Anda di halaman 1dari 27

Penelitian Tindakan

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Praktik Penelitian Bimbingan dan


Konseling Pendidikan ”

Dosen Pengampu : Diah Arum Kartikasari, M.Pd

Disusun Oleh :

Isti Fatonah Putri (1915033)


Kiki Rizki Indah Lestari (1915036)
Nurfitri Sari ( 1915051 )
Muhammad Wahyudin ( 1915047 )

FAKULTAS TARBIYAH

KELAS BKPI V B
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYEIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Praktik Penelitian Bimbingan dan Konseling dengan judul
tema “Penelitian Tindakan Kelas” yang diampu oleh Ibu Diah Arum Kartikasari.,
M.Pd tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW beserta keluraganya dan para sahabat-sahabatnya. Dengan
segala usaha dan niat. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan tidak
luput pula berdasarkan bantuan dari berbagai pihak dan juga berbagai referensi,
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami juga menyadari bahwa masih terdapat banyak sekali kekurangan baik dari segi
penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Petaling, 24 Oktober 2021

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

JUDUL. .....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR. .............................................................................................ii

DAFTAR ISI. ............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN. ........................................................................................1

A. Latar Belakang. ..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah. .........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan. ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN. .........................................................................................3

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas. ..........................................................3


B. Metode Dalam Penelitian Tindakan Kelas. ....................................................6
C. Prosedur Dalam Penelitian Tindakan Kelas. ..................................................13

BAB III PENUTUP. .................................................................................................15

A. Kesimpulan. ...................................................................................................15

BAB IV ARTIKEL/JURNAL. ................................................................................16

A. Artikel/Jurnal Terkait Penelitian Tindakan Kelas. .........................................16

DAFTAR PUSTAKA. ..............................................................................................24

iii
BAB 1

PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugas mengajar sebagai guru pasti pernah
dihadapkan pada berbagai permasalahan baik yang terjadi dalam proses
pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran tetapi masih dalam konteks
pendidikan di sekolah. Masalah pembelajaran misalnya; siswa tidak mau
memperhatikan pelajaran (minat belajar rendah atau motivasi belajar rendah),
siswa pasif, tidak berani bertanya, prestasi belajar yang rendah, dan
sebagainya. Sedangkan yang bersifat non-pembelajaran misalnya
perkembangan personal siswa tidak optimal, efektivitas hubungan guru dan
siswa yang kurang baik dan sebagainya. Selain permasalah di atas, sarana
prasarana pendukung pembelajaran yang tidak optimal, dibutuhkan inovasi
dari para guru.
Permasalahan-permasalahan seperti itu dapat di kategorikan penyakit
yang kalau tidak segera disembuhkan akan berdampak sistemik pada proses
alamiah pada tubuh manusia. Oleh karena itu hal di atas menuntut segera
diatasi agar tidak berlarut-larut dan berdampak sistemik pada proses
pembelajaran selanjutnya. Peningkatan kualitas pembelajaran harus selalu
diupayakan semaksimal mungkin oleh semua komponen pelaku-pelaku
pendidikan, terutama oleh guru yang memiliki tanggung jawab yang paling
besar dalam pembelajaran.
Guru pada kesempatan ini harus diberi kesempatan untuk
menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran dan non-pembelajaran secara
profesional dan kolaboratif lewat sebuah penelitian tindakan secara terkendali.
Upaya meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan masalah-masalah
pembelajaran akan berdampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam
menyelesaikan masalah pembelajaran akan meningkat. Kedua, penyelesaian

1
masalah pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat
meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, sarana/prasarana, dan hasil
belajar. Ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara pada
peningkatan kualitas lulusan. Sehingga guru harus mampu menguasai metode
dan prosedur dalam penelitian tindakan kelas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penelitian tindakan kelas?
2. Bagaimana metode dalam penelitian tindakan kelas?
3. Bagaimana prosedur penelitian tindakan kelas?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian penelitian tindakan kelas.
2. Untuk mengetahui metode dalam penelitian tindakan kelas.
3. Untuk mengetahui prosedur penelitian tindakan kelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan adalah merupakan suatu bentuk penelitian refleksi


diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri. Dengan
demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek tersebut dan situasi di
mana praktek tersebut dilaksanakan. Penelitian tindakan adalah merupakan
suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan
berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang
biasa, berpartisipasi dalam penelitian kolektif dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya. Penelitian Tindakan Kelas
berfungsi sebagai alat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul di
kelas dan juga sebagai alat untuk in-service training, dimana guru
menggunakan keterampilan dan metode-metode yang baru serta mempertajam
kemampuan analitisnya. 1
Menurut Arikunto definisi penelitian tindakan adalah penelitian
tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan
hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan.
Menurut Kemmis dan Taggart menyatakan bahwa pengertian Penelitian
Tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri secara kolektif
dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan
keadilan praktek pendidikan sosial mereka, serta pemahaman mereka
mengenai praktek dan terhadap situasi tempat di mana dilakukan praktek-

1
Siti Khasinah, Jurnal Pionir: Classroom Action Research, , Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013,
Hal. 107

3
praktek tersebut. Penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan
tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap masalah sosial. .2
Secara Umum penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok
atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat
mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat
diakses oleh orang lain. Dalam kenyataannya, penelitian tindakan dapat
dilakukan baik secara grup maupun individual dengan harapan pengalaman
mereka dapat ditiru atau diakses untuk memperbaiki kualitas kerja orang lain.
Terdapat beberapa pengertian /definisi dari penelitian tindakan kelas yaitu
antara lain :

1. Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom


Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas
untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek
penelitian di kelas tersebut.
2. Menurut Amat Jaedun (2008), penelitian tindakan kelas PTK adalah
salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya (metode, pendekatan,
penggunaan media, teknik evaluasi dsb).
3. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan
berdasarkan permasalahan yang dijumpai guru dalam kegiatan pembelajaran
(Sukanti, 2008). 3
4. Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian yang
berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah
pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil
pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi

2
Legiman, M.Pd, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Hal. 2
3
Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.

4
peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dapat
dilakukan secara individu maupun kolaboratif (Ani W, 2008).4
5. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kasus disuatu kelas,
hasilnya berlaku spesifik sehingga tidak untuk digeneralisasikan ke kelas
atau ketempat yang lain dan analisis datanya cukup dengan
mendeskripsikan data yang terkumpul.
Dari pengertian-pengertian penelitian tindakan kelas tersebut diatas,
dapat diambil suatu pemahaman bahwa penelitan tindakan kelas
merupakan penelitian yang bersifat kasuistik dan berkonteks pada
kondisi, keadaan dan situasi yang ada didalam kelas yang dilaksanakan
untuk memecahka permasalahan-permasalahan yang terjadi guna
meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas.
Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan
pembelajaran;
2. Membantu pendidik mengatasi masalah pembelajaran dan
pendidikan di dalam dan luar kelas;
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik;
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan
pendidikan, sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan
perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan;
5. Meningkatkan keterampilan pendidik dalam melakukan penelitian
tindakan kelas;
6. Meningkatkan kerjasama profesional di antara pendidik. 5

4
Ani Widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI.
No. 1. Tahun 2008
5
Azuar Juliandi, Classroom Action Research: Penelitian Tindakan Kelas, Paper presented at Workshop
on Teaching Grant for Learning Innovation. Medan: Center for curriculum and learning development,
University of Muhammadiyah Sumatera Utara. 2014. Hal.3

5
PTK bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Dalam hal
ini perbaikan dilakukan sendiri oleh guru secara bertahap dan
berkesinambungan, selama proses pelaksanaan penelitian. 6
B. Metode Penelitian Tindakan Kelas

Menurut KBBI metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk


melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan penelitian. Secara khusus, metode penelitian dalam PTK
berbeda dengan metode penelitian pada umumnya sesuai dengan karakteristik
PTK sendiri. Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti
cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat
untuk mencapai tujuan.
Sedangkan penelitian atau riset berasal dari bahasa inggris research
yang artinya adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan
meningkatkan, memodifikasi atau mengembangkan sebuah penyelidikan atau
kelompok penyelidikan. Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap
proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan.
Jadi metode penelitian PTK adalah suatu cara atau prosedur yang
didilakukan oleh peneliti untuk mampu menjawab rumusan masalah dan
tujuan penelitian tersebut.
adapun penjelasan metode penelitian dalam PTK yaitu :
1. Setting Penelitian
Menjelaskan tentang tempat dan waktu PTK dilakukan serta berapa
siklus PTK yang akan dilakukan.
a. Tempat penelitian

6
A. Wahab Jufri, Penelitian Tindakan Kelas: Antara Teori Dan Praktek, Vol. V No.2, September. HAL.49

6
Contoh:
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Mataram untuk mata
pelajaran pengetahuan sosial kelas v
b. Waktu penelitian
Contoh:
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2014/2015, yaitu
bulan juli sampai dengan November 2014. Penentuan waktu penelitian
mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa
siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dikelas.
c. Siklus PTK
Contoh:
PTK ini dilaksanakan melalui tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil
belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran pengetahuan sosial
melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD
2. Persiapan PTK
Dalam persiapan PTK peneliti menjelaskan standar kompetensi dan
kompetensi dasar (KD pada kurtilas) yang dijadikan PTK. Peneliti juga
menguraikan instrument yang diperlukan dalam PTK (Lembar observasi,
RPP, Lembar evaluasi, LKS, dan lain-lain).
Contoh:
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan
digunakan untuk member perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, Kompetensi Dasar (KD)
a. kemampuan menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia;
b. kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di
Indonesia. Selain itu, juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa 1)
lembar kerja siswa; 2) lembar pengamatan diskusi; 3) lembar evaluasi. Dalam

7
persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara
heterogen.
3. Subjek Penelitian
PTK dilaksanakan dikelas mana dan jumlah siswa yang menjadi
sasaran PTK.
Contoh:
Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas tujuh yang
terdiri dari 40 siswa dengan komposisi perempuan 21 siswa dan laki-laki 19
siswa.
4. Sumber Data
Sumber data dalam PTK, seperti siswa, guru, teman sejawat dan lain-
lain.
Contoh sumber data PTK:
a. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar
b. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif
dengan tipe jigsaw dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran
c. Teman sejawat dan kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk
melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun
guru.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Prinsip pengumpulan data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan
penelitian formal. Dalam PTK umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu
data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut digunakan untuk
menggambarkan perubahan yang terjadi, baik perubahan kinerja siswa,

8
kinerja guru, dan perubahan suasana kelas. Contoh data kuantitatif adalah
angka hasil belajar siswa. Contoh data kualitatif adalah kalimat-kalimat yang
menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat pemahamannya (kognitif),
antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya. Data kuantitatif dapat
dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan data kualitatif dapat
dianalisis secara kualitatif.
Data yang baik adalah data yang valid dan reliable. Data yang
demikian diperoleh dari instrument sebagai alat pengumpul data yang juga
valid dan reliable. Instrument yang valid adalah instrument yang mengukur
apa yang seharusnya diukur. Contoh timbangan adalah instrument yang valid
untuk mengukur berat bukan untuk mengukur tinggi suatu benda. Sementara
itu, intrumen yang reliable adalah instrument yang konsisten (tepat, dan
akurat) untuk mengukur yang seharusnya diukur. Contoh sebuah penggaris
dikatakan sebagai instrument yang tidak reliable jika penggaris tersebut lentur
dan skalanya rusak sehingga hasil pengukuran selalu berubah-berubah
padahal barang-barang yang diukur adalah sama.
Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu instrument
yang valid dan reliable. Instrmen yang valid adalah instrument yang mampu
dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Jika ingin mengukur minat
siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, harus disiapkan instrument yang
mampu mengukur minat siswa, bukan untuk mengukur kecerdasan atau
pendapat siswa. Peneliti PTK harus selalu hati-hati dengan data dan harus
yakin bahwa data yang dikumpulkan memanng valid.
Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan objektif dalam PTK,
guru (peneliti) juga perlu melakukan trungualis, yaitu menggunakan berbagai
sumber untuk meningkatkan mutu data dengan cara cek silang. 7 Dalam kaitan
ini student feedback (umpan balik dari siswa) dapat dijadikan sarana untuk

7
Sri Wahyu Widyaningsih Dkk, Jurnal Masyarakat Mandiri (JMM) : Pelatihan Penelitian Tindakan
Kelas Bagi Guru Ipa Kabupaten Manokwari Papua Barat , Vol. 3, No. 2, Desember 2019, Hal.116

9
pengumpulan data, asalkan siswa diberdayakan sebagai partisifan aktif. Ada
beberapa macam tringualis antara lain: (1) theoretical triangualation atau
triangulasi teori, yakni menggunakan teori dalam upaya menelaah sesuatu; (2)
data triangulation atau triangulasi data, yakni mengambil data dari berbagai
suasana, waktu, tempat, dan ; (3) source triangulation atau triangulasi sumber,
yakni mengambil data dari berbagai sumber; (4) method triangulation atau
triangulasi metode, yakni menggunakan berbagai metode pengumpulan data;
(5) instrumental triangulation atau triangulasi instrument, yakni dengan
menggunaka berbagai jenis alat atau instrument; (6) analytic triangulation atau
triangulasi analitik, yakni menggunakan berbagai metode atau cara analisis.
Suatu hal yang perlu diingat bahwa dalam PTK guru atau peneliti (bila
berkolaborasi bersama tim) yang merancang penelitian, dan dia sendiri yang
melaksanakan tindakan, dan dia sendiri juga yang melakukan pengumpulan
data termasuk menganalisis hasil data yang diperoleh. Oleh karena itu, guru
(peneliti) PTK harus sadar betul bahwa manipulasi data sangat tidak
diperbolehkan (dilarang). Sebab, bila dilakukan manipulasi data sehingga
hasil penelitiannya bias, guru peneliti tidak akan dapat memperbaiki masalah
pembelajaran dikelas.
Dalam PTK guru peneliti dapat menggunakan berbagai sumber data
seperti: dokumen (catatan hasil belajar) dan ortofolio, buku harian, jurnal,
video, foto-foto, laporan pengamatan, wawancara, angket, dan tes. Ccontoh
tekhnik alat pengumpulan data dalam PTK sebagai berikut:
a. Teknik pengumpulan data PTK
1) Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa
2) Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam pembelajaran dan implementasi pembelajaran
3) Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

10
4) Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil
siklus PTK
b. Alat pengumpulan data PTK
1) Tes: menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil
belajar siswa
2) Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat
altivitas siswa dalam proses belajar mengajar matematika
3) Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw
4) Kuesioner: untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman
sejawat tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
5) Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan
6. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu criteria yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau
memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. Indikator kinerja harus realistik
dan dapat diukur (jelas cara mengukurnya). Contoh indikator kinerja
misalnya:
a. Siswa
1) Tes: rata-rata nilai ulangan harian. Misalnya sekurang-kurangnya 80%
siswa dapat mengerjakan dengan benar soal-soal tentang peta, lebih dari 75%
siswa dapat membaca dan membuat peta sesuai kaidah-kaidah kartografis.
2) Observasi: keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
b. Guru
1) Dokumentasi: kehadiran siswa.
2) Observasi: Hasil observasi.

11
7. Analisis Data
Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Dalam
penelitian tindakan kelas, analisis dilakukan peneliti sejak awal, pada
setiap aspek kegiatan penelitian. Pada waktu dilakukan pencatatan
lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan
pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa yang
diamatinya, situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, hubungan guru
dengan siswa, interaksi antara siswa dengan siswa dan lain-lain. Kegiatan
pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya PTK,
sedangkan analisis data akan memberi kehidupan dalam kegiatan PTK.
Oleh karena itu, seorang peneliti perlu memahami tekhnik analisis data
yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang
dapat dikumpulkan oleh peneliti, yakni:
a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara
deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik
deskriptif. Misalnya, mencari nilai rerata, presentase keberhasilan
belajar, dan lain-lain.
b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat
yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan
tingkat dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran
(kognitif, pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang
baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias
dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya,
dapat dianalisis secara kualitatif.
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang
terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar: dengan

12
menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan
dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah. Aktivitas siswa dalam
PBM dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM
tersebut. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang,
dan rendah. Implementasi pembelajaran dengan menganalisis tingkat
keberhasilannya, kemudian diketegorikan dalam klasifikasi berhasil,
kurang berhasil, dan tidak berhasil.
C. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
1. Merasakan adanya masalah
Permasalahan yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas harus benar-
benar merupakan masalah yang dihayati oleh guru dalam praktek
pembelajaran yang dikelolanya, bukan masalah yang disarankan, apalagi
disarankan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut dapat bersumber dari
siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, hasil belajar, dan interaksi
pembelajaran.
2. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini yang penting dilakukan adalah menghasilkan gagasan-
gagasan awal mengenai permasalahan aktual yang dialami guru di kelas.
Berangkat dari gagasan-gagasan awal tersebut guru dapat berbuat sesuatu
untuk memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK.
3. Analisis Masalah
Setelah memperoleh sekian banyak permasalahan melalui proses
identifikasi, maka selanjutnya melakukan analisis terhadap masalah-
masalah tersebut untuk menentukan urgensi mengatasinya. Dalam hal ini
nantinya akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk
diatasi (pembatasan masalah).
4. Perumusan Masalah
Setelah menetapkan fokus penelitian, maka perlu dilakukan perumusan
masalah secara lebih jelas, spesifik, dan operasional

13
5. Peneliti melaksanakan penelitian untuk menjaring data.
6. Peneliti melaksanakan refleski untuk menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan mengevaluasi penelitian. Jika kriteria keberhasilan
ternyata belum dicapai, peneliti perlu mempersiapkan pelaksanaan siklus
kedua. 8

8
Pinton Setya Mustapa, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Tindakan Kelas
Dalam Pendidikan Olahraga. 2020. Hlm 116.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitan tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat kasuistik
dan berkonteks pada kondisi, keadaan dan situasi yang ada didalam kelas
yang dilaksanakan untuk memecahka permasalahan-permasalahan yang
terjadi guna meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas. Metode
penelitian ptk adalah suatu cara atau prosedur yang didilakukan oleh
peneliti untuk mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan
penelitian tersebut. Metode penelitian terdiri atas:
1)setting penelitian; tempat penelitian, waktu penelitian, siklus ptk,
2)persiapan ptk,
3)subjek penelitian,
4)sumber data; siswa, guru, teman sejawat dan kolaborator,
5)teknik pengumpulan data; teknik pengumpulan data ptk, alat pengumpul
data ptk,
6)indikator kerja; siswa, guru,
7)analisis data.
Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, langkah-
langkah/prosedur umum yang dapat dilakukan meliputi:
Pengembangan/penetapan fokus masalah penelitian, Perencanaan tindaan
perbaikan, Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi,
Analisis dan refleksi, Perencanaan tindak lanjut.

15
BAB IV
ARTIKEL/JURNAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Oleh: LEGIMAN, M.Pd
Widyaiswara LPMP D.I. Yogyakarta
email : legiman.maman@yahoo.co.id

A. Pendahuluan
Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru pasti berhadapan dengan
berbagai persoalan baik menyangkut peserta didik, subject matter, maupun
metode pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru harus mampu
membuat prefessional judgement yang didasarkan pada data sekaligus teori
yang akurat. Selain itu guru juga harus melakukan peningkatan mutu
pembelajaran secara terus menerus agar prestasi belajar peserta didik optimal
disertai dengan kepuasan yang tinggi. Menurut Permenegpan & RB Nomor 16
tahun 2009, tentang Jabatan funsional Guru dan Angka Kreditnya, guru wajib
dinilai kinerjanya dan melaksanakan kegiatan Pengembangan Kepfofesian
Berkelanjutan (PKB). Salah satu kegiatan PKB yang dapat dilakukan oleh
guru adalah melaksanakan penelitian.
Untuk mewujudkan hal tersebut guru harus mempunyai kemampuan
meneliti, khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Namun kenyataannya
banyak guru yang belum mampu melakukan penelitian, penelitian masih
merupakan kegiatan yang dirasakan sangat sulit bagi guru. Untuk mengatasi
masalah tersebut, dan mendorong agar guru mampu melakukan penelitian
khususnya penelitian tindakan kelas, guru perlu memahami dan mengerti
konsep PTK dan pentingnya PTK bagi peningkatan mutu pembelajaran di
kelas. Dengan membaca Artikel Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan

16
guru mampu mamahami dan mengerti manfaat PTK yang akhirnya mau
melakukan PTK di kelasnya.
B. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas merupakan pengembangan dari penelitian
tindakan. Penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan tujuan
untuk mencari penyelesaian terhadap masalah sosial. Penelitian tindakan
diawali dengan kajian terhadap suatu masalah secara sistematis. Hasil kajian
ini dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai
upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah
pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi. Hasil
observasi dan evaluasi digunakan sebagai masukkan melakukan refleksi atas
apa yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi kemudian
dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan
tindakan selanjutnya. Menurut Kemmis dan Taggart (1988), penelitian
tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para
partisipan dalam situasi- 3 situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk
memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.
Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif
mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat
dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal
ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1)
untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti
meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang
dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana
praktik tersebut dilaksanakan. Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam
praktik pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reserach (CAR). PTK adalah
penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran
berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau

17
meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada
proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Suharsimi (2002)
menjelaskan bahwa PTK merupakan gabungan definisi dari tiga kata yaitu
“Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”. Penelitian dapat diartikan sebagai
kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
memecahkan suatu masalah. Tindakan yaitu sesuatu gerak kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam
PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. Sedangkan Kelas yaitu
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam
sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang
melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di
bawah arahan guru. Berdasarkan pengertian di atas, komponen yang terdapat
dalam sebuah kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah siswa, guru,
materi pelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, hasil pembelajaran
(kognigtif, afektik, psikomotor), lingkungan belajar, dan pengelolaan. Seorang
guru dapat menemukan masalah penelitian tindakan kelas berdasarkan
komponen tersebut. PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang melekat
pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru
di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran
ganda yaitu 4 sebagai praktisi dan sekaligus peneliti. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa PTK adalah suatu kegiatan penelitian yang dilakukan
guru di dalam kelasnya dengan permasalahan diperoleh dari kegiatan refleksi
diri dan disertai suatu tindakan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah
tersebut atau meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kalas

18
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut
dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTK juga bertujuan
untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya.
Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna
memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Hasil
yang diharapkan melalui PTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas
proses dan hasil pembelajaran, diantaranya peningkatan kinerja siswa,
perbaikan mutu proses pembelajaran, peningkatan kualitas penggunaan media
dan alat bantu belajar, perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi,
perbaikan masalah-masalah pendidikan di sekolah, dan peningkatan kualitas
dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa. Dengan
memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai melalui PTK,
terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut:
1. Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan
bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran. Selain
itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel
ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam
forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
2. Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan
menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung
professionalisme dan karir pendidik.
3. Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antar pendidik dalam
satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan
masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4. Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum
atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah,
dan kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan
peserta didik.

19
5. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
6. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang,
nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode,
teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian
bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.

D. Karakteristik Penelitian Tindakan Kalas


PTK mempunyai cirri atau karakteristik yang berbeda dengan
penelitian pada umumnya. Karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut:
1. PTK merupakan kegiatan yang tidak saja berupaya memecahkan masalah,
tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiah atas pemecahan masalah tersebut.
2. PTK merupakan upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas
berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan
membuat catatan.
3. Persoalan yang dipermasalahkan dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian
teoretik dan atau penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan
nyata dan aktual dalam pembelajaran di kelas.
4. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam
mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
5. Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah)
dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan,
pengambilan keputusan dan tindakan (action) .
6. PTK dilakukan hanya apabila; (a) Ada keputusan kelompok dan komitmen
untuk pengembangan; (b) Bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme
guru; (c) Alasan pokok ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan; dan
(d) Bertujuan memperoleh pengetahuan dan atau sebagai upaya pemecahan
masalah. Kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru) dan peneliti (dosen

20
atau widyaiswara) merupakan salah satu ciri khas PTK. Melalui kolaborasi ini
mereka bersama menggali dengan mengkaji permasalahan nyata yang
dihadapi oleh guru dan atau siswa. Sebagai penelitian yang bersifat
kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranan dan tugas guru dengan
peneliti. Dalam PTK kolaboratif, kedudukan peneliti/kolaborator setara
dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran serta tanggung
jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Sering terjadi PTK
dilaksanakan sendiri oleh guru. Guru melakukan PTK tanpa kerjasama dengan
peneliti. Dalam hal ini, guru berperan sebagai peneliti sekaigus sebagai
praktisi pembelajaran. Guru profesional seharusnya mampu mengajar
sekaligus meneliti. Dalam keadaan seperti ini, maka guru melakukan
pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan
(Suharsimi, 2002).

D. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas


Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam
pelaksanaan PTK yaitu sebagai berikut:
1. Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak
boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru
tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan pembelajaran.
2. Masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup
merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru.
3. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
lama, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran.
4. Metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat, sehingga
tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji di
lapangan.

21
5. Permasalahan atau topik yang dipilih harus benar–benar nyata, menarik,
mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk
melakukan perubahan.
6. Peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta
rambu–rambu pelaksanaan yang berlaku umum.
7. Kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang berkelanjutan,
karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi
tantangan sepanjang waktu.
8. Meskipun kelas atau mata pelajaran merupakan tanggung jawab guru,
namun tinjauan terhadap PTK tidak terbatas dalam konteks kelas dan atau
mata pelajaran tertentu melainkan dalam perspektif misi sekolah. Hal ini
terasa penting apabila dalam suatu PTK terlibat lebih dari seorang peneliti,
misalnya melalui kolaborasi antar guru dalam satu sekolah atau dengan dosen,
widyaiswara, dan pengawas sekolah.
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
PTK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai
permasalahan pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam
mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi
adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Atas dasar itu, terdapat tiga
hal penting dalam pelaksanaan PTK yakni sebagai berikut.
1. PTK adalah penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan
siswa dalam berbagai tindakan.
2. Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran, evaluasi) dilakukan berdasarkan
pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid
guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang
terjadi.

22
3. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan
dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik
pembelajaran).
Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan
siklussiklus berikutnya adalah sebagai berikut:
(1) Penetapan fokus permasalahan,
(2) Perencanaan tindakan,
(3) Pelaksanaan tindakan,
(4) Pengumpulan data (pengamatan/observasi),
(5) Refleksi (analisis, dan interpretasi),
permasalahan pembelajaran yang dihadapi. PTK memberikan pemecahan
masalah berupa tindakan tertentu untuk meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar. PTK dilakukan minimal dua siklus, dan setiap siklusnya terdiri
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam melaksanakan
PTK dapat dilkukan oleh guru sendiri maupun berkolaborasi dengan orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Kemmis, S. and McTaggart, R. 1988. The Action Researh Reader. Victoria,
Deakin University Press.
Permenegpan & RB Nomor 16 tahun 2009, tentang Jabatan funsional Guru
dan Angka Kreditnya.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Peneilitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bina
Aksara. Supardi. (2005). Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas, Makalah disampaikan pada “Diklat
Pengembangan Profesi Widyaiswara”, Ditektorat Tenaga Pendidik dan
Kependidikan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

23
DAFTAR PUSTAKA

Khasinah Siti ,2013, Jurnal Pionir: Classroom Action Research, , Volume 1, Nomor
1, Juli-Desember.
Legiman, Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Juliandi Azuar,2014, Classroom Action Research: Penelitian Tindakan Kelas, Paper
presented at Workshop on Teaching Grant for Learning Innovation. Medan:
Center for curriculum and learning development, University of Muhammadiyah
Sumatera Utara.
Jufri A. Wahab , 2013, Penelitian Tindakan Kelas: Antara Teori Dan Praktek , Vol.
V No.2, September.
Mustapa Pinton Setya,2020. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan
Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Olahraga.
Amat Jaedun. 2008. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan. Makalah Pelatihan PTK
Bagi Guru Di Propinsi DIY. Lembaga Penelitian UNY. 2008.
Ani Widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.

Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian


Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun
2008.

24

Anda mungkin juga menyukai