Anda di halaman 1dari 12

MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampuh:

Rokim. S.Ag.,S.Pd.,M.Si.,MA

Disusun Oleh

1. Nur Halimatus Sya’diyah (012010065)


2. Nabila Likay Tanziah (012010067)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM/ LAMONGAN
2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada ALLAH SWT. atas segala nikmat dan
karuniaNya kepada kita berupa ilmu pengetahuan dan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad
SAW. Yang telah memberikan petunjuk kepada kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang
terang benderang yaitu syariat agama islam dan merupakan karunia terbesar bagi alam
semesta
Adapun tujuan dari pembentukan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Penelitian Tindakan Kelas”. Selain itu juga dengan makalah ini dapat menambah wawasan
keilmuan kita mengenai bab “Model-Model Penelitian Tindakan Kelas” baik bagi penulis
atau bagi pembaca.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Rokim. S.Ag.,S.Pd.,M.Si.,MA


selaku dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas yang memberikan tugas ini ,dan kami
berharap makalah ini menambahwawasan bagi para pembaca. Meskipun kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami
butuhkan untuk memperbaiki makalah ini, dan apabila ada suatu kesalahan dalam segi
penulisan ,penyusunan dan pembahasan kami mohon maaf sebesar besarnya

Lamongan,17 Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................4
C. Tujuan penulisan...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas ....................................................5


B. Metode penelitian Tindakan Kelas ...............................................................7
C. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas .............................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 12

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sekolah memikul tangung jawab sangat besar berkaitan dengan keberhasilan dan
kemajuan belajar anak-anak didiknya di sekolah, khususnya dalam proses pembelajaran
di kelas. Guru seyogyanya memiliki jiwa kearifan, profesional dalam bidang pendidikan
luar biasa, mampu mendidik dan mengajar atau membelajarkan anak didiknya sesuai
dengan latar belakang sosial budaya bangsa Indonesia. Hal tersebut di atas, pada dasarnya
merupakan manifestasi dari tugas, fungsi, dan peran guru, yakni kecuali sebagai pendidik
dan pengajar, fasilitator, administrator, evaluator, guru juga sebagai peneliti.

Kemampuan guru pendidikan luar biasa dalam melaksanakan penelitian bukan saja
kemampuan penelitian dalam rangka menunjang sifat keilmuan bidang karya dan praksis
yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi juga bahkan mungkin yang paling penting
adalah kemampuan guru melaksanakan penelitian dalam rangka untuk selalu
memperbaiki dan mengmebangkan kemampuannya sebagai guru yang efektif dan efisien.

Seorang guru ketika mengajar hendaknya berintrosepksi atau bertanya pada diri
sendiri: apakah saya mengajar sesuai dengan kemampuan siswa untuk memahami bahan
ajar yang disampaikan? apakah siswa belajar dengan benar?, dan apakah hasil belajar
tersebut sesuai dengan yang diharapkan baik oleh guru maupun siswa itu sendiri?.
Dengan kata lain, apakah guru dalam melaksanakan tugasnya efektif dan efisien?.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, dan senantiasa berupaya untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya, maka ia menjadi seorang guru yang reflektif
(reflective teacher), senantiasa menggunakan kelasnya termasuk dirinya sebagai sarana
penelitian, selalu merasa tidak puas dengan hasil kerja yang telah diperolehnya serta
selalu ingin meningkat dan berkembang. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Metode Penelitian Tindakan Kelas ?


B. Tujuan
1. Mengetahui penjelasan Metode Penelitian Kelas

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar PTK


Untuk mengetahui konsep penelitian tindakan kelas (PTK)—yang di dalam
bahasa Inggris disebut classroom action research (CAR)—secara jelas perlu
dikemukakan sejumlah batasan tentang penelitian tersebut. Dave Ebbutt, sebagaimana
dikutip Hopkins (1993), menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah kajian
sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh sekelompok
masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan melalui refleksi atas
hasil tindakan tersebut.
Suharsimi Arikunto (2006) menjelaskan frasa penelitian tindakan kelas dari
unsur kata pembentuknya, yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian mengacu
pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan
mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
Dalam penelitian tindakan kelas tindakan itu berbentuk rangkaian siklus kegiatan
untuk siswa. Kelas mengacu pada pengertian yang tidak terikat pada ruang kelas,
tetapi pada pengertian yang lebih spesifik. Istilah kelas mengacu pada sekelompok
siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang
sama. Kelas bukan wujud ruang, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar.
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak hanya di ruang
kelas, tetapi di mana saja tempatnya, yang penting ada sekelompok anak belajar.

5
Pembelajaran dapat terjadi di laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olahraga, di
tempat kunjungan, atau tempat lain.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa dalam kegiatan penelitian tindakan,
guru merupakan faktor utama yang harus memainkan perannya secara baik. Guru
dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap permasalahan dalam proses belajar
mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk
diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi, maka sulit bagi guru untuk
memperbaiki kinerjanya, terlebih memperbaiki sistem yang ada.1
Menurut Hopkins (1993), PTK memiliki karakteristik sebagai berikut (1)
perbaikan proses pembelajaran dari dalam (an inquiry om practice from within); (2)
usaha kolaboratif antara guru dan dosen (a collaborative effort between scholl
teachers and teacher educators); dan (3) bersifat fleksibel (a reflective practice made
public).
Secara umum, menurut Rochman Natawidjaya (1977) tujuan penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut: (1) untuk menanggulangi masalah atau
kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga
kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan
pengembangan materi pengajaran; (2) untuk memberikan pedoman bagi guru atau
administrator pendidikan di sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu
kinerja atau mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif; (3)
untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru, yaitu
sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak
menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut; (4) untuk memasukkan
unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran yang sedang berjalan dan sulit
untuk ditembus oleh pembaharuan pada umumnya; (5) untuk membangun dan
meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara praktisi (guru) dengan para
peneliti akademis; dan (6) untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau
masyarakat sekolah, yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua,
dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.
Apabila tujuan-tujuan di atas dapat dicapai, maka guru akan memperoleh
sekurang-kurangnya empat manfaat penting dari pelaksanaan PTK. Manfaat PTK
meliputi (1) Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran; (2) Guru dapat
meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan
1
Suwandi Sarwij, Penelitian Tindakan Kelas. Sukorejo: 2013

6
pembelajaran yang muncul; (3) Melalui PTK guru akan terlatih untuk
mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah; dan (4) Kemampuan
reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam terhadap upaya inovasi dan
pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya
peningkatan kemampuan profesionalisme guru.
Berdasarkan pendapat di atas secara ringkas dapat disenaraikan prinsip PTK
yaitu (1) Tidak mengganggu komitmen mengajar; (2) Tidak terlalu menyita waktu;
(3) Masalah nyata dihadapi guru; (4) Dimulai dari hal-hal yang sederhana; (5)
Metodenya andal, yaitu identifikasi dan rumusan hipotesis → meyakinkan dan
strategi dapat diterapkan di kelas; (6) Pilihan tindakan dapat dilaksanakan; (7) Terikat
oleh waktu (terencana); (8) Konsisten terhadap prosedur etika; (9) Berorientasi pada
perbaikan masalah; (10) Proses belajar sistematik; (11) Guru perlu membuat jurnal
untuk mencatat perubahan; dan (12) Guru memiliki kemampuan reflektif.
Kegiatan belajar mengajar tidak mungkin terjadi hanya semata-mata karena
ada unsur siswa dan guru. Kegiatan yang mereka lakukan tentu didasarkan pada
tujuan tertentu yang telah ditetapkan dan untuk mencapai tujuan itulah diperlukan
sejumlah komponen pembelajaran lainnya. Guru dan siapapun yang terlibat dalam
proses pembelajaran harus memandang sesuatu selalu dalam keseluruhan dan dalam
kaitan dengan unsur lain.. Komponen-komponen dari sebuah kelas adalah (1) siswa,
(2) guru, (3) materi pelajaran, (4) media pembelajaran, (5) lingkungan pembelajaran,
dan (6) manajemen sekolah, dan (7) hasil belajar. Dengan demikian, objek
pengamatan dalam penelitian tindakan kelas tidak harus selalu ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung karena kelas bukan ruang, tetapi sekelompok siswa.
B. Metode Penelitian Tindakan Kelas
Metode Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan merupakan
perkembangan baru yang muncul pada tahun 1940-an sebagai salah satu pendekatan
penelitian yang lahir ditempat kerja seperti didalam kelas yang merupakan penelitian
kelas bagi guru.2 Penelitian tindakan dilakukan oleh guru profesional dalam upaya
menyelesaikan masalah dan peningktan mutu. Penelitian tindakan kelas memiliki
peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran
apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. “pada dasarnya penelitian tindakan
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
2
Kunandar, langkah mudah penelitian kelas sebagai pengembangan profesi Guru, (Jakarta, PT. Rajagrafindo
Persada, 2009), h.52

7
tertentu.”3 Tujuan melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki atau
meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan. Dengan demikian
“tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan masalah, memperbaiki
kondisi, mengembangkan dan meningkatkan mutu pembelajaran.”4
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan
bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Penyusunan perencanaan
Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara
kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana tindakan kelas
hendaknya tersusun dan dari segi definisi juga harus prospektif pada tindakan,
rencana itu harus memandang ke depan. harus jelas mengenai apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.5
Dalam tahap ini titik fokus peristiwa harus ditentukan untuk diamati,
kemudian membuat sebuah instrumen untuk mempermudah dalam melakukan
penelitian.
b. Tindakan
Setelah melakukan penyusunan perencanaan langkah yang selanjutnya
dilakukan yaitu melakukan tindakan. Dalam melakukan tindakan hendaknya
dituntun oleh perencanaan akan tetapi harus menyesuaikan juga dengan
keadaan pembelajaran didalam kelas. Dan tindakan juga harus mengacu pada
skenario pembelajaran yang sudah direncanakan sebelumnya dan lembar kerja
siswa. Namun tindakan disini maksudnya adalah tindakan yang dilakukan
dengan sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan
bijaksana. Praktik digunakan sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan
tersebut digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan pijakan-pijakan
berikutnya, yaitu tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan.
c. Observasi
Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa
proses perubahan dalam pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan format observasi yang telah disusun. observasi berfungsi untuk

3
Sugiyono, Metode Penelitian Tindakan Kelas Kombinasi, (Bandung, Alfabeta,2011), h. 3
4
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Prestasi Pustakaraya, 2011), h.18
5
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2012), h.18

8
mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Sesungguhnya observasi
dilakukan bersama-sama pada saat melakukan tindakan berjalan, keduanya
dilakukan dalam waktu yang sama.
d. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis
yang telah dicatat dalam observasi. Dalam kegiatan refleksi ini kita berusaha
untuk mampu memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata
dalam tindakan strategis. Kegiatan ini juga untuk mempertimbangkan ragam
perspektif yang ada dalam suatu situasi dan memahami persoalan serta
persoalan tempat timbulnya persoalan itu. Dalam kegiatan refleksi sebaiknya
melibatkan teman sejawat untuk melakukan diskusi tentang penelitian yang
telah dilakukan untuk menghasilkan rekonstruksi mana situasi pembelajaran
kelas dan memberikan dasar rencana perbaikan siklus berikutnya. Dan
kegiatan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, jika ada kesalahaan maka dikaji kembali melalui siklus
berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang,
pengamatan ulang, sehingga permasalahan yang terjadi dapat teratasi.
C. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan
dalam bentuk siklus berulang, yang dimana disetiap siklusnya terdapat empat tahap
kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum penelitian
dilakukan dalam kegiatan bentuk siklus, dalam hal ini dilakukan terlebih dahulu
melalui kegiatan pra siklus. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan
menjelaskan lebih rinci prosedur pelaksanaan PTK, yaitu:
a. Pra siklus
1. Pengamatan/Observasi
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan observasi sebagai langkah awal untuk
menentukan masalah yang dialami oleh siswa, sehingga sejauh mana siswa
memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru, serta mengamati kegiatan
belajar mengajar guru.
2. Refleksi
Refleksi merupakan tindak lanjut atau hasil dari observasi yang telah dilakukan
oleh peneliti, setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, kemudian peneliti
mengkonsultasikan hasil temuan dilapangan dengan guru kelas yang bersangkutan.

9
b. Siklus
1. Rencana
Rencana tindakan dalam penelitian kelas disusun berdasarkan masalah yang akan
dipusatkan pada tujuan penelitian, adapun kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah:
a) Membuat rencana pelaksnaan (RPP) dengan menggunakan metode
demonstrasi, menyiapkan alat pelajaran dan sumber belajar.
b) Menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan dalam praktek
demonstrasi
c) Membuat pedoman observasi untuk guru dan siswa.
2. Tindakan
Dalam kegiatan ini misal yang dimaksudkan untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran SBK dengan menggunakan metode demonstrasi. Dalam kegiatan ini
penulis melakukan sebagai berikut:
a) Memberikan motivasi
b) Guru memberikan pengarahan dalam belajar kelompok dengan menggunakan
metode demonstrasi
c) Guru mengorganisasikan siswa kedalam enam kelompok belajar. disetiap
kelompok tediri dari lima orang, dan didalam kelompok tersebut dibagi tugas
masing-masing.
d) Guru membimbing jalannya kelompok dengan memberikan tugas pada setiap
masing-masing kelompok tentang kompetensi dasar mengapresiasi karya
karajinan.
e) Setelah semuanya selesai, masing-masing perwakilan kelompok menunjukan
hasil tugas yang diberikan oleh guru
f) Setelah itu, guru dan siswa meluruskan kesalahpahaman yang terjadi dalam
pembelajaran.
g) Melakukan evaluasi.
3. Pengamatan
Dalam melakukan pengamatan, dilakukan pada saat belajar mengajar
berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi. Dengan melakukan
kegiatan sebagai berikut:
a) Mengamati dan membimbing dalam proses pelaksanaan.
b) Melakukan pencatatan-pencatatan sesuai dengan format yang telah dibuat
10
4. Refleksi
Dalam kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V dengan
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Mengkaji dan mengevaluasi hasil temuan atau proses berfikir atas kelemahan-
kelemahan yang muncul yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa.
b) Menentukan revisi rencana tindakan untuk siklus berikutnya.

Jika nilai siswa pada siklus I tidak mencapai target dan hasil dari suatu siklus terdapat
banyak kelemahan, maka dilakukan siklus beikutnya yang dimulai dari revisi rencana,
tindakan, observasi dan refleksi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas memiliki peranan yang sangat penting dan strategis
untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik
dan benar. Dalam kegiatan penelitian tindakan, guru merupakan faktor utama
yang harus memainkan perannya secara baik. Guru dituntut memiliki kepekaan
terhadap setiap permasalahan dalam proses belajar mengajar.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah (1) untuk menanggulangi masalah
atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan
tenaga kependidikan (2) untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator
pendidikan di sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau
mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif; (3) untuk
melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru, yaitu
sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak
menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut. Prosedur
pelaksanaan PTK yang pertama yaitu prasiklus( pengamatan/observasi dan
Refleksi ) yang kedua yaitu siklus ( Rencana, tindakan, pengamatan, refleksi )
B. Saran
Dengan terselesainya makalah ini,penyusun berharap para pembaca dapat
memberikan tangapan ataupun sanggahan yang bersifat membangun dan juga
penyusun tidak luput dari kesalahan dalam menyusun makalah ini,penyusun juga

11
berharap makalah ini kita semua dapat mengetauhi tentang Penelitian Tindakan
Kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Suwandi Sarwij, Penelitian Tindakan Kelas. Sukorejo: 2013


Kunandar, langkah mudah penelitian kelas sebagai pengembangan profesi Guru, (Jakarta,
PT. Rajagrafindo Persada, 2009)

Sugiyono, Metode Penelitian Tindakan Kelas Kombinasi, (Bandung, Alfabeta,2011)

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Prestasi Pustakaraya,


2011)

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2012)

12

Anda mungkin juga menyukai