Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN PROFESIONAL PROFESI DAN PROFESIONALISME

KERJA ASAS POKOK PROFESIONALISME


DI
S
U
S
U
N

OLEH :
KELOMPOK 3
NAMA : FATIA RAHMAH
RAYSA LUTVIA
RISA ANANDA

PERGURUAN TINGGI ISLAM


AL-HILAL SIGLI
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah.

Selawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya dan para shahabatnya semoga

kita mendapat syafaatnya kelak di hari kiamat.

Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada Pembimbing dan teman-

teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik,

dan kami sangat menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu kami membutuhkan keritik dan saran yang bersifat

membangun untuk kelancaran tugas-tugas selanjutnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca khususnya.

Sigli, November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI…… ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN……... ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A. Pengertian Profesional ............................................................................ 2
B. Pengertian profesi ................................................................................... 3
C. Profesi dan Profesionalisme Kerja .......................................................... 6
D. Asas Pokok Profesionalisme Aspek-aspek Yang Perlu Diperhatikan
dalam mengembangkan Profesionalisme ............................................... 8
E. Karakteristik Profesionalisme .............................................................. 10
F. Watak Kerja Seorang Profesionalisme ................................................. 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 12
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berawal dari mata kuliah profesi kependidikan yang merupakan
salah satu mata kuliah di semester VII. Kami mahasiswa diberi tugas atau
tanggungjawab dimana kami harus membuat suatu makalah mengenai
prefesionalisme. Profesi kependidikan merupakan suatu mata kuliah
dimana didalamnya membahas mengenai apa itu profesi, profesional,
profesionalisme, maupun kependidikan. Mata kuliah ini mengarahkan
mahasiswa untuk mengetahui apa yang akan kedepannya mereka akan
jalani.

3
Seperti suatu profesi yang nantinya akan menciptakan sikap
profesionalisme. Dari keingintahuan kami pula kami merasa ingin
mengetahui lebih dalam tentang mata kuliah ini sehingga kami membuat
makalah yang berjudul profesionalisme.
Setiap kali seseorang mengharapkan sesuatu pekerjaan dilakukan
dengan baik, apakah itu di rumah sakit, di pasar, di penjara, atau di panti
pijat, kita berbicara tentang perlunya perilaku yang profesional. Di dalam
arti kata itu terkandung makna bahwa perilaku itu didasarkan atas
pengertian yang benar mengenai hal yang harus dilaksanakan, dan
pengertian itu dilengkapi dengan kemahiran yang tinggi. Tindakan yang
lahir dari gabungan kedua sifat itu, mencerminkan kurang lebih tingkat
profesionalisme yang dimiliki setiap orang. Kalau pengertian ini kita
terapkan di dalam kehidupan secara luas, maka di semua segi kehidupan
diperlukan profesionalisme.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesional
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesional
a. KUSNANTO
Profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dala suatu pekerjaan
tertentu
b. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya
c. TANRI ABENG (2002)

4
Seorang profesional harus mampu menguasai ilmu pengetahuannya secara
mendalam, mampu melakukan kerativitas dan inovasi atas bidang yang
digelutinya serta harus selalu berfikir positif dengan menjunjung tinggi etika dan
integritas profesi.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memiliki standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi (UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen).
Profesional adalah (1) bersangkutan dengan profesi, (2) memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya dan (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk
melakukannya.1
Dapat Disimpulkan:
Untuk mencapai sukses dalam bekerja, seseorang harus mampu bersikap
profesional. Profesional tidak hanya berarti ahli saja. Namun selain memiliki
keahlian juga harus bekerja pada bidang yang sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya tersebut. Seorang profesional tidak akan pernah berhenti menekuni
bidang keahlian yang dimiliki. Selain itu, seorang profesional juga harus selalu
melakukan inovasi serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki supaya
mampu bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik di bidangnya.
B. Pengertian profesi
Berikut ini adalah pengertian dan definisi profesi:
a. SCHEIN, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu
set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di
masyarakat
b. DANIEL BELL (1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang
diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat
yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada

1
Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum (Ciputat: PT
CIPUTAT PRESS, 2005), Hal. 13.

5
keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan
profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan
ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya
tingkatan dalam masyarakat
c. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu
d. Profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak
dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan
melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi
sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memeuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen dalam Kunandar, 2007:45).
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
tertentu. Profesi pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka
yang menyatakan bahwa seseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan
atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan
itu. Mengenai istilah profesi ini Everett Hughes menjelaskan bahwa istilah profesi
merupakan simbol dari suatu pekerjaan dan selanjutnya menjadi pekerjaan itu
sendiri.2
Menurut Sanusi et al (1991), mengutarakan ciri-ciri utama suatu profesi itu
sebagai berikut:
a. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan sigmifikansi social yang
menentukan (Crusia)
b. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu
c. Keterampilan/keahlian yang menuntut jabatan itu didapat melalui
pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah

2
Piet. A sahertian, Profil Pendidik Profesional (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), Hal. 26.

6
d. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas,
sistematik, eksplisit, yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak
umum.
e. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan
waktu yang cukup lama.
f. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan
sosialisasi nilai – nilai professional itu sendiri.
g. Dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, anggota profesi itu
berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
h. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam
memberikan judgement terhadap permasalahan profesi yang dihadapi.
i. Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota [profesi otonom dan
bebas daricampur tangan orang luar.
j. Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat, dan oleh
karenanya memperoleh imbalan yang tinggi pula.
Menurut Ornstein dan Levine (1984) menyatakan bahwa profesi itu adalah
jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini:
a. Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan
sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan).
b. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan
khalayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya).
c. Mengunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru
dikembangkandari hasil penelitian).
d. Memerlukan latihan khusus dengan waktu yang panjang.
e. Terkendali berdasarkan lisensi bakudan atau mempunyai persyaratan
masuk (untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau
ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).
f. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu
(tidak diatur oleh orang luar).
g. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk
kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan

7
(langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak
dipindahkan keatasan atau instansi yang lebih tinggi). Mempunyai
sekumpulan unjuk kerja yang baku.
h. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien; dengan penekanan
terhadap layanan yang akan diberikan.
i. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya; relatif bebas
dari supervisi dalam jabatan (misalnya dokter memakai
tenaga administrasi untuk mendata kilen, sementara tidak ada supervisi
dari luar terhadap pekerjaan dokter sendiri).
j. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
k. Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui
dan mmengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan tugas dokter
dievaluasi dan dihargai oleh organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI),
bukan oleh Departemen Kesehatan).
l. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
m. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan
diri setiap anggotanya (anggota masyarakat selalu menyakini dokter lebih
dari tahu tentang penyakit pasien dilayaninya).
n. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan
jabatan lainnya).
Tidak jauh berbeda dengan ciri-ciri diatas, Sanusi et al (1991),
mengutaraka ciri-ciri utama suatu profesi itu sebagai berikut:
a. Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial menentukan
(crusial).
b. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.
C. Profesi dan Profesionalisme Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional disebutkan bahwa profesionalisme
adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau
orang yang profesional.

8
Menurut Kunandar (2009), secara sederhana professionalism
(professionalism) berarti sifat professional. Sedangkan menurut Ahmad Tafsir
profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus
dilakukan oleh orang yang professional. Dalam kamus ilmiah popular,
professional diartikan sebagai keahlian, didalamnya bagi golongan terpelajar dan
pemain bayaran (Partanto dan Al Barry, 1994).
Sanusi et.al (1999) menjelaskan 5 konsep berkaitan dengan
profesionalisme, yaitu:
a. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
(experties) dari para anggotanya. Artinya, tidak dapat dilakukan oleh
sembarangan orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus
untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui apa yang
disebut profesionalisasi yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani
profesi itu maupun setelah menjalani professi (in-service training).
b. Profesional, menunjuk pada dua hal yaitu: (a) Orang yang menyandang
suatu profesi, (b) Penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya
yang sesuai dengan profesinya.
c. Profesionalisme, menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Profesionalisme juga mengacu
kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan
standart yang tinggi dan kode etik profesinya.
d. Profesionalitas, mengacu kepada sikap para anggota profesi terhadap
profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki
dalam rangka melakukan pekerjaannya.
e. Profesionalisasi, menunjuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun
kemampuan para anggota profesi dalam mencapai criteria yang standar
dalam penampilannya sebagai anggota suatu profesi.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa


profesionalisme kerja merupakan pandangan atau sikap mental dalam bentuk

9
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalannya dalam menjalankan profesi sesuai dengan
kode etik profesi.
Profesionalisme ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran dan cara
pelaksanaan sesuatu) sebagaimana yang sewajarnya dilakukan oleh seorang
profesional. Profesionalisme berasal dari kata profesion yang bermakna
berhubungan dengan jabatan, pekerjaan dan memerlukan kepandaian khusus
untuk menjalankan.3 Jadi profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau
kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987). Profesionalisme
merupakan sifat kemahiran, kemampuan, cara pelaksanaan dari sesuatu yang
dilakukan oleh seseorang. Profesionalisme berasal dari profesion yang bermakna
berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya, jadi profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau
kualitas dari seseorang yang profesional.

D. Asas Pokok Profesionalisme Aspek-aspek Yang Perlu


Diperhatikan dalam mengembangkan Profesionalisme
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan
profesionalisme adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan (Knowledge) Paling tidak ada dua istilah yang secara tafsiri
hampir sama yakni pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Namun pada
dasarnya dua istilah tersebut sangat berbeda. Menurut Mohammad Hatta
pengetahuan adalah sesuatu yang didapat dari membaca dan
pengalaman. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah yang didapat dengan
jalan keterangan atau informasi tertentu.
Endang Saefudin Anshari membagi pengetahuan menjadi empat bagian
yakni:

3
Salim, Yeni Salim, Kamus Indonesia Kontemporer (Jakarta: Press, 1991), Hal. 92.

10
a. Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan tentang hal-hal biasa, kejadian
sehari-hari, yang selanjutnya disebut pengetahuan.
b. Pengetahuan ilmiah yaitu pengetahuan yang mempunyai sistem dan
metode tertentu, yang selanjutnya disebut ilmu pengetahuan.
c. Pengetahuan filosofis yaitu semacam ilmu istimewa yang mencoba
menjawab istilah-istilah yang tidak terjawab oleh ilmu-ilmu biasa, yang
sering disebut dengan ilmu filsafat.
d. Pengetahuan teologis, yaitu pengetahuan tentang pengetahuan
pemberitahuan dari Tuhan.
Jadi, pengetahuan adalah sesuatu yang bisa dibaca, dipelajari dan dialami
oleh setiap orang. Namun, pengetahuan seseorang harus diuji dulu melalui
penerapan dilapangan. Seperti halnya seorang guru harus mampu menunjukkan
eksistensinya dari segi ilmu pengetahuan maupun pengetahuan dalam kacamata
lapangan yakni pada bagian-bagian pendidikan.
Dalam pengembangan profesionalisme guru, menambah ilmu pengetahuan
adalah mutlak. Jika tidak, stagnansi akan menghampiri para profesional guru-guru
negeri ini.
2. Kemampuan (Ability) Kemampuan terdiri dari dua unsur, yaitu yang bisa
dipelajari dan alamiah. Pengetahun dan kemampuan adalah unsur
kemampuan yang bisa dipelajari, sedangkan yang alamiah orang biasa
menyebut bakat. Untuk mengembangkan sikap profesional pada dunia
guru paling tidak dibutuhkan kemauan selain kemampuan.
3. Keterampilan (Skill) Keterampilan merupakan salah satu unsur
kemampuan yang dapat dipelajari pada unsur penerapannya. Bagi seorang
guru yang tugasnya mengajar dan peranannya didalam kelas, paling tidak
keterampilan yang harus dimilikinya adalah :
a. Guru sebagai pengajar, yakni menyampaikan ilmu pengetahuan,
sehingga perlu memiliki keterampilan menyampaikan informasi kepada
anak didiknya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.

11
b. Guru sebagai pimpinan kelas, perlu memiliki keterampilan dalam
memimpin kelompok-kelompok kelas yaitu murid.
c. Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan mendorong dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa.
d. Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilam mengawasi
kegiatan anak didik dan ketertiban kelas.
e. Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan dalam menilai
secara objektif, kontinue dan komprehensif terhadap anak didik.
f. Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan dalam membantu
anak didik dalam menyelesaikan problematika ketika anak didik
mendapati permasalahan.
g. Sikap (Attitude) Sikap diri seseorang terbentuk oleh suasana lingkungan
yang melingkupinya. Seorang anak sudah barang tentu akan belajar
mengenal lingkungan terdekatnya yaitu orangtua.
4. Menurut Allport, "Personality is the dinamyc organization within the
individual of those psyco-physical system that determine his
characteristics behavior and thought" bahwa kepribadian menyangkut
keseluruhan aspek seseorang, baik fisik maupun psikis, yang menentukan
karakteristik tingkah laku dan pemikirannya.
Oleh karena itu, sikap diri yang sangat diperlukan dalam pengembangan
profesionalisme adalah:
a. disiplin yang tinggi
b. percaya diri yang positif
c. krab dan ramah
d. akomodatif
e. berani berkata karena benar.
5. Kebiasaan (Habit) Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang terus menerus
dilakukan yang tumbuh dari dalam pikiran. Pengembangan kebiasaan diri
harus dilandasi dengan kesadaran bahwa usaha tersebut membutuhkan
proses yang cukup panjang. Kebiasaan positif yang harus dimiliki oleh
seorang guru yang profesional adalah menyapa dengan ramah,

12
memberikan pujian kepada anak didiknya dengan tulus, meyampaikan rasa
simpati, meyampaikan rasa penghargaan kepada kerabat, teman sejawat,
atau anak didik yang berprestasi dan lain-lain.
E. Karakteristik Profesionalisme
Profesionalisme (guru) haruslah memiliki karakteristik seperti :
1. Harus memiliki landasan pengetahuan yang kuat; Profesional diasumsikan
mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki
keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan
dalam praktik
2. Harus berdasarkan atas kompetensi individual; Kompetensi Individu
dalam pengertian yang sederhana adalah gabungan antara pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Halmana setiap individu yang menduduki suatu
jabatan atau posisi tertentu, harus mempunyai kompetensi yang
dipersyaratkan, agar sesuai dengan hasil yang diinginkan.
3. Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi; Profesi menetapkan syarat
pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki
lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
4. Ada kerjasama dan kompetisi yang sehat antar sejawat;
5. Adanya kesadaran profesional yang tinggi; sebagai pendidik yang mesti
menjalankan profesinya secara total dan sepenuh hati mesti terus dibangun
di dalam diri guru. Dengan kesadaran akan tanggung jawab profesi yang
dimiliki, setiap guru diharapkan terus-menerus mendorong dirinya untuk
memberikan yang terbaik dalam pendidikan bagi siswa.
6. Memiliki prinsip-prinsip Etik (kode etik); Organisasi profesi biasanya
memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi
mereka yang melanggar aturan.
7. Memiliki sistem sanksi profesi;
8. Adanya militansi individual;
9. Memiliki Organisasi profesi. Profesi biasanya memiliki badan yang
diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk

13
meningkatkan status para anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya
memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
E. Watak Kerja Seorang Profesionalisme
1. kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan
demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak
terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil;
2. kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang
berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau
pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat;
3. kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral
harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik
yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi
profesi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Profesionalisme (profésionalisme) ialah sifat-sifat (kemampuan,


kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya
terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. Profesionalisme berasal
daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan
memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi,
profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang
profesional (Longman, 1987).

14
Profesional adalah seseorang yang wajib memiliki kualifikasi
akademik,kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memilikikemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasiakademik ditentukan oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan
dimaksud adalah perguruan tinggi yang diberi tugas oleh pemerintah untuk
menyelenggarakan program pengadaan guru. Pasal 8 UU No 14 tahun 2005
tentang Guru & Dosen menjelaskan bahwa guru profesional adalah seseorang
yang wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.

B. Saran
Profesionalisasi berkaitan dengan apa yang kita percayai sebagai tujuan
yang semestinya kita capai. Dengan serangkaian tujuan yang jelas, kita kemudian
dapat meng- identifikasi berbagai indikator keberhasilan. Dan dengan itu akan
lebih mudah kita memahami wujud profesionalisme yang dikehendaki. Tetapi
profesionalisasi juga berkaitan dengan living realisties yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kita mendidik tenaga-tenaga profesional; sumber daya manusia,
sarana, iklim politik, dan berbagai unsur di da-lam ecosystem pendidikan yang
harusnya diperhitungkan di dalam mencapai tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum (Ciputat: PT


CIPUTAT PRESS, 2005)

Piet. A sahertian, Profil Pendidik Profesional (Yogyakarta: Andi Offset, 1994)

Salim, Yeni Salim, Kamus Indonesia Kontemporer (Jakarta: Press, 1991)

15

Anda mungkin juga menyukai