Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan, kita mengetahui bahwa setiap jenis
atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode
pendidikan, selalu mengadakan evaluasi. Artinya pada waktu-waktu
tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian
terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh
pendidik.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar
dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu indikator bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya suatu perubahan tingkah laku
pada orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.1
Demikian pula dalam satu kali proses pembelajaran, guru
hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu
tercapai atau belum, dan apakah materi pelajaran yang diajarkan sudah
tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan
evaluasi atau penilaian.
Penilaian atau evaluasi berhubungan dengan setiap bagian dari
proses pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja, tetapi mencakup
semua proses belajar mengajar. Kegiatan penilaian tidak hanya terbatas

1
Hasan Baharun, ‘Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan
Melalui Model ASSURE’, Cendekia: Journal of Education and Society, 14.2 (2016), 231-46
<https://doi.org/10.21154/cendekia.vl4i2.610>.

1
2

pada karateristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik


metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah.2
Dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru
hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh
peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh melalui
evaluasi ini merupakan umpan balik (feed back) terhadap proses belajar
mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian
proses belajar mengajar akan terus dapat ditingkatkan untuk memperoleh
hasil yang optimal.
Evaluasi memiliki kedudukan yang penting dalam proses
pembelajaran. Dengan melakukan evaluasi, guru sebagai pengelola
kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki
peserta didik, ketepatan metode yang digunakan, dan keberhasilan peserta
didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara
tepat untuk menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya . Hasil
penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
berprestasi lebih baik di kemudian hari.
Selanjutnya didalam melakukan evaluasi ada dua teknik evaluasi
yang kita kenal yaitu teknik evaluasi menggunakan tes dan evaluasi
dengan teknik non tes, Teknik non tes pada umumnya memegang peranan
penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi
ranah sikap (affective domain) dan ranah keterampilan (Psychomotoric
domain), sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berfikirnya
(cognitif domain).

2
Hasan Baharun, ‘Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Di Madrasah', MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 3.2 (2016), 205-16.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa masalah yang
harus diselesaikan, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian evaluasi belajar?
2. Apa pengertian, fungsi dan penggolongan teknik tes?
C. Tujuan
Dari uraian dalam rumusan masalah terdapat tujuan yang harus
dicapai, diantaranya adalah:
1. Untuk mengetahui dan mengerti pengertian evaluasi belajar.
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian, fungsi dan
penggolongan teknik tes.
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Belajar


Secara harfiyah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris
evaluation, dalam bahasa Arab ‫التقدير‬, dalam bahasa Indonesia berarti
penilaian. Akar katanya adalah value, dalam bahasa Arab ‫القيمة‬, dalam bahasa
Indonesia berarti nilai3. Sedangkan secara istilah evaluasi adalah
suatu tindakan/proses untuk menentukan nilai dari sesuatu tersebut4.
Belajar merupakan proses yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh
suatu perubahan yang positif.
Proses adanya evaluasi ialah untuk mengetahui dampak dan
efektivitas penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran. Untuk
memperoleh gambaran lengkap perlu dilakukan evaluasi baik terhadap
proses maupun hasilnya, aspek yang ingin diketahui dalam proses antara
lain dampak media dan metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Sedangkan dari hasilnya, yang ingin dinilai ketercapaian
kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan untuk peserta didik.5
Selain itu, masalah pertama yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan adalah merumuskan tujuan evaluasi yang hendak
dilaksanakan dalam suatu proses pelaksanan program pembelajaran di
kelas didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai dalam program tersebut. 6
Jadi, evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk
menentukan penilaian terhadap individu/peserta didik guna mencapai
perubahan yang positif.

3
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo
Persada, 2007). hal 01
4
Ibid.
5
Baharun, ‘Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Madrasah’.
6
Baharun, ‘Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di
Madrasah’.

4
5

B. Pengertian, Fungsi Dan Penggolongan Teknik Tes


1. Pengertian Teknik Tes
Secara harfiyah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno:
testum dengan arti: “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia”
(maksudnya dengan menggunakan alat yang berupa piring itu akan
dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi)
dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan “tes” , “ujian” atau “percobaan”. Dalam bahasa Arab
ditulis dengan ‫امتحان‬.7
Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan
dengan uraian di atas, yaitu: test adalah alat atau prosedur yang
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian; testing berarti
saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan
penilaian; tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat
tes, atau eksperimentor, yaitu orang yang sedang melakukan percobaan
(eksperimen); sedangkan testee (mufrad) dan testees (jamak) adalah
pihak yang dikenai tes (=peserta tes = peserta ujian), atau pihak yang
sedang dikenai pekerjaan (= tercoba). Tes erat kaitannya dengan kegiatan
pengukuran dan penilaian pembelajaran. Setiap guru harus melakukan
penilaian pembelajaran untuk mengetahui capaian proses dan hasil belajar.
Kegiatan penilaian harus mampu mendorong guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan juga mendorong siswa untuk lebih
giat dalam belajar.8
Setiap kegiatan penilaian pasti didahului dengan kegiatan pengukuran
kegiatan memberi angka suatu objek pengukuran dengan menggunakan alat
ukur. Penilaian proses dan hasil pembelajaran menggunakan alat ukur yang
berupa tes dan/atau non-tes. Makalah ini akan banyak membahas tentang
penilaian hasil belajar dengan menggunakan alat ukur atau instrumen tes. Tes

7
Anas Sudijono, Op.Cit, hal. 66
8
Kartowagiran, Badrun, Eka Ary Wibawa, Fitri Alfarisa, and Dian Normalitasari
Purnama. Can Student Assessment Sheets Replace Observation Sheets?. Yogyakarta State
University, 2019.
6

memberi para guru informasi penting yang digunakan untuk membuat


keputusan tentang pengajaran dan nilai siswa.9
Menurut Arikunto & Jabar (2004) tes merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan
menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan.10 Tes merupakan alat
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, perasaan, kecerdasan atau bakat
baik indivdu maupun kelompok yang menghasilkan skor berupa angka
sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan, atau
mengevaluasi peserta tes.11
Selanjutnya, menurut Azwar (2016) tes merupakan sekumpulan
pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta tes yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis
tertentu berdasarkan jawaban peserta tes.12
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tes adalah
sekumpulan pertanyaan atau tugas yang harus dijawab dan dikerjakan oleh
peserta tes untuk mengukur pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta tes.
Hasil tes berupa skor (angka), dapat juga dikonversikan dalam huruf, yang
digunakan untuk menilai hasil belajar peserta didik.
Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dengan
bentuk tugas atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula
berupa pertnyaan-pertanyaan atau soal yang harus dijawab. Adapun
pelaksanaannya, dapat dilaksanakan secara lisan maupun secara tes

9
Fives, Helenrose, and Nicole DiDonato-Barnes. "Classroom test construction: The power
of a table of specifications." Practical Assessment, Research, and Evaluation 18, no. 1 (2013): 3.
10
Wulan, Ana Ratna. "Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, Dan
Pengukuran." Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (2007), Kuncoro, Muhammad
Wahyu. "Evaluasi Kualitas Tes Psikologi Kepribadian I." Jurnal SosioHumaniora 3, no. 4 (2012).
11
Yunaini, Erna, and Woro Setyarsih. "Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Dalam Pencapaian Ketuntasan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Materi
Alat Optik." Inovasi Pendidikan Fisika 8, no. 2 (2019), Zulirfan, Zulirfan, Zanaton H. Iksan, and
Tamby Subahan Mohd Meerah. "Pengembangan Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains Bagi
Siswa Smp Sederajat." Jurnal Pendidikan 8, no. 1 (2017): 18-24.
12
Periantalo, Jelpa Jeps, Agung Iranda, and Fadzlul Fadzlul. "Uji Validitas Tes Minat
Indonesia Komponen Ilmu Kesehatan Dengan Skala Sikap Terhadap Pelajaran." Psikoislamedia:
Jurnal Psikologi 4, no. 1 (2020): 114-123, Nurmalasari, Nurmalasari. "Pengembangan Tes Tulis dan
Lisan untuk Mengases Keterampilan Komunikasi Matematika Siswa." Pediamatika 1, no. 01 (2019).
7

tulis. Tes adalah alat yang direncanakan untuk mengukur kemampuan,


keahlian, atau pengetahuan. Dari pengertian ini maka tes adalah:
a. Merupakan alat
b. Harus direncanakan13
c. Berfungsi sebagai pengukur kemampuan, kecakapan dan
pengetahuan anak.
Adapun yang dimaksud teknik tes ialah suatu teknik dalam
evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid dengan
mempergunakan alat tes14.
Dengan demikian, dari definisi-definisi di atas kiranya dapat
dipahami bahwa dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan
tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu
ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas
baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau
perintah-perintah (yang harus dikeijakan) oleh testee, sehingga (atas
dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.
2. Fungsi Tes
Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh teknik tes,
yaitu:
a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini
tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang
telah dicapai olrh peserta didik setelah mereka menempuh proses
belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh
program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. 15

13
Dalam artiyan harus dilakukan persiapan, prinsip-prinsip dan syarat-syarat tertentu
14
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di
Sekolah” , (Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal 55-56
15
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo
8

3. Penggolongan Tes
Berdasarkan dari pengertian dan fungsi tes diatas, tes digolongkan
menjadi beberapa golongan di antaranya adalah sebagai berikut:16
a. Menurut sifatnya, tes dapat dikelompokkan menjadi:
1) Tes Verbal
Yang mana tes dengan cara ini menggunakan bahasa
sebagai alat untuk melakukan tes. Tes verbal terdiri dari:
a) Tes lisan (Oral Test)17
b) Tes tulis (Written Test)18
2) Tes Non Verbal
Yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai alat
untuk melaksanakan tes, tetapi menggunakan gambar,
memberikan tugas dan sebagainya, atau dengan tes ini tester
menghendaki adnya respon dari tester bukan berupa ungkapan
kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah
laku. Jadi, respon yang dikehendaki muncul dari testee adalah
berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
b. Menurut tujuannya, tes dapat dikelompokkan menjadi:
1) Tes Bakat (Aptitude Test)
Yaitu tes yang digunakan untuk menyelidiki bakat seseorang.
Tes bakat biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan
dasar yang bersifat potensial.19
2) Tes Intelegensi (Intellegenci Test)
Yakni tes yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap

Persada, 2007), hal 67


16
Mulyadi. "Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Mode! Evaluasi Pendidikan di
Sekolah" , (Malang:UIN-Maliki Press, 2010), hal 57- 60
17
Adalah tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya
dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawabannya secara lisan pula.
18
Yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau soalnya
dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawabannya secara tertulis.
19
Setiawati, Farida Agus, Rita Eka Izzaty, and Veny Hidayat. "Evaluasi Karakteristik Psikometrik
Tes Bakat Differensial dengan Teori Klasik." Humanitas: Jurnal Psikologi Indonesia 15, no. 1
(2018): 267230.
9

atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang20.


3) Tes Prestasi Belajar (Achievement Test)
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui prestasi seseorang
murid dari mata pelajaran yang telah diberikan. Sehingga dengan
adanya tes hasil belajar ini, guru bisa mengetahui
apakah pelajaran yang telah diberikan mencapai tujuan sesuai
dengan target yang telah ditentukan.21
4) Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Yaitu tes yang digunakan untuk menggali kelmahan atau
problem yang dihadapi murid, terutama kelemahan yang
dialami murid saat belajar.22
Tes diagnostik biasanya dilakukan dengan cara lisan, tertulis,
perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
Berdasarkan nama tes tesebut (diagnose = pemeriksaan), maka
jika hasil “pemeriksaan” itu menunjukkan bahwa tingkat
pengausaan peserta didik yang sedang “diperiksa” itu termasuk
rendah, harus diberi bimbingan secara khusus agar mereka
dapat diperbaiki tingkat penguasaanya terhadap mata pelajaran
tertentu23.
5) Tes Sikap (Atitude Test)
Yaitu tes untuk mengetahui sikapa seseorang murid terhadap
sesuatu.24
6) Tes Minat
Yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui minat murid

l
Obid, hal 73
21
Hasyda, Suryadin. "Penerapan Metode Pembelajaran Discovery dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar IPA Pada Peserta Didik Kelas IV di Sekolah Dasar." Jurnal Pendidikan Dasar
Flobamorata 1, no. 1 (2020): 6-13.
22
Mutmainna, Dian, Sitti Mania, and A. Sriyanti. "Pengembangan Instrumen Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Mengidentifikasi Pemahaman Konsep
Matematika." MaPan: Jurnal Matematika dan Pembelajaran 6, no. 1 (2018): 56-69.
23
Ibid., hal 72-73
24
Hitu, Jehan Ananda Aliyah Kapitan, and Muhammad Isnaini. "Pengaruh Bentuk Tes
Formatif dan Sikap Belajar terhadap Hasil Belajar Membaca Bahasa Arab." Arabi: Journal of Arabic
Studies 2, no. 1 (2017): 47-53.
10

terhadap hal-hal yang disukai. Sehingga melalui tes ini dapat


diketahui apa yang disukai murid.25
c. Menurut pembuatannya, tes dapat dikelompokkan menjadi:
1) Tes Terstandar (Standard Direct Test)
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur
yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes
standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid
yang lain pada usia atau level yang sama dan dalam kasus
perbandingan ini dilakukan ditingkat nasional. Biasanya tes
inidibuat oleh sekelompok(tim) yang ahli di bidang pembuatan
tes.26
2) Tes Buatan Guru (Teacher Made Test)
Tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan
instruksional untuk kelas tertentu. Tes buatan guru adalah tes
yang dibuat oleh guru untuk kepentingan prestasi belajar.27
d. Menurut bentuk soalnya, tes dikelompokkan menjadi:
1) Tes Uraian (Essay Test)
Yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga
memberi kesempatan kepada murid untuk menjawab secara
bebas dengan uraian.28 Bentuk tes ini terdiri dari:29
a) Uraian Bebas (Free Essay Test)
b) Uraian Terbatas (LimitedEssay Test)

25
Rizal, Syamsul, Munawir Munawir, Upik Sri Sulistyawati, and Muhammad Jamil.
"Pengembangan Kemampuan Diri melalui Test Minat Bakat Siswa-Siswi SMK." ETHOS: Jurnal
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 8, no. 2 (2020): 300-304.
26
Siregar, Nani Restati, Supra Wimbarti, Sri Kusrohmaniah, and Yulius Sunardi. "Adaptasi
Test of Mathematical Ability (TOMA-3)." JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) 4, no.
2 (2020): 212-220.
27
HS, M. DJA'FAR. "Improving the Quality of Supervision Principal Teacher Made
Test." Jurnal Evaluasi Pendidikan 4, no. 2: 78321.
28
Wardani, Danti Ayu, Rochmiyati Rochmiyati, and Ramadhan Kurnia Habibie. "Pengaruh
Instrumen Tes Uraian Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Matematika." Jurnal
Pedagogi 8, no. 7 (2018).
29
Via, Kurnia Harfianda. "Upaya Mengatasi Rendahnya Hasil Belajar Siswa Dengan
Penerapan Pembelajaran Remedial Pada Mata Pelajaran Pendi Dikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan Di Kelas Vii Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sanggau Kabupaten Sanggau."
PhD diss., IKIP PGRI, 2016.
11

2) Tes Objektif (Objective Test)


Yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga
memberi kesempatan kepada murid untuk menjawab secara
bebas dengan uraian.30 Berdasarkan cara mengerjakan tes
objektif, maka dikelompokkan menjadi:
a) Variasi, yang mana testee harus mensuplai jawabannya
sehingga hampir tidak berbeda dengan essay test. Misalnya
bentuk:31
(1) Completion Test (melengkapi)
(2) The Short Answer (jawaban singkat)
b) Variasi. Yang mana testee hanya memilih di antara jawaban
yang telah disediakan bersama soalnya. Pada variasi ini ada
lima bentuk tes, dimana tester harus:32
(1) Menyatakan apakah pernyataan itu benar atau salah
(true false)
(2) Memilih jawaban yang lain benar (the best answer)
(3) Menjodohkan dua rentetan kata-kata yang tersedia
sesuai dengan jawaban yang benar (matching test)
(4) Memilih diantara alternatif-alternatif jawaban yang
disediakan untuk setiap soal (multiple choice)
(5) Mengelompokkan jawaban yang sesuai dengan
klasifikasi masing-masing (classificalion)
e. Ditinjau dari objek yang dites, maka tes dikelompokkan menjadi:
1) Tes Individual
Yaitu suatu tes yang dalam pelaksanaannya memerlukan waktu

30
Rejeki, Pinte. "Efektifitas Gabungan Tes Subjektif dan Tes Objektif dalam Mengevalusi
Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 11 Banda Aceh." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Fisika 1, no. 3 (2016).
31
Febyronita, Dessy, and Giyanto Giyanto. "Survei Tingkat Kemampuan Siswa Dalam
Mengerjakan Tes Berbentuk Jawaban Singkat (Short Answer Test) Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu
(Geografi) Kelas VII Di SMP Negeri 1 Mesuji Tahun Pelajaran 2015/2016." JURNAL
SWARNABHUMI: Jurnal Geografi dan Pembelajaran Geografi 1, no. 1 (2017).
32
Rizqiyah, Lailatur. "Teknik Tes Dan Nontes Sebagai Alat Evaluasi Hasil Belajar." (2018).
12

yang cukup panjang.


2) Tes Kelompok
Yaitu tes yang dilakukan terhapa beberapa murid dalam waktu
yang sama.
f. Berdasarkan Fungsinya
1) Tes seleksi: untuk menyeleksi peserta tes yang memenuhi standar
yang telah ditetapkan, contoh: Tes Seleksi Masuk Perguruan
Tinggi, Tes Seleksi CPNS, Tes Seleksi Pegawai, dll.
2) Tes awal (pre-test): untuk mengetahui kemampuan awal peserta
tes.
3) Tes akhir (post-testy untuk mengetahui kemampuan akhir atau
capaian hasil belajar peserta tes.
4) Tes diagnostik: untuk mendiagnosa kelemahan-kelemahan siswa
sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat sesuai hasil tes
diagnostik.
5) Tes formatif: untuk mengetahui capaian proses dan hasil belajar
ketika program pembelajaran berlangsung.
6) Tes sumatif: untuk mengetahui capaian akhir hasil belajar ketika
program pembelajaran berlangsung
g. Berdasarkan Media yang Digunakan33
1) Paper based-test: tes dengan menggunakan kertas.
2) Computer based-test:. tes dengan menggunakan bantuan
komputer.
3) Internet based-test: tes dengan menggunakan bantuan internet
h. Berdasarkan Bentuk Respon Jawaban
1) Tes tindakan/kinerja: tes dimana respon atau jawaban yang
dituntut dari peserta didik berupa tindakan/kinerja/tingkah laku
yang dapat diamati dan diukur.34

33
Santi, Mirna, and Andika Prajana. "Analisis Implementasi Ujian Nasional Berbasis
Komputer Dengan Ujian Berbasis Kertas Di SMP N 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh
Besar." Cyberspace: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi 2, no. 2 (2019): 84-91.
34
Jubaedah, Yoyoh, Nenden Rani Rinekasari, and Neni Rohaeni. "Desain Dan
13

2) Tes lisan: sekumpulan item pertanyaan dan/atau pernyataan yang


disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada
para siswanya tanpa media tulis, disampaikan dan dijawab secara
lisan.35
3) Tes tertulis: tes yang terdiri dari serangkaian soal, pertanyaan atau
tugas secara tertulis dan jawaban yang diberikan secara tertulis
juga.36
C. Ciri-ciri Tes yang Baik
Pendidik harus memiliki kompetensi untuk menyusun tes hasil
belajar yang baik. Suatu tes dapat dikatakan baik sebagai alat ukur dapat
memenuhi syarat-syarat tes yang baik. Penulis merangkum dari beberapa
ahli tersebut dengan dipadukan dengan pengalaman penulis dalam
penyusunan soal tes. Adapun kriteria tes yang baik adalah sebagai berikut.
1. Valid: butir atau item tes dikatakan valid apabila butir tersebut mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas tes dapat dibuktikan
dengan validitas isi--tingkat dimana isi tes sesuai dengan tujuan
pengujian.37
2. Reliabel: sejauh mana skor tes seseorang stabil atau dapat direproduksi
dan bebas dari kesalahan pengukuran. Apabila tes memiliki reliabilitas
yang tinggi, hasil pengukurannya akan ajeg/konsisten.38
3. Obyektif: kualitas tes yang menunjukkan kesamaan dari skor yang
diperoleh dari data yang sama dari penskor kompeten yang sama.39

Implementasi Model Competency Based-Assessment Pada Praktik Cleaning Bathroom Di


Housekeeping Department." Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan 6, no. 02 (2019): 109-
119.
35
Oktaviyanti, Itsna, and Awal Nur Kholifatur Rosyidah. "Korelasi Antara Hasil Tes Lisan
Dengan Hasil Tes Tertulis Pada Mahasiswa PGSD UNRAM." INTELIGENSI: Jurnal Ilmu
Pendidikan 2, no. 1 (2019): 9-19.
36
Ibid.
37
Faulkner‐Bond, Molly, and James Soland. "Comparability when assessing English
learner students." Comparability issues in large‐scale assessment (2020): 149-175.
38
Widodo, Aris Puji, Farid Agushybana, and Sutopo Patria Jati. "Pengukuran Penerimaan
Sistem Informasi EWSKIA Berdasarkan Persepsi Pengguna dengan Menggunakan Technology
Acceptance Model." JSINBIS (Jurnal Sistem Informasi Bisnis) 8, no. 2 (2018): 166-173.
39
S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis bagi Pendidik
dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 33.
14

4. Praktis: sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas tinggi apabila tes


tersebut bersifat praktis dan mudah mengadministrasikannya.
5. Ekonomis: pelaksanaan tes tidak membutuhkan biaya yang mahal,
tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.40
D. Langkah-langkah Pengembangan Tes
Tes yang baik dihasilkan dari beberapa langkah pengembangan
yang sistematis dan baik. Mardapi (2017) menjabarkan 9 langkah dalam
pengembangan tes sebagai berikut.
1. Menyusun Spesifikasi Tes
Spesifikasi tes berisi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan
karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi tes akan
mempermudah dalam menulis soal dan siapa saja yang menulis soal akan
menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif sama. Penyusunan spesifikasi
tes mencakup kegiatan berikut ini:
a. Menentukan tujuan/fungsi tes
Terdapat 6 macam tes yang digunakan lembaga pendidikan, yaitu tes
penempatan, tes diagnostik, post-test, tes formatif, dan tes sumatif.
b. Menyusun kisi- kisi
Kisi-kisi berupa tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang
akan dibuat. Kisi-kisi berguna sebagai acuan bagi pembuat soal
sehingga siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang isi
dan tingkat kesulitannya relatif sama. Terdapat empat langkah dalam
mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu:
1) Menulis tujuan umum
2) Membuat materi pokok dan sub materi yang akan diujikan
3) Membuat indikator
4) Menentukan jumlah soal tiap materi pokok dan sub materi
c. Menentukan bentuk tes
Bentuk tes objektif yang sering digunakan adalah bentuk pilihan
ganda, benar-salah, menjodohkan, dan uraian objektif. Tes uraian

40
S. Eko Putro Widiyoko, Loc. Cit. hal. 103.
15

dapat dikategorikan uraian objektif dan non-objektif. Tes uraian


yang objektif sering digunakan pada sains dan teknologi atau
biadang sosial yang jawaban soalnya sudah pasti, dan hanya
satu jawaban yang benar. Tes uraian non-objektif sering digunakan
pada bidang ilmu sosial, yaitu yang jawabannya luas dan tidak hanya
satu jawaban yang benar, tergantung argumentasi peserta tes. Bentuk
tes dikatakan non-objektif apabila penilaian yang dilakukan
cenderung dipengaruhi subjektivitas dari penilai.
d. Menentukan panjang tes
Penentuan panjang tes berdasarkan pada cakupan materi ujian dan
kelelahan peserta tes. Seorang guru harus mampu menentukan
panjang tes yang sesuai dengan karakteristik materi dan peserta
didiknya.
2. Menulis Soal Tes
Tahap ini merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi
pertanyaan- pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan kisi-kisi
yang telah dibuat. Setiap pertanyaan perlu disusun dengan baik sehingga
jelas hal yang ditanyakan dan jelas pula jawabannya.
3. Menelaah Soal Tes
Telaah soal tes perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata
dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan dan kesalahan.
Telaah dilakukan oleh ahli yang secara bersama atau individu
mengoreksi soal yang telah dibuat.
4. Melakukan Ujicoba Tes
Tahap ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal yang telah disusun.
Data yang diperoleh adalah data empirik, terkait reliabilitas, validitas,
tingkat kesukaran, pola jawaban, efektifitas pengecoh, dan daya beda
5. Menganalisis Butir Soal
Tiap butir soal perlu dianalisis lebih lanjut. Melalui ananlisis butir ini
dapat diketahui antara lain: tingkat kesukaran butir soal, daya beda, dan
keberfungsian pengecoh
16

6. Memperbaiki Tes
Langkah selanjutnya adalah memperbaiki bagian soal yang belum sesuai
dengan yang diharapkan berdasarkan analisis butir soal. Beberapa butir
soal mungkin sudah ada yang baik, butir soal yang kurang baik diperbaiki
kembali, sedangkan butir yang lain dapat dibuang jika tidak memenuhi
standar kualitas yang diharapkan.
7. Merakit Tes
Keseluruhan butir soal yang sudah dianalisis dan diperbaiki kemudian
dirakit menjadi satu kesatuan tes. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat
mempengaruhi validitas soal seperti nomor urut soal, pengelompokan
butir soal, tata letak, dan sebagainya.
8. Melaksanakan Tes
Tes yang telah disusun diberikan kepada testee (peserta tes-orang yang
ditujukan untuk mengerjakan tes). Pelaksanaan tes memerlukan
pemantauan dan pengawasan agar tes tersebut benar-benar dikeijakan
oleh testee dengan jujur dan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang
berlaku.
9. Menafsirkan Hasil Tes
Hasil tes menghasilkan data kuantitatif berupa skor. Skor kemudian
ditafsirkan menjadi nilai, rendah, menengah, dan tinggi. Tinggi
rendahnya nilai dikaitkan dengan acuan penilaian. Ada dua macam acuan
penilaian yang sering digunakan dalam psikologi dan pendidikan, yaitu
acuan norma dan kriteria.
17

BAB III
KESIMPULAN
Evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk
menentukan penilaian terhadap individu/peserta didik guna mencapai
perubahan yang positif.
Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dengan
bentuk tugas atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula
berupa pertnyaan-pertanyaan atau soal yang harus dijawab. Adapun
pelaksanaannya, dapat dilaksanakan secara lisan maupun secara tes
tulis. Tes adalah alat yang direncanakan untuk mengukur kemampuan,
keahlian, atau pengetahuan. Dari pengertian ini maka tes adalah alat, harus
direncanakan dan berfungsi sebagai pengukur kemampuan, kecakapan dan
pengetahuan anak. Adapun yang dimaksud teknik tes ialah suatu teknik dalam
evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid dengan
mempergunakan alat tes. Lebih lanjut, tes dapat digololongkan berdasarkan sifatnya,
tujuannya, pembuatannya, bentuk soalnya, objeknya dan lain sebagainya.

17
18

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, Jakarta: PT: Raja Grafindo


Persada, 2007.
Faulkner‐Bond, Molly, and James Soland. "Comparability when assessing
English learner students." Comparability issues in large‐scale assessment (2020):
149-175.
Febyronita, Dessy, and Giyanto Giyanto. "Survei Tingkat Kemampuan Siswa
Dalam Mengerjakan Tes Berbentuk Jawaban Singkat (Short Answer Test)
Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (Geografi) Kelas VII Di SMP Negeri 1
Mesuji Tahun Pelajaran 2015/2016." JURNAL SWARNABHUMI: Jurnal
Geografi dan Pembelajaran Geografi 1, no. 1 (2017).
Fives, Helenrose, and Nicole DiDonato-Barnes. "Classroom test construction: The
power of a table of specifications." Practical Assessment, Research, and
Evaluation 18, no. 1 (2013): 3.
Hasan Baharun, ‘Pengembangan Media Pembelajaran PAI Berbasis Lingkungan
Melalui Model ASSURE’, Cendekia: Journal of Education and Society, 14.2
(2016), 231-46
<https://doi.org/10.21154/cendekia.vl4i2.610>.
Hasan Baharun, ‘Penilaian Berbasis Kelas Pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di Madrasah', MODELING: Jurnal Program Studi PGMI, 3.2 (2016),
205-16.
Hasyda, Suryadin. "Penerapan Metode Pembelajaran Discovery dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Pada Peserta Didik Kelas IV di Sekolah
Dasar." Jurnal Pendidikan Dasar Flobamorata 1, no. 1 (2020): 6-13.
Hitu, Jehan Ananda Aliyah Kapitan, and Muhammad Isnaini. "Pengaruh Bentuk Tes
Formatif dan Sikap Belajar terhadap Hasil Belajar Membaca Bahasa
Arab." Arabi: Journal of Arabic Studies 2, no. 1 (2017): 47-53.
HS, M. DJA'FAR. "Improving the Quality of Supervision Principal Teacher Made
Test." Jurnal Evaluasi Pendidikan 4, no. 2: 78321.
Jubaedah, Yoyoh, Nenden Rani Rinekasari, and Neni Rohaeni. "Desain Dan
Implementasi Model Competency Based-Assessment Pada Praktik Cleaning
Bathroom Di Housekeeping Department." Jurnal Kesejahteraan Keluarga
dan Pendidikan 6, no. 02 (2019): 109-119.
Kartowagiran, Badrun, Eka Ary Wibawa, Fitri Alfarisa, and Dian Normalitasari
Purnama. Can Student Assessment Sheets Replace Observation Sheets?.
Yogyakarta State University, 2019.
Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan
di
Sekolah” , Malang:UIN-Maliki Press, 2010.
Mutmainna, Dian, Sitti Mania, and A. Sriyanti. "Pengembangan Instrumen Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Mengidentifikasi Pemahaman
Konsep Matematika." MaPan: Jurnal Matematika dan Pembelajaran 6, no. 1
(2018): 56-69.
Nurmalasari, Nurmalasari. "Pengembangan Tes Tulis dan Lisan untuk Mengases
Keterampilan Komunikasi Matematika Siswa." Pediamatika 1, no. 01 (2019).
19

Oktaviyanti, Itsna, and Awal Nur Kholifatur Rosyidah. "Korelasi Antara Hasil Tes
Lisan Dengan Hasil Tes Tertulis Pada Mahasiswa PGSD
UNRAM." INTELIGENSI: Jurnal Ilmu Pendidikan 2, no. 1 (2019): 9-19.
Periantalo, Jelpa Jeps, Agung Iranda, and Fadzlul Fadzlul. "Uji Validitas Tes Minat
Indonesia Komponen Ilmu Kesehatan Dengan Skala Sikap Terhadap
Pelajaran." Psikoislamedia: Jurnal Psikologi 4, no. 1 (2020): 114-123.
Rejeki, Pinte. "Efektifitas Gabungan Tes Subjektif dan Tes Objektif dalam
Mengevalusi Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Negeri 11 Banda Aceh." Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Fisika 1, no. 3 (2016).
Rizal, Syamsul, Munawir Munawir, Upik Sri Sulistyawati, and Muhammad Jamil.
"Pengembangan Kemampuan Diri melalui Test Minat Bakat Siswa-Siswi
SMK." ETHOS: Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 8, no.
2 (2020): 300-304.
Rizqiyah, Lailatur. "Teknik Tes Dan Nontes Sebagai Alat Evaluasi Hasil Belajar."
(2018).
S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis
bagi Pendidik dan Calon Pendidik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Santi, Mirna, and Andika Prajana. "Analisis Implementasi Ujian Nasional Berbasis
Komputer Dengan Ujian Berbasis Kertas Di SMP N 3 Ingin Jaya Kabupaten
Aceh Besar." Cyberspace: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi 2, no. 2
(2019): 84-91.
Setiawati, Farida Agus, Rita Eka Izzaty, and Veny Hidayat. "Evaluasi Karakteristik
Psikometrik Tes Bakat Differensial dengan Teori Klasik." Humanitas: Jurnal
Psikologi Indonesia 15, no. 1 (2018): 267230.
Siregar, Nani Restati, Supra Wimbarti, Sri Kusrohmaniah, and Yulius Sunardi.
"Adaptasi Test of Mathematical Ability (TOMA-3)." JNPM (Jurnal Nasional
Pendidikan Matematika) 4, no. 2 (2020): 212-220.
Via, Kurnia Harfianda. "Upaya Mengatasi Rendahnya Hasil Belajar Siswa Dengan
Penerapan Pembelajaran Remedial Pada Mata Pelajaran Pendi Dikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan Di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama
Negeri 2 Sanggau Kabupaten Sanggau." PhD diss., IKIP PGRI, 2016.
Wardani, Danti Ayu, Rochmiyati Rochmiyati, and Ramadhan Kurnia Habibie.
"Pengaruh Instrumen Tes Uraian Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil
Belajar Matematika." Jurnal Pedagogi 8, no. 7 (2018).
Widodo, Aris Puji, Farid Agushybana, and Sutopo Patria Jati. "Pengukuran
Penerimaan Sistem Informasi EWSKIA Berdasarkan Persepsi Pengguna dengan
Menggunakan Technology Acceptance Model." JSINBIS (Jurnal Sistem Informasi
Bisnis) 8, no. 2 (2018): 166-173.
Wulan, Ana Ratna. "Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, Dan
Pengukuran." Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (2007),
Kuncoro, Muhammad Wahyu. "Evaluasi Kualitas Tes Psikologi Kepribadian
I." Jurnal SosioHumaniora 3, no. 4 (2012).
Yunaini, Erna, and Woro Setyarsih. "Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Dalam Pencapaian Ketuntasan Indikator Keterampilan Berpikir
Kritis Peserta Didik Pada Materi Alat Optik." Inovasi Pendidikan Fisika 8, no.
2 (2019).
Zulirfan, Zulirfan, Zanaton H. Iksan, and Tamby Subahan Mohd Meerah.
20

"Pengembangan Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains Bagi Siswa Smp


Sederajat." Jurnal Pendidikan 8, no. 1 (2017): 18-24.

Anda mungkin juga menyukai