula
sehingga serangga enggan masuk ke liang telinga.
Patogen penyebab terbanyak adalah
staphylococcus aureus, coagulase negative
staphylococcus, pseudomonas aeruginosa dan
streptococcus species.
Penegakan diagnosis dengan cara kultur
jarang diperlukan, bila tidak ada resolusi dapat
dipertimbangkan infeksi jamur atau dilakukan biopsi
bila curiga tumor.
Penatalaksanaan infeksi simpel adalah dengan
pemberian obat anti-staphylococcus dan anti-
streptococcus secara oral. Jika sudah terjadi
komplikasi dapat diberikan antibiotik secara
intravena yang direkomendasikan. Golongan
quinolon oral dan intavena serta anti-pseudomonal
Gambar 2.4 Unit mikroskopik normal, menunjukkan
aminopenisilin dapat diberikan secara intravena
drainase sekresi kelenjar sebasea dan modifikasi
tergantung pada derajat keparahan.
kelenjar apokrin ke dalam kanal folikular folikel
rambut.
Perikondritis dan Kondritis
Infeksi yang terjadi pada jaringan mesenkim
PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS DAN
pada aurikula akibat tindikan, luka bakar,
PENATALAKSANAAN
pembedahan, trauma tumpul atau tajam yang
menyebabkan vascular compromise. Perikondritis
Radang pada Aurikula
versus kondritis hanya terjadi saat pembedahan
dengan adanya nekrotik kartilago yang menunjukkan
Selulitis
kondritis. Akumulasi darah atau serum dapat
Infeksi bakteri pada aurikula paling sering
menjadi infeksi sekunder. Deposisi kartilago mulai
berhubungan dengan komorbiditas pasien (misal,
2-4 minggu dari sisa perikondrium. Tidak
diabetes) dan trauma. Penyebab trauma tersering
204 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210

terbentuknya matriks menyebabkan deformitas


telinga menjadi cauliflower.
Gejala dan tanda dapat akut atau kronis yang
terjadi setelah beberapa minggu sejak terjadinya
trauma. Setalah trauma, bengkak yang fluktuatif dari
suatu hematom atau secara kronis terjadi eritema,
nyeri dan kekeringan telinga.

Gambar 3.3 Herpes zoster otikus

Pasien dengan Ramsay Hunt syndrome dapat


menimbulkan suatu kombinasi patologis:
1. Cabang sensorik dari n. VII
2. Divisi motorik dan sensorik dari n. VII
3. Divisi motorik dan sensorik dari n. VII dengan
gejala auditori
Gambar 3.2 Perikondritis dan kondritis 4. Divisi motorik dan sensorik dari n. VII dengan
gejala auditori dan vestibular
Patogen penyebab tersering adalah P. 5. Nyeri sekitar telinga dan erupsi vesikular (80-
aeruginosa, S. aureus, Enterobacter, P. mirabilis 90%) pada area konka, mukosa oral atau leher
dan bakteri gram negatif lain. Diagnosis ditegakkan dengan facial palsy yang progresif (50% dengan
dengan kultur dan sensitivitas serta biopsi. House-Brackmann derajat IV-V).
Penatalaksanaan bertujuan untuk eradikasi 6. Tuli sensorineural (50%) dan vertigo (30%) dapat
infeksi dan optimalisasi kosmetik telinga. Standar terjadi.
prosedur pascatrauma adalah perawatan luka, Prognosis untuk penyembuhan paralisis
evakuasi hematom atau seroma, ganjalan telinga dan fasialis lebih buruk daripada Bell palsy idiopatik dan
profilaktik topikal (pada luka bakar) serta antibiotik menimbulkan denervasi yang lebih berat. Nervus
sistemik, yaitu anti-pseudomonal aminopenisilin kranial lainnya juga dapat terkena (V, IX, X, XI dan
atau fluoroquinolon selama 2-4 minggu. Antibiotik XII), namun jarang terjadi pada anak dimana
intravena biasanya direkomendasikan sampai terjadi prognosis lebih baik dan tingkat keparahan juga
perbaikan klinis. Pembedahan dilakukan untuk lebih ringan.
eliminasi nekrotik kartilago dan minimalisasi Diagnosis ditegakkan dengan Tzanck smear,
deformitas. isolasi virus dari vesikel telinga, MRI tulang
temporal dan kanalis akustikus internus untuk
Herpes Zoster Otikus mencari penyebab lain paralisis fasialis. Konfirmasi
Pasien dengan riwayat infeksi varicella zoster laboratorium dengan peningkatan titer viral serum
virus (VZV) akan rentan terhadap imunosupresi. pada tes fiksasi komplemen juga dapat membantu.
Terjadinya delayed facial palsy dan Ramsay Hunt Penatalaksanaan adalah dengan pemberian
syndrome setelah pencabutan gigi dan pembedahan valasiklovir selama 14 hari atau famsiklovir selama
orofasial, sekitar 2-10% dari semua paralisis fasialis. 10 hari dengan steroid. Asiklovir diberikan secara
Adanya genomik VZV DNA pada segmen intravena (bila bioavailabilitas buruk dengan per
genikulatum nervus fasialis, ganglion spiral, vesikel oral). Inflamasi menyebar luas sepanjang nervus
aural, cairan serebrospinal, mukosa telinga tengah menentang perbatasan dekompresi pada area labirin
dan kanal fasial. dan segmen genikulatum.

Radang pada Kanalis Akustikus Eksterna


1. Otitis Eksterna Sirkumkripta (Furunkel)
Furunkel adalah infeksi kuman stafilokokus pada
folikel rambut. Oleh karena kulit di sepertiga luar
liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti
folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
Imanto, Radang Telinga Luar 205

serumen, maka di tempat itu dapat terjadi infeksi


pada apilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.

Gambar 3.4 Furunkel pada kanalis akustikus


eksternus

Gejalanya adalah rasa nyeri hebat, tidak


sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan karena
kulit liang telinga tidak mengandung jaringan
longgar di bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul
pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga
timbul pada saat membuka mulut (sendi Gambar 3.5 Otitis eksterna difus
temporomandibula). Selain itu terdapat juga
gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan Gejala klinisnya dapat akut atau kronis
menyumbat liang telinga. dengan berbagai derajat keparahan:
Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila 1. Fase Akut
sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril Ditandai dengan sensasi panas terbakar dalam
selanjutnya dilakukan insisi drainase. Lokal liang telinga, diikuti nyeri saat menggerakkan
diberikan antibiotik dalam bentuk salap, seperti mandibula. Telinga biasanya mengeluarkan
polymixin B atau bacitracin atau antiseptik (asam sekret serous yang kemudian menjadi kental dan
asetat 2-5% dalam alkohol). purulen. Dinding liang telinga mengalami
inflamasi. Penumpukan debris dan sekret yang
2. Otitis Eksterna Difus disertai pembengkakan liang telinga
Peradangan difus pada kulit liang telinga yang menimbulkan gangguan dengar konduktif. Pada
meluas ke aurikula dan lapisan epidermis dari kasus berat, dapat terjadi pembengkakan kelenjar
membran timpani. Penyakit ini paling sering terjadi getah bening regional, nyeri tekan dengan
pada keadaan dengan kelembaban tinggi dan panas selulitis jaringan sekitarnya.
serta pada perenang. Keringat yang berlebihan 2. Fase Kronis
merubah pH kulit liang telinga dari asam menjadi Fase kronis memiliki karakteristik iritasi dan
basa sehingga menimbulkan pertumbuhan kuman sangat gatal. Ini adalah responsibel untuk
patogen. Terdapat dua faktor yang paling eksaserbasi akut dan reinfeksi. Sekret hanya
responsibel terhadap kondisi ini, yaitu trauma liang sedikit bahkan kadang-kadang kering hingga
telinga dan invasi kuman patogen. Trauma dapat membentuk krusta. Kulit liang telinga menebal
terjadi akibat mengorek telinga secara radikal, dan bengkak sehingga membentuk celah. Jarang
instrumen yang kurang ahli saat ekstraksi serumen, sekali terjadi hipertrofi kulit yang menimbulkan
dan saat membersihkan telinga setelah berenang stenosis (otitis eksterna stenosis kronis).
dimana kulit liang telinga terjadi maserasi. Fase akut diberi pengobatan sebagai berikut:
Kerusakan terus menerus pada kulit liang telinga 1. Pembersihan telinga. Ini adalah faktor utama
menyebabkan invasi kuman patogen. yang sangat penting dalam pengobatan otitis
eksterna difus. Seluruh sekret dan debris harus
dikeluarkan secara gentle. Perhatian khusus harus
diberikan pada bagian resesus anteroinferior yang
membentuk blind pocket dimana sekret sering
tertumpuk. Pembersihan telinga dapat dilakukan
dengan kapas kering, penyedot (suction
clearance) atau irigasi liang telinga dengan
normal saline steril hangat.
206 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210

2. Tampon telinga. Setelah telinga dibersihkan,


diberikan tampon kasa yang dibasahi dengan
preparat steroid-antibiotik yang dimasukkan ke
liang telinga dan diberikan nasihat pada pasien
untuk menjaga kelembaban dengan meneteskan
obat tersebut 2-3 kali sehari. Tampon diganti 2-3
hari sekali. Obat tetes steroid lokal membantu
meringankan edema dan eritema dan
menghilangkan gatal. Aluminium asetat (8%)
atau silver nitrat (3%) adalah astrigen ringan
yang dapat digunakan dalam bentuk tampon
sehingga membentuk koagulum protektif untuk
mengeringkan liang telinga.
3. Antibiotik. Golongan antibiotik sistemik
berspektrum luas adalah yang paling sering
digunakan terutama pada keadaan selulitis dan
limfadenitis akut.
4. Analgetik. Digunakan untuk mengurangi nyeri.
Tujuan pengobatan pada fase kronis adalah:1
5. Mengurangi bengkak liang telinga sehingga Gambar 3.6 Otitis eksterna maligna
pembersihan telinga dapat dilakukan secara
efektif. Nadol memperkenalkan histopatologi pada
6. Menghilangkan gatal sehingga kebiasaan dua pasien, yaitu osteomielitis kronis pada tulang
menggaruk atau mengorek telinga dapat temporal dengan pembentukan formasi baru,
dihentikan sehingga rekurensi dapat terkontrol di trombosis sinus lateral, inflamasi dan degenerasi
kemudian hari. nervus fasialis, inflamasi meningeal, destruksi tulang
Tampon kasa dengan ichthammol glycerine kapsul otik karena osteomielitis dan labirintitis.
10% dimasukkan ke liang telinga untuk mengurangi Ditemukan juga obliterasi sinus kavernosus dengan
edema. Kemudian diikuti dengan pembersihan jaringan lunak yang tampak pada satu spesimen.
telinga dengan perhatian khusus pada resesus meatal Nadol mendefinisikan apa saja yang berperan
antero-inferior. Gatal dapat dikontrol dengan dalam progesifitas penyakit, yaitu sebagai berikut:
aplikasi krim antibiotik steroid topikal. 1. Kanalis akustikus eksternus dengan invasi melalui
Jika kulit liang telinga mulai menebal hingga fisura Santorini atau sutura timpanomastoid ke
membengkak serta sudah resisten pada semua fosa retromandibula
pengobatan medikamentosa, misal otitis eksterna 2. Keterlibatan mastoid dan foramen jugulare
stenosis kronis, maka dapat dilakukan pembedahan. 3. Trombosis septik dari sinus vena lateral
4. Penyebaran ke apeks petrosus melalui vaskular
3. Otitis Eksterna Maligna dan bidang fasialis serta tidak termasuk air cells.
Merupakan infeksi telinga luar yang Perjalanan penyakit tersembunyi dan
berpotensi mengancam kehidupan. Terjadi pada membahayakan dalam onsetnya dan tersangka
pasien tua dengan diabetes dan dengan kecurigaan tinggi adalah hal terpenting
immunocompromised. Kelainan mikroangiopati dan untuk mendiagnosis individu yang rentan. Progresif
disfungsi sel imun merupakan predisposisi secara gradual tidak selalu ada, dan kadang-kadang
terjadinya infeksi. terjadi perbaikan kemudian gejala dapat memburuk
lagi. Tanda penyakit ini meliputi otitis eksterna
dengan granulasi jaringan sepanjang garis sutura
timpanomastoid, neuropati kranial bawah (VII, IX,
X, XI) dan dalam, nyeri hebat adalah yang biasa
dijumpai. Eksudat dari liang telinga juga hal yang
sering. Diagnosis banding termasuk Paget disease,
kelainan granulomatus dan karsinoma.
Menurut Benecke, derajat otitis eksterna
maligna dapat dibagi tiga, yaitu:
1. Derajat I: infeksi terbatas pada jaringan lunak dan
kartilago
Imanto, Radang Telinga Luar 207

2. Derajat II: keterlibatan jaringan lunak dan erosi


tulang temporal
3. Derajat III: ekstensi intrakranial atau erosi tulang
temporal

Gambar 3.8 Bone scan pada pasien dengan otitis


eksterna maligna.4

Penatalaksanaan adalah diagnosis dini


pada populasi dengan risiko tinggi, terapi antibiotik
Gambar 3.7 Computer tomography potongan intravena secara jangka panjang, secara rutin
koronal pada pasien otitis eksterna maligna kiri. membersihkan liang telinga, pemeriksaan fisik dan
gallium scan serial untuk menilai resolusi, intervensi
Pada anak, osteomielitis tulang basis kranii bedah untuk abses intratemporal atau
dapat ditemukan dengan prognosis lebih baik, ekstratemporal. Chandler melaporkan angka
biasanya termasuk penyakit telinga tengah dan mortalitas 38% dengan kombinasi modalitas
perjalanan pengobatan lebih pendek. Pada pasien pengobatan dengan pembedahan dan antimikroba
dengan AIDS, hanya sedikit granulasi yang 1. Saat ini tindakan bedah hanya terbatas dengan
ditemukan, karena itu perlu didiagnosis sebagai perbaikan dengan pemberian antibiotik
tersangka tinggi. antipseudomonal saja. Menurut laporan terbaru,
Patogen penyebab tersering adalah P. menggunakan antibiotik saja dengan
aeruginsa, S. aureus dan patogen lain yang jarang membersihkan liang telinga secara lokal dan
adalah Aspergillus, Proteus, dll. dengan dual modalitas terapi (antibiotik dan
Diagnosis ditegakkan dengan: terapi oksigen hiperbarik) menunjukkan
1. Kultur eksudat liang telinga menggunakan peningkatan angka keberhasilan mencapai 90-
suatu apusan kalsium alginat 100%.
2. Pemeriksaan hitung jenis leukosit dan laju 2. Pemberian antibiotik pada kasus ini sering jangka
endap darah panjang (2-4 bulan).
3. Komorditas adalah hal yang penting diketahui 3. Resisten terhadap antibiotik dapat dicegah bila
(misal: diabetes, HIV, dll) dua obat yang digunakan dengan cara mengganti
4. CT scan untuk melihat ekstensi penyakit aksinya, sebagai contoh, sefalosporin generasi
5. Bone scan untuk mendokumentasikan ketiga (ceftazidime) ditambah quinolon. Regimen
osteomilitis (nonspesifik) dan mungkin sembuh lain yang paling sering digunakan adalah
selama beberapa bulan setelah resolusi terjadi aminoglikosid (tobramisin) dan antipseudomonal
6. Gallium-67 scan sebagai indikator infeksi yang aminopenisilin.
aktif dan berguna untuk mengikuti perjalanan 4. Siprofloksasin oral sukses digunakan sebagai
penyakit, juga positif dalam jaringan lunak dan suatu agen tunggal.
infeksi tulang. Pengulangan gallium scan setiap 5. Liang telinga tampak normal namun tidak sensitif
4 minggu untuk menentukan kelanjutan terhadap indikator resolusi dan rekurensi terlihat
pengobatan. 2-3 bulan setelah pengobatan yang sesuai.
Gallium scan mungkin saja masih positif
walaupun pemeriksaan fisiknya normal.
6. Refrakter, kemajuan dan kasus rekurensi adalah
kandidat untuk tambahan terapi oksigen
hiperbarik selama 30 kali pengobatan.
7. Peningkatan fagositik akibat tekanan tinggi kadar
oksigen jaringan.
8. Peningkatan aktivitas antibiotik aminoglikosida.
Terapi rutin oksigen hiperbarik ada kemajuan
208 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210

(derajat II dan III) dan kasus refrakter 2% asam salisilat dalam alkohol juga efektif yang
dikombinasi dengan antibiotik. bersifat keratolitik untuk mengelupas lapisan
superfisial epidermis sehingga fungal mycelia
4. Otomikosis berkembang ke dalamnya. Terapi antifungal
Timbul pada kondisi lembab terutama di daerah sebaiknya dilanjutkan selama 1 minggu setelah
tropis atau pasca operasi mastoid. Pada pasien terjadinya perbaikan untuk mencegah rekurensi.
dengan immunocompromised, invasi otomikosis Telinga harus dijaga agar tetap kering. Infeksi
(Mucor, Aspergillus) dapat ditegakkan diagnosis. bakteri sering berhubungan dengan otomikosis dan
Obat tetes telinga diduga dapat meningkatkan terapi dengan antibiotik/steroid membantu
insidens infeksi jamur.4 mengurangi inflamasi dan edema serta membantu
Gejala otitis eksterna bakterial dan otomikosis penetrasi antifungal menjadi lebih baik.
hampir sama, namun dalam perjalanan penyakitnya,
rasa gatal sering dikeluhkan dan lebih menonjol Radang pada Membran Timpani
pada infeksi mikosis. Disertai juga dengan rasa tidak 1. Miringitis Bulosa
nyaman, gangguan pendengaran, tinitus dan keluar Penyakit akut yang sembuh sendiri tanpa
cairan dari telinga. pengobatan dan biasanya unilateral. Sering
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya ditemukan pada dewasa dan dewasa muda. Inflamasi
jamur, terlihat hifa dan spora (conidiophores) yang pada seluruh lapisan membran timpani dengan bula
disebut Aspergillus. Candida sering membentuk yang membentuk lapisan permukaan epitel di
gambaran miselia berwarna putih atau jika bawahnya. Bentuk primer tanpa disertai adanya
bercampur serumen akan berwarna kekuningan. otitis media sebelumnya. Bentuk sekunder adalah
Pada kasus penyakit jamur invasif atau organisme sisa dari penyakit di telinga tengah.
lainnya, tambahan manifestasi lokal dan sistemik Gejala dan tanda secara tipikal miringitis
tidak ditemukan. bulosa menimbulkan otalgia berat dan bula pada
membran timpani yang mungkin hemoragik atau
serous. Penyakit ini secara tipikal bisa sembuh
sendiri paling lama 3-4 hari dan menunjukkan tuli
konduktif ringan. Biasanya akibat infeksi virus pada
saluran napas atas atau infeksi sekunder dari otitis
media.

Gambar 3.9 Otomikosis

Patogen penyebab tersering adalah Candida,


Aspergillus niger dan fumigatus, Penicilium, dll.
Pada pasien dengan immunocompromised
berat atau pasien dengan gejala yang atipik diagnosis
ditegakkan dengan biopsi. Sedangkan kultur jarang
diperlukan.
Penatalaksanaan terdiri dari pembersihan
liang telinga untuk mengeluarkan sekret dan debris
Gambar 3.10 Miringitis bulosa
epitel yang memicu pertumbuhan jamur. Dapat
dilakukan dengan syring, suction atau kapas
Patogen penyebab tersering adalah
pembersih. Antifungal spesifik dapat digunakan.
Hemophilus influenza, Streptococcus pneumoniae,
Nistatin (100.000 unit/ml propylene glycol) yang
efektif melawan kandida. Antifungal spektrum luas Moraxella catarrhalis, parainfluenza, Mycoplasma,
dll. Walaupun ada postulat hubungan antara
lainnya termasuk klotrimazol dan povidone iodine.
Imanto, Radang Telinga Luar 209

organisme Mycoplasma dan miringitis bulosa, baru- tidak adanya perforasi membran merupakan
baru ini data yang tersedia membantah postulat prasyarat untuk diagnosis. Keterlibatan kanalis
tersebut. akustikus eksternus biasanya juga terbatas pada
Untuk menegakkan diagnosis, kultur tidak bagian dekat membran timpani saja, berbeda dengan
diperlukan untuk penatalaksanaan selanjutnya otitis eksterna difus.
karena miringitis bulosa dapat sembuh sendiri. Patogen penyebab tersering adalah S. aureus,
Penatalaksanaan miringitis bulosa primer Streptococcus epidermis dan P. aeruginosa.
adalah sebagai berikut: Diagnosis dapat ditegakkan dengan
1. Sembuh secara spontan dalam 3-4 hari audiogram dengan hasil tuli konduktif. Pemilihan
2. Membuka bula dengan menggunakan terapi juga tidak ditentukan oleh hasil kultur.
myryngotomy knife agar nyeri berkurang Penatalaksanaan miringitis granular kronis
Penatalaksanaan miringitis bulosa sekunder adalah sebagai berikut:
adalah dengan pemberian antibiotik ditujukan untuk 1. Menjaga kekeringan telinga, antibiotik tetes
penyakit otitis media yang mendasari. telinga, kuretase, skin grafting, kauterisasi dan
timpanoplasti untuk kasus yang refrakter.
2. Miringitis Granular Kronis 2. Mencegah rekurensi
Kerusakan epitel membran timpani selama 3. Kuretase formal dan timpanoplasti dapat
lebih dari 1 bulan tanpa disertai penyakit pada memiliki efek jangka panjang dengan rekurensi
telinga tengah. Biasanya terjadi pada orang tua. hanya sewaktu-waktu, hal ini tercatat dalam studi
Riwayat otitis media, trauma atau ventilasi tuba. terbaru yang dilakukan.
Tidak adanya penyakit yang mendasari dan
berhubungan dengan kelainan ini. Operasi SIMPULAN
timpanomastoid adalah faktor patogenik yang sering
ditemukan. 1. Radang Pada Telinga Luar: Radang pada kulit
atau kartilago aurikula, liang telinga atau lapisan
epitel membran timpani yang disebabkan oleh
bakteri, jamur dan virus.
2. Radang dapat dikategorikan berdasarkan
penyebab dan lokasi, serta diklasifikasikan
berdasarkan waktu terjadi sebagai akut, subakut
dan kronis.
3. Faktor yang mempermudah terjadinya radang
pada telinga luar adalah perubahan pH di liang
telinga dengan faktor predisposisi lain adalah
Gambar 3.11 Miringitis granular kronis trauma ringan saat mengorek telinga.
4. Klasifikasi berdasarkan lokasi, yaitu radang pada
Gejala dan tanda dari miringitis granular aurikula, kanalis akustikus eksternus dan
kronis dibingungkan dengan otitis media kronis membran timpani.
yang menyerupai otitis eksterna. Timbulnya jaringan 5. Berdasarkan penyebabnya radang pada aurikula
granulasi pucat pada bagian membran timpani dibagi ke dalam: Bakteri (Selulitis dan
(biasanya posterosuperior) atau seluruh membran perikondritis serta kondritis), virus (Herpes zoster
timpani yang mencapai hampir 55% pasien, otikus).
perforasi rekuren, membran timpani menebal, 6. Berdasarkan penyebabnya radang pada kanalis
miringosklerosis dan kadang-kadang kanalis akustikus eksternus dibagi ke dalam: Bakteri:
akustikus eksternus ikut terlibat. Membran timpani (Otitis eksterna sirkumkripta/furunkel, otitis
secara tipikal bergerak saat dilakukan pemeriksaan eksterna difus dan otitis eksterna maligna), Jamur
pneumatik. Otore dan pruritus juga sering (Otomikosis).
dikeluhkan pasien. Tuli konduktif yang mencapai 40 7. Radang pada membran timpani yang paling
dB juga sering terjadi. Bertolak belakang dengan sering ditemui adalah yang disebabkan oleh
otitis media kronis dimana telinga tengah tidak bakteri, yaitu miringitis bulosa dan granular
terlibat. Beberapa literatur menyebutkan bahwa miringitis kronis.
210 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 201-210

DAFTAR PUSTAKA

Dhingra PL, Disease of Ear, nose and Throat. Fourth Arsyad Efiaty, Iskandar Nurbaiti. Kelainan Telinga
Edition. New Delhi; 2009; p. 50-52. Luar. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Kolegium Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Tenggorok Bedah Kepala Leher. Buku Acuan Leher. Edisi keenam. FKUI. Jakarta; 2010.
Modul Otitis Eksterna. 2008. Rosenfeld M, Brown L, Cannon R. Clinical Practise
Lalwani K Anil. Current Diagnosis & Treatment Guideline: Acute Otitis External. Journal
Otolaryngology Head and Neck Surgery. Otolaryngology Head and Neck Surgery;
Second Edition. Mc Graw Hill Lange. New 2006.
York; 2008; p. 273-281. Probst R, Grevers G, Iro H. Disorders of the
Lee K.J. Essensial Otolaryngology Head & Neck External Ear. In: Basic Otorhinolaryngology a
Surgery. Ninth Edition. Mc Graw Hill Step by Step Guideline. Thieme; 2006; p.
Medical. New York; 2008; p. 305-313. 207-210.
Pinheiro AD, Facer GW, Kern EB. Infection of the Hawke M, Bingham B, Stammberger H. Diagnostic
External Ear. In : Bailey ed. Otolaryngology- Handbook of Otorhinolaryngology. 2005.
Head and Neck Surgery. Second Edition. Dhillon RS, An Illustrated Color Text Ear, Nose,
Philadelphia. Lippincot-Raven Throat, Head and Neck Surgery. Second
Publisher;2006; p. 1988-2001. Edition. London; 2001.

Anda mungkin juga menyukai