Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGATURAN KONDISI DAN FASILITAS KELAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah manajemen kelas dengan

Dosen pengampu Ibu Laurensia M. Perangin – angin , S.Pd.M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Fetti Sakinah Rangkuti (1203311085 )


2. Suhail Anshari Telaumbanua ( 1203311087)
3. Putri Octavia hafika ( 1203311074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023

1|Page
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 5

A. Pengaturan kondisi dan situasi mengajar efektif ..................................................... 5


B. Jenis jenis penataan formasi tempat duduk siswa .................................................. 11
C. Prinsip prinsip pengaturan kelas ............................................................................ 15
D. Perangkat administrasi kelas .................................................................................. 17

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 20

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 21
B. Saran ....................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

2|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah ini adalah Pengaturan kondisi dan fasilitas kelas .

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Kelas.
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas dari ibu Laurensia M. Perangin-angin,
S.Pd,M.Pd, Selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Kelas. Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi
lebih baik lagi.

Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi pengembangan makalah ini selanjutnya. Demikian makalah ini kami buat
semoga bermanfaat.

Medan, 12 Maret 2023

Kelompok 4

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dapat dimengerti bahwa kondisi belajar berpengaruh terhadap pembelajaran. Salah


satu faktor penting untuk keberhasilan pembelajaran adalah terpenuhinya kondisi dan
suasana belajar yang optimal. Tindakan manajemen kelas adalah tindakan yang dilakukan
guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar pembelajaran berlangsung efektif.
Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan menyediakan kondisi
lingkungan belajar yang baik, mengatur siswa, mengatur peralatan, dan lingkungan sosio-
emosional. Keadaan fisik kelas mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan murid.
Fisik kelas dapat berdampak positif dan negatif bagi pembentukan keperibadian anak. Lebih-
lebih bila di ingat bahwa anak- anak itu berdiam di dalam kelas selama lima jam setiap hari,
selama enam tahun di sekolah dasar. Murid- murid sekolah dasar merupakan anak- anak yang
sedang dalam masa pertumbuhan baik fisik maupun psikisnya. Oleh sebab itu fisik kelas
harus diatur sebaik- baiknya untuk menunjang pengembangan fisik dan psikis anak.

B. RUMUSAN MASALAH ?
1. Bagaimana Pengaturan kondisi dan situasi mengajar efektif ?
2. Apa saja jenis jenis penataan formasi tempat duduk siswa?
3. Apa saja Prinsip prinsip pengaturan kelas ?
4. Bagaimana perangkat administrasi kelas ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat mengetahui bagaimana pengaturan kondisi dan situasi mengajar efektif
2. Dapat mengetahui jenis jenis penataan formasi tempat duduk siswa
3. Dapat mengetahui prinsip prinsip pengaturan kelas
4. Dapat mengetahui perangkat administrasi kelas

4|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGATURAN KONDISI DAN SITUASI MENGAJAR EFEKTIF

Kondisi dan Situasi Belajar-Mengajar


a. Kondisi Fisik
Kondisi fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil
pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan
mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh
positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
Guru harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang membantu perkembangan
pendidikan peserta didik. Melalui teknik motivasi yang akurat, guru dapat memberikan
kontribusi iklim kelas yang sehat. Kondisi dan lingkungan hendaknya menjadi perhatian dan
kepedulian guru agar siswa dapat belajar secara optimal. Kondisi dan lingkungan yang perlu
menjadi perhatian dan kepedulian dalam menunjang terciptanya pembelajaran seperti berikut
ini.
1) Ruangan Tempat Berlangsungnya Pembelajaran
Ruangan pembelajaran harus memungkinkan para peserta didik dapat bergerak leluasa,
tidak berdesak-desakan, sehingga tidak saling mengganggu satu sama lainnya pada saat
terjadi aktivitas pembelajaran. Besarnya ruangan kelas sangat bergantung kepada
berbagai hal antara lain :
 Jenis kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam kels atau bekerja di
ruang praktikum)
 Jumlah siswa yang melakukan kegiatan ( kegiatan bersama secara klasikal atau
kegiatan dalam kelompok kecil)
Ruang belajar yang merupakan tempat siswa dan guru melaksanakan kegiatan belajar
mengajar meliputi ruang kelas,ruang laboratorium, dan ruang auditorium (Dirjen PUOD
dan Dirjen Dikdasmen, 1996 : 45).
a) Ruang Kelas
Kelas adalah tempat bagi para siwa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi
intelektual dan emosional. Syarat Ruang kelas yang baik diantaranya :

5|Page
- Rapi, bersih, sehat, tidak lembab
- Cukup cahaya yang menerangi
- Sirkulasi udara cukup
- Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata dengan rapi
- Jumlah siswa lebih dari 40 orang
b) Perlengkapan Kelas
Perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas meliputi : papan tulis, dan
penghapusnya, meja dan kursi guru, meja dan kusi siswa, almari kelas, jadwal
pelajaran, papan absensi, daftar piket kelas, kalender pendidikan, gambar residen
dan wakil presiden serta lambang Garuda Pancasila, tempat cuci tangan dan lap
tangan, tempat sampah, sapu lidi, sapu ijuk, dan sapu bulu ayam, gambar-gambar,
alat peraga dan kapur atau spidol.
2) Pengaturan Tempat Duduk
Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan proses
pembelajaran. Beberapa kemungkinan pengaturan tempat duduk seperti di bawah ini.
a) Pola Berderet atau Barbaris-Berbanjar
Umumnya tempat duduk siswa diatur menurut tinggi pendeknya siswa. Siswa
yang tinggi duduk di sebelah belakang, sedangkan siswa yang pendek duduk di
depan. Pada situasi tertentu, misalnya jika ada siswa yang tidak dapat melihat
jarak jauh atau pendengarannya kurang, atau jika banyak yang berbuat gaduh,
siswa tersebut didudukkan di deretan paling depan tanpa menghiraukan tinggi
badannya. Tipe pengaturan tempat duduk seperti ini tampaknya sangat cocok
untuk pengajaran formal. Semua siswa duduk di belakang yang pendek duduk di
depan. Tempat duduk seperti ini juga memudahkan siswa atau guru bergerak dari
deretan satu ke deretan yang lain. Namun demikian terdapat kelemahan-
kelemahan dari pengaturan tempat duduk seperti ini yaitu mengurangi keleluasaan
belajar siswa. Posisi guru membuat dirinya mempunyai otoritas mutlak dan
memberikan pengaruh langsung yang besar kepada siswa. Akhirnya, siswa
menjadi terlalu tergantung, tidak ada kegiatan kerja kelompok yang dapat
dilakukan dan komunikasi antarsiswa menjadi terbatas.
b) Pola susunan Berkelompok

6|Page
Pola ini mengatur tempat duduk siswa secara berkelompok. Cara ini
memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu sama lain dan
dapat berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya secara bebas. Pola ini
memudahkan siswa untuk bekerja sama dan saling menolong satu sama lain
sebagai teman sebaya. Kepemimpinan dan kerja sama merupakan dua unsure
yang penting dari hubungan kelas, sebagai akibat dari pengaturan tempat duduk
seperti ini. Bila tujuan pembelajaran atau guru menghendaki para siswa
mengerjakan tugas secara berkelompok atau memecahkan masalah secara
bersama-sama, susunan pengaturan tempat duduk berkelompok ini akan lebih
tepat. Hal yang perlu diperhatikan dalam pola pengaturan tempat duduk
berkelompok adalah bahwa setiap kelompok harus ada seorang pemimpinnya.
Namun, sebaiknya pemimpin kelompok diatur secara bergiliran sehingga setiap
siswa memperoleh kesempatan untuk memimpin. Dalam situasi ini otoritas guru
berperan dalam posisi terdesentralisasi. Guru hanya memberikan bimbingan
kepada siswa.
c) Pola Formasi Tapal Kuda
Pola ini menempatkan posisi guru berada di tengah-tengah para siswanya. Pola
semacam ini dapat dipakai jika pelajaran banyak memerlukan diskusi antarsiswa
atau dengan guru. Posisi guru dalam pengaturan tempat seperti ini terpisah dari
kelompok namun kelompok tetap dalam pengawasan guru. Pengaturan formasi
tapal kuda memberikan kemudahan kepada para siswa untuk saling
berkomunikasi dan bekonsultasi. Tambahan pula tanpa banyak membuang waktu
pengaturan seperti ini dapat diubah menjadi pola berkelompok atau formasi
kelompok kecil, begitu juga sebaliknya.
d) Pola Lingkaran atau Persegi
Pola pengaturan tempat duduk lingkaran atau persegi baik juga untuk mengajar
yang disajikan dengan metode diskusi. Berbeda dari pola tapal kuda, otoritas guru
sama sekali tidak terpusat dan kepemimpinan formal tidak berperan sama sekali.
Hakikatnya dalam pola lingkaran atau persegi biasanya tidak ada pemimpin
kelompok. Bila ada yang harus direkam atau dicatat, bentuk ini adalah sangat
tepat. Seandainya ada suatu kegiatan atau alat yang harus ditunjukkan atau

7|Page
diperagakan, kegiatan atau alat itu dapat diletakkan di tengah-tengah sehingga
mudah dilihat dan dikomentari oleh semua siswa. Siswa pola-pola pengaturan
tempat duduk tersebut di atas, ada pola lain yang tidak membatasi ruang gerak
siswa baik secara individual maupun secara kelompok. Hal ini dapat terjadi,
misalnya ada siswa yang harus belajar di ruang baca, di perpustakaan, atau di
ruang praktikum. Dengan demikian perlu ada tempat-tempat khusus, di mana
siswa dengan siapa saja dan di mana saja dapat belajar dengan baik. Dalam hal
ini, yang penting adalah para siswa di berbagai lokasi tempat mereka berada.
Kemungkinan pola-pola pengaturan tempat duduk tersebut dapat digambarkan
atau diilustrasikan.
3) Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit mengaturnya karena sudah
tersedia) adalah asset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh
karena itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar
sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang baik
sehingga semua dalam kelas dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung O2.
Siswa harus dapat melihat tulisan dengan jelas, baik tulisan di papan tulis, pada papan
bulletin, maupun pada buku bacaan. Kapur tulis yang digunakan sebaiknya kapur yang
bebas dari debu dan selalu bersih. Cahaya harus datang dari sebelah kiri dan cukup terang
tetapi tidak menyilaukan.
4) Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai
kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar.
Barang –barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas
seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi, dan sebagainya, hendaknya
ditempatkan sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebut segera dapat
dipergunakan. Tentu saja masalah pemeliharaan barang-barang tersebut sangat penting
dan secara berkala harus dicek. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah pengamanan
barang-barang tersebut dari pencurian dan pengamanan terhadap barang yang mudah
meledak atau terbakar. Alat pengaman harus selalu tersedia, seperti alat pemadaman
kebakaran, P3K, dan sebagainya.

8|Page
Hal lain yang perlu diperhatikan juga dalam penciptaan lingkungan adalah
kebersihan dan kerapatan. Ruang kelas, papan tulis, meja, kursi, rak buku, tempat untuk
menyimpan peralatan harus selalu rapi dan bersih. Kebersihan meninggalkan ruangan
kelas yang kotor adalah hal yang tidak baik. Oleh karena itu, guru seyogyanya membuat
peraturan yang mengatur kelompok kerja yang membersihkan ruangan, menyiapkan
kapur tulis, mengganti taplak meja, dan sebagainya. Guru membagi dan membuat
tanggung jawab pengaturan kondisi fisik itu menjadi milik siswa di kelas tersebut, dan
tidak hanya milik guru. Siswa harus turut aktif dalam membuat keputusan mengenal tata
ruang, dekorasi, dan sebagainya.

b. Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
proses belajar-mengajar, kegairahan siswa dan keefektifan tercapainya tujuan pengajaran.
Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi hal-hal berikut ini.
 Tipe kepemimpinan guru, artinya adalah fungsi yang melekat pada guru ketika berada
dalam kelas. Gaya apa yang muncul ketika guru melaksanakan peran sebagai
pemimpin dalam pembelajaran di kelas. Apakah gaya otoriter segala sesuatunya diatur
dan diarahkan oleh sendiri dan siswa tidak diberikan kesempatan untuk terlibat
didalamnya, atau gaya demokrasi dimana terjadi proses timbal balik antara guru dan
murid sesuai dengan peranannya masing-masing.
 Sikap guru, sikap yang diperlihatkan oleh guru di depan kelas atau di luar kelas yang
akan mempengaruhi mood anak, apakah anak merasa tertarik dengan sikap guru atau
malah tidak tertarik. Sikap yang baik sebagai seorang guru, bapak/ibu, kakak, orang
dewasa yang memberikan bimbingan tentunya adalah hal yang paling baik
diperlihatkan.
 Pembinaan hubungan baik, hubungan antara guru dengan murid harus dibangun
berdasarkan fungsi masing-masing dalam konteks belajar mengajar dikelas, akan tetapi
apabila memungkinkan dapat juga dibangun sifat-sifat kekeluargaan dan keakraban
yang menyebabkan siswa merasa nyaman dan aman berhubungan seperti dengan orang
tuanya.

9|Page
c. Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat
sekolah akan mencegah timbulnya masalah dalam pengelolaan kelas.
 Pergantian pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus disikapi oleh
guru karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang memungkinkan terjadinya
interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan siswa lainnya. Perlu disikapi dengan
arif bahwa ketika mengahiri pelajaran guru tidak terlalu cepat karena guru selanjutnya
apakah sudah tiba dan apabila belum maka masa jeda itu terlalu lama.
 Guru berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan terjadinya
kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari terjadinya keributan
atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa seperti berlarian kesana kemari
menggangu kelas lain, dan menimbulkan kerusakan pada fasilitas kelas, maka guru
piket harus paham apa yang terjadi dan mempersiapkan diri untuk menutup
ketidakhadiran tersebut.
 Masalah antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi emosional
yang tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru. Guru harus memahami
karakteristik dan potensi guru sehingga dapat dipahami keseluruhan perilaku masing-
masing dan menekan munculnya konflik diantaranya.
 Upacara bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan berdasarkan
tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan upacara bendera.
 Kegiatan lain; kesehatan dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah
kepada guru dan siswa, peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan social.

d. Kondisi Administrasi Teknik


Kondisi administrasi teknik akan turut mempengaruhi manajemen pembelajaran di
dalam kelas.
 Daftar presensi, kerapihan, kebersihan dan keteraturan daftar presensi akan
memberikan dukungan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Keterdukungan
dari sisi keteraturan dalam presensi akan memberikan efek psikologis terhadap siswa
karena terjadi keadilan dalam perlakuan.

10 | P a g e
 Ruang bimbingan siswa, ruang bimbingan siswa diarahkan untuk memberikan bantuan
pada siswa yang secara emosional memiliki masalah. Hal terpenting dari ruang
bimbingan adalah bagaimana ruang tersebut tidak menimbulkan ketakutan ketika harus
berhubungan dengan guru disana.
 Tempat baca, tempat baca merupakan bagian dari fasilitas yang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berinteraksi dengan kawannya, dengan fasilitas dan guru.
 Tempat sampah, tempat sampah yang bersih ditempatkan di tempat yang tepat dan
tidak menggangu kegiatan belajar maupun bermain siswa, akan memberikan dukungan
terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di kelas. Bau sampah, berserakan dimana-
mana, siswa tidak mengetahui tempat penyimpanan sampah atau karena tidak ada
tempat sampah akan berakibat buruk pada kondisi sosio-emosional dan fisik siswa.
 Catatan pribadi siswa, catatan pribadi adalah alat berinteraksi guru dengan siswanya.
Perlakuan-perlakuan khusus yang dibutuhkan untuk masing-masing siswa dapat dilihat
dari catatan-catatan tentang siswa.

B. JENIS JENIS PENATAAN FORMASI TEMPAT DUDUK

Penataan tempat duduk adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh guru dalam
mengelola kelas. Karena pengelolaan kelas yang efektif akan menentukan hasil pembelajaran
yang dicapai. Dengan penataan tempat duduk yang baik maka diharapkan akan menciptakan
kondisi belajar yang kondusif, dan juga menyenangkan bagi siswa.
Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan
suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan
ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkunagan kelas perlu ditata dengan
baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan
antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata
lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003) yaitu:
1) Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak
mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru,
benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang
semua siswa kegiatan pembelajaran.

11 | P a g e
2) Accesibility (mudah dicapai)
Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-
barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk
harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah dan
tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
3) Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika
proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
4) Kenyamanan
Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan
kelas.
5) Keindahan
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang
menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan
menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk
bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau
tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. yaitu:
 Ukuran bentuk kelas
 Bentuk serta ukuran bangku dan meja
 Jumlah siswa dalam kelas
 Jumlah siswa dalam setiap kelompok
 Jumlah kelompok dalam kelas
 Komposisi siswa dalam kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria
dan wanita).
Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa dalam
proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah formal.tempat duduk
dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu

12 | P a g e
rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh
siswa. Maka siswa akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang.
Hal yang tidak boleh kita lupakan bahwa dalam penataan tempat duduk siswa tersebut
guru tidak hanya menyesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan saja. Tetapi
seorang guru perlu mempertimbangkan karakteristik individu siswa, baik dilihat dari aspek
kecerdasan, psikologis, dan biologis siswa itu sendiri. Hal ini penting karena guru perlu
menyusun atau menata tempat duduk yang dapat memberikan suasana yang nyaman bagi
para siswa.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (udhiezx.wordpress: 4) melihat siswa
sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaannya yang pada intinya mencakup
ketiga aspek di atas. Persamaan dan perbedaan dimaksud adalah :
 Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi).
 Persamaan dan perbedaan dalam kecakapan
 Persamaan dan perbedaan dalam hasil belajar
 Persamaan dan perbedaan dalam bakat
 Persamaan dan perbedaan dalam sikap
 Persamaan dan perbedaan dalam kebiasaan
 Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan/pengalaman
 Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniah
 Persamaan dan perbedaan dalam minat
 Persamaan dan perbedaan dalam cita-cita
 Persamaan dan perbedaan dalam kebutuhan
 Persamaan dan perbedaan dalam kepribadian
 Persamaan dan perbedaan dalam pola-pola dan tempo perkembangan
 Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan.

Berbagai persamaan dan perbedaan kepribadian siswa di atas, sangat berguna dalam
membantu usaha pengaturan siswa di kelas. Terutama berhubungan dengan masalah
bagaimana pola pengelompokan siswa dan penataan tempat duduk dengan metode belajar
kelompok guna menciptakan lingkungan belajar aktif dan kreatif, sehingga kegiatan belajar
yang penuh kesenangan dan bergairah dapat terlaksana.

13 | P a g e
Penempatan siswa kiranya harus mempertimbangan pula pada aspek biologis seperti,
postur tubuh siswa, dimana menempatkan siswa yang mempunyai tubuh tinggi dan atau
rendah. Dan bagaimana menempatkan siswa yang mempunyai kelainan dalam arti secara
psikologis, misalnya siswa yang hiper aktif, suka melamun, dll.
Jenis-Jenis Penataan Formasi Tempat Duduk Siswa
Silberman menunjukkan penataan tempat duduk siswa yang dapat dipilih dalam
proses pembelajaran adalah: model huruf U, corak tim, meja konferensi, lingkaran, susunan
chevron, auditorium, model tradisional.
 Huruf U

Formasi kelas bentuk huruf U sangat menarik dan mampu mengaktifkan para siswa,
sehingga mampu membuat mereka antusias untuk mengikuti pelajaran. Dalam hal ini
guru adalah orang yang paling aktif dengan bergerak dinamis ke segala arah dan
langsung berinteraksi secara langsung, sehingga akan mendapatkan respon dari
pendidik secara langsung.
 Corak Tim

Pada model ini, meja-meja dikelompokkan setengah lingkaran atau oblong di ruang
tengah kelas agar memungkinkan guru melakukan interaksi dengan setiap tim
(kelompok siswa). Guru dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja guna

14 | P a g e
menciptakan suasana yang akrab. Siswa juga dapat memutar kursi melingkar
menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat guru atau papan tulis.
 Meja Koferensi

Formasi konferensi sangat bagus digunakan dalam metode debat saat membahas suatu
permasalahan yang dilontarkan oleh pendidik, kemudian membiarkan para siswa secara
bebas mengemukakan berbagai pendapat mereka. Denagn begitu akan didapatkan
sebuah kesimpulan atau bahkan dapat memunculkan permasalahan baru yang bisa
dibahas lagi pada pertemuan berikutnya.
 Lingkaran

Dalam model ini, tempat duduk siswa disusun dalam bentuk lingkaran sehingga mereka
dapat berinteraksi berhadap-hadapan secara langsung. Model lingkaran seperti ini
cocok untuk diskusi kelompok penuh.

C. Prinsip-prinsip Pengaturan Kelas

Mengatur lingkungan fisik bagi pengajaran merupakan titik mula yang logis untuk
pengelolaan ruang kelas karena hal ini merupakan subuah tugas yang dihadapi semua guru
sebelum kegiatan kelas dimulai. Banyak guru merasa lebih mudah merencanakan aspek
pengelolaan kelas non-fisik dibandingkan harus mengatur lingkungan kelas dalam
mendukung dan mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
mengatur ruang kelas umum di tingat Sekolah Dasar yang mempunyai banyak instrument
dan perabotan, seperti: meja guru dan siswa, rak buku, lemari buku, kursi guru dan siswa,
serta lemari arsip. Mungkin juga ada peralatan elektronik seperti: proyektor, komputer,
speaker atau audio, selain itu juga ada alat bantu visualisasi seperti: papan tulis, white board,

15 | P a g e
papan bulletin, diagaram, peta dll. Terakhir guru juga memberikan sentuhan personal bagi
sebuah ruang kelas seperti: tanaman, aquarium, dan beberapa pernak-pernik hasil karya
siswa. Pengaturan ruang kelas merupakan bentuk dari kemampuan guru dalam
memanajemen kelas dan menciptakan iklim pembelajaran yang baik bagi siswa. Guru akan
selalu memfasilitasi kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan baik jika guru mengatur ruang
kelas untuk memungkinkan pergerakan yang teratur, mempertahankan distraksi seminimal
mungkin, dan menggunakan ruang yang tersedia secara efisien.

Menurut Carolyn & Edmund (2015:4) ada 4 kunci bagi guru untuk melakukan
pengaturan ruang kelas yang baik, yaitu:

 Jadikanlah wilayah sirkulasi dan mobilitas siswa tinggi dan bebas dari kemacetan
 Pastikan setiap siswa dapat dipantau dengan mudah oleh guru
 Menjaga agar instrument pengajaran yang sering digunakan dan perlengkapan siswa
mudah diakses
 Pastikan bahwa para siswa dapat dengan mudah melihat persentasi dan tampilan seisi
kelas

Menerapkan tiap-tiap komponen dalam 4 kunci tersebut akan membantu guru dalam
merancang pengaturan ruang kelas sehingga dapat menciptakan iklim pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan bagi siswa. Komponen-komponen di atas dapat diaplikasikan guru
dengan memperhatikan beberapa aspek penting pengaturan ruang kelas seperti:

a) Pengaturan Ruang Dinding dan Langit-Langit


Ruang dinding dan papan bulletin menyedikan tempat untuk memfasilitasi dalam
menampilkan/ruang display hasil karya-karya siswa dan instrument yang relevan
dengan pembelajaran seperti; tugas-tugas yang diberikan guru, peraturan kelas,
jadwal pelajaran, piket kelas, jam dinding, pernak-pernik hiasan dinding dan hal
menarik lainnya. Adapun ruang langit-langit juga bisa digunakan untuk menggantung
benda-benda hasil karya siswa, dekorasi dan benda-benda yang bisa dipindah-
pindahkan untuk mempercantik ruang kelas.
b) Pengaturan Ruang lantai

16 | P a g e
Salah satu titik mula yang baik bagi rencana pengaturan lantai ruang kelas adalah
menentukan dimana guru dan siswa akan menyelenggarakan pembelajaran kelas
dengan duduk di kursi, berdiri atau duduk di lantai dengan suasana yang santai. Maka
guru harus menyediakan tempat/ tata letak ruang yang luas untuk siswa dapat
berkumpul di lantai dalam pembelajaran.
c) Pengaturan Meja & Kursi Siswa
Guru harus menentukan pengaturan tempat duduk yang dibuat bervariasi untuk
menciptakan suasana baru dan menarik bagi siswa. Meja tulis siswa dapat diatur
berkelompok, berjajar, berbaris, melingkar, setengah lingkaran, tapal kuda dsb.
Disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
d) Pengaturan Lemari Buku dan Material Pembelajaran
Lemari buku yang berisi materi, bahan ajar/buku pelajaran sebaiknya diletakkan
dimana tidak menghalangi dan menghambat siswa dalam mengakses. Maka letaknya
harus mudah dilihat, diakses dan diawasi dengan mudah serta tidak menghalangi
jalan. Pertimbangan menggunakan lemari dorong lebih efektif untuk menyimpan
buku pelajaran dan material lainnya yang mungkin harus dipindahkan dari posisi satu
ke posisi lain yang mudah dilihat.
e) Pengaturan Berkas Portofolio Siswa.
Setiap siswa mempunyai dokumen portofolio yang berisi tugas-tugas dan pekerjaan
mereka selama di kelas, maka guru harus menempatkan portofolio siswa di tempat
yang mudah dijangkau atau ditemukan dalam susunan alfabet, seperti ditempel di
tembok kelas yang Panjang, atau di lemari kaca transparan..
f) Pengaturan Meja Tulis & Perlengkapan Guru
Prinsip pengaturan meja tulis guru dapat diatur menghadap para siswa dan pastikan
mereka dapat melihat guru dari tempat duduknya. Bukan keharusan meja tulis guru
berada di depan meja tulis siswa, karena beberapa guru lebih suka menempatkan meja
tulis mereka dibelakang ruangan dibandingkan di depan. Adapun perlengkapan guru
sebaiknya disimpan di meja tulisnya sendiri dan selalu memperhatikan Batasan
perlengkapan pada setiap tahun ajaran.
g) Pengaturan Benda-Benda Musiman/Jarang Digunakan

17 | P a g e
Hiasan bertemakan hari libur atau musiman, tampilan bulletin, proyek khusus, busur
derajat, material seni tertentu, dan perlengkapan sains yang digunakan pada beberapa
keadaan tertentu dapat disimpan di lemari belakang ruangan untuk mengefektifkan
penggunaan dan tata letak barang.

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:304) dalam tata ruang kelas, guru dituntut
untuk memiliki keterampilan dalam bertindak dan memanfaatkan sesuatu, diantaranya:
(1) menata tempat duduk siswa, (2) menata alat peraga yang ada di dalam kelas, (3)
menata kedisiplinan siswa, (4) menata pergaulan siswa, (5) menata tugas siswa, (6)
menata ruang fisik kelas, (7) menata kebersihan dan keindahan kelas, (8) menata
kelangkapan kelas, dan (9) menata pajangan kelas.

Tata ruang kelas sendiri merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dalam
menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, melalui kegiatan pengaturan siswa
dan barang/fasilitas pembelajaran. Selain itu, tata ruang kelas dimaksudkan untuk
menciptakan dan memelihara tingkah laku siswa yang dapat mendukung proses
pembelajaran (Djamarah, 2006).

D. Perangkat Administrasi Kelas

Secara harfiah, pengertian administrasi kelas diambil dari kata administrasi yang
memiliki arti melayani, mengarahkan, mengatur, atau membantu. Sementara itu, kelas adalah
tempat atau kelompok belajar di mana peserta didik atau siswa-siswi belajar di
sekolah.Sehingga pengertian administrasi kelas secara umum adalah pegangan yang
digunakan oleh guru selama mengajar di dalam kelas sebagai bagian dari perangkat pengajar.
Guru membutuhkan administrasi kelas sebagai dasar untuk merancang program
pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar.

Adapun fungsi dari administrasi kelas ini adalah sebagai berikut:

 Membantu mengelola manajemen kelas dengan baik secara individu per siswa
maupun kelompok
 Mengorganisir dan me-manage, serta mengkoordinasikan segala aktivitas dan
kegiatan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

18 | P a g e
 Membantu guru untuk membuat keputusan dan memahami kemampuan setiap siswa
di kelasnya
 Bahan evaluasi terkait kehadiran siswa kedisiplinan dan lainnya
 Mengelola inventaris data di dalam kelas dan membantu pendistribusian fasilitas yang
diperlukan
 Mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan siswa dan mencatat
data siswa
 Sebagai arsip dokumen

Adapun macam-macam administrasi kelas adalah sebagai berikut:

1) Daftar Hadir dan Grafik Absensi Siswa


Daftar absensi siswa menjadi salah satu dokumen administrasi kelas yang paling
penting dan harus ada di setiap kelas. Daftar absensi ini untuk mengetahui kehadiran
siswa setiap harinya apakah masuk semua, ada yang izin sakit, tanpa keterangan, atau
lainnya. Fungsinya adalah untuk mengontrol jika ada murid yang sering tidak ada di
dalam kelas apakah perlu dicek langsung kondisinya atau perlu diberi teguran jika
tidak ada keterangan. Grafik absensi siswa memberikan gambaran tentang kondisi
kehadiran di kelas dengan lebih mudah.
2) Papan Absensi Harian
Papan absensi harian biasanya dipajang di papan kelas. Isinya tentang siapa saja nama
yang ada di dalam kelas tersebut, siapa yang absen, siapa yang izin sakit, atau tanpa
keterangan, dan lainnya. Jika daftar absen siswa lebih untuk kebutuhan personal guru,
maka papan absensi harian adalah untuk memudahkan guru mengetahui sebelum
mengabsen satu persatu. Setiap orang di kelas tersebut bisa melihat dengan jelas
daftar absensi harian.
3) Buku Penerimaan dan Pengambilan Rapor
Buku penerimaan dan pengambilan raport adalah daftar dokumen yang berisi tentang
data orang tua atau siswa yang menerima dan mengambil rapor. Tujuannya untuk
mengantisipasi jika ada rapat yang hilang atau tidak ketemu untuk tracing yang lebih
mudah.
4) Buku Penilaian

19 | P a g e
Buku penilaian pada dasarnya berfungsi sebagai dokumen untuk memberikan nilai
kepada peserta didik yang ada di kelas tersebut. Mulai dari laporan akademik, non
akademik, hingga hal-hal yang bersifat sikap dan perilaku siswa selama di kelas.
5) Jadwal Pelajaran
Setiap kelas memiliki jadwal pelajaran yang berbeda-beda karena harus bergantian
dengan guru yang mengajar di kelas lain. Jadwal pelajaran menjadi dokumen kelas
yang sangat penting dan acuan bagi para siswa untuk mempelajari dan membawa
buku apa saja yang diperlukan di hari tersebut.
6) Buku BP
BP atau BK identik dengan anak-anak nakal yang biasanya harus mendapatkan
pengarahan dari guru BK secara langsung. Buku BP adalah dokumen yang berisi
tentang penilaian siswa tersebut dari segi perilaku, sikap, kedisiplinan, dan aspek
psikologis lainnya.
7) Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan menjadi dokumen yang tidak kalah penting karena menjadi
acuan bagi para guru dan siswa untuk mengetahui jadwal kegiatan belajar mengajar.
Kalender tersebut dibutuhkan untuk jadwal selama satu semester atau 1 tahun
kedepan. Mulai dari jadwal masuk sekolah, libur sekolah, libur hari nasional, libur
keagamaan, penerimaan rapor, ujian semester, dan lainnya.
8) Denah Tempat Duduk
Denah tempat duduk biasa yang diperlukan oleh para guru agar lebih mudah untuk
menghafal para siswa di kelasnya. Sehingga para guru mengetahui siswa A duduk di
sebelah mana, siswa B duduk sebelah mana, dan seterusnya. Jika ada yang kurang
bisa memahami pelajaran dengan baik maka bisa dipindah siswa tersebut tempat
duduknya agar duduk di depan.
9) Daftar Inventaris Kelas
Daftar inventaris kelas berisi tentang data-data fasilitas apa saja yang ada di kelas
tersebut sebagai aset dan inventaris sekolah. Dokumen ini penting sebagai arsip dan
file bagi pihak sekolah untuk mengetahui fasilitas dan sarana yang ada. Jika ada
kehilangan, maka lebih mudah dalam pencatatannya.

20 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan


kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi
kebebasan kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat
secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat
memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya, mengapa setiap
anak perlu diberi kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu
dan mau dilakukannya.

Pengaturan dapat pula diartikan dengan pengelolaan, menurut kamus bahasa


Indonesia kalimat ini berasal dari kata manajemen yang berarti penyelenggaraan.
pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk
menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang
kondusif dan maksimal.

Pengaturan kondisi kelas dan iklim belajar pengelolaan kelas dalam pengembangan
budaya dan iklim sekolah adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
dan kondisi belajar di dalam kelas agar menjadi kondusif dan menyenangkan serta dapat
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.

B. Saran

Sebagai calon guru sekiranya kita mampu untuk mengatur kondisi dan fasilitas kelas
agar nyaman dan sesuai dengan aturannya. sehingga dengan bagusnya pengaturan kondisi
serta fasilitas kelas maka siswa akan nyaman belajar dan memudahkan untuk tercapainya
tujuan dari pembelajaran.

21 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Adytia Media.


Azhar, Imam, M.Pd., 2013, Pengelolaan Kelas; Dari Teori Ke Praktek, Yogyakarta: Penerbit
Insyira
Carolyn, M.E. & Edmund, T.E. (2015). Terj. Manajemen Kelas Untuk Guru Sekolah Dasar Edisi
Kedepalan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Depdikbud. 1983. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Seri
Peningkatan Mutu 2. Jakarta: Depdagri dan Depdikbud.
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdagri dan Depdikbud.
Djamarah, S. B. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Entang, M dan T. Raka Joni. 1983. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Proyek Pengembangan
Penddikan Tenaga Kependidikan.

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai