Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PROFESI KEPENDIDIKAN
“Hakikat profesi kependidikan”

Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Depila Citra (201014286206139)
2. Nurhaliza (201014286206158)
3. Ulfa Zahra Tunnur (201014286206173)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Ratih Juwita Novelia, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
“HAKIKAT PROFESI KEPENDIDIKAN” Makalah ini dapat terselesaikan karena
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang
sebanyak - banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya berharap kepada pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang membangun untuk penyempurnaan makalah kedepannya.

Muara Bungo, 02 April 2023

penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................3
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang..........................................................................................4
B. Rumusan masalah....................................................................................5
C. Tujuan .....................................................................................................5
Bab II Pembahasan
A. Pengertian profesi, professional, profesionalitas,
dan profesionalisasi................................................................................6
B. Karakteristik dan syarat-syarat profesi kependidikan..............................7
C. Guru sebagai jabatan profesi....................................................................13
Bab III Penutup
A. Kesimpulan .............................................................................................23
B. Saran ........................................................................................................23
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan dirinya dan meningkatkan harkat dan martabat manusia,
sehingga manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi
menuju arah yang lebih baik. Melalui pendidikan, tiap individu dapat
meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kreativitas terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbicara mengenai pendidikan berarti berbicara tentang profesi guru.
Guru adalah orang yang akan merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai serta membimbing peserta didik dalam meraih cita-
citanya dan memperbaiki budi pekertinya. Saat ini profesi guru merupakan
salah satu profesi yang banyak diminati oleh kebanyakan orang. Hal tersebut
karena guru merupakann sebuah profesi yang dapat menentukan masa depan
bangsa ini, guru yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa ini
menjadi bangsa yang berkualitas juga, begitupun sebaliknya seorang guru
yang tidak berkualitas akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang
tertinggal dan menjadi bangsa yang terjajah lagi. Selain itu, saat ini profesi
guru juga dijamin kesejahteraannya.
Namun menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang mudah, ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang guru. Sebagai mahasiswa
dan calon pendidik sangat diperlukan pengetahuan dasar mengenai hakikat
profesi kependidikan, baik itu pemahaman mengenai profesi, syarat-syarat
sebuah profesi ataupun jenis profesi kependidikan yang ada saat ini. Berbekal
dengan pengatahuan tersebut, seorang calon pendidik juga perlu memahami
menganai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, kode etik guru,
organisasi professional pendidikan, bagaimana sikap guru yang professional
dan beberapa perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan
terhadap profesi kependidikan serta problema-problema yang dihadapi guru

4
dalam menjalankan profesinya. Berdasarkan hal tersebut, maka dari itu dalam
makalah ini akan dibahas mengenai hakikat profesi kependidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan
masalah pokok yang akan di bahas yaitu:
1. Apa itu profesi, professional, profesionalisme, profesionalisasi?
2. Apa karakteristik dan syarat-syarat profesi?
3. Apa itu guru sebagai jabatan profesi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami pengertian profesi, professional, profesionalisme,
profesionalisasi
2. Untuk mengetahui karakteristik dan syarat-syarat profesi
3. Untuk mengetahui guru sebagai jabatan profesi

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi, Profesional, Profesionalisme, Profesionalisasi


1. Profesi
Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris, yaitu
profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui adanya
pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu
pekerjaan. Sedangkan secara terminologi profesi berarti suatu pekerjaan
yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian,
menggunakan teknik-teknik, serta dedikasi yang tinggi (Amri, 2014:63).
Sedangkan menurut Alma (2010:129) profesi adalah suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian (experties) dari para anggotanya.
Artinya ia tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang tidak dilatih
dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu.

Adapun karakteristik suatu profesi adalah sebagai berikut:


a. Profesi itu memiliki fungsidan signifikansi social bagi masyarakat.
b. Profesi menuntut keterampialan tertentu yang diperoleh melalui proses
pendidikan dan pelatihan yang cukup yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan yang dapat dipertanggung-jawabkan.
c. Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu
d. Ada kode etik yang dijadikan sebagai suatu pedoman prilaku anggota
beserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik
tersebut.
e. Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada
masyarakat, maka anggota profesi secara perseorangan atau kelompok
memperoleh imbaalan financial atau material.
2. Profesional
Profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang
menyandang suatu profesi, misalnya”Dia seorang profesional”. Kedua
penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan
profesinya. (Alma, 2010:129-130). Profesional adalah pekerjaan atau

6
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi(UU No. 14 th 2005 tentang guru dan dosen).

3. Profesionalisme
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus
menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

4. Profesionalitas
Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
dalam rangka melakukan pekerjaannya (Alma,2010: 129-130)

5. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah suatu usaha untuk mencapai tingkat
profesional. Usaha profesionalisasi ini menurut Sahertian(1994:37-38),
dapat timbul dari dua segi: pertama dari segi eksternal yaitu doronagan
dari luar yang memacu untuk mengikuti kegiatan akademik atau penataran
atau adanya lembaga-lembaga pendidikan yang memberi kesempatan bagi
guru untuk belajar lagi. Misalnya tuntutan dari pimpinan atau
institusi.Kedua dari segi internal yaitu seseorang dapat berusaha belajar
sendiri untuk bertumbuh dalam jabatan (Trianto, 2011:17-18)

B. Karakteristik dan Syarat-Syarat Profesi


1. Karakteristik Profesi
Secara umum, berikut merupakan karakteristik profesi yaitu:
1. Adanya pengetahuan atau keahlian khusus yang sesuai dengan bidang
pekerjaan
2. Ada standar moral dan kaidah tinggi yang berlaku bagi para profesional,
berdasarkan kegiatan pada kode etik profesi

7
3. Dalam pelaksanaanya, profesi harus lebih mengutamakan kepentingan
masyarakat di atas kepentingan pribadi
4. Seorang profesional perlu memiliki izin khusus, supaya bisa
menjalankan pekerjaan sesuai profesinya
5. Melakukan proses persiapan (secara sengaja) dan sistematis, sebelum
mengerjakan pekerjaan profesional tersebut.
6. Bidang ilmu yang menjadi landasan atau prosedur memiliki
karakteristik yang berbeda dengan bidang pekerjaan lainnya.
7. Umumnya, seorang profesional adalah anggota suatu organisasi profesi
pada bidang tertentu.

2. Syarat- syarat profesi


Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu profesi adalah (Amri,
20014:63):
1. Menuntut adanya keterampilan yang didasarkan konsep dan teori ilmu
pengetahuan yang mendalam
2. Menemukan suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
3. Menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyrakatan
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
6. Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya.
7. Memiliki klien atau objek layanan yang tetap, seperti guru dengan
muridnya.
Menurut Dr. Wirawan, Sp.A (dalam Dirjenbagais Depag RI 2003)
menyatakan persyaratan profesi, antara lain:
a. Pekerjaan penuh
Suatu profesi merupakan pekerjaan penuh dalam pengertian pekerjaan
yang diperlukan oleh masyarakan atau perorangan. Tanpa pekerjaan
tersebut masyarakat akan merasakan kesulitan. Profesi merupakan
pekerjaan yang mencakup tugas, fungsi, kebutuhan, aspek atau bidang

8
tertentu daria nggota masyarakat secara keseluruhan. Profesi guru
mencakup khusus aspek pendidikan dan pengajaran di sekolah.
b. Ilmu Pengetahuan.
Ilmu pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan profesi terdiri dari
cabang ilmu utama dan cabang ilmu pembantu. Cabang ilmu utama adalah
cabang ilmu yang menentukan esensi suatu profesi. Contoh profesi guru
cabang ilmu utamanya adalah ilmu pendidikan dan cabang ilmu
pemabantunya adalah ilmu psikologi. Dengan menggunakan teori ilmu
pengetahuan, profesional dapat menjelaskan apa yang sedang dihadapi dan
apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi. Teori ilmu
pengetahuan juga mengarahkan profesioanal dapat mengambil langkah
langkah yang diperlukan dalam melaksanakan profesi.
c. Aplikasi ilmu pengetahuan.
Profesi merupakan penerapan ilmu pengetahuan untuk mengerjakan,
menyelesaikan atau membuat sesuatu. Kaitan dengan profesi guru, tidak
hanya ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh guru tetapi juga pola
penerapan ilmu pengetahuan tersebut sehingga guru dituntut untuk
menguasai keterampilan mengajar.
d. Lembaga pendidikan profesi
Ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh guru untuk melaksanakan
profesinya harus dipelajari dari lembaga pendidikan tinggi yang khusus
mengajarkan, menerapkan dan meneliti serta mengembangkan ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu keguruan.
e. Perilaku profesi
Perilaku profesional yaitu perilaku yang memenuhi persyaratan tertentu,
bukan perilaku pribadi yang dipengaruhi oleh sifat-sifat atau kebiasaan
pribadi. Perilaku profesional merupakan perilaku yang harus dilaksanakan
oleh profesional ketika melakukan profesinya.
f. Standar profesi
Standar profesi adalah prosedur dan norma-norma serta prinsip-prinsip
yang digunakan sebagai pedoman agar keluaran(output)kuantitas dan

9
kualitas pelaksanaan profesi tinggi sehingga kebutuhan orang dan
masyatrakat ketika diperlukan dapat dipenuhi.
g. Kode etik profesi
Suatu profesi dilaksanakan oleh profesional dengan menggunakan perilaku
yang memenuhi norma-norma etik profesi. Kode etik adalah kumpulan
norma-norma yang merupakan pedoman perilaku profesional dalam
melaksanakan profesi. (Dalam ondi saondi hal 11-13)
Dalam Saondi (2012:95-96) syarat-syarat suatu profesi adalah:
1) Melibatkan kegiatan intelektual.
2) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
3) Memerlukan persiapan profesional, bukan sekedar latihan.
4) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
5) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
6) Mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi.
7) Mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.
8) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.
Undang-Undang RI No. 1Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan secara resmi
profesi guru telah disejajarkan dengan profesi lainnya sebagai tenaga
professional. Sebagai tenaga professional guru harus memenuhi sejumlah
persyaratan, yaitu :
1. Memiliki kualifikasi akademik
2. Memiliki kompetensi
3. Memiliki sertifikat pendidik
4. Sehat jasmani dan rohani
5. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional
a. Kualifikasi Akademik
Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik
yang harus dimiliki oleh guru sesuai dengan jenis, jenjang dan satuan
pendidikan formal di tempat penugasan. Kualifikasi akademik ditunjukkan
dengan ijazah yang merefleksikan kemampuan yang dipersyaratkan bagi

10
guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik atau mata pelajaran yang
diajarkannya sesuai Standar Nasional Pendidikan, yaitu :
1) Untuk guru pada anak usia dini, memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
dengan latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak
usia dini, kependidikan lain, atau psikologi
2) Unutk guru pada pendidikan SD/MI, memiliki kualifikasi akademik
pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1)
dengan latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan
SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi
3) Untuk guru pada pendidikan SMP/MTs atau bentuk lain yang
sederajat, memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dengan latar belakang
pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang akan diajarkan
4) Untuk guru pada pendidikan SMA/MA atau bentuk lain yang
sederajat, memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dengan latar belakang
pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang akan diajarkan
5) Untuk guru pada pendidikan SDLB/SMPLB atau bentuk lain yang
sederajat, memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dengan latar belakang
pendidikan tinggi dengan program pendidikan khusus atau sarjana
yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan
6) Untuk guru pada pendidikan SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat, memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimal
diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dengan latar belakang
pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang akan diajarkan.

11
b. Kompetensi Guru
Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasi dan diwujudkan
oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi
guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tangguh jawab dalam
melaksankan tugas sebagai agen pembelajaran.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan Peraturan
Pemerintah No.19 19/2005 dinyatakan bahwa “kompetensi guru meliputi
kompetensi kepribadian pedagogic, profeional, dan sosial”.
1) Kompetensi Kepribadian
a) Bertindak sesuai dengan norma hokum, norma sosial, bangga
sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan norma
b) Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
dan memiliki etos kerja sebagai guru
c) Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpiir dan bertindak
d) Memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik dan memiliki pribadi yang disegani
2) Kompetensi Pedagogik
a) memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif, prinsip kepribadian, dan
mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik
b) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran
c) Menata latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif
d) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
e) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya

12
3) Kompetensi Profesional
a) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang
studi, seperti : memahami materi ajar yang ada dalam
kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar,
memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-
hari
b) Menguasai struktur dan metode keilmuan, seperti : menguasi
langkah-langkah enelitian dan kajian kritis unutk
memperdalam pengetahuan / materi bidang studi secara
professional dalam konteks global
4) Kompetensi Sosial
a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik
b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik dan tenaga kependidikan
c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
orang tua/wali peserta didik/masyarakat sekitar.
C. Guru Sebagai Jabatan Profesi
1. Makna Guru
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak hanya di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid,
di surau/musala, di rumah, dan sebgainya. Guru memang menempati
kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewiibawaanlah yang
menyebabkan guru dihormati sehingga masyarakat tidak meragukan figure
guru. Guru adalah orang yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan murid-murid baik secara individual maupun secara
kelompok/klasikal baik di sekolah maupun di luar sekolah sebagai tenaga
pendidik dikuatkan oleh UU SPN no 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2 yang

13
berbunyi : “pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan, dan pelatihan kepada masyarakat
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. Selanjutnya dalam ayat 3
berbunyi : “pendidik yang mengajar dalam satuan pendidikan dasar dan
menengah disebut duru dan pendidik yang mengajar di satuan pendidikan
tinggi disebut dosen”.
Dalam mewujudkan fungsi, peran dan kedudukan tersebut guru perlu
memiliki kalifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. Guru yang
professional akan menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang bermutu
dalam rangka mewujudkan insanindonesia yang cerdas dan kompetitif, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga
negara yang demoratis dan bertanggung jawab.

2. Tanggung Jawab Guru


Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan
anak didik titik pribadi yang susila cakap adalah yang diharapkan ada pada
diri setiap anak didik yang tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan
anak didiknya menjadi sampah masyarakat untuk itulah guru dengan penuh
dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar
menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa titik-titik setiap hari guru
setiap guru meluangkan waktu demi kepentingan anak didik. Karena besarnya
tanggung jawab guru terhadap anak didiknya bukanlah menjadi penghalang
bagi guru untuk selalu hadir di tengah-tengah anak didiknya guru tidak
pernah memusuhi anak didiknya meskipun suatu ketika ada anak didiknya
berdua kurang sopan pada orang lain. Bahkan dengan sabar dan bijaksana
guru memberikan nasehat bagaimana cara bertingkah laku yang sopan pada
orang lain. 
 Karena profesi sebagai guru adalah berdasarkan panggilan jiwa maka
bila guru melihat anak didiknya sedang berkelahi meminum minuman keras
menghisap ganja datang ke rumah rumah bordil dan sebagainya guru juga

14
merasakan sakit hati. guru selalu mencari cara agar anak didiknya dari
perbuatan yang kurang baik. Guru yang seperti itulah yang diharapkan untuk
bisa mengabdi di lembaga pendidikan detik bukan guru yang hanya bisa
mengembangkan ilmu pengetahuan saja dalam otak anak didik. Memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik adalah suatu perbuatan yang mudah
tetapi untuk membentuk jiwa dan mata anak didik itulah yang yang sulit
sebab anak didik yang dihadapi adalah makhluk yang memiliki otak dan
potensi perlu dipengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai ideologi
falsafah dan bahkan agama.
 Menjadi tanggung jawab guru memiliki tujuan untuk memberikan
sejumlah norma kepada anak didik agar bisa melakukan perbuatan yang susila
dan asusila yang bisa ber molar dan moral. Semua norma itu tidak bisa
diberikan ketika di kelas di luar kelas pun sebaiknya guru memberikan contoh
sikap tingkah laku dan perbuatan yang baik.
3. Tugas Guru 
Guru adalah figur seorang pemimpin guru juga adalah sosok arsitektur
yang dapat membentuk jiwa dan watak anak titik-titik yang mempunyai
kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik
menjadi seorang yang berguna bagi nusa bangsa dan bagi agama memiliki
tugas mempersiapkan manusia susila yang cakap dan juga diharapkan untuk
bisa membangun dirinya menjadi yang lebih baik dan berguna di bangsa dan
negara. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk
mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik sebagai pengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi pada anak
didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan
menerapkan dalam hidupkan demi masa depan anak didiknya titik guru harus
bisa menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik agar mempunyai
sifat kesetiakawanan sosial dan bisa diterapkan di masyarakat.
 Menurut Roestiyah M. K bahwa guru dalam mendidik anak didik
bertugas untuk:

15
1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kapan
dan
2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai cita-cita dan dasar
negara kita
3. Menyiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik sesuai undang-
undang pendidikan yang merupakan keputusan MPR.
4. Sebagai perantara dalam belajar.
5. Guru adalah sebagai pembimbing yang bertujuan untuk membawa anak
didik ke arah kedewasaan penduduk tidak puasa, tidak dapat membentuk
anak menurut kehendaknya.
6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
7. Guru sebagai penegak disiplin yang menjadikan contoh dalam segala hal
tata tertib dan berjalan bila guru dapat menjalankan lebih dahulu.
8. Guru sebagai administrator dan manajer.
9. pekerjaan guru sebagai suatu profesi yang menjadikan buru terpaksa
tidak dapat bekerja dengan baik maka harus menyadari benar-benar
pekerjaan sebagai suatu profesi.
10. Guru sebagai perencana kurikulum yang bisa menghadapi anak-
anak setiap hari.
11. Guru sebagai pemimpin yang mempunyai kesempatan dan tanggung
jawab dalam banyak situasi untuk membimbing anak ke arah pemecahan
pemecahan soal membentuk keputusan, dan menghadapkan anak-anak
pada problem.
12. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak yang artinya guru
harus turut aktif dalam segala aktivitas anak, misalnya dalam
ekstrakurikuler kelompok belajar dan sebagainya.
kedudukan guru yang demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan
sampai kapanpun diperlukan kedudukan seperti ini merupakan penghargaan
masyarakat yang tidak kecil yang artinya bagi para buruh sekaligus
merupakan tantangan yang menuntut prestise dan prestasi yang senantiasa
terpuji dan teruji dari setiap guru bukan saja di depan kelas tidak saja di

16
batas-batas pagar sekolah tetapi juga di tengah-tengah masyarakat. ( Nani
Soedarsono. Suara daerah, No. 185 Agustus 1986 )

4. Peran Guru
1. Peran guru dalam proses pembelajaran 
 peranan dan kompetensi guru dalam proses pembelajaran
meliputi banyak hal yaitu sebagai pendidik, latih, pembelajar, dan
pembimbing titik dimana Guru sebagai pendidikan akan menghasilkan
nilai nilai kehidupan yang diyakini baik di masyarakat, guru sebagai
pembelajar akan menghasilkan pengetahuan guru sebagai pelatih akan
menghasilkan kemahiran, dan guru sebagai pembimbing akan
menghasilkan penemuan jati diri bagi jago kimia peserta didik
a) guru sebagai demonstrator
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri
adalah pelajar. ini Berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus.
Dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai
ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam Laksanakan tugasnya sebagai
pengajar dan demonstrator sehingga mampu memperagakan apa
yang diajarkannya secara didaktis. maksudnya agar apa yang
disampaikan betul-betul dimiliki oleh anak didik. tugas seorang guru
hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan ilmu
pengetahuan untuk itu guru hendaknya mampu memotivasi siswa
untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan akhirnya
seorang guru akan memainkan perannya sebagai pengajar dengan
baik bila ia menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan
keterampilan mengajar yang dibahas pada bab selanjutnya.
b) Korektor
sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai
yang baik dan mana yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus
betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat titik kedua nilai
ini mungkin telah anak didik miliki Dan mungkin pula telah
mempengaruhinya sebelum anak tidak masuk sekolah titik latar

17
belakang kehidupan anak didik yang berbeda-beda sesuai dengan
sosial kultural masyarakat di mana anak tidak tinggal akan mewarnai
kehidupannya setitik semua nilai yang baik harus guru pertahankan
dan semua nilai yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak
anak didik
c) Inspirator
sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan Ilham yang
baik bagi kemajuan belajar anak didik titik persoalan belajar adalah
masalah utama anak titik-titik guru harus dapat memberikan
petunjuk Bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti
harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar dari pengalaman pun
bisa dijadikan petunjuk Bagaimana cara belajar yang baik titik yang
penting bukan teorinya tapi bagaimana melepaskan masalah yang
dihadapi oleh anak didik.
d) Organisator 
 sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan
dari guru titik dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan
kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender
akademik, dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan, sehingga
dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak
didik.
e) Motivator 
 sebagai motivator guru hendaknya dapat mendorong anak
didik agar bergairah dan aktif belajar titik dalam upaya memberikan
motivasi guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi
anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah titik
setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator karena dalam
interaksi edukatif tidak mustahil ada di antara anak tidak malas
belajar dan sebagainya.
f) Inisiator
dalam perannya sebagai inisiator guru harus dapat menjadi
pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran titik

18
proses interaksi edukatif Yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan
titik kompetensi guru harus diperbaiki keterampilan penggunaan
media pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan
media komunikasi dan informasi abad ini.
g) Fasilitator
sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik titik
lingkungan belajar yang tidak menyenangkan suasana ruang kelas
yang pengap meja dan kursi yang berantakan fasilitas belajar yang
kurang tersedia menyebabkan anak tidak malas belajar titik oleh
karena itu menjadi tugas guru Bagaimana menyediakan fasilitas
sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak
didik.
h) Pembimbing
peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran
yang telah disebutkan di atas adalah sebagai pembimbing titik
peranan ini harus lebih dipentingkan karena kehadiran guru di
sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia
dewasa Susila yang cakap. Tanpa bimbingan anak didik akan
mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya
kekurangmampuan anak didik menyebabkan lebih banyak
tergantung pada bantuan guru titik Tetapi semakin dewasa
ketergantungan anak didik semakin berkurang. Jadi bagaimanapun
juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat anak didik
belum mampu berdiri sendiri.
i) pengelola kelas 
 sebagai pengelola kelas guru hendaknya dapat mengelola
kelas dengan baik karena kelas adalah tempat berhimpunnya semua
anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari
guru kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya
interaksi edukatif. Sebaliknya kelas yang tidak dikelola dengan baik

19
akan menghambat kegiatan pengajaran titik-titik tidak mustahil akan
merasa bosan untuk tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan
berakibat mengganggu jalannya proses interaksi edukatif. Kelas yang
terlalu padat dengan anak didik lebih banyak tidak menguntungkan
bagi terlaksananya interaksi edukatif yang optimal. Jadi Maksud dari
pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal di kelas
dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
j) Mediator
 sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai
bentuk dan jenisnya baik media non material maupun materiil.
Media berfungsi sebagai alat komunikasi kuno mengefektifkan
proses interaksi edukatif keterampilan menggunakan semua media
itu diharapkan dari guru yang sesuai dengan pencapaian tujuan
pengajaran.
k) Supervisor
sebagai supervisor guru hendaknya dapat membantu
memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran
titik teknik-teknik supervisor harus dikuasai dengan baik agar dapat
melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih
baik titik untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya
karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, akan tetapi juga
karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau
keterampilan keterampilan yang dimilikinya.
L) Evaluator
sebagai evaluator guru dituntut untuk menjadi seorang
evaluator yang baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang
menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik penilaian terhadap aspek
intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik
berdasarkan hal ini guru harus bisa memberikan penilaian dalam
dimensi yang luas anak didik yang berprestasi baik belum tentu
memiliki kepribadian yang baik jadi penilaian itu pada hakekatnya

20
diarahkan pada perubahan kepribadian anak didik agar menjadi
manusia Susila yang cakap sebagai evaluator guru tidak hanya
menilai produk tetapi juga menilai proses dari kedua kegiatan ini
akan mendapatkan umpan balik tentang pelaksanaan interaksi
edukatif yang telah dilakukan.

2. Peran Guru Dalam Pengadministrasian


a. mengambil inisiatif, pengarah, dan penilai kegiatan kegiatan
pendidikan.
b. wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru
menjadi anggota suatu masyarakat.
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran titik guru bertanggung
jawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda
yang berupa pengetahuan.
d. penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu
disiplin.
e. pelaksana administrasi pendidikan, bisa menjadi pengajar guru
pun bertanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan
dan ia harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan
administrasi.
f. penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk
menyampaikan segala perkembangan kemajuan dunia sekitar
kepada masyarakat
3. Peran guru secara pribadi 
a. petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk
kepentingan masyarakat.
b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut
ilmu pengetahuan.
c. orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam
pendidikan anaknya.
d. mencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang
baik untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat.

21
e. mencari keamanan di, yaitu yang senantiasa mencari kan rasa
aman bagi siswa.
4. Peran Guru Secara Psikologis
a. ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam
pendidikan yang melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-
prinsip psikologi.
b. seniman dalam hubungan antar manusia yaitu orang yang
mampu membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu
dengan menggunakan teknik tertentu khususnya dalam kegiatan
pendidikan.
c. Catalytic agen yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam
menimbulkan pembaharuan titik sering pula peranan ini disebut
sebagai inovator.
d. pembentukan kelompok sebagai jalan atau alat dalam
pendidikan.
e. petugas kesehatan mental yang bertanggung jawab terhadap
pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa.

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesi berarti suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya
memerlukan atau menuntut keahlian, menggunakan teknik-teknik, serta
dedikasi yang tinggi. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi(UU No. 14 th
2005 tentang guru dan dosen). Profesionalisme menunjuk kepada komitmen
para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya
Profesionalitas mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam
rangka melakukan pekerjaannya. Profesionalisasi adalah suatu usaha untuk
mencapai tingkat profesional. Dalam menjalankan profesinya seorang guru di
tuntut untuk memiliki 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogis, social,
profesional dan pribadi. Guru juga memliki kode etik dalam menjalankan
tugasnya serta memiliki organisasi professional demi meningkatkan kerjasama
dan peningkatan hasil pembelajaran. Profesi kependidikan di lindungi oleh
undang undang, diantaranya adalah Undang-undang Sisdiknas tahun 2003
tentang pendiidk dan tenaga kependidikan dan Undang-Undang No 14 Tahun
2005 Tentang Guru dan Dosen.

B. Saran
1. Dengan adanya perlindungan terhadap profesi kependidikan diharapkan
guru dapat bekerja sebaik mungkin demi peningkatan hasil pembelajaran
tanpa takut ancaman yang datang dari luar.
2. Kode etik yang dijadikan tata aturan bagi guru dalam bertindak diharapkan
dapat dilaksanak dengan baik, tanpa ada yang dilanggar, agar citra guru di
masyarakat selalau baik
3. Berbagai masalah yang dihadapi guru diharapkan dapat diselesaikan
dengan cepat, baik itu oleh guru, maupun dengan bantuan pihak-pihak
terkait seperti sekolah, pemerintah, dan orang tua.

23
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2010. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta

Amri, Sofan.dkk. 2014. Kode Etik Profesi Guru. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Kunandar. 2009. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Pers

Saondi, Ondi.dkk. 2012. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT Refika Aditama.

Sarimaya, Farida. 2008. Sertifikasi Guru (Ada, Mengapa, dan Bagaimana).

Bandung : Yrama Widya.

Syahril. 2009. Profesi Kependidikan Bahan Pembelajaran untuk Tenaga


Kependidikan. Padang: UNP Press

Sudarma, Momon. 2013. Profesi guru dipuji dikritisi dicaci. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada

Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi


Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group

Uno, Hamzah B. 2011. Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi


Pendidikan di Indonesia. Goorontalo: Bumi Aksara

Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi


Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group

24

Anda mungkin juga menyukai