Anda di halaman 1dari 12

DOSEN PENGAMPU : Dr. ARNIDA, M.

Si

MATA KULIAH : PROFESI KEGURUAN

SEMESTER : 3 (TIGA)

MODEL DAN STRATEGI PENINGKATAN PROFESI GURU

OLEH :

KELOMPOK IV

NUR INSANI. S (1944041006)

PUTRI OKTAVIANI (1944040029)

RAHMAT SUGIONO NASIR (1944041003)

KELAS : B

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam cipataan-
Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad SAW
yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya
dengan bahasa yang sangat indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “Model dan Strategi Peningkatan Profesi Guru” sebagai tugas mata
kuliah Profesi Keguruan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya - karya
kami di lain waktu.

Penulis

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 2

A. Pengembangan Profesionalisasi Guru.............................................................................. 2


B. Model Peningkatan Prefesi Guru..................................................................................... 2-5
C. Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru.................................................................... 5-6

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 7

A. Kesimpulan...................................................................................................................... 7
B. Saran................................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan profesionalisasi guru dilakukan berdasarkan kebutuhan institusi, kelompok


guru, maupun individu guru sendiri.  Menurut Danim dari perspektif institusi, pengembangan
guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kualitas staf  dalam
memecahkan masalah-masalah keorganisasian. Selanjutnya dikatakan juga bahwa
pengembangan guru berdasarkan kebutuhan institusi adalah penting, namun hal yang lebih
penting adalah berdasarkan kebutuhan individu guru untuk menjalani proses profesionalisasi.
Karena substansi kajian dan konteks pembelajaran selalu berkembang dan berubah menurut
dimensi ruang dan waktu, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya.

Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia pedidikan.
Sejalan dengan itu, jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam bidang keguruan mengandung arti
peningkatan segala daya dan usaha dalam  rangka pencapaian  secara optimal layanan yang akan
diberikan kepada masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka
profesionalisasi guru  (pendidik)  merupakan suatu keharusan, terlebih lagi apabila kita melihat
kondisi objektif  saat ini berkaitan dengan berbagai hal yang ditemui dalam melaksanakan
pendidikan, yaitu : (1) perkembangan Iptek, (2) persaingan global bagi lulusan pendidikan, (3)
otonomi daerah dan (4) implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Dari uraian di atas, maka Penulis tertarik untuk membuat sebuah makalah yang berjudul
“Model Pengembangan Profesi Guru” dengan membahas lebih lanjut mengenai apa saja dan
bagaimana tugas dan beban kerja sebagai seorang guru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang Dimaksud dengan Peningkatan Profesionalisme Guru ?


2. Apa Saja Model-Model Peningkatan Profesi Guru?
3. Bagaimana Strategi Peningkatan Profesi Guru ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Maksud dari Peningkatan Profesionalisme Guru
2. Untuk Mengetahui Model-Model Peningkatan Profesi Guru
3. Untuk Mengetahui Strategi Peningkatan Profesi Guru

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Profesionalisasi Guru
1. Makna Profesional, Profesionalisme, dan profesionalisasi

Berbicara mengenai profesional pemikiran kita akan tertuju pada pekerjaan.


Menurut Danim Sudarman, makna profesional merujuk pada dua hal. Pertama orang
yang menyandang suatu profesi. Orang yang profesional biasanya melakukan pekerjaan
sesuai dengan keahliannya dan mengabdikan diri pada pengguna jasa dengan disertai rasa
tanggung jawab atas kemampuan profesionalnya itu. Kedua, kinerja
atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
Profesionalisme berasal dari bahasa inggris Profesionalism yang secara leksikal
berarti sifat profesional. Menurut Jasin, Anwar profesionalisme dapat diartikan sebagai
kometmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya
dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu.
Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para
anggota penyandang suatu profesi untuk  standar ideal dari penampilan atau perbuatan
yang diinginkan oleh profesinya itu. Profesionalisasi mengandung makna dua dimensi
utama , yaitu peningkatan status dan peningkatan kemampuan-praktis.

2. Pengembangan Profesionalisme Tenaga Pendidik


Menurut Sudarwan Danim (2002:51) menjelaskan bahwa pengembangan profesionalisme
guru dimaksudkan untuk memenuhi tiga kebutuhan. Pertama, kebutuhan sosial untuk
meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang efisien dan manusiawi serta melakukan
adaptasi untuk penyusunan kebutuhan-kebutuhan sosial. Kedua, kebutuhan untuk menemukan
cara-cara untuk membantu staff pendidikan dalam rangka mengembangkan pribadinya secara
luas. Ketiga, kebutuhan untuk mengembangkan dan mendorong kehidupan pribadinya, seperti
halnya membantu siswanya dalam mengembangkan keinginan dan keyakinan untuk memenuhi
tuntutan pribadi yang sesuai dengan potensi dasarnya

B. Model Peningkatan Profesi Guru

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Dapertemen Pendidikan


Nasional (2005) menyebutkan beberapa alternatif Program Pengembangan
profesionalisme guru, sebagai berikut :

2
1. Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru

Sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa kualifikasi pendidikan guru adalah
minimal S1 dari program keguruan, maka masih ada guru-guru yang belum memenuhi
ketentuan tersebut. Oleh karenanya program ini diperuntukkan bagi guru yang belum
memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1 untuk mengikuti pendidikan S1 atau S2
pendidikankeguruan. Program iniberupa program
kelanjutanstudidalambentuktugasbelajar. 

2. Program Penyetaraan dan Sertifikasi

Program ini diperuntukkan bagi guru yang mengajar tidak sesuai  dengan  latar
belakang pendidikannya atau bukan berasal dari program  pendidikan keguruan. Hal ini
terjadi karena sekolah mengalami keterbatasan atau kelebihan guru mata pelaajaran
tertentu. Sering terjadi kualifikasi pendidikan mereka lebih tinggi dari kualifikasi yang
dituntut namun tidak sesuai, misalnya berijazah S1 tetapi bukan kependidikan. Mereka
dapat mengikuti program penyetaraan atau sertifikasi

3. Program Supervisi Pendidikan


Dalam praktik pembelajarn di kelas masih sering ditemui guru-guru yang ditingkatkan
profesionalis menyadalam proses belajar mengajarnya. Sering ada persepsi yang salah atau
kurang tepat di mana tugas supervisor sering dimaknai sebagai tugas untuk mencari kesalahan
atau untuk mengadili guru, padahal tujuannya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
proses belajar mengajar. Ciri utama supervisi adalah perubahan dalam kearah yang lebih baik,
positif proses belajar rmengajar lebih efektif dan efisien. 

4. Program Pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran
sejenis disanggar maupun di masing-masing sekolah yang terdiri dari dua unsur yaitu
musyawarah dan  guru mata pelajaran. Guru mata pelajaran adalah guru SMP dan SMA
Negeri atau Swasta yang mengasuh dan bertanggung jawab dalam mengelola mata
pelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
Guru bertugas mengimplementasikan kurikulum di kelas. Dalam hal ini dituntut
kerjasama yang optimal diantara para guru. Dengan MGMP diharapkan akan
meningkatkan profesionalisme guru  dalam melaksanakan pembelajaran  yang bermutu
sesuai kebutuhan peserta didik. Wadah profesi ini sangat diperlukan dalam memberikan
kontribusi pada peningkatan keprofesionalan para anggotanya.

3
5. Simposium Guru

Selain MGMP ada forum lain yang dapat digunakan sebagai wadah untuk saling
berbagi pengalaman dan pemecahan masalah  yang terjadi dalam proses pembelajaran
yaitu simposium. Melalui forum simposium guru ini diharapkan para guru
menyebarluaskan upaya-upaya kreatif dalam pemecahan masalah. Forum ini selain
sebagai media untuk sharing pengalaman, juga berfungsi untuk kompetisi  antar guru,
dengan menampilkan guru-guru yang berprestasi dalam berbagai bidang, misalnya dalam
pengunaan metode pembelajaran, hasil penelitian tindakan kelas atau penulisan karya
ilmiah

6. Program Pelatihan Tradisional

Pelatihan ini pada umumny amengacu pada satuas pekhusus yang sifatnya aktual
dan penting untuk diketahui oleh para guru, misalnya: CTL, KTSP, Penelitian Tindakan
Kelas, Penulisan Karya Ilmiah, danl ain sebagainya. 

7. Membaca dan Menulis jurnal atau Karya Ilmiah


Dengan membaca dan memahami isi jurnal atau makalah ilmiah lainnya dalam bidang
pendidikan guru dapat mengembangkan profesionalismenya. Selanjutny adengan meningkatnya
pengetahuans meiring dengan bertambahnya pengalaman, guru diharapkan dapat membangun
konsep baru, keterampilan khusus dan alat/media belajar yang dapat memberikan kontribusi
dalam melaksanakan tugasnya.

8. Berpartisipasi dalam pertemuan ilmiah


Partisipasi guru minimal pada kegiatan konferensi atau pertemuan ilmiah setiap tahun
akan memberikan kontribusi yang berharga dalam membangun profesionalisme guru
dalammelaksanakantanggungjawabnya. Penyampaianmakalahutama, kegiatan diskusi kelompok
kecil, pameran ilmiah, pertemuan informal untuk bertukar pikiran atau ide-ide baru, dans
ebagainya saling berintegrasi untuk memberikan kesempatan pada guru untuk tumbuh sebagai
seorang pfrofesional.

9. Melakukanpenelitian (khususnya Penelitian Tindakan Kelas) 


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan studisi stematik yang dilakukan guru
melalui kerja sama atau tidak dengan ahli pendidikan dalam rangka merefleksikan dan sekaligus
meningkatkan praktik pembelajaran secara terus menerus juga merupakan strategi yang tepat
untuk meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai kajian yang bersifat reflektif oleh guru yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional, memper dalam pemahaman terhadap
tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya, dan memperbaki kondisi dimana praktik
pembelajaran berlangsunga kanbermanfaat sebagai inovasi pendidikan.

4
4
10. Berpartisipasi dan Aktif dalam Organisasi Profesi 
Ikut serta menjadi anggota organisasi/komunitas profesional juga akan meningkatkan
profesionalisme guru.Organisasi/komunitas profesional biasanya akan melayani anggotanya
untuk selalu mengembangkan dan memelihara profesionalismenya dengan membangun
hubungan yang erat dengan masyarakat (swasta, industri, dansebagainya). Dalam hal ini yang
terpenting adalah guru harus pandai memilih satu bentuk organisasi profesional yang dapat
memberi manfaat utuh bagi dirinya melalui bentuk investasi waktu dan tenaga.

11. Menggalang Kerjasama dengan Teman Sejawat


Kerjasama dengan teman seprofesi sangat menguntungkan bagi pengembangan
profesionalisme guru. Banyak hal dapat dipecahkan dan dilakukan berkat kerjasama, seperti:
Penelitian Tindakan Kelas, berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah dll.

C. Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru


Guru yang profesional adalah yang menguasai karakteristik bahan ajar dan  karakteristik
pesreta didik. Karakteristik bahan ajar meliputi konsep, prinsip, teori yang terdapat dalam bahan
ajar. Karakteristik peserta didik meliputi potensi, sikap, minat, akhlak mulia,  dan personaliti
peserta didik. Penguasaan karakteristik bahan ajar dan peserta didik diperlukan untuk
menentukan metode dan strategi pembelajaran. Selain itu karakteristik guru sebagai pendidik
harus dapat menyesuaian dengan bahan ajar dan peserta didik. Guru harus memahami bagaimana
peserta didik belajara dan mampu meningkatkan minat pda mata pelajaran dan meningkatkan
motivasi belajar. Peserta didik juga belajar akhlak mulia melalui pengamatan terhadap prilaku
guru ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas  dan ketika di luar kelas di skeolah. 
Dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas guru harus mendorong peserta didik
untuk bertanya. Menurut John Dewey (2001), kemampuan individu untuk bertanya berdasar
pengalaman merupakan hal yang penting dalam pendidikan. Pengalaman membantu untuk
membentuk pemikiran atau pengetahuan seseorang. Peserta didik yang tidak pernah bertanya
tidak akan  bertambah pengetahuannya. Apalagi apabila peserta didik tidak tahu apa yang akan
ditanyakan dan tidak  tahu apa yang tidak diketahuinya.  Untuk itu guru yang professional harus
mendorong peserta didik untuk bertanya.  
Guru harus terampil dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai
dengan kondisi peserta didik. Tingkat perhatian peserta didik terhadap pemeblajaran di kelas
bervariasi. Untuk itu guru harus terampil memilih metode pembelajaran yang tepat agar tingakt
perhatian peserta didik tidak turun.
Aspek lain dari profesionalisme guru adalah kemampuan berkomunikasi, yaitu ucapannya
jelas dan mudah dipahami peserta didik. Kalimat yang diucapkan harus jelas dan kalau
menyampaikan konsep yang sulit harus diulang-ulang. Kalau bertanya juga harus jelas, demikian
pula kalau memberi tugas baik kelompok maupun individu. Kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran juga bervariasi, ada kalau ceramah menarik dan ada yang
kurang menarik, ada yang kalau bertanya juga menarik sehingga membangkitkan motivasi

5
belajar peserta didik. Guru juga harus mampu membangun minat peserta didik pada mata
pelajaran yang diampunya. Kalau peserta didik semula tidak berminat kemudian menjadi
berminat. Kemampuan ini  tidak mudah dicapai, namun bisa dicapai melalui pengalaman yang
selalu  dianalisis melalui refleksi diri atau melalui magang pada guru senior yang sukses dalam
mengelola proses pembelajaran.
Pembelajaran yang efektif menurut Kindsvatter, Wilen,& Ishler (1996) adalah melalui
prosedur sebagai berikut: 1) mereviu pelajaran yang lalu, 2) menyajikan pengetahuan atau
keterampilan baru, 3) memberikan latihan, aplikasi konsep, 4) memberi umpak balik, atau
koreksi 5) memberi latihan mandiri. 6) melakukan review mingguan atau bulanan. Hal yang
penting dalam melaksanakan pembelajaran di kelas adalah aplikasi dari konsep atau teori yang
diajarkan. Setiap akhir pembelajaran, guru harus melakuan refleksi terhadap pelaksanaan dan
hasil pembelajaran. Hasil refleksi digunakan untuk perbaikan yang akan datang. Kualitas
pembelajaran di kelas merupakan salah satu indikator tingkat profesionalisme guru.
Strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan profesionalisme guru seperti yang
dibahas di atas adalah: 1) melalui pelatihan yang efektif, setelah pelatihan harus ada umpan balik
berupa ujian, 2) magang pada guru yang profesional, 3) membaca buku atau hasil penelitian
tentang guru yang profesional, 4) melakukan refleksi diri terhadap proses pembelajaran yang
telah dilakukan, 5) melakukan refleksi diri terhadap prilaku yang ditampilkan di depan kelas
dan  di sekolah, 6) melakukan evaluasi diri terhadap kinerja yang telah dicapai. Selain itu untuk
meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah harus mamantau kinerja guru melalui
obervasi di kelas dan menggali informasi dari peserta didik tentang pelaksanaan pembelajaran,
dan menganalisis hasil ujian sekolah dan hasil ujian nasional. Kepala sekolah harus bekerja
sinergis degan pengawas sekolah dalam membangun guru yang profesional. Untuk itu pengawas
harus memiliki kemampuan dalam membantu guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Kerja yang sinergis antara kepala sekolah dengan  pengawas pendidikan mutlak
diperlukan dalam meningkatkan kinerja guru. Untuk itu perlu dilakukan pertemuan
berkala  membahas pencapaian kinerja guru dan cara untuk meningkatkannya.
Faktor lain yang penting dalam meningkatkan profesionaslisme guru adalah pemberian
pelatihan secara berkala. Setiap tahun guru harus diberi kesempatan  untuk meningkatkan
kemampuannya melalui pelatihan yang terprogram dan sistematik. Pelatihan ini juga merupakan
arena untuk penyegaran dan tukar menukar pengalaman antar guru. Kinerja guru ditentukan oleh
banyak faktor, namun yang paling utama adalah profesionalisme guru. Guru yang
profesional  adalah yang menguasai bahan ajar, menguasai peserta didik, trampil dalam memilih
dan menggunakan metode pembelajaran, dan menjadi teladan dalam penampilan maupun ucapan
di kelas dan di sekolah maupun di masyarakat. 

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan profesionalisme guru dimaksudkan untuk memenuhi tiga kebutuhan.
Salah satu nya adalah kebutuhan sosial untuk meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang
efisien dan manusiawi serta melakukan adaptasi untuk penyusunan kebutuhan-kebutuhan sosial.
Model-model Pengembangan profesionalisme guru, diantaranya adalah sebagai berikut :
Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru, Program Penyetaraan dan
Sertifikasi, Program Supervisi Pendidikan, Program Pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru
Mata Pelajaran), Simposium Guru, Program Pelatihan Tradisional, Membaca dan Menulis
jurnal atau Karya Ilmiah, Melakukan Penelitian Tindakan Kelas serta Berpartisipasi dan Aktif
dalam Organisasi Profesi 
Strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan profesionalisme guru seperti yang
dibahas di atas adalah: 1) melalui pelatihan yang efektif, setelah pelatihan harus ada umpan balik
berupa ujian, 2) magang pada guru yang profesional, 3) membaca buku atau hasil penelitian
tentang guru yang profesional, 4) melakukan refleksi diri terhadap proses pembelajaran yang
telah dilakukan, 5) melakukan refleksi diri terhadap prilaku yang ditampilkan di depan kelas
dan  di sekolah, 6) melakukan evaluasi diri terhadap kinerja yang telah dicapai. Selain itu untuk
meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah harus mamantau kinerja guru melalui
obervasi di kelas dan menggali informasi dari peserta didik tentang pelaksanaan pembelajaran,
dan menganalisis hasil ujian sekolah dan hasil ujian nasional. Kepala sekolah harus bekerja
sinergis degan pengawas sekolah dalam membangun guru yang profesional. Untuk itu pengawas
harus memiliki kemampuan dalam membantu guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di
kelas. Kerja yang sinergis antara kepala sekolah dengan  pengawas pendidikan mutlak
diperlukan dalam meningkatkan kinerja guru. Untuk itu perlu dilakukan pertemuan
berkala  membahas pencapaian kinerja guru dan cara untuk meningkatkannya.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan pedoman pada sumber yang
dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu kami selaku penulis memerlukan saran dan kritik
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mardapi Djemari. 2012. Strategi Meningkatkan Profesionalisme Guru. Pusat Kajian dan
Advokasi Pendidikan. Magelang
(http://pusaka-pendidikan.blogspot.com/2015/02/makalah-strategi-meningkatkan.html )

Hatikah Siti. 2017. Model Pengembangan Profesi Guru. Universitas Negeri Padang.
Karawang.
( http://sitihatikah.blogspot.com/2017/02/makalah-model-pengembangan-profesi-guru.html )

Anda mungkin juga menyukai