Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“BIDANG DAN TOPIK PTK”

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah


“Penelitian Tindakan Kelas”
Dosen Pengampu : Nana Mulyana, M.Pd

Disusun
 Oleh :
Siti Nurul Aulia : 19.01.0283
Siti Adawia : 19.01.0280
Anggraini Aprilia : 19.01.0289
Rifa Nurlaila : 19.01.0274
Siti Rahmah : 19.01. 0284

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
SIROJUL FALAH
BOGOR
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan
makalah kami dengan judul “Bidang dan Topik PTK” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena
kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki
banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah
ini hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah
yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Bogor, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Bidang Kajian PTK...................................................................................3
B. Topik Penelitian Tindakan Kelas..............................................................5
BAB III KESIMPULAN......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa
diabaikan. Pendidikan merupakan proses menjadi, yakni menjadikan
seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat, watak,
kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh. Dengan adanya pendidikan,
anak-anak yang nantinya akan menjadi penerus bangsa akan dibekali melalui
lembaga pendidikan. Dalam lembaga pendidikan ada banyak komponen yang
akan mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.  Komponen
dalam pendidikan sangatlah banyak, diantaranya adalah adanya seorang
pendidik yakni guru, adanya seseorang yang dididik yakni siswa, adanya alat
yang digunakan, media, sarana dan prasarana yang mendukung proses
pembelajaran dalam pendidikan. Proses pembelajaran tidak selamanya dapat
berjalan dengan lancar. Banyak masalah yang dihadapi baik oleh guru ataupun
oleh siswa sendiri. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat bergantung
dengan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. 
Seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjadi
kan siswanya mencapai suatu tujuan pembelajaran. Salah satu masalah yang
dihadapi oleh guru adalah hasil belajar siswa yang tidak sesuai standart yang
telah ditentukan. Hal ini diperlukan sebuah perenungan untuk
memperbaikinya. Guru perlu berbenah diri dalam melakukan proses
pembelajaran. Masalah yang berkaitan dengan hasil belajar siswa bisa diatasi
oleh guru melalui proses penelitian yang biasa disebut dengan penelitian
tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas
merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelas melalui refleksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
menghasilkan proses pembelajaran yang baik dan efektif.[2]
Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan tertentu, yakni
untuk mengoptimalkan proses pembelajaran melalui cara mengajar dan
pemanfaatan sarana dan prasarana serta untuk meningkatkan profesionalitas

1
guru itu sendiri.  Sehingga penelitian tindakan kelas ini sangat efektif
digunakan jika seorang guru memiliki masalah yang berkaitan dengan hasil
belajar siswa.
Guru yang baik, yaitu guru yang profesional, tidak akan lekas puas
dengan apa yang telah dihasilkan. Di antara kompetensi profesional guru yang
langsung terkait dengan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu “kemampuan
melakukan penelitian sederhana dalam rangka peningkatan kualitas
profesional guru, khususnya kualitas pembelajaran”.

B. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah bidang kajian PTK ?
2. Seperti apakah Topik PTK?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dilakukannya penulisan makalah
ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana bidang kajian PTK
2. Untuk mengetahui bagaimana Topik PTK

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bidang Kajian PTK


Segala sesuatu dilakukakan oleh seseorang karena kegiatan itu
bermanfaat. Semakin besar manfaat yang diperoleh dari suatu aktifitas, akan
semakin besar pula motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan tersebut.
Demikian juga pemahaman tentang manfaat PTK, ia banyak dilakukan orang
karena mempunyai banyak manfaat. Salah satunya adalah sebagai daya
pendukung dan faktor utama terwujudnya sistem pembelajaran yang efektif,
efisien dan sesuai dengan perencanaan pembelajaran.
PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif yang dilakukan oleh
pelaku tindakan. PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan tugasnya. Selain itu PTK juga digunakan untuk memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaiki
kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan.
Untuk memberikan arah pada guru dalam melaksanakan penelitian
tindakan kelas, maka terdapat beberapa bidang kajian yang perlu diperhatikan
agar guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas lebih terarah.
Menurut Susilo (2008:25-26), bahwa bidang kajian penelitian tindakan kelas
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Meningkatkan “time on task” siswa dalam pembelajaran.
2. Merangsang anak untuk berani bertanya dalam kegiatan proses
pembelajaran.
3. Mengatasi kesulitan siswa dalam pokok bahasan fungsi komposit.
4. Menumbuhkan kebetahan siswa belajar di perpustakaan

Sedangkan bidang kajian dalam bukunya Kusnandar (2008: 66-67),


yang dikutip oleh basuki As’Adie, diistilahkan dengan fokus penelitian
tindakan kelas, antara lain:
1. Siswa yang dapat diamati, ketika siswa tersebut sedang melaksanakn
aktifitas dikelas, lapangan, laboratorium, bengkel, kebun dan lingkungan
sekitar.

3
2. Guru yang dapat diamati ketika sedang mengajar dikelas.
3. Media atau alat peraga pendidikan yang dapat dicermati ketika guru
sedang menggunakan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran.
4. Hasil pembelajaran, yang dapat dicermati melalui proses peningkatan hasil
pembelajaran.
5. Sistem evaluasi dari sistem pembelajaran.
6. Lingkungan baik didalam maupun diluar kelas.

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini merupakan masalah atau


problem pembelajaran yang dirasakan oleh guru atau siswa pada umumnya,
bukan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh siswa secara pribadi.
Beberapa hal yang dapat dikaji sebagaimana tertera dalam Pedoman
Penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas Tahun anggaran 2005
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi 2004
sebagai berikut :
1. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, antara lain masalah
pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi
dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, dan partisipasi
orang tua.
2. Masalah belajar siswa di sekolah, antara lain : masalah belajar di kelas,
kesalahan-kesalahan pembelajaran, miskonsepsi.
3. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, antara lain : masalah
pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi
dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam kelas, partisipasi orang
tua dalam proses belajar siswa.
4. Alat bantu,media dan sumber belajar, antara lain : masalah
penggunaan media, perpustakaan dan sumber belajar di dalam/luar
kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat.
5. Sistem asesmen, evaluasi proses dan hasil pembelajaran, antara lain :
masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran.
6. Pengembanagan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan, antara lain : peningkatan keefektifan hubungan antara
pendidik, peserta didik dan orang tua.

4
7. Masalah kurikulum, antara lain : urutan penyajian materi pokok,
interaksi guru-siswa, siswa-materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar.

B. Topik Penelitian Tindakan Kelas


Salah satu pendekatan pemecahan berbagai masalah dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan adalah pemanfaatan penelitian pendidikan.
Penelitian pendidikan ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masalah pendidikan dan alternatif
pemecahannya. Namun, dampak hasil penelitian pendidikan selama ini kurang
maksimal dimanfaatkan. Penyebabnya adalah (1) penelitian pendidikan itu
dilakukan oleh pakar atau peneliti dari luar dan (2) penyebarluasan hasil
penelitian ke kalangan praktisi pendidikan memakan waktu yang sangat
panjang.
Dalam lingkup yang lebih kecil, yaitu dalam proses belajar-mengajar
di kelas, hal yang sama juga terjadi. Penelitian tentang pembelajaran yang ada
memang cukup banyak. Namun, sekali lagi, penyebarluasannya kurang
maksimal. Penelitian-penelitian itu kebanyakan dilakukan oleh perguruan
tinggi dan hasilnya berupa laporan penelitian yang berhenti di Lembaga
Penelitain masing-masing perguruan tinggi. Hasil penelitian yang barangkali
bagus-bagus itu, pada akhirnya hanya menumpuk di almari dan tidak dapat
dimanfaatkan oleh sekolah secara langsung.
Dalam kondisi seperti itu, kiranya sangat diperlukan jenis penelitian
yang dilakukan oleh pihak dalam—pelaksana pembelajaran--dan langsung
dapat diterapkan hasilnya. Model penelitian demikian inilah yang kemudian
melahirkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu sebuah penelitian yang
dilakukan oleh para guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang
dilaksanakan di dalam kelas atau untuk meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran.
PTK merupakan salah satu jenis penelitian tindakan. Penelitian
tindakan adalah penelitian partisipatori kolaboratif yang berawal dari
klarifikasi beberapa masalah yang menarik perhatian dan dirasakan bersama
oleh suatu kelompok. Istilah ini  merupakan terjemahan
dari action research yang dipakai kali pertama oleh Kurt Lewin (1946). Lewin

5
menggunakan istilah tersebut untuk menyebut suatu kegiatan yang terdiri atas
tiga langkah, yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), dan evaluasi
(evaluation).
Atas dasar konsep semacam itu, pemilihan topik PTK menjadi amat
penting karena kesalahan pemilihan topik akan berakibat pada tidak dapatnya
hasil penelitian tersebut dimanfaatkan secara maksimal. Pemilihan topik
haruslah didasarkan pada kebutuhan yang dirasakan langsung oleh pelaku
proses belajar-mengajar.Topik semacam ini pastilah berangkat dari kondisi riil
yang ada di kelas atau sekolah.
Topik PTK terdiri atas dua komponen, yaitu komponen kompetensi
siswa dan komponen tindakan yang akan dilakukan. Penentuan topik PTK
pada prinsipnya merupakan penentuan kompetensi yang akan diperbaiki atau
ditingkatkan dan tindakan yang digunakan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kompetensi tersebut.
Komponen kompetensi dapat mencakupi pengetahuan siswa,
keterampilan siswa, dan sikap siswa. Termasuk dalam sikap siswa
adalah  minat, motivasi, dan perilaku siswa. Untuk memilih topik seperti ini
syarat yang perlu diperhatikan adalah spesifik. Masalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap siswa yang diangkat sebagai topik haruslah spesifik.
Pengetahuan yang dapat diangkat ke dalam topik ada bermacam-macam.
Demikian juga dengan keterampilan dan sikap. Cara paling mudah untuk
memilih kompetensi yang spesifik adalah dengan mengambil satu kompetensi
dasar saja. Sebagai contoh, dalam pelajaran Bahasa Indonesia ada empat
keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan pembelajaran, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbicara pun
dapat dibagi menjadi beberapa jenis kemampuan, seperti berpidato,
berdiskusi, dan berdebat. Untuk memilih kompetensi yang spesifik, misalnya,
kita dapat memfokuskan pada kemampuan berpidato. Jika kita memilih
kompetensi berbicara, maka topik yang kita pilih tersebut tergolong ke dalam
topik yang tidak spesifik.
Ketidakspesifikan topik yang kita pilih akan berakibat pada kesulitan
dalam meningkatkan kompetensi yang kita pilih tersebut. Topik keterampilan

6
berbicara, misalnya, yang di dalamnya ternyata terdiri atas beberapa jenis
kemampuan, tentu akan sulit kita tingkatkan melalui satu penelitian tindakan
kelas. Berbeda dengan kemampuan berpidato, karena lebih spesifik, dapat kita
tingkatkan melalui satu penelitian tindakan kelas.
Selain spesifik, kompetensi yang kita pilih juga harus bersifat
problematik. Artinya, kompetensi itu memang benar-benar memunculkan
masalah dan membutuhkan perbaikan atau peningkatan. Kita tidak boleh
mengada-ada, dalam arti menganggap sebuah kompetensi bermasalah padahal
sesungguhnya tidak ada masalah. Kita juga harus mampu memilih kompetensi
yang permasalahannya memang benar-benar membutuhkan penelitian
tindakan, dalam arti tidak cukup kalau hanya diperbaiki melalui proses
belajar-mengajar sehari-hari. Ibarat anak yang sakit, kita harus benar-benar
memahami perlu tidaknya di bawa ke dokter. Apabila anak itu terkena
penyakit ringan, seperti pilek dan batuk, tentu kita tidak perlu membawa anak
tersebut ke dokter; cukup kita belikan obat di apotek. Demikian juga dengan
masalah kompetensi siswa, harus kita bedakan benar mana yang cukup kita
selesaikan di kelas dan mana yang harus kita selesaikan dengan penelitian
tindakan kelas.
Komponen tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kompetensi dapat berupa model pembelajaran, pendekatan,
metode, teknik, media, atau cara mengevaluasi. Inti tindakan adalah sesuatu
yang dilakukan atau yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran sehingga
kompetensi yang diteliti dapat menjadi lebih baik. Dalam praktiknya kita
dapat menggabungkan dua tindakan atau lebih untuk memperbaiki atau
meningkatkan sebuah kompetensi. Misalnya saja untuk memperbaiki atau
meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa, kita dapat menggunakan
metode karya wisata dan teknik evaluasi secara langsung.
Syarat tindakan yang dapat kita pilih untuk memperbaiki atau
meningkatkan kompetensi siswa selain harus istimewa, dalam arti tidak biasa
dilakukan oleh guru, juga harus bersifat fisibel, dalam arti mampu kita
laksanakan. Metode diskusi kelompok atau pemberian pekerjaan rumah,
misalnya, merupakan tindakan yang biasa atau tidak istimewa karena guru

7
sudah biasa menggunakan. Namun, penggunaan CD atau penggunaan metode
karya wisata, misalnya, merupakan tindakan yang istimewa, atau paling tidak
agak istimewa karena tidak biasa digunakan dalam proses belajar mengajar
sehari-hari. Setelah syarat istimewa kita peroleh, perlu juga dipertimbangkan
kemungkinan penggunaan tindakan tersebut. Jika di sekolah kita tidak
memiliki VCD, tentu akan menjadi mustahil kita menggunakan CD. Namun,
untuk karya wisata, saya kira semua guru mampu melaksanakannya. Dengan
demikian, syarat keterjangkauan tersebut, selain dilihat dari sisi guru, juga
dilihat dari sisi sekolah. Selain itu, syarat tindakan yang dapat kita pilih
haruslah tindakan yang sesuai dengan kompetensi yang akan kita perbaiki atau
akan kita tingkatkan.
Dengan syarat-syarat tersebut kita akan dapat menilai bahwa topik
1) Meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan metode karya wisata,
2) Meningkatkan kemampuan berpidato dengan evaluasi langsung, dan
3) Meningkatkan minat siswa dalam pelajaran bahasa Inggris dengan
mendatangkan native speaker merupakan contoh topik yang memenuhi
syarat.
Adapun topik (1) meningkatkan kemampuan mengarang dengan
metode diskusi kelompok, (2) mengubah perilaku siswa dalam pembelajaran
olahraga dengan metode pemberian tugas, dan (3) meningkatkan hasil belajar
IPS dengan pemberian pekerjaan rumah merupakan contoh topik yang tidak
baik. Mengapa tidak baik? Karena dalam contoh (1) selain antara kompetensi
dan tindakannya tidak selaras juga karena cakupan kompetensinya tidak
spesifik; dalam contoh (2) tindakan yang dilakukan tidak berhubungan dengan
kompetensi, dan dalam contoh (3) kompetensinya tidak spesifik dan
tindakannya tidak istimewa.

8
BAB II
KESIMPULAN

1. Bidang Kajian PTK


a. Meningkatkan “time on task” siswa dalam pembelajaran.
b. Merangsang anak untuk berani bertanya dalam kegiatan proses
pembelajaran.
c. Mengatasi kesulitan siswa dalam pokok bahasan fungsi komposit.
d. Menumbuhkan kebetahan siswa belajar di perpustakaan.
2. Topik PTK
Topik PTK terdiri atas dua komponen, yaitu komponen kompetensi
siswa dan komponen tindakan yang akan dilakukan. Penentuan topik PTK
pada prinsipnya merupakan penentuan kompetensi yang akan diperbaiki
atau ditingkatkan dan tindakan yang digunakan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kompetensi tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. PenelitianTindakanKelas. Bandung: CV. YramaWidya, 2006

Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara,


2009

As’adie, Basuki. Desain Pembelajaran Berbasis penelitian tindakan


Kelas. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2009

Daryanto. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan


Sekolah. Yogyakarta: Gava Media, 2011

Khoirul, Anwar Asikin Mohamad. Cara Cepat & Cerdas Menguasai Penelitian


TIndakan Kelas (PTK) Bagi Guru. Semarang : Manunggal Karso, 2009

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setya, 2011

Ma’mur, Asmani Jamal. Tips Pintar PTK. Yogyakarta: Laksana, 2011

Muhadi, Penelitian Tindakan kelas I. Yogyakarta: Shira Media, 2011

Mulyasa. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2009

Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Nada Media Group, 2009

Sukidin, dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia,


2010

Wahid murni, Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UM Press, 2008

Wiraadmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja


Rosydakarya, 2008

http://duniapengetahuan2627.blogspot.com/2013/02/memilih-topik-penelitian-
tindakan-kelas.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai