Anda di halaman 1dari 25

DASAR, FUNGSI, TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL, TUGAS, HAK

SERTA KEWAJIBAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DI
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 2

RAFIQA MAULIDIA
KHAIRUL NISA
LAINUFAR

MATA KULIAH : PROFESI GURU


PEMBIMBING : Dr. MUKMAN IBRAHIM, M.Pd

PERGURUAN TINGGI ISLAM


AL-HILAL SIGLI
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dasar dan tujuan pendidikan merupakan masalah yang fundamental dalam
pelaksanaan pendidikan, karena dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan
isi pendidikan. Tujuan pendidikan itu pun akan menentukan kearah mana anak
didik akan dibawa.
Salah satu upaya pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan
beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses,
peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan
akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan
pemberdayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan.
Oleh karena memiliki kedudukan dan peranan yang strategis dalam
pembangunan nasional bidang pendidikan khususnya dalam upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa, tidak berbeda dengan pada masa tradisional, dengan bahasa
dan istilah yang lain pada masa sekarang ini guru dituntut untuk memiliki
kualifikasi, kompetensi, dan profesionalisme. Namun ironisnya, guru yang
mengemban tugas mulia dan tidak ringan serta secara sosio-kultural memiliki
kedudukan yang terhormat, tidak mendapatkan penghargaan yang setara dengan
kedudukan dan tugas yang diembannya.
Ketika mutu pendidikan di Indonesia dipertanyakan, guru dianggap
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia, karena merekalah yang berada di garda depan dalam dunia pendidikan.
Kualitas guru-guru Indonesia dianggap rendah. Hal ini didasarkan pada realitas,
bahwa banyak guru yang tidak memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang
dibutuhkan. Kondisi ini juga sering dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan guru
yang sangat rendah. Bagaimana guru dapat menjalankan tugasnya dengan baik,
sementara mereka masih bingung harus memenuhi kebutuhan hidupnya yang
semakin tidak dapat dicukupi dengan penghasilan atau gaji yang diterimanya?
Berdasarkan realitas itu, kualitas dan kesejahteraan guru menjadi salah satu solusi
dalam menyelesaikan masalah rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Dalam hubungan dengan hal tersebut, berbagai upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia memang telah dilakukan, namun hal itu
tampaknya belum memberikan hasil yang signifikan dengan yang diharapkan.
Ketika MPR mengamanatkan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN, hal
ini memberikan secercah harapan bagi dunia pendidikan Indonesia. Dengan
pendanaan yang memadai, diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia. Untuk merealisasikan hal itu kemudian disahkan Undang-undang
Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005.
Peranan guru sangatlah penting dalam pendidikan, terutama dalam sistem
pengajaran. Karena guru berposisi sebagai perantara sebuah ilmu untuk
disampaikan kepada peserta didik. Di negara-negara maju kualitas guru sangat
diperhatikan demi kemajuan bangsanya. Sebagai contoh Presiden Vietnam
mengatakan: No teacher no education, no education no economy, and social
development”. Dari pernyataan tersebut bahwa guru adalah sebagai akar pokok
dalam mengembangkan pendidikan. Kemudian merambah ke bidang ekonomi,
sosial, dan politik. Kemajuan sebuah Negara dapat dilihat dari kemajuan sebuah
lembaga pendidikan dan sumber daya manusianya. Pemerintah telah berusaha
dalam segala hal, termasuk dalam memperhatikan hak-hak dan kewajiban bagi
tenaga kependidikan. Dan guru memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan
peserta didik demi memajukan suatu Bangsa dan Negara. Usaha pemerintah
mensejahterakan guru sangatlah banyak melalui program-program pengembangan
profesi.
Profesi guru adalah merupakan profesi yang mulia. Salah satu syarat bagi
pengembangan suatu profesi ialah adanya suatu disiplin ilmu yang mendasari
profesi tersebut. Semakin maju suatu masyarakat, semakin kompleks pula
kehidupan masyarakat itu dan semakin canggih pula masalah kependidikannya.
Dengan sendirinya pendidikan profesional bagi profesi kependidikan merupakan
suatu keharusan. Di dalam sejarah perkembangan profesi kependidikan diketahui
ada dua sebab utama munculnya pendidikan profesional (Gartner: 1976).
1. kemajuan ilmu pengetahuan dan semakin ilmiahnya bidang ilmu pengetahuan
tersebut.
2. Semakin meningkatnya standar pekerjaan tersebut. Dengan demikian tugas,
hak dan kewajiban tenaga kependidikan adalah merupakan wujud dari
profesional tenaga kependidikan.
Menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan
relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang
mampu menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru
dan dosen secara terencana, terarah, dan berkesinambungan bahwa guru dan
dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam
pembangunan nasional dalam bidang pendidikan. Pendidikan biasanya berawal
saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang
dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi
dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum
kelahiran. Berkaitan dengan hal itu, pendidikan merupakan sesuatu yang sangat
penting bagi setiap orang di belahan dunia manapun termasuk di Indonesia.
Sistem pendidikan Indonesia yang telah di bangun dari dulu sampai
sekarang ini, ternyata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan
tantangan global untuk masa yang akan datang, Program pemerataan dan
peningkatan kulitas pendidikan yang selama ini menjadi fokus pembinaan masih
menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia ini.
Sementara itu jumlah penduduk usia pendidikan dasar yang berada di luar dari
sistem pendidikan nasional ini masih sangatlah banyak jumlahnya, dunia
pendidikan kita masih berhadapan dengan berbagai masalah internal yang
mendasar dan bersifat komplek, selain itu pula bangsa Indonesia ini masih
menghadapi sejumlah problematika yang sifatnya berantai sejak jenjang
pendidikan mendasar sampai pendidikan tinggi.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh yang di harapkan, oleh karena
itu upaya untuk membagun SDM yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek,
serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang gampang,
dibutuhkannya partisipasi yang strategis dari berbagai komponen yaitu :
a. Pendidikan awal di keluarga
b. Kontrol efektif dari masyarakat
c. dan pentingnya penerapan sistem pendidikan pendidikan yang khas dan
berkualitas oleh Negara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi dasar, tujuan dan fungsi pendidikan nasional ?
2. Apa saja hak dan kewajiban Guru ?
3. Bagaimana isi dari Undang-Undang Guru dan Dosen sebagai penunjang
dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran ?
4. Apa saja ruang lingkup Peraturan Pemerintah dalam UU No.2O Tahun
2003 dan UU No.14 Tahun 2005 tentang pendidikan Nasional ?
5. Apa yang dimaksud dengan guru ?
6. Apa tugas dari seorang guru ?
7. Apa saja wajib kerja dan ikatan dinas tentang guru dan dosen ?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan dasar, fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional di negara
Indonesia.
2. Menjelaskan prinsip dari penyelenggaraan pendidikan.
3. Menjelaskan beberapa hak dan kewajiban Guru dan Dosen serta peserta
didik dalam dunia pendidikan.
4. Menjelaskan tentang isi dari Undang-Undang Guru sebagai penunjang
dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
5. Menyebutkan serta menjelaskan point apa saja yang menjadi ruang
lingkup Peraturan Pemerintah UU No.14 Tahun 2005 dan UU No.20
Tahun 2003 tentang pendidikan Nasional.
Sehubungan dengan latar belakang itu, maka penulis ingin memberikan
tambahan informasi tugas , hak dan kewajiban dari atau pendidik. Oleh
karenanya, melalui penyajian makalah penulis akan menyampaikan beberapa
pengetahuannya dan akan melalui tulisan ini penulis berharap agar para pembaca
dapat memberikan respon yang positif.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar, Fungsi, Dan Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.Berkaitan dengan hal tersebut, lahirlah
pendidikan nasional di Negara Indonesia. Pendidikan nasional adalah pendidikan
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.Untuk mewujudkan semua itu juga perlu yang
namanya system pendidikan yang merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari
semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut.
2.1.1 Dasar pendidikan nasional
Dasar adalah sesuatu yang menjadi kekuatan bagi tetap tegaknya suatu
bangunan atau lainnya, seperti pada rumah atau gedung, maka pondasilah yang
menjadi dasarnya.Begitu pula halnya dengan pendidikan, dasar yang dimaksud
adalah dasar pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan
pegangan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah-sekolah atau di lembaga-
lembaga pendidikan lainnya.
Tujuan pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat penting di dalam
pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak
di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang
tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya. Hal ini
dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia.
Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde
Baru. Demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan
pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan
tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara
Indonesia.
2.1.2 Fungsi pendidikan nasional
Fungsi pendidikan nasional adalah memberikan suatu pengajaran dengan
ilmu pengetahuan untuk membentuk karakter bangsa yang takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta mencetak karakter, kreativitas dan kecerdasan anak sejak
dini.
Dasar dan fungsi tujuan pendidikan sesuai dengan pendidikan nasional
berdasarkan pancasila dan Undang-undang Nasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1924 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sesuai yang tercantum Di dalam UU NO.20/2003 tentang
Sisdiknas, Bab II pasal 2-3: Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional,
melahirkan butiran-butiran sebagai berikut:
a. Pasal 2
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Pasal 3
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Setidaknya ada dua Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
yang pernah dimiliki Indonesia yaitu Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
selanjutnya lebih di kenal dengan nama UUSPN. Dan yang kedua Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya lebih
dikenal dengan nama UU SISDIKNAS, sebelum adanya kedua Undang-undang
yang mengatur tentang system pendidikan nasional, Indonesia hanya memiliki
Undang-undang tentang pokok-pokok pengajaran dan pendidikan yaitu Undang-
undang Nomor 4 tahun 1950.Adanya perubahan UUSPN No.2 tahun 1989
menjadi UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 dimaksudkan agar system
pendidikan nasional kita bisa menjadi jauh lebih baik dibanding dengan system
pendidikan sebelumnya.
Pendidikan adalah suatu rencana untuk membentuk generasi penerus
bangsa dalam suasana pembelajaran dengan memberikan ilmu pengetahuan agar
tercapai kemampuan, spritual keagamaan, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia,
serta pengendalian diri.
Pendidikan nasional merupakan pendidikan berasas Undang-undang Dasar
1945 dan Pancasila dengan akar nilai-nilai agama serta keaneragaman budaya
yang ada di Indonesia, Sedangkan, sistem pendidikan nasional adalah sekumpulan
komponen terpadu yang saling berkaitan untuk mewujudkan tujuan dari
pendidikan nasional.
Sistem pendidikan yang telah berlangsung saat ini masih cenderung
mengeksploitasi peserta didik, indikator yang digunakanpun cenderung
menggunakan indikator kepintaran, sehingga secara nilai dirapot menunjukkan
peserta didik akan mampu bersaing maupun bertahan di tengah gencarnya
industrialisasi yang berlangsung saat ini.
Bagaimana sistem pendidikan di Indonesia menciptakan anak bangsa yang
memiliki sensitifitas terhadap lingkungan hidup yang krisis sumber-sumber
kehidupan, serta mendorong terjadinya sebuah kebersamaan dalam keadilan hak.
Sistem pendidikan harus lebih ditunjukan agar terjadi keseimbangan terhadap
ketersediaan sumber daya alam serta kepentingan-kepentingan ekonomi dengan
tidak meninggalkan sistem sosial dan budaya yang telah dimiliki
oleh Bangsa Indonesia.
Tujuan pendidikan nasional ini tentulah kita sudah bisa mengatakan
bahwasanya tujuan pendidikan nasional ini sangatlah mulia, namun akan tetapi
pada kenyataannya belum sepenuhnya tercapai. Sebagaimana yang sering kita
lihat di televisi tawuran pelajar yang sering terjadi di mana-mana, tingkat koruptor
yang sangat tinggi, tindak kejahatan yang tak bermoral, dan lain sebagainya. Hal
tersebut sudah menunjukkan potret dari ketidakberhasilan sistem pendidikan
nasional sepenuhnya. Ini menunjukkan harus adanya terobosan-terobosan baru
yang dapat mengatasi itu semua.
Sementara di berbagai daerah, pendidikan pun masih berada dalam kondisi
keprihatinan. Mulai dari kekurangan tenaga pengajar, fasilitas pendidikan hingga
sukarnya masyarakat untuk mengikuti pendidikan karena permasalahan ekonomi
dan kebutuhan hidup. Pada beberapa wilayah, anak-anak yang memiliki keinginan
untuk bersekolah harus membantu keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup
karena semakin sukarnya akses masyarakat terhadap sumber kehidupan mereka.
Karena pendidikan erat kaitannya dengan permasalahan ekonomi, maka
permasalahan ekonomi pun mempengaruhi pendidikan anak-anak negeri ini.
Pendidikan juga saat ini telah menjadi sebuah industri. Hal ini
mengakibatkan terjadinya praktek jual-beli gelar, jual-beli ijasah hingga jual-beli
nilai. Belum lagi diakibatkan kurangnya dukungan pemerintah terhadap
kebutuhan tempat belajar, pertumbuhan bisnis-bisnis pendidikan itu yang mau
tidak mau semakin membuat rakyat yang tidak mampu semakin terpuruk.
Pendidikan hanyalah bagi mereka yang telah memiliki ekonomi yang kuat,
sedangkan bagi kalangan miskin, pendidikan hanyalah sebuah mimpi. Betul
adanya telah ada usah dari pemerintah untuk mengusahakan pendidikan ini,
semisal dari adanya beasiswa, bantuan operasional siswa, pembaharuan
kurikulum, dan lain sebagainya. Namun itu semua masih belum seutuhnya mampu
mengatasi masalah pendidikan yang sangat kompleks di Indonesia ini.
2.1.3 Tujuan pendidikan nasional
Tujuan Pendidikan Nasional harus sesuai dengan Tap MPRS No
XXVI/MPRS/1966 tentang Agama, pendidikan dan kebudayaan, sehingga
dirumuskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah membentuk manusia Pancasila
sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945. Dalam UU No. 2 tahun 1989 juga
ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa serta mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, dengan artian bahwa
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki budi pekerti
luhur, memiliki keterampilan dan pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani,
memiliki pribadi yang baik, mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan, kebangsaan.
Tujuan pendidikan nasional yaitu bertujuan untuk membentuk karakter
bangsa serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan-tujuan terserbut
dapat dipantau sejak anak atau seseorang memulai pendidikan dari awal hingga
akhir, dengan adanya suatu penilaian selama menjalani masa pendidikan.
Pendidikan nasional yang ada di Indonesia menggunakan sistem
pendidikan yang diberikan dengan memberikan pembelajaran atau mengajarkan
materi tertentu, dan pada akhir materi akan diberikan suatu penilaian untuk
mengukur kemampuan siswa. Dengan adanya penilaian maka dapat dipantau
seberapa besar kemajuan, kemampuan dan tingkat pemahaman dari peserta didik.
Salah satunya yang selalu dijadikan penilaian dari pendidikan nasional Indonesia
adalah melalui Ujian Nasional (UN). Namun sebenarnya dengan Ujian Nasional
belum dapat dijadikan sebagai cara untuk mengukur tujuan pendidikan lainnya,
seperti membentuk akhlak, spritual keagamaan, kepribadian, dan lain-lain.
Dengan Ujian Nasional di akhir pendidikan, yang dapat dinilai hanyalah yang
berhubungan dengan penyampaian materi selama masa pendidikan saja, bukan
karakter kepribadian.
Jalur pendidikan nasional di Indonesia di bagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Jalur formal
b. Jalur non formal
c. Jalur informal
Yang termasuk jalur formal adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan dasar
b. Pendidikan menengah
c. Pendidikan tinggi
Jenis pendidikan nasional ada beberapa macam, yaitu:
a. Pendidikan umum
b. Pendidikan akademik
c. Pendidikan kejuruan
d. Pendidikan vokasi
e. Pendidikan profesi
f. Pendidikan keagamaan
g. Pendidikan khusus.

2.2 Tugas, Hak Serta Kewajiban Tenaga Kependidikan


Pendidik adalah mereka yang terlibat langsung dalam membina,
mengarahkan dan mendidik peserta didik. Tenaga, waktunya dicurahkan dalam
rangka mentransformasikan ilmu dan menginternalisasikan nilai termasuk
pembinaan akhlak dan karakter peserta didik. Dalam menjalankan tugas dan
profesinya, guru memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Hak guru
berarti suatu yang harus didapatkan olehnya setelah ia melaksanakan sejumlah
kewajibannya sebagai guru.
2.2.1 Pengertian guru dan kewajiban guru
Guru merupakan salah satu profesi dari tenaga kependidikan. Guru
bertugas untuk mengajar dimana mengajar merupakan pelaksanaan proses
pembelajaran dan menjadi proses yang paling penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pengabdian guru dalam dunia pendidikan yang sangat besar tersebut
sangat memberikan kontribusi yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai yang tertera pada pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945.
Guru sebagai sebuah profesi tenaga kependidikan memiliki hak dan
kewajiban yang menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Hak guru
merupakan apa-apa saja yang didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi
guru, dan kewajiban guru adalah apa-apa saja yang harus dilaksanakan seorang
guru dalam menjalankan profesinya. Hak dan kewajiban guru ini dituangkan
dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen sehingga
setiap guru mandapatkan perlindungan terhadap hak yang dimiliki dan kewajiban
yang harus dilaksanakan.
Adapun hak guru sebagaimana dinyatakan dalam pasal 14 ayat 1 Undang-
Undang no. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen :
1. Memperoleh penghasilan atas kebutuhan hidup minimun dan jaminan
kesehatan sosial.
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja.
3. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual.
4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya.
5. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalannya.
6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan dan/atau sanksi kepada siswa sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
7. Memperoleh rasa aman, dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas.
8. Memilikikebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
9. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pemerintah.
10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik.
11. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Selain hak yang harus mereka dapatkan, guru juga memiliki kewajiban
yang harus dilaksanakan. Adapun yang menjadi kewajiban guru adalah sebagai
berikut:
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dengan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu,atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi siswa dalam pembelajaran.
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika, serta
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Dalam UU Sisdiknas, hak dan kewajiban guru diatur dalam Pasal 39
sampai dengan Pasal 44. Dapat dipisahkan dan dijabarkan sebagai berikut.
1. Hak pendidik (guru) antara lain :
1) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai.
2) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
3) Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan
berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan
prestasi kerja dalam bidang pendidikan.pembinaan karier sesuai dengan
tuntutan pengembangan kualitas.
4) Berhak mendapatkan sertifikasi pendidik.
5) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan
intelektual.
6) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Kewajiban guru sebagai pendidik antara lain :
1) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, dan
melakukan pembimbingan dan pelatihan.
2) Harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang
kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
3) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
4) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
5) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Menurut UU Guru dan Dosen pasal 20, bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan guru berkewajiban:
1) Merencakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
3) Belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran.
4) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika, dan
5) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Cukup seimbang memang jika dilihat perbandingan antara hak dan
kewajiban profesi guru. Keseimbangan antara hak dan kewajiban ini yang
membuat guru mampu bekerja secara optimal dan menerima timbal balik yang
pantas serta melaksanakan tugas sesuai dengan kode etik guru. Tidak ada guru
yang lebih banyak kewajiban hak dari pada kewajiban yang dilakukan dan begitu
pula sebaliknya lebih banyak kewajiban dari pada hak yang diterima, meskipun
demikian memang masih banyak saja hal ini terjadi. Namun cukup ironis juga
ketika masih banyak guru yang sudah melaksanakan kewajiban namun belum
mendapatkan hak-hak yang semestinya bisa mereka dapatkan. Terutama di daerah
yang jauh dari kota, selain sarana dan prasarana yang masih kurang, kesejahteraan
kehidupan guru yang bisa dicapai dari penerimaan hak belum mampu dinikmati
seluruh guru. Ya, memang kemerataan pendidikan di Indonesia masih belum
dapat dicapai, sebuah tugas bagi seluruh masyarakat Indonesia agar hal ini dapat
terwujud sehingga cita-cita bangsa dapat dicapai melalui pendidikan yang baik.
2.2.2 Pengertian Tenaga pendidik dan kependidikan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 1 ayat 5 dan 6, yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan pendidik adalah tenaga kependidikan
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara,
tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,
serta berpartisifasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sedangkan pada pasal 27 dalam Bab VII UUSPN tentang tenaga
kependidikan sebagaimana dikutip Mukhtar, dkk, menyebutkan bahwa:
1. Tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,
melatih, meneliti, mengembangkan mengelola,dan atau memberikan
pelayanan tekhnis dalam bidang pendidikan.
2. Tenaga kependidikan meliputi tenaga pendidikan, pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, dan pengembang bidang
pendidikan, pustakawan, laboran, dan tekhnisi sumber belajar.
3. Tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat
dengan tugas utama mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah disebut guru, dan pada jenjang pendidikan tinggi disebut
dosen.
Yang temasuk ke dalam tenaga kependidikan adalah kepala satuan
pendidikan, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya. Tenaga kependidikan
lainnya adalah orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses
pendidikan, diantaranya :
1) Wakil-wakil/kepala urusan, umumnya pendidik yang mempunyai tugas
tambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan
Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut.
2) Tata usaha adalah tenaga kependidikan yang bertugas dalam bidang
administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola
diantaranya; Administrasi surat menyurat dan pengarsipan, Administrasi
kepegawaian, Administrasi peserta didik, Administrasi keuangan,
Administrasi inventaris, dan lain-lain.
3) Labiran adalah petugas khusus yang bertanggung jawabterhadap alat
dan bahan dilaboratorium.
4) Pustakawan, pelatih ekstrakurikuler, petugas keamanan (penjaga
sekolah), petugas kebersihan, dan lainnya.
Kepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung
jawab untuk memimpin satuan pendidikan. Kepala satuan pendidikan harus
mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai educator, manajer,
administrator, supervisor, leader, innovator, motivator, dan mediator (Emaslim-
FM). Istilah lain untuk kepala satuan pendidikan adalah : Kepala Sekolah, Rektor,
Direktur, serta istilah lainnya. Tenaga pendidik atau yang sering disebut dengan
guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang
ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial
dalam bidang pembangunan. Oleh karena itu guru merupakan salah satu unsur di
bidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan
kedudukannya sebagai sebagai tenaga professional, sesuai dengan tuntutam
masyarakat yang semakin berkembang.
Para pendidik (guru), harus mampu merancang dan melaksanakan proses
pembelajaran dengan melibatkan berbagai komponen yang akan terlibat
didalamnya. Sungguh suatu tugas yang sangat berat. Ruang lingkup tugas yang
luas dan berat menuntut para prndidik untuk mampu melaksanakan aktifitasnya
secara sistematis. Karena itu, tidak heran kalau ada tuntutan akan kompetensi
yang jelas dan tegas yang dipersyaratkan bagi para pendidik, semata-mata agar
mereka mampu melaksanakan tuganya dengan baik.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik jelas telah dirumuskan
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Bab IV Pasal 10, menyebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Selain tenaga pendidik (guru) yang mempunyai kewajiban, tenaga
kependidikan juga mempunyai kewajiban, seperti :
1. Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas merencanakan , mengorganisir,
mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan
sekolah dengan rincian sebagai berikut :
1) Mengatur proses belajar mengajar.
a. Program tahunan dan semester berdasarkan kalender.
b. Jadwal pelajaran pertahun, persemester termasuk penetapan jenis mata
pelajaran/bidang pengembangan/bidang pengajaran/bidang keterampilan
dantugas guru.
c. Penyusunan norma penilaian.
d. Pendapatan kenaikan kelas.
e. Laporan kemajuan hasil belajar mengajar.
2) Mengatur administrasi kantor.
3) Mengatur administrasi murid/siswa.
4) Mengatur administrasi pegawai.
5) Mengatur administrasi perlengkapan.
6) Mengatur administrasi keuangan.
7) Mengatur administrasi perpustakaan.
8) Mengatur administrasi laboratorium.
2. Wakasek bidang kurikulum.
Yang menjadi tugas pokok Wakasek Kurikulum adalah :
1) Pembagian tugas mengajar.
2) Penyususnan jadwal.
3) Penyusunan perangkat program belajar.
4) Pelaksanaan PBM.
5) Evaluasi.
a. Ulangan umum.
b. Ujian akhir.
6) Rapat dewan guru.
7) Kenaikan kelas.
8) Pengayaan kelas III.
9) Penyerahan STTB.
3. Wakasek Kesiswaan, yaitu:
1) Penerimaan peserta didik baru.
2) Masa orientasi siswa.
3) Pembinaan siswa.
4) Kegiatan ekstrakulikuler.
5) Pembentukan kegiatan OSIS.
4. Wakasek Sarana Prasarana, yaitu:
1) Mendata sarana dan prasarana.
2) Memelihara dan mengawasi sarana dan prasarana sekolah.
3) Merencanaan pengadaan dan perawatan sarana dan prasarana sekolah.
4) Membuat dan mengisi buku yang diperlukan untuk inventaris
perlengkapan.
5) Mengawasi dan mengecek sarana dan prasrana yang rusak dan segera
melakukan perbaikan atau koordinasi sebagaimana mestinya.
6) Membuat dan menyusun laporan keadaan sarana dan prasarana setiap
semester atau tahun kepada kepala sekolah.
5. Komite sekolah,yaitu:
1) Bersama pihak sekolah menetapkan dan merumuskan visi dan misi
sekolah.
2) Menyelenggarakan rapat-rapat komite sesuai dengan program yang
ditetapkan.
3) Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan standar pelayanan
pembelajaran di sekolah.
4) Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan rencana strategi.
5) Bersama pihak sekolah menyusun dan menetapkan rencana kerja tahunan
yang dirumuskan dalam rencana aggaran dan belanja sekolah (RAPBS).
6) Membahas dan menetapkan pemberian tambahan kesejahteraan bagi
kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi sekolah yang berasal dari
masyarakat/orang tua siswa.
7) Mengevaluasi pelaksanan program sekolah sesuai dengan kesepakatan
pihak sekolah, meliputi : pengawasan, penggunaan sarana dan prasarana
sekolah, pengawasan keuangan secara berkala dan berkesinambungan.
6. Koordinator BK
Koordinator BK mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun program dan pelaksanaan BK.
2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi oleh siswa.
3) Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam
kegiatan belajar.
4) Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam
memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan kerja yang
sesuai.
5) Menyusun laporan pelaksanaan BK.
7. Tenaga Administrasi sekolah atau Tata Usaha Sekolah
Salah satu unsur yang memberikan layanan untuk kelancaran
kegiatan belajar dan mengajar di sekolah adalah unsur tata usaha. Layanan tata
usaha ini diberikan kepada pendidik, sehingga guru, konselor, dan kepala sekolah
dapat memperoleh kebutuhannya berkaitan dengan sejumlah formulir yang
diperlukan, bahan-bahan pelajaran yang dibutuhkan dan disediakan oleh sekolah,
pemakaian dan penggunaan ruang belajar beserta seluruh fasilitasnya, kenaikan
pangkat, perjalanan dinas, dan lain sebagainya. Kemudian peserta didik
mendapatkan layanan yang prima dari tata usaha berkaitan dengan sejumlah
formulir yang diperlukan untuk kegiatan belajar, surat-surat yang diperlukan
siswa, dokumen-dokumen nilai hasil belajar dan lain sebagainya yang
menyangkut kebutuhan peserta didik untuk memperlancar kegiatan belajar.
2.2.3 Kewajiban Tenaga Kependidikan Sesuai UU Sisdiknas
Menurut UU SIIDIKNAS No 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan (Pasal 1 ayat 5), sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan
lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan (pasal 1 ayat 6). Jadi pendidik itu merupakan
tenaga kependidikan, tetapi tenaga kependidikan belum tentu pendidik.
Menurut UU SISDIKNAS pasal 40 ayat 2 menjelaskan tentang tenaga
kependidikan adalah:
1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis.
2) Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
2.2.4 Wajib kerja dan ikatan Dinas tentang guru dan dosen
UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Wajib Kerja dan Ikatan
Dinas yaitu sebagai berikut:
1. Pasal 21
1) Dalam keadaan darurat, perintah dapat memberlakukan ketentuan wajib
kerja kepada guru dan/ atau warga negara Indonesia lainnya yang
memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi untuk melaksanakan
tugas sebagai guru di daerah khusus di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penugasan warga negara Indonesia
sebagai guru dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat 1
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2. Pasal 22
1) Pemerintah dan /atau pemerintah daerah dapat menetapkan pola ikatan
dinas bagi calon guru untuk memenuhi kepentingan pembangunan
pendidikan nasional atau kepentingan pembangunan daerah.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pola ikatan dinas bagi calon guru
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya semua hal yang menyangkut pendidikan nasional, UU
Sisdiknas No. 20 tahun 2003 serta tak lepas dari UUD 1945 dan Pancasila.
Adapun penjabaran dari tiap bidang, yaitu :
a. Fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dituangkan dalam UU
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 2-3.
b. Prinsip penyelenggaraan pendidikan diatur dalam Undang-Undang
20/2003 tentang Sisdiknas.
c. Hak dan kewajiban peserta didik diatur dalam Undang-Undang
Sisdiknas No 20 Tahun 2003.
d. Semua hal yang menyangkut kinerja dan identitas dari guru dan dosen
diatur dalam Undang Undang Guru dan Dosen yang disusun
berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sisdiknas.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing,mengarahkan,melatih,menilai dan mengawasi, serta guru
juga mempunyai tanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan amalannya
dalam rangka membina dan membimbing anak didik. Hak adalah Sesuatu yang
mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri.
Guru (Pendidik)
Peranan guru sangatlah penting dalam pendidikan, terutama dalam sistem
pengajaran karena guru berposisi sebagai perantara sebuah ilmu untuk
disampaikan kepada peserta didik. Secara etimologis, guru sering disebut
pendidik. Dalam bahasa Arab, ada beberapa kata yang menunjukkan profesi ini,
seperti mudarris, mu’allim, murrabi, dan mu’addib.
Tugas dan tanggung jawab guru (Pendidik)
Terkit dengan tugas dan tanggung jawab guru, terdapat dalam Undang-
undang Guru dan Dosen pasal 1 dinyatakan bahwa, Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Hak dan kewajiban guru (Pendidik)
Hak guru terdapat dalam pasal 14 Undang-Undang no. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, yang didalamnya terdiri dari hak-hak yang bisa
didapatkan oleh guru, tidak lepas dari hak seorang guru harus menjalankan
kewajibannya sebagai guru agar hak-haknya dapat diterima dengan baik.
Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan
beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Selain itu dengan adanya teknologi informasi yang
semakin canggih dan semakin global semakin memudahkan para guru dan dosen
untuk mengembangkan kualitas pedidikan agar lebih baik lagi.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca
yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan khususnya
bagi penbaca.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang


Guru dan Dosen (Jakarta : Ciputat Press, 2006)
http://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/tenaga-kependidikan/ (diakses 1
oktober 2011)
http://smp4singaraja.blogspot.com/p/progr (diakses 13 oktober 2011)
Hamalik Oemar. 2004. (Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.)
Jakarta: Bumi Aksara.
Mukhtar, Rusmini, dan Samsu, Sekolah Berprestasi (Jakarta : Nimas Multima,
2001)
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan (Jakarta : Gaung
Persada Press, 2009)
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
LaksBang Mediatama.
Syaefudin Saud, Udin. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta
Tilaar, H.A.R. 1990. Pendidikan dalam Pembangunan Nasional Menyongsong
Abad XXI. Balai Pustaka.
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan (Bandung :
Alfabeta, 2010)
Tim Dosen Administrasi Pendidikan-UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung :
Alfabeta, 2011)
UU NO. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas.
UU NO. 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen.

Anda mungkin juga menyukai