Anda di halaman 1dari 15

KOSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun untuk memenuhi tugas matkul PTK


Dosen : Dr. Acep Hermawan, M.Ag
Heri Gunawan, M.Ag

Disusun oleh:
Rahman nulhakim
11720301111

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN/PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
KATA PENGANTAR

puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang
telah dilimpahkan, taufiq dan hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah
diberikan sehingga penyusunan makalah tentang Konsep Dasar PTK ini dapat
terselesaikan.

Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang


pembawa risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya baginda
Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Dan
Semoga syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.

Makalah ini berisi ulasan-ulasan yang membahas tentang Konsep Dasar PTK

Dalam kesempatan kali ini,penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Acep Hermawan, M.Ag selaku Dosen I mata kuliah Ilmu Pendidikan
Islam yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini.
2. Heri Gunawan M.Ag selaku Dosen II mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam
yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang
berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penyusun miliki. Untuk itu,
penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.

14 juni 2020

penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang..............................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
3. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian PTK.............................................................................................................2
B. Ciri PTK........................................................................................................................3
C. Tujuan Langkah Model.................................................................................................5

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.......................................................................................................................9
B. Saran.............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugas mengajar, guru pasti pernah
dihadapkan pada berbagai permasalahan baik yang terjadi dalam proses
pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran tetapi masih dalam
konteks pendidikan di sekolah. Masalah pembelajaran misalnya; siswa
tidak mau memperhatikan pelajaran (minat belajar rendah atau motivasi
belajar rendah), siswa pasif, tidak berani bertanya, prestasi belajar rendah,
dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat non-pembelajaran misalnya
perkembangan personal siswa tidak optimal, efektivitas hubungan guru
dan siswa yang kurang baik dan sebagainya. Selain permasalah di atas,
sarana prasarana pendukung pembelajaran yang tidak optimal, dibutuhkan
inovasi dari para guru.
Permasalahan-permasalahan seperti itu ibarat penyakit yang kalau
tidak segera disembuhkan akan berdampak sistemik pada proses alamiah
pada tubuh manusia. Oleh karena itu hal di atas menuntut segera diatasi
agar tidak berlarut-larut dan berdampak sistemik pada proses pembelajaran
selanjutnya. Peningkatan kualitas pembelajaran harus selalu diupayakan
semaksimal mungkin oleh semua komponen pelaku-pelaku pendidikan,
terutama oleh guru yang memiliki tanggungjawab yang paling besar dalam
pembelajaran.
Guru pada kesempatan ini harus diberi kesempatan untuk
menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non-pembelajaran
secara profesional dan kolaboratif lewat sebuah penelitian tindakan secara
terkendali. Upaya meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan
masalah-masalah pembelajaran akan berdampak positif ganda. Pertama,
kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran akan meningkat.
Kedua, penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah investigasi
terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses,
sarana/prasarana, dan hasil belajar. Ketiga, peningkatan kedua kemampuan
tadi akan bermuara pada peningkatan kualitas lulusan.
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan dampak logis dari
tuntutan perkembangan ipteks yang pesat. Perkembangan ipteks menuntut
penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara terus menerus.
Disamping itu perlu juga pemuthakiran pilihan atas konsep-konsep
pembelajaran yang mendidik dan diperlukan untuk meningkatkan kualitas
lulusan.

B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa metode penelitian menurut para ahli?
2. Metode-metode apa sajakah yang cocok digunakan dalam PTK ?
3. Bagaimana penelitian tindakan yang benar dan sistematis?
4. Bagaimana teknik pemantauan dalam penetian tindakan kelas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metode penelitian dalam tindakan kelas
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam PTK
3. Untuk mengetahui sistematika metode penelitian dalam tindakan kelas
4. Untuk mengetahui teknik pemantauan dalam penetian tindakan kelas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian tindakan atau action research merupakan salah satu jenis
penelitian yang sering dilakukan oleh para peneliti untuk memperbaiki sistem dan
hasil kerja. Sukardi (2009) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah cara
suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga
mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka
dapat diakses oleh orang lain. Penelitian ini dapat dilakukan baik secara grup
maupun individual dengan harapan pengalaman mereka dapat ditiru atau diakses
untuk memperbaiki kualitas kerja orang lain. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Riduwan (2009) bahwa penelitian tindakan ialah suatu proses yang dilalui oleh
perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu
untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan
tersebut, setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan, kemudian melaksanakan prosedur tersebut. Tujuan
utama penelitian tindakan, yaitu untuk mengubah situasi, perilaku, organisasi,
struktur mekanisme kerja, iklim kerja, sarana ddan prasarana, serta lingkungan
disekitarnya.
Sukidin (2001) dalam Sukardi (2009) menjelaskan bahwa subjek
penelitian tindakan dapat berupa kelas maupun sekelompok orang yang bekerja di
industri atau lembaga social lain yang berusaha meningkatkan kualitas kinerja.
Sehingga dalam bidang pendidikan, penelitian tindakan biasa disebut dengan
penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian
tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan
bisa saja bersifat kuantitatif, di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk
kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses
sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman
bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan (Rochiati,
2005). Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdapat tiga unsur, yakni sebagai
berikut.
1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui
metedologi ilmiah dengan mengmpulkan data-data dan dianalisis untuk
menyelesaikan suatu masalah.
2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan
tujuantertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar
mengajar.
3. Kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) banyak didefinisikan oleh para ahli.
Berikut ini beberapa definisi Penelitian Tindakan Kelas oleh beberapa ahli.
1. Menurut Jean Mc Niff dalam Yonny (2010), penelitian tindakan kelas
merupakan bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri.
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat, antara lain sebagai alat
pengembangan kurikulum, sekolah, dan keahlian mengajar.
2. Menurut Rapoport (1970) dalam Hopkins (1993) peneltian tindakan kelas
adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara
praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu
mencapai tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang
disepakati bersama.
3. Menurut Amat Jaedum (2008), penelitian tindakan kelas adalah salah satu
jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dikelasnya (metode, pendekatan, penggunaan
media, teknik evaluasi, dan sebagainya).
4. Ani W (2008) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu kegiatan penelitian berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dapat
dilakukan secara individu maupun kolaboratif.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian


tindakan kelas merupakan penelitian yang dapat diterapkan oleh guru di kelas,
baik secara perorangan maupun berkelompok dan bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran, serta
sebagai alat pengembangan kurikulum, sekolah, maupun keahlian mengajar.
Menurut Sumarmo (2006), penelitian tindakan kelas memiliki kelebihan
dibandingkan dengan pendekatan lainnya, yaitu bersifat fleksibilitas dan
implementasinya merupakan sebuah rancangan yang selalu diikuti dengan
pencermatan sedini mungkin, sehingga mampumemberikan perubahan yang
diharapkan, dan setelah itu sangat mungkin segera dilakukan perbaikan atau
penyempurnaan.

B. Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Penelitian tindakan kelas memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan metode
penelitian lainnya yang banyak digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. Ciri-ciri penelitian tindakan kelas dibagi menjadi dua, yaitu cirri-ciri
umum dan cirri-ciri khusus. Ciri-ciri umum penelitian tindakan kelas menurut
Cohen dan Manion (1980), yaitu sebagai berikut.
1. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan
secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.
2. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah
praktis. PTK bersifat empiris, artinya ia mengandalkan observasinyata
dan data prilaku.
3. Fleksibel dan adaptif sehinga memungkinkan adanya perubahan
selama masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih
menekan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat
kejadian.
4. Partisipatori karena peneliti dan/atau anggota tim peneliti sendiri ambil
bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK.
5. Self-evaluation, yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam
suatu yang ada, ang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dengan cara tertentu.
6. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data
yang memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan.
7. Secara ilmiah kuran ketat karena kesahihan internal dan eksternalnya
lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan
ilmiah.

Ciri-ciri khusus penelitian tindakan kelas, diantaranya on the job problem


oriented (masalah yang diteliti adalah masalah yang riil atau nyata yang muncul
dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab
peneliti), problem solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah),
improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu), tindakan tertentu
untuk memperbaiki PBM di kelas, pengkajian terhadap dampak tindakan,
specifics contextual, partiipatory (collaborative), peneliti sekaligus sebagai
praktisi yang melakukan refleksi, dan dilaksanakan dalam rangkaian langkah
dengan beberapa siklus dimana dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi dan selajutnya diulang kembali dalam
beberapa siklus. Hal tersebut juga selaras dengan ciri-ciri khusus tentang
penelitian tindakan kelas yang diungkapkan oleh Whitehead (2003), yaitu sebagai
berikut.
1. Dalam PTK ada komitmen pada peningkatan pendidikan. Komitmen
itu memungkinkan setiap yang terlibat untuk memberikan andil yang
berarti demi tercapainya peningkatan yang mereka sendiri dapat ikut
rasakan.
2. Dalam penelitian tindakan kelas, ada maksud jelas untuk melakukan
intervensi ke dalam dan peningkatan pemahaman dan praktik
seseorang serta untuk menerima tanggung jawab dirirnya sendiri.
3. Pada penelitian tindakan kelas melekat tindakan yang berpengetahuan,
berkomitmen, dan bermaksud. Tindakan dalam PTK direncanakan
berdasarkan hasil refleksi kritis terhadap praktik terkait berdasarkan
nilai-nilai yang diakini kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga
dilakukan atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat
diubah kearah perbaikan.
4. Dalam PTK dilakukan pemantauan sistemik untuk menghasilkan data
atau informasi yang valid. Mengingat hasil penting PTK adalah
pemahaman yang lebih baik terhadap praktik dan pemahaman tentang
bagaimana perbaikan ini telah terjadi, pengumpulan datanya harus
sistematis sehinga peneliti dapat mengetahui arah perbaikannya dan
juga dalam hal apa pembelajaran telah terjadi.
5. Melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan. Deskripsi disini bukan
penjelasan melainkan rangkaian cerita tentang kegiatan yang telah
terjadi dan biasanya dalam bentuk laporan.
6. Perlunya validasi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa tujuan dan manfaat dalam
pelaksanaannya.Berikut ini beberapa tujuan dari penelitian tindakan kelas, antara
lain serbagai berikut.
1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas
yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang
sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan
menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru.
2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus
menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
3. Peningkatan relevansi pedidikan.
4. Sebagai alat training in service.
5. Sebagai alat untuk memasukan pendekatan tambahan atau inovatif
terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya
mengahambat inovasi dan perubahan.
6. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik
pembelajaran di kelas dengan mengemankan berbagai jenis
keterampilan dan meningkatkannya motivasi belajar siswa.
7. Menigkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
8. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah.
9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau
perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan
relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukan untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang
terintegrasi di dalamnya.

Sejalan dengan tujuan penelitian tindakan kelas di atas, Sukardi (2009)


mengemukakan tujuan penting dari penelitian tindakan kelas, yaitu.penelitian
tindakan kelas merupakan salah satu strategi guna memperbaiki layanan dan hasil
kerja, mengembangkan rencana tindakan untuk meningkatkan apa yang telah
dilakukan oleh guru, mewujudkan proses penelitian yang mempunyai manfaat
bagi peneliti dan pihak subjek yang diteliti, serta timbulnya kesadaran pada subjek
yang ditelii sebagai akibat adanya tindakan nyata guna meningkatkan kualitas.
Berdasarkan tujuan penelitian tindakan kelas tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas memiliki tujusn penting, yaitu untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam kelas sehingga
dapat meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran. Berikut ini beberapa
alasan PTK menjadi salah satu pendekatan dalam meningkatkan atau
memperbaiki mutu pembelajaran, antara lain sebagai berikut.
1. Merupakan pendekatan pemecah masalah yang bukan sekedar trial
and error.
2. Menggarap masalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam
pembelajaran.
3. Tidak perlu meninggalkan tugas utama, yakni mengajar.
4. Guru sebagai peneliti.
5. Mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru.
6. Dapat segera dilaksanakan pada saatmuncul kebutuhan.
7. Dilaksanakan dengan tujuan perbaikan.
8. Murah biayanya.
9. Desain lentur atau fleksibel.
10. Analisis data seketika dan tidak rumit. Manfaat jelas dan langsung.

Selain memiliki tujuan, penelitian tindakan kelas juga memiliki berbagai


manfaat, salah satunya membawa dampak tumbuhnya budaya meneliti pada gurur
sehingga wawasan dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman dalam
penelitiannya semakin meningkat. Bahkan pengalaman yang diperoleh guru dalam
melakukan penelitian tindakan kelas memungkinkan guru untuk menyusun
kurikulum sesuai dengan kebutuhan. Manfaat lain pada penelitian tindakan kelas
juga diungkapkan oleh Ani W (2008) dan Sukanti (2008). Manfaat-manfaat
tersebut, yaitu sebagai berikut.
1. Menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan kelas yang dapat
dijadikan
2. panduan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu hasil-
hasil penelitian tindakan kelas yan dilaporkan dapat menjadi artikel
ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentinngan antara lain disajikan
dalam forum ilmiah dan dimuat dijurnal ilmiah.
3. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya dan tradisi meneliti dan
menulis artikel ilmiah dikalangan guru. Hal ini telah ikut mendukung
profesionalisme dan karir guru.
4. Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan sinergi antar-guru
dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama
memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu
pembelajaran.
5. Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan
kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan
konteks local, sekolah dan kelas.
6. Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan,
ketertarikan, kenyamanan dan kesenangan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar
siswapun dapat ditingkatkan.
7. Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik,
menantang, nyaman, menyenangkan dan melibatkan siswa karena
strategi, metode, teknik dan atau media yang digunakan dalam
pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

D. Model Penelitian Tindakan kelas


Pada penelitian tindakan kelas terdapat beberapa jenis model yang dapat
diterapkan. Berikut ini model-model penelitian tindakan kelas menurut Sukardi
(2009), sebagai berikut:
1. Model Kemmis adalah model yang dikembangkan olej Stephen
Kemmis dan Robin Mc Taggart tahun 1988, dimana pada model ini
terdapat empat komponen penelitian tindakan kelas yang digunakan,
yaitu perencanaan, tindakan observasi, dan refleksi pada suatu system
spiral yang saling terkait antara langkah uyang satu dengan langkah
berikutnya.
2. Model Ebbut adalah model yang menggunakan tiga tingkatan. Pada
tingkat pertama terdapat ide awal dikembangkan menjadi langkah
pertama, kemudian tindakan pertama tersebut dimonitor implementasi
pengaruhnya terhadap subjek yang diteliti. Semua akibatnya akan
tercatat secara sistematis termasuk keberhasilan dan kegagalan yang
terjadi. Catatan monitoring tersebut digunakan sebagai bahan revisi
rencana umum pada tahap kedua. Tingkat kedua, rencana umum hasil
revisi dibuat langkah tindakannya, dilaksanakan, dimonitoring efek
tindakan yang terjadi pada subjek yang diteliti, didokumentasikan efek
tindakan tersebut secara detail dan digunakan sebagai bahan untuk
masuk ke tingkat ketiga. Pada tingkatan ketiga, dilakukan tindakan
seperti yang dilakukan pada tingkat sebelumnya, didokumentasikan
edfek tindakan, kemudian kembali ke tujuan umum penelitian tindakan
kelas untuk mengetahui apakah permasalahan yang telah dirumuskan
dapat terpecahkan.
3. Model Eliot adalah pengembangan dari model Kemmis yang dilakukan
oleh Eliot dan Edelman. Pada model ini, setelah ditemukannya ide dan
permasalahan yang menyangkut dengan peningkatan praktis maka
dilakukan tahapan reconnaissance atau peninjauan ke lapangan.
Tujuan peninjauan ini adalah untuk melakukan studi kelayakan untuk
mensinkronkan antara ide utama dan perencanaan dengan kondisi
lapangan, sehingga diperoleh perencanaan yang lebih efektif dan
dibutuhkan subjek yang diteliti. Setelah diperoleh perencanaan yang
baik dan sesuai dengan keadaan lapangan maka tindakan yang
terencana dan sistematis dapat diberikan kepada subjek yang diteliti.
Pada akhir tindakan, peneliti melakukan kegiatan monitoring terhadap
efek tindakan yang mungkin berupa keberhasilan dan hambatan yang
disertai dengan fktor-faktor penyebab. Berdasarkan hasil data
monitoring, peneliti dapat menggunakannya sebagai bahan perbaikan
yang dapat diterapkan pada langkah tindakan keduan dan seterusnya
sampai diperoleh informasi atau kesimpulan untuk pemecahan
masalah.
4. Model McKernan. Pada model ini terdapat ide umum telah dibuat
lebih rinci, yaitu dengan diidentifikasinya permasalahan, pembatasan
masalah dan tujuan, penilaian kebutuhan subjek, dan dinyatakannya
hipotesis atau jawaban sementara terhadap masalah du dalam setiap
tingkatan atau daur. Pada model ini juga perlu diperhatikan bahwa
pada setiap tahapan tindakan yang ada selalu dievaluasi guna untuk
melihat hasil tindakan, apakah tujuan dan permasalahan penelitian
telah dapat dicapai. Jika ternyata tindakan yang diberikan sudah dapat
memecahkan masalah maka penelitian dapat diakhiri. Namun
sebaliknya, apabila hasil penelitian belum dapat memecahkan masalah
maka penelitian harus melakukan siklus berikutnya.

E. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


Langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat melakukan penelitian
tindakan kelas, adalah sebagai berikut.
1. Setting penelitian menggambarkan kapan dan dimana penelitian akan
dilakukan, subyek penelitian yang meliputi siapa, berapa jumlahnya,
karakteristiknya, dan kolaboratornya.
2. Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang akan
dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas, meliputi perencanaan,
implementasi tindakan atau treatment yang akan dilakukan,
monitoring, refleksi. Pada perencanaan diperlukan identifikasi
masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan hipotesis tindakan.
Permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian tindakan kelas
menurut Diknas, yaitu masalah belajar siswa di sekolah; desain dan
strategi pembelajaran di kelas; alat bantu, media, dan sumber belajar;
sistem assesmen, evaluasi, dan hasil pembelajaran; pengembangan
pribadi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua
dalam proses belajar mengajar; serta masalah kurikukulum. Tahap
monitoring pada penelitian tindakan kelas, yaitu dengan memantau
keberhasilan pelaksanaan tindakan dengan mengamati kejadian yang
berlangsung selama pelaksanaan tindakan. Pada tahap refleksi ini
dilakukan oleh kolaborator atau dengan partisipan yangv terkait
dengan keberhasilan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Pada
tahapan ini menjelaskan mengenai ukuran yang akan dijadikan patokan
untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul saat penelitian.
3. Teknik pengumpulan data adalah pengumpulan data-data yang telah
diperoleh di lapangan sebagai panduan untuk mengetahui keberhasilan
tindakan yang telah dilakukan pada saat refleksi. Teknik pengumpulan
data dapat berupa observasi, wawancara, angket, foto, dan sebagainya.
4. Teknik analisis data merupakan tahapan untuk mengolah dan
menafsirkan data yang telah diperoleh dari hasil tindakan yang telah
dilakukan.
5. Penyusunan laporan penelitian tindakan kelas dilakukan setelah
penelitian berakhir. Susunan laporan penelitian tersebut, yaitu sebagai
berikut.
A. Halaman Sampul (Judul Penelitian)
B. Abstrak
C. Kata Pengantar
D. Daftar Isi
E. Daftar Tabel (jika ada)
F. Daftar Gambar (jika ada)
G. Daftar Lampiran (jika ada)
H. Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
2. Identifikasi Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Cara Memecahkan Masalah PTK
5. Hipotesis Tindakan
6. Tujuan Penelitian PTK
7. Manfaat Penelitian
I. Bab II Kajian Teori / Pustaka
J. Bab III Metedologi Penelitian
1. Setting Penelitian
1.1. Tempat Penelitian
1.2. Waktu Penelitian
1.3. Siklus PTK
2. Persiapan PTK
3. Subjek Penelitian
4. Sumber Data
5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1.1. Teknik Pengumpulan data PTK
1.2. Alat Pengumpul Data PTK
6. Indikator Kerja
7. Analisis Data
8. Prosedur Penelitian
9. Personalia Penelitian
10. Rencana Pembiayaan
11. Rencana Kerja
K. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Deskripsi Hasil Penelitian
2. Pembahasan
L. Bab V Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran
M. Daftar Pustaka
N. Lampiran
Daftar Pustaka

Jaedun, Amat. 2008. Prinsip-Prinsip Penelitian TIndakan. Makalah Pelatihan PTK


Bagi Guru di Provinsi DIY. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogya.

Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Pemula. Bandung: Alfabeta

Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian


Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI No. 1. Tahun
2008
Sukardi, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Komptensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara

Widayati, Ani. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi


Indonesia. Vol VI. No. 1. Tahun 2008

Yoni, Acep.2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas: Peningkatan Kemampuan


Menulis Melalui Penelitian Tindakan Kelas Mahasiswa, Guru, dan Dosen.
Yogyakarta: Familia

Anda mungkin juga menyukai