MAKALAH
Dosen pengampu :
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb………..
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah ini, tak lupa pula kami panjatkan rasa syukur
kami terhadap Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman yang
lebih terang.
Demikian kata pengantar ini kami buat, semoga makalah yang kami buat ini
dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian.
Wassalamu’alaikum wr.wb……..
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Instrumen evaluasi pembelajaran merupakan alat ukur yang dipakai dalam suatu
pembelajaran, untuk menilai dan mengevaluasi sampai sejauh mana proses pembelajaran
mencapai sasarannya. Dalam realitas, kata evaluasi sering kali dipakai dengan kata
penilaian karena adanya tes yang sering dipakai dalam proses pembelajaran biologi.
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan dalam rangka kegiatan
mengumpulkan dan mengolah informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik.
Pada era yang serba maju ini, seorang guru atau pendidik dituntut untuk bisa
membuat peserta didik atau muridnya menjadi murid yang dapat berfikir kritis, kreatif
dan lebih rasional. Oleh karena itu, seorang guru dituntut agar bisa lebih memahami
segala hal pada zaman ini, misalnya dalam hal pembuatan instrumen evaluasi, seorang
guru harus lebih aktif dan pandai dalam hal tersebut. Oleh karena itu, dalam pembuatan
instrumen evaluasi seorang guru harus memahami bagaimana cara dan kiat-kiat dalam
membuat instrumen evaluasi tersebut agar nantinya evaluasi yang kita berikan
memberikan dampak dan efek yang dibutuhkan oleh murid-murid kita untuk menghadapi
segala tantangan zaman pada masa sekarang ini. Seorang guru juga harus senantiasa
memperhatikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswanya.
Proses evaluasi harus dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui seberapa
jauh dan seberapa paham seorang siswa dalam menanggapi dan menerima sebuah materi
atau pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru. Dalam proses evaluasi perlu
digunakan beberapa metode yang dapat mengasah kemampuan siswa baik itu dalam
aspek berfikir kritis, kreatif, berfikir sistem ataupun berfikir reflektif, agar nantinya siswa
tersebut dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan sebuah
persoalan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu instrument evaluasi dan apa saja jenisnya?
2. Apa itu uji pokok?
3. Bagaimana soal berbasis kritis, kreatif, berfikir sistem, dan berfikir reflektif
digunakan sebagai jenis instrument evaluasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi instumen evaluasi dan mengenal jenis-jenisnya.
2. Memahami apa itu uji pokok.
3. Mengidentifikasi soal berbasis kritis, kreatif, berfikir sistem, dan berfikir reflektif
yang digunakan sebagai jenis instrument evaluasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat ukur yang digunakan dalam rangka
kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi untuk menentukan pencapaian hasil
belajar peserta didik. Menurut Standar Penilaian Pendidikan (Permendiknas Nomor 20
Tahun 2007), kegiatan guru dalam penilaian hasil belajar yang terkait dengan instrumen
dan teknik penilaian hasil belajar. Instrumen arti sederhananya adalah seperangkat alat
ukur berupa tulisan, materi, lisan yang dipakai untuk mengukur sesuatu. Alat ukur yang
dimaksud adalah yang digunakan dalam pendidikan.
A. Tes
Tes diartikan sebagai alat dan memiliki prosedur sistematis yang dipergunakan untuk
mengukur dan menilai suatu pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap
seprangkat konten dan materi tertentu. Suharsimi Arikunto menyatakan tes adalah
alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes yang baik
memiliki cirri-ciri yaitu : Valid (tesnya tepat dalam mengukur), reliable (tesnya tetap
dalam mengukur), objektif (Penilaiannya tidak berubah-ubah), praktikabilitas dan
ekonomis.
Tes mempunyai prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematis, dan objektif yang
hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam proses
pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian, tes memiliki peranan yang
sangat penting dalam dunia pendidikan. Tes memiliki 4 fungsi yaitu: 1) Sebagai alat
untuk mengukur prestasi yakni tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
3
dicapai siswa dan mengukur keberhasilan dan yang belum berhasil dari program
pembelajaran serta langkah kedepannya.
2) Sebagai motivator dalam pembelajaran, untuk itu pentingnya umpan balik yakni
nilai untuk meningkatkan intensitas belajar.
3) Upaya perbaikan kualitas pembelajaran seperti tes penempatan, tes diagnostic, tes
formatif. Tes penempatan disesuaikan dengan minat dan bakat siswa masing-masing
sehingga hasil tes mereka dapat posisi tertentu.
4) Persyaratan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
1. Menetapkan tujuan
2. Analisis kurikulum
3. Analisis buku pelajaran dan sumber materi belajar
4. Menyusun kisi-kisi
5. Menulis indikator
6. Menulis soal
7. Reproduksi tes terbatas
8. Uji coba
9. Analisis soal
10. Revisi soal
11. Menentukan soal-soal yang baik
4
12. Merakit soal menjadi tes-tes
Macam-macam tes :
5
suatu tindakan telah dilaksanakan dan untuk mengevaluasi ketepatan tindakan
yang dilakukan.
2.2 Uji pokok
Dengan adanya soal uji pokok diharapkan dapat memenuhi prinsip pengukuran
hasil belajar. Karena pada dasarnya prinsip pengukuran hasil belajar dikenakan pada dua
aspek, yaitu perubahan atau pertumbuhan fisik (Biologis) dan perkembangan psikis
(Psikologi). Pengukuran pertumbuhan fisik lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan
pengukuran psikis (psikologis).
Dalam pembuatan soal uji pokok ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah
satunya yaitu menganalisis pokok uji atau teknik analisis soal tes. Hal tersebut dilakukan
agar dapat membuat soal yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang telah
ditentukan.
6
pengecoh mana pada pokok-pokok uji pilihan berganda yang kurang
berfungsi (distractor).
8
jawaban tersebut. Penulisan soal bentuk pilihan ganda harus memiliki
keefektifitasan distraktor. Artinya, jangan sampai jawaban menjadi sebuah
hadiah untuk siswa, tetapi jawaban tersebut harus dapat menunjukkan
kemampuan yang sesungguhnya terkait dengan siapa yang memiliki
pengetahuan, kurang memiliki pengetahuan, atau bingung dengan materi yang
disampaikan (Chatterji, 2003:386)
Contoh Soal
Hewan yang dapat hidup di darat maupun di Air dan bernapas dengan kulit
ialah...
a. Penguin
b. Katak
c. Tikus
d. Kuda nil
Pada soal tersebut siswa diminta untuk mengetahui keanekaragaman hewan
beserta habitatnya. Jawaban yang benarnya adalah B yaitu katak. Namun
ketika menjawab mungkin saja siswa dapat terkecoh antara katak dan
penguin karena keduanya hidup di darat dan di air, padahal sebenarnya
penguin dilaut hanya mencari makanan saja. Dan penguin bernapas dengan
paru-paru.
9
kemampuan memberikan argumentasi, silogisme, dan pernyataan yang
proporsional. Menurut Beyer (dalam Wardhani,2011), “Berpikir kritis adalah
kumpulan operasi-operasi spesifik yang mungkin dapat digunakan satu persatu
atau dalam banyak kombinasi atau urutan dan setiap operasi berpikir kritis
tersebut memuat analisis dan evaluasi”.
Selain itu, manfaat dari berpikir kritis ini sendiri cukup banyak yaitu : (1)
berpikir kritis mampu menyelesaikan masalah, (2) Berpikir kritis dapat
membantu siswa dalam mengambil keputusan, (3) dengan berpikir siswa kritis
dapat membedakan antara fakta dan opini, (4) Berpikir kritis membantu siswa
untuk dapat tetap tenang sekalipun dalam masalah yang sulit.
10
- Mengevaluasi argumen-argumen yang beragam jenisnya.
- Menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan penjelasan.
- Menganalisis, mengevaluasi dan membuat keputusan.
- Menyimpulkan.
- Menghasilkan argumen.
11
membuat ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu
pikiran mereka
2) Menggabungkan kemampuan kemampuan lain dan disposisi
dalam membuat dan mempertahankan suatu keputusan
12
2.3.4 Karakteristik Berpikir Kritis
Menurut Beyer dalam (surya, 2011, hal:137) terdapat 6 karakteristik atau
ciri-ciri berpikir kritis, Diantaranya yaitu:
• Watak (dispositions)
Seseorang yang memiliki keterampilan berpikir kritis memiliki
sikap skeptis (tidak mudah percaya), sangat terbuka, menghargai
kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap
kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan lain yang berbeda, dan akan
berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
• Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus memiliki sebuah kriteria atau patokan.
Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk
diputuskan atau dipercayai. Meskipun suatu argumen bisa disusun dari
beberapa sumber pelajaran, namun akan memiliki kriteria yang berbeda.
Jika kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan pada
relevansi, keakuratan fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti,
tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan
pertimbangan yang matang.
• Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh
data-data. Tapi, secara umum argumen diartikan sebagai alasan yang bisa
digunakan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian
atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis meliputi kegiatan pengenalan,
penilaian, dan menyusun argumen.
• Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Ini merupakan kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari
satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji
hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
• Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang
digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan
konstruksi makna. Seseorang yang berpikir kritis akan memandang atau
menafsirkan fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
13
• Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan
prosedural. Prosedur ini meliputi merumuskan masalah, menentukan
keputusan yang akan diambil, dan mengindentifikasikan asumsi atau
perkiraan.
2.3.6 Soal Berbasis Kritis dalam Beberapa Tingkatan Jenjang (SD, SMP, SMA)
A. Soal Berbasis Kritis Tingkat Sekolah Dasar (SD)
Dalam memberikan Evaluasi berbasis kritis pada tingkatan SD, kita dapat
menggunakan berbagai jenis instrumen evaluasi seperti Pilihan Ganda (PG),
Essay/uraian dan Lainnya. Perhatikan Contoh Soal berikut ini :
Contoh soal
- Mata pelajaran : IPA
- Kelas : V (lima)
- Sub Materi : Bumi dan Alam Semesta
- Teknik Penilaian : Tes Tertulis
- Bentuk Instrumen : Pilihan Ganda
- Indikator bepikir Kritis : Menganalisis Argumen
- Indikator Soal :Menganalisis dampak dari siklus air yang
terjadi terhadap makhluk hidup dibumi
- Level Kognitif : C4 HOTS
14
Soal
Kegiatan manusia yang dapat mengganggu daur air, yang berupa proses
penyerapan air adalah?.....
a. Pelapisan jalan dengan aspal
b. Pembuatan biopori
c. Pelapisan tanah dengan pasir
d. Pembuatan Hutan lindung
Jawaban : A
Penjelasan : Melapisi jalan dengan aspal dapat mengganggu penyerapan air.
Karena aspal yang menutupi jalan mengurangi kemampuan tanah untuk
menyerap air, dan air hujan pun akan langsung menuju selokan.
15
semakin besar. Karena padasarnya ciri-ciri makhluk hidup adalah makan,
peka terhadap rangsangan, tumbuh, beradaptasi, dll. Sedangkan rumah rayap
tersebut tidak memenuhi kriteria sebagai makhluk hidup.
Soal
a. Sebagian kecil populasi wereng dapat bertahan hidup karena resistensi tinggi
b. Migrasi wereng terus menerus terjadi sepanjang masa
c. Sebagian populasi wereng terisolasi saat penyemprotan pestisida
d. Populasi werwng meningkat drastis selang lima tahun
e. Sebagian wereng bertelur sebelum penyemprotan pestisida berlangsung
16
Soal ini termasuk soal Berpikir Kritis karena memenuhi ciri-ciri soal
kritis seperti yang terlihat diatas. Soal tersebut juga menggunakan salah satu
indikator “menganalisis untuk memecahkan masalah”, yang merupakan salah
satu indikator soal berpikir kritis. Untuk menjawab soal ini siswa terlebih
dahulu harus menguasai materi tentang teori Darwin, yakni seleksi alam.
Setelah itu siwa dapat menghubungkan konsep seleksi alam untuk
memecahkan masalah pada dasar pertanyaan (merupakan stimulus) dari soal
yang menyajikan suatu kasus adanya serangan hama wereng pada tanaman
padi secara berulang.
Jawaban : A
Penjelasan : Sebagian kecil populasi wereng dapat bertahan hidup karena
resistensi tinggi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa Seleksi Alam menurut
Darwin adalah makhluk hidup yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan
akan bertahan hidup dan akan menurunkan sifat-sifat yang dimilikinya
kepada generasi selanjutnya. Dalam kasus di atas pada`saat penyemprotan
pestisida dengan tujuan mematikan wereng. Tetapi tidak semua wereng mati,
karena memiliki daya tahan (adaptasi) yang tinggi terhadap lingkungan,
sehingga wereng tersebut bertahan hidup (resisten) dan akan berkembang
biak kembali di saat kondisi telah kembali normal. Oleh karena itu serangan
wereng akan terulang kembali.
17
Menurut Siswono (2009) berpikir kreatif dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau
gagasan yang baru.
Sedangkan Munandar (dalam Siswono,2009) menunjukan indikasi
berpikir kreatif dalam definisinya bahwa “kreativitas ( berpikir kreatif
atau divergen) adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas,
ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban”. Pengertian ini menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia mampu
menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Tetapi
semua jawaban itu harus sesuai dengan masalah dan tepat, selain itu
jawabannya harus bervariasi.
Pendapat lain, dikemukakan oleh Johnson (dalam Izzati,2010)
berpikir kreatif merupakan sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih
dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, menungkapkan
kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang
menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Intuisi bisa
membisikan kepada kita untuk memecahkan suatu soal dengan cara yang
berbeda, atau menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak
biasa.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses
berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental yang digunakan untuk
menemukan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah, dan
membangkitkan ide atau gagasan yang baru.
2.4.2 Indikator Berpikir Kreatif
Berpikir Lancar
1. Mengajukan banyak pertanyaan.
• Saya senang bertanya saat pembelajaran berlangsung.
• Saat pembelajaran, jika saya tidak mengerti saya segera bertanya.
• Saya segera bertanya jika ada yang tidak saya mengerti dalam belajar.
2. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan.
• Jika ada pertanyaan dari guru saya berusaha untuk menjawabnya.
• Saya menjawab pertanyaan dari guru dengan lebih dari satu jawaban.
18
3. Bekerja lebih cepat dari teman lain
• Saya berlomba-lomba dengan teman yang lain untuk selesai lebih awal
dalam menjawab soal.
• Saya sering diminta guru untuk mengerjakan soal di papan tulis dan
menjelaskannya.
4. Melakukan lebih banyak dari pada teman yang lain.
• Dalam pembelajaran ini saya selalu mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru.
• Dalam pembelajaran ini Saya tidak hanya mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru saja. Saya juga mengerjakan soal yang tidak
diberikan oleh guru sebagai tambahan.
5. Dengan cepat melihat kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau,
situasi.
• Dalam proses pembelajaran saya menjelaskan jawaban yang didapat di
depan kelas.
• Saya senang membantu teman saya yang kesulitan dalam mengerjakan
soal.
Berpikir Luwes
1. Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita
atau masalah.
• Saya memberi tanggapan jika guru menampilkan gambar atau
bercerita.
• Saat guru menampilkan gambar atau bercerita saya akan memberi
tanggapan.
• Saya ikut memberikan tanggapan jika guru menampilkan gambar atau
bercerita.
2. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.
• Saya selalu membarikan contoh yang berbeda dengan contoh yang
diberikan guru.
• Saya memberikan contoh kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang
berbeda dari contoh yang diberikan guru.
3. Memberikan pertimbangan atau mendiskusikan sesuatu selalu memiliki
posisi yang berbeda atau bertentangan dengan mayoritas kelompok.
19
• Dalam pembelajaran saya selalu memiliki pendapat yang berbeda
dengan teman dikelas.
• Saat diskusi saya memiliki pendapat yang berbeda dengan pendapat
teman yang lain.
4. Jika diberi suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang
berbeda-beda untuk menyelesaikannya.
• Saya menanggapi masalah yang diberikan guru dengan cara yang
berbeda-beda.
• Saat mengerjakan soal yang diberikan guru, saya menjawabnya
dengan cara baru yang lebih mudah
Berpikir Original
1. Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tak pernah terpikirkan orang
lain.
• Dalam pembelajaran saya senang mengajukan contoh kejadian yang
aneh tentang materi yang sedang dipelajari.
• Saat berdiskusi saya senang mengajukan contoh kejadian yang aneh
tentang materi yang sedang dipelajari.
Berpikir Evaluatif
1. Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang sendiri.
• Saya tidak langsung menyalahkan pendapat yang disampaikan teman.
• Saya selalu mempertimbangkan pendapat teman saya berdasarkan
pertimbangan sendiri.
2. Menganalisis masalah/penyelesaian secara kritis dengan selalu
menanyakan “mengapa?”
• Saya ingin mencari tahu jika ada yang tidak saya pahami dalam suatu
penyelesaian masalah dengan bertanya.
• Saya selalu bertanya jika ada yang tidak saya pahami dalam langkah-
langkah penyelesaian soal.
• Mempunyai alasan (rasional) yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk mencapai suatu keputusan.
• Dalam menyampaikan pendapat, saya memberikan alasan yang dapat
menguatkan.
3. Menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya
20
• Saya akan bertahan dengan pendapat yang telah saya pilih.
22
2.4.6 Soal Berbasis Kreatif dalam Beberapa Tingkatan Jenjang (SD, SMP, SMA)
A. Soal Berbasis Kreatif Tingkat Sekolah Dasar (SD)
Dalam memberikan Evaluasi berbasis kreatif pada tingkatan SD, kita dapat
menggunakan berbagai jenis instrumen evaluasi seperti Pilihan Ganda (PG),
Essay/uraian dan Lainnya. Perhatikan Contoh Soal berikut ini :
Contoh soal
- Mata pelajaran : IPA
- Kelas : V (lima)
- Sub Materi : Penyesuaian hewan dengan lingkungan
- Teknik Penilaian : Tes Tertulis
- Bentuk Instrumen : Essay/Uraian
- Indikator bepikir Kreatif : Bepikir Lancar (Mampu menjawab soal lebih dari
satu jawaban)
- Indikator Soal :Siswa dapat menguraikan proses berlangsungnya
hewan saat melindungi diri dari musuhnya.
- Level Kognitif : C4 HOTS (Menguraikan)
Soal
Hewan dapat melindungi diri dari musuhnya dengan cara menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Berikanlah beberapa contoh hewan yang melakukan
perlindungan diri dari musuhnya dan uraikan seperti apa prosesnya!
Jawaban :
- Cicak, cicak akan memutuskan ekornya ketika ia dikejar oleh musuh, dengan
putusnya ekor cicak biasanya hewan lain akan berhenti untuk mengejarnya.
- Bunglon, bunglon merupakan hewan yang dapat berklamufase, dirinya akan
merubah warna sesuai dengan tempat yang ia injak. Misalnya saat dia
diserang musuh diatas pohon, maka ia akan merubah warna kulitnya menjadi
warna batang untuk mengelabui musuhnya.
23
- Mata pelajaran : IPA
- Kelas : VII
- Sub Materi : Pencemaran Lingkungan
- Teknik Penilaian : Tes Tertulis
- Bentuk Instrumen : Essay/Uraian
- Indikator bepikir Kreatif :Berpikir Evaluatif /menilai (mampu
mengemukakan alasan kebenaran jawaban soal yang telah dibuat)
- Indikator Soal :Siswa dapat memberikan argumen terhadap
penyebab terjadinya pencemaran tanah
- Level Kognitif : C5 HOTS (KKO:Memberi Argumentasi)
Soal
Seperti yang kita ketahui sampah plastik dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran tanah. Berdasarkan argumen anda mengapa sampah plastik dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran tanah?
Jawaban :
Salah satu penyebab terjadinya pencemaran tanah adalah sampah plastik.
Sampah plastik dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah karena tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme, selain itu juga proses penguraian
sampah plastik berlangung begitu lama membutuhkan waktu hingga
berpuluh-puluh tahun lamanya.
24
- Indikator Soal : siswa dapat Menjelaskan apakah yang terjadi
pada gambar hewan yang disajikan dan dapat menghubungkan prilaku hewan
tersebut dengan sistem ekresi.
- Level Kognitif : C4 HOTS (KKO:Mengaitkan)
Soal
25
Perbedaan penafsiran terletak pada sudut pandang yang dipakai dalam
memikirkan suatu kejadian yang sama sebagai suatu sistem (Erman, 2004 :
132).
Berpikir sistem dapat juga disamakan dengan berpikir logis.Pola berpikir
logis ini sering ditunjukkan dalam bentuk model pembelajaran.
26
2.5.4 Soal Bepikir Sistem dalam Beberapa Tingkatan Jenjang (SD, SMP, SMA)
27
7. Penyajian tes c. paru-paru, ginjal, dan usus pernapasan yang saling
8. Skoring d. ovarium, penis, dan ginjal bekerjasama satu sama
lain
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
3.3.5 Merancang 1. Memahami tujuan C Baik
gambar penampang 2. Menyusun kisi-kisi
daun dalam 3. Menulis soal Pembahasan:
rancangannya 4. Penelaahan soal
5. Menyusun soal
6. Uji coba soal 1. Pada gambar penampang
28
2.6 Soal Evaluasi Berpikir Reflektif
2.6.1 Pengertian Berpikir Reflektif
Berpikir reflektif atau metakognitif adalah second-order cognition yang memiliki
arti berpikir tentang berpikir, pengetahuan tentang pengetahuan, atau refeksi tentang
tindakan-tindakan. Terdapat dua komponen terpisah yang terkandung dalam metakognitif,
yaitu pengetahuan deklaratif dan prosedural tentang keterampilan, strategi, dan sumber
yang diperlukan untukmelakukan suatu tugas(Weinert, F. E., 1987)
Kegiatan metakognitif sangat penting karena dapat melatih siswa untuk berpikir
tingkat tinggi serta mampu merencanakan, mengontrol dan merefleksi segala aktivitas
berpikir yang telah dilakukan. Penggunaan proses metakognitif selama pembelajaran, akan
membantu siswa agar mampu memperoleh pembelajaran yang bertahan lama dalam
ingatan dan pemahaman siswa (Woolfolk, 1995)
29
• Mengelaborasi informasi dari
berbagai sumber
• Mengetahui bahwa strategi
elaborasi meningkatkan
pemahaman
• Memikirkan bagaimana cara orang
lain memikirkan tugas
3 Merefleksi prosedur secara evaluatif • Menilai pencapaian tujuan
• Menyusun dan menginterpretasi
data
• Mengatasi hambatan dalam
pemecahan masalah
• Mengidentifikasi sumber-sumber
kesalahan dari data yang diperoleh
4 Metransfer pengalaman pengetahuan • Menggunakan prosedur/cara yang
pada konteks lain berbeda untuk penyelesaian
masalah yang sama
• Menggunakan prosedur/cara yang
sama untuk masalah yang lain
• Mengembangkan prosedur/cara
untuk masalah yang sama
• Mengaplikasikan pengalamannya
pada situasi yang baru
5 Menghubungkan pemahaman • Menganalisis kompleksnya
konseptual dengan pengalaman masalah
prosedural • Menyeleksi informasi penting yang
digunakan dalam pemecahan
masalah
• Memikirkan proses berpikirnya
selama pemecahan masalah
30
2.6.3 Karakteristik proses berpikir reflektif seperti:
1. menentukan solusi/jawaban dengan penuh pertimbangan
2. bisa menjelaskan apa yang telah dilakukan
3. menyadari kesalahan dan memperbaikinya
4. mengkomunikasikan ide dengan simbol atau gambar bukan dengan objek langsung
dan memeriksa kembali kebenaran jawaban.
2.6.4 Langkah dalam penyusunan soal Berpikir Reflektif
1. Memahami tujuan
Sebelum menyusun soal langkah pertama bagi seorang guru yaitu harus memahami
tujuan soal yang akan dibuat dapat merujuk pada indikator-indikator yang tersusun
dalam RPP sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan sesuai terget
seorang guru
2. Menyusun kisi-kisi
Guru dapat membuat kisi-kisi terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh dalam
membuat soal, kisi-kisi merupakan suatu format yang dapat berupa matriks yang
memuat informasi dan dijadikan pedoman untuk menulis soal atau merakit soal
menjadi tes. Syarat-syarat dalam menyusun kisi-kisi seperti: a) mewakili isi kurikulum
yang akan diujikan, b) komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami, c)
soal-soal dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
3. Menulis soal
Kaidah dalam penulisan soal secara umum dapat diuraikan seperti:
a) Petunjuk pengerjaan dan rumusan soal harus jelas dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
b) Rumusan soal harus sesuai dengan indikator.
c) Butir soal tidak tergantung pada jawaban soal sebelumnya.
d) Rumusan soal tidak boleh mengandung petunjuk (clue) kepada kunci jawaban.
e) Materi soal harus sesuai dengan jenjang/jenis pendidikan atau tingkatan kelas.
f) Rumusan soal harus mempertimbangkan tingkat kesulitan soal.
31
4. Penelaahan soal
❖ Materi
a) Soal harus sesuai dengan indikator yang terdapat pada kisi-kisi.
b) Pengecoh harus homogen, logis dan berfungsi. Pengecoh yang disusun harus homogen
dari segi isi/materi atau dalam satu ruang lingkup yang sama, masuk akal dan
diperkirakan ada yang memilih.
c) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar. Dalam hal ini
harus juga diperhatikan ketepatan penemuan kunci jawaban.
❖ Konstruksi
a) Rumusan pokok soal harus jelas.
b) Pokok soal yang harus merupakan rumusan yang diperlakukan saja.
c) Pokok soal jangan memberikan petunjuk yang benar.
d) Pokok soal jangan menggunakn pertanyaan yang bersifat negatif ganda.
e) Panjang pendek rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
f) Jangan menggunakan pernyataan yang berbunyi “semua jawaban di atas benar” atau
“semua jawaban di bawah benar”.Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus
disusun berdasarkan urutan besar kecilnya.
g) Gambar/grafik/tabel/ diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan
berfungsi.
h) Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
❖ Bahasa
a) Bahasa harus komunikatif.
b) Bahasa soal mudah dimengerti dan tidak berlaku lokal (bias budaya).
Pilikan jawaban jangan mengulang kata/kelompok kata yang sama yang bukan
merupakan satu kesatuan
5. Menyusun Soal
a) Mengelompokkan soal-soal yang menanyaklan materi yang sama, kemudian soal-soal
itu ditempatkan dalam urutan yang sama.
b) Memberi nomor urut soal didasarkan nomor urut soal pada kisi-kisi.
32
c) Mengecek setiap soal dalam satu paket tes apakah soal-soalnya sudah bebas dari
kaidah “setiap soal tidak boleh memberi petunjuk jawban terhadap soal lainnya”.
d) Membuat format lembar jawaban.
e) Memnuat lembar kunci jawaban dan petunjuk penilaiaanya.
f) Menentukan bobot setiap soal
g) Menyusun tabel konversi skor.
33
2.6.5 Soal Bepikir Reflektif dalam Beberapa Tingkatan Jenjang (SD, SMP, SMA)
34
8. Skoring Organisme
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
2.2.4 Membedakan 1. Memahami tujuan 1. Disepanjang organel yang C Baik
jaringan-organ dan 2. Menyusun kisi-kisi berupa saluran halus dalam
sistem organ pada 3. Menulis soal sitoplasma, yang erat Pembahasan:
hewan serta fungsi nya 4. Penelaahan soal kaitannya dengan sistem Ribosom merupakan
5. Menyusun soal transporatsi, terdapat organel- tempat organel untuk
6. Uji coba soal organel tempat mensintesis bahan baku
7. Penyajian tes mensintesisbahan baku utama utama dari enzim
1.
8. skoring dari enzim. Organel tersebut
adalah…
a. retikulum endoplasma
b. plasmodesmata
c. ribosom
d. lisosom
e. badan golgi
35
BAB III
3.1 Simpulan
Pada dasarnya prinsip pengukuran hasil belajar dikenakan pada dua aspek, yaitu
perubahan atau pertumbuhan fisik (Biologis) dan perkembangan psikis (Psikologi). Dalam
Analisis pokok uji mencakup beberapa hal, diantanya : (1) Menentukan tingkat kesukaran soal
( Difficulty level of an item), (2) Menentukan daya pembeda (discriminating power), (3)
Menentukan pengecoh mana pada pokok-pokok uji pilihan berganda yang kurang berfungsi
(distractor).
3.2 Saran
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca sekalian, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu
penulis meminta maaf dan membuka saran dan kritikan dari pembaca sekalian.
36
Daftar Pustaka
Aisyah , T.S. 2011. Penerapan Strategi Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran Matematika
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi Matematika FKIP UNPAS:
tidak diterbitkan.
Maftukhin,M dan Dwijanto. 201. Keefektifan Model Pembelajaran Creative Problame Solving
Berbantuan CD terhadap Kemampuan Berpikir Kritis. Unnes Journal of Mathematics education,
3(1).
Munandar,S.C. Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas anak Sekolah (Petunjuk
bagi guru dan orang tua). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Towle,A. 1989. Modern Biology. Austin: Holt, Rinehart and Winston. Pilan Proses “
Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar”. Jakarta : Grasindo.
Weinert, F.E.K. 1987. Metagognition, Motivation. And Understanding. New York : Lawrence
Erlbaum Associates