Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INSTRUMEN EVALUASI BENTUK TES

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Penjas

Dosen Pengampu : Dian Imam Saefulah, S.Pd., M.Or. AIFO

Disusun oleh :

Kelompok 2
1. Devi Komalasari (10321010)
2. Farhan Nur Azis (10321016)
3. Gesit Subur Fathoni (10322176)
4. Sigit Trio Kurniawan (10321099)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


KESEHATAN DAN REKREASI (PJKR)
STKIP DARUSSALAM CILACAP
2023/2024
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Instrumen Evaluasi
Bentuk Tes ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan -
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis, Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah. Amiin Yaa Robbal Alamin

Karangpucung, 6 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Tujuan Penulisan.......................................................................................1

C. Rumusan Masalah.....................................................................................2

D. Metode Penulisan......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

A. Kajian Teori .............................................................................................3

BAB III PENUTUP.............................................................................................13

A. Kesimpulan................................................................................................13

B. Saran..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia ini tidak ada dua individu yang sama persis, baik dari segi fisik
maupun psikisnya. Hal ini merupakan salah satu bukti keagungan Allah SWT atas
segala ciptaan-Nya dan agar kita semua berbakti kepada-Nya. Adanya perbedaan
individual, tentu akan turut serta menentukan berhasil atau tidaknya individu tersebut
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, sehingga akan berakibat pula adanya
perbedaan prestasi kerja maupun prestasi belajarnya. Maka perlu diciptakannya alat
untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, agar dapat mengetahui adanya
perbedaan antar individu tersebut.
Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi.
Salah satunya adalah tes. Tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar
peserta didik dalam bidang kognitif, seperti: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan mencoba untuk mengulas sedikit
tentang konstruksi instrumen evaluasi yang meliputi tes dan bentuknya.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan materi tentang "Instrumen Evaluasi Bentuk Tes" adalah
untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada pembaca tentang bagaimana
merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi tes dengan akurat dan efektif. Tujuan
khusus dari materi ini termasuk:
1. Memahamkan Konsep Instrumen Evaluasi: Mengklarifikasi konsep dasar
instrumen evaluasi dan mengapa instrumen ini penting dalam konteks
pengembangan dan penggunaan tes.
2. Memandu Pengembangan Tes yang Berkualitas: Memberikan panduan tentang
cara merancang dan mengembangkan tes yang baik, termasuk pemilihan jenis
tes, perancangan soal, dan pemilihan metode pengukuran yang sesuai.
3. Mengukur Validitas dan Reliabilitas: Menerangkan bagaimana mengukur
validitas dan reliabilitas tes dan mengapa kedua konsep ini krusial dalam
1
memastikan tes dapat diandalkan dan akurat.
4. Penggunaan Instrumen Evaluasi: Menyajikan contoh instrumen evaluasi yang
dapat digunakan dalam praktik untuk mengevaluasi berbagai aspek tes, seperti
kejelasan soal, kriteria penilaian, atau kualitas pengukuran.
5. Memberikan Contoh Studi Kasus: Melibatkan studi kasus atau contoh konkret
untuk mengilustrasikan penerapan instrumen evaluasi dalam pengembangan
tes tertentu.
6. Peningkatan Tes yang Sudah Ada: Memberikan pedoman tentang cara
memperbaiki tes yang sudah ada berdasarkan hasil evaluasi instrumen
evaluasi.
7. Menyoroti Relevansi dalam Pendidikan dan Penelitian: Menggarisbawahi
pentingnya instrumen evaluasi bentuk tes dalam konteks pendidikan,
penelitian, dan pengukuran kinerja.
8. Membantu Para Praktisi: Memberikan panduan praktis kepada pembaca,
seperti pengajar, peneliti, atau pengembang tes, agar mereka dapat
meningkatkan tes mereka untuk mencapai tujuan pengukuran yang lebih baik.
Dengan demikian, materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
kuat tentang instrumen evaluasi dalam pengembangan dan penggunaan tes, serta
membantu pembaca dalam merancang, mengembangkan, dan meningkatkan tes yang
lebih berkualitas dan relevan.
C. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari tes?
2. Bagaimana langkah-langkah pengembangan instrument evaluasi dan
menyusun tes?
3. Apa sajakah fungsi tes itu?
4. Apa sajakah bentuk-bentuk tes?
5. Sebutkan pengembangan instrumen evaluasi jenis tes!
D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan cara
browsing atau mencari dari internet dan mencari di buku serta jurnal – jurnal
terbaru sebagai bahan dan pembuatan makalah ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno, yaitu “testum”
dengan arti: “piring yang digunakan untuk menyisihkan atau memilih logam-logam
mulia dari benda-benda lain”, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya.
Secara istilah test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian. Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul
Psychological Testing (tes) adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang
obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan
untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
Menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of Psychological
Testing, tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah
laku dua orang atau lebih. Sedang menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau
serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan
maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan,
pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta
didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.
B. Langkah - Langkah Penyusunan Tes dan Pengembangan Instrumen Evaluasi
Dalam penyusunan tes diperlukan langkah-langkah yang harus diikuti secara
sistematis, sehingga dapat diperoleh tes yang lebih efektif. Langkah-langkah tersebut,
sebagai berikut:

1. Menentukan atau merumuskan tujuan tes.

2. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar yang akan diukur dengan tes.

3. Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang spesifik, yang merupakan


tingkah laku yang dapat diamati dan sesuai dengan Tujuan Instruksional Khusus
(TIK).

3
4. Merinci bahan atau mata pelajaran yang akan diukur dengan tes.

5. Menyiapkan tabel spesifikasi.

6. Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.

Menurut Suryabrata, pengembangan spesifikasi instrumen tes, dilakukan dengan


menentukan tujuan-tujuan umum serta persyaratan tes, menyusun kisi-kisi tes, memilih
tipe-tipe soal, menentukan taraf kesukaran soal, menentukan cara mengkompilasikan
soal-soal dalam bentuk akhirnya, dan menyiapkan penulisan soal dan penelaah soal.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa langkah-langkah pengembangan
instrumen pada dasarnya meliputi: perencanaan, persiapan, uji coba, dan penilaian hasil
ukuran.
Disamping itu baik buruknya evaluasi ada ditangan evaluator, yaitu guru yang
melaksanakan proses pembelajaran dalam suatu bidang studi atau tim khusus yang
dibentuk untuk melakukan evaluasi. Artinya guru harus bertanggungjawab juga dalam
pelaksanaan evaluasi.
C. Fungsi Tes
Kita mengenal bermacam-macam fungsi tes sesuai dengan tujuannya masing-
masing, yaitu:
1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi
mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta
didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu
tertentu.
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes
tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah
ditentukan, telah dapat dicapai.
3. Sebagai alat untuk menentukan penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis
program pendidikan tertentu (placement test).
4. Sebagai alat untuk mencari umpan balik (feed-back) guna memperbaiki proses
belajar-mengajar bagi guru maupun siswa (test formatif).
5. Sebagai alat untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar siswa, seperti latar
belakang psikologis, fisik, dan lingkungan sosial-ekonomi siswa.
D. Bentuk – Bentuk Tes
Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan,
4
tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan.

1. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau


kemajuan belajar peserta didik, dibedakan menjadi enam golongan, yaitu:

a) Tes seleksi, sering dikenal dengan istilah “Ujian Saringan” atau “Ujian
Masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di
mana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong
paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes. Tes seleksi dapat
dilaksanakan secara lisan, secara tertulis, dengan tes perbuatan, dan dapat pula
dilaksanakan dengan mengkombinasikan ketiga jenis tes tersebut secara
serempak.

b) Tes awal, sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang
akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Isi atau materi tes
awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya
sudah diketahui atau dikuasai oleh peserta didik sebelum pelajaran diberikan
kepada mereka.

c) Tes akhir, sering dikenal dengan istilah post-test. Tes ini dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong
penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
Isi atau materi tes akhir adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting,
yang telah diajarkan kepada para peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir
ini dibuat sama dengan naskah tes awal.

d) Tes diagnostik. Tes ini dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis
kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada umumnya
ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya sulit dipahami siswa. Tes
ini dapat dilaksanakan dengan secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi
dari ketiganya.

e) Tes formatif, sering dikenal dengan istilah “Ulangan Harian”. Tes ini adalah
tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah
peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah

5
ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Tes formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan
program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau
subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Materi tes ini pada
umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan, baik
termasuk kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar.

f) Tes sumatif, sering dikenal dengan istilah “Ulangan Umum” atau “Evaluasi
Belajar Tahap Akhir (EBTA)”. Tes ini adalah tes hasil belajar yang
dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan.
Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal
yang sama. Tujuan tes ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan
keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu.

2. Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap, dibedakan


menjadi lima golongan, yaitu:

a) Tes intelegensi (intellegency test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk


mengungkapkan atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.

b) Tes kemampuan (aptitude test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk


mengungkapkan kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh
testee.

c) Tes sikap (attitude test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengungkap
predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon
tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun
obyek-obyek tertentu.

d) Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk


mengungkapciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat
lahiriah.

e) Tes hasil belajar atau tes pencapaian (achievement test), yaitu tes yang
dilaksanakan untuk mengungkap tingkat pencapaian prestasi belajar.

3. Penggolongan tes berdasarkan obyek yang dites:

6
a) Tes individual (individual test), yaitu suatu tes yang dalam pelaksanaannya
memerlukan waktu yang cukup panjang (untuk waktu yang sama penguji
hanya dapat mengetes seorang calon).

b) Tes kelompok (group test), yaitu tes yang dilakukan terhadap beberapa murid
dalam waktu yang sama.

4. Penggolongan tes berdasarkan waktu yang disediakan bagi teste untuk


menyelesaikan tes.

a) Power test, yaitu tes di mana waktu yang disediakan buat teste untuk
menyelesaikan tes tersebut tidak di batasi.

b) Speed test, yaitu tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut di batasi.

5. Penggolongan tes berdasarkan bentuk responnya (sifatnya).

a) Tes Verbal (Verbal test), yaitu tes yang menggunakan bahasa (ungkapan kata
atau kalimat) sebagai alat untuk melaksanakan tes. Tes verbal terdiri dari: tes
lisan (oral test) dan tes tulisan (written test).

b) Tes Non Verbal (Nonverbal test), yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa
(ungkapan kata atau kalimat) sebagai alat untuk melaksanakan tes, tetapi
menggunakan tindakan tertentu berupa gambar, memberikan tugas dan
sebagainya.

6. Penggolongan tes berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan


jawabannya.

a) Tes tertulis (pencil and paper test), yaitu tes di mana tester dalam
mengajukan pertanyaan dilakukan secara tertulis dan testee memberikan
jawaban juga secara tertulis.

b) Tes lisan (nonpencil and paper test), yakni tes di mana tester dalam
mengajukan pertanyaan dilakukan secara lisan, dan testee memberikan
jawaban secara lisan juga.
E. Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes

Pada umumnya, tes yang digunakan di sekolah-sekolah adalah achievement test

7
yang dibagi menjadi empat golongan, yaitu:

1. Pengembangan Tes Bentuk Uraian

Pengembangan tes bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan


belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Tes bentuk uraian disebut juga
penilaian subjektif karena sering juga dipengaruhi oleh subjektivitas guru.

Dilihat dari bentuk luas-sempitnya materi yang ditanyakan dapat dibagi menjadi:

a) Uraian Terbatas

Dalam menjawab, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu


sebagai batasannya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka
macam, tetapi tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam
sisitematika jawaban sesuai dengan batas-batas yang ditentukan dan
dikehendaki dalam soalnya.

Contoh: Jelaskan bagaimana prosedur dan prinsip-prinsip tes hasil belajar


mata pelajaran Pendidikan jasmani dan rohani!

b) Uraian Bebas

Dalam hal ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan
sistematis sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai
dengan kemampuanya. Namun demikian, guru harus mempunyai patokan
dalam mengoreksi.

Contoh: Bagaimana perkembangan sistem pembelajaran Pendidikan


jasmani dan rohani pada masa ini, jelaskan dengan singkat!

2. Pengembangan Tes Bentuk Objektif

Tes objektif sering disebut dengan tes dikotomi, karena jawabanya antara
benar dan salah dan skornya antara satu dan nol. Disebut tes objektif karena
penilainya yang objektif. Siapapun yang mengoreksi tes objektif hasilnya akan
sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif menuntut peserta
didik untuk memilih jawaban benar diantara kemungkinan jawaban yang telah
disediakan, memberikan jawaban singkat dan melengkapi pertanyaan dan
pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai

8
kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi.

Tes jenis ini ada beberapa bentuk:

a) Benar atau salah (true false, or yes-No)

Bentuk tes benar atau salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta
menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk mengerjakan soal. Salah satu
fungsi tes ini adalah untuk mengukur kemampuan siswa untuk
membedakan antara mana yang fakta dan mana yang pendapat. supaya soal
dapat berfungsi dengan baik materi yang hendak ditanyakan hendaknya
bersifat homogen.

Contoh: bentuk soal yang hanya memberi tanda silang (X).

b) Pilihan Ganda (Multiple-Choice).

Soal tes pilihan ganda dapat digunakan mengukur hasil belajar yang lebih
kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri dari
pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban.

Ada beberapa jenis bentuk tes pilihan ganda, yaitu:

1) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai


beberapa pilihan jawaban yang salah, tetapi disediakan satu pilihan
jawaban yang benar.

2) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yyang digunakan


untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis
hubungan antara pernyataan dan alasan (sebab-akibat).

3) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai


beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakn satu
kemungkinan jawaban yang salah.

4) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban


yang kesemuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar.

5) Variasi yang tidak lengkap, yaitu yang memiliki beberapa

9
kemungkinan jawaban yang belum lengkap.
Kelebihanya antara lain: cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah,
cepat, efektif. Kemungkinan peserta didik menjawab terkaan dapat
dikurangi, dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik
dalam berbagai aspek kognitif, dapat digunakan berulang-ulang.
Adapun kelemahanya adalah: tidak dapat mengukur kemampuan verbal
dan pemecahan masalah, penyusunan soal membutuhkan waktu yang
sangat lama, sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar
homogen, logis, dan berfungsi.

c) Menjodohkan

Bentuk tes menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban
yang keduanya dikumpulkan dalam dua kolom yang berbeda, yaitu kolom
sebelah kiri menunjukkan persoalan, dan kolom sebelah kanan
menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah pillihan jawaban dibuat lebih
banyak dari pada persoalan. Bentuk soal menjodohkan sangat baik untuk
mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi.
Contoh:

Bagian A Bagian B

1) Bet ..... 1. Tenis

2) Raket ..... 2. Bulu Tangkis

Kelebihannya adalah: soal bentuk menjodohkan antara lain, relatif mudah


disusun, penskoranya mudah, dapat digunakan untuk menilai teori dan
penemuanya, sebab-akibat, istilah dan definisi. Adapun kelemahannya
adalah: ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja, kurang baik
digunakan untuk menilai pengertian.

d) Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion).

Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat


dan atau dengan angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah.
Soal tes bentuk ini biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan,
dengan kata lain soal tersebut berupa kalimat tanya yang dapat dijawab

10
dengan singkat, berupa kata, prase, nama, tempat, nama tokoh, lambang,
dll.

Contoh: Sebutkan teknik drible yang pertama?

Kebaikanya antara lain, relatif mudah disusun, sangat baik untuk menilai
kemampuan peserta didik dalam hal fakta, prinsip dan terminologi.
Menuntut peserta didik mengemukakan pendapatnya secara singkat dan
jelas, pemerikasaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan objektif.
Kelemahanya antara lain, hanya berkenaan pada hal mengingat saja, jika
titik jawaban terlalu banyak pada soal melengkapi peserta didik sering
terkecoh, dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang sangat
lama.

3. Pengembangan Tes Lisan

Tes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk
lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai
dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Tes lisan dapat berbentuk sebagai
berikut:

a) Seorang guru menilai seorang peserta didik.

b) Seorang guru menilai sekelompok peserta didik.

c) Sekelompok guru menilai seorang peserta didik.

d) Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik.


Kebaikan tes lisan antara lain, dapat mengetahui langsung kemampuan
peserta didik, tidak perlu menyusun soal-soal, kemungkinan peserta didik menerka-
nerka dan berspekulasi dapat dihindari. Kelemahanya adalah memakan waktu yang
cukup banyak, sering muncul penilaian subjektivitas.

4. Pengembangan Tes Perbuatan (Perfomance Test)

Tes perbuatan atau tes praktek adalah tes yang menuntut peserta didik dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan lebih jauh. Stigins (1994) mengemukakan
“tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk
melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan
mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil
11
belajar yang didemonstrasikan.” Misalnya, coba praktekan bagaimana cara
mendrible bola yang baik dan benar.

Tes bentuk ini banyak digunakan hampir setiap mata pelajaran, seperti
pendidikan jasmani dan rohani, olahraga, kesenian, dan sebagianya. Adapun
kelebihan tes tindakan diantaranya, satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan
untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang ketrampilan, sangat baik digunakan
dalam pencocokan antara pengetahuan dan teori, dalam prosesnya tidak mungkin
peserta didik dapat menyontek, guru dapat mengenal karakteristik peserta didik.
Adapun kelemahanya adalah, memakan waktu yang lama, dalam hal tertentu
membutuhkan biaya yang besar, cepat membosankan, mempunyai syarat-syarat
pendukung waktu, biaya, alat dan tempat.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam dunia evaluasi pendidikan, tes adalah cara pengukuran dan penilaian di
bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas baik berupa pertanyaan atau
perintah, sehingga menghasilkan nilai yang melambangkan prestasi peserta didik.
Langkah-langkah pengembangan instrumen evaluasi, meliputi: perencanaan,
persiapan, uji coba, dan penilaian hasil ukuran. Sedanglan langkah-langkah
menyusun tes, terdapat beberapa tahapan, antara lain: merumuskan tujuan tes,
mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur dengan tes itu, menandai hasil
belajar yang spesifik, merinci mata pelajaran yang akan diukur dengan tes itu,
menyiakan tabel spesfikasi dan menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar
penyusunan tes.
Fungsi tes, antara lain: sebagai alat pengukur terhadap peserta didik, sebagai
alat pengukur keberhasilan program pengajaran, untuk penentuan penempatan siswa
dalam suatu jenjang, untuk mencari umpan balik, untuk mencari sebab-sebab
kesulitan belajar siswa
Bentuk-bentuk tes, antara lain:
1) Berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan: tes seleksi,
tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.
2) Berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap: tes intelegensi, tes
kemampuan, tes sikap, tes kepribadian, dan tes hasil belajar
3) Berdasarkan obyek yang dites: tes individual, dan tes kelompok
4) Berdasarkan waktu yang disediakan bagi teste untuk menyelesaikan tes:
power test, dan speed test
5) Berdasarkan bentuk sifatnya: tes verbal, dan tes non verbal
6) Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan
jawabannya: tes tertulis, dan tes lisan.
Pengembangan instrumen evaluasi jenis tes, terbagi dalam empat golongan,
yaitu: tes bentuk uraian, tes bentuk objektif, pengembangan tes lisan dan
pengembangan tes perbuatan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat menjadi tambahan ilmu
pengetahuan tentang instrumen evaluasi yang meliputi tes dan bentuk-bentuknya.
Kami sarankan agar pembaca mencari referensi lain untuk menambah wawasan Anda.
Kami mohon maaf apabila dalam makalah kami terdapat kesalahan baik dalam segi
tulisan, tanda baca, maupun kesalahan lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

 Ahmad, B., HANIEF, Y. N., & NURKHOLIS, M. (2020). SURVEI


PELAKSANAAN EVALUASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA TUNAGRAHITA DI
SDLB (SEKOLAH DASAR LUAR BIASA) SE-KABUPATEN NGANJUK TAHUN
2020/2021 (Doctoral dissertation, Universitas Nusantara PGRI Kediri).
 Ardyanto, E. R., Winarno, M. E., & Adi, S. (2016). Pengembangan Instrumen
Pengetahuan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan (PJOK) Untuk
Siswa Kelas XII Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan, 1(10), 1897-1903.
 Arifin, Zainal. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
 Ashari, L. H., Nulhadi, A., & Musíd, R. (2023). EVALUASI PEMBELAJARAN
PENJASKES DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN PRAYA. JURNAL ILMIAH
GLOBAL EDUCATION, 4(1), 185-196.
 Hidayat, H., Hendrayana, Y., Paramitha, S. T., & Permadi, A. A. (2020). Evaluasi
Pembelajaran Penjas (Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Renang di MTs
Sekecamatan Leles Kabupaten Garut). Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan
Olahraga, 19(2), 103-110.
 Iswanto, I., & Kartowagiran, B. (2016). ANALISIS INSTRUMEN UJIAN
FORMATIF MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN
KESEHATAN TINGKAT SMP. JURNAL EVALUASI PENDIDIKAN, 4(1), 45-57.
 Lubis, Mawardi. 2018. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
 Mulyadi. 2015. Evaluasi Pendidikan. Malang: UIN-Maliki Pers.
 Purwanto, Ngalim. 2016. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
 Rahmah, A. A., & Nasryah, C. E. (2019). Evaluasi Pembelajaran. Evaluasi
Pembelajaran.
 Sudijono, Anas. 2018. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
 Widoyoko, S.Eko Putro. 2019. Evaluasi program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

14
 Warno, W. (2021). Penerapan Supervisi Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru
Dalam Menyusun Alat Evaluasi Pembelajaran. Pedagogiana, 8(84), 333675.13
 Yusuf, A. M. (2017). Asesmen dan evaluasi pendidikan. Prenada Media.
 Zalukhu, K. O., Khairuddin, K., Syamsuar, S., & Sari, D. N. (2023). Evaluasi
Instrumen Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas VII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 30. Jurnal JPDO, 6(6), 89-96.
 Zulrafli, Z., Kamarudin, K., & Tinambunan, J. (2023). PENDAMPINGAN
PENINGKATAN KUALITAS EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM
MENGANALISIS BUTIR SOAL GURU PENJASKES SE KECAMATAN
RENGAT BARAT. Batara Wisnu: Indonesian Journal of Community Services, 3(1),
31-35.

15

Anda mungkin juga menyukai