Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EVALUASI PENILAIAN HASIL BELAJAR

KIMIA

PENGEMBANGAN TES OBJEKTIF

DOSENPENGAMPU : SUSILAWATI AMDAYANI,S.Si,M.Pd


Dr.AYI DARMANA,M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

1. DINA ASIMA OCTAVIA HUTABARAT (4203131009)

2. RAHMA FAUZIAH HERLANDA (4203131003)

KELAS : PSPK 20D

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengembangan Tes
Objektif” ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Dosen pengampu pada mata kuliah “Evaluasi Penilaian Hasil Belajar
Kimia”.Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang“Evaluasi
Penilaian Hasil Belajar Kimia” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Susilawati Amdayani,S,Si,M.Pd dan Bapak


Dr.Ayi Darmana,M.Si selaku Dosen pengampu mata kuliah “Evaluasi Penilaian Hasil Belajar
Kimia” yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan,17 Februari2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..........1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tes Objektif................................................................................................2
2.2 Penggolongan Tes Objektif..........................................................................................2
2.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Tes Benar-Salah......................................................10
2.4 Petunjuk Penyusunan dan Pengolahan Skor Tes Objektif Benar Salah......................11
2.5 Kelebihan dan Kekurangan dari Tes Objektif bentuk Menjodohkan(Matching
Test) ............................................................................................................................12
2.6 Petunjuk Penyusunan dan Pengolahan Skor Tes Objektif Bentuk Menjodohkan......12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................14
3.2 Saran............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu
objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolok ukur
untuk memperoleh suatu kesimpulan yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan
untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui
kegiatan pengukuran.Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka
terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu.Dengan demikian
terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation),kegiatan
pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.Dalam kegiatan pengukuran ini
diperlukan instrumen-instrumen berupa tes,salah satu bentuk tes tersebut adalah Tes Bentuk
objektif.Dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu jenis pengukuran tersebut,
yaitu tes bentuk objektif yang didalamnya terdapat berbagai jenis butir soal yang masing-
masing akan diurai secara lebih mendalam.
1.2 Rumusan Masalah
 Apa aja Pengertian Tes Objektif?
 Apa saja Penggolongan Tes Objektif ?
 Apa saja Kelebihan dan Kekurangan dari Tes Benar-Salah?
 Bagaimana Menyusun dan Mengolah Skor Tes Objektif Benar Salah?
 Apa saja Kelebihan dan Kekurangan dari Tes Objektif bentuk Menjodohkan
(Matching Test)?
 Bagaimana Menyusun dan mengolah Skor Objektif Bentuk Menjodohkan?

1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan dari Tes Benar-Salah dan Objektif
 Untuk mengetahui Penggolongan Tes Objektif dan Pengertian Tes Objektif
 Untuk mengetahui Penyusunan dan Pengolahan Skor Tes Objektif Benar Salah dan
Skor Objektif Bentuk Menjodohkan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tes Objektif

Tes objektif (pilihan) merupakan alat tes yang umum dan dapat diterima untuk
mengevaluasi pelajar,khususnya yang berkaitan dengan 3 level terendah dari Taksonomi
Bloom.Guru biasanya menggunakan instrument (alat) untuk memastikan bahwa evaluasinya
tidak berat sebelah, waktunya singkat, dan adanya kemantapan dengan jumlah siswa yang
banyak.Tes objektif (pilihan) juga mempersilahkan untuk melakukan analisa data yang
berpengalaman, yang mana tidak hanya membantu menentukan pelaksanaan ujian, tapi
mungkin dapat juga membantu menilai metode pembelajaran.Meskipun tes objektif terbilang
sangat mudah,tapi mereka (pelajar) biasanya menghabiskan banyak waktu dan mencoba
membuat jawaban atas pertanyaan tersebut.Tes objektif merupakan alat yang sangat
membantu ketika tes objektif tersebut digabungkan dengan jenis tes subyektif (esai) yang
akan membantu mendapat level yang lebih tinggi pada kemampuan kognitif dan atau bidang
pembelajaran yang lain. 
Tes objektif adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respons
yang harus dipilih oleh peserta tes.Pemeriksaan atau penskoran jawaban/respons peserta tes
sepenuhnya dapat dilakukan secara obyektif oleh pemeriksa dan dapat menggunakan alat
bantu.Tes Obyektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal
yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) diantara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada pasangan masing-masing items,atau
dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau symbol-simbol
tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang
bersangkutan.Tes Obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
obyektif.Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes
bentuk esai
2.2 Penggolongan Tes Objektif
1) Tes Obyektif Soal benar salah
Jenis tes ini merupakan jenis tes yang umum digunakan,akan tetapi potensi kesukaran.
Pada tes ini bisa jadi memberatkan keuntungannya (merugikan) 
 Panduan untuk menyusun soal tes benar–salah
 Gunakan statemen yang sepenuhnya benar atau sepenuhnya salah,dan hanya
2
 satu ide pada setiap soal benar/salah.
Statement yang banyak dalam sebuah pertanyaan biasanya akan membingungkan dan
dapat meghasilkan statement yang salah/ berlainan dengan yang diinginkan.
 Hindari konten (isi) yang sepele (tidak berguna) atau menghabiskan waktu
untuk melihat secara detail.
Pertanyaan seperti itu akan mempermainkan siswa.Kecuali jika objektif pembelajaran
menghendaki adanya sebuah tingkat pemahaman secara spesifik,maka soal pertanyaan
seharusnya benar-benar diukur lebih kongkrit dan memberikan informasi yang sebenarnya.
 Hati-hati dalam menggunakan petunjuk khusus dalam teks.
Penggunaan kata seperti: “setiap,”“tidak ada,”“semua,”dan “selalu”cenderung mengacu
pada jawaban “salah”.Siswa yang dapat diberi pengertian menyadari bahwa ada pengecualian
di hampir setiap jenis statemen yang terbatas.Sebaliknya,ketika istilah”general/umum,”atau
“sometimes/kadang-kadang,”maka jawabannya lebih mengacu pada jawaban
“benar.”               
 Hindari penggunaan kata negatif dan double negatif(lebih dari satu kata
negatif).
Hal ini dapat menyebabkan pemahaman dalam soal tes tersebut terasa lebih sulit,
terutama bagi pelajar yang sedang belajar bahasa baru (belajar bahasa lain selain negaranya,
misal: inggris,arab dan sebagainya).
 Menghindari ke-ambigu-an kata dan istilah yang tidak tentu.
Istilah yang dapat menghasilkan/menimbulkan makna lain,seperti:“several (beberapa)”
dan “frequently (sering) harus dihindari,karena kata tersebut mungkin sulit untuk diukur.
Penggunaan kata-kata tersebut dalam pertanyaan mungkin akan memberatkan siswa.
 Buatlah soal yang mudah–jangan berikan petunjuk yang berhubungan dengan
pertanyaan.
Semua pertanyaan harus konsisten sehingga tidak ada petunjuk yang jelas.Soal tes yang
sangat panjang sering kali seseorang telah menjelaskan panjang lebar dalam sebuah usaha
agar bisa membuat mereka jelas dan tidak ambigu.Siswa yang berhati-hati/teliti akan
mengingat tanda ini sebagai jawaban “benar.”  
 Selama anda mencoba membuat soal yang simpel/ mudah, jangan terlalu
memperhatikan kemampuan berfikir siswa anda yang paling kuat.
Meskipun air membeku pada 0 C dan mendidih pada 100 C,siswa anda yang paling
pandai mungkin akan menyangka soal tersebut jawabannya “salah” karena ketinggian
3
permukaan laut atau kadar garam (air laut atau air segar) tidak dijelaskan.Siswa anda yang
paling pandai mungkin menyangka bahwa itu adalah “jebakan”.Dengan menambhkan kata
“distilled (telah disuling)” akan menjadikan masalah tersebut menjadi jelas.
 Hati-hati dengan strukutur/ susunan kalimat dan pemilihan kata untuk
memastikan kejelasan.
Contoh:penemuan kembali ekonomi pertengahan dipengaruhi oleh sepatu kuda,impor
dari timur tengah.Contoh tersebut disimpulkan dengan ide yang kurang penting.Lebih baik
membuat kalimat berkala (orang yang menyimpulkan ide).Sebaiknya sepatu kuda,impor dari
timur tengah,mempengaruhi penemuan kembali ekonomi pertengahan (tentunya,pertanyaan
tersebut dapat diubah untuk menghilangkan suatu sisi tentang sesuatu yang diimpor dari
Timur Tengah) .
 Hindari bentuk-bentuk jawaban (susunan jawaban )
Pada rangkaian pertanyaan acak, seharusnya tidak ada bentuk-bentuk jawaban pertanyaan
apabila dalam pertanyaan tersebut ada bentuk-bentuk jawaban seperti menjadikan semua
pertanyaan dengan nomor genap di jawaban “salah” dan pertanyaan pada nomor ganjil di
jawaban “ benar” atau dengan susunan dua pertanyaan dengan jawaban “benar” dan diselingi
dengan satu pertanyaan dengan jawaban“ salah,”maka siswa akan melihatnya tanpa waktu
(tidak membutuhkan waktu yang lama,jika siswa sudah mengetahui susunan tersebut.
2) Tes obyektif bentuk menjodohkan (Matching Test)
Sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan,tes mencari pasangan,tes menyesuaikan,
tes mencocokkan dan tes mempertandingkan.Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan
dan satu seri jawaban.Masing-masing pertanyaan mempunyai jawabnya yang tercantum
dalam seri jawaban.Berikut adalah strategi lain yang dapat digunakan dengan tingkat
keberhasilan yang tinggi dalam mengevaluasi pengetahuan dan recall sederhana.Tes
pencocokan mengandalkan siswa mampu membangun asosiasi atau hubungan antara dua
daftar elemen yang disebut tempat dan tanggapan.
Contoh: Berikut ini adalah contoh dari cara item yang cocok mungkin diatur. Dalam
contoh ini. Para siswa diminta untuk mencocokkan model yang benar mobil (premis) dengan
produsen (respon

4
Premises Responses
Bronco a)      Isuzu
Sable b)      Ford/ mercury
Horizon c)      Chrysler/ plymouth
Maxima d)     General motors
Accura e)      Nissan
f)       Honda
Siswa diharapkan untuk menempatkan respon abjad dalam kosong yang tersedia.Namun,
jika Anda tidak hati-hati dalam menjelaskan bagaimana mendekati pertanyaan semacam ini.
Siswa dapat:
• Cobalah untuk menulis jawaban penuh dalam kosong
• Menggambar lingkaran atau mencoba untuk menghubungkan jawaban secara linear.
Sebuah variasi dari pencocokan label diagram,chatting,gambar atau contoh.Jika ada
beberapa elemen atau bagian struktur yang akan diberi label,mengatakan dalam
photomicrograph dari sel atau graphich dari formasi geologi,hanya daftar lima sampai
sepuluh label,masing-masing dengan baris kosong dan huruf pada atau di samping tempat
item yang akan diidentifikasi dalam graphich tersebut (tentu saja,meminta siswa untuk
memasok label lebih menantang, tetapi membutuhkan penilaian manual).
 Saran untuk membangun tes pencocokan
 Berikan instruksi yang jelas biarkan siswa tahu untuk menandai jawaban mereka,
apakah tanggapan dapat digunakan lebih dari sekali.
 Sertakan materi hanya masuk akal dalam setiap kategori yang cocok penggunaan
yang tidak terkait,sering konyol,bahan yang dirancang untuk memberikan bantuan
komik adalah memberikan kejelasan
 Jauhkan bagian Anda berbicara homogen,paralel dan konsisten
 Melompat dari nomina ke verba atau kata sifat,atau dari kata-kata tunggal untuk frase,
hanya akan membingungkan siswa Anda dan dapat mengakibatkan menguji
kemampuan mereka untuk memecahkan kode sintaks,daripada menunjukkan
pengetahuan tentang hasil belajar Anda.Misalnya,tidak dalam kolom yang sama
termasuk item yang terpisah berurusan dengan nama,tanggal dan peristiwa.Jika hanya
ada tanggal dalam satu kolom dan hanya peristiwa di kolom lain, semua jawaban yang
masuk akal.Di sisi lain,jika ada campuran tanggal dan peristiwa di kedua kolom,
5
beberapa item jelas tidak bisa dicocokkan.Dalam situasi seperti ini,mahasiswa dapat
segera menyingkirkan pilihan tertentu karena mereka  keras kepala
 Gunakan format standar tempat tempat di sebelah kiri dan tanggapan di sebelah
kanan, dan pastikan seluruh pertanyaan cocok pada satu halaman.
 Sertakan minimal 5,dan tidak lebih dari 12,pada tiap kategori Untuk mengurangi
menebak berdasarkan proses emilination,menggunakan sejumlah besar tanggapan dari
tempat,dan memungkinkan respon yang akan digunakan lebih dari sekali.Pastikan
untuk menunjukkan informasi ini di tes.
 Pertimbangkan merancang pertanyaan pencocokan tiga kolom,seperti contoh berikut.
Bila menggunakan dua daftar tanggapan, akan sangat membantu untuk
mengidentifikasi item dalam satu daftar dengan nomor dan orang-orang dalam daftar
kedua dengan huruf.
Ciri-ciri:
 Tes terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban
 Tugas testee adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang telah tersedia,
sehingga sesuai atau cocok atau merupakan pasangan, atau merupakan jodoh dari
pertanyaannya.
      Jadi,dalam bentuk tes ini,disediakan dua kelompok bahan dan testee harus mencari
pasangan-pasangannya yang sesuai antara yang terdapat pada kelompok pertama dengan
yang terdapat pada kelompok kedua,sesuai petunjuk yang diberikan dalam tes tersebut.
3) Tes pilihan ganda
Siswa di beri promise atau pokok soal sebagai dasar dari soal kemudian mereka disuruh
memilih dari beberapa alternatif jawaban.Beberapa alternatif jawaban yang salah disebut
distraktor/pengecoh,sedangkan jawaban yang benar disebut kunci jawaban.
Para guru suka bentuk tes ini karena relatif cepat untuk di tata dan mudah untuk dinilai.
kamu tidak akan kesulitan dalam memeringkatnya tapi di lain sisi,beberapa guru dengan
beberapa alasan menganggap model tes ini tidak sesuai untuk mengukur kognitif tingkat
tinggi,aspek afektif dan psikomotorik siswa.
Soal pilihan ganda dapat di nilai menggunakan kertas scan komputer,dikirimkan ke
komputer pusat dan dalam beberapa menit menerima data yang diinginkan persentasi
kebenarannya adalah 100% hasil dari tes tadi bisa diurutkan berdasar nama siswa,nilai dari
yang terendah sampai tertinggi,menganalisa berapa soal yang paling mudah bagi mereka,
6
berapa soal yang jawabannya paling banyak salah, mencari rata-rata median dll
 Saran - saran dalam membuat soal pilihan ganda
 Desainlah beberapa item soal untuk mengukur tujuan pembelajaran
 Jika tujuanmu untuk mengukur penerapan pengetahun siswa maka pertanyaannya
harus lebih dari sekedar pertanyaan sederhana tentang pilihan jawaban yang ada di
kelas pertanyaan tersebut harus menyajikan situasi terbaru dan bertanya kepada siswa
bagaimana menerapkan prinsip-prinsip pengetahuan yang sudah dipahami.
 Menyajikan satu masalah dengan jelas dalam sebuah pertanyaan
 Untuk membuat ukuran yang valid,masalah yang diukur harus jelas sehingga siswa
tahu arah dari pertanyaan tersebut,contoh yang salah :
dalam sholat
a. bersuci                     c. tasyahud awal
b. takbir                       d. kentut
 Pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah yang khusus dan menyajikan kawaban
yang homogen.
contoh : di Indonesia, penduduk yang paling padat terletak dipulau
a. Jawa                        c. Sumatera
b. Kalimantan             d. Sulawesi
 Disini siswa akan fokus pada kepadatan populasi,dan pengecoh yang lain masih
tentang geografi.
 Ambillah kata-kata kata yang tepat,hindari detil pertanyaan yang berlebihan
 Semua pengecoh harus masuk akal
 Buat minimal 4 jawaban,lebih baik lagi 5 jawaban
 Jangan mengakhiri item soalmu dengan grammatical "give-away"
 Jika jawaban terdapat tanggal waktu atau tokoh,buatlah logika yang sesuai dan
jagalah dalam format yang konsisten
 Sebarlah jawaban yang benar
 Jika item soal mengandung opini atau  teori "pakar",pastikan membuatnya dengan
jelas.
 Hindari stement dobel negatif 
 Hindari alternatif jawaban "semua yang diatas" atau "tidak ada ayng diatas".
 Semua jawaban punya panjang yang sama.
 Amatilah pertanyaan-pertanyaanmu lagi mulai awal sampai akhir untuk menghindari
7
 kesamaan isi/maksud.
 Pastikan memberi pertanyaan yang jelas. arah yang spesifik.
Multiple choice test atau soal bentuk pilihan ganda pada dasarnya terdiri dari dua bagian;
yaitu batang tubuh soal (stem),yang berupa pertanyaan pengantar atau pernyataan tidak
lengkap,dan dua atau lebih kemungkinan jawaban atau alternative (option).Secara teknis
jawaban yang benar disebut jawaban atau kunci jawaban (key) dan yang lainnya disebut
jawaban disebut pengecoh (penggoda,penyesat,pengganggu) di dalam bahasa Inggris disebut
dis-tractors.
a. Jenis Analisis Konteks
Soal bentuk pilihan ganda jenis ini menuntut pengambil tes untuk memahami seluruh
konteks soal yang biasa-nya mempunyai format formal,kemudian mengambil kesimpulan
darinya.Contoh:analisis cukup dengan membuat table dan grafik,mengacu pada konsep
bahwa soal yang baik adalah soal yang mampu membedakan kelompok atas dan kelompok
bawah.
 Barang siapa tidak kehilangan sesuatu,dia masih mempunyai sesuatu itu.Si Ani tidak
kehilangan tahi lalat. Jadi, si Ani masih mempunyai tahi lalat Penalaran di atas itu
A. Benar
B. Salah pada premis mayor
C. Salah pada premis minor
D. Salah pada kesimpulan
E. Tak dapat ditentukan, benar atau salah.
Jawaban = E
b. Jenis Alternative Tak-Lengkap
Kadang-kadang penulis soal berpendapat bahwa apabila kemungkinan jawaban itu ditulis
lengkap akan terlalu jelas bagi pengambil tes,oleh karena itu soal tersebut tidak akan
berfungsi sebagaimana diharapkan.Oleh karena itu kemungkinan jawaban ditulis tidak
lengkap agar pengambil tes lebih “berfikir” dalam memilih jawaban yang benar.Contoh:
1. Nama murid Socrates yang terkenal bermula dengan huruf:
A. A sampai E
B. F sampai J
C. K sampai O
D. P sampai T
E. U sampai Z.
8
Jawaban = D (Plato),
Contoh lain:
2.Apabila anda menghitung akar 26,angka berapakah yang terdapat pada decimal kedua?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9.
Jawaban = E (√26 = 5.099)
c. Jenis Kombinasi
Bentuk soal pilihan-ganda jenis kombinasi ini terdiri dari batang tubuh soal diikuti oleh
sejumlah kemungkinan jawaban di antaranya satu atau lebih benar.Contoh:
PETUNJUK
Untuk soal-soal berikut ini pilihlah:
A. Jika (1), (2), dan (3) betul;
B. Jika (1) dan (3) betul
C. Jika (2) dan (4) betul;
D. Jika (4) saja yang betu;
E. Jika semuanya betul
Menurut bacaan di atas kelestarian lingkungan hidup di Indonesia terancam punah karena…
(1) Jumlah penduduk yang banyak
(2) Tingkat kelahiran yang lebih tinggi daripada ting-kat kematian.
(3) Struktur umur yang muda
Pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diikuti peningkatan produksi pangan.
Jawaban = A
d. Jenis Kompleks
Soal bentuk pilihan-ganda jenis kompleks terdiri atas pernyataan mengenai hubungan
sebab-akibat,dan si pengambil tes diminta memilih dari kemungkinan jawaban yang
berkenaan dengan benar-tidaknya sebab,benar-tidaknya akibat,dan ada tidaknya hubungan
sebab akibat itu. Contoh:
PETUNJUK
Untuk soal-soal berikut setiap sol terdiri dari tiga bagian, yaitu: PERNYATAAN, kata
SEBAB,dan ALASAN, yang disusun berurutan.Pilihlah:
9
A. Jika pernyataan betul, alasan betul, keduanya menunjukkan hubungan sebab-akibat.
B. Jika pernyataan betul dan alasan betul, tetapi ke-duanya tidak menunjukkan hubungan
sebab-aki-bat.
C. Jika pernyataan betul dan alasan salah.
D. Jika pernyataan salah dan alasan betul.
E. Jika pernyataan dan alasan kedua-duanya salah.
Hasil penelitian di Indonesia relative kecil
SEBAB
Para sarjana Indonesia tidak mendapat pendidikan me-ngenai bagaimana caranya meneliti.
Jawaban = C
Kiranya jelas bahwa satu soal pilihan ganda jenis kompleks ini sebenarnya terdiri atas
beberapa soal yang terjalin menjadi satu. Untuk dapat menjawabnya dituntut berfungsinya
beberapa jenjang kompetensi sekaligus. Kedelapan macam/jenis bentuk soal pilihan ganda
yang telah disajikan di atas adalah jenis-jenis yang pokok. Para penulis soal dapat
memperkayanya dengan variasi lain.
 Kelebihan Tes Pilihan Ganda
 Lingkup materi yang diujikan luas sehingga dapat mewakili materi yang sudah
diajarkan (representatif)
 Tingkat validitas isi relatif tinggi
 Proses koreksi dan penyekoran mudah dan obyektif
 Tidak memungkinkan peserta tes untuk mengemukakan hal-hal yang tidak berkaitan
dengan pertanyaan
 Informasi hasil tes dapat lebih cepat
 Tingkat reliabilitas tinggi
 Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama pada wilayah yang luas
 Kekurangan Tes Pilihan Ganda
 Tidak mengembangkan daya nalar peserta tes
 Peserta tes cenderung menjawab dengan jalan menerka
 Memungkinkan terjadinya kecurangan, saling menyontek
 Mengembangkan dan menyusun soal relatif sulit dan waktu lama
 Membutuhkan waktu untuk membaca soal dan jawabannya sehinnga mengurangi
waktu ujian
2.3 Kelebihan dan Kekurangan dari Tes Benar-Salah
10
 Beberapa kelebihan dari tes soal benar-salah, adalah:
 Lebih mudah di buat.
 Mudah dinilai.
 Soal tes bisa dijawab dengan cepat, jadi mereka (pelajar) bisa digunakan sebagai
contoh rata-rata hasil pembelajaran.
 Penilaian secara obyektif
 Beberapa kekurangan dari tes soal benar-salah, adalah:
 Pertanyaan-pertanyaan dengan arti mungkin susah untuk dikembangkan.
 Pertanyaan-pertanyaan benar-salah menyebabkan adanya tebakan-tebakan (meraba).
 Mereka tidak dites dengan tingkat kognitif yang tinggi.
 Mereka (soal benar-salah) bukan alat ukur yang efektif terhadap pemikiran sendiri
dan penyelesaian masalah.
 Orang yang mengarahkan (dalam hal ini adalah guru) yang sudah tahu model tes ini
(benar-salah) akan menyukainya karena soal benar-salah tersebut mudah untuk
diberikan nilai menggunakan mesin scanner.Pemikiran yang bagus dan penyusunan
tes secara hati-hati dapat mendeskriminasi antara siswa yang memiliki pengetahuan
 yang baik dalam pelajaran dan yang tidak memiliki pengetahuan yang baik.Beberapa
siswa melihat/memandang tes jenis ini sebagai lotre atau undian, dimana taruhan
untuk mendapat jawaban yang benar 0%-50%),dan keberuntungan dan tebakan itu
lebih diutamakan darai pada kemampuan terhadap pelajaran.
 Disisi lain,penyusunan soal yang jelek bisa membuat siswa bingung dan atau salah
pengertian terhadap soal tersebut,pengambilan soal tes objektif tersebut,yang mana
seharusnya digunakan untuk menentukan tingkat pengetahuan,akan dicapai oleh sisw
2.4 Petunjuk Penyusunan dan Pengolahan Skor Tes Objektif Benar Salah

Test multifle chois,tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana masing-masing tes
disediakan lebih dari kemungkinan jawaban,dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang
benar atau yang paling benar.

Penyusunan tes objektif

a. Hendaknya antara pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban terdapat


kesesuaian.
b. Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya dapat disusun dengan jelas.
11
c. Sebaiknya soal hendaknya disusun menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
d. Setiap butir pertanyaan hendaknya hanya mengandung satu masalah, meskipun
masalah itu agak kompleks.

Cara Mengolah Skor

Untuk menghitung skor akhir dari butir tes bentuk benar-salah biasanya digunakan rumus
sebagai berikut :

S = R-W

Keterangan :

S = skor terakhir

R = jumlah soal yang dijawab benar (right)

W = jumlah soal yang dijawab salah (wrong)

2.5 Kelebihan dan Kekurangan dari Tes Objektif bentuk Menjodohkan(Matching


Test)

1) Pembuatan mudah.
2) Dapat dinilai dengan mudah dan cepat dan objektif.
3) Apabilas tes jenis ini dibuat dengan baik, maka faktor merubah praktis dapat
dihilangkan
4) Test ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal.

KELEMAHAN

1) Matching test cenderung lebih banyak mengungkap aspek hapalan atau daya ingat.
2) Karena mudah disusun,maka tes jenis ini kurang baik acap kali dijadikan “pelarian”
bagi pengajaran,yaitu kalau pengajar tidak sempat lagi untuk membuat tes bentuk
lain.
3) Karena jawaban yang pendek, maka tes ini kurang baik untuk mengevaluasi
pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.

2.6 Petunjuk Penyusunan dan Pengolahan Skor Tes Objektif Bentuk Menjodohkan

PETUNJUK PENYUSUNAN
12
1. Hendaknya butir-butir dari soal yang dituangkan dalam bentuk meching test ini
jumlahnya tidak kurang dari 10 dat tidak lebih dari 15 soal.
2. Daftar yang berada disebelah kiri hendaknya dibuat lebih panjang ketimbang daftar
yang disebelah kanan,agar jawaban dapat dengan cepat dicari dan ditemukan oleh
tester.
3. Sekalipun kadang-kadang sulit dilaksanakan, usahakanlah agar petunjuk tentang cara
mengerjakan soal dibuat seringkas dan setengah mungkin.

CARA MENGOLAH SKOR TES OBJEKTIF MATCHING TEST

Untuk menghitung skor akhir dari butir tes bentuk menjodohkan dipergunakan rumus

S= R
13

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Tes objektif adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respons
yang harus dipilih oleh peserta tes.Pemeriksaan atau penskoran jawaban/respons peserta tes
sepenuhnya dapat dilakukan secara obyektif oleh pemeriksa dan dapat menggunakan alat
bantu.Tes obketif digolongkan menjadi 3 bagian yaitu: Tes objektif benar salah,tes objektif
menjdohkan dan tes objektif pilihan ganda yang ketiga bentuk tes objektif tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing

3.2 Saran

Dengan adanya pengembangan tes objektif diharapkan suatu tes benar-benar dapat
menjadi instrumen yang dapat mengukur kemampuan siswa dan memudahkan kita dalam
mengukur kemampuan peserta didik,sampai dimana peserta didik memahami konsep dan
materi yang kita berikan.
14

DAFTAR PUSTAKA

http://ftik.iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2019/06/MODUL-EVALUASI-
PEMBELAJARAN.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131282344/pendidikan/evaluasi-belajar.pdf
15

Anda mungkin juga menyukai