UNIVERSITAS RIAU
PERIODE 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan materi.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan saya, oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi………………………………….…………… 3
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
A. Pengertian
PROFESI, secara morfologis berasal dan di ambil dari bahasa Inggris, kata profesi
adalah kata benda (n) yaitu “profession” dan punya turunan professional (a).
Profesionalisasi”, “profesionalizaztion”, dan “profesionalism‟. Profesi adalah bidang
pekerjaan yang pelaksanaanya menuntut atau di landasi pendidikan keahlian, keterampilan,
kejuruan tertentu. Suatu pekerjaan yang di lakukukan secara profesinal menuntut adanya
keahlian dan keterampilan khusus pada pelakunya. Profesi merupakan suatu jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk
melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang
dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu (pendidikan/latihan pra-jabatan)
maupun setelah menjalani suatu profesi (in-service training). Diluar pengertia ini, ada
beberapa ciri profesi, khususnya yang berkaitan dengan profesi kependidikan.
2. PROFESIONAL, menunjukan pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu
profesi;misalnya, “dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua ini,
istilah profesional dikontraskan dengan “nom-profesional atau amatiran.
Isfflah profesi berasal dari bahasa Inggris profession yang berakar dari bahasa latin profesus,
artinya mengakui atau menyatakan mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan. Pekerjaan di sini
dengan sendirinya melahirkan pelayanan berkeahlian khusus yang pada gilirannya akan menuntut
adanya etika yang tumbuh dan mekar. Karena adanya faktor pengetahuan terspesialisasi, keajegan etis seorang
anggota profesi hanya akan bisa dnflai secara tepat oleh anggota lain dari frofesi tersebut. Jad profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertrce) dan para anggotanya. Artinya, profesi sebagai suatu
pekerjaan tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk
melakukan pekerjaan itu .
Profesi itu ternyata mengandung berbagai makna dan pengertian yaitu: 1) Profesi ‘itu menunjukkan dan
mengungkapkan suatu kepercayaan (to profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to beffef in) atas sesuatu
kebenaran (ajaran agama) atau kredibilitas seseorang (Homby, 1962); 2) Profesi itu dapat pula menunjukkan dan
mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu (a particdar business, Homby, 1962); 3) Webster’s New World
Dictionaiy menunjukkan lebih lanjut bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi
(kepada pengembannya) dalam liberal arts atau scfence; 4) Goocfs Dictionary cf Education lebih menegaskan lagi
bahwa profesi itu merupakan suatu pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relatif lama di perguruan
tinggi (kepada pengembannya) dan diatur oleh suatu kode etika khusus; 5) Vollmer (1956) dengan menggunakan
pendekatan kajian sosiologik, mempetsepsikan bahwa profesi itu sesungguhnya hanyalah merupakan suatu jenis
model atau tipe pekerjaan ideal saja, karena dalam realitasnya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya 6) Mc
Culty (1969) menyatakan:" dalam pekerjaan profesional dipergunakan teknlc serta prosedur yang bertumpu pada
landasan intelektual yang sedara sengaja haruts dipelajari, dana kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi
kemaslahatan orang lain; 7) Tim penyusun modul Direktorat Jenderal Pendidkan Tinggi Depcfikbud (1984 ; 3)
menyimpulkan pendapat Mc.CuBy, Edgar H. Schein dan Diane W.Kommers bahwa:" Profesi dapat diartikan sebagai
suatu lapangan pekerjaan yang di dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur ikniah, memiliki
dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli; 8) Sahertian (1994: 26)
menyatakan pendapatnya bahwa: Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka (to profess
artinya menyatakan); 9) Sedangkan R.D.Lansbuiy Sudarwan.2002) menjelaskan bahwa istilah profesi dapat
dijelaskan dengan tiga pendekatan, yaitu:a) pendekatan karakteristik. b) pendekatan institusional dan c),
pendekatan legalistik. Pendekitan karakteristik memandang bahwa profesi mempunyai seperangkat elemen
inti yang membedakannya dari pekerjaan lainnya; 10) Menurut M.Friedman (dalam Sudarwan. 2002)
pengakuan atas pekeijaan menjadi perofesi dapat cStempuh melalui tiga tahap, yaitu: a), registrasi, b)
sertifikasi , c) lisensi. Regstrai artinya jika seseorang ingin melakukan pekerjaan profesional terlebih daulu
harus diregistrasi dahulu pada kanta registrasi milik negara.
Suatu pekerjaan dikategorikan sebagai suatu profesi memiliki karateristik tertentu. Dalam literatur
ditemukan macam-macam deskripsi tentang unsur- unsur esensial profesi itu. Lieberman (1956),
mengemukakan bahwa karakteristik profesi kalau dicermati secara seksama ternyata terdapat titik-
tifik persamaannya. Di antara pokok-pokok persamaannya itu ialah sebagai berikut :
A unique, definite, and essential Service. Profesi itu merupakan suatu jenis pelayanan atau
pekerjaan yang unik (khas), dalam arti berbeda dari jenis pekerjaan atau pelayanan apapun yang
lainnya. Di samping itu, profesi juga bersifat definitif dalam arti jelas batas-batas kawasan cakupan
bidang garapannya (meskipun mungkin sampai batas dan derajat tertentu ada kontigensinya dengan
bidang lainnya);
An emphasis upon intellectual technique in performing its service. Pelayanan itu amat menuntut
kemampuan kinerja intelektual, yang berlainan dengan keterampilan atau pekerjaan manual semata-
mata. Benar, pelayanan profesi juga terkadang mempergunakan peralatan manual dalam praktek
pelayanannya, seperti seorang dokter bedah misalnya menggunakan pisau operasi, namun proses
penggunannya cSbknbing oleh suatu teori dan wawasan intelektual;
A long period of specialized training. Untuk memperoleh penguasaan dan kemampuan intelektual
(wawasan atau visi dan kemampuan atau kompetensi seria kemahiran atau skills) serta sikap
profesional tersebut di atas, seseorang akan memerlukan waktu yang cukup lama, untuk mencapai
kualifikasi keprofesian sempurna lazimnya tidak kurang dari lima tahun temanya; ditambah dengan
pengalaman praktek terbimbing hingga, tercapainya suatu tingkat kemandirian secara penuh dalam
menjalankan profesinya;
A broad range of autonomy for both tee individual practitioners and the occupational group as a
whole. Kinerja pelayanan itu demikian cermat secara teknis sehingga kelompok (asosiasi) profesi
yang bersangkutan sudah memberikan jaminan bahwa anggotanya dipandang mampu untuk
melakukannya sendiri tugas pelayanan tersebut, apa yang seyogianya dilakukan dan bagaimana
menjalankannya, stepa yang seyoganya memberikan izin dan lisensi untuk melaksanakan kinerja itu;
An acceptance by the practitioners of broad personal responsibility for judgments made ami acts
performed within the scope of professional autonomy. Konsekuensi dari otonomi yang dlimpahkan
kepada seorang tenaga praktisi profesional itu, maka berarti pula ia memikul tanggung jawab
pribadinya harus secara penuh.
An emphasis upon tee service to be rendered, rather than the economic gain to the practitioners, as the basis for the
organization and performance of tee social service delegated to the occupational group. Mengingat
pelayanan profesional itu merupakan hal yang amat esensial (dipandang dari pihak masyarakat yang
memerlukannya) maka hendaknya kinerja pelayanan tersebut lebih mengutamakan kepentingan pelayanan
pemenuhan kebutuhan tersebut, ketimbang untuk kepentingan perotehan 'imbalan ekonomis yang akan
cSterimanya;
A comprehensive seJf-gouveming organization of practitioners. Mengingat pelayanan itu sangat
teknis sifatnya, maka masyarakat menyadari bahwa pelayanan semacam itu hanya mungkin dilakukan
penanganannya oleh mereka yang kompeten saja. Karena masyarakat awam di luar yang kompeten
yang bersangkutan, maka kelompok (asosiasi) para praktisi itu sendiri satu-satunya institusi yang
seyogianya menjalankan peranan yang ekstra, dalam arti menjadi polisi atau dirinya sendiri, ialah
mengadakan pengendalian atas anggotanya mulai saat penerimaannya dan memberikan sanksinya
bilamana dperiukan terhadap mereka yang melakukan pelanggaran terhadap kodeefikanya;
A code of ethics which has been darified anti interpreted at amblguous and doubdut points by
concrete cases. Otonom yang dnkmati dan dmilia oleh organisasi profesi dengan para anggotanya
seyogianya disertai kesadaran dan i’tikad yang tulus baik pada organisasi maupun pada indwidual
anggotanya untuk memonitor prilakunya sendnri. Mengingat organisasi dan sekaligus juga
anggotanya harus menjad polisi atas cirinya sendu maka hendaknya mereka bertindak sesuai dengan
kewajiban dan tuntunan moralnya baik terhadap klien maupun masyarakatnya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Agustiar Syah Nur (1995:3), bahwa suatu
profesi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pendidikan / Keahlian Khusus (Spesialized Education).
Zakiah Daradjat, mengemukakan syarat menjadi guru yang baik dan diperkirakan dapat
memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya adalah:
1. takwa kepada Allah. Guru tidak mungkin mendidik anak agara bertakwa kepada
Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi murid-
muridnya sebagaimana rasullullah menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh mana
seorang guru mampu memberikan teladan yang baik bagi murid-muridnya sejauh itu
pula lah ia diperkirakan akan berhasil mendidik agar menjadi generasi penerus bangsa
yang baik dan mulia
2. Berilmu. Ijazah bukan semata mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang
diperlukannya untuk suatu jabatan. Dalam keadaan normal, ada patokan bahwa makin
tinggi pendidikan guru makin baik mutu pendidikan dan pada gilirannya makin tinggi
pula derajat masyarakat.
3. Sehat jasmani. Kesehatan badan sangat mempengaruhi semangat kerja,guru yang sakit
sakitan kerap sekali terpaksa absen dan tentunya akan merugikan anak-anak.
4. Berkelakuan baik. Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan karakter murid.
Guru harus menjadi suri tauladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Diantara
tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak yang baik pada anak, dan ini hanya
mungkin jika guru itu berakhlak baik pula. Guru yang tidak berakhlak baik tidak
mungkin dipercayakan pekerjaan mendidik.
D. Tingkat Profesi
E. Jenis profesi
2. PPG S1 Basic science berasrama, = Pendidikan yang diperuntukan bagi lulusan MIPA.
Pendidikan ditempuh selama 1 tahun (18-20 SKS) pernah dilaksanakan pada tahun 2009
sampai 2012 lalu.
3. PPG SM3T; Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T)
Pendidikan yang dikhususkan bagi calon pendidik yang akan ditempatkan pada kawasan 3T.
ini website resmi registrasi SM3T
Pola SM3T dulunya ditugaskan dulu ke kawasan 3T, setahun mengabdi barulah mengikuti
PPG. Saat ini SM3T sudah 6 angkatan.
4. PPG Sekolah Menengah kejuruan Kolaboratif = Pendidikan yang diperuntukan bagi calon
guru Sekolah Menengah kejuruan dilaksanakan semenjak tahun 2012.
5. PPG Terintegrasi = Kuliah kependidikan (bagi lulusan sma dari kawasan 3T), lulus pribadi
sudah sanggup akta pendidik (multi grade), masa pendidikan 9 Semester.
7. PPG Prajabatan Bersubsidi. Yakni PPG yang dibuka Kemenristek Dikti yang biaya
pendidikannya dibantu oleh Kemenristek Dikti. Mulai dibuka tahun 2017 lalu, untuk tahun
2018 ini akan dibuka kembali di bulan Maret 2018 ini.
8. PPG Prajabatan Swadana, Kebalikan dari PPG Prajabatan bersubsidi, maka PPG Swadana
seluruh biaya PPG menjadi tanggung jawab pribadi mahasiswa PPG. Hingga dikala ini
belum ada registrasi PPG Swadana, walaupun dalam Pedoman PPG telah disebutkan
mengenai persyaratan PPG Swadana tersebut.
Ringkasnya Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPGJ) diperuntukkan bagi guru
yang sudah terdata di Kemendikbud dan sudah mengajar. Secara umum Program PPGJ ini
bisa dikatakan merupakan pengganti program PLPG yang sudah tidak lagi dipakai menurut
peraturan Mendikbud. Program PPGJ yang pernah dilaksanakan tahun 2017 kemudian yaitu
PPGJ bersubsidi yang diperuntukkan bagi guru SMK.
Tahun 2018 ini akan dilaksanakan sergur PPGJ yang seleksinya telah dilaksanakan.
PPGJ direncanakan akan dilaksanakan sampai tahun 2022, yang mana jadwal PPG ini
ditujukan untuk mensertifikasi guru-guru yang telah mengabdi semenjak tahun 2006-hingga
2015 namun belum mempunyai akta pendidik.
KESIMPULAN
Guru adalah orang yang yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar, dan membimbing peserta didik. Karakteristik profesi guru termaktub dalam UU
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat 1, yaitu : (1) Memiliki bakat, minat,
panggilan, dan idealism. (2) Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas. (3) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas. (4) Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi. (5) Bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugas keprofesionalan. (6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi kerja. (7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi berkelanjutan. (8)
Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan keprofesian.
Kriteria seorang profesional sebagaimana di ungkapkan di atas , tentulah tidak
merupakan hal-hal yang absolut dan tidak pula merupakan satu keutuhan lengkap dalam
diri seeorang. Ia merupakan kombinasi dengan kadar katarteristik yang relatif berbeda pada
diri masing-masing karakteristik yang secara relatif konsisten di tampilkan oleh
seseorang.akhirnya, bentuk kombinasi yang dominan dan konsisten itu akan di persepsikan
orang lain sebagai sosok yang profesioanal dengan kualitas yang juga tidak sama.
DAFTAR PUSTAKA
Ali mudofir. Pendidik professional : konsep, strategi dan aplikasinya dalam peningkatan mutu
pendidik di Indonesia. Jakarta : rajawali press. 2012 halaman
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Proesi Guru (Bandung : Alabeta, 2013), hlm. 56
Apandi, Idris. 2015. Guru Kalbu (Penguatan Soft Skill Untuk Mewujudkan Guru Professional
Dan Berkarakter. Bandung: Smile’s Publishing.
http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/pendidikan-profesi.html
http://teruntukguru.blogspot.com/2017/12/jenis-jenis-ppg-pendidikan-profesi-guru.html