Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN LABORATORIUM
STANDAR KERJA DI LABORATORIUM (TATA TERTIB, SOP)

OLEH
KELOMPOK 5

1. YANDRI ALFRED DOOH (1901040025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat
yang diberikan kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
tentang Standar Kerja Di Laboratorium (Tata Tertib, SOP) dengan baik.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengajar yang
memberikan tugas ini, kiranya tugas ini dapat memberikan pengetahuan kepada
kami dalam hal mengenai Manjemen Laboratorium.
Kami pun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan masukan yang membangun kami
nantikan untuk penyempurnaan penulisan selanjutnya.

Kupang, September 2020

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................ 4
1.3 TUJUAN PENULISAN.................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 6
BAB III PENUTUP..................................................................................... 18
3.1 KESIMPULAN............................................................................... 18
3.2 SARAN........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau Praktikan,
dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium tak akan lepas
dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan, baik yang
bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan
yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak
jarang berisiko tinggi bagi Praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak
mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan.
Para pengguna laboratorium harus memahami sekaligus menerapkan
peraturan penggunaan dan pengelolaan laboratorium agar mencegah resiko-resiko
yang akan terjadi di laboratorium. Peraturan penggunaan dan pengelolaan
laboratorium tercantum dalam Standar Operasional Prosedur (SOP). Standar
Operasional Prosedur adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai
suatu petunjuk atau direktif. Standar Operasional Prosedur diperlukan sebagai
standar kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. Oleh karena itu aturan
yang ada dalam Standar Operasional Prosedur semestinya dapat menjadi patokan
dan acuan dalam bekerja di laboratorium.
Berdasarkan alasan diatas perlu disusun suatu makalah yang mengulas
mengenai Standar Kerja di Laboratorium (Tata Tertib, SOP) agar menjadi dapat
acuan, pedoman dan aturan dalam setiap kegiatan yang berlangsung di
laboratorium. Standar Operasional Prosedur ini diharapkan dapat diterapkan
sebagaimana fungsinya.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian Standar Operasional Prosedur laboratorium?
2. Bagaimana fungsi Standar Operasional Prosedur laboratorium?

4
3. Apa tujuan adanya Standar Operasional Prosedur laboratorium?
4. Apa saja Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium?
5. Bagaimana panduan menjaga keselamatan dalam penggunaan peralatan
laboratorium?
6. Bagaimana standar operasional prosedur peminjaman alat/barang/sarana
dan prasarana laboratorium?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian Standar
Operasional Prosedur laboratorium, dan fungsi Standar Operasional Prosedur
laboratorium, mengetahui tujuan adanya Standar Operasional Prosedur
laboratorium, dan kemudian menerapkan Standar Operasional Prosedur saat
bekerja di laboratorium.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Operasional Prosedur


Standar Operasional Prosedur merupakan bagian yang sangat penting
dalam menjalin ketertiban suatu proses kerja. Hakekatnya Standar Operasional
Prosedur digunakan untuk menghindari terjadinya miskomunikasi, konflik dan
permasalahan pada pelaksanaan tugas/pekerjaan dalam suatu organisasi.  Standar
Operasional Prosedur dibuat untuk menjaga keseragaman pola kerja dan kualitas
dari sebuah proses yang akan dilaksanakan.
Standar Operasional Prosedur juga dapat didefinisikan sebagai aturan,
pedoman dan tata cara tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku anggota
suatu organisasi, dapat dikatakan bahwa Standar Operasinal Prosedur mengatur
segala aktivitas yang ada dalam organisasi tersebut termasuk bagaimana proses
pekerjaan dilakukan, siapa yang harus mengerjakan, siapa yang harus bertanggung
jawab, kapan dilakukan dan keterangan-keterangan pendukung lainnya.
Pedoman yang baku seperti Standar Operasional Prosedur diperlukan
dalam pelaksanaan kegiatan di laboratorium. Sebagaimana halnya Standar
Operasional Prosedur yang lain, Standar Operasional Prosedur yang ada di
laboratorium juga dibuat untuk menjalin ketertiban  dan kedisiplinan pelaksanaan
kegiatan yang ada, seperti praktikum atau kegiatan percobaan dan penelitian
lainnya. Standar Operasional Prosedur tersebut disusun secara teliti  dan
mendetail dengan mempertimbangkan berbagai faktor kebutuhan sehingga dapat
berjalan dengan jelas, efektif dan mudah digunakan oleh pelaksana.
“Standar operasional prosedur kerja di laboratorium adalah petunjuk atau
pedoman yang menunjukkan bagaimana laboran harus bersikap dengan benar
dalam melakukan tindakan di laboratorium. Standar operasional prosedur atau
disingkat SOP dalam sebuah laboratorium sangat diperlukan dalam upaya
membentuk sistem pelayanan dan pengelolaan laboratorium yang
ideal.” (Silaban, 2013).

6
Standar Operasional Prosedur yang ada di laboratorium disesuaikan
dengan standar keselamatan dan kesehatan.  Langkah-langkah operasional ini
dilaksanakan dalam rangka memperlancar proses kerja di laboratorium agar dapat
berjalan dengan benar serta dilaksanakan sesuai ketentuan, sehingga
memiliki output yang sama dan terstandar.

2.2 Fungsi Standar Operasional Prosedur Bekerja di Laboratorium


Standar Operasional Prosedur merupakan komponen yang sangat penting
dalam kegiatan di laboratorium, bahkan Standar Operasional prosedur harus ada
sebelum kegiatan tersebut dilakukan. Pentingnya Standar Operasional prosedur
tersebut dapat dilihat dari fungsi dan peranannya dalam menilai apakah pekerjaan
atau kegiatan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak.
Standar Operasional Prosedur memiliki beberapa fungsi yang saling
berkaitan. Fungsi Standar Operasional prosedur tersebut antara lain:
1.  Sebagai dasar acuan dalam melaksanakan kegiatan
Standar Operasional Prosedur merupakan hal yang mendasari suatu kegiatan,
artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan akan mengacu pada
Standar Operasional Prosedur tersebut, tanpa adanya Standar Operasional
Prosedur maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan sesuai dengan  yang
diharapkan.
2.    Menjaga kedisiplinan dan konsistensi kerja pelaksana maupun pengguna
dalam melaksanakan kegiatan
Kedisiplinan merupakan hal yang sangat sulit untuk diterapkan terutama
dalam kegiatan di laboratorium. Kedisiplinan ini bukan hanya harus dimiliki oleh
laboran saja, namun juga harus dimiliki oleh petugas dan pegawai laboratorium
yang terkait. Oleh karena itu, adanya Standar Oprasional Prosedur inilah yang
membantu untuk menciptakan kedisiplinan yang lebih baik.
3.   Memperjelas kesulitan, masalah-masalah dan penyimpangan yang terjadi saat
pelaksanaan kegiatan
Setiap kegiatan tentu akan mengalami kesulitan, masalah-masalah dan
penyimpangan dalam pelaksanaannya. Permasalahan tersebut akan lebih mudah

7
untuk ditemukan dan diatasi jika terdapat Standar Operasional Prosedur yang
mengaturnya.
4.   Membantu  dalam mengembangkan dan mengevaluasi setiap proses
operasional di laboratorium
Keberadaan Standar Operasional Prosedur dapat membantu mengembangkan
dan mengevaluasi proses operasional di laboratorium. Hal ini berkaitan erat
dengan fungsi Standar Operasional Prosedur sebagai alat yang mempermudah
untuk menemukan masalah dan kesulitan dalam kegiatan, dengan ditemukannya
kesulitan tersebut maka proses operasional kerja dapat diperbaiki dan dievaluasi
agar menjadi lebih baik lagi.
5. Menjaga ketertiban praktikan dalam pelaksanaan kegiatan
Masalah ketertiban berkaitan erat dengan kedisiplinan, namun ketertiban
dalam hal ini bukan hanya mencakup pelaksanan tugas atau kerja saja tetapi juga
mencakup fungsi untuk mengontrol perilaku pelaksana tersebut. ketertiban ini
diperlukan dalam menjaga agar kegiataan dapat terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan.
6.  Menjadi dasar hukum yang kuat dalam menghadapi penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi
Dasar hukum menjadi hal yang sangat penting keberadaannya karena sering
terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan di laboratorium. Dasar
hukum ini dapat menjadi acuan dan pedoman dalam mengatasi penyimpangan
tersebut. Standar Operasional Prosedur dalam hal ini dapat menjadi dasar hukum
atau penengah terhadap permasalahan itu.

2.3 Tujuan Standar Operasional Prosedur Saat Bekerja di Laboratorium


Standar Operasional Prosedur memiliki tujuan penting dalam setiap
kegiatan yang dilakukan di laboratorium. Standar Operasional Prosedur dibuat
dengan maksud dan tujuan tertentu, sehingga memberikan manfaat bagi pihak
yang bersangkutan. Tujuan Standar Operasional Prosedur antara lain:

8
1.   Memastikan bahwa setiap, langkah, keputusan, tindakan dan penggunaan
fasilitas dilakukan secara sistematis dan sesuai
Setiap pelaksaan kegiatan perlu dipastikan apakah langkah, keputusan,
tindakan dan penggunaan fasilitas yang ada dilakukan secara sistematis dan
sesuai. Hal ini tentu dibutuhkan agar tidak terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaannya dan hasil yang diperolehpun sesuai dengan yang direncanakan.
2. Menjaga dan menjamin keselamatan pengguna, praktian atau laboran saat
melakukan kegiatan di laboratorium
Kecelakaan kerja dapat terjadi saat melakukan kegiatan di laboratorium, baik
karena unsur kesengajaan atau tidak, namun apabila laboran mengikuti dan
menjalankan Standar Operasional Prosedur dengan benar, maka kecelakaan
tersebut dapat diminimalisir atau bahkan tidak akan terjadi.
3.   Mengawasi pekerjaan atau kegiatan agar dapat dilaksanakan secara efisien
dan konsisten
Standar Operasional Prosedur dapat membantu dan mengawasi petugas
maupun laboran dalam melaksanakan tugasnya di laboratorium dengan baik.
Konsistensi dan efisiensi tersebut dapat terwujud apabila petugas maupun laboran
tersebut menjalankan Standar Operasional Prosedur dengan tertib.
4.    Menentukan pembagian kerja dan wewenang dari pelaksana yang terkait
Tugas dan wewenang petugas maupun laboran terkadang tidak dijalankan
dengan semestinya, dengan adanya aturan-aturan dalam Standar Operasional
Prosedur diharapkan agar petugas dan laboran dapat lebih bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya.
5.   Meminimalisir kesalahan dan inefisiensi dalam melakukan pekerjaan
Standar Operasional Prosedur memuat hal-hal yang cukup berpengaruh
dalam menghindari kegagalan, kesalahan dan inefisiensi yang terjadi. Salah satu
contoh inefisiensi adalah terkait penggunaan alat dan bahan yang digunakan
dalam kegiatan.
6. Membatasi tugas dan kerja pelaksana yang terkait
Pembatasan tugas dan kerja dalam kegiatan diperlukan agar memudahkan
pelaksana dalam mengerjakannya, selain itu pembatasan tersebut akan membuat

9
pekerjaan pelaksana menjadi lebih maksimal. Pembatasan tugas ini merupakan
tujuan keberadaan Standar Operasional Prosedur.

2.4 Standar Operasional Prosedur saat Bekerja di Laboratorium


Standar Operasional bekerja di laboratorium meliputi peraturan sebelum
praktik, selama praktik, selesai praktik dan beberapa peraturan-peraturan lain.
peraturan-peraturan tersebut antara lain:
a.    Sebelum praktikum
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan praktikum meliputi
prosedur persiapan alat dan tempat kegiatan. Prosedur tersebut antara lain yaitu :
1.    Ketua Program Studi bersama dengan Kepala laboratorium, teknisi, analis
serta laboran mengadakan rapat untuk membahas kesiapan kegiatan praktik
dua pekan sebelum kegiatan tersebut mahasiswa dilakukan;
2.    Kepala Laboratorium bersama dengan teknisi dan laboran mengecek
kesiapan dan kelayakan alat yang akan digunakan dalam praktikum sejak
satu pekan sebelum kegiatan praktikum dimulai;
3.    Kepala dan penanggungjawab laboratorium mengecek kesiapan job-
sheet masing- masing laboratorium;
4.    Laboran menyerahkan daftar catatan alat kepada mahasiswa untuk di isi
alat apa saja yang akan dipinjam dalam pelaksanaan praktikum;
5.    Laboran menyerahkan alat kepada ketua dan anggota kelompok
mahasiswa/dosen terkait;
6.    Mahasiswa atau dosen bersama dengan teknisi,  analis atau laboran
bersama-sama mengecek kelayakan alat yang dipinjam;
7.    Jika terjadi ketidaklayakan, alat akan dikembalikan kepada laboran atau
teknisi dan dicatat dalam buku kerusakan alat;
8.    Dosen penanggung jawab diwajibkan mengisi Berita Acara Praktikum yang
diketahui oleh penanggung jawab laboratorium sebelum melakukan
praktikum.

10
b.    Selama praktikum
Setelah dilakukan prosedur persiapan alat dan tempat praktikum saat sebelum
praktikum, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan selama kegiatan praktikum
berlangsung  diantaranya yaitu:
1.    Sebelum masuk ke ruangan praktikum,  mahasiswa harus menggunakan jas
praktik sesuai dengan ketentuan dan tidak membawa tas atau barang bawaan
lain yang tidak diperlukan dalam praktikum  masuk ke laboratorium;
2.    Mahasiswa harus mengisi buku daftar hadir yang telah disiapkan mulai jam
praktik sampai dengan selesainya kegiatan  praktik;
3.    Dosen menjelaskan cara penggunaan alat-alat praktikum  kepada mahasiswa
praktikan baik yang standar maupun yang dipinjam sesuai dengan fungsinya;
4.    Mahasiswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktik
dengan diamati oleh dosen pembimbing (jobsheet).

c.    Selesai praktikum
Setelah kegiatan praktikum dilaksanakan terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1.      Sebelum meninggalkan ruangan praktik, mahasiswa atau praktikan harus
membersihkan alat dan bahan yang digunakan dan kemudian
mengembalikannya kepada laboran atau teknisi;
2.      Teknisi atau laboran memeriksa kelayakan alat yang dipinjam, jika
rusak/hilang maka teknisi/laboran mencatat sebagai alat yang ditinggalkan
dan harus diganti oleh peminjam.

d.   Peraturan-peraturan lain
Selain peraturan sebelum praktikum, selama praktikum dan selesai praktikum
terdapat hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Peraturan-peraturan ini meliputi
peraturan yang mengontrol sikap dan kegiatan praktikan selama praktikum.
1.    Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, mahasiswa harus memahami
petunjuk penggunaan alat itu, sesuai dengan petunjuk penggunaan yang
diberikan atau disampaikan oleh penanggung jawab praktikum;

11
2.    Mahasiswa harus memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning) yang
biasa tertera pada badan alat, hal tersebut dimaksudkan agar mahasiswa
waspada dan terhindar dari kecelekaan karena kesalahan penggunaan alat
tersebut.
3.    Mahasiswa harus memahami fungsi atau kegunaan alat-alat praktikum dan
hanya menggunakan alat-alat tersebut untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau
kegunaannya. Menggunakan alat praktikum diluar fungsi atau peruntukannya
dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan membahayakan
keselamatan praktikan;
4.    Mahasiswa harus memahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum
serta  menggunakan alat-alat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya.
Menggunakan alat praktikum diluar rating dan jangkauan kerjanya dapat
menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan
praktikan;
5.    Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman dari
benda/logam tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut;
6.    Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan
atau sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan, karena hal
tersebut bisa saja merusak fungsi alat tersebut.

2.5 Panduan Umum Keselamatan Penggunaan Peralatan Laboratorium


Standar Operasional Prosedur pada dasarnya dibuat untuk menjaga
keselamatan praktikan selama berlangsungnya kegiatan praktikum. Untuk
mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi seluruh praktikan dan
penanggung jawab praktikum yang bersangkutan. Oleh karena itu, kepatuhan dan
ketertiban setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat
membantu mewujudkan praktikum yang aman. 
Standar Operasional Prosedur Laboratorium (Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) di laboratorium (Depkes RI, 2002) yaitu:
1. Pakailah jas laboratorium saat berada dalam ruang laboratorium. Tinggalkan jas
laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai bekerja.

12
2. Cuci tangan sebelum praktikum.
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu
tertutup).
4. Semua spesimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu
harus ditangani dengan sangat hati-hati.
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani
dengan hati-hati.
6. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.
8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset.
9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan
peralatan mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis.
10. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.
11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan
dari muka sewaktu membuka.
12. Bersihkan semua peralatan bekas pakai  dengan desinfektans larutan  klorin 0,5
% dengan cara merendam selama 20-30 menit.
13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja
dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.
14. Pakai sarung tangan rumah tangga  sewaktu membersihkan alat-alat
laboratorium dari bahan gelas.
15. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan
yang tajam.
16. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah
dengan penutup yang tepat.
17. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.

2.6   Standar Operasional Prosedur Peminjaman Alat/Barang/Sarana dan


Prasarana Laboratorium
Kegiatan praktikum di laboratorium tentunya membutuhkan berbagai alat
dan bahan. Alat dan bahan tersebut dapat dipinjam dari laboratorium sebelum

13
kegiatan praktikum berlangsung. Standar Operasional Prosedur peminjaman
alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki oleh laboratorium dalam hal
pertanggung jawabannya dipegang oleh Kepala laboratorium dan dibantu oleh
masing-masing Penanggung jawab laboratorium. Standar Operasional Prosedur
ini ditujukan untuk menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan
dalam meminjam inventaris alat/barang/sarana dan prasarana di bawah
pertanggung jawaban Kepala aboratorium dan Penanggung jawab aboratorium
yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan.
Sebelum melakukan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana dari
laboratorium terdapat kegiatan-kegiatan prosedural yang harus dilakukan.
Kegiatan-kegiatan ini diperlukan agar peminjam dapat bertanggung jawab penuh
dan menjadi bukti bahwa alat atau barang tersebut sedang dipinjam. Prosedur
tersebut meliputi:
a. Pengajuan surat permohonan peminjaman
Alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki dan menjadi
tanggung jawab Kepala laboratorium dan Penanggungjawab laboratorium, pada
dasarnya dapat dipergunakan oleh semua sivitas akademika. Oleh karena itu
semua sivitas akademika yang ingin mempergunakan alat/barang/sarana dan
prasarana tersebut, haruslah mengajukan surat permohonan peminjaman
alat/barang/sarana dan prasarana tersebut kepada Kepala laboratorium.
Surat permohonan pinjaman berisi nama peminjam, jabatan peminjam, bagian
peminjam, alamat peminjam (alamat kampus dan ruang), keperluan pinjaman
(acara, waktu dan tempat), lama peminjaman, serta nama barang yang akan
dipinjam dan jumlahnya.

b. Pengesahan permohonan pinjaman


Terdapat beberapa tahap pengesahan permohonan pinjaman di laboratorium
diantaranya yaitu:
1.    Alat/barang/sarana dan prasarana milik laboratorium yang akan dipinjam
tersebut, setelah melalui tahap pertama atau pengajuan surat permohonan
pinjaman akan segera ditindak lanjuti;

14
2.    Penanggungjawab laboratorium akan memeriksa surat permohonan pinjaman
tersebut dan Penanggung jawab laboratorium mempunyai hak kuasa penuh
untuk menerima atau menolak setiap surat permohonan pinjaman yang masuk
terutama melihat kepentingan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana
tersebut dengan diketahui oleh Kepala laboratorium. Selama permohonan
peminjaman tersebut untuk keperluan kegiatan bukan untuk kepentingan
pribadi, maka permohonan peminjaman tersebut akan diterima;
3.   Pemohon yang tertulis dalam surat permohonan peminjaman menjadi
penanggung jawab terhadap alat/barang/sarana dan prasarana yang
dipinjamnya;

c.  Pengisian surat pinjaman


Tahapan ketiga dari prosedur ini adalah pengisian surat pinjaman bagi
yang surat permohonan pinjaman telah diperiksa dan disetujui oleh
penanggung jawab laboratorium dan diketahui oleh Kepala laboratorium.

d.    Penyerahan pinjaman dan pengecekan awal


Setelah pemohon mengisi surat bukti peminjaman, langkah yang harus
dilakukan selanjutnya adalah menerima alat/barang/sarana dan prasarana
yang dipinjam tersebut dan melakukan pengecekan awal terhadap semua
barang yang dipinjam. Pemohon kemudian dapat mempergunakan
alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut untuk keperluan yang
dimaksud dan bertanggungjawab penuh terhadap alat/barang/sarana dan
prasarana pinjaman tersebut.

e.  Pengembalian pinjaman dan pengecekan akhir


Setelah alat atau barang tersebut selesai digunakan, maka alat harus
dikembalikan lagi kepada penangging jawab laboratorium. Berikut adalah
beberapa tahap pengembalian pinjaman dan pengecekan akhir di
laboratorium:
1.    Melakukan pengecekan akhir terhadap semua barang pinjaman dan harus
sesuai dengan kondisi awal pada saat barang tersebut dipinjam;

15
2.    Jika ternyata pada saat pengembalian, alat/barang/sarana dan prasarana
pinjaman tersebut dinyatakan rusak atau hilang sebelum
dikembalikan,  maka pemohon pinjaman harus bertanggungjawab
terhadap alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut dan harus
menggantinya.

f.  Pengisian surat pengembalian


Sebelum mengembalikan alat atau barang yang dipinjam, maka
peminjam harus mengisi surat pengembalian sebagai bukti bahwa alat
tersebut bukan lagi menjadi tanggung jawab peminjam. Tahapan pengisian
surat pengembalian di laboratorium adalah sebagai berikut:
1.   Pemohon mengisi tanggal pengembalian alat/barang/sarana dan
prasarana pinjaman tersebut;
2.   Setelah pemohon mengisi tanggal pengembalian, maka proses
peminjaman ini dinyatakan selesai.

g.  Ketentuan peminjaman bagi pihak luar


Peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana bagi pihak di luar sivitas
akademika juga mengikuti prosedur yang sama yang disebutkan pada poin-
poin di atas. Selain ketentuan-ketentuan tersebut, ada ketentuan tambahan
yang harus dipenuhi oleh peminjam dari pihak luar yaitu:
1. Peminjam harus menitipkan kartu tanda pengenal atau sejenisnya;
2.  Peminjam dikenakan biaya sewa, yang harganya sesuai dengan jenis
barang yang dipinjam. Harga sewa ditentukan sesuai dengan kesepakatan
pengelola laboratorium.

16
Contoh:
FORM PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM

Judul Praktikum                   :
Nama Mata Kuliah               :
Proram Studi                         :
Hari                                        :
Tanggal                                  :
No Nama Alat Merk Banyaknya Ket.
1
2
3
4
5

Mengetahui Yang menerima Staf yang


Kepala Laboratorium Dosen/asisten Praktikum memberikan

(...........................................) (...........................................) (...............................)


NIP.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Standar Operasional Prosedur adalah merupakan tata cara atau tahapan
yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu. Standar Operasional Prosedur berfungsi untuk memperlancar tugas
petugas/pegawai atau tim atau unit kerja, sebagai dasar hukum bila terjadi
penyimpangan, mengetahui dengan jelas hambatan-hambatan yang diperoleh dan
mudah dilacak, mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam
bekerja, dan sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin. Tujuan
Standar Operasional Prosedur adalah agar petugas/pegawai menjaga konsistensi
dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja,
mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiaptiap posisi dalam organisasi,
memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai
terkait, melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau
kesalahan administrasi lainnya, serta menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan,
duplikasi dan inefisiensi.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian pada makalah ini, kami selaku tim penyusun
menyarankan kepada pembaca agar memahami dan menerapkan peraturan atau
Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium. Setelah mengetahui
fungsi, tujuan Standar Operasional Kerja di Laboratorim, pembaca hendaknya
menyadari pentingnya Standar Operasional Prosedur untuk dilaksanakan. Hal ini
dimaksudkan agar menjamin keselamatan dan menghindarkan para laboran dari
kecelakaan kerja saat melakukan praktikum. Hal ini juga harus dilakukan agar
terciptanya kondisi kedisiplinan yang ideal di laboratorium dan penggunanya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ningsih, Dwi Cahyani. 2018.Https://Dwicahyaningsih083.Blogspot.Com/


2018/11/Makalah-Sop-Laboratorium. Html (diakses pada tanggal 12
September 2020)
Silaban, Dede Nova. 2014. Pengelolaan Laboratorium. http://novasilaban92 .
blogspot.com/2014/05/uts-penglab_6848.html. (diakses pada tanggal 12
September 2020)
sofiah, Atik. 2016. http://fis15aatiksofiah.blogspot.com/2016/11/makalah-standar-
operasional-prosedur-di.html (diakses pada tanggal 12 September 2020)

19

Anda mungkin juga menyukai