MANAJEMEN KELAS
Dosen Pengampu :
Penyusun :
Muhammad Saidi Fikri 221012100300
Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang
berbagai pihak. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan
celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan
Penulis
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar kondisi fisik dan pengaturan ruang kelas yang kurang
siswa. Temperatur ruangan yangterlalu dingin dan ventilasi yang kacau misalnya,
perlu ditata sedemikian rupa untuk membuat siswa mampu memusatkan perhatian
mereka terhadap pembahasan dalam forum kelas. Karena peletakan media peraga
atau material lain yang tidak pada tempatnya akan menyebabkan terhalangnya
pandangan siswa terhadap focus pembelajaran. Agar tercipta suasana belajar yang
nyaman dan efektif, seorang guru perlu memperhatikan pengaturan dan penataan
ruang kelas dalam proses belajar mengajar. Karena ketika ruangan kelas tertata
dengan teratur dan nyaman, proses pengajaran akan berjalan dengan baik. Dan
mengingat pentingnya akan hal tersebut penulis akan sedikt memaparkan hal hal
yang berkaitan dengan bagaimana merancang kelas yang ideal dalam proses
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan penulisan makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
bahasa Indonesia kalimat ini berasal dari kata manajemen yang berarti
baik dan iklim sosoimesional yang positif, serta menciptakan dan memelihara
kelas adalah cara-cara yang di tempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas
agar tidak terjadi kekacauan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
sangat penting.Oleh Karena itu, lingkungan fisik harus dapat didesain secara baik
3
dan lebih dari sekedar penataan barang-barang di kelas. Menurut Everston et al.
(2003) dalam Santrock (2008), terdapat empat prinsip yang dapat dipakai dalam
a. Daerah ini antara lain area belajar kelompok, bangku siswa, meja guru,
dan lokasi penyimpanan alat tulis, rak buku, computer dan lokasi lainnya.
Area-area harus dapat dipisahkan sejauh mungkin dan dipastikan mudah
diakses, karena gangguan dapat terjadi pada daerah yang sering dilewati.
Oleh karna itu labih pentingnya semua yang ada dikelas harus mampu/
pintar dalam mengambil posisi yang sekiranya dapat menambah semangat
belajar siswa. Sebagai manajer kelas, guru penting untuk memonitor anak
secara cermat.Pastikan ada jarak pandang yang jelas dari meja guru, lokasi
instruksional, meja anak, dan semua anak. Bagaimanapun juga guru harus
pintar dalam mengatur jalannya transformasi ilmu yang akan diberian pada
anak didiknya secara keseluruhan.
b. Mampukan diri guru membuat suasana baru. Hal ini akan meminimalkan
waktu persiapan dan perapian, serta mengurangi kelambatan dan
gangguan aktivitas. Dan tinggal menghitung waktu dan tempat yang sudah
ada pada aturan mainnya, dalam artian guru merupakan fasilitator dalam
kesehariannya tujuannya hanya tidak lain untuk menjaga stabilitas siswa
dalam menangkap suatu materi.
c. Tentukan di mana anda dan siswa anda akan berada saat presentasi kelas
diadakan. Pada aktivitas ini, anak tidak boleh memindahkan kursi atau
menjulurkan lehernya.vSiswa tetap harus melaksanakan dengan apa yang
yang menjadi keinginan seorang guru yaitu dengan cara mendengarkan
dalam keaadaan baik.
4
Dalam mengorganisasikan ruang fisik kelas, juga sangat ditentukan oleh
anakDalam hal ini, perbedaan level kelas, kecepatan materi antar kelas, aktivitas
kelompok dan aktivitas individual harus dapat terakomodasi secara fleksibel dalam
penataan lingkungan fisik kelas. Menurut Renne (2007) dalam Santrock (2008),
penataan kelas standar dapat dilakukan dalam lima gaya penataan, yaitu
siswa dan mengarahkan perhatian siswa kepada guru. penataan meja dalam lajur-
lajur dapat bermanfaat bagi anak pada saat mengerjakan tugas individu, sedangkan
(Santrock, 2008).
menggunakan sistem moving class terdapat beberapa kelas yang belajar dalam satu
hari. Personalisasi kelas dapat dilakukan dengan memasang foto siswa, karya
siswa, tugas, diagram tanggal lahir siswa (SD), ekspresi siswa yang positif serta
anak. Personalisasi ini, dapat bermanfaat sebagai inspirasi dan motivasi untuk
belajar bagi anak serta dapat menjadi sumber belajar bagi anak. Selain itu,
proses belajar.
5
B. Menciptakan lingkungan kondusif untuk belajar
kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang
informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses
belajar.
merupakan situasi yang direkayasa oleh guru agar proses pembelajaran dapat
lingkungan pembelajaran terdiri atas dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.
Lingkungan fisik dalam hal ini adalah lingkungan yang ada disekitar
siswa belajar berupa sarana fisik baik yang ada dilingkup sekolah, dalam hal ini
dalam ruang kelas belajar di sekolah. Lingkungan fisik dapat berupa sarana dan
interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran. Interaksi yang dimaksud adalah
interkasi antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber
6
belajar, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, lingkungan sosial yang baik
memungkinkan adanya interkasi yang proporsional antara guru dan siswa dalam
proses pembelajaran.
belajar. Oleh karena itu, peran guru selayaknya membiasakan pengaturan peran
dan tanggung jawab bagi setiap anak terhadap terciptanya lingkungan fisik kelas
yang diharapkan dan suasana lingkungan sosial kelas yang menjadikan proses
jawab bersama antara anak dan guru, maka akan tercipta situasi pembelajaran yang
atau pengaturan ruang kelas, maka tujuan pembelajaran dapat tercapaidengan baik.
Ada beberapa asumsi dasar dalam pengaturan ruang kelas yang dapat
1). Pertama dan terpenting dari menejemen ruang kelas adalah tentang
menciptakan lingkungan ruang kelas yang didalamnya semua siswa
merasa aman dan nyaman,dan dapat memaksimalkan belajar akademis
dan ketrampilan sosial yang penting. Ketika guru dan siswa menciptakan
tipe- tipe setting ruang kelas, siswa cenderung membuat pilihan yang
7
baik dan belajar mereka ditingkatkan.
2). Pengaturan kelas pasti berhubungan dengan instruksi yang efektif. siswa
akan cenderung bertindak secara bertanggung jawab dan belajar mereka
akan meningkat ketika mereka terlibat secara sukses dan aktif dalam
perencanaan yang penuh arti yang relevan dnganpengetahuan dan
keahlian.
5). Pengaturan ruang kelas yang efektif memerlukan guru yang menjaga
nilai-nilai dan keyakinannya tentang pentingnya bekerjasama dengan
siswa.
8
terapkan. Karna formasi kelas bentuk U dapat membentuk atau
menciptakan suasana kelas yang menggairahkan juga dapat
memungkinkan guru dan juga pesrta didik untuk segara leluasa
di dalam kelas serta serta dapat menfokuskan peserta didik untuk
focus dalam belajar.
dapat tercapai.Dalam formasi ini guru merupakan orang yang paling aktif bergerak
ke segala arah serta langsung berinterkasi secara berhadap hadapan dengan peserta
didiknya.
Formasi bentuk kelas ini sangat ideal uuntuk memberikan mata pelajaran
dalam bentuk apapunsehingga formasi ini menjadi formasi multi fungsi. Dengan
guru melakukan penataan ruang kelas dengan formasi bentuk kelas U ini, siswa
serius atau berkonsentrsi lebih tekun dalam belajar, kemudian yang tadinya sulit
meresap pelajaran dan mendapat hasil belajar yang lebih baik dari yang
dianggap cukup baik, terlepas dari itu siswatidak dapat memenangkan cita —cita
9
yang di harapkan pada saat proses belajarnya. Kaitannya dengan ini siswa tidak
semerta merta mendapatkan teguran dari guru, melainkan mereka harus berjalan
sendiri dan mencari pengalaman sendiri, ketika ada masalah ataupun penyesatan
arahan pada waktu itu juga supaya kesesatan siswa tidak lagi melekat dalam proses
pembelajarannya tuk mencapai target yang di perhitungkan antara siswa dan guru.
Dengan adanya pembentukan seperti ini tidak mungkin siswa menemukan hal hal
yang baru jika tidak dicekokin dengan hal yang bisa menciptakan ruang kelas yang
ideal maka sebagai guru harus memantau lebih jauh agar siswa menerima
rangsangan yang diberikan guru bisa ditangkap dengan mudah,nanti kalau siswa
sudah tertata dengan baik itu biasaya cepat menemukan apa yang diinginkan guru
ataupun siswa. Selanjutnya mereka harus mematuhi tata tertib yang sudah ada dan
Dan yang paling terpenting siswa harus menempuh jarak yang maksimal,
Adapun dengan lain ketika bisa menempuh ke jalan yang diinginkan, beberapa
guru, pengaturan ruang kelas, jadwal pelajaran, piket kelas, jam dinding,
10
benda hasil karya siswa, dekorasi dan benda-benda yang bisa di pindah-
Salah satu titik mula yang baik bagi rencana pengaturan lantai ruang kelas
dengan suasana yang santai. Maka guru harus menyediakan tempat atau
tata letak ruang yang luas untuk siswa dapat berkumpul di lantai dalam
pembelajaran.
untuk menciptakan suasana baru dan menarik bagi siswa. Meja tulis sisa
Lemari buku yang berisi materi, bahan ajar atau buku pelajaran sebaiknya
lemari dorong lebih efektif untuk menyimpaan buku pelajaran dan material
lainnya yang mungkin harus di pindahkan dari posisi atau ke posisi lain
11
Prinsip pengaturan meja di tulis guru dapat di atur menghadap para siswa
dan pastikan meraka dapat melihat guru dari tempat duduknya. Bukan
keharusan meja tukis guru berada di depan meja tulis siswa,karna beberapa
guru lebih suka menempatkan meja tulis mereka di belakang ruagan di
bandingkan didepan. Adapun perlengkapan guru sebaiknya di simpan di
meja tulisnya sendri dan selalu memperhatikan batasan perlengkapan pada
setiap tahun ajaran.
Di samping itu, ada beberapa tujuan tata ruang kelas secara khusus dapat
12
BAB III
KESIMPULAN
siswa. Sedangkan susunan meja yang berbentuk lajur akan mengurangi interaksi
sosial di antara siswa dan mengarahkan perhatian siswa kepada guru. penataan
meja dalam lajur-lajur dapat bermanfaat bagi anak pada saat mengerjakan tugas
belajar kooperatif.
kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang
informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses
belajar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya Cece. Kemampuan dasar guru dalam proses belajar mengajar. (Bandung:
1990)
Carolyn, M.E & Edmund, T.E (2015). Manajemen kelas untuk guru sekolah dasar
14