Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MANAJEMEN KURIKULUM

DISUSUN

TURSINA AKMALITA

RAIZATUL ILMI

AUWALIA FITRI

PERGURUAN TINGGI ISLAM AL-HILAL SIGLI


PROGRAM STUDI PGMI
TAHUN AJARAN 2020-2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, yang

telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini dengan tepat waktu.tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup

untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga

terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW

yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya,baik itu berupa sehat fisik maupun akal akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan tugas ini. Penulis tentu menyadari bahwa makalah

ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta

saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi

lebih baik lagi, demikian dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya

kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam menulis makalah

ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Pidie, 8 november

2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang.....................................................................................
1
B. Rumusan masalah................................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
1. PENGERTIAN MANAJEMEN KURIKULUM........................................ 3
A. Konsep Dasar Kurikulum....................................................................... 3
B. Pengorganisasian Kurikulum..........................................................
5
C. Ketatalaksanaan Kurikulum............................................................ 8
D. Pengembangan Kurikulum..............................................................
14
BAB III PENUTUP.............................................................................................
18
A. Kesimpulan.......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejatinya Manusia memiliki ilmu yang berdasarkan sebuah kuantitas dan

kualitasnya berbeda. Ilmu itulah yang dapat mengangkat derajat dan kehormatan
manusia. Ilmu dapat diperoleh dimana saja melalui proses pembelajaran. Pada

proses secara umum lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan itu terfokus

pada interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta

didik dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan itu dapat

berlangsung secara formal seperti di sekolah atau secara informal seperti pada

keluarga, pada masyarakat maupun di lingkungan.

berkembangnya ilmu dan teknologin yang amat sangat pesat dan cepat.

Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kurikulum yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Kurikulum haruslah bisa mengikuti perkembangan ilmu dan

teknologi yang setiap saat selalu berkembang.  Pelaksanaan proses interaksi itu

terutama di sekolah dilakukan secara berencana yaitu dengan dibuatnya

kurikulum. Kurikulum adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh

pendidik maupun calon pendidik. Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka

pelaksanaan pembelajaran disekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini

mengetahui tentang kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik maupun peserta

didik harus memahami tentang konsep dasar kurikulum, cara mengorganisasikan

kurikulum, dan melaksanakan kurikulum, dan mengembangkan kurikulum.

Berdasarkan hal tersebut Untuk mengetahui dan memahami lebih lengkap

tentang kurikulum maka kami membuat makalah ini dengan menggabungkan dari

berbagai sumber. Diharapkan dengan demikian calon pendidik atau pendidik

dapat lebih memahami tentang apa yang dimaksud dengan kurikulum. Dalam
makalah ini akan dibahas tentang konsep dasar kurikulum, pengorganisasian

kurikulum, tatalaksana kurikulum, dan pengembangan kurikulum.

B. Rumusan Masalah

Apa Yang di maksud dengan manajemen kurikulum ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah Untuk megetahui

manajemen kurikulum
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN MANAJEMEN KURIKULUM

Secara bahasa manajamen berasal dari kata “to manage” yang artinya

mengatur. Secara etimologi manajemen adalah “ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang secara efektif

dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam sebuah organisasi. 1

Sedangkan Secara etimologi, kurikulum berasal dari istilah dunia olahraga pada

zaman Romawi kuno di Yunani yang mengandung pengertian suatu jarak yang

harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari garis strat sampai finish.

Berdasarkan pengertian ini, dalam konteks pendidikan,kurikulum mempunyai

pengertian sebagai circle instrumentation, yaitu suatu lingkaran pengajaran di

mana guru dan murid terlibat didalamnya.

Kurikulum juga di artikan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.2

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

kurikulum khususnya merupakan substansi manajemen yang utama di sekolah.

1 Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cet. Ke-4, (Jakarta: CV.
Haji Masagung, 1994), h.1

2 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.


Prinsip dasar manajemen kurikulum ini berusaha agar proses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik dengan tolak ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan

mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi

pembelajarannya.3

A. Konsep Dasar Kurikulum

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli

mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih

menekankan kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah.

Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah

kurikulum.

George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa :“ A Curriculum is a

written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan

for the education of pupils during their enrollment in given school”. Dalam

pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu

pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan,

Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan

(1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat

dimensi, yaitu4:

1.Kurikulum sebagai suatu ide yang dihasilkan melalui teori-teori dan

penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.

3 Dinn Wahyudin.(2014). Manajemen Kurikulum. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),


h. 18-19.
4 Hamid Hasan, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : Bina Aksara, 1988), h. 32
2.Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari

kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan,

bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.

3.Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari

kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek

pembelajaran.

4.Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari

kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan

kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan

tertentu dari para peserta didik.

Sementara itu, Purwadi memilah pengertian kurikulum menjadi enam

bagian yakni:

(1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang

dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3)

kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang

dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum

experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum

yang diperoleh dari penerapan kurikulum5.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat

dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

menyatakan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

5 Purwandi, Kurikulum Di Indonesia, (Jakarta :Ciputat Pres, 2003), h. 21


pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu”.

B. Pengorganisasian Kurikulum

Pengorganisasian kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni

dalam konteks manajemen dan dalam konteks akademik. Pengertian dari kata

organisasi itu sendiri adalah suatu kelompok sosial yang bersifat tertutup atau

terbuka dari/terhadap pihak luar, yang diatur berdasarkan aturan tertntu, yang

dipimpin/diperintah oleh seseorang pimpinan atau seorang pimpinan atau seorang

staf administratif, yang dapat melaksanakan bimbingan secara teratur dan

bertujuan. Dalam sebuah organisasi sangat diperlukan melaksanakan proses

manajemen, yakni:

1. Organisasi perencanaan kurikulum, yang dilaksanakan oleh suatu

lembaga atau tim pengembang kurikulum

2. Organisasi dalam rangka implementasi kurikulum, baik pada tingkat

daerah maupun pada tingkat sekolah atau satuan lembaga

pendidikan yang melaksanakan kurikulum.

3. Organisasi dalam tahap evaluasi kurikulum, yang melibatkan pihak-

pihak yang terkait dalam proses evaluasi sebuah kurikulum.

Dalam setiap jenis organisasi kurikulum diatas, terdapat susunan

kepengurusan yang telah ditentukan sesuai dengan struktur organisasi berikut

dengan tugas-tugas pekerjaannya sekaligus. Sedangkan bentuk-bentuk kurikulum,

akan disusun menurut pola organisasi kurikulum yang dilengkapi struktur, urutan

kegiatan pembelajaran dan ruang lingkup materi tertentu. Dan secara akademik,
organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk organisasi sebagai

berikut:

a. Kurikulum Mata Ajaran.

Merupakan kurikulum yang terdiri dari sejumlah mata ajaran secara terpisah.

Adalah  kurikulum yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:

a) Terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang terpisah satu sama lain.

b) Setiap mata pelajaran seolah-olah tersimpan dalam kotak-kotak

tersendiri dan disampaikan pada anak didik pada waktu-waktu

tertentu.

c) Kurikulum ini bertujuan pada penguasaan sejumlah ilmu

pengetahuan.

d) Tidak didasarkan atas kebutuhan, minat, dan masalah-masalah yang

menyangkut diri siswa.

e) Tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah, dan tuntutan

masyarakat.

f) Pendekatan metodologi sistem penuangan.

g) Pelaksanaan dengan sistem guru mata pelajaran.

h) Para siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan

kurikulum

i) Kurikulum yang berkorelasi dengan mata pelajaran.

Mata pelajaran-mata pelajaran itu disusun dalam pola korelasi agar lebih

mudah dipenuhi oleh siswa. Bentuk korelasi terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Korelasi informal, dimana seorang guru mata pelajaran meminta agar

guru mata pelajaran lainnya mengkorelasikan pelajaran yang akan

digunakannya dengan bahan yang akan diberikannya dengan bahan

yang telah diberikan oleh guru yang sebelumnya.

2. Korelasi formal, bahwasanya beberapa orang guru merencanakan

bersama-sama untuk  mengkorelasikan mata pelajaran yang akan

menjadi tanggung jawab masing-masing guru.

Ciri-ciri kurikulum ini adalah sebagai berukut:

1)  Mata pelajaran dikorelasikan satu sama lain.

2)  Mulai adanya usaha untuk merelevankan pelajaran dengan masalah

kehidupan sehari-hari meskipun tujuannya masih tetap untuk penguasaan

pengetahuan.

3)  Kurikulum ini telah mulai mengusahakan penyesuaian pelajaran dengan

minat dan kemampuan para siswa walaupun pelayanan terhadap

perbedaan individual masih sangat terbatas.

4) Metode pencapaiannya adalah dengan menggunakan metode korelasi

meskipun masih banyak kendala dan hambatan yang dihadapi.

5) Meskipun guru masih memegang peran aktif, aktivitas siswa juga mulai

dikembangkan.

b. Kurikulum bidang studi

Ciri-ciri umum yang terdapat dalam kurikulum bidang studi antara lain:
1. Kurikulum terdiri atas suatu bidang pengajaran yang di dalamnya

terdapat perpaduan sejumlah mata pelajaran yang sejenis dan memiliki

ciri-ciri yang sama.

2. Pelajaran bertitik tolak dari core subject, dari sana kemudian dijabarkan

menjadi sejumlah pokok bahasan.

3. Berdasarkan tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang telah

direncanakan sebelumnya.

4. Sistem penyampaiannya bersifat terpadu.

5. Guru berperan selaku guru bidang studi.

6. Minat, masalah, dan kebutuhan siswa serta kebutuhan masyarakat

masyarakat dipertimbangkan sebagai dasar penyusunan kurikulum.

7. Kurikulum berintegrasi/terpadu

Ciri-ciri umum bentuk kurikulum ini adalah:

1. Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi.

2. Berdasarkan psikologi belajar Gestalt atau organismik.

3. Berdasarkan landasan sosiologi dan sosial-kultural.

4. Berdasarkan kebutuhan dan tingkat perkembangan dan pertumbuhan

siswa.

5. Ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada.

6. Sistem penyampaiannya dengan menggunakan system pengajaran unit.

7. Peran guru sama aktifnya dengan murid.

8. Core curriculum (kurikulum inti).


Yakni kurikulum yang disusun berdasarkan masalah dan

kebutuhan siswa.Ciri-ciri core curriculum:

1. Inti pelajaran meliputi pengalaman-pengalaman yang penting untuk

pertumbuhan dan perkembangan semua siswa.

2. Inti program berkenaan dengan pendidikan umum (general education)

untuk memperoleh bermacam-macam hasil (tujuan pendidikan).

3. Kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pengalaman inti disusun dan

diajarkan dalam bentuk kesatuan, tidak dibatasi oleh garis-garis

pelajaran yang terpisah.

4. Inti program diseleenggarakan dalam jangka waktu yang lebih lama.

C. KETATALAKSANAAN KURIKULUM

Tatalaksana kurikulum di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting

di antara kegiatan-kegiatan administratif lainnya. Kurikulum dengan diiringi

tatalaksanan yang baik, tepat, dan cermat akan mampu membuahkan hasil

pendidikan yang baik pula.

Memahami dan mengenal berbagai aspek administrasi pendidikan di sekolah

memang merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap guru,

karena di samping tugas pokoknya sebagai pendidik, guru berfungsi pula sebagai

administrator yang menyangkut ketatalaksanaan kurikulum.

a. Organisasi Kurikulum

Organisasi Kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan

pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi kurikulum

sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena
pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran

berbeda pula.6

b. Separated Subject Curicullum

Organisasi kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam

berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain. Beberapa hal

positif:

1)    Bahan pelajaran disajikan sistematis dan logis

2)    Organisasi kurikulum sederhana

3)    Penilaian lebih mudah

4)    Memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran

5)    Persiapan masuk perguruan tinggi

b) Corellated Curicullum

Organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama

lain ada hubungan (bersangkut paut) walaupun batas-batas masih dipertahankan.

Beberapa kebaikan corellated curicullum :

1) Pengetahuan murid menjadi lebih integral, tidak terlepas-lepas.

2) Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang

lain, minat murid bertambah.

3) Memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena

memandang dari berbagai sudut.

4) Diutamakan pengertian dan prinsip, bukan pengetahuan akan fakta.

c.   Integrated Curicullum

6 Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta : Rineka Cipta), h. 1


Organisasi kurikulum ini meniadakan batas-batas antara berbagai mata

pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.

Beberapa manfaat integrated curicullum :

1)   Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertali erat.

2)   Murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan

mereka.

3)   Memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dan masyarakat.

4)   Aktivitas anak-anak meningkat karena dirangsang berpikir sendiri atau

bekerjasama dengan kelompok

5)   Mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan

murid.

d. Struktur Program Kurikulum dan Implikasinya dalam Kegiatan

Administratif

Pada kurikulum 1975 kita jumpai bahwa kurikulum pada garis besarnya

terperinci dalam beberapa program pendidikan.

1. Program Pendidikan Umum

Adalah program yang diberikan kepada semua siswa dan mencakup

Pendidikan Moral Pancasila yang berfungsi bagi pembinaan warga negara

yang baik.

2. Program Pendidikan Akademis

Adalah program pendidikan yang diperlukan sebagai dasar untuk

melanjutkan studi ke tingkat pendidikan selanjutnya.

3. Program Pendidikan Ketrampilan


Adalah program pendidikan yang dapat di[ilih siswa dan ada juga yang

bersifat terikat.

Menurut kurikulum 1984 yang mulai diberlakukan di SMA, Struktur

Program Kurikulum meliputi:

1. Program Inti

2. Program Pilihan

Kegiatan administrasi kurikulum dititikberatkan pada usaha pembinaan

situasi belajar mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan

administrasi kurikulum yang terpenting di sini meliputi :

e. Kegiatan yang amat erat kaitannya dengan tugas guru

Kegiatannya meliputi :

1) Pembagian tugas mengajar

Pada sekolah dasar misal pembagian tugas untuk bertanggungjawab

mengajar satu kelas tertentu. Sedangkan pada sekolah lanjutan yaitu

tentang penempatan guru pada kelas tertentu.

2) Pembagian tugas dalam membina ekstrakurikuler

Agar kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, UKS, koperasi, dan

sebagainya dapat berjalan lancarperlu diadakan pembagian tugas di

antara para guru tersebut.

3)  Koordinasi persiapan mengajar

Setiap guru wajib menyusun satuan-satuan pelajaran yang akan

disampaikan kepada anak didiknya (persiapan mengajar) dan perlu

dikoordinir oleh kepala sekolah.


f. Kegiatan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar

Kegiatan ini meliputi :

1)  Penyusunan jadwal pelajaran

2)  Penyusunan program (rencana) berdasar satuan waktu tertentu

3)  Pengisian daftar kemajuan murid

4)  Penyelenggaraan evaluasi hasil belajar

5) Laporan hasil evaluasi

6)  Kegiatan bimbingan penyuluhan

g. Menyusun Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan atau kalender akademik pada dasarnya adalah

pengaturan waktu dan atau penjadwalan kegiatan di sekolah baik kurikuler

maupun ekstrakurikuler serta kegiatan penunjang lainnya selama satu tahun

ajaran, dengan maksud agar tercapai penggunaan waktu sekolah secara

optimal dalam rangka usaha meningkatkan mutu pendidikan nasional.

h. Menyusun Satuan Pelajaran

Satuan pelajaran merupakan unit terkecil program pengajaran yang

disiapkan oleh guru sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Akhir-

akhir ini dalam usaha pengembangan lebih lanjut dari para pemikir

pendidikan, maka proses belajar mengajar di kelas disarankan (harus) lebih

mengaktifkan siswa, bukan lagi fihak guru yang aktif menyampaikan materi

pelajaran. Pola belajar demikian kemudian disebut Cara Belajar Siswa Aktif

(CBSA) mengakibatkan persiapan guru dalam program belajar mengalami

sedikit perubahan. Dengan demikian, penyusunan satuan pelajaran dapat


dikatakan seperti penyusunan rencana kegiatan pembelajaran (RPP).

Sebagai contoh dalam satuan pelajaran dengan pola PPSI (Prosedur

Pengembangan Sistem Instruksional) terdapat langkah-langkah pokok

seperti perumusan tujuan, mengembangkan alat evaluasi, menetapkan

kegiatan belajar-mengajar, merencanakan program kegiatan,dll.

i. Melaksanakan Sistem Kredit Sekolah

Penerapan sistem kredit dimaksudkan ntuk meningkatkan tepoat

guna, daya guna, dan hasil guna pendidikan, yang sekaligus dikaitkan pula

dengan sistem penilaian siswa. Yang dimaksud dengan “kredit” adalah

ukuran satuan beban belajar siswa yang ditentukan oleh jumlah jam

pelajaran tatap muka dan pekerjaan rumah per-minggu per semester.

g. Menyelenggarakan Evaluasi Hasil Belajar

Penyelenggaraan evaluasi (penilaian) hasil belajar siswa merupakan

salah satu tugas-kegiatan dari tatalaksana kurikulum. Evaluasi berguna dan

bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi guru tentang sejauh mana

tujuan instruksional (pengajaran) telah tercapai sehingga guru dengan

demikian mengetahui apakah guru masih harus memperbaiki lagi langkah

yang ia tempuh dalam kegiatan mengajar.

Bagi siswa hasil evaluasi akan menunjukkan kepada mereka betapa keberhasilan

mereka dalam kegiatan belajar yang pernah mereka lakukan.

Macam-macam evaluasi hasil belajar di sekolah meliputi :

a) Tes formatif
Yaitu evaluasi atau usaha penilaian hasil belajar berupa tes yang diberikan

kepada siswa setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari.

b) Tes sub formatif

Yaitu tes yang diberikan kepada siswa dengan bahan atau materi meliputi

beberapa pokok nahasan yang sejenis.

c) Tes sumatif

Yaitu evaluasi atau usaha penilaian hasil belajar berupa tes yang diberikan

kepada siswa setelah kegiatan belajar-mengajar berlangsung dalam satuan

waktu tertentu.

d) Evaluasi belajar tahap akhir

Merupakan usaha penilaian yang terakhir dilakukan untuk mengungkap hasil

belajar siswa secara keseluruhan selama ia belajar di sekolah tersebut.

e) Menyusun Laporan Pendidikan

Dalam kegiatan profesionalnya sehari-hari, kepala sekolah dan guru

dihadapkan kepada hal-hal yang perlu dikomunikasikan. Komunikasi tersebut

diperlukan dalam menjalankan semua peranan di sekolah sebagai pengajar,

penatalaksana atau administrator, dan sebagai pembimbing.banyak pihak

seperti kepala sekolah, murid, orang tua, dan rekan sekerja sangat memerlukan

keterangan yang relevan dari guru. Kebutuhan pihak-pihak tersebut akan

keterangan, penjelasan, atau informasi pada umumnya bersifat terus menerus

dan berkelanjutan. Untuk kebutuhan inilah kepala sekolah dan guru seperti
juga tenaga kependidikan lainnya diharapkan untuk selalu membuat laporan

tentang hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya

D. PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pendidikan tidak akan pernah lepas akan dampak lingkungan disekitar

yang semakin hari semakin berkembang. Jika pendidikan tidak dapat mengikuti

perkembangan dunia seperti perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang

kian pesat, maka pendidikan akan jauh tertinggal dan tidak memberi manfaat

relevan bagi peserta didik. Oleh sebab itu pendidikan harus ikut dikembangkan

sesuai dengan perkembangan dunia saat ini. Cara mengembangkan pendidikan

adalah dengan pengembangan kurikulum. Pengembanagn kurikulum adalah

proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas

dan spesifik.7 Dikatakan oleh Prof. Dr. H Oermar hamalik, pengembangan

kurikulum merupakan proses yang dinamik sehingga dapat merespon terhadap

tuntutan perubahan structural pemerintahan, perkembangan ilmu dan teknologi,

maupun globalisasi. Kebijakan umum dalam pengembangan kurikulum haruslah

sejalan dengan visi, misi, dan strategi pembangunan.

Pengembagan kurikulum adalah hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai

dengan kebutuhan pendidikan pada setian jenjang pendidikan. Perubahan

kurikulum sendiri bertujuan untuk menyiapkan siswa atau peserta didik untuk

menghadapi masa sekarang maupun masa yang akan datang. Pengembangan

7Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum (Bandung : PT Remaja Rosda


Karya, 2007) h. 183
Kurikulum harus mampu mengantisispasi segala persoalan yang dihadapi masa

sekarang dan masa yang akan datang.8

Kurikulum juga memiliki dasar pengembangan yang harus diperhatikan

dalam proses pengembangannya. Dasar-dasar pengembangan kurikulum tersebut

adalah :

1.   Kurikulum disusun untuk mewujudkan system pendidikan nasional.

2.   Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangakan dengan

pendekatan kemampuan.

3.   Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada

masing-masing jenjang pendidikan.

4.   Kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi dikembangkan atas

dasar standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang

pendidikan

5.   Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara

berdisversikasi sesuai dengan kebutuhan potensi dan minat pesererta

didik

6.   Kurikulum dikembangakan dengan memperhatikan tuntutan

pemanbangunan daerah maupun nasional, serta mempertimbangkan

kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni.

8 Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum ....h. 90.


7.   Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara

berdiversifikasi sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya

setempat.

8.  Kurikulum pada semua jenjang mencakup aspek spiritual keagamaan,

intelektualitas, watak konsep diri, ketrampilan belajar, kewirausahaan,

ketrampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, polahidup sehat,

estetika dan rasa kebangsaan.

Pengembangan kurikulum dapat dilakukan mulai dari tingkat kelas sampai

ketingkat nasional seperti kondisi sebagai berikut :

1. Pengembangan kurikulum oleh guru kelas

2. Pengembangan kurikulum oleh sekelompok guru dalam suatu sekolah

3. Pengembangan kurikulum melalui pusat guru

4. Pengembangan kurikulum pada tingkat daerah

5. Pengembangan kurikulum melalui proyek nasional

Seorang guru dapat mengembangkan kurikulum dalam kelasnya asalkan

kurikulum tersebut relevan dan konsisten terhadap program sekolah secara

keseluruhan. Pengembangan kurikulum oleh sekelompok guru dalam suatu

sekolah lebih menguntungkan karena banyak terjadi pertukaran pengalaman, ide,

dan gagasan walau lebih menguntungkan jika pengembangan kurikulum

dilakukan secara nasional karena akan lebih banyak melibatkan guru-guru ahli

yang memberikan ide ataupun informasi sehingga gagasan pengembangan

menjadi semakin mantap. Jadi pendekatan nasional dalam pengembangan


kurikulum dinilai lebih rasional dan mengikuti proses yang diharapkan pada

pengembangan kurikulum.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum :

1.   Pendidikan Tinggi

Kurikulum minimal mendapatkan dua pengaruh dari pendidikan di

perguruan tinggi, yaitu pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi

dan pendidikan guru yang umumnya dilaksanakan diperguruan tinggi.

2.  Masyarakat

Pendidikan adalah bagian dari masyarakat, pendidikan dilaksanakan

untuk menyiapakan peserta didik dalam bermasyarakat. Setelah selesai

menempuh pendidikan formal maupun belum selesai menempung pendidikan

formal, peserta didik akan kembali ke masyarakat. Dalam proses ini

pendidikan harus bisa menjaga agar peserta didik tetap baik dalam

bermasyarakat. Oleh karena itu, kondisi atau lingkungan masyarakat akan

sangat mempengaruhi kebijakan pengembangan kurikulum yang dilakukan.

3.   Sistem nilai

Dalam pendidikan tidak akan lepas dengan sistem nilai dan norma

yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah harus bisa menjaga agar

sistem tersebut tidak semakin luntur dikalangan peserta didik maupun

pendidik. Nilai dan norma yang ada juga mempengaruhi perkembangan

kurikulum. Karena kurikulum hendaknya mencerminkan nilai dan norma


yang berlaku dalam masyarakat yang kemudian dintegrasikan dalam sebuah

kurikulum.

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

2. Konsep dasar kurikulum adalah kurikulum sebagai bidang studi

membentuk suatu teori, yaitu teori kurikulum. Konsep kurikulum dapat

ditinjau dalam empat dimensi, yaitu:


a. Kurikulum sebagai suatu ide;

b. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis,

c. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari

kurikulum sebagai suatu rencana tertulis;

d.  Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari

kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan

kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu

dari para peserta didik.

3. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang

ingin dicapai. Pola-pola pengorganisasian kurikulum diantaranya: Separated

Subject Curriculum, Correlated Curriculum, Integrated Curriculum.

4. Ketatalaksanaan kurikulum merupakan pelaksanaan interaksi belajar

mengajar, yang dapat terbagi menjadi tiga tahap yaitu: persiapan,

pelaksanaan pelajaran, dan penutupan.

5. Pengembangan kurikulum adalah proses yang dinamik sehingga dapat

merespon terhadap tuntutan perubahan structural pemerintahan,

perkembangan ilmu dan teknologi, maupun globalisasi yang dilakukan

untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tuntutan masa sekarang

maupun yang akan datang. Pengembangan kurikulum dipengaruhi oleh

faktor pendidikan tinggi, masyarakat, dan sistem nilai.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, Hartati dkk. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.

Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cet. Ke-4, Jakarta:
CV. Haji Masagung, 1994S
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dinn Wahyudin.(2014). Manajemen Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya,


201419.

Purwandi, Kurikulum Di Indonesia, Jakarta: Ciputat Pres, 2003

Hamid Hasan Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bina Aksara, 1988

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum Bandung: PT Remaja


Rosda Karya, 2007

Anda mungkin juga menyukai