Dosen Pengampu :
Dr. Imam Azhar, M.Pd.
Oleh :
Afa Afiyah
Ainun Hidayatus Sholihah
Krisna Kumala Sari
Tasyabala Linnaja
Penulis
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Kesimpulan...................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penilaian dan pengukuran tidak dapat dilepaskan dari dunia kependidikan.
Penilaian dan pengukuran ini dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran tentang
situasi sekolah. Penilaian dan pengukuran ini dapat dilakukan oleh guru kepala
sekolah pengawas sekolah dan sebagainya. Untuk pembelajaran di kelas evaluasi
peserta didik sangat dibutuhkan untuk memberikan gambaran tentang kondisi
peserta didik. Gambaran yang diperoleh oleh pendidik kemudian akan dipelajari
oleh guru.
Gambaran peserta didik yang diperoleh guru harus memiliki tingkat
keakuratan yang tinggi. Artinya data yang diperoleh guru tentang keadaan peserta
didik harus memiliki kesalahan yang kecil. Untuk memperoleh data tentang
peserta didik diperlukan adanya instrumen penilaian. Instrumen penilaian dapat
berupa instrumen tes maupun instrumen non tes. Instrumen tes dapat berupa tes
objektif dan tes non objektif, sedangkan instrumen non tes dapat berupa
wawancara kuesioner observasi dan sebagainya. Penyusunan instrumen sebaiknya
mengikuti langkah-langkah atau kaidah-kaidah yang berlaku secara umum.
Gunanya adalah instrumen yang diberikan kepada siswa mudah dipahami
baik oleh responden maupun pemberi responden sehingga data yang diperoleh
dari responden merupakan data yang akurat. Selain itu instrumen yang disusun
harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sehingga harusnya sebelum
mengedarkan instrumen terlebih dahulu harus ada tujuan yang ditetapkan oleh
guru.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Menyusun dan Mengembangan Instrumen Penelitian Non
Test?
2. Bagaimana Menyusun dan Mengembangan Instrumen Penelitian Test?
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Ketepatan Dalam Menyusun dan Mengembangan
Instrumen Penelitian Non Test.
2. Untuk mengetahui Ketepatan Dalam Menyusun dan Mengembangan
Instrumen Penelitian Non Test.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Sintesa teori-teori yang sesuai dengan konsep variabel yang akan
diukur dan buat konstruk variable.
2. Kembangkan dimensi dan indikator variabel sesuai dengan rumusan
konstruk variable.
3. Buat kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yang memuat
dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap dimensi
dan indicator.
4. Tetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu
rentangan kontinum dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan.
Adapun penyusunan instrumen non tes yaitu.3
1. Observasi
Merumuskan tujuan, Merumuskan kegiatan, Menyusun langkah-
langkah, Menyusun kisi-kisi, Menyusun panduan observasi,
Menyusun alat penilaian.
2. Interview
Perumusan tujuan, Perumusan kegiatan atau aspek-aspek yang
dinilai, Penyusunan kisi-kisi, Penyusunan pedoman wawancara,
dan Lembaran penilaian.
3. Angket
Merumuskan tujuan, Merumuskan kegiatan, Menyusun langkah-
langkah, Menyusun kisi-kisi, Menyusun panduan angket, dan
Menyusun alat penilaian.
Dan mengembangkan instrumen non tes yaitu.4
1. Menentukan spesifikasi instrumen non tes
Pada penentuan spesifikasi instrumen dimulai dengan menentukan
kejelasan tujuan. Setelah menentukan tujuan, kegiatan berikutnya
menyusun kisi-kisi instrumen non tes. Membuat kisi-kisi diawali
dengan menentukan definisi konseptual, yaitu dengan definisi
aspek yang ada diukur menurut hasil kajian teoritik berbagai ahli
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Renika
Cipta, 2006), 54.
4
Hamzah, Pengembangan Instrumen untuk Penelitian, (Jakarta: Delima Press, 2001), 26.
4
atau referensi. Selanjutnya merumuskan definisi operasional, yaitu
definisi yang dibuat tentang aspek yang akan diukur setelah
mencermati definisi konseptual. Definisi operasional ini kemudian
dijabarkan menjadi indikator dan ditulis dalam kisi-kisi.
2. Menentukan skala penilaian
Menentukan skala penilaian yang sering digunakan dalam
Instrumen penilaian antara lain adalah skala thurstone, skala likert,
dan sekala beda semantik.
3. Menulis butir instrumen non tes
Pada tahap ini harus merumuskan butir-butir instrumen
berdasarkan kisi-kisi. Pernyataan dapat berupa pernyataan positif
atau negatif, pernyataan positif merupakan pernyataan yang
mengandung makna selaras dengan indikator. Sedangkan
pernyataan negatif adalah pernyataan yang berisi kontrak kondisi
dan indikator.5
4. Menentukan penyekoran
Sistem penyetoran yang digunakan tergantung pada skala
pengukuran yang digunakan pada skala thurstone, skor tertinggi
tiap butir 7 dan skor terendah 1. Pada skala likert, awal skor
tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1. Karena sering kecenderungan
responden memilih jawaban kategori tengah, maka dimodifikasi
hanya menggunakan 4 pilihan.
5. Menelaah instrumen non tes
Pada tahap ini menelaah instrumen non tes ada 5 macam yaitu;
a. butir pernyataan atau pertanyaan sesuai dengan indikator.
b. bahasa yang digunakan komunikatif dan menggunakan tata
bahasa yang benar.
c. format instrumen menarik untuk dibaca.
d. pedoman menjawab atau mengisi instrumen jelas.
5
Hamzah, Pengembangan Instrumen untuk Penelitian, (Jakarta: Delima Press, 2001), 27.
5
e. jumlah butir serta panjang kalimat pernyataan atau pertanyaan
sudah tepat sehingga tidak menjenukan untuk dibaca atau dijawab.
6. Menyusun instrumen non tes
Pada langkah ini merupakan tahap menyusun butir instrumen
setelah dilakukan penelaahan menjadi seperangkat instrumen yang
siap untuk diujicobakan. Format instrumen harus dibuat menarik
dan tidak terlalu panjang, sehingga responden tertarik untuk
membaca dan mengisinya.
7. Melakukan uji coba instrumen non tes
Setelah instrumen non tes tersusun dengan urut atau utuh,
kemudian dilakukan uji coba instrumen non tes dengan memilih
sampel yang karakteristiknya mewakili populasi. Uji coba ini
dilakukan untuk memperoleh informasi empirik tentang kualitas
instrumen non tes yang dikembangkan.
8. Menganalisis hasil uji coba non tes
Menganalisis hasil uji coba dilakukan untuk menganalisis kualitas
instrumen berdasarkan data uji coba. Dari analisis ini diharapkan
diketahui mana yang sudah baik, mana yang kurang baik dan perlu
diperbaiki, dan mana yang tidak bisa digunakan. Selain itu, analisis
hasil uji coba ini juga dapat digunakan untuk memperoleh
informasi tentang validitas dan reliabilitas instrumen.6
9. Dan memperbaiki instrumen non tes
Pada perbaikan instrumen non tes ini perbaikan dilakukan
berdasarkan analisis uji coba. Bisa saja telaah instrumen non tes
baik, namun hasil coba uji empirik tidak baik. Perbaikan termasuk
mengakomodasi saran-saran dari responden uji coba.
6
Hamzah, Pengembangan Instrumen untuk Penelitian, (Jakarta: Delima Press, 2001), 28.
6
B. Menyusun dan Mengembangkan Instrumen Penelitian Tes
Menyusun instrumen merupakan langah penting dalam pola prosedur
penelitian. Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bantu dalam
mengumpulkan data yang diperlukan. Instrumen penelitian tes dapat berupa
pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk
mengukur pengertahuan, keterampilan, dan kemampuan dari subjek
penelitian.
Dalam menyusun instrumen tes terdapat beberapa langkah yang harus
dilakukan sebelum menyusun sebuah tes diantaranya sebagai berikut:7
1. Merumuskan atau menentukan tes.
2. Mengindetifikasi hasil belajar yang hendak diukur dengan tes
tersebut.
3. Menandai asil belajar yang spesifik, yang meruoakan tingkah laku
atau aktivitas yang bisa diamati.
4. Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur.
5. Menyiapkan tabel spesifikasi.
6. Menggunakan tabel spesifikasi, sebagai dasar penyususnan tes.
7
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
Rosdakarya, 2009), 30.
8
Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2012), 88.
7
4. Melakukan uji coba tes. Uji coba tes dilakukan sebagai sarana
memperoleh data empiris tentang tingkat kebaikan soal yang telah disusun.
5. Menganalisis butir-butir soal tes. Dengan adanya analisis butir-
butir soal tes dapat diketahui tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda.
6. Memperbaiki tes. Memperbaiki butir-butir soal yang masih belum
baik.
7. Merakit tes. Hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas soal
sepertinomor urut soal, pengelompokkan bentuk soal, dan sebagainya
harus diperhatikan, karena jika penyusunannya sembarangan
dapoatmenyebabkan soal tersebut tidak baik.
8. Melaksanakan tes. Dilakukan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan dengan adanya pengawasan agar tes benar-benar dikerjakan
dengan jujur.
9. Menafsirkan hasil tes. Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang
berupa skor.skor ini kemudian ditafsirkan menjadi nilai, yaitu
rendah,mencegah atau tinggi.
BAB III
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua
penyusunan instrument penelitian yaitu non tes dan tes. Instrumen non tes
adalah penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang berhubungan
dengan apa yang diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik dibandingkan
dengan apa yang diketahui atau dipahaminya.
Adapun penyusunan instrument non tes yaitu dapat melalui observasi,
interview maupun angket. Sedangkan pengembangan instrumens non tes
yaitu menentukan spesifikasi instrumen non tes, menentukan skala penilaian,
menulis butir instrument non tes, menentukan penyekoran, menelaah
instrument non tes, melakukan uji coba instrument non tes, menganalisis hasil
uji coba non tes, dan memperbaiki instrument non tes.
Instrumen penelitian tes dapat berupa pertanyaan, lembar kerja, atau
sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengertahuan,
keterampilan, dan kemampuan dari subjek penelitian. Terdapat Beberapa
langkah sebelum penyusunan instrument sebuah tes, diantaranya:
Merumuskan atau menentukan tes, mengindetifikasi hasil belajar yang
hendak diukur dengan tes tersebut, menandai hasil belajar yang spesifik, yang
merupakan tingkah laku atau aktivitas yang bisa diamati. merinci mata
pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur. menyiapkan tabel
spesifikasi, menggunakan tabel spesifikasi sebagai dasar penyususnan tes.
Sedangkan langkah-langkah dalam mengembangkan instrument tes
yaitu: menyusun spesifikasi tes, menulis soal tes, menelaah soal tes,
melakukan uji coba tes, menganalisis butir-butir soal tes, memperbaiki tes,
merakit tes, melaksanakan tes, dan menafsirkan tes.
B. Saran
9
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan, baik dalam bahasanya materi
dan penyusunannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik, saran
dan masukkan yang dapat membangun penulis makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
10
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Renika Cipta.
Hamzah, 2001. Pengembangan Instrumen untuk Penelitian. Jakarta: Delima
Press.
Irawati, Hani. 2017. Pengembangan Instrumen tes dan non tes, Jurnal
Pemberdayaan Vol. 1 (2).
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
(Bandung: Rosdakarya.
Sudjiono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Widoyoko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
11