Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EVALUASI PENILAIAN HASIL BELAJAR

KIMIA

PERENCANAAN TES

DOSENPENGAMPU : SUSILAWATI AMDAYANI,S.Si,M.Pd


Dr.AYI DARMANA,M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

1. DINA ASIMA OCTAVIA HUTABARAT (4203131009)

2. RAHMA FAUZIAH HERLANDA (4203131003)

KELAS : PSPK 20D

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perencanaan Tes” ini tepat
pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dosen pengampu pada mata kuliah “Evaluasi Penilaian Hasil Belajar Kimia”.Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang“Evaluasi Penilaian Hasil
Belajar Kimia” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Susilawati Amdayani,S,Si,M.Pd dan Bapak


Dr.Ayi Darmana,M.Si selaku Dosen pengampu mata kuliah “Evaluasi Penilaian Hasil Belajar
Kimia” yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan,17 Februari2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..........1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan Tes.........................................................................................3
2.2 Hak-Hal Penting Yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Perencanaan Tes..........4
2.3 Ketentuan Pokok Dalam Perencanaan Tes...................................................................4
2.4 Pengambilan Sampel dan Pemilihan Butir Soal...........................................................5
2.5 Tipe Tes yang Digunakan............................................................................................6
2.6 Aspek Kemampuan yang Diuji....................................................................................6
2.7 Format Butir Soal.........................................................................................................6
2.8 Langkah-Langkah dalam Menyusun Tes.....................................................................8
2.9 Ketentuan Pokok dalam Perencanaan Tes...................................................................9
2.10 Jumlah Butir Soal.......................................................................................................11
2.11 Distribusi Tingkat Kesukaran.....................................................................................11
2.12 Beberapa Pertimbangan Perencanaan Tes..................................................................11
2.13 Kisi-Kisi Tes..............................................................................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................14
3.2 Saran............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merencanakan tes merupakan salah satu langkah yang tidak boleh ditinggalkan dalam
perencanaan dan desain pembelajaran.Melalui evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat
menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran,akan tetapi juga sekaligus
dapat melihat efektivitas program desain yang kita rencanakan.Halmanik (2003) menjelaskan
pentingnya perencanaan tes sebagai berikut : 

Pertama,perencanaan tes membantu kita untuk menentukan apakah tujuan tujuan telah
dirumuskan dalam artian tingkah laku.Hal ini akan memudahkan perencanaan suatu tes
untukk mengukur prestasi belajar siswa.Selanjutnya ia akan menyatakan bahwa penulisan
suatu tes akan membantu kita untuk memeriksa tujuan-tujuan dan jika perlu mengadakan
revisi sebelum merancang pengajaran.Kedua,berdasarkan perencanaan tes yang telah ada itu,
selanjutnya kita dapat bersiap-siap untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.Dengan
informasi itu dapat diketahui bahwa siswa telah memahami tujuan,apakah mereka telah
mencapainya,dan sebagainya.Ketiga,perencanaan tes memberikan waktu yang cukup untuk
merancang tes.Untuk menyusun suatu tes yang baik,diperlukan persiapan yang matang yang
mungkin akan menyita waktu yang cukup banyak.Atas dasar ketiga hal tersebut kemampuan
untuk mengembangkan perencanaan tes merupakan suatu keharusan bagi seorang guru atau
pengajar.

Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauh mana proses belajar tersebut telah
memberikan nilai tambah bagi kemampuan siswa.Salah satu cara untuk melihat peningkatan
kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes.Tes sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa
dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan
(tes tindakan).

Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati di dalam menyusun tes hasil belajar agar
tes tersebut dapat mengukur tujuan instruksional khusus untuk mata pelajaran yang telah

1
diajarkan,atau mengukur kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan,
setelah mereka menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu.Pertama,tes hasil belajar harus
dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
instruksional.Kedua,butir-butir tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representative
dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat dianggap dapat mewakili
seluruh performanceyang telah diperoleh selama pesrta didik mengikuti suatu unit
pengajaran. Ketiga,bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat
bervariasi. 

1.2 Rumusan Masalah

 Apa pengertian Perencanaan Tes?


 Apa saja Ketentuan Pokok dalam Perencanaan Tes?
 Apa saja Pengambilan Sampel dan Pemilihan Butir Soal?
 Apa saja Tipe Tes yang Digunakan dan langkah-langkah dalam menyusun tes?
 Apa saja Aspek dan Tipe Tes Kemampuan yang Diuji?
 Apa saja Format Butir Soal?
 Apa saja Jumlah Butir Soal?
 Apa saja Distribusi Tingkat Kesukaran?
 Apa saja Beberapa Pertimbangan Perencanaan Tes?
 Apa saja Kisi–Kisi Tes?

1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui perencanaan tes


 Untuk mengetahui Ketentuan pokok dalam perencanaan tes?
 Untuk mengetahui Pengambilan Sampel dan Pemilihan Butir Soal
 Untuk mengetahui Tipe Tes yang Digunakan
 Untuk mengetahui Aspek Kemampuan Yang Diuji
 Untuk mengetahui Format Butir Soal
 Untuk mengetahui Jumlah Butir Soal
 Untuk mengetahui Distribusi Tingkat Kesukaran
 Untuk mengetahui Beberapa Pertimbangan Perencanaan Tes
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanaan Tes

Kata tes berasal dari bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam
logam mulia yang dimaksud disini adalah dengan menggunakan alat berupa piring akan dapat
diperoleh jenis-jenis logam mulia yang bernilai tinggi.Dalam perkembangannya dan seiring
kemajuan zaman tes berarti ujian atau percobaan ada beberapa istilah yang memerlukan
penjelasan sehubungan dengan penjelasan diatas yaitu test,testing tester dan testee yang
masing-masing mempunyai pengertian berbeda namun erat kaitannya dengan tes.

Tes merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh tujuan
pengajaran telah tercapai,jadi berarti evaluasi terhadap hasil belajar.Tes yang baik harus
memenuhui beberapa persyaratan,yaitu;harus efisien,harus baku,mempunyai norma, objektif,
valid (sahih),dan reliabel (andal).

Menurut Hopkins dan Antes,tes adalah suatu instrument,alat atau prosedur yang berisikan
sejumlah tugas yang harus dijawab oleh siswa yang hasilnya dapat digunakan untuk
mengukur suatu ciri tertentu.Melalui jawaban seseorang atas pertanyaan dalam tes diperoleh
suatu ukuran (yaitu niali numerik) mengenai karakteristik orang tersebut.Menurut Nitko, tes
adalah instrument atau suatu prosedur sistematis untuk mengamati dan mendeskripsikan satu
atau lebih karakteristik siswa dengan menggunakan skala yang berbentuk angka atau skema
klasifikasi tertentu (Jafar, 2008).

Tes merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati
prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian(Jacobs & Chase,1992;Alwasilah(2001).
Jawaban yang diharapkan dalam tes menurut Sudjana dan Ibrahim (2001) dapat secara
tertulis lisan,atau perbuatan.Menurut Zainul dan Nasution (2001) didefinisikan sebagai
pernyataan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi
tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis tertentu.Setiap butir pertanyaan
atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.Dengan
demikian apabila suatu tugas atau pertanyaan menuntut harus dikerjakan oleh seseorang,
tetapi tidak ada jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan salah maka tugas atau

3
pernyataan tersebut bukanlah tes.

2.2 Hak-Hal Penting Yang Harus Diperhatikan dalam Membuat Perencanaan


Tes

Butir tes disusun mulai dari pokok bahasan yang dibahas paling awal ke pokok bahasan
yang dibahas terakhir.Tingkat kesukaran disusun dimulai dari yang termudah meningkat
sampai kepada yang sukar.Butir tes yang yepenya sama dikelompokan dalam satu kelompok
Tulislah petunjuk pengerjaan tes secara jelas,sehingga tidak seorangpun perlu bertanya lagi.
Petunjuk tes harus mencantumkan:

 Apa yang harus dilakukan oleh peserta tes


 Bagaimana peserta tes harus mengerjakan tes
 Dimana jawaban tes harus ditulis
 Penyusunan butir tes diatur dengan baik sehingga memudahkan peserta untuk
membacanya. Susunlah setiap butir tes sehingga stem dan seluruh optionnya terletak
dalam satu halaman yang sama.
2.3 Ketentuan Pokok Dalam Perencanaan Tes

1. Validitas

Tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau
memiliki validitas.Bila dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur,maka sebuah tes
dapat dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat,benar,sahih telah dapat
mengungkap atau mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut.
Jadi tes hasil belajar dinyatakan valid apabila tes hasil belajar (sebagai alat pengukur
keberhasilan peserta didik) dengan secara tepat,benar,sahih telah dapat mengukur atau
mengungkap hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik,setelah mereka
mempunyai proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

2. Reliabilitas

Tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes tersebut telah memiliki reabilitas.Bila
dikaitkan fungsi tes sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik maka tes
dinyatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes
tersebut secara berulangkali terhadap subyek yang sama senantiasa menunjukkan hasil yang

4
tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil.Dengan demikian suatu ujian dikatakan telah
memiliki reabilitas apabila bila skor-skor atau nilai-nilai yang diperoleh para peserta ujian
untuk pekerjaan ujiannya adalah stabil,kapan saja dimana saja dan oleh siapa saja ujian itu
dilaksanakan,diperiksa dan dinilai.

1. Obyektivitas

Tes hasil belajar yang baik apabila memiliki ciri-ciri obyektif.Sebuah tes dikatakan
sebagai tes hasil belajar yang obyektif apabila tersebut disusun dan dilaksanakan menurut apa
adanya.Dari segi materi berdasarkan bahan pelajaran yang telah diberikan sesuai atau sejalan
dengan tujuan instruksional khusus yang telah diberikan.Ditinjau dari segi pemberian skor
dan penentuan nilai hasil tesnya maupun dalam melakukan koreksi terhindar dari unsur-unsur
subyektivitas yang melekat pada diri penyusun tes.

2. Praktikabilitas

Sebuah tes hasil belajar yang baik apabila memiliki ciri-ciri praktis dan ekonomis.Sebuah
tes bersifat praktis apabila :

 Bersifat sederhana,tidak memerlukan peralatan yang banyak atau peralatan yang


sulit pengadaannya.
 Tes dilengkapi kunci jawabannya dan pedoman skoring dan penentuan nilainya,
 Tes hasil belajar tidak memakan waktu yang lama,tenaga yang banyak serta biaya
yang banyak.
2.4 Pengambilan Sampel dan Pemilihan Butir Soal

Secara akademik Tes hasil belajar harus dapat dipertanggungjawabkan sebagai hal yang
representatif dari ilmu atau bidang studi yang diuji dengan menggunakan perangkat tes.
Pemilihan atau sampling butir soal dilakukan dengan mempertimbangkan konsep,
generalisasi,dalil,atau teori yang akan diuji peranannya terhadap bidang studi secara
keseluruhan untuk memperoleh butir-butir yang mewakili keseluruhan konsep yang penting
dalam suatu bidang studi. Biasanya bidang studi itu dipilah-pilah menjadi beberapa pokok
bahasan dan sub pokok bahasan. Jumlah soal dalam setiap pokok bahasan atau sub pokok
bahasan hendaknya sebanding dengan luas dan pentingnya pokok bahasan atau sub pokok
bahasan tersebut.

5
Tingkat kepentingan dari suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dapat dilihat dari
kontribusinya terhadap keseluruhan bidang studi.Tidak ada batasan jumlah butir soal untuk
satu pokok bahasan atau suatu sub pokok bahasan.

2.5 Tipe Tes yang Digunakan

Memilih tipe tes juga menjadi sangat penting dalam menyusun spesifikasi tes.Dalam hal
ini, pada dasarnya ada dua teknik melakukan tes, yaitu teknik tes dan non-tes.Teknik tes
merupakan semua teknik evaluasi yang hasilnya dapat dikategorikan menjadi benar dan
salah.Misalnya,teknik evaluasi yang digunakan untuk mengungkapkan aspek kognitif dan
psikomotor.Teknik evaluasi non-tes hasilnya tidak dapat dikategorikan benarsalah,dan
umumnya dipakai untuk mengungkap aspek afektif.Tes sebagai alat evaluasi sendiri terbagi
ke dalam tes non-verbal dan tes verbal.Tes non-verbal adalah tes yang responsnya berupa
perbuatan dan lazim untuk mengukur kemampuan psikomotorik anak,sedangkan tes verbal
adalah tes yang responsnya berupa ungkapan kata-kata atau kalimat.Tes non-verbal yang
merupakan tes perbuatan itu ada beberapa bentuk, yaitu: (1) tes identifikasi; (2) tes simulasi;
dan (3) tes petik kerja. Sedangkan tes verbal dapat berupa tes tulis dan tes lisan.Tes tulis
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes uraian. Sedangkan tes objektif
sendiri terdiri dari beberapa bentuk, yaitu (1) bentuk benar-salah; (2) bentuk pilihan ganda;
(3) bentuk isian; (4) bentuk melengkapi; dan (5) bentuk menjodohkan. Sedangkan tes uraian
ada dua bentuk, yaitu bentuk uraian terbatas dan uraian bebas.

2.6 Aspek Kemampuan yang Diuji

Setiap bidang studi mempunyai penekanan kemampuan yang berbeda-beda.Karena itu


aspek yang diujipun haruslah yang berbeda pula.Disinilah aspek ranah kognitif yang mana
yang akan diuji harus berhubungan dengan kemampuan yang ditentukan oleh tujuan
pendidikan yang telah dirumuskan terlebih dahulu.Disamping itu harus memperhatikan
kemampuan dari ranah lain seperti afektif dan psikomotor.Jumlah soal untuk setiap ranah atau
untuk setiap level dalam ranah kognitif juga tidak perlu sama.Pada umumnya tes hasil belajar
lebih berorentasi kepada pengetahuan,pemahaman dan aplikasi,sedangkan kemampuan yang
disebut terdahulu.Hal ini tentu saja berarti bahwa jumlah soal yang mewakili tiga level yang
pertama diharapkan lebih banyak dari jumlah soal untuk tiga level berikutnya

2.7 Format Butir Soal


6
  Dalam membuat perencanaan tes,pendidik harus mengetahui dan terampil dalam membuat
suatu penilaian.Dengan soal yang baik dan tepat akan diperoleh gambaran prestasi dari
seorang siswa,demikian pula sebaliknya,dengan soal yang tidak terencana dan tersusun
dengan baik dan tepat,tidak akan diperoleh gambaran prestasisiswa yang sesungguhnya.
Dengan demikian,penilaian yang akan dilakukan oleh seorang pendidik dapat dilakukan
dengan membuat perencanaan format butir soal terlebih dahulu.Ada berbagai format untuk
membantu pendidik dalam melakukan penilaian yaitu dengan tes objektif maupun esei.

 Tes essay

    Siswa diminta menjawab pertanyaan dengan uraian/penjelasan dengan menggunakan


kata /kalimat sendiri.Oleh karena itu sifatnya sangat subjektif.Namun demikian bentuk tes ini
dapat menilai proses mental yang tinggi,terutama dalam hal kesanggupan menyusun jawaban,
berekspresi,kesanggupan menggunakan bahasa dll.

Ada dua macam bentuk tes esei,yaitu:

Uraian bebas ( free essay ):Dalam bentuk uraian bebas ini siswa akan menjawab secara
bebas tentang sesuatu masalah yang ditanyakan.Contohnya:Jelaskan apa yang kamu ketahui
tentang evaluasi pembelajaran?Siswa akan menjawab dengan bebas sesuai dengan apa yang
diketahuinya.Kelemahan bentuk ini ialah sukar menentukan standar jawabannya,sebab
jawaban siswa sifatnya beraneka ragam.Uraian yang terbatas ( limited essay ):Pada tes bentuk
jawaban siswa dibatasi dan diarahkan kepada hal yang akan diminta dari pertanyaan tersebut
Contoh:Jelaskan 3 faktor penyebab terjadinya perdarahan postpartum?Pertanyaan ini terbatas
kepada 3 faktor penyebab,jadinya hanya diminta mengemukakan 3 faktor saja.Pemeriksaan
jenis uraian yang terbatas ini lebih mudah memeriksanya sebab sudah ditetapkan standarnya.

 Tes objektif

     Tes objektif adalah butir soal yang telah mengandung kemungkinan jawaban yang harus
dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes.Peserta hanya tinggal memilih jawaban dari
kemungkinan jawaban yang telah disediakan sehingga pemeriksaan dan penskoran jawaban
dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa.Pemeriksaan ini dapat dilakukan, baik oleh
secara langsung oleh manusia maupun dengan memanfaatkan teknologi terbaru,yaitu mesin
scanner.Secara umum,soal tes objektif dibedakan menjadi:Pada tes objektif terdapat tiga

7
bentuk tes yaitu:Benar Salah (True False):Bentuk tes benar salah (true false) merupakan butir
soal yang terdiri dari pernyataan yang disertai alternatif jawaban,yaitu menyatakan apakah
jawaban itu benar/salah,setuju/tidak setujuu,baik/tidak baik,atau alternatif jawaban lain yang
bersifat mutual eksklusif/ meniadakan.

Menjodohkan (Matching):Tipe pertanyaan ini biasanya terdiri dari dua kolom.Setiap


pertanyaan pada kolom pertama harus dijodohkan dengan urutan pada kolom kedua.Oleh
karena itu,cara mengerjakannya didahului dengan petunjuk sebagai berikut:“pasangkanlah
pernyataan yang ada pada lajur kiri dengan yang ada pada lajur kanan,dengan cara
menempatkan (mengisikan) huruf yang terdapat dimuka pernyataan lajur kiri pada titik-titik
yang disediakan dilajur kanan.

Pilihan Ganda (Multiple Choice):Pada pilihan ganda ini menyediakan kemungkinan


jawaban (option) yang harus dipilih lebih dari dua alternative,biasanya empat alternative.
Tugas siswa adalah harus memilih satu alternative yang menurutnya merupakan satu jawaban
yang benar.

2.8 Langkah-Langkah dalam Menyusun Tes

1) Penyusunan tes dilakukan dengan langkah-lanngkah sebagai berikut:


2) Menentukan tujuan mengadakan tes
3) Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan.
4) Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan
5) Manderetkan semua TIK dalam tabel persiapan yang memuat ula aspek tingkah laku
terkandung dalam TIK itu.Tabel ini digunakan untuk mengadakan identifikasi
terhadap tingkah laku yang dikehendaki, agar tidak terlewati.
6) Menyusun tabel spesifikasi yang memuat pokok materi,aspek berpikir yang diukur
beserta imbangan antara kedua hal tesebut.
7) Tabel spesifikasi yang juga dikenal dengan kisi-kisi adalah sebuah tabel yang di
dalamnya dimuat rincian materi tes dan tingkah laku beserta proporsi yang
dikehendaki oleh penilai,dimana pada tiap petak dari tabel tersebut diisi dengan
angka-angka yang menunjukan banyaknya butir soal yang akan dikeluarkan dalam tes
hasil belajar.
8) Adapun dari arah taraf kompetensi,biasanya penilai menggunakan model yang
dikembangkan oleh Bloom (1956).Menurut Benjamin S.Bloom,kompetensi kognitif
8
9) peserta mulai dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi adalah
a. Pengetahuan/ingatan
b. Pemahaman
c. Aplikasi atau penerapan
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
10) Menuliskan butir-butir soal,didasarkan atas TIK-TIK yang sudah dituliskan pada tabel
TIK dan aspek tingkah laku yang dicakup.
2.9 Ketentuan Pokok dalam Perencanaan Tes

Guru harus memahami tentang pendidikan anak yang akan dites,kondisi di mana tes akan
dilaksanakan dan sebagainya.Pendek kata,hampir seluruh kepribadian guru terlibat di
dalamnya,bukan hanya diperlukan keterampilan saja.Itu sebabnya banyak ahli yang
mengatakan,bahwa mengkonstruksi tes lebih bersifat sebagai “Seni atau Art” daripada
sebagai ilmu pengetahuan atau science.Karena itu,jika guru ingin berhasil mengkonstruksi
tes, maka dia harus membuat perencanaan tes dengan teliti.Dalam hubungan ini ada empat
ketentuan pokok yang perlu diikuti,yakni:

 Evaluasi dilakukan terhadap semua hasil pengajaran yang penting.

Hasil pengajaran tergambarkan dalam tujuan instruksional yang hendak dicapai.Itu


sebabnya,tujuan instruksional itu harus dirumuskan secara jelas, spesifik, dapat diamati dan
dapat diukur. Tujuan instruksional dijabarkan berdasarkan tujuan sekolah (tujuan
instruksional). Tujuan instruksional umum yang telah digariskan dalam Garis-garis Progam
Pengajaran (GBPP) pada hakekatnya adalah tujuan pelajaran atau bidang studi. Tujuan-tujuan
ini harus dirumuskan menjadi tujuan instruksional khusus (TIK). Berdasarkan TIK inilah kita
dapat menggariskan dan menunjukkan jeni-jenis tingkah laku yang perlu dimiliki oleh siswa
setelah mengikuti proses instruksional tertentu. Tercapai tidaknya tujuan-tujuan itu atau
perubahan tingkah laku yang diharapkan itu, baru dapat ketahui setelah dilakukan
serangkaian tes.Jadi perumusan tujuan yang spesifik bukan saja penting bagi pembinaan
kurikulum yang menentukan prosedur dan alat instruksional, melainkan juga penting dalam

9
rangka evaluasi hasil pengajaran.

 Tes harus merefleksikan hal-hal yang menurut perkiraan mendapat tekanan tertentu
dalam pelajaran.

Tekanan dalam pelajaran dapat dilihat dalam proporsi yang direncanakan dalam
perencanaan tes.Jika bahan terlalu luas sedangkan waktu yang tersedia singkat,maka perlu
mengadakan sampel terhadap isi bahan.Selain dari itu perlu ada keseimbangan antara
banyaknya pertanyaan dilihat dari segi isi pelajaran yang akan dites dan tujuan pembelajaran
yang dicapai.Untuk itulah maka sebaiknya guru atau pembuat tes terlebih dahulu melakukan
analisa tugas (Job analysis).

 Hakekat tes harus merefleksikan tujuan yang hendak dicapai oleh tes itu.

     Sebenarnya tujuan kita dalam hal ini adalah untuk menentukan kedudukan tingkah laku
siswa sekarang dalam hubungan standar khusus,bukan dalam hubungan dengan siswa lain
dalam kelompoknya.Tetapi,jika tujuan kita ialah untuk membandingkan prilaku
(performance) sisw dengan lainnya dalam kelompok yang sama,dengan menggunakan ukuran
relative,maka kita harus menyediakan item-item yang akan mendistribusikan skor dari tingkat
yang tinggi ke tingkat yang rendah.

  Tes itu akan valid jika secara nyata mengukur apa yang direncanakan untuk diukur.
penggunaan ukuran relative adalah salah satu cara yang terbaik untuk memperbaiki
releabilitas tes,karena itu item-item hendaknya menimbulkan rentang skor yang luas.

 Hakekat tes harus merefleksikan kondisi-kondisi administrasi di mana tes akan


diadministrasikan. 

Pertama,kita harus memutuskan beberapa kali tes akan dilakukan.Kalau kita berpijak
pada system instruksional,maka jelas bahwa penilaian terhadap perilaku siswa harus
dilakukan sepanjang proses instruksional sampai dengan akhir pelajaran.Kedua,kita harus
memutuskan berapa banyak item yang akan diperlukan sesuai dengan waktu yang tersedia,
banyaknya tujuan yang harus dicapai,dan banyaknya bahan pelajaran.Ketiga,kita harus
memutuskan bentuk format tes yang akan digunakan.Apakah akan menggunakan tes essay

10
atau tes objektif,apakah kita menggunakan bentuk item B-S,pilihan berganda,menjodohkan
dan sebagainya.

2.10 Jumlah Butir Soal

Jumlah butir soal berhubungan dengan reliabilitas (konsistensi dari serangkaian


pengukuran atau serangkaian alat ukur) tes dan representasi isi bidang studi yang diteskan,
semakin besar jumlah butir soal yang digunakan maka kemungkinan semakin tinggi
reliabilitasnya.Dari segi jumlah,tes objektif memiliki kekuatan lebih dibanding tes esei karena
waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tes objektif lebih singkat sehingga memungkinkan
jumlah butir soal yang lebih banyak. 

 Jumlah butir soal harus direncanakan:


 Jumlah keseluruhan
 Jumlah untuk setiap pokok bahasan/topic
 Jumlah untuk setiap format
 Jumlah untuk setiap kategori tingkat kesulitan
 Jumlah untuk setiap aspek pada ranah kognitif.

  Pertimbangan lain dalam penetuan jumlah soal adalah waktu yang tersedia,biaya yang ada,
kompleksitas yang dituntut dalam tes,serta waktu ujian diadakan.

2.11 Distribusi Tingkat Kesukaran

Tes yang terbaik adalah tes yang mampu mebedakan antara kelompok yang baik dan
kelompok yang kurang belajar.Salah satunya diindikasikan dengan tingkat kesukaran di titik
sekitar 0,50.Selain itu,tingkat kesukaran soal ditentukan oleh tujuan tes(untuk seleksi,
diagnostik,formatif,sumatif).Perlu diperhatikan bahwa soal yang memiliki tingkat kesukaran
rendah hendaknya diletakkan di awal tes,sedangkan soal dengan tingkat kesukaran tinggi
pada akhir tes.Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi agar peserta tes lebih
terdorong untuk mengerjakan seluruh butir soal.Tes yang terlalu sukar atau terlalu mudah
tidak akan memberikan informasi yang berarti.

2.12 Beberapa Pertimbangan Perencanaan Tes

Selain dari poin-poin yang disebutkan di atas,dalam perencanaan tes,kita juga

11
memerlukan beberapa pertimbangan lain:(1) apakah akan menggunakan open book
atauclosed book,(2) apakah frekuensi pelaksanaan tes sering atau jarang,(3) apakah
pelaksanaan tes diumumkan sebelumnya atau mendadak dan (4) bagaimana mode penyajian
tes.

Komponen penilaian hasil belajar yang perlu diperhatikan

 Sahih: Penilaian didasarkan pada data yang memang mencerminkan kemampuan yang
ingin diukur
 Objektif: Penilaian Yang Didasarkan Pada Prosedur Dan Kriteria Yang Jelas Dan
Tidak Boleh Dipengaruhi Oleh Subjektivitas Penilai (Dosen)
 Adil: Penilaian Yang Tidak Menguntungkan Atau Merugikan Mahasiswa Lainnya
 Terpadu: Dosen Merupakan Salah Satu Komponen Tidak Terpisahkan Dari Kegiatan
Pembelajaran
 Terbuka: Penilaian Harus Memenuhi Prinsip Keterbukaan Di Mana Kriteria Penilaian,
Dan Dasar Pengambilan Keputusan Yang Digunakan Dapat Diketahui Oleh Semua
Pihak Yang Berkepentingan
 Menyeluruh Dan Berkesinambungan: Mesti Mencakup Segala Aspek Kompetensi
Dengan Menggunakan Berbagai Teknik Penilaian Yang Sesuai
 Sistematis: Mengikuti Langkah-Langkah Yang Baku
 Beracuan Kriteria: Didasarkan Pada Ukuran Pencapaian Kompetensi Yang Ditetapkan
 Akuntabel: Penilaian Yang Proses Dan Hasilnya Dapat Dipertanggungjawabkan
 Edukatif: Untuk Kepentingan Dan Kemajuan Pendidikan Mahasiswa

2.13 Kisi-Kisi Tes

   Kisi–kisi tes sangat diperlukan dalam membuat perencanaan tes,karena kisi-kisi tes
merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan.Tujuan penyusunan kisi-kisi
adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.Kisi-kisi
menggambarkan proporsi banyaknya butir soal untuk setiap pokok/sub pokok bahasan dan
setiap tingkat kemampuan pada ranah kognitif.

Langkah-langkah pengisian format kisi-kisi tes objektif

 Tentukan lamanya waktu pelaksanaan ujian yang direncanakan, misalnya 90 menit


12
 Hitung banyaknya butir soal pilihan ganda yang dapat diselesaikan dalam waktu 90
menit
 Tentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang harus diliput dalam tes tersebut
 Tentukan proporsi banyaknya butir soal setiap pokok bahasan. Proporsi ini tergantung
pada tingkat kepentingan pokok bahasan satu terhadap yang lain
 Proporsi dinyatakan dalam persen (%) dan dicantumkan.
 Tentukan prosentase/proporsi jenjang kemampuan berpikir dalam perangkat tes
tersebut.
 Dengan menggunakan data pada butir dua, empat, dan lima, penyebaran butir soal
pada setiap kolom dapat dilaksanakan.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai seorang pendidik atau calon pendidik, keterampilan yang harus kita kuasai adalah
system penilaian hasil belajar peserta didik.Dalam penilaian proses dan hasil belajar peserta
didik, aspek – aspek yang berkenaan dengan pemilihan alat penilaian untuk memperoleh data
dan hasil penilaian sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan.Evaluasi (penilaian) sangat
berguna untuk mempertinggi hasil pelajaran.Oleh sebab itu,evaluasi (penilaian) tidak dapat
dipisahkan dari belajar mengajar.Dalam pelaksanaannya ada evaluasi yang baik dan yang
kurang baik. Hal ini bergantung pada pendidik yang melaksanakannya.

     Jika kita ingin menghendaki hasil evaluasi yang baik,maka kita harus tahu tentang unsur-
unsur  penting dalam situasi belajar mengajar.Dengan penjelasan mengenai perencanaan tes
yang di jelaskan penulis dalam makalah ini, dapat membantu pendidik untuk menyusun dan
merancang perencanaan tes yang tepat dan baik untuk mengetahui hasil belajar peserta
didiknya.

3.2 Saran

  Dengan adanya perencanaan tes diharapkan suatu tes benar-benar dapat menjadi instrumen
yang dapat mengukur kemampuan siswa

14
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, A. (2015). Menyusun dan menganalisis tes hasil belajar. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian
Ilmu Kependidikan, 8(2), 70-81.

Nasution, W. N. (2017). Perencanaan pembelajaran: pengertian, tujuan dan prosedur.


ITTIHAD, 1(2)

Slamet, S., & Maarif, S. (2014). Pengaruh bentuk tes formatif assosiasi pilihan ganda dengan
reward dan punishment score pada pembelajaran matematika siswa SMA. Infinity
Journal, 3(1), 59-80.

Wulan, A. R. (2007). Pengertian dan esensi konsep evaluasi, asesmen, tes, dan pengukuran.
Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai