Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

SOP LABORATORIUM KIMIA

Dosen Pengampu: Mutiara Agustina Nst. S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:

NAMA : DINA ASIMA

NIM : 4203131009

KELAS : PSPK 20-D

MATA KULIAH : PENGELOLAAN LABORATORIUM

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Karena Atas Rahmat
dan Karunia-Nya berupa Kesehatan dan percaya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini. Disini penulis dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan tugas
makalah tentang SOP Laboratorium.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini, khususnya kepada dosen pembimbing yang telah mengajari dalam
pembuatan makalah ini. Penulis juga memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan
maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya penulis dilain waktu.

Medan, 30 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................... 1

1.3 TUJUAN .............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................................... 3

2.1 PENGERTIAN SOP............................................................................................................ 3

2.2 FUNGSI SOP ....................................................................................................................... 4

2.3 MANFAAT SOP .................................................................................................................. 4

2.4 SOP TATA TERTIB DI LABORATORIUM ....................................................................... 4

2.5 SOP ALAT LABORATORIUM........................................................................................... 5

2.6 MSDS BAHAN LABORATORIUM .................................................................................. 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Laboratorium merupakan jantung dari kegiatan pembelajaran sains, khususnya pembelajaran
kimia, karena laboratorium merupakan tempat untuk melihat, mencoba, menguji, menilai konsep-
konsep sains yang dipelajari hingga siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sains.
Guru beranggapan bahwa pembelajaran dengan praktikum di laboratorium cukup merepotkan dan
memerlukan waktu dan tenaga yang banyak, sementara itu untuk keberhasilan menjawab soal ujian
akhir bagi anak-anak, lebih efektif dengan cara latihan soal-soal. Para guru kimia sesungguhnya
menyadari bahwa praktikum kimia untuk pendalaman materi kimia sangat penting, dan sangat
dibutuhkan oleh siswa agar siswa memiliki pengalaman yang langsung berhadapan dengan alam/zat
yang sesungguhnya.

Pengajaran laboratorium dapat menciptakan peserta didik yang terampil dan memahami
fenomena alam yang dapat diimplementasikan pada peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Laboratorium kimia juga dapat menjadi solusi pemecahan masalah yang berkaitan dengan kimia
yang timbul dimasyarakat dengan adanya laboratorium penelitian yang representatif. Pelayanan
laboratorium yang ideal akan memperlihatkan bahwa eksistensi laboratorium sangat dibutuhkan
sebagai tempat untuk mempraktekkan teori atau bahkan mengembangkan ilmu pengetahuan, bukan
hanya sebagai pengugur kewajiban memprogram mata kuliah. Oleh karena itu, lingkungan yang
selalu bersifat akademis harus menjadi warna dalam laboratorium tersebut. Hal ini akan menciptakan
budaya berfikir akademis yang akan menjadi karakteristik mahasiswa bahkan setelah lulus nantinya.

Secara umum, persoalan pengelolaan laboratorium kimia SMA dapat muncul pada proses
pengadaan, proses penggunaan, dan proses pemeliharaan alat dan bahan. Pada proses pengadaan
masalah dapat muncul karena ketidaktepatan pengadaan alat dan bahan. Pada proses penggunaan
masalah dapat muncul karena kesalahan pengoperasian alat atau bahan. Pada proses pemeliharaan
masalah dapat muncul akibat kesalahan pembersihan dan penempatan alat dan bahan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu SOP?
2. Apa tujuan dan manfaat SOP?
3. Bagaimana SOP tata tertib di laboratorium Kimia SMA?
1
4. Bagaimana rancangan SOP di laboratorium Kimia SMA?
5. Bagaimana MSDS bahan di laboratorium Kimia SMA?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui SOP.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat SOP.
3. Untuk mengetahui SOP tata tertib di laboratorium Kimia SMA.
4. Untuk mengetahui rancangan SOP di laboratorium Kimia SMA.
5. Untuk mengetahui MSDS bahan di laboratorium Kimia SMA.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SOP


Menurut Atmoko (2012) Standar Operasional Prosedur merupakan suatu pedoman atau
acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai denga fungsi dan alat penilaian kinerja instansi
pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai tata kerja,
prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan. Menurut Insani (2010) Sop
adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu
pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan. Sementara menurut
Moekijat (2009) SOP adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di
mana pekerjaan tersebut dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana
melakukannya, dan siapa yang melakukannya.

Standar Operasional Prosedur juga dapat didefinisikan sebagai aturan, pedoman dan tata
cara tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku anggota suatu organisasi, dapat dikatakan
bahwa Standar Operasinal Prosedur mengatur segala aktivitas yang ada dalam organisasitersebut
termasuk bagaimana proses pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang harus
bertanggung jawab, kapan dilakukan dan keterangan-keterangan pendukung lainnya. Pedoman yang
baku seperti Standar Operasional Prosedur diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan di laboratorium.
Sebagaimana halnya Standar Operasional Prosedur yang lain. Standar Operasional Prosedur yang
ada di laboratorium juga dibuat untuk menjalin ketertiban dan kedisiplinan pelaksanaan kegiatan
yang ada, seperti praktikum atau kegiatan percobaan dan penelitian lainnya. Standar Operasional
Prosedur tersebut disusun secara teliti dan mendetail dengan mempertimbangkan berbagai faktor
kebutuhan sehingga dapat berjalan dengan jelas, efektif dan mudah digunakan oleh pelaksana.

Standar operasional prosedur kerja di laboratorium adalah petunjuk atau pedoman yang
menunjukkan bagaimana laboran harus bersikap dengan benar dalam melakukan tindakan di
laboratorium. Standar operasional prosedur atau disingkat SOP dalam sebuah laboratorium sangat
diperlukan dalam upaya membentuk sistem pelayanan dan pengelolaan laboratorium yang ideal.
Standar Operasional Prosedur yang ada di laboratorium disesuaikan dengan standar keselamatan dan
kesehatan. Langkah-langkah operasional ini dilaksanakan dalam rangka memperlancar proses kerja
3
di laboratorium agar dapat berjalan dengan benar serta dilaksanakan sesuai ketentuan, sehingga
memiliki output yang sama dan terstandar.

2.2 FUNGSI SOP


Fungsi utama dari laboratorium kimia adalah wadah untuk melakukan pembelajaan berbasis
laboratorium untuk praktikum atau percobaan dalam rangka latihan atau pembuktian atas teori,
penelitian dan pengembangan keilmuan IPA- kimia di sekolah. Fungsi di susunnya standar
operasional prosedur (SOP) laboratorium IPA kimia adalah untuk membantu memperlancar
pengelolaan laboratorium guna memaksimalkan kegunaan dari laboratorium beserta semua
sumberdaya yang ada di dalamnya. Kegiatan yang ada dalam lingkup pengelolaan laboratorium
meliputi praktikum, penggunaan peralatan laboratorium dan penggunaan laboratorium untuk
penelitian.

2.3 MANFAAT SOP


1. Mengurangi dan meminimalisir kesalahan atau kelalaian pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan karena Standar Operasional prosedur (SOP) berperan sebagai standarisasi perusahaan.
2. Dokumen Standar Operasional prosedur (SOP) mengandung pedoman kerja pegawai sehingga
dapat membantu karyawan agar lebih mandiri dan tidak tergantung dari intervensi manajemen.
3. Membantu meningkatkan akuntabilitas.
4. Menciptakan ukuran standar kerja dan menjadi acuan untuk evaluasi kinerja pegawai.
5. Membantu pegawai baru lebih cepat beradaptasi dengan pekerjaannya.
6. Menghindari adanya tumpang tindih pelaksanaan tugas.

2.4 SOP TATA TERTIB DI LABORATORIUM


SOP Tata Tertib Laboratorium
1. Berlaku sopan, santun dan menunjang etika akademik dalam laboratorium IPA Biologi.
2. Menjunjung tinggi dan menghargai staf laboratorium dan sesame pengguna laboratorium.
3. Menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang laboratorium.
4. Siswa sebagai praktikan dilarang untuk : a) Mengenakan pakaian atau kaos oblong b) Memakai
sandal c) Tidak memakai jas atau pakaian laboratorium d) Merokok e) Makan dan minum f)
Membuat kericuhan selama kegiatan praktikum dan didalam ruangan laboratorium.
5. Dilarang menyentuh, menggeser, dan menggunkan peralatan di laboratorium yang tidak sesuai
dengan acara praktikum yang akan di lakukan.

4
6. Membersihkan peralatan yang digunakan dalam praktikum maupun penelitian dan
mengembalikannya kepada petugas laboatorium.
7. Membaca, memahami dan mengikuti prosedur operasional untuk setiap peralatan dan kegiatan
selama praktikum dan di ruang laboratorium.
8. Selama kegiatan praktikum, tidak boleh menggunakan handphone untuk pembicaraan dan atau
sms

2.5 SOP ALAT LABORATORIUM

a. Neraca Digital

Pengertian

Neraca digital adalah salah satu instrumen penting dalam suatu laboratorium. Fungsi dari
neraca digital yaitu untuk menimbang/mengetahui massa bahan-bahan yang akan digunakan
maupun dianalisa selama praktikum. Neraca digital di laboratorium Proses Industri Kimia memiliki
ketelitian hingga 0,001 gram.

Prinsip Kerja

Timbangan digital bekerja dengan cara mengukur regangan pada sel beban (strain gauge load
cell). Timbangan digital mengkonversi gaya karena beban/massa (gaya beban) benda menjadi sinyal
listrik. Pada saat sebuah benda diletakkan di atas timbangan, bobot benda tersebut didistribusikan
secara merata pada piringan. Gaya beban tersebut selanjutnya diarahkan pada salah satu bagian load
cell. Gaya beban tersebut akan mendeformasi strain gauge. Strain gauge akan mengkonversi
deformasi tersebut menjadi sinyal listrik. Load cell memiliki muatan listrik, akibat pergerakan, maka
hambatan listrik (electrical resistance) akan mengalami perubahan. Perubahan kecil pada hambatan
listrik akan menimbulkan sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut berjalan melalui converter analog
menjadi digital selanjutnya melewati sebuah microchip yang menerjemahkan data. Hasil kalkulasi
akhir adalah bilangan/angka yang menunjukkan bobot/massa benda ditampilkan pada layar LCD
timbangan digital.

5
Cara kerja neraca digital

1. Letakkan tray khusus neraca di atas neraca digital.

2. Letakkan alas/wadah bahan yang akan ditimbang.

3. Tekan tombol ON/OFF pada neraca. Jika meletakkan alas setelah tombol ON/OFF ditekan, maka
perlu menekan tombol TARE supaya angka yang ditunjukkan neraca kembali ke 0,000.

4. Setelah itu, letakkan bahan yang ingin ditimbang di atas alas (biasanya berupa aluminium foil).

Cara Pembersihan dan Perawatan

Neraca digital yang harus berada dalam keadaan bersih, kering, bebas dari tumpahan bahan
kimia. Segera bersihkan bahan yang tumpah di neraca digital, serta selalu gunakan alas sebelum
menimbang/menaruh bahan kimia di atas neraca. Jangan meletakkan/memindahkan neraca digital
secara sembarangan, terutama jika ditaruh diatas permukaan yang basah atau terkena air karena
dapat menyebabkan bagian dalam tempat baterai dari neraca digital menjadi mudah berkarat dan
dapat merusak neraca digital.

b. Tabung Reaksi

Pengertian

Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik yang dapat
menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia. Tabung Reaksi ada yang dilengkapi
dengan tutup ada juga yang tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran tergantung kebutuhan.
Tabung Reaksi disebut juga Test Tube atau Culture tube. Culture Tube adalah tabung reaksi tanpa
bibir yang biasanya digunakan untuk pembiakan mikroorganisme dalam medium cair.

Prinsip kerja

6
Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup yang digunakan untuk meletakkan sampel
(darah).

Cara Kerja

Cara menggunakan tabung reaksi adalah dibersihkan terlebih dahulu lalu dikalibrasi
dengan aqua DM setelah itu lap dengan lap atau kertas isap. Kemudian sampel yang akan
direaksikan dimasukkan kedalam tabung reaksi.

Cara Pembersihan dan Perawatan

Mengantisipasi air kapur dan kerak yang melekat pada tabung, pengaduk kaca dibalut kapas
dibasahi larutan asam lalu dikorokkan ke tabung, setelah bersih baru dibilas air.

c. Gelas Beker (Gelas Kimia)

Pengertian

Sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan
cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium.

Prinsip kerja

Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti.
Cara Kerja

Bersihkan gelas dengan aquadest sebanyak tiga kali, kemudianmasukkan larutan percobaan
dan simpan gelas diatas kasa asbes diatas kakitiga untuk melakukan pembakaran.

Cara Pembersihan dan Perawatan

Penanggulangan sisa – sisa bahan kimia dan bekas pembakaran yang melekat pada gelas,
pengaduk kaca dibalut kapas dibasahi larutan asam lalu digosokkan ke bagian gelas yang mengerak

7
d. Gelas Ukur

Pengertian

Gelas ukur adalah untuk mengukur volume 10 hingga 2000 mL. Gelas ukur dapat digunakan
untuk mengukur volume segala benda, baik benda cair maupun benda padat pada berbagai ukuran
volume.

Prinsip kerja

Mengukur cairan secara tidak teliti dan tidak masuk dalam perhitungan

Cara Kerja

Bersihkan gelas ukur dengan aquadest sebanyak tiga kali lalumasukkan larutan kimia
kedalamnya dengan pipet sebanyak 10ml.

Cara Pembersihan dan Perawatan

Membersihkan nodanoda yang lengket pada gelas, pengaduk dibalut kapas sekaligus dibasahi
larutan asam lalui digosokkan ke gelas setelah bersih lalu dibilas air.

e. Corong

Pengertian

adalah membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama
yang bermulut kecil serta digunakan untuk menyimpan kertas saring dalam proses penyaringan.

Cara Kerja

Untuk memasukan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit seperti botol, labu ukur.

Cara Pembersihan dan Perawatan

Dicuci dengan menggunakan air dan sabun untuk menghilangkan beberapa zat

8
f. Batang Pengaduk

Pengertian

sebuah peralatan laboratorium yang digunakan untuk mencampur bahan kimia dan cairan
untuk keperluan laboratorium.

Prinsip kerja

Mengaduk larutan yang belum tercampur.

Cara Kerja

Masukan batang pengaduk ke dalam larutan yang akan dicampur.

Cara Pembersihan dan Perawatan

Dicuci dengan menggunakan air dan sabun untuk menghilangkan beberapa zat

g. Pipet Tetes

Pengertian

merupakan jenis pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan dari suatu wadah ke
wadah lain dengan jumlah yang sangat sedikit dan dengan tingkat ketelitian pengukuran volume
yang sangat rendah

Prinsip kerja
menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
Cara kerja

1) Dengan cara menekan karet pipet berwarna merah


2) Kemudian masukkan ke dalam larutan yang akan dipipet,sambil melepaskan pencetan pada
karet.
3) Dengan senirinya larutan akan masuk ke dalam pipet.
9
Cara Pembersihan dan Perawatan

Dicuci dengan menggunakan air dan sabun untuk menghilangkan beberapa zat.

h. Plat Tetes
Pengertian
Tempat mereaksikan zat-zat, tapi dalam jumlah kecil dan tempat untuk menentukan pH larutan
asam-basa.
Prinsip Kerja
Mereaksikan zat dalam jumlah kecil.
Cara Kerja
Letakkan kertas lakmus merah/biru yang sudah dipotong kecil. Lalu teteskan larutan yang akan
diperiksa sifat asam/basanya

Cara Pembersihan dan Perawatan

Dicuci dengan menggunakan air dan sabun untuk menghilangkan beberapa zat.

i. Tabung Reaksi

Pengertian

Wadah untuk tempat tabung reaksi.

Prinsip Kerja

Tabung reaksi dimasukkan dalam lubang tabung sesuai ukurannya.


Cara Kerja
Simpanlah tabung rekasi pada lubang-lubang yang tersedia pada rak tabung reaksi.
Cara Pembersihan dan Perawatan
Dibersihkan menggunakan sikat pembersih.

10
j. Penjepit tabung
Pengertian
digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat dipanaskan
Prinsip kerja
menekan penekan pada penjepit untuk dapat menepit tabung reaksi
Cara kerja
Tekan penekan pada penjepit tabung kemudian jepit tabung reaksi pada saat akan melakukan
pemanasan
k. Kaca Arloji
Pengertian
Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan bahan. Selain itu, gelas arloji juga digunakan
sebagai wadah saat menimbang bahan kimia dan wadah untuk mengeringkan padatan dalam
desikator.
Cara Kerja
Simpan zat atau bahan kimia yang akan ditimbang diatas kaca arloji lalu timbang.
Cara Pembersihan dan Perawatan
Dicuci dengan sabun untuk menghhilangkan beberapa zat
l. Cawan Porselen
Pengertian
Cawan porselen digunakan sebagai wadah untuk bahan berupa padatan dalam skala kecil.
Cara Kerja
Larutan yang akan dikristalisasi dimasukkan ke dalam cawan porselen kemudian dipanaskan
diatas Bunsen yang telah diberi klawat kasa dan diberi penyangga kaki tiga.
Cara Pembersihan dan Perawatan

Dicuci degan air dan sabun untuk menghilangkan beberapa zat

m. Kertas lakmus

Pengertian

11
campuran zat pewarna berbeda yang larut dalam air yang diekstrak dari lumut. Campuran ini
sering diserap ke dalam kertas saring untuk menghasilkan salah satu bentuk tertua dari indikator pH,
yaitu kertas lakmus, yang digunakan untuk menguji kadar keasaman bahan
Prinsip Kerja
Menentukan asam basa suatu larutan. Lakmus merah akan berwarna biru ketika berada pada
larutan yang bersifat basa. Sebaliknya lakmus biru akan berwarna merah ketika berada pada larutan
yang bersifat asam.
Cara kerja
Robek kertas lakmus (setengah bagian) kemudian celupkan pada larutan yang ingin diketahui
sifatnya. Bila kertas lakmus biru berubah menjadi merah berarti larutan bersifat asam. Jika kertas
lakmus biru tidak berubah warna berarti bersifat basa atau netral. Bila lakmus merah berubah biru
berarti larutan bersifat basa. Namun jika tidak berubah warna berarti bersifat asam atau netral.
n. Mortir

Pengertian

alat yang terbuat dari porselin, digunakan untuk menggerus atau menghaluskan sampel
padatan menjadi serbuk.

Prinsip kerja

Menghaluskan bahan padatan

Cara Kerja

Siapkan alat dalam keadaan kering dan bersih. Masukkan zat yang berbentuk tablet/padat yang
akan dihaluskan dengan bantuan stamper. Setelah digunakan,bersihkan mortir.

Cara pembersihan dan perawatan

cuci dengan sabun, bilas hingga bersih lalu keringkan.

2.6 MSDS BAHAN LABORATORIUM


12
a. MSDS NaOH

Sifat-sifat Fisik

Rumus molekul : NaOH


Massa molar : 39.99711 g/mol mol Penampilan :
putih solid, hidroskopis Kepadatan : 2.13 g/cm 3
Titik lebur : 318 °C, 591 K, 604 °F
Titik didih : 1388 °C, 1661 K, 2530 °F
Kelarutan dalam air : 1110 g/L (20 °
Kelarutan dalam etanol : 139 g/L
Kelarutan dalam metanol : 238 g/L
Kelarutan dalam gliserol : Larut
Keasaman (p K a) : ~13

Data fisik ditampilkan untuk solusi 5% natrium hidroksida

Penampilan : Jelas, solusi tidak berwarna. Bau :


Tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam air.
Kepadatan : 5% larutan: 1,05
pH : 14.0
% Volatil dengan volume @ 21C (70F) : informasi tidak ditemukan

Sifat Kimia
NaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain.
Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkandi udara akan cepat
menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut
dalam eter.
NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna
putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natriumdan hidroksida.

13
Identifikasi Bahaya

Penampilan: Bahaya.! Putih Korosif. Penyebab mata dan kulit terbakar. Higroskopik. Dapat
menyebabkan iritasi saluran pernapasan parah dengan kemungkinan luka bakar. Dapat
menyebabkan iritasi saluran pencernaan berat dengan luka bakar.

Target Organ: Mata, kulit, selaput lendir.


Potensi Efek Kesehatan

Mata : menyebabkan mata terbakar. Menyebabkan konjungtivitis kimia penyebabkerusakan


kornea.

Kulit : Penyebab kulit terbakar. Dapat menyebabkan ruam kulit (dalam kasus-kasus ringan), dan
kulit dingin dan lembap dengan sianosis atau warna pucat

Tertelan : Dapat menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan.
Menyebabkan luka bakar saluran pencernaan. Dapat menyebabkan perforasi dari saluran
pencernaan. Penyebab sakit parah, mual, muntah, diare, danshock. Dapat menyebabkan
kerusakan permanen jaringan dan korosi dari kerongkongan dan saluran pencernaan.

Terhirup : Iritasi dapat menyebabkan pneumonitis kimia dan edema paru. Penyebabparah iritasi
saluran pernapasan bagian atas dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas, dan koma
mungkin. Menyebabkan luka bakar pada saluran pernafasan.

Kronis : kontak kulit berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan dermatitis. Efek
mungkin tertunda.

14
Tindakan Pertolongan Pertama

Mata : Dalam kasus kontak, siram mata segera dengan banyak air selama minimal 15 menit.
Mendapatkan bantuan medis dengan segera.
Kulit : Dalam kasus kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit
saat mengeluarkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Mendapatkan bantuan medis dengan
segera. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Jika tertelan : Jika tertelan, jangan dimuntahkan. Mendapatkan bantuan medis dengansegera. Jika
korban sepenuhnya sadar, berikan satu mangkuk air. Jangan pernah memberikan sesuatu melalui
mulut kepada orang yang tidak sadar.
Inhalasi : Jika dihirup, lepaskan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan.
Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan bantuan medis.

b. HCl

SIFAT KIMIA DAN SIFAT FISIKA


Bentuk :cair
Warna :tidak berwarna
Bau :Tak berbau
Ambang Bau :Tidak berlaku
pH :1,2 pada 20 °C
Densitas :1,00 g/cm3 pada 20 °C
Kelarutan :dalam air pada 20 °C larut
Sifat peledak :Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak

Identifikasi bahaya
Dapat menyebabkan iritasi dan terbakar. Berbahaya jika tertelan. Hindari uap ataupun asapnya.
Gunakan dlm ventilasi cukup. Hindari kontak dgn mata, kulit atau pakaian. Cuci tangan dengan
bersih setelah memegang. Simpan rapat-rapat. Kondisi yang paling buruk: Korosif ! Orang
dengan kulit yang sudah ada sebelumnya, mata dan gangguan pernapasan mungkin lebih rentan.
Akut: iritasi parah atau luka bakar pada kulit, mata, saluran pernapasan dan saluran pencernaan.

15
Kronis: Dermatitis, erosi gigi, kerusakan mata.

Tindakan pertolongan pertama


Pertolongan Pertama: Panggil dokter.
KULIT : bila terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air paling sedikit 15 menit saat
membersihkan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Bersihkan secara menyeluruh pakaian
dan sepatu sebelum digunakan lagi.
MATA : basuh mata dg air selama paling sedikit 15 menit, buka tutup pelupuk mata beberapa
kali. Cari pertolongan medis.
PERNAPASAN : Segera cari udara segar. Jika tidak bisa bernapas, berikan pernapasan buatan,
jika masih sulit bernapas, berikan oksigen.
TERTELAN : Berikan beberapa gelas susu atau air. Akan terjadi beberapa kali muntah, tapi
JANGAN DIPAKSAKAN. Jangan memasukkan apapun kedalam mulut orang yang tidak sadar.

NH3
Identifikasi :
Bahan Sifat kimiawi : Larutan amoniak dalam air.
Sinonim : Ammonium hydroxide solutions; ammonia aqueous ; ammonia liquor, ammonia water.
Rumus Kimia : NH3 Solution, NH4OH in H2O
Berat Molekul : NH3 Solution : 17.03 g/mol, NH4OH:35.05 g/mol No. CAS :1336-21-6

Sifat fisika dan kimia


Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : pedih
Ambang Bau : 0,02 - 70,7 ppm Amonia
pH : pada 20 °C alkali kuat
Titik lebur : -57,5 °C
Titik didih : 37,7 °C pada 1.013 hPa.
Ledakan : Terendah batas ledakan 15,4 %(V) Tertinggi batas ledakan 33,6 %(V)

16
Tekanan uap : 483 hPa pada 20 °C
Kerapatan : uap relatif
Densitas : 0,903 g/cm3 pada 20 °C
Kelarutan : dalam air pada 20 °C larut

Identifikasi bahaya
Larutan Amonia tidak mudah terbakar, tetapi dapat membentuk campuran amo nia/udara yang
dapat terbakar dengan penggasan. Api ambient dapat melepaskan uap yang berbahaya. Kebakaran
dapat menyebabkan berevolusi: nitrogen oxides. Hindari kontak dengan kulit dan mata. Hindari
menghirup uap atau kabut. Toksisitas inhalasi akut Tanda-tanda: iritasi mukosa, Batuk, Napas
tersengal, bronkitis, Kerusakan yang mungkin :, kerusakan saluran pernapasan.

Tindakan Pertolongan Pertama


Saran Umum : Pemberi pertolongan pertama harus melindungi dirinya.
Jika terhirup : hirup udara segar. Panggil dokter.
Terkena kulit : Tanggalkan segera semua pakaian yang terkontaminasi. Bilaslah kulit dengan air/
pancuran air yang banyak. Hubungi dokter .
Terkena mata : Bilas dengan air yang banyak selama minimal 15 menit , angkat kelopak mata
bagian atas dan bawah sesekali. Segera dapatkan bantuan medis / periksakan ke Dokter mata.
Jika tertelan : beri air minum kepada korban (paling banyak dua gelas), hidari muntah
(resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba menetralisir.

c. Asam asetat
Sifat Fisika dan Kimia
Bentuk : cair
Warna : tidak berwarna
Bau : pedih
Ambang Bau : 0,2 - 100,1 ppm
pH : 2,5 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur : 17 °C
Titik didih : 116 - 118 °C pada 1.013 hPa

17
Titik nyala : 39 °C Metoda: c.c.
Sifat : mudah-menyala (padatan, gas)
Batas ledakan : 4 %(V) Batas ledakan atas 19,9 %(V)

Identifikasi bahaya
Mudah-menyala. Mengakibatkan luka bakar yang parah. Jangan menghirup uap. Jika kena mata,
segera bilas dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis. Jika terjadi kecelakaan atau jika
merasa tidak enak badan, segera dapatkan bantuan medis.
Irritasi dan korosi, efek iritan, bronkitis, Napas tersengal, sesak lambung, Mual, Muntah, Sistem
peredaran terganggu, guncangan Resiko kornea berkabut. Resiko kebutaan.

Tindakan pertolongan pertama


Setelah terhirup: hirup udara segar. Panggil dokter. Setelah kontak dengan kulit: cuci dengan air
yang banyak. Oles dengan polyethylene glycol 400. Segera lepaskan pakaian yang
terkontaminasi. Segera panggil dokter. Setelah kontak dengan mata: Bilas dengan banyak air
dengan kelopak mata membuka, lindungi mata yang tidak terkena bahan (sekurangnya 10 menit).
Cari pertolongan medis sesegera mungkin! Setelah tertelan: beri air minum kepada korban (paling
banyak dua gelas), hidari muntah (resiko perforasi!). Segera panggil dokter. Jangan mencoba
menetralisir.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Standar Operasional Prosedur laboratorium adalah seperangkat aturan atau tata cara untuk
menunjukkan tahapan secara jelas, yang mengatur kegiatan dan sikap laboran/praktikan agar dapat
menjalankan kegiatan di dalam laboratorium dengan baik. Standar operasional prosedur
diperlukan untuk menjaga agar kegiatan yang berlangsung di laboratorium menjadi lebih tertata
dan terstruktur. Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium mengatur kegiatan-
kegiatan yang dilakukan sebelum praktikum, selama praktikum, selesai praktikum dan peraturan-
peraturan lain. Standar Operasional kerja juga meliputi panduan umum keselamatan terhadap
berbagai bahaya di laboratorium maupun prosedur peminjaman dan pengembalian alat.

19
DAFTAR PUSTAKA

HARTATI, R. (2012). Pengelolaan Laboratorium Kimia Di Sma Negeri 2 Salatig (Doctoral


dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Syakbania, D. N., & Wahyuningsih, A. S. (2017). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Laboratorium Kimia. HIGEIA (Journal of Public Health Research and
Development), 1(2), 49-57.
Wiratma, I. G. L. (2014). Pengelolaan laboratorium kimia pada SMA Negeri di Kota
Singaraja:(Acuan pengembangan model panduan pengelolaan laboratorium kimia
berbasis kearifan lokal tri sakti). JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 3(2).
WATI, N., & DAHLIA, M. D. (2020). PENGEMBANGAN STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP) KETERAMPILAN DASAR PRAKTIKUM KIMIA (Doctoral
dissertation, Universitas Pendidikan Ganesha).

20

Anda mungkin juga menyukai