Di Susun Oleh :
NAMA
MUHAMMAD YUSRON
IHFANUDIN
NIM
10315044
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
STKIP DARUSSALAM CILACAP
2016
KATA PENGANTAR
1
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat berupa kesehatan
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan untuk melengkapi tugas perkuliahan
Metode Penelitian Kualitatif. Makalah ini kami susun dengan judul Hakikat Penelitian
Tindakan Kelas.
Atas terselesainya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah memberikan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada pihak terkait yang telah memberikan saran dan solusi
dalam penulisan makalah ini.
Demikianlah semoga makalah ini akan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR IS................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
4
4
4
4
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
5
8
9
10
11
11
DAFTAR PUSAKA..................................................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Setiap guru diharapkan akan memiliki bekal wawasan awal untuk menuju ke
wawasan dan pemahaman yang benar, lebih luas, dan dinamis tentang PTK. Agar nantinya
3
setiap guru memiliki kemampuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas baik secara
mandiri, terutama secara kolaboratif.
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif, guru dapat
menciptakan kemitraan yang fungsional dan profesional dengan pihak-pihak lain yang
berkompeten, sehingga pada akhirnya kemitraan yang demikian itu akan mampu menciptakan
kondisi yang
BAB II
PEMBAHASAN
PTK adalah terjemahan dari bahasa Inggris classroom action research, yang
saat ini sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju seperti Inggris,
Amerika, Australia, Canada. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini memberi
perhatian yang cukup besar terhadap PTK, karena jenis penelitian ini mampu
menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme guru dalam proses belajar-mengajar di kelas dengan melihat berbagai
indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. McNiff
(1999:
1)
dalam
bukunya
yang
berjudul Action
Research
Principles
and
Practice memgurung PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru
sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum,
pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagai salah satu
bentuk evaluasi diri guru.
Menurut Suyanto (1997) dia mendefinisikan PTK sebagai suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara
profesional.
Stephen Kemmis (dalam Hopkins, 1992) menyatakan PTK sebagai suatu bentuk
penelahaan atau inkuiri melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan
pendidikan tertentu dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
rasionalitas dan kebenaran dari (a) praktik-praktik sosial atau kependidikan yang mereka
lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi
di tempat praktik itu dilaksanakan.
Berdasarkan beberapa definisi PTK tersebut, dapat kita menarik benang merah
kesejajaran pengertian bahwa PTK merupakan (a) bentuk kajian yang sistematis reflektif,
(b) dilakukan oleh pelaku tindakan (guru), dan (c) dilakukan untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran.
PTK bersifat reflektif. Artinya, dalam proses penelitian itu guru sekaligus peneliti
selalu memikirkan apa dan mengapa suatu dampak tindakan tetjadi di kelas. Dari
pemikiran itu, kemudian dapat mencari pemecahannya melalui tindakan-tindakan
pembelajaran tertentu (Suyanto, 1997). Jika guru dengan bekal refleksi kemudian
mengadakan penelitian, pada akhir tindakan itu pun guru kembali mengadakan refleksi
untuk memperbaiki tindakan dan melakukan rencana untuk perbaikan tahap berikutnya.
Seorang guru akan terus-menerus mengadakan refleksi itu sampai
pembelajaran di
kelas berhasil dengan baik. 0leh sebab itu, PTK dilaksanakan dalam wujud proses
pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pellaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi.
5
B. Karakteristik PTK
Dengan PTK, seorang guru akan berupaya untuk memperbaiki pembelajaran
agar menjadi lebih efektif. Pertanyaan selanjutnya adalah: Haruskah Guru mengorbankan
proses pembelajaran karena melakukan PTK ? PTK jangan sekali-kali menjadikan proses
belajar mengajar terganggu. Guru tidak perlu mengubah jadwal rutin di kelas yang sudah
direncanakan hanya untuk PTK. PTK haruslah sejalan dengan rencana rutin Guru sebagai
guru. PTK juga diharapkan tidak lagi memberikan beban tambahan yang lebih berat bagi
Guru. PTK justru harus dikerjakan terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari di kelas
(Suyanto, 1997).
Pada sisi lain, PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik
pendidikan. Hal itu dapat terjadi karena setelah Guru meneliti kegiatan-sendiri di kelas
Guru--dengan melibatkan siswa--Guru akan memperoleh balikan yang bagus dan
sistematis untuk perbaikan pembelajaran. Dengan demikian, Guru dapat membuktikan
apakah suatu teori belajar mengajar dapat diterapkan dengan baik atau tidak di kelas.
Guru juga dapat mengadaptasi atau mengadopsi teori itu untuk diterapkan di kelas agar
pembelajaran efektif, efisien, optimal, dan fungsional.
Berdasarkan uraian tersebut, dapatkah Guru merumuskan karakteristik PTK?
Menurut Suyanto (1997), PTK mempunyai karakteristik sebagai berikut.
Pertama, permasalahannya diangkat dari dalam kelas tempat guru mengajar yang
benar-benar dihayati oleh guru sebagai masalah yang harus diatasi. Masalah tidak berasal
dari luar atau disarankan oleh orang lain yang tidak tahu-menahu masalah yang terjadi di
dalam kelas. Masalah juga bukan berasal dari hasil penelitian atau atau hasil kajian lain
yang di luar penghayatan guru.
Kedua, PTK adalah penelitian yang bersifat kolaboratif. Guru tidak harus
sendirian berupaya memperbaiki
pendidikan, oleh dosen LPTK, atau oleh kepala sekolah, pengawas, atau bahkan oleh
guru lain.
Ketiga, PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu
untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Penelitian yang dilakukan di kelas
tidaklah selalu menampakkan PTK. Penelitian di kelas yang tanpa memberikan tindakan
apa-apa di kelas untuk perbaikan pembelajaran bukanlah PTK. Itu hanya merupakan
penelitian kelas. Misalnya, penelitian tentang kemampuan membaca siswa kelas dua
sekolah dasar adalah penelitian kelas, bukan PTK. Penelitian semacam itu hanya
mendeskripsikan kemampuan membaca siswa kelas dua tanpa ada tindakan perbaikan
jika teryata kemampuan membaca siswa itu rendah. Sebaliknya, jika guru berupaya untuk
memperbaiki kondisi kemampuan membaca yang rendah itu dengan tindakan tertentu,
6
misalnya memilih bahan bacaan yang menarik yang bergambar, yang berisi ceriteraceritera lucu, dan sebagainya, maka penelitian semacam itu adalah PTK.
Menurut Hopkins (1992), PTK mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a) Perbaikan pembelajaran dari dalam (An inquiry on practice from within),
b) Usaha kolaboratif antara guru dan dosen (A collaborative effort between school
teachers and teacher educators),
c) Bersifat reflektif (A reflective practice made public).
C. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan uraian mengenai pengertian dan karakteristik PTK, tentunya Guru
dapat mulai mengidentifikasi prinsip-prinsip PTK. Bagimana hasil identifikasi Guru?
Marilah kita bandingkan hasil identifikasi Guru dengan pendapat Hopkins (1992)
yang menyatakan ada enam prinsip penting dalam PTK. Prinsip tersebut sebagai berikut.
a. Tidak mengganggu komitmen mengajar PTK,artinya tidak bolehmengganggu
kegiatan guru mengajar di kelasnya.
b. Tidak terlalu menyita waktu.
Metode pengumpulan data yang
digunakan tidak
menuntut
waktu
yang
benar-benar
merisaukannya
dan
bertolak
dari
tanggung
jawab
profesionalnya.
f. Konsisten terhadap prosedur etika
Dalam menyelenggarakan PTK
Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin guru harus menggunakan wawasan yang
lebih luas daripada perspektif kelas. Artinya, permasalahan tidak dilihat terbatas
dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif
misi dan visi sekolah secara keseluruhan.
D. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Apabila
kita
mencermati
pengertian
PTK,
akan
sangat
jelas bahwa
tujuan PTK tidak lain adalah untuk memperbaiki pembelajaran. Dengan PTK,
diharapkan kualitas proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Sebagai guru, Guru
dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam mengajar dan pada gilirannya
prestasi atau kinerja siswa akan meningkat. Secara lebih luas PTK juga merupakan sarana
untuk dapat meningkatkan pelayanan sekolah secara keseluruhan terhadap anak didik dan
masyarakat. PTK dapat meningkatkan kualitas program sekolah secara keseluruhan.
Dasar utama dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan pembelajaran
khususnya dan perbaikan program sekolah pada umunmya. PTK pada dasarnya
juga merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan keterampilan Guru
untuk
menanggulangi berbagai masalah yang muncul di kelas atau di sekolah dengan atau tanpa
masukan khusus berupa berbagai program pelatihan yang eksplisit. Dengan kata lain,
PTK mewujudkan proses latihan dalam jabatan yang unik. Mengapa demikian? Pertama,
kebutuhan pelaksanaannya tumbuh dari guru itu sendiri. Kedua, proses pelatihan terjadi
secara hands-on, tidak dalam situasi artifisial. Raka Joni (1998) dengan sangat jelas
membedakan kedua bentuk kegiatan tersebut. Menurutnya, ada tujuan penyerta yang
muncul dalam PTK,yakni tumbuhnya budaya meneliti di kalangan para guru.
E. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Pada bagian awal telah disebutkan bahwa PTK pada hakikatnya bertujuan untuk
meningkatkan pembelajaran. Dari tujuan itu jelaslah bahwa PTK akan sangat bermanfaat
bagi Guru untuk mengembangkan proses belajar mengajar di kelas. Berdasarkan
pengetahuan tentang teori belajar dan mengajar yang sesuai dengan bidang studi, Guru
dapat mengembangkan teknik, metode, atau pendekatan yang akan terus Guru kaji untuk
melihat efektivitasnya di kelas, di tempat Guru mengajar. Hal itu dapat terus Guru
lakukan karena setiap tahun Guru akan berhadapan dengan anak-anak yang berbeda-beda,
baik tingkat kelas, tingkat umurnya, latar sosial budayanya, maupun Iatar kecerdasannya.
Dengan demikian, Guru akan dapat mengembangkan proses belajar mengajar yang
8
optimal bagi anak didik yang Guru asuh di kelas. Proses belajar mengajar dapat
dikembangkan terus-menerus sehingga terjadilah inovasi dalam proses belajar mengajar.
Di samping itu, PTK merupakan bahan refleksi bagi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku
pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan
DAFTAR PUSTAKA
Kemmis & Taggart, 1982, The Action Research Planner
McNiff, J. 1992. Action Research: Principles And Practice. London: Routledge
M. Foster, 1972, An Introduction to the Theory and Practice of Action Reseorch in Work
Organization
Paulo Freire, 1982, Creating Alternative Research Methods: Learning to Do It by Doing It
10