MANAJEMEN LABORATORIUM
STANDAR KERJA DI LABORATORIUM (TATA TERTIB, SOP)
OLEH
KELOMPOK 5
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas hikmat
yang diberikan kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
tentang Standar Kerja Di Laboratorium (Tata Tertib, SOP) dengan baik.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengajar yang
memberikan tugas ini, kiranya tugas ini dapat memberikan pengetahuan kepada
kami dalam hal mengenai Manjemen Laboratorium.
Kami pun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan masukan yang membangun kami
nantikan untuk penyempurnaan penulisan selanjutnya.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................ 4
1.3 TUJUAN PENULISAN.................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 6
BAB III PENUTUP..................................................................................... 18
3.1 KESIMPULAN............................................................................... 18
3.2 SARAN........................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Apa tujuan adanya Standar Operasional Prosedur laboratorium?
4. Apa saja Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium?
5. Bagaimana panduan menjaga keselamatan dalam penggunaan peralatan
laboratorium?
6. Bagaimana standar operasional prosedur peminjaman alat/barang/sarana
dan prasarana laboratorium?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Standar Operasional Prosedur yang ada di laboratorium disesuaikan
dengan standar keselamatan dan kesehatan. Langkah-langkah operasional ini
dilaksanakan dalam rangka memperlancar proses kerja di laboratorium agar dapat
berjalan dengan benar serta dilaksanakan sesuai ketentuan, sehingga
memiliki output yang sama dan terstandar.
7
untuk ditemukan dan diatasi jika terdapat Standar Operasional Prosedur yang
mengaturnya.
4. Membantu dalam mengembangkan dan mengevaluasi setiap proses
operasional di laboratorium
Keberadaan Standar Operasional Prosedur dapat membantu mengembangkan
dan mengevaluasi proses operasional di laboratorium. Hal ini berkaitan erat
dengan fungsi Standar Operasional Prosedur sebagai alat yang mempermudah
untuk menemukan masalah dan kesulitan dalam kegiatan, dengan ditemukannya
kesulitan tersebut maka proses operasional kerja dapat diperbaiki dan dievaluasi
agar menjadi lebih baik lagi.
5. Menjaga ketertiban praktikan dalam pelaksanaan kegiatan
Masalah ketertiban berkaitan erat dengan kedisiplinan, namun ketertiban
dalam hal ini bukan hanya mencakup pelaksanan tugas atau kerja saja tetapi juga
mencakup fungsi untuk mengontrol perilaku pelaksana tersebut. ketertiban ini
diperlukan dalam menjaga agar kegiataan dapat terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan.
6. Menjadi dasar hukum yang kuat dalam menghadapi penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi
Dasar hukum menjadi hal yang sangat penting keberadaannya karena sering
terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan di laboratorium. Dasar
hukum ini dapat menjadi acuan dan pedoman dalam mengatasi penyimpangan
tersebut. Standar Operasional Prosedur dalam hal ini dapat menjadi dasar hukum
atau penengah terhadap permasalahan itu.
8
1. Memastikan bahwa setiap, langkah, keputusan, tindakan dan penggunaan
fasilitas dilakukan secara sistematis dan sesuai
Setiap pelaksaan kegiatan perlu dipastikan apakah langkah, keputusan,
tindakan dan penggunaan fasilitas yang ada dilakukan secara sistematis dan
sesuai. Hal ini tentu dibutuhkan agar tidak terjadi penyimpangan dalam
pelaksanaannya dan hasil yang diperolehpun sesuai dengan yang direncanakan.
2. Menjaga dan menjamin keselamatan pengguna, praktian atau laboran saat
melakukan kegiatan di laboratorium
Kecelakaan kerja dapat terjadi saat melakukan kegiatan di laboratorium, baik
karena unsur kesengajaan atau tidak, namun apabila laboran mengikuti dan
menjalankan Standar Operasional Prosedur dengan benar, maka kecelakaan
tersebut dapat diminimalisir atau bahkan tidak akan terjadi.
3. Mengawasi pekerjaan atau kegiatan agar dapat dilaksanakan secara efisien
dan konsisten
Standar Operasional Prosedur dapat membantu dan mengawasi petugas
maupun laboran dalam melaksanakan tugasnya di laboratorium dengan baik.
Konsistensi dan efisiensi tersebut dapat terwujud apabila petugas maupun laboran
tersebut menjalankan Standar Operasional Prosedur dengan tertib.
4. Menentukan pembagian kerja dan wewenang dari pelaksana yang terkait
Tugas dan wewenang petugas maupun laboran terkadang tidak dijalankan
dengan semestinya, dengan adanya aturan-aturan dalam Standar Operasional
Prosedur diharapkan agar petugas dan laboran dapat lebih bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya.
5. Meminimalisir kesalahan dan inefisiensi dalam melakukan pekerjaan
Standar Operasional Prosedur memuat hal-hal yang cukup berpengaruh
dalam menghindari kegagalan, kesalahan dan inefisiensi yang terjadi. Salah satu
contoh inefisiensi adalah terkait penggunaan alat dan bahan yang digunakan
dalam kegiatan.
6. Membatasi tugas dan kerja pelaksana yang terkait
Pembatasan tugas dan kerja dalam kegiatan diperlukan agar memudahkan
pelaksana dalam mengerjakannya, selain itu pembatasan tersebut akan membuat
9
pekerjaan pelaksana menjadi lebih maksimal. Pembatasan tugas ini merupakan
tujuan keberadaan Standar Operasional Prosedur.
10
b. Selama praktikum
Setelah dilakukan prosedur persiapan alat dan tempat praktikum saat sebelum
praktikum, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan selama kegiatan praktikum
berlangsung diantaranya yaitu:
1. Sebelum masuk ke ruangan praktikum, mahasiswa harus menggunakan jas
praktik sesuai dengan ketentuan dan tidak membawa tas atau barang bawaan
lain yang tidak diperlukan dalam praktikum masuk ke laboratorium;
2. Mahasiswa harus mengisi buku daftar hadir yang telah disiapkan mulai jam
praktik sampai dengan selesainya kegiatan praktik;
3. Dosen menjelaskan cara penggunaan alat-alat praktikum kepada mahasiswa
praktikan baik yang standar maupun yang dipinjam sesuai dengan fungsinya;
4. Mahasiswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk praktik
dengan diamati oleh dosen pembimbing (jobsheet).
c. Selesai praktikum
Setelah kegiatan praktikum dilaksanakan terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Sebelum meninggalkan ruangan praktik, mahasiswa atau praktikan harus
membersihkan alat dan bahan yang digunakan dan kemudian
mengembalikannya kepada laboran atau teknisi;
2. Teknisi atau laboran memeriksa kelayakan alat yang dipinjam, jika
rusak/hilang maka teknisi/laboran mencatat sebagai alat yang ditinggalkan
dan harus diganti oleh peminjam.
d. Peraturan-peraturan lain
Selain peraturan sebelum praktikum, selama praktikum dan selesai praktikum
terdapat hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Peraturan-peraturan ini meliputi
peraturan yang mengontrol sikap dan kegiatan praktikan selama praktikum.
1. Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, mahasiswa harus memahami
petunjuk penggunaan alat itu, sesuai dengan petunjuk penggunaan yang
diberikan atau disampaikan oleh penanggung jawab praktikum;
11
2. Mahasiswa harus memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning) yang
biasa tertera pada badan alat, hal tersebut dimaksudkan agar mahasiswa
waspada dan terhindar dari kecelekaan karena kesalahan penggunaan alat
tersebut.
3. Mahasiswa harus memahami fungsi atau kegunaan alat-alat praktikum dan
hanya menggunakan alat-alat tersebut untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau
kegunaannya. Menggunakan alat praktikum diluar fungsi atau peruntukannya
dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan membahayakan
keselamatan praktikan;
4. Mahasiswa harus memahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum
serta menggunakan alat-alat tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya.
Menggunakan alat praktikum diluar rating dan jangkauan kerjanya dapat
menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan
praktikan;
5. Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman dari
benda/logam tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut;
6. Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan
atau sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan, karena hal
tersebut bisa saja merusak fungsi alat tersebut.
12
2. Cuci tangan sebelum praktikum.
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata dan sepatu
tertutup).
4. Semua spesimen harus dianggap infeksius (sumber penular), oleh karena itu
harus ditangani dengan sangat hati-hati.
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh karena itu harus ditangani
dengan hati-hati.
6. Tidak makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja.
8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset.
9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan
peralatan mekanik (seperti penghisap karet) atau pipet otomatis.
10. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar.
11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan kertas atau kain, atau jauhkan
dari muka sewaktu membuka.
12. Bersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektans larutan klorin 0,5
% dengan cara merendam selama 20-30 menit.
13. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja
dengan menggunakan larutan klorin 0,5 %.
14. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat
laboratorium dari bahan gelas.
15. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan
yang tajam.
16. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi di dalam kantong plastik atau wadah
dengan penutup yang tepat.
17. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.
13
kegiatan praktikum berlangsung. Standar Operasional Prosedur peminjaman
alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki oleh laboratorium dalam hal
pertanggung jawabannya dipegang oleh Kepala laboratorium dan dibantu oleh
masing-masing Penanggung jawab laboratorium. Standar Operasional Prosedur
ini ditujukan untuk menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan
dalam meminjam inventaris alat/barang/sarana dan prasarana di bawah
pertanggung jawaban Kepala aboratorium dan Penanggung jawab aboratorium
yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan.
Sebelum melakukan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana dari
laboratorium terdapat kegiatan-kegiatan prosedural yang harus dilakukan.
Kegiatan-kegiatan ini diperlukan agar peminjam dapat bertanggung jawab penuh
dan menjadi bukti bahwa alat atau barang tersebut sedang dipinjam. Prosedur
tersebut meliputi:
a. Pengajuan surat permohonan peminjaman
Alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki dan menjadi
tanggung jawab Kepala laboratorium dan Penanggungjawab laboratorium, pada
dasarnya dapat dipergunakan oleh semua sivitas akademika. Oleh karena itu
semua sivitas akademika yang ingin mempergunakan alat/barang/sarana dan
prasarana tersebut, haruslah mengajukan surat permohonan peminjaman
alat/barang/sarana dan prasarana tersebut kepada Kepala laboratorium.
Surat permohonan pinjaman berisi nama peminjam, jabatan peminjam, bagian
peminjam, alamat peminjam (alamat kampus dan ruang), keperluan pinjaman
(acara, waktu dan tempat), lama peminjaman, serta nama barang yang akan
dipinjam dan jumlahnya.
14
2. Penanggungjawab laboratorium akan memeriksa surat permohonan pinjaman
tersebut dan Penanggung jawab laboratorium mempunyai hak kuasa penuh
untuk menerima atau menolak setiap surat permohonan pinjaman yang masuk
terutama melihat kepentingan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana
tersebut dengan diketahui oleh Kepala laboratorium. Selama permohonan
peminjaman tersebut untuk keperluan kegiatan bukan untuk kepentingan
pribadi, maka permohonan peminjaman tersebut akan diterima;
3. Pemohon yang tertulis dalam surat permohonan peminjaman menjadi
penanggung jawab terhadap alat/barang/sarana dan prasarana yang
dipinjamnya;
15
2. Jika ternyata pada saat pengembalian, alat/barang/sarana dan prasarana
pinjaman tersebut dinyatakan rusak atau hilang sebelum
dikembalikan, maka pemohon pinjaman harus bertanggungjawab
terhadap alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut dan harus
menggantinya.
16
Contoh:
FORM PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM
Judul Praktikum :
Nama Mata Kuliah :
Proram Studi :
Hari :
Tanggal :
No Nama Alat Merk Banyaknya Ket.
1
2
3
4
5
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Standar Operasional Prosedur adalah merupakan tata cara atau tahapan
yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu. Standar Operasional Prosedur berfungsi untuk memperlancar tugas
petugas/pegawai atau tim atau unit kerja, sebagai dasar hukum bila terjadi
penyimpangan, mengetahui dengan jelas hambatan-hambatan yang diperoleh dan
mudah dilacak, mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam
bekerja, dan sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin. Tujuan
Standar Operasional Prosedur adalah agar petugas/pegawai menjaga konsistensi
dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja,
mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiaptiap posisi dalam organisasi,
memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai
terkait, melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau
kesalahan administrasi lainnya, serta menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan,
duplikasi dan inefisiensi.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian pada makalah ini, kami selaku tim penyusun
menyarankan kepada pembaca agar memahami dan menerapkan peraturan atau
Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium. Setelah mengetahui
fungsi, tujuan Standar Operasional Kerja di Laboratorim, pembaca hendaknya
menyadari pentingnya Standar Operasional Prosedur untuk dilaksanakan. Hal ini
dimaksudkan agar menjamin keselamatan dan menghindarkan para laboran dari
kecelakaan kerja saat melakukan praktikum. Hal ini juga harus dilakukan agar
terciptanya kondisi kedisiplinan yang ideal di laboratorium dan penggunanya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19