Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS


“Langkah Langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas”

Disusun Oleh :
Kelompok V

1. Ulfa Zahra Tunnur ( 201014286206173)


2. Putri Aprilia ( 201014286206161 )
3. Ahmad Fauzan ( 201014286206133 )

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Reni Guswita, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "
Langkah Langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Secara Terampil” "
penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
metodologi penelitian tindakan kelas..
Dalam menulis makalah ini kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun
sistematika pembahasannya. Kami juga mengharapkan masukkan atau ketikkan
maupun saran yang bersifat membangun, demikesempurnaannya dimasa yang akan
datang. Demikianlah yang dapat kami sampaikan pada kesempatan ini mudah-
mudahan dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat
kepada kita semua, dan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

Muara Bungo, 06 April 2023

Kelompok V

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan Pembuatan Makalah .........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
A. Bagaimana Menemukan Masalah Dan Sumbernya Dalam PTK .................3
B. Bagaimana Merumusan Masalah Dalam PTK .............................................5
C. Bagaimana Membuat Rencana Tindakan Dan Pemantaunya ......................8
D. Bagaimana Cara Melaksanakan Tindakan Dan Mengamatinya ............... 20
BAB III PENUTUP ..............................................................................................22
A. Kesimpulan ................................................................................................22
B. Saran...........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu sarana dalam mencerdaskan sumber daya
manusia yang ada, sehingga pendidikan menjadi faktor penting dalam upaya
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Suatu pendidikan harus didesain
sedemikian rupa melalui perencanaan yang sisitematis dan aplikatif. Dalam
kaitanya dengan pendidikan tentunya tidak akan terlepas dari adanya suatu
bentuk kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kaitanya dengan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, seorang guru di tuntut untuk mampu
mengendalikan, mengkondisikan dan mengatur kegiatan yang berlangsung di
dalam kelas, dengan tujuan tak lain adalah supaya proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik dan kondusif dan siswa dapat belajar sesuai dengan
rencana yang telah di rencanakan. Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai dengan prosedur yang telah
ada. Istilah PTK atau disebut dengan “classroom action research” sebenarnya
diawali dari istilah “action research” atau penelitian tinakan secara umum.
Dengan penambahan “ classroom “ pada “action research”, kegiatan lebih
diarahkan pada pemecahan masalah pembelajaran melalui penerapan langsung
di kelas.
Perlu diketahui bahwasanya dalam melaksanakan PTK tentunya seorang
guru akan menemui berbagai masalah yang mengiringinya, mulai dari
penetuan judul, masalah yang akan diangkat, dan hasil dari PTK itu sendiri
apakah akan memiliki bobot manfaat dalam memberikan sumbangsih terhadap
evaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang identifikasi masalah-masalah dalam pembuatan PTK

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Bagaimana Menemukan Masalah Dan Sumbernya Dalam PTK?
2. Bagaimana Merumusan Masalah Dalam PTK?
3. Bagaimana Membuat Rencana Tindakan Dan Pemantaunya?
4. Bagaimana Cara Melaksanakan Tindakan Dan Mengamatinya?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Masalah Dan Sumbernya Dalam PTK.
2. Untuk mengetahui Merumusan Masalah Dalam PTK.
3. Untuk mengetahui Rencana Tindakan Dan Pemantaunya.
4. Untuk mengetahui Cara Melaksanakan Tindakan Dan Mengamatinya .

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menemukan Masalah Dan Sumbernya Dalam PTK
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan
perkembangan dan meningkatnya kemampuan siswa, situsai dan kondisi
lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga hal tersebutlahyang
memicu seorang guru harus melakukan suatu bentuk penelitian tindakan kelas
guna menyalesaikan permasalahan yang ada. Tidak semua masalah
pembelajaran dapat dikaji dan dipecahkan melalui PTK. Oleh karena itu, untuk
dapat melakukan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu guru harus
memiliki perasaan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran, berani dan
jujur terhadap diri sendiri dan tindakanya dalam pembelajaran serta memahami
kelemahan dari pembelajaran yang dilakukanya. Hal tersebut harus disadari,
dipahami, dan menjadi kepededulian guru dalam rangka peningkatan kualitas
pembelajaran yang berkasinambungan, karena tidak semua masalah yang
dihadapi dalam pembelajaran dapat dijadikan topik dalam PTK.
Masalah yang akan diangkat menjadi topik PTK sebaiknya
dikembangkan secara berkelanjutan dalam kurun waktu satu semester atau satu
tahun dalam pembelajaran. Hal ini mengandung arti bahwa guru sebagai
peneliti harus senantiasa meninjau dan memperbaiki rumusan masalah PTK
yang dikembangkan secara berkelanjutan, terutama menyangkut masalah
pengelolaan kelas, prose pembelajaran, pendayagunaan sumber belajar,
pengembangan diri peserta didik, serta masalah pribadi, disiplin, dan etika
moral. Tema PTK tentang pengelolaan kelas dapat dikembangkan untuk
meningkatkan kegiatan pembelajaran, menerapkan model pembelajaran aktif,
kreatif, dan inovatif, menyenangkan, dan meningkatan aktifitas dan kreatifitas
peserta didik. Tema PTK tentang proses pembelajaran dapat dikembangkan
dalam untuk menerapkan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran, dan
meningkatkan peran serta peserta didik dalam pembelajaran, dan memprbaiki

3
cara penilaian hasil belajar. Tema PTK dalam pendayagunaan sumber belajar
dapat digunakan dalam pendayagunaan sumber-sumber belajar,
mendayagunakan perpustakaan, mendayagunakan lingkungan sebagai sumber
belajar,serta mendayagunakan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik. Tema PTK tentang
pengembangan diri peserta didik dapat dikembangkan untuk memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, dan nafsu belajar sesuai dengan karakteristik dan
kondisi sekolah. Tema PTK tentang masalah pribadi, disiplin, dan etika moral
dapat dikembangkan untuk meningkatkan silaturahmi diantar peserta didik,
guru, orang tua, membangun konsep diri peserta didik, membentuk watak dan
karakter peserta didik serta meningkatkan kualitas pribadi guru dalam
pengembangan kompetensi profesional. Apapun masalah yang dipilih
hendaknya dapat diteliti, dan diberi tindakan, dan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan.

Masalah-masalah yang akan dijadikan topik PTK hendaknya disenangi,


menantang, dan mampu membangkitkan rasa ingin tahu untuk secepatnya
melihat hasil dari setiap tindakan yang dilakukan. Masalah yang terlalu kecil
pengaruhnya terhadap pembelajaran hendaknya tidak diangkat menjadi topik
PTK, misalnya seorang peserta didik yang lambat belajar merupakan masalah
kecil karena hanya menyangkut seorang diri, sementara masih banyak masalah
yang menyangkut kepentingan sebagian besar peserta didik. Setidaknya ada
lima kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah masalah dapat diangkat untuk
masalah PTK. Kelima kriteria dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Masalah berasal dari kelas,

2. Tidak terlalu luas dan terlalu sempit

3. Dilandasi dengan data otentik

4. Ditemukan penyebabnya

5. Ada kemungkinan untuk diselesaikan melalui tindakan di kelas.

6. Penting (urgen) untuk segera diselesaikan

4
Masalah yang dapat dikaji dalam PTK harus layak dan berada dalam lingkup
pembelajaran. Misalnya, masalah kebisingan kelas karena sekolah berada di
lingkungan pabrik tidak layak untuk diteliti, demikian halnya dengan jika tidak
adanya buku paket menyebabkan peserta didik sukar mengerjakan PR tidak
perlu dikaji melalui PTK, karena masalah tersebut berada di luar kemampuan
guru. Masalah PTK juga harus dipilih yang dapat dipecahkan dan
berhubungan dengan pembelajaran, masalah ujian nasional (UN) yang rendah
setiap tahun merupakan masalah yang terlalu besar untuk dipecahkan melalui
PTK, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks dan
berkaitan dengan seluruh sistem pendidikan nasional.

Masalah PTK juga harus urgen, strategis dan bermanfaat bagi peserta
didik lain. Misalnya, kesulitan peserta didik dalam memahami pembelajaran
merupakan contoh dari masalah yang cukup urgen karena semua peserta didik
memerlukanketrampilan tersebut, dan dampaknya sangat besar terhadap proses
maupun hasil belajar. Melengkapi uraian di atas, berikut dikemukakan
beberapa contoh permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dapat dikaji
dalam PTK:
1. Metode pembelajaran

2. Motivasi belajar peserta didik

3. Kreativitas belajar peserta didik

4. Model-model pembelajaran

5. Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran

6. Pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.


B. Merumusan Masalah Dalam PTK
Sebagai guru, baik guru mata pelajaran maupun guru kelas, pasti kita
sering menjumpai permasalahan pembelajaran di kelas. Permasalahan tersebut
bisa berupa tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran yang rendah
ataupun antusiasme siswa mengikuti KBM yang kurang. Yang tak kalah
pentingnya adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat pencapaian
kompetensi yang diajarkan.

5
Selama ini kita menyadarai dalam satu atau beberapa kleas yang kita ajar mata
pelajaran tertentu terdapat permasalahan. Akan tetapi, permasalahan tersebut
sering kita biarkan saja. Semua itu terjadi karena kita menganggap hal
permasalahan tersebut adalah satu hal yang lumrah. Keaktifan dan antusiasme
siswa yang kurang selama proses pembelajaran kita anggap sebagai fenomena
yang wajar sehingga kita tidak perlu mencarikan jalan keluar permasalahan.
Yang lebih parah lagi rendahnya pencapaian daya serap siswa kita perbaiki
dengan cara yang tidak bijaksana yaitu memberikan tugas tambahan sebagai
kegiatan remidi. Apakah itu salah? Salah atau tidak bergantung dari keadaan
yang terjadi di lapangan. Kurang berkualitasnya proses pembelajaran tersebut
apakah hanya terjadi pada satu-dua siswa? Berapa persenkah siswa yang
melakukan hal tersebut? Berapa persentase ketuntasan dalam kelas tersebut?
Apakah kita telah benar-benar menilai mereka dengan objektif? Beberapa
pertanyaan tersebut mungkin dapat kita jadikan sebagai patokan apakah
permasalahan tersebut pantas kita angkat sebagai permasalahan dalam
penelitian tindakan kelas (PTK) atau tidak. Apabila persentase ketidakaktifan
siswa melebihi 15% dari jumlah siswa yang ada, maka permasalahan tersebut
sangat pantas diangkat sebagai tema atau permasalahan penelitian tindakan
kelas kita. Untuk menentukan Masalah yang akan dipilih, haruslah berdasarkan
hal-hal berikut ini:
1. Merupakan masalah pembelajaran yang aktual.
2. Tingkat kepentingan masalah yang ada.
3. Tingkat Kebermanfaatan dari pemecahan masalah tersebut (nilai strategis).
4. Dapat ditemukan penyebab dan alternatif tindakannya.
Setelah kita mengidentifikasi permasalahan di kelas dan kita telah
menentukan permasalahan yang akan diteliti, langkah selanjutnya adalah
mengidentifasi penyebab permasalahan tersebut terjadi. Ingat, tidak ada
masalah tanpa penyebab. Untuk mengidentifikasi penyebab permasalahan
tersebut, kita gali semua kemungkinan yang bisa menimbulkan permasalahan.
Tentunya penyebab permasalahan pembelajaran di kelas disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu faktor siswa, faktor guru, dan juga faktor sarana

6
pendukungnya. Dalam langkah ini catatlah semua yang memungkinkan
munculnya permasalahan dari tiga faktor tersebut. Setelah kita menentukan
penyebab permasalahan tersebut, cobalah mencari data pendukung untuk
memastikan bahwa permasalahan tersebut memang disebabkan oleh satu atau
dua faktor yang telah kita tentukan. Di sini kita bisa melakukan studi awal
dengan melakukan wawancara pada siswa dan atau teman sejawat, penyebaran
angket, mengkaji daya serap siswa, atau melakukan pretes. Studi awal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa permasalahan yang terjadi itu memang
benar-benar terjadi, bukan hanya menurut perasaan guru semata. Dari hasil
studi awal tersebut, kita akan memastikan permasalahan dan penyebabnya
sehingga kita dapat melangkah ke tingkat selanjutnya yaitu penentuan solusi.
Penentuan solusi atau jalan keluar pemecahan masalah harus
mempertimbangkan faktor-faktor penyebabnya. Dengan demikian solusi yang
kita pilih akan bisa lebih efektif. Beberapa hal yang memungkinkan dijadikan
solusi adalah :
a) Penggunaan media pembelajaran.
b) Penggunaan metode, teknik, atau model pembelajaran inovatif.
c) Penggunaan bahan pendukung lain seperti buku, diktat, atau lainnya yang
inovatif.
Dalam penentuan solusi , hendaknya didasarkan pada hal-hal berikut
1) Efektivitas dan efisiensi sumber daya yang ada.
2) Kemampuan Daya dukung (guru, sarana, kurikulum dll)
3) Kemudahan pelaksanaan
Sebagai contoh apabila penyebabnya tidak dimanfaatkannya media
sehingga PBM monoton, mungkin solusi yang akan diberikan adalah
pemanfaatan media pembelajaran. Setelah permasalahan dan solusinya
ditentukan, hal yang harus dilakukan adalah pembuatan judul. Syarat judul
yang baik adalah :
1) Judul harus sudah menggambarkan isi PTK.

2) Ada tindakan untuk mengatasi masalah

3) Menarik untuk dibaca isinya.

7
4) Panjang diusahakan tidak lebih dari 15 kata (kalau terpaksa max 20 kata)

5) Subjek penelitian sudah tergambar pada judul


Penentuan permasalahan dalam PTK dilakukan dengan beberapa langkah
yaitu:
1. mengidentifikasi permasalahan di kelas.
2. menentukan permasalahn yang paling urgen.
3. mengidentifikasi penyebab permasalahan tersebut.
4. melakukan studi awal (kegiatan prapenelitian).
5. mengidentifikasi solusi pemecahan masalah.
6. merumuskan judul penelitian
C. Membuat Rencana Tindakan Dan Pemantaunya
A. Kajian Konseptual Teoritis Tentang Langkah – Langkah Tindakan
Mengacu kepada penelitian induknya, yaitu penelitian Tindakan
sebagaimana yang dikemukakan oleh Cohen dan Manion (1980) serta Winter
(1989), maka secara konseptual teoritis, ada beberapa langkah penelitian tindakan
kelas, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Dalam konteksnya dengan langkah pertama ini, yakni
mengidentifikasi dan merumuskan masalah, lebih dahulu disajikan uraian
tentang ruang lingkup masalah dalam penelitian tindakan kelas. Ini
penting agar dalam mengidentifikasi dan merumuskan masalah menjadi
lebih focus pada objek penelitian yang akan diteliti.

8
Ruang lingkup masalah
Penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengubah perilaku
penelitinya yaitu guru, perilaku orang lain yaitu siswa, atau merubah
kerangka kerja yaitu kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya
menghasilkan perubahan dan peningkatan kualitas keseluruhan aspek
tersebut. Singkatnya, penelitian tindakan kelas dilakukan untuk
meningkatkan kualitas keseluruhan praktik pembelajaran dalam situasi
nyata.
Identifikasi masalah
Masalah yang akan diteliti harus dirasakan dan identifikasi oleh guru
sendiri sebagai peneliti, meskipun dapat juga dilakukan dengan bantuan
seorang fasilitator, supaya merasa betul – betul terlibat dalam proses
penelitiannya. Masalahnya terdapat berupa kekurangan yang dirasakan
dalam penerapan model pembelajaran, penggunaan metode, penggunaan
alat peraga, rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, kreativitas
belajar siswa, dan sebagainya. Pendek kata, masalahnnya berupa
kesenjangan antara kenyataan dan keadaan yang diinginkan.
Perumusan masalah
Masalah – masalah dalam penelitian tindakan kelas hendaknya
dideskripsikan dengan jelas agar perumusan masalahnya dapat dibuat secara
jelas pula. Pada intinya, rumusan masalah harus mengandung deskripsi
secara jelas tentang kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan keadaan
yang diinginkan.
2. Menganalisis Masalah
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui dimensi – dimensi
penting yang ada dalam masalah itu dan untuk memberikan penekanan
secara lebih jelas. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis kegiatan,
tergantung kepada tingkat kesulitan yang ditunjukkan dalam perumusan
masalah. Di antara analisis masalah yang dapat dilakukan adalah analisis
sebab – akibat tentang kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang
dibuat, kajian terhadap data penelitian yang tersedia, atau mengamankan
data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah
cara pandang individu

9
yang terlibat dalam penelitian tentang masalahnya. Kegiatan analisis
masalah ini dapat dilakukan melalui diskusi dengan teman sejawat, dengan
fasilitator peneliti dari perguruan tinggi kependidikan, dan juga kajian
pustaka yang relevan.
3. Merumuskan Hipotesis Tindakan Kelas
Dalam penelitian tindakan kelas, rumusan hipotesisnya bukan hipotesis
tentang perbedaan atau hubungan antarvariabel, melainkan hipotesis
tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan
untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
4. Merumuskan Rencana Tindakan
Dalam merumuskan rencana tindakan hendaknya memuat informasi
sebagai berikut :
a) Apa yang diperlukan untuk menentukan kemungkinan terpecahnya
masalah yang telah dirumuskan.
b) Alat – alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data.
c) Rencana perekaman atau pencatatan data dan pengolahannya.
d) Rencana untuk melaksanakan tindakan dan mengevaluasi hasilnya.
5. Melaksanakan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang direncanakan hendaknya bersifat fleksibel
untuk mencapai perbaikan yang diinginkan. Pada saat tindakan dilaksanakan
inilah pengumpulan data dilakukan. Data yang dikumpulkan mencakup
semuayang dilakukan, pengaruh tindakan terhadap peserta penelitian, pola
interaksi yang terjadi, dan proses yang berlangsung.
6. Menganalisis dan Memaknai Data
Isi semua catatan atau rekaman data hendaknya dicermati untuk
dijadikan landasan melakukan refleksi. Di sini peneliti harus
membandingkan berbagai isi catatan atau rekaman agar dapat menentukan
suatu temuan yang relative valid dan reliable. Dengan perbandingan ini,
unsur kesubjektifan dapat dikurangi. Penggolongan dapat dilakukan juga
untuk dapat menyimpulkan dan memberikan pemaknaan data.

10
Data yang diperoleh melalui tes akan sangat membantu untuk
menentukan adanya perbaikan yang diinginkan. Semua yang terjadi, baik
yang direncanakan maupun yang tidak direncanakan perlu dianalisis untuk
menentukan apakah ada perubahan kea rah perbaikan atau peningkatan
kualitas di segala aspek praktik dalam situasi yang terkait dengan kegiatan
pembelajaran. Hasil data dapat disajikan secara kualitatif deskriptif.
7. Membuat Laporan Hasil

Hasil analisis data dilanjutkan dengan penyusunan laporan. Laporan


hendaknya mencakup ulasan lengkap tentang pelaksanaan tindakan sesuai
dengan yang telah direncanakan, pelaksanaan pemantauannya, dan
perubahan atau peningkatan kualitas yang terjadi sebagai akibat dari
tindakan yang dilakukan.
B. Langkah – Langkah Praktis Tindakan Kelas
Berdasarkan kajian konseptual – teoritis tentang langkah – langkah
penelitian tindakan kelas sebagaimana dipaparkan di atas, berikut ini dapat
disajikan langkah – langkah praktis tindakan dalam penelitian tindakan kelas
yang seharusnya dilakukan oleh guru. Adapun langkah – langkah tindakan
praktis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Langkah pertama yang berupa perencanaan ini pada dasarnya
merupakan kegiatan menyusun rencana tindakan yang di dalamnya
mengandung penjelasan tentang What (siapa), Why (mengapa), When
(kapan), Where (dimana), Who (oeleh siapa), dan How (bagaimana)
tindakan tersebut akan dilakukan. Langkah ini seringkali dikenal dengan
langkah untuk menjawab atau menjabarkan “5W & 1H”.
Intinya, dalam langkah perencanaan ini ada sejumlah kegiatan yang
seharusnya dilakukan, yaitu sebagai berikut ini :
a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah. Masalah yang akan diteliti
harus sesuatu kegiatan pembelajaran yang benar – benar factual
terjadi dikelas memang penting untuk diteliti dan bermanfaat bagi
peningkatan kualitas pembelajaran dan guru mampu melaksanakannya.

11
b) Merumuskan latar belakang pentingnya penelitian tersebut dilakukan.
Di sini harus tampak jelas uraian bahwa ada sesuatu yang memang
penting untuk diteliti, diperbaiki, dan ditingkatkan kualitasnya.
c) Merumuskan masalah penelitian secara jelas. Rumusan masalah ini
biasanya dalam bentuk kalimat tanya, tetapi bisa juga dalam kalimat
pernyataan.
d) Menetapkan cara – cara yang akan dilakukan untuk melakukan
tindakan.Ini biasanya dikenal dengan merumuskan hipotesis tindakan.
2. Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam suatu penelitian tindakan kelas
biasanya jarang yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar hanya
dalam satu siklus saja. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas dilakukan
secara bersiklus, yakni lebih dari satu siklus, bisa dua atau tiga siklus atau
bahkan lebih.
3. Observasi
Observasi sebenarnya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan karena observasi itu dilakukan pada saat tindakan sedang
dilaksanakan. Pada langkah ini, guru sebagai peneliti melakukan observasi
terhadap tindakan yang dilakukannya sendiri, mencatat hal – hal yang
dipandang penting, dan hambatan – hambatan yang dialami selama
melakukan tindakan. Observasi dilakukan terhadap proses tindakan dan
dampaknya terhadap perbaikan proses pembelajaran maupun hasil belajar
siswa. Data yang dikumpulkan melalui observasi itu dapat berupa data
kuantitatif, seperti :hasil pertanyaan kuis, hasil presentasi, hasil PR, hasil tes,
dan sejenisnya. Selain itu dapat juga berupa data kualitatif, seperti motivasi
belajar siswa di kelas, keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, kualitas
pertanyaan siswa yang diajukan kepada guru, kualitas jawaban siswa ketika
menjawab pertanyaan guru, dan sejenisnya.

12
4. Refleksi
Kegiatan pada langkah ini adalah mencermati, mengkaji, dan
menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah
dilaksanakan yang didasarkan data yang telah terkumpul pada langkah
observasi. Berdasarkan data yang ada, guru sebagai peneliti melakukan
evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah
dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran
dan hasil belajar siswa. Selain itu, melalui evaluasi dalam refleksi ini juga
akan ditemukan kelemahan – kelemahan yang masih ada pada tindakan yang
telah dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana
tindakan pada siklus berikutnya.
C. Pemantauan Pelaksanaan Tindakan Penelitian Tindakan Kelas
1. Fungsi Pemantauan
Pemantauan merupakan kegiatan mengamati pelaksanaan tindakan
Dalam konteks penelitian tindakan kelas, tindakan merupakan kegiatan yang
dirancang untuk menghasilkan perbaikan dan peningkatan dalam proses
pembelajaran di kelas tertentu. Perbaikan dan peningkatan dalam proses
pembelajaran di kelas ini bermakna bahwa proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru setidaknya mengandung unsur-unsur sebagai berikut
:
a. menjadi lebih menarik.
b. lebih mengaktifkan siswa,
c. pembelajaran mudah diikuti dan mudah dipahami siswa
d. tidak banyak membuang waktu
e. secara maksimal memanfaatkan sumber belajar yang ada, dan
f. hasil belajar siswa meningkat.
Pemantauan dalam penelitian tindakan kelas memiliki dua fungsi
pokokyaitu:
1) untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana
tindakan,

13
2) untuk mengetahui apakah pelaksanaan tindakan yang sedang
dilakukan dapat diharapkan akan menghasilkan perbaikan dan
peningkatan sebagai yang diinginkan.
Dari dua fungsi tersebut, fungsi kedua merupakan fungsi yang sangat
penting. Artinya, pemantauan harus dapat mengenali sedini mungkin
seberapa besar pengaruh tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian
tindakan kelas terjadinya perbaikan dan peningkatan proses dan hasil
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini menjadi sangat
penting karena sangat boleh jadi pelaksanaan tindakan tidak menghasilkan
perbaikan dan peningkatan, tetapi justru yang terjadi adalah perubahan
negatif. Misalnya dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas, justru
mutu proses pembelajaran menurun, siswa bertambah bingung, kelas sibuk
dan ramai tetapi tidak menunjukkan hasil yang lebih baik, lebih banyak
waktu terbuang untuk persiapan, dan peningkatan hasil belajar siswa
tidaklah seberapa. Jika hal-hal seperti ini yang justru terjadi, maka harus
segera dicermati penyebabnya dan ditentukan langkah perbaikannya. Oleh
sebab itu, pemantauan harus dilakukan untuk bisa mendeteksi secara lebih
dimi faktor- faktor yang dimungkinkan justru dapat menyebabkan
terjadinya akibat negatif dan pelaksanaan tindakan. Dalam penelitian
tindakan kelas, menurut Sumamo (1999), setidaknya ada empat sumber
kegagalan tindakan, yaitu:
a. pelaksanaan yang menyimpang dari rencana tindakan;
b. rencana tindakan yang mengandung kesalahan, misalnya kesalahan
asumsi atau konsep dasar, kesalahan menerjemahkan konsep atau teon
menjadi rencana tindakan nyata
c. faktor di luar rancangan tindakan yang berada di luar jangkauan guru
sebagai peneliti, misalnya: kendala dari jajaran birokrasi:
d. keterbatasan kemampuan pelaksana tindakan atau guru, misalnya
kurang mampu mendayagunakan sarana belajar, alat peraga, dan
sebagainya.
2. Sasaran dan Kriteria Pemantauan
Sasaran pemantauan dalam tindakan kelas adalah menemukan hal-hal
sebagai berikut:

14
a. kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan;
b. ketercapaian tujuan tindakan tindakan diteruskan sesuai dengan
rencana. Konsep dasar penelitian tindakan kelas memberikan
bimbingan bahwa hal-hal yang sudah baik perlu dicarikan cara agar
meningkat lebih baik lagi. Sebaliknya kalau tidak ada tanda
berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan.Kalau sudah ada bukti
bahwa pelaksanaan tindakan menunjukkan tanda-tanda berhasil,
pelaksanaan tanda keberhasilan berarti dibutuhkan peninjauan kembali,
perbaikan, atau penyempumaan tindakan;
c. terjadinya dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tak
direncanakan
d. terjadinya dampak sampingan yang negatif, mengganggu, atau bahkan
merugikan. Jika ditemukan dampak sampingan negatif dan merugikan,
maka perlu ditindaklanjuti dengan upaya mengurangi atau
meniadakannya sama sekali bila mungkin. Sebaliknya, terjadinya hal
tak terduga yang positif perlu diikuti dengan upaya untuk lebih
mengintensifkannya. Kriteria pemantauan berlandaskan pada misi
penelitian tindakan kelas yang berusaha untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di kelas dengan peran serta
penuh dari guru. Atas dasar itu, maka menurut Sumarno (1999) kriteria
pemantauan dalam penelitian tindakan kelas itu sebagai berikut.
a. Peningkatan praktik pembelajaran, misalnya:
1) peningkatan efektivitas proses pembelajaran dan hasil belajar.
2) peningkatan dukungan sekolah, pimpinan sekolah, orang tua dan
masyarakat.
b. Keterlibatan kelompok sasaran pemantauan, yakni guru dan siswanya :
1) keterlibatan dalam proses perencanaan dan persiapan:

2) keterlibatan dalam proses pelaksanaan tindakan,

3) keterlibatan dalam pemantauan dan evaluasi tindakan,

4) keterlibatan dalam pemanfaatan hasil tindakan.

15
3. Metode, Teknik, dan Alat Pemantauan
Metode pamantauan sesungguhnya membutuhkan peran serta secara
aktif dari guru. Sudah seharusnya guru berperan serta secara aktif dari tahap
persiapan tindakan sampai dengan pelaksanaan tindakan dan bahkan
pemantauan pelaksanaannya. Selain guru, kepala sekolah dapat pula
diikutsertakan dalam pemantauan. Dengan demikian, sangat diharapkan
terjadinya self-monitoring (pemantauan-diri) oleh pelaku tindakan dan
atasannya. Kemandirian dalam pemantauan sangat diperlukan dalam
penelitian tindakan kelas yang sudah secara mandiri dirancang dan
dilaksanakan oleh guru, tanpa atau hanya dengan bantuan minimum dari
peneliti. Namun, dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang kolaboratif
partisipatoris, fungsi pemantauan pelaksanaan tindakan sangat terbantu
dengan adanya mitra peneliti
a) substansi Komponen Laporan PTK
b) Sistematika Laporan PTK ( penelitian tindakan kelas )
c) Manfaat Laporan PTK penelitian tindakan kelas
Fungsi pokok pemantauan pada dasarnya adalah pengumpulan data
tentang pelaksanaan tindakan kelas. Adapun teknik dan alat pemantauan
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
1) Teknik pengamatan partisipatif. Definisi pengamatan partisipatif adalah
suatu teknik pengamatan yang dilakukan oleh orang yang terlibat secara
aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Guru sambil menunaikan
tugas mengajar, melaksanakan tindakan, juga melakukan pengamatan
terhadap kelas dan siswanya. Adapun alat yang dapat digunakan dalam
teknik pengamatan ini adalah:
a) Pedoman observasi (formulir/lembar pengamatan dan daftar cek)
b) Catatan lapangan (catatan tentang peristiwa yang dipandang
penting)
c) Alat perekam elektronik (tape recorder, tustel, atau video recorder)

16
2) Teknik wawancara, secara bebas atau terstruktur. Wawancara
terstruktur adalah wawancara yang sepenuhnya dipandu oleh pedoman
wawancara, sedangkan dalam wawancara bebas pedoman wawancara
hanya berupa panduan saja dan pemantau bisa secara bebas
mengembangkan proses wawancaranya. Alat yang dapat digunakan
adalah pedoman panduan wawancara dan perekam wawancara.

3) Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumen, misalnya: daftar hadir,


satuan pelajaran, hasil karya siswa, hasil karya guru, dan sejenisnya.
Perlu ditegaskan di sini adalah bahwa dalam pemantauan tindakan
kelas, yang dicari adalah data tentang pelaksanaan dari rancangan
tindakan Pemantau harus pandas pandai dalam menentukan teknik yang
tepat dan mempersiapkan alat yang baik untuk kepentingan pemantauan
tersebut. Selain itu, harus diingat pula bahwa pemantauan yang baik
tidak selalu berarti yang rumit. Justru sedapat mungkin perlu disiapkan
pemantauan yang tidak terlalu mengganggu atau membebani guru
dalam melaksanakan tugas pokok pembelajaran. Adapun rambu-rambu
dalam penentuan teknik dan alat pemantauan tindakan kelas adalah
sebagai berikut.
a. Pengamatan digunakan untuk memantau dan merekam data
tentang perilaku, sikap, kegiatan, keterampialan, dan proses-proses
sejenis lainnya. Selain itu, dengan pengamatan dapat pula dipantau
dan direkam data kualitatif.
b. Wawancara digunakan untuk memantau dan menggali data yang
hanya dapat diungkapkan dengan kata-kata secara lisan oleh
sumbernya. Data tentang pemikiran, gagasan, pendapat, wawasan,
dan sejenisnya cocok diungkapkan dengan teknik wawancara.
c. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus
istimewa, atau untuk mendekripsikan dan menarasikan suatu proses.
Misalnya:
(1) mendeskripsikan dan menarasikan proses sekelompok siswa
menemukan konsep tentang binatang melata;

17
(2) mendeskripsikan komentar para siswa terhadap pemakaian
metode pembelajaran yang baru yang sebelumnya hampir tidak
pernah digunakan olehguru.
4. Alat perekam elektronik seperti tape recorder sangat membantu untuk
merekam pembicaraan atau wawancara. Video recorder yang sekarang
populer dengan sebutan handycam dapat merekam suara lengkap
dengan gambaran visualnya sehingga sangat bagus untuk merekam
suatu kegiatan, suatu proses; atau objek yang bergerak.
5. Analisis dokumen dapat digunakan untuk menggali dan menganalisis
data yang bersifat statis, seperti hasil karya siswa, karya guru, arsip,
daftar hadir, lembar kerja, dan sejenisnya
6. Pelaku Pemantauan

Pemantauan penelitian tindakan kelas dilakukan oleh pelaku


tindakan (guru) bersama dengan peneliti dari perguruan tinggi. Selain
itu, dapat pula dilengkapi atau dibantu oleh pihak lain yang relevan dan
diperlukan, seperti kepala sekolah atau penilik sekolah. Pelaku pokok
pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah guru. Dalam hal penelitian
tindakan kelas kolaboratif, guru berperan sebagai pelaku tindakan
sedangkan peneliti dari perguruan tinggi berperan dalam kepentingan
penelitiannya. Penting untuk ditegaskan di sini adalah bahwa
diharapkan guru benar-benar memiliki kemampuan sebagai peneliti
sehingga penelitian tindakan kelas sepenuhnya dilakukan secara
mandin oleh guru tanpa harus berkolaborasi dengan peneliti dari
perguruan tinggi. Dalam kondisi dengan kemampuan seperti ini, guru
berperan sebagai praktisi dan sekaligus sebagai peneliti (teachers as
researcher). Model penelitian tindakan kelas mandiri oleh guru seperti
ini sangat memudahkan proses pemantauan karena pelaku tindakan
sepenuhnya menguasai lapangan, tidak ada faktor luar atau unsur asing
yang dapat mempengaruhi kealamiahan proses pembelajaran. Faktor
kelemahanya adalah kelapangan dada dari guru yang melaksanakan
penelitian tindakan kelas itu untuk bersikap objektif dalam memantau
kegiatan yang dilakukannya sendiri

18
7. Perencanaan Pemantauan
Proses perencanaan pemantauan penelitian tindakan kelas
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a. Perumusan tujuan pemantauan
Dalam perumusan tujuan ini berisi informasi tentang apa yang
diinginkan, untuk siapa, dan untuk kepentingan apa. Dalam
penelitian tindakan kelas, guru adalah pihak yang sangat
berkepentingan sehingga perlu mengetahui data yang dia butuhkan
untuk meningkatkan keberhasilan tindakan yang dilaksanakan
Contoh guru membutuhkan informasi tentang kelemahan dari
pembelajaran matematika dengan metode baru sesuai dengan
rencana tindakan untuk kepentingan meningkatkan kualitas
pembelajarannya.
b. Penetapan sasaran pemantauan
Dalam penetapan sasaran pemantauan ini kegiatan yang
dilakukan adalah menentukan apa yang akan dijadikan objek
pemantauannya Contoh kesulitan belajar dan jenis-jenis kesalahan
konsepsi matematika yang masih dialami murid mundnya
c. Penjabaran jenis data yang dibutuhkan untuk pemantauan
Ini merupakan penjabaran dari sasaran pemantauan Contoh: guru
harus dapat memilah-milah antara kesalahan karena kecerobohan atau
ketidaktelitian siswa dengan kesalahan karena siswa kurang
memahami maknadan cara penyelesaian soal
d. Penyiapan teknik/alat pemantauan sesuai dengan sifat objek yang
dipantau, sumber data, dan jenis datanya Contoh: guru menyiapkan
tugas berupa soal yang harus dikerjakan secara mandin oleh setiap
siswa. Dalam konteks ini, kertas atau buku yang berisi pekerjaan siswa
menjadi sumber data utama. Dan pekerjaan siswa itulah guru akan
mengidentifikasi bagian mana dari bahanajar matematika yang baru
saja diajarkan itu masih banyak belum dipahami jenis kesalahan apa
yang pada umumnya masih dilakukan oleh siswa, dan kesulitan apa
yang sebagian besar siswa mengalaminya

19
e. Perancangan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan
berorientasi pada tujuan pemantauan. Contoh: dalam analisis nantinya
akan dilakukan pengelompokan jenis-jenis kesalahan untuk menjadi
bahan pertimbangan dalam memberikan pembelajaran remidial,
terutama pada sejumlah murid yang memang masih mengalami
kesulitan.
8. Pemanfaatan Hasil Pemantauan
Data yang sudah terkumpul dari pemantau harus secepatnya
dianalisis dan dimaknai sehingga dapat segera diketahui apakah tujuan
dilaksanakannya tindakan telah tercapai Pemaknaan hasil pemantauan
ini menjadi dasar untuk merumuskan langkah-langkah berikutnya
dalam pelaksanaan tindakan Kalau perlu revisi tindakan, apa yang
direvisi dan bagaimana rancangannya Kalau tidak ada hal-hal yang
sangat mendasar untuk dilakukan revisi tindakan, masih dapat pula
dirumuskan bagian yang mana dari rancangan tindakan yang
membutuhkan perhatian lebih serius sehingga aspek-aspek tindakan
yang sudah baik dapat menjadi lebih baik lagi.
D. Melaksanakan Tindakan Dan Mengamatinya
Tahap Penelitian Tindakan Kelas (Siklus Penelitian)
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,di mana,
kapan, dan bagaimana penelitian dilakukan. Penelitian sebaiknya
dilakukan secara kolaboratif, sehingga dapat mengurangi unsur
subyektivitas. Karena dalam penelitian ini ada kegiatan pengamatan
terhadap diri sendiri, yakni padasaat menerapkan pendekatan, model atau
metode pembelajaran sebagai upaya menyelesaikan masalah pada saat
praktik penelitian. Dalam kegiatan ini peneliti perlu juga menjelaskan
persiapan-persiapan pelaksanaan penelitian seperti: rencana pelaksanaan
pembelajaran, instrumen pengamatan (observasi) terhadap proses belajar
siswa maupun instrumen pengamatan proses pembelajaran.

20
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap ini berupa kegiatan implementasi atau penerapan
perencanaan tindakan di kelas yang menjadi subyek penelitian. Pada
kegiatan implementasiini guru (peneliti) harus taat atas perencanaan yang
telah disusun. Yang perlu diingat dalam implementasi atau praktik
penelitian ini berjalan seperti biasa pada saat melaksanakan pembelajaran
sebelum penelitian, tidak boleh dibuat- buat yang menyebabkan
pembelajaran menjadi kaku. Dan kolaborator disarankan melakukan
pengamatan secara obyektif sesuai dengan kondisi pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti. Hal ini penting mengingat penelitian tindakan
mempunyai tujuan memperbaiki proses pembelajaran.
3. Tahap Pengamatan (observasi)
Pada tahap pengamatan ini ada dua kegiatan yang diamati yaitu,
kegiatan belajar siswa, dan kegiatan pembelajaran. Pengamatan terhadap
proses belajar siswa dapat dilakukan sendiri oleh guru pelaksana (peneliti)
sambil melaksanakan pembelajaran, sedang pengamatan terhadap proses
pembelajaran tentu tidak bisa dilakukan sendiri oleh guru pelaksana. Untuk
itu guru pelaksana (peneliti) minta bantuan teman sejawat (kolaborator)
melakukan pengamatan, dalam hal ini kolaborator melakukan pengamatan
berdasar pada instrumen yang telah disusun oleh peneliti. Hasil
pengamatan kolaborator nantinya akan bermanfaat atau akan digunakan
oleh peneliti sebagai bahan refleksi untuk perbaikan pembelajaran
berikutnya.
4. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi ini dilaksanakan ketika kolaborator sudah selesai
melakukan pengamatan terhadap peneliti pada saat melaksanakan
pembelajaran, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
hasil pengamatan dalam peneliti melakukan implementasi rancangan
tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika kolaborator
mengatakan kepada peneliti tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan
baik dan bagian mana yang belum. Dari hasil refleksi dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam merancang kegiatan (siklus)
berikutnya.

21
Jadi pada intinya kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis,
pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam
perencanaan siklus selanjutnya. Keempat tahap dalam penelitian tindakan
tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran
kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan
refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan “bentuk
tindakan” sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud
dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian
tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa
rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu sarana dalam mencerdaskan sumber daya


manusia yang ada, sehingga pendidikan menjadi faktor penting dalam upaya
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Suatu pendidikan harus didesain
sedemikian rupa melalui perencanaan yang sisitematis dan aplikatif. Dalam
kaitanya dengan pendidikan tentunya tidak akan terlepas dari adanya suatu
bentuk kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Kaitanya dengan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, seorang guru di tuntut untuk mampu
mengendalikan, mengkondisikan dan mengatur kegiatan yang berlangsung di
dalam kelas, dengan tujuan tak lain adalah supaya proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik dan kondusif dan siswa dapat belajar sesuai dengan
rencana yang telah di rencanakan. Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk
melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) sesuai dengan prosedur yang telah
ada. Istilah PTK atau disebut dengan “classroom action research” sebenarnya
diawali dari istilah “action research” atau penelitian tinakan secara umum.
Dengan penambahan “ classroom “ pada “action research”, kegiatan lebih
diarahkan pada pemecahan masalah pembelajaran melalui penerapan langsung
di kelas.
B. Saran
Sebagai seoraang calon guru kita wajib mengetahui dan mempelajari
apa itu PTK dan bagaimana tata cara pelaksanaanya. Sebab penelitian ini sangat
membantu dalam mengetahui dan memecahkan masalah yang terdapat dalam
proses kegiatan belajar mengajar. PTK juga membantu kita dalam
menyelesaikan tugas akhir skripsi sebagai mahasiswa strata 1.

23
DAFTAR PUTAKA
Hamdani, Nizar Alam. 2008. Classroom Action Reseach. Jakarta: Rahayasa
Research and Training.
Asrori, Mohammad. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Wacana
prima
Wihardit, Kuswaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung, 2016, wacana prima H.
107-110.https://www.mandandi.com/2021/05/pemantauan-pelaksanaan-
tindakan.html?m=1. Diakses tanggal 8 april 2023
Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suyadi. 2012. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Diva press


rikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi aksara

24

Anda mungkin juga menyukai