KIMIA
PERENCANAAN TES
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perencanaan Tes” ini tepat
pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Dosen pengampu pada mata kuliah “Evaluasi Penilaian Hasil Belajar Kimia”.Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang“Evaluasi Penilaian Hasil
Belajar Kimia” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Medan,17 Februari2021
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Merencanakan tes merupakan salah satu langkah yang tidak boleh ditinggalkan dalam
perencanaan dan desain pembelajaran.Melalui evaluasi yang tepat bukan saja kita dapat
menentukan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran,akan tetapi juga sekaligus
dapat melihat efektivitas program desain yang kita rencanakan.Halmanik (2003) menjelaskan
pentingnya perencanaan tes sebagai berikut :
Pertama,perencanaan tes membantu kita untuk menentukan apakah tujuan tujuan telah
dirumuskan dalam artian tingkah laku.Hal ini akan memudahkan perencanaan suatu tes
untukk mengukur prestasi belajar siswa.Selanjutnya ia akan menyatakan bahwa penulisan
suatu tes akan membantu kita untuk memeriksa tujuan-tujuan dan jika perlu mengadakan
revisi sebelum merancang pengajaran.Kedua,berdasarkan perencanaan tes yang telah ada itu,
selanjutnya kita dapat bersiap-siap untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.Dengan
informasi itu dapat diketahui bahwa siswa telah memahami tujuan,apakah mereka telah
mencapainya,dan sebagainya.Ketiga,perencanaan tes memberikan waktu yang cukup untuk
merancang tes.Untuk menyusun suatu tes yang baik,diperlukan persiapan yang matang yang
mungkin akan menyita waktu yang cukup banyak.Atas dasar ketiga hal tersebut kemampuan
untuk mengembangkan perencanaan tes merupakan suatu keharusan bagi seorang guru atau
pengajar.
Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauh mana proses belajar tersebut telah
memberikan nilai tambah bagi kemampuan siswa.Salah satu cara untuk melihat peningkatan
kemampuan tersebut adalah dengan melakukan tes.Tes sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa
dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan
(tes tindakan).
Ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati di dalam menyusun tes hasil belajar agar
tes tersebut dapat mengukur tujuan instruksional khusus untuk mata pelajaran yang telah
1
diajarkan,atau mengukur kemampuan dan keterampilan peserta didik yang diharapkan,
setelah mereka menyelesaikan suatu unit pengajaran tertentu.Pertama,tes hasil belajar harus
dapat mengukur secara jelas hasil belajar yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
instruksional.Kedua,butir-butir tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representative
dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat dianggap dapat mewakili
seluruh performanceyang telah diperoleh selama pesrta didik mengikuti suatu unit
pengajaran. Ketiga,bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat
bervariasi.
Kata tes berasal dari bahasa Prancis kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam
logam mulia yang dimaksud disini adalah dengan menggunakan alat berupa piring akan dapat
diperoleh jenis-jenis logam mulia yang bernilai tinggi.Dalam perkembangannya dan seiring
kemajuan zaman tes berarti ujian atau percobaan ada beberapa istilah yang memerlukan
penjelasan sehubungan dengan penjelasan diatas yaitu test,testing tester dan testee yang
masing-masing mempunyai pengertian berbeda namun erat kaitannya dengan tes.
Tes merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh tujuan
pengajaran telah tercapai,jadi berarti evaluasi terhadap hasil belajar.Tes yang baik harus
memenuhui beberapa persyaratan,yaitu;harus efisien,harus baku,mempunyai norma, objektif,
valid (sahih),dan reliabel (andal).
Menurut Hopkins dan Antes,tes adalah suatu instrument,alat atau prosedur yang berisikan
sejumlah tugas yang harus dijawab oleh siswa yang hasilnya dapat digunakan untuk
mengukur suatu ciri tertentu.Melalui jawaban seseorang atas pertanyaan dalam tes diperoleh
suatu ukuran (yaitu niali numerik) mengenai karakteristik orang tersebut.Menurut Nitko, tes
adalah instrument atau suatu prosedur sistematis untuk mengamati dan mendeskripsikan satu
atau lebih karakteristik siswa dengan menggunakan skala yang berbentuk angka atau skema
klasifikasi tertentu (Jafar, 2008).
Tes merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati
prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian(Jacobs & Chase,1992;Alwasilah(2001).
Jawaban yang diharapkan dalam tes menurut Sudjana dan Ibrahim (2001) dapat secara
tertulis lisan,atau perbuatan.Menurut Zainul dan Nasution (2001) didefinisikan sebagai
pernyataan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi
tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis tertentu.Setiap butir pertanyaan
atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.Dengan
demikian apabila suatu tugas atau pertanyaan menuntut harus dikerjakan oleh seseorang,
tetapi tidak ada jawaban atau cara pengerjaan yang benar dan salah maka tugas atau
3
pernyataan tersebut bukanlah tes.
Butir tes disusun mulai dari pokok bahasan yang dibahas paling awal ke pokok bahasan
yang dibahas terakhir.Tingkat kesukaran disusun dimulai dari yang termudah meningkat
sampai kepada yang sukar.Butir tes yang yepenya sama dikelompokan dalam satu kelompok
Tulislah petunjuk pengerjaan tes secara jelas,sehingga tidak seorangpun perlu bertanya lagi.
Petunjuk tes harus mencantumkan:
1. Validitas
Tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau
memiliki validitas.Bila dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur,maka sebuah tes
dapat dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat,benar,sahih telah dapat
mengungkap atau mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut.
Jadi tes hasil belajar dinyatakan valid apabila tes hasil belajar (sebagai alat pengukur
keberhasilan peserta didik) dengan secara tepat,benar,sahih telah dapat mengukur atau
mengungkap hasil-hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik,setelah mereka
mempunyai proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2. Reliabilitas
Tes hasil belajar yang baik adalah bahwa tes tersebut telah memiliki reabilitas.Bila
dikaitkan fungsi tes sebagai alat pengukur keberhasilan belajar peserta didik maka tes
dinyatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes
tersebut secara berulangkali terhadap subyek yang sama senantiasa menunjukkan hasil yang
4
tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil.Dengan demikian suatu ujian dikatakan telah
memiliki reabilitas apabila bila skor-skor atau nilai-nilai yang diperoleh para peserta ujian
untuk pekerjaan ujiannya adalah stabil,kapan saja dimana saja dan oleh siapa saja ujian itu
dilaksanakan,diperiksa dan dinilai.
1. Obyektivitas
Tes hasil belajar yang baik apabila memiliki ciri-ciri obyektif.Sebuah tes dikatakan
sebagai tes hasil belajar yang obyektif apabila tersebut disusun dan dilaksanakan menurut apa
adanya.Dari segi materi berdasarkan bahan pelajaran yang telah diberikan sesuai atau sejalan
dengan tujuan instruksional khusus yang telah diberikan.Ditinjau dari segi pemberian skor
dan penentuan nilai hasil tesnya maupun dalam melakukan koreksi terhindar dari unsur-unsur
subyektivitas yang melekat pada diri penyusun tes.
2. Praktikabilitas
Sebuah tes hasil belajar yang baik apabila memiliki ciri-ciri praktis dan ekonomis.Sebuah
tes bersifat praktis apabila :
Secara akademik Tes hasil belajar harus dapat dipertanggungjawabkan sebagai hal yang
representatif dari ilmu atau bidang studi yang diuji dengan menggunakan perangkat tes.
Pemilihan atau sampling butir soal dilakukan dengan mempertimbangkan konsep,
generalisasi,dalil,atau teori yang akan diuji peranannya terhadap bidang studi secara
keseluruhan untuk memperoleh butir-butir yang mewakili keseluruhan konsep yang penting
dalam suatu bidang studi. Biasanya bidang studi itu dipilah-pilah menjadi beberapa pokok
bahasan dan sub pokok bahasan. Jumlah soal dalam setiap pokok bahasan atau sub pokok
bahasan hendaknya sebanding dengan luas dan pentingnya pokok bahasan atau sub pokok
bahasan tersebut.
5
Tingkat kepentingan dari suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dapat dilihat dari
kontribusinya terhadap keseluruhan bidang studi.Tidak ada batasan jumlah butir soal untuk
satu pokok bahasan atau suatu sub pokok bahasan.
Memilih tipe tes juga menjadi sangat penting dalam menyusun spesifikasi tes.Dalam hal
ini, pada dasarnya ada dua teknik melakukan tes, yaitu teknik tes dan non-tes.Teknik tes
merupakan semua teknik evaluasi yang hasilnya dapat dikategorikan menjadi benar dan
salah.Misalnya,teknik evaluasi yang digunakan untuk mengungkapkan aspek kognitif dan
psikomotor.Teknik evaluasi non-tes hasilnya tidak dapat dikategorikan benarsalah,dan
umumnya dipakai untuk mengungkap aspek afektif.Tes sebagai alat evaluasi sendiri terbagi
ke dalam tes non-verbal dan tes verbal.Tes non-verbal adalah tes yang responsnya berupa
perbuatan dan lazim untuk mengukur kemampuan psikomotorik anak,sedangkan tes verbal
adalah tes yang responsnya berupa ungkapan kata-kata atau kalimat.Tes non-verbal yang
merupakan tes perbuatan itu ada beberapa bentuk, yaitu: (1) tes identifikasi; (2) tes simulasi;
dan (3) tes petik kerja. Sedangkan tes verbal dapat berupa tes tulis dan tes lisan.Tes tulis
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes uraian. Sedangkan tes objektif
sendiri terdiri dari beberapa bentuk, yaitu (1) bentuk benar-salah; (2) bentuk pilihan ganda;
(3) bentuk isian; (4) bentuk melengkapi; dan (5) bentuk menjodohkan. Sedangkan tes uraian
ada dua bentuk, yaitu bentuk uraian terbatas dan uraian bebas.
Tes essay
Uraian bebas ( free essay ):Dalam bentuk uraian bebas ini siswa akan menjawab secara
bebas tentang sesuatu masalah yang ditanyakan.Contohnya:Jelaskan apa yang kamu ketahui
tentang evaluasi pembelajaran?Siswa akan menjawab dengan bebas sesuai dengan apa yang
diketahuinya.Kelemahan bentuk ini ialah sukar menentukan standar jawabannya,sebab
jawaban siswa sifatnya beraneka ragam.Uraian yang terbatas ( limited essay ):Pada tes bentuk
jawaban siswa dibatasi dan diarahkan kepada hal yang akan diminta dari pertanyaan tersebut
Contoh:Jelaskan 3 faktor penyebab terjadinya perdarahan postpartum?Pertanyaan ini terbatas
kepada 3 faktor penyebab,jadinya hanya diminta mengemukakan 3 faktor saja.Pemeriksaan
jenis uraian yang terbatas ini lebih mudah memeriksanya sebab sudah ditetapkan standarnya.
Tes objektif
Tes objektif adalah butir soal yang telah mengandung kemungkinan jawaban yang harus
dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes.Peserta hanya tinggal memilih jawaban dari
kemungkinan jawaban yang telah disediakan sehingga pemeriksaan dan penskoran jawaban
dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa.Pemeriksaan ini dapat dilakukan, baik oleh
secara langsung oleh manusia maupun dengan memanfaatkan teknologi terbaru,yaitu mesin
scanner.Secara umum,soal tes objektif dibedakan menjadi:Pada tes objektif terdapat tiga
7
bentuk tes yaitu:Benar Salah (True False):Bentuk tes benar salah (true false) merupakan butir
soal yang terdiri dari pernyataan yang disertai alternatif jawaban,yaitu menyatakan apakah
jawaban itu benar/salah,setuju/tidak setujuu,baik/tidak baik,atau alternatif jawaban lain yang
bersifat mutual eksklusif/ meniadakan.
Guru harus memahami tentang pendidikan anak yang akan dites,kondisi di mana tes akan
dilaksanakan dan sebagainya.Pendek kata,hampir seluruh kepribadian guru terlibat di
dalamnya,bukan hanya diperlukan keterampilan saja.Itu sebabnya banyak ahli yang
mengatakan,bahwa mengkonstruksi tes lebih bersifat sebagai “Seni atau Art” daripada
sebagai ilmu pengetahuan atau science.Karena itu,jika guru ingin berhasil mengkonstruksi
tes, maka dia harus membuat perencanaan tes dengan teliti.Dalam hubungan ini ada empat
ketentuan pokok yang perlu diikuti,yakni:
9
rangka evaluasi hasil pengajaran.
Tes harus merefleksikan hal-hal yang menurut perkiraan mendapat tekanan tertentu
dalam pelajaran.
Tekanan dalam pelajaran dapat dilihat dalam proporsi yang direncanakan dalam
perencanaan tes.Jika bahan terlalu luas sedangkan waktu yang tersedia singkat,maka perlu
mengadakan sampel terhadap isi bahan.Selain dari itu perlu ada keseimbangan antara
banyaknya pertanyaan dilihat dari segi isi pelajaran yang akan dites dan tujuan pembelajaran
yang dicapai.Untuk itulah maka sebaiknya guru atau pembuat tes terlebih dahulu melakukan
analisa tugas (Job analysis).
Hakekat tes harus merefleksikan tujuan yang hendak dicapai oleh tes itu.
Sebenarnya tujuan kita dalam hal ini adalah untuk menentukan kedudukan tingkah laku
siswa sekarang dalam hubungan standar khusus,bukan dalam hubungan dengan siswa lain
dalam kelompoknya.Tetapi,jika tujuan kita ialah untuk membandingkan prilaku
(performance) sisw dengan lainnya dalam kelompok yang sama,dengan menggunakan ukuran
relative,maka kita harus menyediakan item-item yang akan mendistribusikan skor dari tingkat
yang tinggi ke tingkat yang rendah.
Tes itu akan valid jika secara nyata mengukur apa yang direncanakan untuk diukur.
penggunaan ukuran relative adalah salah satu cara yang terbaik untuk memperbaiki
releabilitas tes,karena itu item-item hendaknya menimbulkan rentang skor yang luas.
Pertama,kita harus memutuskan beberapa kali tes akan dilakukan.Kalau kita berpijak
pada system instruksional,maka jelas bahwa penilaian terhadap perilaku siswa harus
dilakukan sepanjang proses instruksional sampai dengan akhir pelajaran.Kedua,kita harus
memutuskan berapa banyak item yang akan diperlukan sesuai dengan waktu yang tersedia,
banyaknya tujuan yang harus dicapai,dan banyaknya bahan pelajaran.Ketiga,kita harus
memutuskan bentuk format tes yang akan digunakan.Apakah akan menggunakan tes essay
10
atau tes objektif,apakah kita menggunakan bentuk item B-S,pilihan berganda,menjodohkan
dan sebagainya.
Pertimbangan lain dalam penetuan jumlah soal adalah waktu yang tersedia,biaya yang ada,
kompleksitas yang dituntut dalam tes,serta waktu ujian diadakan.
Tes yang terbaik adalah tes yang mampu mebedakan antara kelompok yang baik dan
kelompok yang kurang belajar.Salah satunya diindikasikan dengan tingkat kesukaran di titik
sekitar 0,50.Selain itu,tingkat kesukaran soal ditentukan oleh tujuan tes(untuk seleksi,
diagnostik,formatif,sumatif).Perlu diperhatikan bahwa soal yang memiliki tingkat kesukaran
rendah hendaknya diletakkan di awal tes,sedangkan soal dengan tingkat kesukaran tinggi
pada akhir tes.Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi agar peserta tes lebih
terdorong untuk mengerjakan seluruh butir soal.Tes yang terlalu sukar atau terlalu mudah
tidak akan memberikan informasi yang berarti.
11
memerlukan beberapa pertimbangan lain:(1) apakah akan menggunakan open book
atauclosed book,(2) apakah frekuensi pelaksanaan tes sering atau jarang,(3) apakah
pelaksanaan tes diumumkan sebelumnya atau mendadak dan (4) bagaimana mode penyajian
tes.
Sahih: Penilaian didasarkan pada data yang memang mencerminkan kemampuan yang
ingin diukur
Objektif: Penilaian Yang Didasarkan Pada Prosedur Dan Kriteria Yang Jelas Dan
Tidak Boleh Dipengaruhi Oleh Subjektivitas Penilai (Dosen)
Adil: Penilaian Yang Tidak Menguntungkan Atau Merugikan Mahasiswa Lainnya
Terpadu: Dosen Merupakan Salah Satu Komponen Tidak Terpisahkan Dari Kegiatan
Pembelajaran
Terbuka: Penilaian Harus Memenuhi Prinsip Keterbukaan Di Mana Kriteria Penilaian,
Dan Dasar Pengambilan Keputusan Yang Digunakan Dapat Diketahui Oleh Semua
Pihak Yang Berkepentingan
Menyeluruh Dan Berkesinambungan: Mesti Mencakup Segala Aspek Kompetensi
Dengan Menggunakan Berbagai Teknik Penilaian Yang Sesuai
Sistematis: Mengikuti Langkah-Langkah Yang Baku
Beracuan Kriteria: Didasarkan Pada Ukuran Pencapaian Kompetensi Yang Ditetapkan
Akuntabel: Penilaian Yang Proses Dan Hasilnya Dapat Dipertanggungjawabkan
Edukatif: Untuk Kepentingan Dan Kemajuan Pendidikan Mahasiswa
Kisi–kisi tes sangat diperlukan dalam membuat perencanaan tes,karena kisi-kisi tes
merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan.Tujuan penyusunan kisi-kisi
adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.Kisi-kisi
menggambarkan proporsi banyaknya butir soal untuk setiap pokok/sub pokok bahasan dan
setiap tingkat kemampuan pada ranah kognitif.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai seorang pendidik atau calon pendidik, keterampilan yang harus kita kuasai adalah
system penilaian hasil belajar peserta didik.Dalam penilaian proses dan hasil belajar peserta
didik, aspek – aspek yang berkenaan dengan pemilihan alat penilaian untuk memperoleh data
dan hasil penilaian sangat berpengaruh terhadap kualitas lulusan.Evaluasi (penilaian) sangat
berguna untuk mempertinggi hasil pelajaran.Oleh sebab itu,evaluasi (penilaian) tidak dapat
dipisahkan dari belajar mengajar.Dalam pelaksanaannya ada evaluasi yang baik dan yang
kurang baik. Hal ini bergantung pada pendidik yang melaksanakannya.
Jika kita ingin menghendaki hasil evaluasi yang baik,maka kita harus tahu tentang unsur-
unsur penting dalam situasi belajar mengajar.Dengan penjelasan mengenai perencanaan tes
yang di jelaskan penulis dalam makalah ini, dapat membantu pendidik untuk menyusun dan
merancang perencanaan tes yang tepat dan baik untuk mengetahui hasil belajar peserta
didiknya.
3.2 Saran
Dengan adanya perencanaan tes diharapkan suatu tes benar-benar dapat menjadi instrumen
yang dapat mengukur kemampuan siswa
14
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, A. (2015). Menyusun dan menganalisis tes hasil belajar. Al-TA'DIB: Jurnal Kajian
Ilmu Kependidikan, 8(2), 70-81.
Slamet, S., & Maarif, S. (2014). Pengaruh bentuk tes formatif assosiasi pilihan ganda dengan
reward dan punishment score pada pembelajaran matematika siswa SMA. Infinity
Journal, 3(1), 59-80.
Wulan, A. R. (2007). Pengertian dan esensi konsep evaluasi, asesmen, tes, dan pengukuran.
Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
15