Anda di halaman 1dari 16

Pengaturan Tempat Duduk Siswa Dalam Pembelajaran

MAKALAH
(Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Manajemen Kelas)
Dosen Pengampu: Berta Apriza, M.Pd

Disusun Oleh:
Apriliyanti Pratama 1986206011
Arif Saputra 1986206012
Purie Nawa Utami 1986206055

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
LAMPUNG UTARA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, sang Pengatur Alam Semesta, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya yang senantiasa
mendapat syafaat nya, amin.

Tidak lupa juga ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut dalam
penyusunan makalah dengan tujuan untuk memenuhi mata kuliah Landasan
Kependidikan dengan judul ‘’ Pengaturan Tempat Duduk Siswa Dalam
Pembelajaran’’.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka tim menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
tim dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ilmiah tentang Pengaturan Tempat Duduk Siswa Dalam Pembelajaran ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

    

Lampung Utara, 13 April 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. Latar Belakang.................................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................................5

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

A. Pengaturan Ruang Kelas..................................................................................6

B. Pengaturan Tempat Duduk..............................................................................8

1. Pengertian Pengaturan Tempat Duduk......................................................8

2. Jenis-jenis Pengaturan atau Penataan Tempat Duduk...............................8

C. Tujuan Pengaturan Tempat Duduk................................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

A. Kesimpulan....................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat siswa memperoleh pendidikan,
pembelajaran yang diberikan oleh guru, dan sekolah merupakan sebuah sarana
dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran, suatu proses tersebut terjadi
didalam kelas. Kelas yang terdiri atas siswa, guru, dan kegiatan pembelajaran.

Mewujudkan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa


komponen yang dapat menunjang keberhasilan tersebut, yaitu “komponen tujuan,
komponen materi, komponen strategi belajar mengajar, komponen manajemen
pengelolaan kelas, dan komponen evaluasi. Beberapa komponen tersebut saling
terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain”.

Tujuan diadakanya pengelolaan kelas agar setiap anak dikelas dapat belajar
dengan tertib sehingga mencapai tujuan pengajaran secara efektif. Pengelolaan
kelas berkaitan erat dengan pengaturan kelas dan tujuan pembelajaran. Hal ini
merupakan tugas guru untuk menciptakan suasana yang dapat menimbulkan
gairah belajar, meningkatkan hasil belajar peserta didik, meningkatkan mutu
pembelajaran dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan terhadap
peserta didik dalam belajar sehingga diperlukan pengorganisasian kelas yang
memadai.

Salah satu bentuk pengelolaan kelas yang mempunyai peranan penting


dalam konsentrasi belajar peserta didik adalah pengelolaan pengaturan tempat
duduk, pengaturan formasi tempat duduk dapat dilakukan secara fleksibel dengan
memposisikan sedemikian rupa, sesuai dengan kebutuhan efektif dan efisien. Hal
ini dilakukan agar semua peserta didik mampu menangkap pelajaran dengan
merata, seksama, menarik, tidak monoton, dan mempunyai sudut pandang
berfariasi terhadap pembelajaran yang telah diikuti.

Dalam pengaturan tempat duduk siswa sangatlah penting untuk dapat


memungkinkan terjadinya tatap muka, dimana dengan demikian guru sekaligus
dapat mengontrol tingkah laku peserta didik. Pengaturan tempat duduk akan
mempengaruhi kelancaran pengaturan proses belajar mengajar. Bentuk dan
ukuran tempat duduk yang digunakan sekarang bermacam–macam, ada yang satu
tempat duduk dapat diduduki beberapa orang anak didik, ada pula yang hanya
dapat di duduki oleh dua orang anak didik, sebaiknya tempat duduk anak didik itu
tidak berukuran terlalu besar agar mudah diubah – ubah formasinya sesuai dengan
keinginan.

Bentuk formasi tempat duduk yang dapat di gunakan sesuai dengan


kebutuhan. Apalagi pengajaran itu akan ditempuh dengan cara berdiskusi, maka
formasi tempat duduk sebaiknya berbentuk melingkar. Jika pengajaran ditempuh
dengan metode ceramah, tempat duduk sebaiknya berderet memanjang
kebelakang.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pengaturan ruang kelas?
2. Apa yang dimaksud dengan pengaturan tempat duduk siswa di kelas?
3. Bagaimana cara mengatur tempat duduk siswa di kelas?
4. Apa tujuan adanya pengaturan tempat duduk siswa?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami yang dimaksud dengan pengaturan ruang kelas.
2. Dapat memahami pengaturan tempat duduk siswa di kelas.
3. Memahami cara mengatur tempat duduk siswa di kelas.
4. Mengetahui yang menjadi tujuan adanya pengaturan tempat duduk siswa.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaturan Ruang Kelas


Pengaturan ruang kelas adalah Proses seleksi dan penggunaan alat – alat
yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas
menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem / organisasi kelas. Sehingga
anak didik dapat memanfaatkan kemampuanya, bakatnya, dan energinya pada
tugas – tugas individual.

Pengaturan ruang kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi


kelas. Karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang
keberhasilan proses interaksi edukatif. Maka agar memberikan dorongan dan
rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik –
baiknya oleh guru.

Mengatur lingkungan fisik bagi pengajaran merupakan titik mula yang logis
untuk pengelolaan ruang kelas karena hal ini merupakan subuah tugas yang
dihadapi semua guru sebelum kegiatan kelas dimulai. Banyak guru merasa lebih
mudah merencanakan aspek pengelolaan kelas non-fisik dibandingkan harus
mengatur lingkungan kelas dalam mendukung dan mencapai tujuan pembelajaran.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam mengatur ruang kelas umum di tingat
Sekolah Dasar yang mempunyai banyak instrument dan perabotan, seperti: meja
guru dan siswa, rak buku, lemari buku, kursi guru dan siswa, serta lemari arsip.
Mungkin juga ada peralatan elektronik seperti: proyektor, komputer, speaker atau
audio, selain itu juga ada alat bantu visualisasi seperti: papan tulis, white board,
papan bulletin, diagaram, peta dll. Terakhir guru juga memberikan sentuhan
personal bagi sebuah ruang kelas seperti: tanaman, aquarium, dan beberapa
pernak-pernik hasil karya siswa.

Pengaturan ruangan yang akan dilakukan guru dapat mengkomunikasikan


kepada siswa bagaimana guru mengharapkan kepada semua anggota kelas untuk
turut serta dalam mengelola kelas. Filosofi guru mengenai pembelajaran akan
mempengaruhi bagaimana cara guru dalam mengatur setiap komponen pada ruang
kelas. Meja dan kursi yang diatur secara berkelompok mengisyaratkan bahwa
interaksi dan kalaborasi diantara siswa memfasilitasi beberapa kegiatan aktif yang
hendak dicapai. Meja tulis yang diatur berurutan mengindikasikan bahwa fokus
dari ruang kelas adalah sang guru, papan tulis atau beberapa titik pusat perhatian
lainnya.

Pengaturan ruang kelas merupakan bentuk dari kemampuan guru dalam


memanajemen kelas dan menciptakan iklim pembelajaran yang baik bagi siswa.
Ruang kelas bukanlah wilayah yang sangat luas bagi siswa hingga puluhan orang
berinteraksi selama periode waktu yang lama selama 5-8 jam sehari. Guru dan
siswa akan selalu terlibat dalam berbagai kegiatan dalam menggunakan berbagai
wilayah ruang yang berbeda dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru akan
selalu memfasilitasi kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan baik jika guru
mengatur ruang kelas untuk memungkinkan pergerakan yang teratur,
mempertahankan distraksi seminimal mungkin, dan menggunakan ruang yang
tersedia secara efisien.

Menurut Carolyn & Edmund (2015:4) ada 4 kunci bagi guru untuk
melakukan pengaturan ruang kelas yang baik, yaitu:

1. Jadikanlah wilayah sirkulasi dan mobilitas siswa tinggi dan bebas dari
kemacetan.
2. Pastikan setiap siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru.
3. Menjaga agar instrument pengajaran yang sering digunakan dan
perlengkapan siswa mudah diakses.
4. Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat persentasi dan
tampilan seisi kelas.

Menerapkan tiap-tiap komponen dalam 4 kunci tersebut akan membantu


guru dalam merancang pengaturan ruang kelas sehingga dapat menciptakan iklim
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa.
B. Pengaturan Tempat Duduk

1. Pengertian Pengaturan Tempat Duduk


Menurut Sidi (Asmani, 2010:117) “pengaturan tempat duduk dalam
pembelajaran lebih bervariasi, termasuk kerja kelompok, kerja perorangan,
dan klasikal”.

Pengaturan atau penataan tempat duduk adalah salah satu upaya yang
dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas. Dengan penataan tempat duduk
yang baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif,
dan juga menyenangkan bagi siswa. Penataan lingkungan kelas yang tepat
berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran. Lebih jauh, diketahui bahwa tempat duduk berpengaruh jumlah
terhadap waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan.

Sesuai dengan maksud pengelolaan kelas sendiri bahwa pengelolaan


kelas merupakan upaya yang dilakukan oleh pembelajar (guru) dalam
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, melalui kegiatan
pengaturan pembelajar (siswa) dan barang/ fasilitas. Selain itu pengelolaan
kelas dimaksudkan untuk menciptakan, memelihara tingkah laku pembelajar
(siswa) yang dapat mendukung proses pembelajaran. Maka dengan demikian
pengelolaan kelas berupa penataan tempat duduk pembelajar (siswa) sebagai
bentuk pengelolaan kelas dapat membantu menciptakan proses pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan.

2. Jenis-jenis Pengaturan atau Penataan Tempat Duduk


Pengaturan tempat duduk terdiri dari bemacam-macam jenis.
Silberman (2001:13) menunjukkan “penataan tempat duduk siswa yang dapat
dipilih dalam proses pembelajaran adalah: model huruf U, corak tim, meja
konferensi, lingkaran, susunan chevron, auditorium, dan model tradisional”.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis pengaturan tempat
duduk:

a) Huruf U
Gambar 2.1. Tempat Duduk Model Huruf U

Formasi kelas bentuk huruf U sangat menarik dan mampu


mengaktifkan para siswa, sehingga mampu membuat mereka antusias untuk
mengikuti pelajaran. Dalam hal ini guru adalah orang yang paling aktif
dengan bergerak dinamis ke segala arah dan langsung berinteraksi secara
langsung, sehingga akan mendapatkan respon dari pendidik secara langsung.

Kelebihan : guru dapat menjangkau seluruh peserta didik sehingga


pembelajaran dapat maksimal.

Kekurangan : kondisi ini digunakan untuk kelas yang jumlah siswanya


tidak terlalu banyak.

b) Corak Tim

Gambar 2.2. Tempat Duduk Model Corak Tim


Pada model ini, meja-meja dikelompokkan setengah lingkaran atau
oblong di ruang tengah kelas agar memungkinkan guru melakukan interaksi
dengan setiap tim (kelompok siswa). Guru dapat meletakkan kursi-kursi
mengelilingi meja-meja guna menciptakan suasana yang akrab. Siswa juga
dapat memutar kursi melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk
melihat guru atau papan tulis.

Kelebihan : memungkinkan guru melakukan interaksi dengan setiap


tim (kelompok siswa). Siswa juga dapat mendiskusikan masalah belajarnya
dengan siswa satu kelompoknya dan dapat memaksimalkan kegiatan
belajarnya dengan baik.

Kekurangan : kondisi kelas biasanya ramai dan materi yang


disampaikan tidak dapat disampaikan secara maksimal dalam kondisi kelas
yang demikian.

c) Meja Konferensi

Gambar 2.3. Tempat Duduk Model Meja Konferensi

Formasi konferensi sangat bagus digunakan dalam metode debat saat


membahas suatu permasalahan yang dilontarkan oleh pendidik, kemudian
membiarkan para siswa secara bebas mengemukakan berbagai pendapat
mereka. Dengan begitu akan didapatkan sebuah kesimpulan atau bahkan
dapat memunculkan permasalahan baru yang bisa dibahas lagi pada
pertemuan berikutnya.
Kelebihan : menjadikan mudah permasalahan yang dianggap berat
atau sulit karena didiskusikan secara bersama.

Kekurangan : dapat mengurangi peran penting siswa.

d) Lingkaran

2.4. Tempat Duduk Model Lingkaran

Dalam model ini, tempat duduk siswa disusun dalam bentuk lingkaran
sehingga mereka dapat berinteraksi berhadap-hadapan secara langsung.
Model lingkaran seperti ini cocok untuk diskusi kelompok penuh.

Kelebihan : sistem ini dapat menyelesaikan permasalahan kelompok


secara bersama dengan peserta didik yang jumlahnya banyak, dapat
menjadikan mudah permasalahan yang dianggap berat atau sulit.

Kekurangan : pembelajaran kurang efektif dalam penerimaan dan


pemberian tugas, karena siswa umumnya lebih suka bermain.

e) Susunan Chevron

Gambar 2.5. Tempat Duduk Model Susunan Chevron


Bentuk chevron mungkin bisa sangat membantu dalam usaha
mengurangi jarak di antarsiswa maupun antar siswa dengan guru, sehingga
siswa dan guru mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap lingkungan
kelas dan mampu aktif dalam pembelajaran di kelas. Formasi ini memberikan
sudut pandang baru bagi siswa, sehingga mereka mampu menjalani proses
belajar-mengajar dengan antusias, menyenangkan, dan terfokus.

Kelebihan : mengurangi jarak di antarsiswa maupun antar siswa


dengan guru, sehingga siswa dan guru mempunyai pendangan yang lebih baik
terhadap lingkungan kelas dan mampu aktif dalam pembelajaran.

f) Auditorium

Gambar 2.6. Tempat Duduk Model Auditorium

Formasi auditorium merupakan tawaran alternatif dalam menyusun


ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang
sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini dapat dicoba untuk
mengurangi kebosanan siswa yang terbiasa dalam penataan ruang secara
konvensional (tradisional). Jika tempat duduk sebuah kelas dapat dengan
mudah dipindah-pindahkan, maka guru dapat membuat bentuk pembelajaran
ala auditorium untuk membentuk hubungan yang lebih erat, sehingga
memudahkan siswa melihat guru.

Kelebihan : mengurangi kebosanan siswa yang terbiasa dalam


penataan ruang secara konvensional (tradisional).

Kekurangan : lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif.


g) Tradisional

Gambar 2.7. Tempat Duduk Model Tradisional

Formasi Tradisional adalah formasi yang biasa kita temui dalam


kelas-kelas tradisional yang memungkinkan para siswa duduk berpasangan
dalam satu meja dengan dua kursi. Namun, model ini sangat memiliki
keterbatasan yaitu pandangan teman yang berada di kelas terutama di
belakang sering terganggu. Mobilitas siswa juga tidak bisa leluasa.

Kelebihan : siswa mampu di jangkau oleh pandangan guru, kelas


tampak ledih teratur dan rapi, serta guru dapat mengawasi dari depan.

Kekurangan : guru biasanya kurang memperhatikan siswa yang ada di


belakang. Siswa yang tempat duduknya di belakang tidak dapat menerima
pelajaran secara maksimal.

C. Tujuan Pengaturan Tempat Duduk


Menurut Hamid (2011:126) pengaturan bangku atau tempat duduk
dilakukan untuk memenuhi empat tujuan pembelajaran, yaitu:

1. Aksesibilitas yang membuat siswa mudah menjangkau alat atau sumber


belajar yang tersedia.
2. Mobilitas yang membuat siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian
ke bagian lain dalam kelas.
3. Interaksi yang memudahkan terjadinya komunikasi antara guru, siswa,
maupun antarsiswa.
4. Variasi kerja siswa yang memungkinkan siswa bekerja sama secara
perorangan, berpasangan, atau berkelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaturan ruang kelas adalah Proses seleksi dan penggunaan alat –
alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Ini berarti guru
bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem / organisasi
kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuanya, bakatnya,
dan energinya pada tugas – tugas individual.

Pengaturan atau penataan tempat duduk adalah salah satu upaya


yang dilakukan oleh guru dalam mengelola kelas. Dengan penataan tempat
duduk yang baik maka diharapkan akan menciptakan kondisi belajar yang
kondusif, dan juga menyenangkan bagi siswa. Penataan lingkungan kelas
yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran. Lebih jauh, diketahui bahwa tempat duduk
berpengaruh jumlah terhadap waktu yang digunakan siswa untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan.

Pengaturan tempat duduk terdiri dari bemacam-macam jenis.


Silberman (2001:13) menunjukkan “penataan tempat duduk siswa yang
dapat dipilih dalam proses pembelajaran adalah: model huruf U, corak tim,
meja konferensi, lingkaran, susunan chevron, auditorium, dan model
tradisional”.

Menurut Hamid (2011:126) pengaturan bangku atau tempat duduk


dilakukan untuk memenuhi empat tujuan pembelajaran, yaitu:
(1)Aksesibilitas yang membuat siswa mudah menjangkau alat atau sumber
belajar yang tersedia, (2)Mobilitas yang membuat siswa dan guru mudah
bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas, (3)Interaksi yang
memudahkan terjadinya komunikasi antara guru, siswa, maupun
antarsiswa, (4) Variasi kerja siswa yang memungkinkan siswa bekerja
sama secara perorangan, berpasangan, atau berkelompok.
B. Saran
Agar proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan dan dapat tercapainya tujuan pembelajaran baiknya seorang
guru melakukan pengaturan atau pengelolaan kelas dengan baik supaya
kegiatan pembelajaran bisa berjalan secara optimal, efektif dan juga
efisien.
DAFTAR PUSTAKA

pp. Carolyn, M.E. & Edmund, T.E. (2015). Terj. Manajemen Kelas Untuk Guru
Sekolah Dasar Edisi Kedepalan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Suwardi dan Daryanto, Manajemen Peserta Didik, (Yogyakarta: Gava Media,


2017.

Made Pidarta, Pengelolaan Kelas. (Surabaya : Usaha Nasional, ____) 75.

Arsetya, F. W. (2020, April 15). Pentingnya Mengatur dan Menata Ruang Kelas
yang Baik di Sekolah Dasar. Manajemen Kelas, p. PGSD.binus.ac.id.

Despa, M. (2020). PENGATURAN TEMPAT DUDUK UNTUK


MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III MADRASAH IBTIDAIYAH
SWASTA AN-NIZHAM KOTA JAMBI. Jambi: UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI.

Destiani, E. (2019). PENGARUH FORMASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK


TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MADRASAH
IBTIDAIYAH. Metro: Institut Agama Islam Negeri Metro.

Suryana, A. (2006). BAHAN BELAJAR MANDIRI, Manajemen Kelas. Bandung:


Universita Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai