Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGATURAN RUANG KELAS


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuluah
“Pengelolaan Kelas”
Dosen Pengampu: Ibu Akhsinatul Kumala, M.Pd

Kelompok 12:
1. Emil Sa’adatul Daroini (2393044019)
2. Aji Aenun Mulyatun (2393044176)
3. Amilatun Nasibah (2393044150)

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2023
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Pengelolaan Kelas
dengan judul "Pengaturan Ruang Kelas" tepat pada waktunya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka
selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi
memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Jombang, 03 Desember 2023

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
C. Tujuan ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
A. Pengertian Tata Ruang Kelas ................................................. 2
B. Prinsip Penataan Ruang Kelas ............................................... 2
C. Langkah Mendesain Kelas ...................................................... 2
D. Model Ruang Kelas ................................................................. 4
BAB III PENUTUP ............................................................................. 6
Kesimpulan ...................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengaturan ruang kelas adalah Proses seleksi dan penggunaan alat –alat yang
tepat terhadap masalah dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas menciptakan,
memperbaiki, dan memelihara sistem / organisasi kelas. Sehingga anak didik dapat
memanfaatkan kemampuanya, bakatnya, dan energinya pada tugas-tugas individu.
Pengaturan ruang kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas.
Oleh karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang
keberhasilan proses interaksi edukatif. Agar memberikan dorongan dan rangsangan
terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya oleh guru.
Sebagian besar kondisi fisik dan pengaturan ruang kelas yang kurang sesuai
memiliki pengaruh terhadap kemungkinan munculnya gangguan terhadap proses
belajar mengajar. Hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas konsentrasisiswa. Suhu
ruangan yang terlalu dingin atau panas dan sistem ventilasi yang kacau misalnya,
dapat menurunkan konsentrasi siswa. Agar tercipta suasana belajar yang nyaman
dan efektif, seorang guru perlu memperhatikan pengaturan dan penataan ruang
kelas dalam proses belajar mengajar. Karena ketika ruangan kelas tertata dengan
teratur dan nyaman, proses pengajaran akan berjalan dengan baik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Tata Ruang Kelas
2. Apa saja Prinsip Penataan Ruang Kelas
3. Bagamana Langkah Mendesain Kelas
4. Bagaimana Model Ruang Kelas

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari tata ruang kelas
2. Agar mengetahui prinsip-prinsip penataan ruang kelas
3. Agar mengetahui langkah dalam mendesain kelas
4. Agar mengetahui model ruang kelas yang baik dan nyaman

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TATA RUANG KELAS


Tata ruang kelas adalah penentuan mengenai kebutuhan ruang dan tentang
penggunaan secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang
praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan belajar yang efektif.
Menurut Jeanne Ellis Ormrod tata ruang kelas berarti membangun dan memelihara
lingkungan kelas yang kondusif bagi pembelajaran dan prestasi siswa. Siswa dapat
belajar lebih banyak dilingkungan kelas dibandingkan lingkungan kelas yang lainnya.
Tata ruang kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan oleh
guru atau dosen (pendidik) dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang optimal, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif
dan efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa tata
ruang kelas merupakan kegiatan pengaturan untuk kepentingan pembelajaran.

B. PRINSIP PENATAAN RUANG KELAS


Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan
suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan atau
penataan ruang kelas dan isinya selama proses pembelajaran. Lingkungan kelas perlu
ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa
dengan guru, dan antar siswa.
Empat prinsip dasar dalam penataan ruang kelas menurut (Evertson, Emmer &
Worsman) adalah :
1. Kurangi kepadatan di area yang menjadi lalu lalang
Yang termasuk area ini adalah area belajar kelompok, bangku murid, meja
guru dan lolasi penyimpanan pinsil, rak buku dan computer. Sebisa mungkin,
pisahkanlah area itu satu samalain dan pastikan juga hal tersebut mudah
didatangi.
2. Pastikan guru bisa melihat semua murid
Ini bertujuan agar guru bisa memonitor murid secara cermat.
3. Materi yang sering digunakan harus mudah di akses
Tujuannya untuk meminimalkan waktu persiapan dan perapihan juga
mengurangiketerlambatan dan gangguan aktivitas.
4. Pastikan semua murid dapat melihat presentasi kelas.
Guru harus mengatur letak dan posisi murid sedemikian rupa sehingga murid
bisa melihat presentasi dengan jelas. . Tetapkanlah dimana anda dan siswa akan
mengambil tempat ketika presentasi seluruh kelas terjadi. Untuk aktivitas ini,
siswa seharusnya tidak perlumemindahkan kursi atau menoleh. Untuk mencari
tahu seberapa baik siswa anda bisa melihatdari tempat mereka, duduklah dikursi
mereka dibagian yang berbeda-beda dari ruangan tersebut.

2
C. LANGKAH MENDESAIN KELAS
Agar kegiatan pembelajaran semakin menyenangkan dan tidak
membosankan, maka diperlukan dukungan yang optimal salah satunya dengan
mendesain kelas yang kreatif dan interaktif. Ruang kelas merupakan tempat belajar
mengajar siswa dan guru di sekolah, sehingga ruangan ini berpengaruh besar
terhadap semangat dan motivasi siswa dalam menuntut ilmu. Dengan desain atau
tampilan ruang kelas yang interaktif dan menyenangkan, maka siswa akan betah
belajar di dalamnya.
Pasalnya ruang kelas yang kaku dan membosankan bisa menghilangkan
kreativitas di dalamnya. Seperti yang dikutip dalam buku berjudul "Strategi Belajar
Mengajar" oleh Djamarah (2006), tertulis bahwa ruang kelas menjadi upaya yang
dilakukan guru untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, misalnya
dengan aktivitas mengatur siswa lebih tertib, barang, maupun fasilitas pembelajaran.
Dalam mendesain ruang kelas yang kreatif dan interaktif juga bisa dilakukan
bersama siswa. Guru bisa menetapkan jadwal untuk kerja bakti membersihkan dan
mendesain kelas bersama-sama. Hal ini bertujuan agar desain kelas bisa disesuaikan
dengan keinginan siswa.
Tujuan mendesain kelas bersama-sama bukan hanya membuat kelas jadi
tampak lebih indah dan menarik, tetapi juga bisa membangun semangat gotong-
royong siswa, membuat pekerjaan jadi lebih ringan, meningkatkan kreativitas siswa,
hingga menumbuhkan rasa solidaritas dan kekeluargaan. Kegiatan ini juga sangat
menyenangkan, agar siswa tidak bosan karena terus terus-menerus belajar.
Berikut langkah-langkah mendesain kelas, yakni:
1. Pertimbangkan apa aktivitas yang akan dilakukan murid.
Jika anda akan mengajar TK atau SD, Anda perlu menciptakan setting
untuk membaca dengan suara keras, mengajar membaca secara
berkelompok, tempat untuk berbagi pandangan, pengajaran matematika,
dan tempat pelajaran keterampilan dan seni. Guru sains sekolah menengah
mungkin harus mengakomodasi instruksi untuk seluruh kelompok, aktivitas
laboratorium, dan presentasi media. Di sebelah kiri kertas kerja, buat daftar
aktivitas murid yang akan dilakukan. Di sebelahnya, tulis susunan khusus yang
perlu dipertimbangkan; misalnya, area seni dan sains perlu berada dekat
komputer, dekat outlet listrik.
2. Buat gambar rencana tata ruang.
Sebelum Anda memindahkan perabot, gambar beberapa rancangan
tata ruang dan kemudian pilih salah satu yang menurut anda paling baik.
3. Libatkan murid dalam perencanaan tata ruang kelas.
Anda dapat merencanakan tata ruang sebelum sekolah dimulai, tetapi
setelah sekolah dimulai, tanyakan kepada murid tentang bagaimana
pendapat mereka tentang rencana Anda itu. Jika mereka menyarankan
perbaikan yang masuk akal, cobalah. Murid sering melaporkan bahwa
mereka ingin ruang yang memadai dan tempat sendiri di mana mereka bisa
menyimpan barang-barang mereka.
4. Cobalah rancangan dan bersikaplah fleksibel dalam mendesainnya.
Beberapa minggu setelah sekolah, evaluasilah efektivitas tata ruang
Anda. Waspadalah pada problem yang mungkin muncul akibat penataan itu,
misalnya, sebuah studi menemukan bahwa Ketika murid TK berkerumun

3
didekat guru yang membacakan sebuah cerita, mereka kerap rebut sekali.
Atur murid dalam posisi setengah lingkaran agar dapat mengurangi keributa

D. MODEL RUANG KELAS


Penataan ruang kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan
pembelajaran, untuk itu ruang kelas ditata sedemikian rupa sehingga dapat
mendukung efektivitas program pembelajaran yang ada di kelas.
Ada banyak model penataan kelas sesuai dengan tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan keadaan nyata dikelas. Jumlah siswa, bentuk kursi dan
perabotan yang lain dapat menjadi pertimbangan dalam menata kelas. Cara
penataan kelas dapat berubah-ubah tergantung kegiatan pembelajarannya.25 Guru
dapat mengadakan perubahan setiap saat sesuai dengan kebutuhan dan bahan
ajarnya. Ada sepuluh model atau formasi yang dapat dipilih oleh guru sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan kondisi nyata yang ada dikelasnya. Sepuluh model atau
formasi penataan kelas sebagai berikut :
1. Formasi V kebalik ( Tanda Pangkat )
Bila kelas terdiri atas 30 siswa atau lebih, ada kalanya kelas dapat di tata
ddengan formasi V atau tanda pangkat. Penataan kelas dengan bentuk atau
gaya ini dapat mengurangi jarak antara siswa. Penglihatan kedepan kelas
lebih baik, siswa dapat saling melihat dibandingkan deretan lurus ke
belakang.
2. Formasi Gaya Tim
Penataan kelas dengan gaya tim dilakukan dengan cara mengelompokkan
meja secara melingkar didalam ruang kelas. Penataan kelas dengan gaya tim
memungkinkan guru menciptakan dan meningkatkan interaksi tim lebih
optimal. Guru dapat menempatkan meja untuk membentuk formasi yang
lebih akrab. Biasanya digunakan di kelas dengan sekolah yang menggunakan
Kurikulum 2013 yang mengharuskan kelas berkelompok.
3. Formasi U
Penataan kelas dengan formasi U merupakan formasi yang serba guna. Siswa
dapat menggunakan permukaan meja untuk membaca dan menulis. Siswa
juga dapat melihat guru, media visual yang digunakan guru, aktivitas lain
dengan mudah. Cocok digunakan oleh kelas rendah yang masih suka bermain
pada saat pelajaran usai.
4. Gaya Meja Konferensi
Penataan kelas dengan formasi ini sangan baik jika mejanya bundar atau
persegi. Penataan kelas dengan model ini dapat meminimaliskan dominasi
guru dan memaksimalkan peran siswa. Meja dengan bentuk persegi panjang
dapat menciptakan kesan formal jika guru berada di ujung meja.28 Formasi
ini membuat pandangn guru menyeluruh dan dapat menatap siswa dengan
mudahnya, formasi ini juga menjadikan siswa berdekatan serta berhadapan
dan membuatnya gampang untuk mengobrol dengan temannya, perhatian
guru yang extra sangat diperlukan di formasi ini.
5. Gaya Lingkaran
Penataan kelas dengan model lingkaran dengan meja akan membuat
interaksi tatap-muka akan lebih baik dengan hanya menempatkan siswa

4
dalam lingkaran tanpa meja. Formasi ini sangat ideal untuk diskusi kelompok
besar. Bila ruangan memungkinkan, guru dapat meminta siswa untuk
membuat formasi subsub lingkaran. Cocok untuk semua jenjang kelas dalam
menarik perhatian siswa dalam kelas karna meja sebagai pembatas tidak
digunakan dalam gaya lingkaran ini.
6. Formasi Kelompok pada Kelompok
Penataan kelas dengan formasi ini memungkinkan guru untuk melakukan
diskusi terbuka atau bermain drama, debat melakukan pengalaman aktivitas
kelompok. Desain yang paling umum terdiri atas formasi lingkaran kursi atau
menempatkan meja di tengah-tengah dikelilingi kursi. Cocok untuk kelas
tinggi pada saat pelajaran yang mengharuskan debat atau pelajaran yang
menggunakan praktek (eksperimen) bisa dilakukan di tenagh-tengah meja
agar semua pandangan bisa kearah tengah.
7. Formasi Ruang kerja
Penataan kelas model ini cocok untuk lingkungan aktif seperti laboratorium
dimana siswa duduk diruang kerja untuk mengerjakan tugas atau soal seperti
mengoperasikan mesin, hitung-menghitung, kerja laboratorium. Sesegera
mungkin setelah guru menunjukan caranya. Cara yang paling baik untuk
mendorong kemitraan dalam belajar dengan menempatkan dua siswa pada
tempat kerja yang sama dan berhadapan.
8. Formasi Pengelompokan Berpencar
Jika ruang kelas cukup besar atau tersedia temapat ruangan yang
memungkinkan, tempatakan meja atau kursi yang dapat digunakan oleh sub-
sub kelompok untuk melakukan aktivitas belajar berbasis tim. Diusahakan
berpencar agar tidak saling mengganggu. Dapat digunakan untuk
mendistribusikan tugas-tugas dan guru bebas melayani siswa dari berbagai
sisi.
9. Formasi Kelas Tradisional
Penataan kelas model ini dilakukan jika memang tidak dimungkinkan untuk
membuat sebuah formasi lengkung. Cobalah mengkelompokkan kursi secara
berpasangan untuk memungkinkan belajar secara berpasangan. Aturlah
deretan dalam jumlah genap dan beri ruang cukup antar deret agar pasangan
siswa dalam deret ganjil dapat memutar kursi sehingga terbentuk kuartet
dengan pasangan yang duduk tepat dibelakangnya.
10. Formasi Gaya Auditorium
Penataan kelas gaya auditorium memang kurang kondusif untuk
menciptakan pembelajaran yang aktif. Jika kursinya masih dapat di pindah,
tempatkan dalam bentuk busur untuk menciptakan kedekatan siswa. Siswa
dapat melihat bagian depan dengan jelas. Jika kursinya tidak dapat dipindah-
pindah, perintahkan siswa untuk duduk sedeketa mungkin dengan bagian
tengah.formasi ini emmang kurang kondusif untuk kegiatan belajar aktif.
Tapi, jika 26 memungkinkan aturlah sedemikian rupa siswa bisa melihat
kedepan kelas dengan lebih jelas.

5
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Tata ruang kelas adalah penentuan mengenai kebutuhan ruang dan tentang
penggunaan secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan yang
praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan belajar yang efektif.
Tata ruang kelas merupakan kegiatan yang terencana dan sengaja dilakukan
oleh guru atau dosen (pendidik) dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal, sehingga diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan
secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan
bahwa tata ruang kelas merupakan kegiatan pengaturan untuk kepentingan
pembelajaran.

6
DAFTAR PUSTAKA

Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, Erlangga. 2008, hal. 210.

Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2006,
h, 204.

Maknun,D. (2013). LINGKUNGAN PEMBELAJARAN SAINS YANG SSEHAT, AMAN,


NYAMAN DAN KONDUSIF. JURNAL SCIENTIAE EDUCATIA VOLUME 2

Faadhilaturrahmi. (2018). LINGKUNGAN BELAJAR EFEKTIF BAGI SISWA SEKOLAH


DASAR. Jurnal Basicedu Volume 2 Nomor 2

Faruqi, D. (2018). UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA MELALUI


PENGELOLAAN KELAS. Jurnal EVALUASI. Vol.2, No. 1

Dr. Estimawati, M.Pd, Belajar Bahasa Di Kelas Awal, Yogyakarta : Penerbit Ombak (
Anggota IKAPI), 2016.hlm.168

Jurnal RUAS, Volumee 12 No 1, Juni 2014, ISSN 1693-3702.hlm.69.

Anda mungkin juga menyukai